Bab 5 Keterpaduan Strategi Kab DSR PDF
Bab 5 Keterpaduan Strategi Kab DSR PDF
Bab.5
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN
DELI SERDANG
Strategi pembangunan Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan visi dan misi, arah
kebijakan pembangunan infrastruktur, dan strategi pembangunan yang mengacu dari RPJMD
Kabupaten Deli Serdang, RTRW Kabupaten Deli Serdang, SPPIP, RI-SPAM dan RPKPP, RTBL
Kabupaten Deli Serdang. Strategi pembangunan ini disusun untuk memberikan arah dan pedoman
bagi penyelenggara pengembangan dan pembangunan infrastruktur khususnya bidang Cipta Karya
untuk mencapai tujuan strategis yang tepat sasaran dan terpadu.
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan
mempertimbangkan potensi dan masalah serta kedudukan wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam
wilayah regional yang lebih luas, dijelaskan bahwa penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli
Serdang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan
berwawasan lingkungan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan
perekonomian guna meningkatkan kemandirian pangan melalui sektor pertanian, perikanan dan
kelautan serta mewujudkan keterpaduan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam
mendukung Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.
e. Penyediaan prasarana dan sarana wilayah di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan
serta antar pusat kegiatan dengan seluruh wilayah di Kabupaten Deli Serdang;
f. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi, sumber daya energi,
dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kabupaten.
g. Peningkatan sektor-sektor ekonomi unggulan yang produktif dan berdaya saing tinggi;
h. Peningkatan luas dan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan melalui
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian;
i. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya;
j. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan;
k. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
wilayah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional, dan
l. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
m. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
n. Penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang dapat memantapkan peran dan
fungsi Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan
Perkotaan Metropolitan Mebidangro;
o. Penguatan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari kota-
kota di Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro;
p. Penyediaan prasarana dan sarana untuk kelancaran pelayanan di wilayah Kawasan Perkotaan
Metropolitan Mebidangro.
Tabel 5.2. Rencana Sistem Perkotaan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030
No. HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
1 Pusat Kegiatan Mebidangro • Pusat perdagangan dan jasa regional
Nasional (PKN) • Pusat distribusi dan kolektor barang & jasa
regional
• Pusat transportasi darat, laut, dan udara regional
• Pendidikan tinggi
• Industri
2 Pusat Kegiatan Lubuk Pakam; • Pusat pemerintahan kabupaten;
Lokal (PKL) • Perdagangan dan jasa;
• Kota transit;
• Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;
• Permukiman perkotaan
3 Pusat Pancur Batu • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan
Pelayanan terminal sayur);
Kawasan (PPK) • TOD (Transit Oriented Development);
• Pendidikan dan olah raga;
• Pariwisata;
• Perumahan dan permukiman.
Tanjung • Perdagangan dan jasa lokal;
Morawa • Industri;
• Perumahan dan permukiman.
Hamparan • Perdagangan dan jasa;
Perak • Industri;
• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);
• Pariwisata, dan
• Kegiatan Militer
• Perumahan dan permukiman.
Percut Sei • Perdagangan dan jasa regional;
Tuan • Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Perumahan dan permukiman.
• Industri;
• Pusat pendidikan dan olah raga;
Sunggal • Perdagangan dan jasa lokal;
• Industri;
• Perumahan dan permukiman.
• Pertanian;
Deli Tua • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk
sayuran);
• TOD (Transit Oriented Development);
• Pelayanan sosial
• Perumahan dan permukiman.
Pagar • Perdagangan dan jasa lokal;
Merbau • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman.
Batang Kuis • Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• TOD (Transit Oriented Development);
• Perumahan dan permukiman;
Sibolangit • Perdagangan dan jasa lokal;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 6
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
• Pariwisata;
• Agropolitan
• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam)
• Perumahan dan permukiman.
4 Pusat Galang • Perdagangan dan jasa lokal;
Pelayanan • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Lingkungan • TOD (Transit Oriented Development);
(PPL) • Militer
• Perumahan dan permukiman.
Gunung • Pengolahan pertanian;
Meriah • Kehutanan
Namo • Pengolahan pertanian;
Rambe • Perumahan
• Pariwisata
Bangun • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Purba • Perumahan dan permukiman;
Patumbak • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan;
• Industri;
• Perdagangan dan jasa.
STM Hulu • Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pariwisata
Kutalimbaru • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman;
• Kehutanan
Biru-biru • Pengolahan pertanian;
• Pariwisata
STM Hilir • Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
Labuhan • Pengolahan pertanian dan perikanan;
Deli • RTH;
• Industri
• Perumahan dan permukiman;
• Perdagangan dan jasa.
Pantai Labu • Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Transpotasi;
• Perdagangan dan jasa;
• Perumahan dan permukiman
Beringin • Pengolahan pertanian;
• Transpotasi;
• Perdagangan dan jasa;
• Perumahan dan permukiman
Sumber : Rencana
Gambar 5.1. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030
Tabel 5.3. Rencana Dan Fungsi Jaringan Jalan Kab. Deli Serdang Tahun 2030
NO RUAS JALAN KETERANGAN
I Jalan Arteri Primer (Eksisting)
1.1 Watas Serdang Bedagai – Lubuk Pakam – Tanjung Jalan nasional
Morawa – Medan.
1.2 Medan – Sunggal – Binjai. Jalan nasional
II Pengembangan Jalan Arteri Primer (Rencana)
2.1 Tanjung Morawa (Simpang Kayu Besar) – Telaga Sari Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
– Sena – Bandara Kualanamu. Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)
2.2 Watas Kota Medan (Jalan Kolonel Bejo) - Percut Sei Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Tuan (Bandar Setia) – Batang Kuis – Bandara Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)
Kualanamu
2.3 Simpang Penara – Bandara Kualanamu Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)
2.4 Lubuk Pakam – Beringin – Pantai Labu – Bandara Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Kualanamu Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk
keperluan Bandara Kualanamu)
2.5 Simp. Warung Seri – Sidoarjo II Ramunia – Pantai Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Labu - Bandara Kualanamu Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk
keperluan Bandara Kualanamu)
2.6 Lubuk Pakam – Bandara Kualanamu – Batang Kuis – Rencana Jalan Lingkar Luar
Percut Sei Tuan – Medan (Kecamatan Medan Mebidangro
Labuhan) – Hamparan Perak – Watas Langkat;
2.7 Bandara Kualanamu – Tanjung Morawa – Patumbak Rencana Jalan Lingkar Luar
– Deli Tua – Pancur Batu – Sunggal - Hamparan Mebidangro
Perak.
2.8 Jalan Lingkar Luar Kota Lubuk Pakam Usulan Rencana Jalan Lingkar Luar
Kota Lubuk Pakam
III Jalan Bebas Hambatan (eksisting)
3.1 Belawan – Medan – Tanjung Morawa
IV Jalan Bebas Hambatan (Rencana)
4.1 Medan – Deli Serdang - Binjai
4.2 Tanjung Morawa – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi
4.3 Lubuk Pakam – Kuala Namu
V Jalan Kolektor Primer 1
B. Terminal
Merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang berfungsi sebagai
pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Sistem jaringan utama, seperti
pelabuhan, terminal, dan sebagainya dikembangkan dalam rangka mendukung struktur ruang
wilayah. Konsentrasi pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Rencana peningkatan Terminal Tipe B (Lubuk Pakam) di Kecamatan Lubuk Pakam.
2. Rencana peningkatan Terminal Kota di Kecamatan Sunggal.
3. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C (pelayanan dalam kota) di Kecamatan Percut Sei
Tuan, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Beringin dan Kecamatan Pantai Labu.
4. Rencana Pembangunan Sub Terminal Perkotaan di Kecamatan Deli Tua, Patumbak dan
Pancur Batu.
5. Rencana Pembangunan sub terminal perdesaan di Kecamatan Sibolangit dan Gunung
Meriah.
6. Sampai dengan akhir tahun perencanaan seluruh Kota Kecamatan direncanakan telah
memiliki sub terminal.
Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri dari sistem persampahan, drainase, dan
sanitasi. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Sistem Persampahan
Penduduk Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2030 diperkirakan berjumlah 3.183.860 jiwa.
Implikasi perkembangan penduduk ini adalah bertambahnya jumlah timbulan sampah yang
diperkirakan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Agar dapat melayani
persampahan hingga tahun 2030, diperlukan penambahan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan yang antara lain meliputi alat angkut sampah, kontainer/TPS, sistem transfer
depo dan TPA.
B. Sistem Drainase
Drainase merupakan sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi
sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro
dari wilayah regional yang lebih luas.
Rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Pembangunan dan peningkatan kapasitas saluran drainase untuk mengatasi masalah
genangan air terutama di kawasan perkotaan, padat penduduk dan atau rawan banjir;
b. Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup dibangun pada kawasan perdagangan,
perkantoran dan kawasan komersil;
c. Pengembangan sistem tercampur (yaitu menyatukan air limbah dan air hujan dalam satu
satu saluran) dikembangkan untuk air limbah dari kegiatan non-domestik dan kegiatan
lainnya seperti air buangan dari kamar mandi, tempat cuci dan hasil kegiatan kantor
lainnya, sedangkan untuk menutupi kelemahan sistem ini dapat diatasi dengan membuat
saluran terbuka dari perkerasan dengan campuran kedap air.
Dengan memperhatikan kondisi sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini, diperlukan
penanganan yang lebih baik. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di
Kabupaten Deli Serdang adalah sistem pembuangan air limbah setempat ( on-site sanitation)
dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing
keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.
C. Sistem Sanitasi
Pengelolaan limbah domestik, baik berupa grey water maupun black water perlu dilakukan
terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan khususnya air bersih. Sistem
pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah sistem
pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi
rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.
Sedangkan Sistem off site direncanakan di daerah–daerah yang menjadi pusat kegiatan
komersil dan pusat pemerintahan dengan pertimbangan luas tanah terbatas serta kepadatan
relatif tinggi. Teknologi pengelolaan air limbah yang sebaiknya diterapkan di Kabupaten Deli
Serdang sampai akhir tahun perencanaan adalah sistem on-site dengan menggunakan sistem
tangki septik dengan bidang resapan. Sistem on-site dikembangkan pada wilayah dengan
tipologi :
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 15
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Deli Serdang baru
mencapai 2,5 % dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 1,79 % dan
sistem non perpipaan yang terlindungi 0,71 %.
Rencana penyediaan air bersih untuk Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
1. Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan melayani kawasan
perkotaan, pusat kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan. Daerah-daerah
ini merupakan daerah yang menjadi kawasan perkotaan yang tersebar di kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Deli Serdang.
2. Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari PDAM,
direncanakan melayani daerah diluar kawasan perkotaan. Daerah ini meliputi daerah-
daerah yang tidak termasuk dalam kawasan perkotaan Kabupaten Deli Serdang. Untuk
pengelolaannya dapat dilakukan oleh PDAM sendiri atau di serahkan kepada masyarakat
setempat dengan membentuk kelompok pemakai air.
3. Sistem penyediaan air bersih non PDAM dari pemerintah maupun dengan swadaya murni
dari masyarakat, sistem ini direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan
dari PDAM, terutama untuk wilayah perdesaan.
Untuk lebih jelasnya mengenai sistem jaringan prasarana di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
pada Gambar berikut.
selatan, antara lain di Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, STM Hulu, STM Hilir dan
Kecamatan Kutalimbaru.
2. Kawasan rawan gerakan tanah menengah, yaitu : daerah yang mempunyai potensi
Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Kawasan ini terdapat di Kecamatan
Bangun Purba.
Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu wilayah yang dapat dikategorikan
sebagai wilayah Kawasan Rawan Gelombang Pasang/Tsunami, karena berada pada
daerah dataran pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Kawasan
tersebut terdapat sepanjang ± 65 Km di sepanjang garis pantai Kabupaten Deli
Serdang, yang meliputi : Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan
dan Kecamatan Pantai Labu.
Kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang termasuk kedalam daerah rawan banjir
diantaranya; Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe,
Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai Labu, Batang Kuis, Beringin, Tanjung Morawa dan
Kecamatan Lubuk Pakam.
Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang rawan terkena angin puting beliung antara
lain : Kecamatan Beringin, Tanjung Morawa, Deli Tua, Patumbak, Batang Kuis, Lubuk
Pakam, Bangun Purba, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Sunggal, Pantai Labu, Pancur
Batu, Hamparan Perak, Gunung Meriah dan Kecamatan Kutalimbaru.
a. Kawasan peruntukan hutan produksi, Penetapan kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli
Serdang mengacu pada Finalisasi Usulan Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
: SK.44/Menhut-II/2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera
Utara. Luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli Serdang adalah ± 37.076,03 Ha,
yang tersebar di 8 (Delapan) kecamatan antara lain : Kecamatan Bangun Purba seluas ±
3.973,34 Ha; Kecamatan Kutalimbaru seluas ± 5.443,35 Ha; Kecamatan Namorambe seluas
± 1.104,76 Ha; Kecamatan Pancur Batu seluas ± 53,82 Ha; Kecamatan Biru-biru seluas ±
6.274,00 Ha; Kecamatan Sibolangit seluas ± 8.626,37 Ha; Kecamatan STM Hilir seluas ±
7.619,06 Ha; dan Kecamatan STM Hulu seluas ± 3.981,34 Ha.
b. Kawasan hutan rakyat; Kawasan hutan rakyat merupakan kawasan yang mempunyai fungsi
yang serupa dengan fungsi kawasan budidaya kehutanan di samping fungsi hidrologis/
pelestarian ekosistem dengan luas penutupan tajuk minimal 50 persen dan merupakan
tanaman cepat tumbuh dengan luas minimal 0,25 hektar.
Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi hutan rakyat seluas ± 38.520 Ha, dengan jenis
tanaman durian, kemiri, manggis, duku, mindi, mahoni, karet, petai, jengkol, asam glugur
dan sebagainya yang hampir tersebar di semua kecamatan, yaitu : Kecamatan Kutalimbaru,
Sibolangit, Namorambe, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba, Biru-biru,
Galang, Pancur Batu, Hamparan Perak, Pantai Labu, Pagar Merbau, Percut Sei Tuan,
Sunggal, Labuhan Deli, Patumbak, Beringin, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Deli Tua, dan
Kecamatan Batang Kuis.
c. Kawasan peruntukan pertanian, Peruntukan budidaya pertanian memiliki fungsi antara lain
menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil peternakan dan sebagai daerah
resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya serta membantu menyediakan lapangan kerja
bagi penduduk setempat.
Luas pertanian di Kabupaten Deli Serdang, yang sesuai untuk budidaya pertanian lahan
basah adalah 68.830 Ha (27,56% dari total luas wilayah Kabupaten Deli Serdang) yang
tersebar di beberapa kecamatan. Dari 22 (dua puluh dua) kecamatan yang ada di
Kabupaten Deli Serdang 15 (lima belas) kecamatan diantaranya merupakan lahan beririgasi
yang potensial dan perlu dipertahankan sebagai daerah pertanian lahan basah, antara lain :
Kecamatan Sibolangit, Kutalimbaru, Pancur Batu, Namorambe, STM Hilir, Galang, Tanjung
Morawa, Patumbak, Sunggal, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan, Pantai Labu, Beringin,
Lubuk Pakam dan Kecamatan Pagar Merbau.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 21
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Luas pertanian lahan kering di Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah
10.785 Ha (4,32 % dari total luas Kabupaten Deli Serdang). Pengembangan kawasan
pertanian lahan kering terutama diarahkan pada Kecamatan Gunung Meriah, Biru-biru,
Bangun Purba, Tanjung Morawa, Deli Tua, Hamparan Perak, Pancur Batu, Labuhan Deli,
Percut Sei Tuan, Batang Kuis, dan Kecamatan Pantai Labu.
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, untuk peruntukan kawasan permukiman adalah :
Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);
Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan
jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari - 100
liter/org/hari;
Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);
Drainase baik sampai sedang;
Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran
pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;
Tidak berada pada kawasan lindung;
Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;
Menghindari sawah irigasi teknis.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pola ruang di Kabupaten Deli Serdang tahun 2030 dapat
dilihat pada Gambar berikut :
d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi; dan/atau
e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
yang dapat di kembangkan di Kabupaten Deli Serdang antara lain :
Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading di Kecamatan Hamparan Perak dan Labuhan
Deli;
Kawasan Cagar Alam di Kecamatan Sibolangit;
Kawasan Ekosistem Leuser di Kecamatan Sibolangit dan Kecamatan Kutalimbaru;
Kawasan Taman Hutan Bukit Barisan di Kecamatan Sibolangit;
Kawasan Hutan Lindung di Kecamatan Gunung Meriah;
Kawasan Hutan Lindung Sempadan Pantai yang terdapat di sepanjang garis pantai di
Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuang dan Pantai Labu.
Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan – Ular – Padang.
Wilayah sungai lintas kabupaten, meliputi wilayah Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai
Belawan, Sungai Ular, Sungai Percut dan Sungai Belumai.
Tabel 5.6. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan RTRW
Waduk multifungsi
Lausimeme di Kecamatan
Biru-biru serta sungai di
Kecamatan Sibolangit dan
Gunung Meriah.
USULAN MERUPAKAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM LOKASI KSK
PENDANAAN PELAKSANA
UTAMA (YA/TIDAK)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Peningkatan sumber air baku bagi
seluruh Kecamatan di Kabupaten
Program Penyediaan Deli Serdang APBD Kab.
1 Air Baku Bagi Dinas PU
Permukiman Peningkatan sumber air baku bagi Deli Serdang
seluruh Kecamatan di Kabupaten
Deli Serdang
Program Pengembangan Sistem
Prasarana Persampahan
Re-design Tempat/Lahan
Pembuangan Akhir yang ada untuk
mencegah akibat yang ditimbulkan
kedepan.
Peninjauan terhadap kemungkinan
pembangunan TPA baru.
Program Pembangunan dan atau Dinas Cipta
Pengembangan Sistem penambahan TPS di seluruh APBD Kab. Karya
2 Prasarana wilayah perkotaan di kabupaten Deli Serdang danPertam
Persampahan Deli Serdang.
Pembangunan dan atau
bangan
penambahan TPS di seluruh
wilayah perkotaan di kabupaten
Deli Serdang.
Pengembangan Sistem Daur Ulang
Sampah yang berlokasi di TPA.
Pengembangan Pengelolaan
Limbah Bergerak.
Sumber: Hasil Analisis
Untuk lebih jelasnya mengenai Kawasan Strategis Kabupaten yang terdapat di wilayah Kabupaten
Deli Serdang, dapat dilihat pada Gambar berikut :
Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang berbeda, perlu
dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud dan menjadi Misi Kabupaten Deli Serdang,
yaitu:
- mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong pembangunan yang menjamin
pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,
infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang
berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif.
- Misi mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah mendorong pembangunan
akhlak mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif,
mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.
- mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang sejahtera dan bersatu dalam
kebhinekaan adalah mendorong pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang
adil guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu
menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.
- Misi penegakan hukum dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah mendorong
terciptanya supremasi hukum dan masyarakat yang taat hukum, menghilangkan praktek
diskriminasi hukum, mendorong pembangunan sistem yang akuntabel, transparan,
professional, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai fasilitator bagi semua stake
holdernya.
2. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur dan permukiman yang memadai baik kuantitas dan
kualitas
3. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.
4. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman
5. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.
Adapun perwujudan strategi dan arah kebijakan tersebut dijabarkan menurut fungsi yang
digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan program pembangunan sesuai
dengan urusan wajib dan pilihan, yaitu :
A. Urusan Wajib
1. Urusan Pendidikan
2. Urusan Kesehatan
3. Urusan Pekerjaan Umum
4. Urusan Perumahan
5. Urusan Penataan Ruang
6. Urusan Perencanaan Pembangunan
7. Urusan Perhubungan
8. Urusan Lingkungan Hidup
9. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
10. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12. Urusan Sosial
13. Urusan Ketenagakerjaan
14. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
15. Urusan Penanaman Modal
16. Urusan Kebudayaan
17. Urusan Pemuda dan Olahraga
18. Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri
19. Urusan Pemerintahan Umum
20. Urusan Kepegawaian Daerah
21. Urusan Ketahanan Pangan
22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
23. Urusan Statistik
24. Urusan Kearsipan
25. Urusan Komunikasi dan Informatika
26. Urusan Perpustakaan
B. Urusan Pilihan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pilihan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan
adalah: urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumberdaya Mineral, Pariwisata, Kelautan dan
Perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi.
Sesuai dengan prioritas Nasional yang dikaitkan dengan urusan rumah tangga yang menjadi
kewenangan kabupaten, prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai
berikut;
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan pembangunan pendidikan,
kesehatan dan perekonomian daerah;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 36
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
B. Analisis Makro
a. Pengembangan Bandara Kuala Namu dan Pusat Perdagangan
dan Jasa
• Pengembangan Bandar Udara Kuala Namu akan memberikan dampak bagi Desa Sekip,
karena desa ini akan menampung limpahan kegiatan dan orang dari kegiatan bandara
(Bandara-Desa Sekip ± 6 Km).
• Desa ini dihubungkan secara regional dengan stasiun KA dan jalinsum ± 500 m desa.
• Desa ini merupakan kawasan permukiman berbatasan langsung dengan pengembangan
pusat perdagangan dan jasa.
Zona patahan aktif terbesar di Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Namorambe;
Zona rawan bahaya gas beracun yang tersebar di Kecamatan Sibolangit, STM Hulu, dan
Kecamatan Gunung Meriah
2. Kawasan berpotensi rawan banjir, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran rencah di
sepanjang garis pantai sepanjang 65 Km, yang meliputi Kecamatan Hamparan Perak,
Kecamatan Labuhan Deli, Kecamatan Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Pantai Labu;
3. Kawasan berpotensi rawan longsor, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran tinggi
pada Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Biru-Biru, Kecamatan STM
Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kecamatan Gunung Meriah, dan Kecamatan Bangun Purba
4. Kawasan rawan tsunami dan gelombang pasang terdapat di sepanjang pantai Kecamatan
Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Pantai Labu
Berdasarkan hal-hal tersebut perlu dilakukan penanganan yang serius diantaranya program
perbaikan dan penyediaan. Hal ini dilakukan agar permasalahan ini tidak melebar. Diantara
program tersebut adalah perbaiakn jalan lingkungan, saluran drainase, penyediaan MCK dan
pengadaan fasilitas sosial.
A. Kawasan Prioritas
INDIKASI PROGRAM
PENYEPAKATAN
RENCANA AKSI
Berdasarkan kebijakan dan strategi permukiman dan infrastruktur kota Lubuk Pakam yang telah
dibahas, maka untuk mewujudkannya dibuat program-program strategis, strategi dan program
tersebut adalah sebagai berikut ;
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
B. Ppk-Pnpm Perdesaan
Pemantapan Pedagang
Pemindahan
NO STRATEGI PROGRAM
Tabel 5.9. Strategi Dan Program Air Minum Kota Lubuk Pakam
NO STRATEGI PROGRAM
C. Peningkatan Pelanggan
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
Tabel 5.13 :
Strategi Dan Program Jalan Kota Lubuk Pakam
NO STRATEGI PROGRAM
Meningkatkan Kualitas Jalan Kota 1. Program Peningkatan Jalan Kabupaten Deli Serdang
1.
Dan Jalan Lingkungan A. Peningkatan Kualitas Jalan Kabupaten
NO STRATEGI PROGRAM
Tabel 5.14 :
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dan Tata Ruang Kota Lubuk Pakam
NO STRATEGI PROGRAM
NO STRATEGI PROGRAM
Maupun Lingkungan A. Sosialisasi Fungsi Dan Manfaat Serta Pengelolaan
Taman Bermain Dan Lapangan Olah Raga Lingkungan
5.4.6. Indikasi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang
Indikasi Program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kota Lubuk Pakam
merupakan hasil dari penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur kota Lubuk Pakam, yang berupa penggabungan dari strategi, program, lead sector
serta pentahapan yang direncanakan selama 20 tahun yang terbagi dalam 5 (lima) tahunan, yakni 5
tahun I, 5 tahun II, 5 tahun III dan 5 tahun IV. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.14 :
Strategi dan Program Air Minum
Tabel 3.17 :
Strategi dan Program Persampahan
Tabel 3.18 :
Strategi dan Program Jalan
- Permasalahan Pengembangan
1. Terjadinya konversi lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan Budidaya, dari lahan
pertanian menjadi kawasan non pertanian/urban, sehingga berakibat terganggunya
ekosistem.
2. Tingginya laju pertumbuhan pemukiman di wilayah Kabupaten Deli Serdang, terutama
yang berbatasan dengan Kota Medan mengakibatkan volume limbah pemukiman seperti
sampah dan tinja bertambah besar.
3. Kegiatan industri di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang terdapat di Tanjung morawa
terletak di watershed Sungai Serdang, sehingga buangan limbah cair yang tidak
dikendalikan pada kawasan industri akan mencemari sungai Belumai/ Serdang. Hal yang
sama juga terjadi pada kegiatan industri dan pabrik Kecamatan Sunggal yang akan
mencemari Sungai Belawan. Limbah industri rumah tangga yang menyatu dengan kawasan
permukiman terdapat di wilayah Patumbak, Delitua dan Batang Kuis.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 62
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
- Faktor strategis
1. Letak wilayah geografis yang strategis merupakan satu – satunya alternatif yang dapat
menampung kejenuhan / limpasan pembangunan Kota Medan.
2. Pada kondisi 2010, di Kabupaten Deli Serdang terdapat 922.210 penduduk angkatan kerja
yang merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan sehingga
mendukung kegiatan pembangunan dan investasi di Kabupaten Deli Serdang.
3. Penempatan Bandar Udara Internasional di Kualanamu mempercepat pertumbuhan
perdagangan, jasa dan pemukiman.
4. Kabupaten Deli Serdang dilalui oleh jalan trans Sumatera sehingga mempermudah akses
angkutan barang dan orang antara kabupaten Deli Serdang dengan Wilayah lainnya di
Sumatera dan Jawa relatif lancar dan mendukung pembangunan ekonomi masyarakat.
Air
Sungai Instalasi
Ular Pengolahan Reser
Air voir
SPAM Deli Serdang dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang dan PDAM Tirta Deli.
SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang terdiri dari SPAM Ibukota
Kabupaten dan 6 SPAM IKK. SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Deli terdiri dari 7 kecamatan
yang dilayani dengan menggunakan jaringan perpipaan dan 6 Kecamatan yang bukan jaringan
perpipaan.
Gambar 5.7
Skematik SPAM Eksisting Bukan Jaringan Perpipaan
SPAM Pedesaan terdiri dari Jaringan Perpipaan (JP) dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). SPAM
Pedesaan untuk Jaringan perpipaan yang ada bersumber dari aliran sungai kecil dan mata air
dengan pengaliran secara gravitasi, pada umumnya SPAM ini dikelola oleh kelompok
masyarakat secara swadaya. Tidak ada SPAM Pedesaan Bukan Jaringan Perpipaan yang
dikelola institusi tertentu, masyarakat secara swadaya/ individual membuat SPAM non
perpipaaan berupa sumur gali/ sumur pompa.
SPAM yang dikelola Non PDAM/UPT terdapat 2 Kecamatan. SPAM ini dikelola oleh masyarakat
atau yayasan secara swadaya. SPAM yang dikelola Non PDAM/UPT hanya SPAM Ibukota
Kecamatan dengan Jaringan Perpipaan (JP).
SPAM Jaringan perpipaan yang ada bersumber dari aliran sungai kecil dan mata air dengan
pengaliran secara gravitasi, pada umumnya SPAM ini dikelola oleh kelompok masyarakat
secara swadaya dan Yayasan.
Tabel 5.20. SPAM IKK Perpipaan Non PDAM di Kabupaten Deli Serdang
No. Kecamatan SPAM Pengelolaan
1. Gunung Meriah Sungai+perpipaan+ HU Masyarakat
2. STM Hulu Mata Air+ perpipaan + HU Yayasan
Sumber : Survey Lapangan, 2012
Tabel 5.21. Kendala dan permasalahan aspek teknis operasional dan pemeliharaan
No Parameter Teknis Permasalahan
1 Unit air baku Debit berfluktuasi, kecil dan terbatas
Sulit melakukan pengelolaan
Kebijakan pengembangan SPAM dirumuskan dengan menjawab isu strategis dan permasalahan
dalam pengembangan SPAM. Secara umum kebijakan dibagi menjadi lima kelompok yang
ditentukan arahan kebijakan sebagai dasar dalam mencapai sasaran pengembangan SPAM untuk
memenuhi sasaran MDG baik jangka pendek tahun 2009 maupun jangka panjang 2015. Adapun
arahan kebijakan adalah:
1. Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh masyarakat Indonesia
2. Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari berbagai sumber secara
optimal
3. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan
4. Peningkatan penyediaan Air Baku secara berkelanjutan
5. Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat
Gambar 5.8.
Strategi Pengembangan SPAM
Pemanfaatan Air
Tanah Dangkal yang baik
Pembangunan
Sistem Baru
Berdasarkan jenis kebutuhan air tersebut, maka besar kebutuhan air perkapita akan sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan besaran alokasi air dapat dilakukan
dengan pendekatan kebutuhan pokok manakala potensi sumber daya air baku relatif rendah dan
sulit diperoleh sehingga relatif mahal untuk eksploitasinya. Kriteria besar alokasi kebutuhan air per
kapita berdasarkan pendekatan kebutuhan pokok dan komersial dapat diuraikan, sebagai berikut :
Sambungan Rumah : 100-120 ltr/orang/hari
Hidran Umum : 30-40 ltr/orang/hari
Kebutuhan non domestic : 15-20% kebutuhan domestic
Alokasi kehilangan air : 15-20% dari kebutuhan rata-rata
B. Ibukota Kabupaten
Lubuk Pakam merupakan Ibukota Kabupaten Deli Serdang merupakan wilayah dengan tingkat
kekotaannya lebih tinggi dan menggunakan pengolahan lengkap dan pemompaan untuk air sungai
dengan tingkat turbidity > 50 mg/l sehingga bisa mendistribusikan dan melayani penduduk Lubuk
Pakam. Namun hal yang perlu dilakukan adalah pengembangan lintas IKK yaitu pengembangan
SPAM Kota Lubuk Pakam-IKK Pagar Merbau - IKK Batang Kuis dan IKK Percut Sei Tuan.
Pengembangan SPAM Kota Lubuk Pakam - IKK Batang Kuis - IKK Percut Sei Tuan direncanakan
menjadi satu kesatuan karena pertimbangan sebagai berikut :
Secara geografis wilayahnya berdekatan dengan potensi sumber air baku yang sama, yakni
Sungai Ular.
Kondisi 69 sosial ekonomi dan karakteristik kekotaannya relatif sama, merupakan wilayah
yang padat penduduk dan pesat perkembangannya, sehingga SPAM yang akan dibangun
akan cost recovery meskipun dengan pengolahan lengkap dan pemompaan.
Lokasi IKK tersebut di atas saling berjauhan, sehingga tidak efisien menjadi satu kesatuan.
Wilayah IKK tersebut di atas memiliki sumber air baku sendiri yang dapat dikembangkan
menjadi SPAM untuk masing-masing IKK tersebut.
5.2.7. Rencana Keterpaduan dengan Prasarana Sanitasi dan Konservasi Areal Tangkapan Air
A. Persampahan
Rencana pengelolan persampahan adalah sebagai berikut :
1. Rehabilitasi TPA STM Hilir (Tadukan Raga) dari TPA Control Landfill menjadi TPA Sanitary
Landfill untuk menjaga kualitas air Sungai Belumai yang pada bagian hilirnya terdapat IPA
Kap. 2x500 L/dt dan Kap. 7,5 L/dt.
2. Rehabilitasi TPA Pancur Batu (Duren Tunggal) dari TPA open dumping menjadi TPA
Sanitary Landfill untuk menjaga kualitas air Sungai di bagian hilirnya.
3. Membangun TPA Regional dengan penanganan Snitary Landfill bekerja sama dengan
Pemerintah Kota Medan.
4. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering),
pengomposan sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat pemisahan yang
dilakukan masyarakat mulai dari rumah – rumah dan tempat umum.
5. Sistem pengelolaan TPA yang direncanakan adalah sistem Sanitary Landfill.
6. Menggunakan incinerator untuk mengurangi timbunan sampah.
funsi peresapan bagi air tanah. Adapun yang menjadi kawasan resapan air adalah Kecamatan
Gunung Meriah, Sibolangit, STM Hulu, STM Hilir, Kutalimbaru, Namorambe dan Pancur Batu.
Kawasan ini mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sebagai aquifer dan
berguna sebagai sumber air yang diperuntukkan bagi pelestarian lingkungan maka daerah ini
diharapkan membatasi pembangunan fisik. Wilayah sempadan sungai yang berbatasan
langsung dengan Sungai Deli, Sungai babura, Sungai Belawan, Sungai Ular, Sungai Buaya dan
Sungai Belumai agar mempertahankan kelestarian lingkungan dengan tidak membangun
pemukiman pada 100 m dari kiri – kanan sungai untuk mengurangi kekeruhan sungai. Wilayah
pantai seperti pada Kecamatan Pantai Labu agar menjaga kelestarian alam (mangrove) pada
jarak 100m dari titik pasang tertinggi ke arah darat guna mengurangi intrusi air laut pada air
tanah dangkal.
Di samping isu-isu strategis yang bersifat umum di atas, beberapa isu kebijakan daerah dan
kelembagaan yang mempengaruhi penanganan di masing-masing subsektor adalah:
Sub-Sektor Air Limbah Domestik,
Belum ada sebuah ketegasan secara jelas dan tegas ataupun kebijakan Pemerintah Deli
Serdang yang mengarah kepada prilaku berbagai pihak dalam hal pengolahan air limbah
domestik untuk lingkungan permukiman, atau tingkat rumah tangga.
Sub-Sektor Persampahan,
Perda Kabupaten Deli Serdang tentang Kebersihan Lingkungan No. Perda No. 5 tahun 2003
tentang Retribusi Sampah, belum secara maksimal diterapkan di lapangan. Penanganan
sampah yang begitu besar telah menjadi sederhana karena dengan tidak adanya Dinas
Kebersihan, penanganan langsung masalah sampah diberikan kepada masing-masing
kecamatan.
Sub-Sektor Drainase Lingkungan
Kebijakan yang menegaskan tentang kewajiban masyarakat untuk membangun dan
memelihara sarana drainase lingkungan secara mandiri belum ada. Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang belum memiliki pola monitoring khusus yang diarahkan untuk menjaga integrasi dan
koneksi antara drainase lingkungan dengan drainase sekunder dan primer yang ada di
Kabupaten Deli Serdang.
D. Aspek Teknis
Dalam penerapan kebijakan dan langkah yang telah disusun dalam pengembangan sanitasi
Kabupaten Deli Serdang, beberapa isu strategis dan tantangan dalam pelayanan
pembangunan sanitasi ditinjau dari aspek teknis antara lain:
Drainase Lingkungan
Secara umum, terdapat dua isu strategis di subsektor drainase lingkungan, yaitu:
Belum tersedianya data mengenai jaringan dan kondisi drainase di Kabupaten Deli
Serdang.
Karakteristik tanah di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki kapasitas infiltrasi yang cukup
tinggi mendukung upaya pengelolaan drainase secara partisipatif oleh masyarakat melalui
penerapan sistem drainase ramah lingkungan.
Karakteristik tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi cukup tinggi mendukung sistem
drainase setempat yang bertujuan untuk mengurangi volume limpasan air hujan yang perlu
disalurkan ke jaringan drainase konvensional.
Persampahan
Isu strategis dalam subsektor persampahan terutama terkait dengan penggunaan TPA di
Tandukan Raga bersifat semi controlled dumping. Secara lebih rinci, tiga isu strategis berhasil
diidentifikasi, yaitu:
Perlu ditetapkan TPA Sanitary Landfilll bagi Kabupaten Deli Serdang ;
Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 mengenai pengelolaan persampahan telah
mensyaratkan bahwa TPA Open Dumping harus ditutup pada tahun 2013. Terkait dengan
hal itu maka Kabupaten Deli Serdang perlu untuk segera meningkatkan sistem TPA dari
Semi controlled landfill menjadi Sanitary Landfill.
Masih belum optimalnya kegiatan 3R baik yang berskala kota maupun berbasis rumah
tangga dan kegiatan usaha/jasa sehingga belum dapat mengurangi secara berarti volume
sampah yang perlu dibuang ke TPA.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 72
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Air Limbah
Tiga isu strategis telah diidentifikasi dalam subsektor air limbah. Ketiga isu strategis tersebut
adalah:
Tidak adanya pejabat pengawas lingkungan hidup sehingga upaya penerapan sanksi
terhadap pengolahan dan pembuangan limbah yang tidak layak masih sangat lemah;
Adanya keterbatasan lahan yang dapat digunakan untuk pembangunan prasarana yang
menghambat upaya pembangunan dalam bidang pengelolaan air limbah;
Keterbatasan lahan menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan infrastruktur
pengelolaan limbah di Kabupaten Deli Serdang yang layak. Sistem pengelolaan secara
komunal perlu untuk didorong sebagai salah satu solusi teknis untuk dapat menanggulangi
permasalahan ini.
Belum maksimalnya ketersediaan IPAL Komunal dan IPLT di Kabupaten Deli Serdang .
Saat ini, Kabupaten Deli Serdang sudah memiliki IPAL komunal maupun IPLT. Dari hasil
melihat kegiatan “belajar dari fakta”, diketahui bahwa sistem komunal yang telah berjalan
terbatas pada penyediaan IPAL di Perumahan PNS II Desa Pagar Merbau III Kec. Lubuk
Pakam untuk sekitar 50 KK dan juga difungsikan sebagai pembuangan hasil penyedotan
tinja.
PHBS Sanitasi
Untuk aspek hygiene dan PHBS Sanitasi, perilaku masyarakat yang masih melakukan BABS
(Buang Air Besar Sembarangan) maupun BABS terselubung menjadi isu strategis utama. Dari
studi EHRA terungkap bahwa tidak kurang dari 30% masyarakat Kabupaten Deli Serdang
masih melakukan praktek ini. Berdasarkan kebijakan nasional yang telah ditetapkan, maka
pada tahun 2013 praktek BABS dan BABS terselubung harus sudah dapat dihilangkan di
Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 5.22. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub-sektor Drainase s.d. 2014
Tujuan Sasaran Strategi
1. Terwujudnya 1. Tersedianya data 1. Melakukan identifikasi tentang jaringan
infrastruktur jaringan drainase. drainase
perumahan dan 2. Tersedianya master 2. Pemetaan wilayah genangan.
permukiman plan air bersih. 3. Memprioritaskan pembangunan kawasan
yang 3. Terwujudnya kawasan perumahan dan permukiman kumuh
berwawasan perumahan dan 4. Percepatan pembangunan infrastruktur.
lingkungan, pemukiman yang sehat
dan asri.
4. Tersedianya sumber air
bersih bagi daerah
rawan air bersih
- Subsektor Persampahan
Tabel 5.23. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub-Sektor Persampahan s.d. tahun 2015
Tujuan Sasaran Strategi
11. Peningka 1. Memaksimalkan 1. Menyusun perencanaan sistem pengelolaan
tan penanganan sampah sampah yang komprehensif
penanganan secara luas untuk 2. Menyusun regulasi termasuk penyesuaian tarif
sistem semua unsur kontribusi atas pelayanan penanganan
pengelolaan masyarakat sampah.
sampah 3. Melakukan kegiatan sosialisasi dan advokasi
tentang penanganan sampah
4. Meningkatkan kemitraan antar SKPD dan
stakeholders lainnya.
12. Peningkatan 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan sistem pemrosesan akhir
Tabel 5.25. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub-Sektor Air Limbah Hingga Tahun 2014
Tujuan Sasaran Strategi
1. Tersediaanya 1. Meningkatnya rumah 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat
sarana tangga yang memiliki mengenai pengolahan setempat
pengolahan air jamban dengan tangki menggunakan tangki septik berdasarkan SNI
limbah rumah septik dan bidang 2. Mendorong perbaikan konstruksi tangki
tangga, dan resapan sesuai dengan septic melalui program percontohan
secara komunal SNI dari 7% menjadi pembangunan septictank di kawasan dengan
sesuai dengan 60% di tahun 2014 pengolahan air limbah sistem setempat (on-
persyaratan site sistem)
teknis
2. Meningkatnya akses 1. Menetapkan pemetaan wilayah untuk
masyarakat yang tidak menilai kebutuhan MCK
memiliki jamban sendiri 2. Meningkatkan dan mengoptimalkan
terhadap MCK umum layanan MCK++ terutama bagi masyarakat
menjadi 100% di tahun berpenghasilan rendah dan kumuh
2014 perkotaan
3. Memfasilitasi pengadaan lahan di wilayah
pemukiman padat dan kumuh kota
4. Meningkatkan peran swasta terhadap
penyediaan MCK
- Aspek PHBS
Tabel 5.26. Tujuan, sasaran dan strategi Aspek PHBS yang ingin dicapai hingga tahun 2014
Tujuan Sasaran Strategi
1. Mendorong 1. Meningkatnya perilaku 1. Mengembangkan program promosi PHBS
semua unsur hidup bersih dan yang menarik dan menjangkau semua lapisan
masyarakat dan sehat di tingkat / masyarakat
seluruh tatanan rumah tangga, 2. Mengoptimalkan peran instansi pemerintah,
pemangku sekolah/ madrasah, sekolah dan pesantren dalam penerapan
kepentingan pesantren dan institusi PHBS sanitasi
dalam pada tahun 2014, 3. Meningkatkan komitmen penentu kebijakan
mewujudkan anggaran untuk program PHBS sanitasi
Kabupaten Deli 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader
Serdang yang kesehatan lingkungan untuk bisa
sehat dengan mempengaruhi masyarakat untuk berperilaku
mengefektifkan hidup bersih dan sehat
pola hidup bersih 5. Mendayagunakan peranan tokoh masyarakat,
dan sehat (PHBS) tokoh adat, tokoh agama dan lembaga
masyarakat lainnya untuk mempromosikan
program PHBS sanitasi
B. Aspek Non-teknis
- Kelembagaan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran penguatan kelembagaan sanitasi, maka terdapat
serangkaian target tahunan yang perlu dicapai dalam kurun waktu 2010 – 2014. Target
tersebut diilustrasikan sebagai berikut :
Tabel 5.27. Ilustrasi Dukungan Kelembagaan yang Diperlukan s.d tahun 2014
Tahun pencapaian
Sasaran
2010 2011 2012 2013 2014
Kebijakan dan perangkat sistem untuk sektor sanitasi
V V V V
yang kondusif yang diperlukan
Tersedianya lembaga koordinasi sanitasi kota yang
memiliki kerangka organisasi dan kerangka kerja V V V V
yang jelas.
Adanya transisi atau proses pelembagaan untuk
membangun suatu jaringan relasi sosial antara
pemerintah, masyarakat dan swasta dalam V V V V
pembangunan sanitasi
- Aspek Keuangan
Secara ringkas tujuan dan strategi mengenai aspek keuangan dapat digambarkan dalam
ilustrasi berikut:
Tujuan Sasaran Strategi
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Deli Serdang berada pada Kawasan Bandara
Kualanamu yang merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).
Visi Kawasan:
Untuk mewujudkan pembangunan kawasan di masa depan, maka diperlukan kesamaan visi
mencapai tujuan tersebut, yaitu:
“Mewujudkan Kawasan Kecamatan Beringin sebagai kawasan permukiman perdagangan & jasa
pendukung aktivitas Bandara Kuala Namu dan kawasan pertanian sebagai penyedia lumbung
pangan nasional di Kabupaten Deli Serdang ”.
Gambar 5.9.Konsep Walkable Urban Blok untuk Kawasan Bandara Kuala Namu
Konsep walkable urban block diusulkan menjadi konsep dasar pengembangan kawasan karena saat
ini jalan-jalan local yang terbentuk berjarak antara 350 - 400 m, dimana di dalam konsep walkable
urban block kawasan pengembangan dibagi dalam radius pencapaian yang nyaman untuk berjalan
kaki yaitu ± 400 m. Persimpangan jalan dapat dikembangkan sebagai pusat aktivitas kawasan, yaitu
area komersial (pasar, ruko, warung), fasilitas umum/sosial (kantor desa, gd serbaguna, balai
pengobatan, sekolah, halte angkutan umum, fasilitas olah raga).
Konsep walkable urban block sudah banyak diterapkan di Indonesia oleh developer perumahan
khususnya di Jakarta, dimana setiap blok perumahan dikembangkan dalam pola cluster yang
didalamnya juga terdapat fasilitas umum dan social untuk pemenuhan kebutuhan warganya. Di
dalam cluster, warga dapat berjalan kaki maupun naik sepeda untuk mencapai tujuan, namun untuk
mencapi tujuan diluar cluster, maka warga dapat menggunakan kendaraan bermotor, baik
kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Tentunya hal ini akan membuat kawasan permukiman
bebas dari polusi udara dan suara sehingga menciptakan kenyamanan lingkungan hunian sebagai
tempat tinggal. Contohnya berikut diterapkan di Kelapa Gading Jakarta Utara;
Adapun strategi pengembangan Kawasan Bandara Kuala Namu dengan prinsip walkable
urban blok sebagai berikut:
perencanaan dan bersinergi dengan konsep yang akan dimasukkan. Pengaturan penggunaan lahan
pada kawasan tersebut dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada
suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. Pemanfaatan lahan pada kawasan perencanaan di
dominasi oleh permukiman, dan perdagangan/jasa (komersil) yang tumbuh di sepanjang koridor
jalan. Rumah ibadah (mesjid), sekolah, kantor pemerintahan kecamatan, lahan
pertanian/perkebunan dan lahan kosong tersebar pada sepanjang koridor jalan. Berdasarkan
kondisi tersebut maka tata guna lahan pada kawasan ini dibagi menjadi 3 Blok utama, yaitu :
A. Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer,
a. Peruntukan Lahan Makro adalah fungsi campuran, meliputi perumahan, perdagangan dan
jasa;
b. Peruntukan Lahan Mikro:
c. Peruntukan Lantai Dasar adalah fungsi hunian, perdagangan/pertokoan dan perkantoran;
d. Peruntukan Lantai Atas adalah fungsi hunian.
B. Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal dengan peruntukan lahan perumahan;
a. Peruntukan Lahan Makro adalah fungsi perumahan;
b. Peruntukan Lahan Mikro:
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 83
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Perhitungan intensitas kawasan ini dilakukan dengan membagi kawasan menjadi beberapa blok
yang lebih kecil. Pembagian blok ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan kawasan secara
keseluruhan. Blok kawasan terbagi menjadi 3 blok utama dengan pembagian berdasarkan struktur
utama kawasan. Kesamaan karakter secara kualitatif dan kedekatan lokasi juga menjadi
pertimbangan utama.
Dari 3 blok yang terdapat dikawasan saling mengisi baik dalam fungsi maupun dalam perhitungan
intensitasnya. Setiap blok memiliki intensitas yang beragam. Dominasi fungsi pada setiap blok
dapat diukur secara luasan ataupun peran terhadap kawasan.
Dengan konsep perencanaan kota yang integral dan dilengkapi rencana detail, bangunanbangunan
lama dan bersejarah direnovasi dan dialihfungsikan menjadi restauran, café, kantor, dan fungsi
publik lainnya (adaptive reuse) yang menunjang vitalitas kawasan tersebut. Disamping itu
bangunan baru bisa berdiri berdampingan secara harmonis dengan bangunan lama tanpa harus
merobohkannya (infill development).
Penataan kawasan perencanaan terutama yang terkait dengan tata bangunan akan direncanakana
melalui pembangunan penyisipan (infill development), dimana pembangunan suatu area dengan
cara penyisipan satu atau lebih bangunan dengan fungsifungsi penunjang tertentu pada suatu
kawasan/lingkungan terbangun dengan mempertimbangkan kontekstualitasnya dengan bangunan
dan lingkungan eksisting, dengan maksud memperkuat/memperbaiki citra lingkungan dan kawasan
yang bersangkutan.
Blok-blok di kawasan perencanaan diatur dalam blok-blok lingkungan yang dibatasi oleh jalan dan
persawahan dengan lebar setiap blok ± 350-400 m , yaitu :
a. Blok-blok lingkungan di Jalan Kolektor Primer, mempunyai kedalaman ± 100 m yang terbagi
menjadi dua sub blok yang bertolak-belakang, sub blok pertama mempunyai orientasi
bangunan menghadap ke Jalan Kolektor Primer dan sub blok ke dua mempunyai orientasi
menghadap area persawahan; dan
b. Blok-blok lingkungan di Jalan Lokal, mempunyai kedalaman 1 sub blok saja, ± 30-50 m,
yang berorientasi menghadap ke Jalan Lokal.
Bangunan di setiap persil lahan perlu membuat jarak bebas bangunan samping dan belakang
untuk menciptakan iklim mikro, penanggulangan bahaya kebakaran dan menciptakan karakter
kawasan dengan membentuk vista ke area persawahan. Aturan jarak bebas sebagai berikut:
a. Bangunan berlantai 4, minimal jarak bebas 3m;
b. Bangunan berlantai 3, minimal jarak bebas 2,5m;
c. Bangunan berlantai 2, minimal jarak bebas 2,25m; dan
d. Bangunan berlantai 1, minimal jarak bebas 2m.
Untuk membentuk karakter bangunan terhadap ruang jalan, maka setiap bangunan di dalam
kaveling ditetapkan garis sempadan bangunan (GSB). GSB ini diatur berdasarkan letak bangunan
terhadap kelas jalan, yaitu:
a. Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer minimum
GSB 8m; dan
b. Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal minimum GSB 3,5m.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 88
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Untuk membentuk karakter kawasan yang kuat, maka skala bangunan harus seragam. Lebar
bangunan minimal 3,5 m dan bertambah berdasarkan angka pengkalinya. Tinggi antar lantai
bangunan minimal 3,5 m dengan tinggi peil lantai dasar bangunan maksimum 0,5 m dari muka
jalan. Selain itu, kawasan ini memiliki batas ketinggian bangunan, yaitu :
a. Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer maksimum 4
lantai; dan
b. Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal maksimum 2 lantai.
Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan juga dalam penataan kawasan ini adalah garis langit
(skyline) meninggi di Jalan Kolektor Primer dan merendah menuju area persawahan. Bangunan di
bangun dengan struktur sesuai yang disyaratkan untuk bangunan tahan gempa. Penggunaan
bahan bangunan harus mempertimbangkan keawetan dan kesehatan dalam pemanfaatan
bangunannya dan bahan bangunan yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat teknik
sesuai dengan fungsinya, seperti yang dipersyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
tentang spesifikasi bahan bangunan yang berlaku.
Panduan detail kawasan ini terbagi menjadi 2 (dua) kelompok elemen perancangan kota ( urban
design), yaitu bangunan dan kelompok bangunan (block/s) dan ruang terbuka (square), sedangkan
ruang jalan (street) sudah dibahas di bab rencana umum sub bab sistem sirkulasi dan jalur
penghubung. Walaupun panduan ini berlaku untuk tiap-tiap kavling, namun kavling yang
mempunyai kesamaan fungsi mikro dibuatkan satu panduan saja dengan pertimbangan yang
lainnya hanya menyesuaikan luasan kavling saja.
Arahan investasi merupakan panduan pembiayaan kegiatan oleh stakeholder yang ada di
Kabupaten Deli Serdang. Di dalam arahan ini diatur tentang waktu pembangunan, besarnya
pembiayaan dan sumber-sumber dana yang mungkin dihimpun. Sumber dana terbagi atas
anggaran dari Dirjen Penataan Bangunan dan Lingkungan Departemen PU sebagai sumber dana
stimulan dan pendamping, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang sebagai sumber dana utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut ini;
Gambar 5.28. Indikasi Program dan InvestasiPembangunan Kawasan Bandara Kuala Namu