02 Persiapan Untuk Pemeriksaan Bakteri & Guna Kultur Bakter
02 Persiapan Untuk Pemeriksaan Bakteri & Guna Kultur Bakter
1. PENDAHULUAN
Bakteri dapat diperoleh dari mana-mana, misal dari rongga mulut, dari sela-
sela gigi, dari sisa-sisa makanan yang sudah basi. Biasanya kita mengadakan
pemiaraan dulu didalam cawan petri yang berisi zat-makanan atau medium. Asalkan
medium itu dibiarkan begitu saja terbuka, maka sehabis 24 jam akan kita dapati
berpuluh-puluh koloni bakteri dan jamur (cendawan) menutup permukaan medium
tersebut. Rebusan kentang yang sudah dikuliti ataupun jenang-dodol dapat kita
pergunakan sebagai medium yang sederhana. Di belakang akan diuraikan tentang
pembuatan medium untuk keperluan penelitian.
Koloni cendawan dapat segera dibedakan dari koloni bakteri; koloni
cendawan itu memperlihatkan benang-benang miselium. Koloni bakteri nampak
seperti sekelumit mentega, air susu atau percikan sari-buah yang kental.
Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa
didalam keadaan hidup ataupun didaklam keadaan mati. Pemeriksaan morfologi ini
perlu untuk mengenal nama bakteri disamping itu diperlukan juga sifat-sifat
fisiologinya, bahkan sifat-sifat fisiologi itu kebanyakan merupakan factor penentu
dalam mengenal nama spesiesnya.
1
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
Baik sekali jika kawat itu dibuat dari platina atau logam lain yang tidak mudah
berkarat.
d. Sebuah mikroskop biasa.
e. Nyala api, misalnya dari lampu Bunsen, yaitu sentir yang diisi dengan spritus. Api
ini perlu sekali untuk memijarkan kawat inokulasi. Tiap kali kawat itu akan dipakai
untuk memindahkan bakteri, haruslah sebelum dan sesudahnya dipijarkan supaya
benar-benar steril.
nama sarjana yang menemukan cara itu, misalnya pewarnaan inti disebut
pewarnaan secara Feulgen, kemudian ada pewarnaan secara Giemsa, pewarnaan
secara Gram, secara Neisser, dan masih banyak lagi. Zat warna yang digunakan
biasa biru metilen, merah safranin, ungu, hijau berlian dan lain-lainnya lagi.
Disamping itu zat warna biasa bersifat asam, netral atau basa.
4
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
f. Sediaan ditunggu keringnya, jangan dipanasi. Jika sudah kering, sediaan dapat
diperiksa dengan mikroskop, kalau perlu dengan menggunakan minyak cedar
(minyak imersi atau minyak celup). Jika dikehendaki, sediaan dapat ditutup
dengan kaca penutup sebelum di tempatkan diatas piringan mikroskop. Sediaan
yang diinginkan untuk disimpan lama perlu perlakuan sebagai berikut.
Permukaan yang mengandung bakteri ditetesi balsam kanada, kemudian ditutup
dengan kaca penutup yang bersih. Sebelum kering betul, sediaan tidak boleh
diletakkan miring. Sesudah balsam kanada kering betul, barulah sediaan dapat
dimasukkan kotak penyimpan sediaan, dalam posisi miring. Selanjutnya preparat
disimpan di dalam gelap lagi pula sejuk, agar supaya zat warna tidak lekas
luntur.
5
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
6
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
(250-270C), koloni baru ini dimasukkan dalam lemari es, untuk diperbaharui 2 atau 3
bulan lagi.
Cara lain untuk menyimpan kultur murni adalah dengan jalan liofilisasi yang
prosedurnya sebagai berikut:
Bakteri ditanam di dalam air susu yang tidak mengandung lemak atau didalam
serum yang steril. Setelah tumbuh diambillah 0,1 ml dari medium tersebut untuk
dimasukkan kedalam botol-botol kecil yang dari dalam telah dilapisi dengan alkohol
yang mengandung CO2 yang kental (temperatur -780C). Kemudian leher botol itu
dipijarkan sehingga tertutuplah botol berisi bakteri itu. Dalam keadaan demikian ini
bakteri dapat disimpan sampai bertahun-tahun, asal selalu ada dalam 40C.
7
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
8
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
Agar-agar merupakan zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.
Gelatin sebaliknya dapat diencerkan oleh enzim-enzim bakteri. Gelatin diperoleh
dari rebusan tulang-tulang, jadi gelatin itu zat serupa perekat.
sedang yang kedua merupakan sumber nitrogen. Medium ini buatan koser, dan
medium ini berguna untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari Escherichia
coli; yang pertama dapat hidup dalam medium ini, sedang yang kedua tidak.
Medium yang hanya cocok untuk spesies-spesies tertentu, dan tidak cocok untuk
spesies-spesies yang lain, itu disebut medium selektif.
Medium sintetik itu umumnya dibuat secara eksperimental. Medium ini tidak
menimbulkan zat-zat penolak, apabila masuk tubuh hewan atau manusia.
Selanjutnya medium sintetik itu berguna sekali sebagai medium dasar dalam
penyelidikan macam-macam vitamin, asam amino dan lain-lain. Penyelidikan
tentang ada tidaknya zat-zat tertentu dengan menggunakan mikroorganisme itu
disebut analisis zat jadi atau bio-assay.
disterilkan. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam
beberapa botolyang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar.
Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka, dan
temperatur akan terus-menerus naik sampai 1210C. Biasanya autoklaf sudah
diatur sedemikian rupa, sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada sebesar 15
lbs (pound) per inch persegi yang berarti 1 atmosfer per 1 cm 2. Perhitungan
waktu 15 atau 20 menit itu dimulai semenjak thermometer pada autoklaf
menunjuk 1210C. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup, dan dengan
demikian akan kita saksikan, bahwa suhu mulai turun sedikit demi sedikit,
demikian pula manometer. Autoklaf tidak boleh dibuka sembarangan. Jika
dilakukan hal demikian, maka isi botol yang ada diautoklaf akan meluap
kemana-mana. Kita menunggu sampai manometer menunjuk 0, barulah
autoklaf kita buka. Pendinginan dilakukan sedikit demi sedikit. Jika medium
mengandung vitamin, gelatin maka setelah sterilisasi sependek-pendeknya
dalam autoklaf, medium tersebut haruslah segera didinginkan sesudahnya
dikeluarkan dari autoklaf. Perlakuan ini pertlu untuk menghindarkan terurainya
zat-zat tersebut. Medium yang sudah steril dapat disimpan dalam lemari es.
4. Dengan Penyaringan (filtrasi). Medium disaring dengan saringan porselin atau
dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan
mengalami penguraian sama sekali. Hanya sayang, virus tak dapat terpisah
dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu, sehabis penyaringan,
medium masih perlu dipanaskan dalam autoklaf, meskipun tidak selam 15
menit dengan temperatur 1210C. Penyaringan dapat juga dengan
menggunakan saringan yang dibuat dari asbes, Saringan ini lebih murah dan
lebih mudah penggunaannya daripada saringan porselen. Saringan asbes
dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal
untuk dibuang, dan terlalu sulit untuk dibersihkan.
pada temperatur seperti tersebut diatas. Alat-alat yang belum bersih dan belum
kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering.
Pensterilan peralatan dapat pula dilakukan dengan gas etilen oksida. Hal ini
harus dikerjakan dengan hati-hati, karena ada bahaya letusan.
A. Menyiapkan Ruangan.
Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih dan bebas angin. Dinding ruang yang
basah menyebabkan butir-butir debu menempel kepadanya. Pada waktu
mengadakan inokulasi, baik sekali jika meja tempat inokulasi itu dibasahi dengan
kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan juga didalam suatu kotak berkaca.
Dalam laboratorium didalam untuk membuat vaksin, serum dan sebagainya, udara
yang masuk kedalam ruangan itu dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar
ultra-ungu.
12
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan
mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin
juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita
memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan
kultur murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu
murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini
sebagai sampel.
B. Dengan Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan mengambil
sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini
kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
Dengan demikian diperolehnyalah suatu kultur adukan. Setelah medium itu
mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni
masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti
tersebut diatas ini, maka akhirnya akan diperoleh kultur murni yang lebih
terjamin.
Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch yang sangat
berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan petri (petri dish). Pembantu yang
kedua adalah Hesse yang menemukan agar-agar untuk menggantikan gelatin.
Memang agar-agar ternyata lebih baik daripada gelatin untuk bahan pengental
suatu medium. Agar-agar tidak lekas mencair, titik cairnya 950C.
C. Dengan Penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu,
hanya sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.
Jika ujung kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan
suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa
waktu kemudian dari pada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah
koloni-koloni yang letaknya tersebar dipermukaan medium. Jika diadakan
pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan
diperoleh suatu kultur murni.
14
MK: MIKROBIOLOGI TEKNIK
DOSEN : Ir. Netti Herlina, MT.
15