Anda di halaman 1dari 93

BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019

DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Bab.5
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN
DELI SERDANG

5.1. KETERPADUAN STRATEGI DAN RENCANA PEMBANGUNAN


Berdasarkan dari hasil penjabaran strategi dan kebijakan sebelumnya, maka dapat disusun Strategi
Pembangunan pada Kabupaten Deli Serdang yang meliputi:
a. RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2027 sebagai acuan arahan spasial;
b. RPJMD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014-2019 sebagai acuan arahan pembangunan;
c. SPPIP & RPKPP Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 sebagai acuan arahan pengembangan
permukiman;
d. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan
e. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.
f. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Strategi pembangunan Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan visi dan misi, arah
kebijakan pembangunan infrastruktur, dan strategi pembangunan yang mengacu dari RPJMD
Kabupaten Deli Serdang, RTRW Kabupaten Deli Serdang, SPPIP, RI-SPAM dan RPKPP, RTBL
Kabupaten Deli Serdang. Strategi pembangunan ini disusun untuk memberikan arah dan pedoman
bagi penyelenggara pengembangan dan pembangunan infrastruktur khususnya bidang Cipta Karya
untuk mencapai tujuan strategis yang tepat sasaran dan terpadu.

5.2. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, dilakukan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara,
Rencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro serta memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota perbatasan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Deli Serdang disusun
sebagai dasar dan pedoman untuk (pasal 26 ayat 2 UU No. 26/2007) :
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
d. Perwujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor;
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 1


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan
mempertimbangkan potensi dan masalah serta kedudukan wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam
wilayah regional yang lebih luas, dijelaskan bahwa penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli
Serdang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan
berwawasan lingkungan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan
perekonomian guna meningkatkan kemandirian pangan melalui sektor pertanian, perikanan dan
kelautan serta mewujudkan keterpaduan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam
mendukung Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.

5.2.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang


Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang merupakan arahan perwujudan ruang
wilayah Kabupaten Deli Serdang yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (sampai dengan
tahun 2030).

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan:


1) visi dan misi pembangunan Kabupaten Deli Serdang;
2) karakteristik wilayah;
3) potensi, masalah dan isu strategis wilayah ; serta
4) kondisi objektif yang diinginkan
Berdasarkan rumusan diatas, maka ditetapkan Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Deli Serdang,
yaitu :
a Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang yang aman, nyaman, produktif dan
berwawasan lingkungan;
b Meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan perekonomian sesuai
dengan kebijakan pengelolaan Tata Ruang;
c Meningkatkan kemandirian pangan melalui optimalisasi dan revitalisasi pertanian, perikanan
dan kelautan;
d Mewujudkan keterpaduan pentaan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam mendukung
Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.

5.2.2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang


Untuk mencapai tujuan penataan ruang di atas, maka ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah
Kabupaten Deli Serdang, yaitu :
a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mengembalikan
keseimbangan ekosistem;
b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup;
c. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman
hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan
keunikan bentang alam.
d. Pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah dan pusat-pusat kegiatan utama secara merata
sesuai dengan daya dukung dan potensinya guna meningkatkan perekonomian wilayah;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 2
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

e. Penyediaan prasarana dan sarana wilayah di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan
serta antar pusat kegiatan dengan seluruh wilayah di Kabupaten Deli Serdang;
f. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi, sumber daya energi,
dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kabupaten.
g. Peningkatan sektor-sektor ekonomi unggulan yang produktif dan berdaya saing tinggi;
h. Peningkatan luas dan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan melalui
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian;
i. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya;
j. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan;
k. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
wilayah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional, dan
l. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
m. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
n. Penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang dapat memantapkan peran dan
fungsi Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan
Perkotaan Metropolitan Mebidangro;
o. Penguatan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari kota-
kota di Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro;
p. Penyediaan prasarana dan sarana untuk kelancaran pelayanan di wilayah Kawasan Perkotaan
Metropolitan Mebidangro.

5.2.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang


Adapun Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, antara lain yaitu :
a. Menetapkan kawasan yang berfungsi lindung minimal sebesar 30% dari luas total wilayah;
b. Mempertahankan luasan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup;
c. Mengembangkan kawasan selatan sebagai kawasan lindung dan kawasan suaka alam;
d. Menetapkan dan mengembangkan kawasan sempadan sungai, sempadan pantai dan kawasan
sekitar danau atau waduk sebagai kawasan lindung.
e. Mengembangkan kawasan sepanjang pantai sebagai kawasan lindung; dan
f. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat
pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan
ekosistem wilayah.
g. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
kegiatan, sesuai dengan daya tampung dan potensi wilayahnya;
h. Membangun dan meningkatkan jaringan jalan yang menghubungkan antar pusat pelayanan
dan antar pusat kegiatan;
i. Membangun dan meningkatkan akses jaringan jalan yang menghubungkan Bandara
Kualanamu dengan pusat-pusat pelayanan dan pusat-pusat kegiatan wilayah di Kabupaten Deli
Serdang;
j. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi wilayah dan regional, mengembangkan
jaringan jalan baru untuk membuka akses kepada kantong-kantong produksi dan
meningkatkan aksesibiltas kepada wilayah sekitarnya;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 3
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

k. Menjadikan sektor transportasi sebagai sektor unggulan melalui pengintegrasian moda


transportasi yang ada (Bandara Kuala Namu, Terminal, Stasiun Kereta Api) yang didukung oleh
prasarana dan sarana transportasi, sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perkembangan
wilayah; dan
l. Mengembangkan Stasiun Kereta Api Baru menjadi Transit Oriented Development (TOD)
sebagai sarana transportasi massal untuk mendukung Bandara Kualanamu, seperti, Stasiun Aras
Kabu, Galang, Deli Tua dan Pancur Batu.
m. Meningkatkan dan mengembangkan waduk Lau Simeme sebagai bendungan multifungsi,
sebagai sumber air minum, pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan
pariwisata.

5.2.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang


Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang sampai Tahun 2030 dikembangkan
dengan konsentrasi fokus untuk pengembangan wilayah metropolitan (mencakup 22 kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang) dan wilayah selatan (agropolitan dan kawasan lindung). Dari penetapan
pusat pelayanan tersebut diharapkan dapat menciptakan implikasi perkembangan terutama di
Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang berbatasan langsung atau mengelilingi Kota Medan sebagai
Pusat Kegiatan Nasional maupun wilayah bagian selatan sebagai kawasan lindung.
Sedangkan Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten yang meliputi : PKN (Pusat Kegiatan
Nasional), PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) dan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan). PKN yang
ditetapkan di Kabupaten Deli serdang adalah Lubuk Pakam. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
Sedangkan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan kecamatan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini
:

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 4


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.1 Arahan Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang


Berdasarkan RTRWP Sumut Dan RTR Kawasan Mebidangro
No. SISTEM RTRWP RTR KAWASAN RTRW KABUPATEN
PERKOTAAN SUMATERA UTARA MEBIDANGR0 DELI SERDANG
1 Pusat Kegiatan - - -
Wilayah (PKW)
2 Pusat Kegiatan - Lubuk Pakam; Pusat Kegiatan Primer : - Lubuk Pakam
Lokal (PKL) - Pasar Induk Kecamatan
Pancur Batu;
- Kawasan Industri di
Kecamatan Tanjung
Morawa, Hamparan
Perak dan Percut Sei
Tuan;
- Kawasan Pariwisata di
Kecamatan Sibolangit
dan Pantai Labu;
3 Pusat - Pusat Kegiatan Sekunder: - Pancur Batu;
Pelayanan - Lubuk Pakam; - Tanjung Morawa;
Kawasan (PPK) - Sunggal; - Hamparan Perak;
- Pancur Batu; - Percut Sei Tuan;
- Deli Tua; - Sunggal;
- Tanjung Morawa; - Deli Tua;
- Hamparan Perak; - Pagar Merbau;
- Pagar Merbau; - Batang Kuis;
- Batang Kuis; - Sibolangit.
- Percut Sei Tuan;
- Tembung;
4 Pusat - Pusat Pelayanan - Gunung Meriah;
Pelayanan Perdesaan : - STM Hulu;
Lingkungan - Namorambe; - Kutalimbaru;
(PPL) - Sibolangit; - Namo Rambe;
- Bangun Purba; - Biru-biru;
- Gunung Meriah; - STM Hilir;
- Biru-biru; - Bangun Purba;
- Kutalimbaru; - Galang;
- STM Hilir; - Patumbak;
- STM Hulu. - Labuhan Deli;
- Pantai Labu;
- Beringin.

Sumber : Draft RTRW Provinsi Sumatera Utara, tahun 2010-2030;

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 5


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.2. Rencana Sistem Perkotaan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030
No. HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
1 Pusat Kegiatan Mebidangro • Pusat perdagangan dan jasa regional
Nasional (PKN) • Pusat distribusi dan kolektor barang & jasa
regional
• Pusat transportasi darat, laut, dan udara regional
• Pendidikan tinggi
• Industri
2 Pusat Kegiatan Lubuk Pakam; • Pusat pemerintahan kabupaten;
Lokal (PKL) • Perdagangan dan jasa;
• Kota transit;
• Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;
• Permukiman perkotaan
3 Pusat Pancur Batu • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan
Pelayanan terminal sayur);
Kawasan (PPK) • TOD (Transit Oriented Development);
• Pendidikan dan olah raga;
• Pariwisata;
• Perumahan dan permukiman.
Tanjung • Perdagangan dan jasa lokal;
Morawa • Industri;
• Perumahan dan permukiman.
Hamparan • Perdagangan dan jasa;
Perak • Industri;
• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);
• Pariwisata, dan
• Kegiatan Militer
• Perumahan dan permukiman.
Percut Sei • Perdagangan dan jasa regional;
Tuan • Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Perumahan dan permukiman.
• Industri;
• Pusat pendidikan dan olah raga;
Sunggal • Perdagangan dan jasa lokal;
• Industri;
• Perumahan dan permukiman.
• Pertanian;
Deli Tua • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk
sayuran);
• TOD (Transit Oriented Development);
• Pelayanan sosial
• Perumahan dan permukiman.
Pagar • Perdagangan dan jasa lokal;
Merbau • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman.
Batang Kuis • Perdagangan dan jasa lokal;
• Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• TOD (Transit Oriented Development);
• Perumahan dan permukiman;
Sibolangit • Perdagangan dan jasa lokal;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 6
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

• Pariwisata;
• Agropolitan
• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam)
• Perumahan dan permukiman.
4 Pusat Galang • Perdagangan dan jasa lokal;
Pelayanan • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Lingkungan • TOD (Transit Oriented Development);
(PPL) • Militer
• Perumahan dan permukiman.
Gunung • Pengolahan pertanian;
Meriah • Kehutanan
Namo • Pengolahan pertanian;
Rambe • Perumahan
• Pariwisata
Bangun • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Purba • Perumahan dan permukiman;
Patumbak • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan;
• Industri;
• Perdagangan dan jasa.
STM Hulu • Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
• Pariwisata
Kutalimbaru • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
• Perumahan dan permukiman;
• Kehutanan
Biru-biru • Pengolahan pertanian;
• Pariwisata
STM Hilir • Pengolahan pertanian;
• Kehutanan
Labuhan • Pengolahan pertanian dan perikanan;
Deli • RTH;
• Industri
• Perumahan dan permukiman;
• Perdagangan dan jasa.
Pantai Labu • Pengolahan pertanian dan perikanan;
• Transpotasi;
• Perdagangan dan jasa;
• Perumahan dan permukiman
Beringin • Pengolahan pertanian;
• Transpotasi;
• Perdagangan dan jasa;
• Perumahan dan permukiman
Sumber : Rencana

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 7


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.1. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 8


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.2.5. Rencana Sistem Jaringan Transportasi


A. Jaringan Jalan
Pengembangan jaringan jalan berdasarkan fungsi terdiri dari jalan arteri primer, jalan kolektor
primer 1, jalan kolektor primer 2 dan jalan lokal.

Tabel 5.3. Rencana Dan Fungsi Jaringan Jalan Kab. Deli Serdang Tahun 2030
NO RUAS JALAN KETERANGAN
I Jalan Arteri Primer (Eksisting)
1.1 Watas Serdang Bedagai – Lubuk Pakam – Tanjung Jalan nasional
Morawa – Medan.
1.2 Medan – Sunggal – Binjai. Jalan nasional
II Pengembangan Jalan Arteri Primer (Rencana)
2.1 Tanjung Morawa (Simpang Kayu Besar) – Telaga Sari Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
– Sena – Bandara Kualanamu. Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)
2.2 Watas Kota Medan (Jalan Kolonel Bejo) - Percut Sei Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Tuan (Bandar Setia) – Batang Kuis – Bandara Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)
Kualanamu
2.3 Simpang Penara – Bandara Kualanamu Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)
2.4 Lubuk Pakam – Beringin – Pantai Labu – Bandara Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Kualanamu Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk
keperluan Bandara Kualanamu)
2.5 Simp. Warung Seri – Sidoarjo II Ramunia – Pantai Peningkatan jalan lokal menjadi jalan
Labu - Bandara Kualanamu Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk
keperluan Bandara Kualanamu)
2.6 Lubuk Pakam – Bandara Kualanamu – Batang Kuis – Rencana Jalan Lingkar Luar
Percut Sei Tuan – Medan (Kecamatan Medan Mebidangro
Labuhan) – Hamparan Perak – Watas Langkat;
2.7 Bandara Kualanamu – Tanjung Morawa – Patumbak Rencana Jalan Lingkar Luar
– Deli Tua – Pancur Batu – Sunggal - Hamparan Mebidangro
Perak.
2.8 Jalan Lingkar Luar Kota Lubuk Pakam Usulan Rencana Jalan Lingkar Luar
Kota Lubuk Pakam
III Jalan Bebas Hambatan (eksisting)
3.1 Belawan – Medan – Tanjung Morawa
IV Jalan Bebas Hambatan (Rencana)
4.1 Medan – Deli Serdang - Binjai
4.2 Tanjung Morawa – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi
4.3 Lubuk Pakam – Kuala Namu
V Jalan Kolektor Primer 1

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 9


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.1 Watas Medan – Pancur Batu – Sibolangit – Watas Jalan Nasional


Kabupaten Karo
VI Jalan Kolektor Primer 2
6.1 Lubuk Pakam – Pagar Merbau – Galang – Watas Jalan Provinsi
Kabupaten Serdang Bedagai
6.2 Lubuk Pakam – Pagar Merbau - Galang - Bangun Jalan Provinsi
Purba – Serdang Bedagai – Simalungun - Gunung
Meriah – Watas Simalungun (Seribu Dolok)
6.3 Watas Kota Medan – Deli Tua – Pasar 8 Biru-biru Jalan Provinsi
6.4 Patumbak – Talun Kenas – Tiga Juhar – Durian Jalan Provinsi
Tinggung – Gunung Meriah – Watas Simalungun
(Seribu Dolok)
6.5 Watas Kota Medan – Tembung – Batang Kuis – Jalan Provinsi
Bakaran Batu – Lubuk Pakam
6.6 Tiga Juhar - Liang Pematang – Tiga Panah (Kab. Usulan peningkatan jalan kabupaten
Karo) menjadi jalan provinsi (kolektor
primer)
6.7 Tanjung Morawa – Saribudolok – Tongging Usulan peningkatan jalan kabupaten
(Rawasaring); menjadi jalan provinsi (kolektor
primer)
6.8 Rantau Panjang – Pantai Labu – Pantai Cermin (Kab. Usulan peningkatan jalan kabupaten
Sergei) menjadi jalan provinsi (kolektor
primer)
VII Jalan Lokal
7.1 Hamparan Perak – Paluh Manan – Kota Datar – Jalan Kabupaten
Telaga Tujuh – Karang Gading – Secanggang (Kab.
Langkat)
7.2 Tandem Hilir II – Bulu Cina – Simpang Beringin – Jalan Kabupaten
Hamparan Perak – SP. Kantor
7.3 Simpang Tuntungan – Kutalimbaru – Bandar Baru Jalan Kabupaten

7.4 Watas Kota Medan – Namo Rambe - Sembahe Jalan Kabupaten

7.5 Tanjung Morawa – Negara - Talun Kenas Jalan Kabupaten

7.6 Deli Tua - Sibiru-biru – Penen – Martelu – Bandar Jalan Kabupaten


Baru
7.7 Batang Kuis – Sei Tuan – Rantau Panjang – Jalan Kabupaten
Pematang Biara – Pantai Labu - Pintu Belakang
Bandara Kualanamu
7.8 Watas Kota Medan – Percut – Bagan Percut; Jalan Kabupaten

7.9 Watas Kota Medan – Tanjung Selamat – Tanjung Jalan Kabupaten


Anom – Sei Glugur – Lau Bakeri – Watas Langkat;

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 10


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

7.10 Watas Kota Medan – Percut – Pematang Lalang – Jalan Kabupaten


Rantau Panjang – Pematang Biara – Bandara
Kualanamu.
Sumber : Rencana

B. Terminal
Merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang berfungsi sebagai
pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Sistem jaringan utama, seperti
pelabuhan, terminal, dan sebagainya dikembangkan dalam rangka mendukung struktur ruang
wilayah. Konsentrasi pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Rencana peningkatan Terminal Tipe B (Lubuk Pakam) di Kecamatan Lubuk Pakam.
2. Rencana peningkatan Terminal Kota di Kecamatan Sunggal.
3. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C (pelayanan dalam kota) di Kecamatan Percut Sei
Tuan, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Beringin dan Kecamatan Pantai Labu.
4. Rencana Pembangunan Sub Terminal Perkotaan di Kecamatan Deli Tua, Patumbak dan
Pancur Batu.
5. Rencana Pembangunan sub terminal perdesaan di Kecamatan Sibolangit dan Gunung
Meriah.
6. Sampai dengan akhir tahun perencanaan seluruh Kota Kecamatan direncanakan telah
memiliki sub terminal.

C. Jaringan Jalur Kereta Api


1. Pengembangan dan peningkatan jalur kereta api yang sudah ada, meliputi :
 Medan – Binjai,
 Medan – Bandar Klippa- Aras Kabu - Lubuk Pakam.
2. Mengaktifkan kembali jalur kerata api yang lama, meliputi :
 Medan – Pancur Batu;
 Medan – Deli Tua; dan
 Lubuk Pakam – Galang – Bangun Purba.
3. Pengembangan jalur kereta api baru untuk mendukung Bandara Kualanamu, yaitu jalur
Aras Kabu – Kualanamu dan penambahan stasiun baru yaitu :
• Stasiun Kebun Pisang, terletak diantara Stasiun Medan dan Bandar Klippa;
• Stasiun Serdang, terletak diantara Stasiun Batang Kuis dan Aras Kabu.
4. Pengembangan jalur kereta api baru untuk mendukung Mebidangro dan pariwisata pada
jalur Deli Tua - Sibolangit.
5. Pengembangan prasarana perkerataapian meliputi pengembangan simpul-simpul
penghubung berupa stasiun kereta api, dikembangkan menjadi Transit Oriented
Development (TOD) sebagai sarana transportasi massal untuk mendukung Bandara
Kualanamu, meliputi : Bandar Khalipah, Batang Kuis, Aras Kabu, Kualanamu, Lubuk Pakam,
Galang, Pancur Batu, Deli Tua, Sunggal, dan Bangun Purba.

D. Jaringan Transportasi Laut


Pelabuhan yang dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang antara lain :

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 11


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

 Pelabuhan Rantau Panjang di Kecamatan Pantai Labu, dikembangkan sebagai Pelabuhan


Pengumpan Regional (antar kabupaten dalam provinsi);
 Pelabuhan Pantai Labu di Kecamatan Pantai Labu, Pelabuhan Percut di Kecamatan Percut
Sei Tuan dikembangkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Lokal.

E. Jaringan Transportasi Udara


Bandar Udara Kualanamu yang terdapat di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu adalah
merupakan bandara pengganti dari Bandara Polonia, Medan. Rencana Sistem jaringan
transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.
Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
 Peruntukan bandara sebagai Bandara Utama memperjelas kedudukan bandara untuk
melayani penerbangan sipil komersial internasional dan domestik. Maka diharapkan
transportasi udara akan memainkan peranan penting pada wilayah ini guna mendukung
aktivitas ekonomi, pengembangan regional, keseimbangan ekonomi, komunikasi serta
persatuan nasional.
 Perencanaan ruang udara untuk penerbangan erat kaitannya dengan Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan di sekitar Bandara Kualanamu. Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) di sekitar Bandara Kualanamu terdiri dari (Kepmen Perhubungan
Nomor : 57 tahun 2008, tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Sekitar
Bandar Udara Baru Medan, Provinsi Sumatera Utara);

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 12


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.2. Rencana Sistem Transportasi Di Kabupaten Deli Serdang

3.1.6. Rencana Sistem Prasarana

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 13


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri dari sistem persampahan, drainase, dan
sanitasi. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Sistem Persampahan
Penduduk Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2030 diperkirakan berjumlah 3.183.860 jiwa.
Implikasi perkembangan penduduk ini adalah bertambahnya jumlah timbulan sampah yang
diperkirakan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Agar dapat melayani
persampahan hingga tahun 2030, diperlukan penambahan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan yang antara lain meliputi alat angkut sampah, kontainer/TPS, sistem transfer
depo dan TPA.

Sementara itu wilayah dengan konsentrasi perkembangan produksi tinggi (kawasan


perkotaan) meliputi Kecamatan Lubuk Pakam, Beringin, Pantai Labu, Batang Kuis, Tanjung
Morawa, Percut Sei Tuan, Labuhan Deli, Patumbak, Deli Tua, Pancur Batu, Sunggal dan
Kutalimbaru yang merupakan wilayah potensial produksi sampah sehingga wilayah ini
merupakan prioritas pelayanan prasarana pengelolaan lingkungan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pengelolaan persampahan adalah sebagai


berikut :
1. Pembangunan dan atau perluasan TPA STM Hilir, TPA Namo Bintang dan TPA Pancur
Batu;
2. Sedangkan TPA Regional diarahkan pada wilayah Kabupaten Deli Serdang yang memiliki
potensi kelayakan regional, yaitu TPA di Kecamatan STM Hilir.
3. Penambahan jumlah TPS dan perluasan jangkauan pelayanan terutama pada kawasan
perkotaan.
4. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering).
5. Sistem pengelolaan TPA yang dikembangkan adalah Controlled Landfill, sedangkan TPA
Regional direncanakan dengan system Sanitary Landfill.
6. Peningkatan kesadaran (peranserta) masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
7. Pengefektifan fungsi pemulung dengan pembangkitan kegiatan daur ulang sampah
menjadi produk-produk yang berdayaguna.
8. Penambahan sarana pengangkutan dan petugas persampahan.
9. Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat pemisahan
jenis sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari rumah-
rumah sampai tempat-tempat umum, dimana pemerintah menyediakan sarana tong
sampah untuk memilah-milah sampah tersebut.
10. Re-design Tempat/Lahan Pembuangan Akhir yang ada untuk mencegah akibat yang
ditimbulkan kedepan.
11. Menggunakan incinerator untuk mengurangi timbunan sampah.
12. Menggunakan movable incinerator berukuran kecil dan dapat dimuat di atas truk yang
merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah truk sampah dan volume
timbunan sampah pada TPA.
13. Pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang diperlukan dan yang lebih tegas mengenai
pembuangan sampah ini, antara lain memberikan denda kepada pihak yang membuang
sampah sembarangan, sistem restribusi sampah, tarif pengelolaan, dan lain-lain.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 14
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

14. Frekwensi pelayanan dibagi menjadi beberapa kondisi sebagai berikut :


 Wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat Kabupaten,
kawasan permukiman perkotaan tidak teratur dan daerah komersil.
 Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan permukiman teratur.
 Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran Kabupaten.
15. Khusus untuk kawasan Bandara Internasional Kualanamu, penanganan masalah
persampahan dilakukan secara khusus.

B. Sistem Drainase
Drainase merupakan sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi
sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro
dari wilayah regional yang lebih luas.

Rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Pembangunan dan peningkatan kapasitas saluran drainase untuk mengatasi masalah
genangan air terutama di kawasan perkotaan, padat penduduk dan atau rawan banjir;
b. Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup dibangun pada kawasan perdagangan,
perkantoran dan kawasan komersil;
c. Pengembangan sistem tercampur (yaitu menyatukan air limbah dan air hujan dalam satu
satu saluran) dikembangkan untuk air limbah dari kegiatan non-domestik dan kegiatan
lainnya seperti air buangan dari kamar mandi, tempat cuci dan hasil kegiatan kantor
lainnya, sedangkan untuk menutupi kelemahan sistem ini dapat diatasi dengan membuat
saluran terbuka dari perkerasan dengan campuran kedap air.

Dengan memperhatikan kondisi sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini, diperlukan
penanganan yang lebih baik. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di
Kabupaten Deli Serdang adalah sistem pembuangan air limbah setempat ( on-site sanitation)
dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing
keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.

C. Sistem Sanitasi
Pengelolaan limbah domestik, baik berupa grey water maupun black water perlu dilakukan
terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan khususnya air bersih. Sistem
pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah sistem
pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi
rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.

Sedangkan Sistem off site direncanakan di daerah–daerah yang menjadi pusat kegiatan
komersil dan pusat pemerintahan dengan pertimbangan luas tanah terbatas serta kepadatan
relatif tinggi. Teknologi pengelolaan air limbah yang sebaiknya diterapkan di Kabupaten Deli
Serdang sampai akhir tahun perencanaan adalah sistem on-site dengan menggunakan sistem
tangki septik dengan bidang resapan. Sistem on-site dikembangkan pada wilayah dengan
tipologi :
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 15
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

a) Kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha.


b) Sarana air bersih sudah tersedia dengan baik.
c) Sifat tanah impermeabel dan kedalaman tanah > 1,5 m.

D. Sistem Air Bersih


Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Kabupaten Deli Serdang baru
mencapai 15,34 %, yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 15 % dan sistem non perpipaan
yang terlindungi sebanyak 0,34 %. Diperkirakan masih terdapat masyarakat diperkotaan yang
belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang
terlindungi sebanyak 536.696 jiwa (84,66 %).

Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Deli Serdang baru
mencapai 2,5 % dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 1,79 % dan
sistem non perpipaan yang terlindungi 0,71 %.

Rencana penyediaan air bersih untuk Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
1. Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan melayani kawasan
perkotaan, pusat kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan. Daerah-daerah
ini merupakan daerah yang menjadi kawasan perkotaan yang tersebar di kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Deli Serdang.
2. Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari PDAM,
direncanakan melayani daerah diluar kawasan perkotaan. Daerah ini meliputi daerah-
daerah yang tidak termasuk dalam kawasan perkotaan Kabupaten Deli Serdang. Untuk
pengelolaannya dapat dilakukan oleh PDAM sendiri atau di serahkan kepada masyarakat
setempat dengan membentuk kelompok pemakai air.
3. Sistem penyediaan air bersih non PDAM dari pemerintah maupun dengan swadaya murni
dari masyarakat, sistem ini direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan
dari PDAM, terutama untuk wilayah perdesaan.

Untuk lebih jelasnya mengenai sistem jaringan prasarana di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
pada Gambar berikut.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 16


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.3. Rencana Sistem Prasarana Di Kabupaten Deli Serdang

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 17


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.2.6. Rencana Pola Ruang


Pola ruang di Kabupaten Deli Serdang perlu ditata kembali untuk dapat mewujudkan fungsinya
sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan mengantisipasi perkembangan penggunaan lahan akibat
tuntutan dari kegiatan yang ada. Rencana pola ruang wilayah ini dirinci menurut kawasan-kawasan
fungsional, yang meliputi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan budidaya. Penetapan
kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007,
PP Nomor 26 Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32 Tahun 1990, dengan batasan sebagai berikut :
1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya buatan yang terdiri dari kawasan
yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan
setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana
alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.
2. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya
manusia yangterdiri dari kawasan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian,
perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman dan peruntukan budidaya lainnya.

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung


Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Lindung di Kabupaten Deli Serdang dibedakan
menjadi (sesuai Permen PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten):
a) Kawasan hutan lindung;
Penetapan Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Deli Serdang mengacu kepada Usulan
Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 Tentang
Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kawasan-kawasan yang
telah ditetapkan layak sebagai kawasan hutan lindung di Kabupaten Deli Serdang
tersebar di Wilayah Selatan dan Utara, dengan luas total 4.126,38 meliputi :
1. Untuk wilayah Selatan kawasan Hutan Lindung terdapat di 2 (dua) kecamatan, yaitu :
 Kecamatan Gunung Meriah dengan luas 1.491,16 Ha, dan
 Kecamatan Sibolangit dengan luas 826,52 Ha.
2. Sedangkan untuk wilayah Utara, kawasan hutan lindung pada umumnya terdapat
disepanjang garis pantai yang sekaligus juga berfungsi sebagai sempadan pantai, yang
meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu :
 Kecamatan Hamparan Perak seluas 394,36 Ha;
 Kecamatan Percut Sei Tuan seluas 677,09 Ha, dan
 Kecamatan Pantai Labu seluas 737,25 Ha.

b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi:


kawasan bergambut dan kawasan resapan air;
 Berdasarkan kriteria tersebut maka tidak ada kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang
dapat dikatagorikan sebagai kawasan bergambut.
 Kawasan yang potensial bagi konservasi dan resapan air di Kabupaten Deli Serdang
berada di sekitar Wilayah selatan. Kawasan resapan air di Kabupaten Deli Serdang
pada dasarnya menyatu dengan Kawasan Suaka Alam yang terdapat pada bagian
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 18
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

selatan, antara lain di Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, STM Hulu, STM Hilir dan
Kecamatan Kutalimbaru.

c) Kawasan perlindungan setempat;


 Kawasan lindung sepanjang pantai (sempadan pantai) di Kabupaten Deli Serdang
ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung, yang meliputi 4 (empat) kecamatan, yaitu:
Kecamatan Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Pantai Labu dan Hamparan Perak.
 Berdasarkan hasil kajian potensi sungai, maka luas kawasan sempadan sungai
Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah 8.450 Ha (2,97% dari total luas
wilayah Kabupaten Deli Serdang), yang meliputi sempadan Sungai Deli, Babura,
Belawan, Ular, Buaya dan Sungai Belumai.

d) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yaitu:


 Di Kabupaten Deli Serdang, yang termasuk kedalam Kawasan Suaka Alam, adalah
Hutan Suaka Margasatwa Karang Gading ± 4.027,12 Ha yang terdapat di Kecamatan
Hamparan Perak seluas ± 1.408,21 Ha dan Kecamatan Labuhan Deli seluas ± 2.618,91
Ha.
 Kawasan pelestarian alam adalah Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata
Alam, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Rencana kawasan pelestarian
alam pada dasarnya tidak ada Taman Nasional yang terdapat di Kabupaten Deli
Serdang, akan tetapi Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) yang terdapat pada bagian
Selatan di Kecamatan Kutalimbaru adalah merupakan bagian dari Kawasan Ekosistem
Lueser (KEL) yang termasuk dalam Taman Nasional Gunung Leuser dengan luas ±
3.006,53 Ha.
 Taman Hutan Raya yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang adalah termasuk
kedalam Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan yang terdapat seluas ±
13.567,69 Ha, yang meliputi 4 (empat) kecamatan yaitu : Kecamatan Gunung Meriah ±
3.065,72 Ha, Kecamatan Sibolangit ± 3.625,17 Ha, Kecamatan STM Hilir ± 2.294,57 Ha
dan Kecamatan STM Hulu ± 4.582,23 Ha.

e) Kawasan rawan bencana alam, yaitu:


 Berdasarkan kondisi geologi dan topografi Kabupaten Deli Serdang, maka Kawasan
Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Deli Serdang dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu :
1. Kawasan rawan gerakan tanah tinggi, yaitu: daerah yang mempunyai potensi tinggi
untuk terjadi gerakan tanah. Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang termasuk dalam
Kawasan Rawan Gerakan Tanah Menengah hingga Tinggi antara lain:
 Pada bagian Selatan dari Kecamatan Sibolangit;
 Bagian Selatan dari Kecamatan Biru-biru;
 Bagian Selatan dari Kecamatan STM Hilir;
 Bagian Barat dari Kecamatan STM Hulu, dan
 Kecamatan Gunung Meriah

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 19


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

2. Kawasan rawan gerakan tanah menengah, yaitu : daerah yang mempunyai potensi
Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Kawasan ini terdapat di Kecamatan
Bangun Purba.
 Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu wilayah yang dapat dikategorikan
sebagai wilayah Kawasan Rawan Gelombang Pasang/Tsunami, karena berada pada
daerah dataran pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Kawasan
tersebut terdapat sepanjang ± 65 Km di sepanjang garis pantai Kabupaten Deli
Serdang, yang meliputi : Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan
dan Kecamatan Pantai Labu.
 Kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang termasuk kedalam daerah rawan banjir
diantaranya; Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe,
Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai Labu, Batang Kuis, Beringin, Tanjung Morawa dan
Kecamatan Lubuk Pakam.
 Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang rawan terkena angin puting beliung antara
lain : Kecamatan Beringin, Tanjung Morawa, Deli Tua, Patumbak, Batang Kuis, Lubuk
Pakam, Bangun Purba, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Sunggal, Pantai Labu, Pancur
Batu, Hamparan Perak, Gunung Meriah dan Kecamatan Kutalimbaru.

f) Kawasan lindung geologi, meliputi:


 Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang dapat dikatagorikan sebagai daerah rawan
letusan gunung berapi adalah wilayah-wilayah yang berdekatan atau berbatasan
dengan Kabupaten Karo (kawasan yang diperkirakan terkena dampak dari letusan
Gunung Berapi yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung), diantaranya adalah di
Kecamatan Kutalimbaru dan Kecamatan Sibolangit.
 Zona patahan aktif yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang tersebar di Kecamatan
Pancur Batu, dan Kecamatan Namorambe;
 Zona rawan bahaya gas beracun yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang di
Kecamatan Sibolangit, STM Hulu dan Kecamatan Gunung Meriah.

g) kawasan lindung lainnya, yaitu :


 Kawasan pantai berhutan bakau merupakan kawasan pesisir laut yang merupakan
habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan pada
perikehidupan pantai dan lautan. Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Deli
Serdang meliputi Kawasan Pantai di Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan
Pantai Labu dengan luas areal hutan bakau seluruhnya adalah 6.138 Ha (2,46 % dari
luas total Kabupaten Deli Serdang).

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya


Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas
daya dukung lingkungan Kabupaten Deli Serdang, menciptakan penyerapan lapangan
pekerjaan, terciptanya keserasian dengan rencana struktur tata ruang serta konsep
pengembangan wilayah yang dikembangkan dan telah disepakati melalui dialog-dialog
stakeholders dan seminar. Kawasan budidaya di Deli Serdang terdiri :

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 20


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

a. Kawasan peruntukan hutan produksi, Penetapan kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli
Serdang mengacu pada Finalisasi Usulan Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
: SK.44/Menhut-II/2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera
Utara. Luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli Serdang adalah ± 37.076,03 Ha,
yang tersebar di 8 (Delapan) kecamatan antara lain : Kecamatan Bangun Purba seluas ±
3.973,34 Ha; Kecamatan Kutalimbaru seluas ± 5.443,35 Ha; Kecamatan Namorambe seluas
± 1.104,76 Ha; Kecamatan Pancur Batu seluas ± 53,82 Ha; Kecamatan Biru-biru seluas ±
6.274,00 Ha; Kecamatan Sibolangit seluas ± 8.626,37 Ha; Kecamatan STM Hilir seluas ±
7.619,06 Ha; dan Kecamatan STM Hulu seluas ± 3.981,34 Ha.

Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki fungsi antara lain:


 Penghasil kayu dan bukan kayu;
 Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya;
 Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat;
 Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Kawasan hutan rakyat; Kawasan hutan rakyat merupakan kawasan yang mempunyai fungsi
yang serupa dengan fungsi kawasan budidaya kehutanan di samping fungsi hidrologis/
pelestarian ekosistem dengan luas penutupan tajuk minimal 50 persen dan merupakan
tanaman cepat tumbuh dengan luas minimal 0,25 hektar.

Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi hutan rakyat seluas ± 38.520 Ha, dengan jenis
tanaman durian, kemiri, manggis, duku, mindi, mahoni, karet, petai, jengkol, asam glugur
dan sebagainya yang hampir tersebar di semua kecamatan, yaitu : Kecamatan Kutalimbaru,
Sibolangit, Namorambe, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba, Biru-biru,
Galang, Pancur Batu, Hamparan Perak, Pantai Labu, Pagar Merbau, Percut Sei Tuan,
Sunggal, Labuhan Deli, Patumbak, Beringin, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Deli Tua, dan
Kecamatan Batang Kuis.

c. Kawasan peruntukan pertanian, Peruntukan budidaya pertanian memiliki fungsi antara lain
menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil peternakan dan sebagai daerah
resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya serta membantu menyediakan lapangan kerja
bagi penduduk setempat.

Luas pertanian di Kabupaten Deli Serdang, yang sesuai untuk budidaya pertanian lahan
basah adalah 68.830 Ha (27,56% dari total luas wilayah Kabupaten Deli Serdang) yang
tersebar di beberapa kecamatan. Dari 22 (dua puluh dua) kecamatan yang ada di
Kabupaten Deli Serdang 15 (lima belas) kecamatan diantaranya merupakan lahan beririgasi
yang potensial dan perlu dipertahankan sebagai daerah pertanian lahan basah, antara lain :
Kecamatan Sibolangit, Kutalimbaru, Pancur Batu, Namorambe, STM Hilir, Galang, Tanjung
Morawa, Patumbak, Sunggal, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan, Pantai Labu, Beringin,
Lubuk Pakam dan Kecamatan Pagar Merbau.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 21
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Pemanfaatan ruang pertanian lahan kering bertujuan untuk mendukung perekonomian


lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian Wilayah Kabupaten Deli
Serdang. Pengembangan kawasan pertanian lahan kering berdasarkan pada pertimbangan
kondisi eksisting (berupa kebun campuran, tegalan, padang rumput, ilalang dan semak
belukar) dan potensi wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres No. 57/89
tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya.

Luas pertanian lahan kering di Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah
10.785 Ha (4,32 % dari total luas Kabupaten Deli Serdang). Pengembangan kawasan
pertanian lahan kering terutama diarahkan pada Kecamatan Gunung Meriah, Biru-biru,
Bangun Purba, Tanjung Morawa, Deli Tua, Hamparan Perak, Pancur Batu, Labuhan Deli,
Percut Sei Tuan, Batang Kuis, dan Kecamatan Pantai Labu.

d. Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan


yang ada di wilayah kabupaten. Potensi perkebunan yang terdapat di Kabupaten Deli
Serdang antara lain; Kelapa, Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kakao, Tembakau dan Tebu.
Rencana pemanfaatan ruang untuk kawasan perkebunan pada tahun 2030 adalah 58.727
Ha (23,51 %) yang terdistribusi di seluruh kecamatan, terutama: Kecamatan Bangun Purba,
Gunung Meriah, Galang, STM Hilir, STM Hulu, Kutalimbaru, Pantai Labu, Biru-biru, Batang
Kuis, Namorambe, Pancur Batu, Hamparan Perak, Labuhan Deli, dan Percut Sei Tuan.

e. Kawasan peruntukan perikanan, Pemanfaatan ruang kawasan perikanan yang


dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang adalah kawasan perikanan darat, yaitu kolam air
tenang, kolam air deras, sawah/mina padi dan sungai serta perikanan laut.

Berdasarkan potensi pengembangan budidaya perikanan darat di Kabupaten Deli Serdang


tersebar dibeberapa wilayah Kecamatan, antara lain : Kecamatan Pantai Labu, Percut Sei
Tuan, Labuhan Deli, Hamparan Perak, Namorambe, Biru-biru, Patumbak, Tanjung Morawa,
Kutalimbaru, Pagar Merbau, Sunggal, Sibolangit, Pancur Batu, STM Hilir, dan Kecamatan
Beringin.

Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan perikanan tangkap (perikanan laut)


terletak di wilayah pesisir pantai Kabupaten Deli Serdang yang meliputi Kecamatan
Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu. Sedangkan pengolahan
ikan terdapat di Kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Percut Sei Tuan.

f. Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan


mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan
peruntukan air tanah di kawasan pertambangan;
Pemanfaatan kawasan peruntukan pertambangan dikembangkan dengan tujuan sebagai
berikut :
 Pemanfaatan potensi sumberdaya alam.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 22


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

 Mendukung pertumbuhan perekonomian wilayah dengan tetap menjaga keseimbangan


dan kelestarian alam (ekosistem).

g. Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan industri


besar, peruntukan industri menengah dan peruntukan industri rumah tangga;
Kawasan peruntukan industri memiliki fungsi antara lain:
1) Memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu
lokasi dengan biaya investasi prasarana yang efisien;
2) Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja;
3) Meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah yang bersangkutan;
4) Mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin
ditimbulkan.

Tabel 5.4. Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri

h. Kawasan peruntukan pariwisata,


Pengembangan kawasan pariwisata didasarkan pada wilayah-wilayah yang memiliki obyek
dan daya tarik wisata serta tersedianya dukungan sarana dan prasarana pariwisata. Jenis
obyek wisata yang diusahakan dan dikembangkan di kawasan peruntukan pariwisata dapat
berupa wisata alam, wisata sejarah dan konservasi budaya serta wisata buatan.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 23


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.5. Karakteristik Kawasan Peruntukan Pariwisata

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 24


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 25


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

i. Kawasan peruntukan permukiman,


Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi antara lain:
1) Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri
kehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial;
2) Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi
pembinaan keluarga.

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, untuk peruntukan kawasan permukiman adalah :
 Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);
 Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan
jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari - 100
liter/org/hari;
 Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);
 Drainase baik sampai sedang;
 Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran
pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;
 Tidak berada pada kawasan lindung;
 Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;
 Menghindari sawah irigasi teknis.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pola ruang di Kabupaten Deli Serdang tahun 2030 dapat
dilihat pada Gambar berikut :

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 26


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.4. Peta Rencana Pola Ruang Kab. Deli Serdang

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 27


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.2.7. Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang


Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang, terdiri dari :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, yaitu kawasan
yang diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara
berdasarkan geostrategi nasional; dan kawasan yang merupakan wilayah kedaulatan negara
termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga
dan/atau laut lepas.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu kawasan metropolitan,
kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta
kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Dan kawasan yang akan dikembangkan di
Kabupaten Deli Serdang, antara lain :
 Kawasan yang diarahkan sebagai Kawasan Industri di Kabupaten Deli Serdang.
 Pengembangan Kota Mandiri dengan memanfaatkan potensi areal Hak Guna Usaha (HGU)
PTPN II sebagai Kawasan Industri Terpadu yang terbentang diantara Belawan dan Bandara
Kualanamu, yaitu Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Batang Kuis seluas ± 8.172 Ha
yang merupakan Kota Mandiri yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana
seperti; jalan bebas hambatan, Transportasi Cepat Massal (Mass Rapid Transit/MRT) ,
jaringan kereta api, pengolahan limbah, air bersih, pembangkit listrik, Islamic Center dan
pusat kebudayaan, perkantoran dan pemerintahan, perumahan dan permukiman, pusat
olah raga dan taman kota.
 Kawasan yang memiliki dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi, seperti Bandara, Jalan Tol, Kereta Api dan jalan lingkar yang diarahkan di Kawasan
Sekitar Bandara Kualanamu, Kecamatan Beringin, Pantai Labu, Batang Kuis, Tanjung
Morawa, dan Lubuk Pakam.
 Kawasan perdagangan dan jasa, yaitu kota-kota kecamatan yang menjadi Pusat Kegiatan
Primer dan Sekunder bagi kawasan perkotaan Mebidangro, seperti: Lubuk Pakam, Sunggal,
Tanjung Morawa, Pancur Batu, Deli Tua, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Hamparan Perak,
Labuhan Deli dan Beringin.
 Kawasan Tertinggal, yaitu Kecamatan Gunung Meriah;
 Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sibolangit;
 Kawasan yang berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten adalah : Waduk multifungsi Lausimeme
di Kecamatan Biru-biru serta sungai di Kecamatan Sibolangit dan Gunung Meriah.
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya;
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, yang dapat di kembangkan di
Kabupaten Deli Serdang antara lain:
 Kawasan Perkantoran Pemerintahan, yaitu: Komplek Perkantoran Pemerintahan Kabupaten
Deli Serdang di Lubuk Pakam;
 Pengembangan kawasan wisata, di Kecamatan Sibolangit
 Kawasan Pendidikan dan Olah Raga yaitu : Kampus USU baru di Desa Kuala Bekala,
Kecamatan Pancur Batu dan Kawasan Pendidikan dan Olah Raga di Kecamatan Percut Sei
Tuan;
 Kawasan situs budaya dan peninggalan bersejarah, seperti situs Putri Hijau di Kecamatan
Deli Tua, dan situs Kota Rantang di Desa Kota Rantang Kecamatan Hamparan Perak.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 28
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi; dan/atau
e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
yang dapat di kembangkan di Kabupaten Deli Serdang antara lain :
 Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading di Kecamatan Hamparan Perak dan Labuhan
Deli;
 Kawasan Cagar Alam di Kecamatan Sibolangit;
 Kawasan Ekosistem Leuser di Kecamatan Sibolangit dan Kecamatan Kutalimbaru;
 Kawasan Taman Hutan Bukit Barisan di Kecamatan Sibolangit;
 Kawasan Hutan Lindung di Kecamatan Gunung Meriah;
 Kawasan Hutan Lindung Sempadan Pantai yang terdapat di sepanjang garis pantai di
Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuang dan Pantai Labu.
 Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan – Ular – Padang.
 Wilayah sungai lintas kabupaten, meliputi wilayah Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai
Belawan, Sungai Ular, Sungai Percut dan Sungai Belumai.

Tabel 5.6. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan RTRW

KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI BATAS KAWASAN


KABUPATEN DELI SERDANG
(1) (2) (3)
Kawasan yang diperuntukkan Pertahanan Keamanan
bagi kepentingan
pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara
berdasarkan geostrategi
nasional; dan kawasan yang
merupakan wilayah kedaulatan
negara termasuk pulau-pulau
kecil terluar yang berbatasan
langsung dengan Negara
tetangga dan/atau laut lepas.

Kawasan strategis dari sudut Ekonomi  Kawasan yang diarahkan


kepentingan pertumbuhan sebagai Kawasan Industri di
ekonomi, yaitu kawasan Kabupaten Deli Serdang.
metropolitan, kawasan  Pengembangan Kota Mandiri
ekonomi khusus, kawasan dengan memanfaatkan
pengembangan ekonomi potensi areal Hak Guna
terpadu, kawasan tertinggal, Usaha (HGU) PTPN II sebagai
serta kawasan perdagangan Kawasan Industri Terpadu
dan pelabuhan bebas. yang terbentang diantara
Belawan dan Bandara
Kualanamu, yaitu Kecamatan
Percut Sei Tuan dan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 29
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Kecamatan Batang Kuis


seluas ± 8.172 Ha yang
merupakan Kota Mandiri
yang didukung oleh
ketersediaan sarana dan
prasarana seperti; jalan bebas
hambatan, Transportasi
Cepat Massal (Mass Rapid
Transit/MRT) , jaringan kereta
api, pengolahan limbah, air
bersih, pembangkit listrik,
Islamic Center dan pusat
kebudayaan, perkantoran
dan pemerintahan,
perumahan dan permukiman,
pusat olah raga dan taman
kota.
 Kawasan yang memiliki
dukungan jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi, seperti
Bandara, Jalan Tol, Kereta Api
dan jalan lingkar yang
diarahkan di Kawasan Sekitar
Bandara Kualanamu,
Kecamatan Beringin, Pantai
Labu, Batang Kuis, Tanjung
Morawa, dan Lubuk Pakam.
 Kawasan perdagangan dan
jasa, yaitu kota-kota
kecamatan yang menjadi
Pusat Kegiatan Primer dan
Sekunder bagi kawasan
perkotaan Mebidangro,
seperti: Lubuk Pakam,
Sunggal, Tanjung Morawa,
Pancur Batu, Deli Tua, Percut
Sei Tuan, Batang Kuis,
Hamparan Perak, Labuhan
Deli dan Beringin.
 Kawasan Tertinggal, yaitu
Kecamatan Gunung Meriah;
 Kawasan Agropolitan di
Kecamatan Sibolangit;
 Kawasan yang berfungsi
untuk mempertahankan
tingkat produksi sumber
energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan
energi kabupaten adalah :

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 30


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Waduk multifungsi
Lausimeme di Kecamatan
Biru-biru serta sungai di
Kecamatan Sibolangit dan
Gunung Meriah.

Sosial Budaya  Kawasan Perkantoran


Pemerintahan, yaitu:
Komplek Perkantoran
Pemerintahan Kabupaten
Deli Serdang di Lubuk
Pakam;
 Pengembangan kawasan
wisata, di Kecamatan
Sibolangit
 Kawasan Pendidikan dan
Olah Raga yaitu : Kampus
USU baru di Desa Kuala
Bekala, Kecamatan Pancur
Batu dan Kawasan
Pendidikan dan Olah Raga di
Kecamatan Percut Sei Tuan;
 Kawasan situs budaya dan
peninggalan bersejarah,
seperti situs Putri Hijau di
Kecamatan Deli Tua, dan
situs Kota Rantang di Desa
Kota Rantang Kecamatan
Hamparan Perak.

Pemanfaatan Sumber Daya


Alam dan teknologi Tinggi
Fungsi dan Daya Dukung  Kawasan Suaka Margasatwa
Lingkungan Hidup Karang Gading di
Kecamatan Hamparan Perak
dan Labuhan Deli;
 Kawasan Cagar Alam di
Kecamatan Sibolangit;
 Kawasan Ekosistem Leuser di
Kecamatan Sibolangit dan
Kecamatan Kutalimbaru;
 Kawasan Taman Hutan Bukit
Barisan di Kecamatan
Sibolangit;
 Kawasan Hutan Lindung di
Kecamatan Gunung Meriah;
 Kawasan Hutan Lindung
Sempadan Pantai yang
terdapat di sepanjang garis
pantai di Kecamatan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 31


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Hamparan Perak, Percut Sei


Tuang dan Pantai Labu.
 Satuan Wilayah Sungai
(SWS) Belawan – Ular –
Padang.
 Wilayah sungai lintas
kabupaten, meliputi wilayah
Sungai Deli, Sungai Babura,
Sungai Belawan, Sungai Ular,
Sungai Percut dan Sungai
Belumai.

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2027

Tabel 5.7 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan


Infrastruktur Bidang Cipta Karya

USULAN MERUPAKAN
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM LOKASI KSK
PENDANAAN PELAKSANA
UTAMA (YA/TIDAK)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 Peningkatan sumber air baku bagi
seluruh Kecamatan di Kabupaten
Program Penyediaan Deli Serdang APBD Kab.
1 Air Baku Bagi Dinas PU
Permukiman  Peningkatan sumber air baku bagi Deli Serdang
seluruh Kecamatan di Kabupaten
Deli Serdang
 Program Pengembangan Sistem
Prasarana Persampahan
 Re-design Tempat/Lahan
Pembuangan Akhir yang ada untuk
mencegah akibat yang ditimbulkan
kedepan.
 Peninjauan terhadap kemungkinan
pembangunan TPA baru.
Program  Pembangunan dan atau Dinas Cipta
Pengembangan Sistem penambahan TPS di seluruh APBD Kab. Karya
2 Prasarana wilayah perkotaan di kabupaten Deli Serdang danPertam
Persampahan Deli Serdang.
 Pembangunan dan atau
bangan
penambahan TPS di seluruh
wilayah perkotaan di kabupaten
Deli Serdang.
 Pengembangan Sistem Daur Ulang
Sampah yang berlokasi di TPA.
 Pengembangan Pengelolaan
Limbah Bergerak.
Sumber: Hasil Analisis
Untuk lebih jelasnya mengenai Kawasan Strategis Kabupaten yang terdapat di wilayah Kabupaten
Deli Serdang, dapat dilihat pada Gambar berikut :

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 32


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.5. Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 33


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.3. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)


5.3.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah RPJMD Kabupaten Deli Serdang Tahun
2009 – 2014

Visi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2009-2014 adalah :


“Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius,
sejahtera bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan
pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil dan penegakan
hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.”

Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang berbeda, perlu
dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud dan menjadi Misi Kabupaten Deli Serdang,
yaitu:
- mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong pembangunan yang menjamin
pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,
infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang
berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif.
- Misi mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah mendorong pembangunan
akhlak mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif,
mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.
- mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang sejahtera dan bersatu dalam
kebhinekaan adalah mendorong pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang
adil guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu
menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.
- Misi penegakan hukum dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah mendorong
terciptanya supremasi hukum dan masyarakat yang taat hukum, menghilangkan praktek
diskriminasi hukum, mendorong pembangunan sistem yang akuntabel, transparan,
professional, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai fasilitator bagi semua stake
holdernya.

Tujuan Pembangunan Daerah


1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia;
2. Mewujudkan infrastruktur perhubungan, irigasi dan permukiman yang baik;
3. Meningkatkan perekonomian daerah;
4. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai sosial, budaya dan
agama;
5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis good
governance;

Sasaran Pembangunan Daerah


1. Terwujudnya peningkatan aksesbilitas pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada seluruh
masyarakat

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 34


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

2. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur dan permukiman yang memadai baik kuantitas dan
kualitas
3. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.
4. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman
5. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.

5.3.2. Strategi Pembangunan Daerah


1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas;
2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
4. Peningkatan produktifitas dan kualitas produk serta pengembangan potensi ekonomi lokal
dalam rangka peningkatan daya saing daerah.
5. Pengembangan wawasan kebangsaan;
6. Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya;
7. Peningkatan keluarga sejahtera melalui pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;
8. Percepatan pengurangan penduduk miskin;
9. Perbaikan sistem kearsipan dan informasi;
10. Peningkatan profesionalisme aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik;
11. Peningkatan penataan peraturan daerah.

5.3.3. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah


Dalam upaya mencapai pelaksanaan visi dan misi Kabupaten Deli Serdang, arah kebijakan
pembangunan daerah dijabarkan sebagai berikut :
1. Menyediakan prasarana dan sarana dalam rangka peningkatan kapasitas dan aksesibilitas dan
kualitas SDM, diarahkan kepada peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang
berkualitas.
2. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas infrastruktur perhubungan, irigasi dan permukiman serta
lingkungan hidup diarahkan antara lain melalui penyedian sarana dan prasarana daerah yang
berkualitas.
3. Meningkatkan kapasitas perekonomian daerah diarahkan pemantapan struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Kabupaten Deli Serdang
melalui pengembangan produk-produk unggulan, pengembangan UKM dan Koperasi.
4. Meningkatknya kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai social dan agama,
diarahkan antara lain untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral
dan etika dalam pembangunan.
5. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis good
governance diarahkan antara lain meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pelaksanaan
good governance, peningkatan mutu pelayanan publik sesuai dengan standar pelayanan
minimal.

Adapun perwujudan strategi dan arah kebijakan tersebut dijabarkan menurut fungsi yang
digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan program pembangunan sesuai
dengan urusan wajib dan pilihan, yaitu :

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 35


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

A. Urusan Wajib
1. Urusan Pendidikan
2. Urusan Kesehatan
3. Urusan Pekerjaan Umum
4. Urusan Perumahan
5. Urusan Penataan Ruang
6. Urusan Perencanaan Pembangunan
7. Urusan Perhubungan
8. Urusan Lingkungan Hidup
9. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
10. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12. Urusan Sosial
13. Urusan Ketenagakerjaan
14. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
15. Urusan Penanaman Modal
16. Urusan Kebudayaan
17. Urusan Pemuda dan Olahraga
18. Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri
19. Urusan Pemerintahan Umum
20. Urusan Kepegawaian Daerah
21. Urusan Ketahanan Pangan
22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
23. Urusan Statistik
24. Urusan Kearsipan
25. Urusan Komunikasi dan Informatika
26. Urusan Perpustakaan

B. Urusan Pilihan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pilihan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan
adalah: urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumberdaya Mineral, Pariwisata, Kelautan dan
Perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi.

5.3.4. Program Pembangunan Daerah


Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.

Sesuai dengan prioritas Nasional yang dikaitkan dengan urusan rumah tangga yang menjadi
kewenangan kabupaten, prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai
berikut;
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan pembangunan pendidikan,
kesehatan dan perekonomian daerah;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 36
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

2. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;


3. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan produktifitas,
pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;
4. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
5. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
6. Tata kelola pemerintahan yang baik.

5.4. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN


(RP2KP)
5.4.1. Arahan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Berdasarkan kajian yang dilakukan pada kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kawasan prioritas
di dapati beberapa hal yang penting diantaranya adalah sebagai berikut:
 Kecamatan Lubuk Pakam dikembangkan menjadi PKWp dengan fungsi utama sebagai pusat
pemerintahan kabupaten, perdagangan dan jasa, kota transit, pusat pelayanan umum dan sosial,
dan permukiman.
 Kecamatan Lubuk Pakam merupakan pusat kegiatan utama di Kabupaten Deli Serdang.
 Desa Sekip diarahkan untuk peningkatan kualitas sarana prasarana.
 Kelurahan Lubuk Pakam I/II Kelurahan Lubuk Pakam III, Kelurahan Lubuk Pakam Pekan
diarahkan untuk revitalisasi kawasan.
 Desa Bakaran Batu diarahkan untuk peningkatan kualitas sarana prasarana.
 Kawasan prioritas penanganan permukiman berada di Desa Sekip, Desa Bakaran Batu, Kelurahan
Lubuk Pakam I/II Kelurahan Lubuk Pakam III, Kelurahan Lubuk Pakam Pekan.

A. Arahan Kebijakan Sektoral dan RTRW

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 37


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

B. Analisis Makro
a. Pengembangan Bandara Kuala Namu dan Pusat Perdagangan
dan Jasa
• Pengembangan Bandar Udara Kuala Namu akan memberikan dampak bagi Desa Sekip,
karena desa ini akan menampung limpahan kegiatan dan orang dari kegiatan bandara
(Bandara-Desa Sekip ± 6 Km).
• Desa ini dihubungkan secara regional dengan stasiun KA dan jalinsum ± 500 m desa.
• Desa ini merupakan kawasan permukiman berbatasan langsung dengan pengembangan
pusat perdagangan dan jasa.

b. KKOP Bandara Kuala Namu


• Desa Sekip berada di dalam kawasan permukaan kerucut
• Pengembangan Desa Sekip mengacu pada KM 57 Tahun 2007 tentang KKOP Bandara Baru
Medan.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 38


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.4.2. Analisis Mikro Kawasan


A. Permasalahan Permukiman Di Kabupaten Deli Serdang
Adapun beberapa permasalahan yang diidentifikasi antara lain:
a) Masyarakat belum memahami dengan baik sehingga sosialiasai santa diperlukan untuk
menyamakan persepsi pentingnya pembangunan permukiman untuk meningkatkan
kesejahteraan warga dan kawasan menjadi lebih maju dan mandiri
b) Masyarakat masih mengharapkan setiap pembangunan di lingkungannnya dilakukan oleh
pemerintah
c) Lahan dan ruang di perkotaan yang terbatas telah menjadikan kawasan perkotaan menjadi
daya tarik bagi masyarakat imigran untuk dating dan tinggal karena keumdahan aksesibilitas ke
pusat kota. Akibatnya sering dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh karena lahan dan
ruang yang terbatas telah beralih fungsi ruang, seperti: sempadan jalan, trotoar, saluran, ruang
terbuka hijau, dipergunakan unutk jualan atau sebagai tempat hunian
d) Kurangnya efisiensi dan efektifitas penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana permukiman
e) Masih adanya kawasan tertinggal yaitu Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan STM Hulu, dan
Kecamatan STM Hilir
f) Merupakan daerah rawan bencana yaitu:
1. Kawasan yang termasuk ke dalam kawasan rawan bencana alam geologi antara lain:
 Kawasan rawan letusan gunung berapi terdapat di Kecamatan Kutalimbaru dan
Kecamatan Sibolangit;
 Kawasan rawan gerakan tanah terdapat di Kecamatan Sibolangit, bagian Sealatan
Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Pancur Batu, Kecamatan Namorambe, dan
Kecamatan Sibiru-biru;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 39
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

 Zona patahan aktif terbesar di Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Namorambe;
 Zona rawan bahaya gas beracun yang tersebar di Kecamatan Sibolangit, STM Hulu, dan
Kecamatan Gunung Meriah
2. Kawasan berpotensi rawan banjir, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran rencah di
sepanjang garis pantai sepanjang 65 Km, yang meliputi Kecamatan Hamparan Perak,
Kecamatan Labuhan Deli, Kecamatan Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Pantai Labu;
3. Kawasan berpotensi rawan longsor, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran tinggi
pada Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Biru-Biru, Kecamatan STM
Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kecamatan Gunung Meriah, dan Kecamatan Bangun Purba
4. Kawasan rawan tsunami dan gelombang pasang terdapat di sepanjang pantai Kecamatan
Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Pantai Labu

B. Pola Permukiman Kabupaten Deli Serdang


Pada umumnya permukiman di Kabupaten Deli Serdang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
besar yaitu perumahan dan permukiman di perkotaan dan perkecamatan. Pola permukiman
perkecamatan atau kampung itu sendiri, pada dasarnya masih dapat dibagi menjadi perkampungan
pertanian yaitu umumnya membentuk pola mengelompok atau menggerombol dengan dikelilingi
oleh persawahan (lahan pertanian), terbentuknya kelompok-kelompok permukiman ini tidak lepas
dari keberadaan sumber air. Biasanya permukiman semacam ini terbentuk dekat dengan sumber
air.

C. Permasalahan Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Deli Serdang


Secara umum permasalahan infrastruktur di Kabupaten Deli Serdang dibagi menjadi permasalahan
jaringan jalan lingkungan, penyediaan air bersih, dan penyediaan sanitasi.
a. Sampai dengan tahun 2008, panjang jaringan jalan yang ada di Kabupaten Deli Serdang telah
mencapai 3.075,554 Km, yang meliputi jalan telah diaspal sepanjang 1.186,314 Km, jalan kerikil
1.568,375 Km, jalan batu sepanjang 34,559 Km, jalan beton (concrete) sepanjang 15,958 Km
dan ajaln tanah sepanjang 270,848 Km. Permasalahan penyediaan jaringan jalan di Kabupaten
Deli Serdang antara lain:
 Jaringan jalan masih dalam kondisi makadam di beberapa kecamatan
 Kondisi jaringan jalan kurang baik di beberapa kecamatan
b. Sumber-sumber yang telah dimanfaatkan untuk sumber air minum diantaranya adalah Mata
Air Sibolangit dengan kapasitas 46.000 m³/d, Sungai Belawan (Sunggal) dengan kapasitas
90.720 m³/d, Sungai Deli (Deli Tua) dengan kapasitas 30.240 m³/d, Sungai Ular, dan Sungai
Belumai. Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan baru mencapai 15,34 %, yang
meliputi sistem perpipaan sebanyak 15 % dan sistem non perpipaan yang telindungi sebanyak
0,34 %. Cakupan pelayanan pada kawasan perdesaan baru mencapai 2,5 % dari seluruh
penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 1,79 % dan sistem non perpipaan ang
terlindungi 0,71 %. Permasalahan terkait dengan penyediaan air bersih antara lain:
 Pada waktu musim hujan tidak dapat menerima aliran air
 Tidak adanya embung-embung untuk penyimpanan air bersih pada waktu musim kemarau
 Lingkungan permukiman masih kekurangan air bersih
 Belum adanya sarana penampungan air bersih
 Kekurangan air bersih pada waktu musim kemarau
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 40
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

c. Permasalahan penyediaan sanitasi adalah kurangnya penyediaan jamban.

5.4.3. Strategi Pengembangan Kawasan Prioritas


Strategi pembangunan kawasan dikembangkan dari kebutuhan penanganan kawasan. Karakteristik
penanganan kawasan di kawasan prioritas dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) karakteristik
penanganan permukiman. Penanganan pertama lebih kepada penanggulangan permukiman yang
telah tidak teratur dan cenderung untuk menjadi kumuh (kuratif). Sedangkan penanganan kedua
merupakan penanganan pencegahan pembentukan kawasan permukiman yang sporadis melalui
alih fungsi lahan sawah pertanian irigasi yang tidak terencana.

Penanganan kawasan permukiman prioritas yang bersifat penanggulangan kawasan permukiman


dapat didekati dari permasalahan yang ada di kawasan permukiman prioritas tersebut. diantaranya
adalah:
1. Kehidupan sosial yang tidak teratur
2. Tingkat ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang rendah
3. Kurangnya infrastruktur
4. Tataguna lahan yang tidak teratur
5. Kondisi rumah yang kurang sehat
6. Hunian yang kurang memadai mengakibatkan kondisi yang tidak sehat bagi penghuninya.

Berdasarkan hal-hal tersebut perlu dilakukan penanganan yang serius diantaranya program
perbaikan dan penyediaan. Hal ini dilakukan agar permasalahan ini tidak melebar. Diantara
program tersebut adalah perbaiakn jalan lingkungan, saluran drainase, penyediaan MCK dan
pengadaan fasilitas sosial.

A. Kawasan Prioritas

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 41


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

B. Konsep Pengembangan Kawasan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 42


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.4.4. Rencana Aksi Kawasan

POTENSI DAN PERMASALAHAN

INDIKASI PROGRAM

KONSEP PENANGANAN KAWASAN •Indikasi program


•Lokasi
•Sumber pendanaan
MANFAAT KEBUTUHAN •Instansi pelaksanaan
•Tahapan (waktu pelaksanaan)
•Pembiayaan

PENYEPAKATAN

RENCANA AKSI

Muatan Indikasi Program:


(1) Indikasi program  jenis program yang diterapkan untuk mewujudkan rencana yang
disusun
(2) Lokasi  area perwujudan rencana
(3) Sumber pendanaan  asal dana : APBN/APBD/Investasi Swasta/kerjasama pendanaan
(4) Instansi pelaksanaan  pihak yang melaksanakan
(5) Tahapan (waktu pelaksanaan)  jangka waktu pelaksanaan
(6) Pembiayaan  besaran biaya yang dikeluarkan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 43


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.4.5. Program Strategis Kota Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan kebijakan dan strategi permukiman dan infrastruktur kota Lubuk Pakam yang telah
dibahas, maka untuk mewujudkannya dibuat program-program strategis, strategi dan program
tersebut adalah sebagai berikut ;

Tabel 5.8. Strategi Dan Program Penataan Bangunan Dan Lingkungan


Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

1. Program Pembinaan Teknis Bangunan Gedung


Meningkatkan Kualitas
1 A. Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Bangunan
Bangunan
(Gedung) Kabupaten Deli Serdang

B. Peningkatan Administrasi Perumahan

C. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan


(Rtbl) Kawasan Pusat Kota

a. Koridor Jl. Dr. Sutomo

b. Koridor Jl. Pantai Labu

c. Koridor Jl. Bakaran Batu

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 44


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

D. Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Induk


Sistem Proteksi Kebakaran (Rispk) Kabupaten Deli
Serdang

Program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni


2.
Kecamatan Lubuk Pakam

A. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni Kawasan


Desa Sekip(Lingkungan Dusun Ampera Utara, Ampera
Selatan, Dusun Kelapa, Dusun Sederhana Dan Dusun
Sempurna Desa Sekip Serta Lingkungan I Kelurahan
Cemara)

B. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni Desa


Bakaran Batu

C. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni Kawasan


Pusat Kota (Kelurahan Lubuk Pakam I/Ii Kelurahan Lubuk
Pakam Iii, Kelurahan Lubuk Pakam Pekan)

D. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni


Kelurahan/ Desa : A) Paluh Kemiri, B)Petapahan, C)
Tanjung Garbus I, D) Pagar Merbau Iii, E) Pasar
Melintang, F) Pagar Jati, Dan G) Kel. Syahmad

3. Program Pemberdayaan Masyarakat Kota/Desa


A. P2kp-Pnpm Perkotaan

B. Ppk-Pnpm Perdesaan

Program Peningkatan Dan Peremajaan Kawasan Permukiman


4.
Kumuh Kecamatan Lubuk Pakam
Mengurangi Lokasi
2 A. Kawasan Permukiman Kumuh Desa Sekip(Lingkungan
Permukiman Kumuh
Dusun Ampera Utara, Ampera Selatan, Dusun Kelapa,
Dusun Sederhana Dan Dusun Sempurna)

B. Kawasan Permukiman Kumuh Lingkungan I Kelurahan


Cemara

5. Program Peningkatan Fasilitas Umum


A. Pemindahan Pedagang Di Kawasan Deli Mas Kecamatan
Lubuk Pakam Ke Lokasi Pasar Yang Baru

 Persiapan (Sosialisasi Dan Koordinasi)

 Pemantapan Pedagang

 Pemindahan

 Pengadaan Lahan Pengembangan Pasar

B. Terminal (Pembangunan Terminal Tipe B Kota Lubuk


Pakam)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 45


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

 Study Kelayakan Lokasi Terminal Tipe B Kota Lubuk


Pakam

 Penyusunan Ded Terminal Tipe B Kota Lubuk Pakam

 Pembangunan Terminal Tipe B Kota Lubuk Pakam

6. Program Pembangunan Rumah Susun


A. Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Rumah
Susun

B. Sosialisasi Dan Pemantapan Masyarakat

C. Pembangunan Rumah Susun

D. Pembangunan Infrastruktur Kawasan Rumah Susun

Sosialisasi Peraturan 7. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat


3 Berkaitan Dengan A. Sosialisasi Peraturan Tentang Bangunan (Peraturan
Pembangunan Permukiman Bangunan Gedung, Imb Dll)

Menerapkan Aturan Dan Program Pengawasan Dan Penindakan Pelanggar Peraturan


8.
4 Sanksi Hukum Yang Jelas Tentang Bangunan
Dan Tegas A. Pengawasan Peraturan Pembangunan

B. Penindakan Pelanggar Peraturan Tentang Bangunan

Tabel 5.9. Strategi Dan Program Air Minum Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

Mereview Kso Pengelolaan 1. Program Bantuan Teknis Air Bersih


1 Pdam Tirtanadi Di Lubuk
Pakam A. Peninjauan Kembali Kso Pdam Tirtanadi Lubuk Pakam

Meningkatkan Pelayanan Air 2. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Air Minum


2
Minum Untuk Masyarakat A. Pembangunan Pengolahan Sumber Air Baku

a. Pembangunan Ipa (Instalasi Pengolahan Air Minum)

B. Pembangunan Jaringan Air Minum

C. Peningkatan Pelanggan

Program Pengembangan Sistim Pengelolaan Air Minum


3.
Masyarakat (Spam)

A. Pengembangan Spam Kecamatan Lubuk Pakam

a. Pengembangan Spam Kelurahan Paluh Kemiri

b. Pengembangan Spam Kelurahan Petapahan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 46


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

c. Pengembangan Spam Desa Sekip

d. Pengembangan Spam Desa Bakaran Batu

e. Pengembangan Spam Desa Tanjung Garbus I

f. Pengembangan Spam Desa Pagar Merbau Iii

g. Pengembangan Spam Desa Pagar Jati

h. Pengembangan Spam Desa Pasar Melintag

Meningkatkan Kesadaran 4. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat


3 Masyarakat Dalam Efisiensi
Penggunaan Air Minum A. Sosialisasi Efisiensi Penggunaan Air Minum Perpipaan

B. Sosialisasi Sanitasi Masyarakat

Tabel 5.10. Strategi Dan Program Drainase Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

Penyusunan Masterplan 1. Program Pembinaan Teknis Drainase


1 Sistem Drainase Kota A. Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Lubuk
Kecamatan Lubuk Pakam Pakam

Meningkatkan Kualitas Dan Program Pengembangan Pembangunan Sistem Drainase


2.
2 Cakupan Pelayanan Sistem Kecamatan Lubuk Pakam
Saluran Drainase A. Normalisasi Sungai Kuala Namu

B. Peninggian Tanggul Sungai Kuala Namu

C. Peningkatan Kualitas Saluran Drainase Primer Desa


Bakaran Batu Dan Desa Sekip

D. Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan


Kawasan Prioritas Pembangunan Sppip (Desa Sekip,
Desa Cemara, Dan Desa Bakaran Batu)

E. Normalisasi Saluran Drainase Lingkungan Kawasan


Prioritas Pembangunan Sppip (Desasekip, Desa
Cemara (Lingkungan I), Dan Desa Bakaran Batu)

F. Normalisasi Saluran Drainase Primer Desa Sekip Dan


Bakaran Batu

G. Normalisasi Saluran Drainase Lingkungan Kawasan


Perkotaan (Kel. Lubuk Pakam I/Ii, Kel.Lubuk Pakam Iii
Dan Kel. Lubuk Pakam Pekan)

H. Pemeliharaan Saluran Drainase Kecamatan Lubuk


Pakam

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 47


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

I. Normalisasi Sungai Batu Gingging

a. Sosialisasi / Pemantapan Masyarakat

b. Pelurusan / Normalisasi Sungai Batu Gingging

c. Pembuatan Lenning / Turap Sungai Batu


Gingging

d. Pembuatan Talud / Jalan Inspeksi Bantaran


Sungai Batu Gingging

e. Penanaman Tanaman Penghijauan (Turus) Di


Sempadan / Sepanjang Jalan Inspeksi Sungai
Batu Gingging

J. Pembangunan Drainase Mandiri Kecamatan Lubuk


Pakam

a. Pembangunan Kolam Retensi

b. Pembuatan Pintu Klep Saluran Drainase Primer


Desa Bakaran Batu

c. Pembangunan Sistem Pompanisasi


Penanggulangan Banjir Kecamatan Lubuk Pakam

Meningkatkan Kesadaran 3. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat


Masyarakat Dalam A. Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Dan Partisipasi
3
Pemeliharaan Kebersihan Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan Pemeliharaan
Saluran Drainase Lingkungan Drainase Lingkungan

B. Sosialisasi Sanitasi Masyarakat

Tabel 5.11. Pembuangan Limbah Rumah Tangga Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

1. Program Bantuan Teknis Pengelolaan Air Limbah


Meningkatkan Kualitas Pelayanan A. Penyusunan Perda Pengelolaan Limbah Rumah
1. Pembuangan Limbah Rumah Tangga Kabupaten Deli Serdang
Tangga
B. Penyusunan Data Base Sanitasi Kabupaten Deli
Serdang

C. Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah (Spal)


Kecamatan Lubuk Pakam

Program Pengembangan Cakupan Pelayanan Limbah


2.
Rumah Tangga

A. Pembangunan Mck Plus Kecamatan Lubuk Pakam

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 48


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

B. Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (Ipal)

C. Penambahan Prasarana / Sarana Mobil Tinja

Program Pembuangan Limbah Secara Komunal Di


3. Daerah Permukiman Padat Dan Permukiman
Pengembangan Baru

A. Sosialisasi Penerapan Pembuangan Limbah Komunal

B. Pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah Komunal

C. Penerapan / Operasionalisasi Ipal Komunal

Meningkatkan Kesadaran 4. Program Peningkatan Kesadaran Sanitasi Masyarakat


2. Masyarakat Akan Pentingnya
Sanitasi / Kebersihan Lingkungan A. Sosialisasi Sanitasi Masyarakat

B. Pemberdayaan Ksm Pembangunan Mck Plus Dan


Ipal

Tabel 5.12. Strategi Dan Program Persampahan Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

Program Pembinaan Teknis Organisasi Pengelolaan


1.
Meninjau Kembali Organisasi Sampah Kabupaten Deli Serdang
1.
Pengelolaan Persampahan A. Peninjauan Kembali Organisasi Pengelolaan
Persampahan

Meningkatkan Kualitas Pelayanan 2. Program Pengembangan Pembangunan Persampahan


2.
Persampahan A. Pengadaan Armroll 6m3

B. Pengadaan Kontainer Besi 6m3

C. Pengadaan Dump Truck Kapsitas 6m3

D. Pangadaan Becak Sampah

E. Pembangunan Tps Pas. Bata

F. Pembangunas Tps Terpadu 3r

G. Pengadaan Tong Sampah

Meningkatkan Peran Masyarakat 3. Program Pelibatan Masyarakat Dan Swasta Dalam


3. Dan Swasta Dalam Pengelolaan Pengelolaan Sampah
Persampahan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 49


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

Meningkatkan Kesadaran 4. Program Peningkatan Kesadaran Sanitasi Masyarakat


4. Masyarakat Dalam Pengelolaan A. Sosialisasi Dan Kamanye Kebersihan Lingkungan
Persampahan Kepada Mayarakat

B. Sosialisasi Penerapan 3r Kepada Masyarakat (Sumber


Produksi Sampah)

C. Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat


Persampahan

Tabel 5.13 :
Strategi Dan Program Jalan Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

Meningkatkan Kualitas Jalan Kota 1. Program Peningkatan Jalan Kabupaten Deli Serdang
1.
Dan Jalan Lingkungan A. Peningkatan Kualitas Jalan Kabupaten

B. Penambahan / Pembangunan Jalan Kabupaten

C. Pemeliharaan Jalan Kabupaten Deli Serdang

Program Peningkatan Kualitas Dan Pembangunan Jalan


2.
Lingkungan

A. Pembangunan Dan Peningkatan Kualitas Jalan


Lingkungan Desa Sekip

B. Pembangunan Dan Peningkatan Kualitas Jalan


Lingkungan Desa Bakaran Batu

C. Pembangunan Dan Peningkatan Kualitas Jalan


Lingkungan Kelurahan Cemara

D. Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan Kelurahan


Lubuk Pakam Pekan

E. Pembangunan Dan Peningkatan Kualitas Jalan


Lingkungan Kelurahan Lubuk Pakam I/Ii

F. Pembangunan Dan Peningkatan Kualitas Jalan


Lingkungan Kelurahan Lubuk Pakam Iii

G. Pembangunan Dan Peningkatan Kualitas Jalan


Lingkungan Desa Tanjung Garbus I, Desa Pagar
Merbau Iii, Desa Pasar Melintang, Dan Desa Pagar
Jati.

H. Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan Kelurahan


Paluh Kemiri, Kel. Petapahan, Dan Kel. Syahmad

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 50


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM

I. Pebangunan Jalan Inspeksi/ Sempadan Sungai-


Sungai Besar Di Kecamatan Lubuk Pakam (Sungai
Kuala Namu, Dan Sungai Batu Gingging)

Meningkatkan Kesadaran Program Pelibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan


3.
Masyarakat Dalam Pengelolaan Pemeliharaan Jalan Lingkungan
2.
Dan Pemeliharaan Jalan A. Sosialisasi Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan
Lingkungan Pemeliharaan Jalan Lingkungan

Tabel 5.14 :
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dan Tata Ruang Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

Program Pembinaan Teknis Penataan Ruang Kabupaten


1.
Deli Serdang
Penyusunan Rencana Rinci Tata
1. A. Penyusunan Rencana Rinci / Masterplan Kawasan
Ruang Kecamatan Lubuk Pakam
Cepat Tumbuh Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang

B. Penyusunan Rtbl Kawasan Lapangan “Segitiga” Lubuk


Pakam

Meningkatkan Kualitas Rth Kota 2. Program Pembangunan Rth Kota :


2.
Maupun RTH Lingkungan A. Pembangunan Taman Kota Kabupaten Deli Serdang

B. Pemeliharaan Taman Dan Hutan Kota Kabupaten Deli


Serdang

C. Penanaman Tanaman Turus Jalan Dan Sempadan


Sungai Serta Sempadan Rel Kereta Api Kabupaten Deli
Serdang

D. Pemeliharaan Tanaman Turus Jalan Dan Sempadan


Sungai Serta Sempadan Rel Kereta Api Kabupaten Deli
Serdang

Programpembangunan Rth Lingkungan :Kabupaten Deli


3.
Serdang

A. Pembangunan Taman Bermain Dan Lapangan Olah


Raga Lingkungan

B. Pemeliharaan Taman Bermain Dan Lapangan Olah Raga


Lingkungan

Meningkatkan Peran Program Pelibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan


3. Masyarakan Dan Swastan 4. Pemeliharaan Taman Bermain Dan Lapangan Olah Raga
Dalam Pengelolaan Rth Kota Lingkungan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 51


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

NO STRATEGI PROGRAM
Maupun Lingkungan A. Sosialisasi Fungsi Dan Manfaat Serta Pengelolaan
Taman Bermain Dan Lapangan Olah Raga Lingkungan

B. Pelaksanaan Minggu Bersih Dan Goto`Ng Royong


Kabupaten Deli Serdang

5.4.6. Indikasi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang
Indikasi Program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kota Lubuk Pakam
merupakan hasil dari penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur kota Lubuk Pakam, yang berupa penggabungan dari strategi, program, lead sector
serta pentahapan yang direncanakan selama 20 tahun yang terbagi dalam 5 (lima) tahunan, yakni 5
tahun I, 5 tahun II, 5 tahun III dan 5 tahun IV. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.15. Strategi dan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 52


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 53


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 3.14 :
Strategi dan Program Air Minum

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 54


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 55


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.16. Strategi dan Program Drainase

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 56


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 57


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.17. Strategi dan Program Pembuangan Limbah Rumah Tangga

Tabel 3.17 :
Strategi dan Program Persampahan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 58


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 3.18 :
Strategi dan Program Jalan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 59


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 60


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.18. Strategi dan Program Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 61


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.5. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PAM (RISPAM)


5.5.1. Isu-Isu Strategis
Isu-isu strategis Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
- Potensi / Kekuatan
1. Sungai – sungai yang memiliki debit sepanjang tahun dan melintas di wilayah Kabupaten
Deli Serdang ada sebanyak 5 Sungai yaitu Sungai Belawan, sungai Deli, Sungai Percut,
Sungai Serdang dan Sungai Ular. Empat dari lima sungai tersebut sudah dipakai PDAM
Tirtanadi sebagai sumber pengadaan air bersih untuk Kota Medan dan Deli Serdang, yakni :
a. Sungai Belawan dengan 2 unit bangunan pengolahan air dengan kapasitas 1600 l/det di
Sunggal dan 500 l/det di Hamparan Perak.
b. Sungai Deli dengan 1 bangunan unit pengolahan air dengan kapasitas 1700 l/det.
c. Sungai Belumai (anak Sungai Serdang) dengan 1 unit bangunan pengolahan air dengan
kapasitas 1000 l/det
d. Sungai Ular dengan kapasitas 120 l/det.
e. Kapasitas debit ketiga sungai tersebut secara natural sudah maksimal dimanfaatkan
untuk pengadaan air bersih Kota Medan dan sekitarnya.
2. Pada saat ini sumber air bersih yang potensial seperti air permukaan Sungai Belawan,
Sungai Deli, Sungai Serdang dan Sungai Ular sudah dieksploitasi oleh PDAM Tirtanadi
Medan untuk memenuhi kebutuhan air Kota Medan dan sebagian wilayah Deli Serdang.
Hal ini menyebabkan terbatasnya sumber air permukaan untuk digunakan sebagai air
bersih.
3. Pengembangan Waduk lau Simene yang merupakan waduk multi fungsi yang terdapat di
Desa Kuala Sungai Dekah, Kecamatan Biru – Biru. Waduk Lausimeme direncanakan seluas ±
385,2 Ha dengan tinggi 74 m dan daya tampung air total ± 22.200 m 3. Waduk lausimeme
akan berfungsi sebagai pengendalian banjir (skala perencanaan 40 tahun), Penyediaan air
minum (3700 l/det), Pembangkit Listri Tenaga Air (PLTA) 2800 KW, Pariwisata, Pengairan
dan perikanan.
4. Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk masyarakat menengah ke
atas di perkotaan, sementara pelayanan air minum untuk masyarakat miskin selain belum
memadai, juga harus membayar lebih mahal.

- Permasalahan Pengembangan
1. Terjadinya konversi lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan Budidaya, dari lahan
pertanian menjadi kawasan non pertanian/urban, sehingga berakibat terganggunya
ekosistem.
2. Tingginya laju pertumbuhan pemukiman di wilayah Kabupaten Deli Serdang, terutama
yang berbatasan dengan Kota Medan mengakibatkan volume limbah pemukiman seperti
sampah dan tinja bertambah besar.
3. Kegiatan industri di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang terdapat di Tanjung morawa
terletak di watershed Sungai Serdang, sehingga buangan limbah cair yang tidak
dikendalikan pada kawasan industri akan mencemari sungai Belumai/ Serdang. Hal yang
sama juga terjadi pada kegiatan industri dan pabrik Kecamatan Sunggal yang akan
mencemari Sungai Belawan. Limbah industri rumah tangga yang menyatu dengan kawasan
permukiman terdapat di wilayah Patumbak, Delitua dan Batang Kuis.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 62
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

4. Berpindahnya Bandara Polonia ke Kualanamu maka wilayah sekitar bandara Kualanamu


akan berkembang menjadi kawasan permukiman perkotaan, sehingga membutuhkan
sarana dan prasarana permukiman yang cukup besar dengan biaya yang besar.
5. Ruas jalan negara yang ada di wilayah Kabupaten Deli Serdang seperti Medan – Deli
serdang – Binjai, Medan – Lubuk Pakam – Serdang Bedagai dan Medan – Pancur Batu –
Sibolangit – karo akan menurun tingkat daya hubungnya dari tahun ke tahun dan dalam 20
tahun kedepan tingkat daya hubungnya mencapai kelas E atau macet total.

- Faktor strategis
1. Letak wilayah geografis yang strategis merupakan satu – satunya alternatif yang dapat
menampung kejenuhan / limpasan pembangunan Kota Medan.
2. Pada kondisi 2010, di Kabupaten Deli Serdang terdapat 922.210 penduduk angkatan kerja
yang merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan sehingga
mendukung kegiatan pembangunan dan investasi di Kabupaten Deli Serdang.
3. Penempatan Bandar Udara Internasional di Kualanamu mempercepat pertumbuhan
perdagangan, jasa dan pemukiman.
4. Kabupaten Deli Serdang dilalui oleh jalan trans Sumatera sehingga mempermudah akses
angkutan barang dan orang antara kabupaten Deli Serdang dengan Wilayah lainnya di
Sumatera dan Jawa relatif lancar dan mendukung pembangunan ekonomi masyarakat.

5.4.2. Kondisi SPAM yang ada


A. SPAM Dikelola PDAM/UPT
Terdiri dari 20 Kecamatan dan 2 Kecamatan dikelola oleh Mayarakat. SPAM Ibukota Kabupaten
dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang baik Jaringan Perpipaan (JP) dan Bukan
Jaringan Perpipaan (BJP). SPAM Ibukota Kecamatan dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli
Serdang dan Tirta Deli yang terdiri dari Jaringan Perpipaan (JP) dan Bukan Jaringan Perpipaan
(BJP). Kondisi SPAM Eksisting Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 5.6.Skematik SPAM Eksisting Kota Lubuk Pakam

Air
Sungai Instalasi
Ular Pengolahan Reser
Air voir

Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

SPAM Deli Serdang dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang dan PDAM Tirta Deli.
SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang terdiri dari SPAM Ibukota
Kabupaten dan 6 SPAM IKK. SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Deli terdiri dari 7 kecamatan
yang dilayani dengan menggunakan jaringan perpipaan dan 6 Kecamatan yang bukan jaringan
perpipaan.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 63


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

- Jaringan Perpipaan (JP)


(1). Unit Air Baku
Air baku yang digunakan untuk SPAM Kota Lubuk Pakam adalah Sungai Ular.
Pengembangan SPAM dengan air baku Sungai Ular dibangun tahun 1995 (MUDP II)
dengan lokasi intake dekat Jembatan Kereta Api, areal yang disediakan sekitar 2 Ha,
pada awalnya dilengkapi dengan WTP Paket Baja kap. 4 x 30 L/dt, saat ini dengan
meningkatnya kebutuhan air, produksi ditingkatkan menjadi 160 L/dt dengan durasi
operasional sekitar 22-24 jam/hari.
(2). Unit Produksi
Unit produksi SPAM Sungai Ular adalah Paket Pengolahan Air lengkap dengan
proses koagulasi-flokulasi-sedimentasi dan filtrasi, dilakukan pembubuhan tawas,
soda api dan kaporit dalam proses penjernihan air baku Sungai Ular tersebut
sehingga menjadi layak untuk dikonsumsi.
(3). Kinerja Unit Produksi
Kinerja Unit produksi SPAM IPA Sungai Ular saat ini sudah termanfaatkan secara
maksimal.

Tabel 5.19. Kinerja Unit Produksi SPAM IPA Sungai Ular


No Nama Lokasi Unit Kap Kap. Kap Kap. Unit Kap. Idle
Sumber Produksi Desain Terbangun Intake Produksi (l/det.)
(l/det) (l/det.) (l/det.) (l/det.)
1 IPA Dekat 120 120 160 120 -
Sungai jembatan
Ular Kereta Api
Sei Ular

(4). Unit Distribusi


Pendistribusian air SPAM IPA Sungai Ular dilakukan dengan cara pemompaan
melalui reservoir distribusi 1000 m3 di lokasi IPA tersebut, dengan pipa distribusi PVC
Ø 250 mm sepanjang 7.500 m hingga ke pusat Kota Lubuk Pakam.

Kondisi Sungai Ular

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 64


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

(5). Unit Pelayanan


Pelayanan air minum PDAM untuk Kota Lubuk Pakam pada saat ini sudah
menjangkau 13 desa/ kelurahan yang ada, dengan unit pelayanan berupa
sambungan rumah dan hidran umum.
- Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)
Untuk masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan PDAM, secara swadaya masyarakat
menggunakan SPAM non perpipaan, seperti : sumur pompa air tanah dangkal, dan sumur
gali.

Gambar 5.7
Skematik SPAM Eksisting Bukan Jaringan Perpipaan

Sumur Bor Pompa Produksi/


Distribusi

Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK)


- Jaringan Perpipaan (JP)
Dari 22 IKK yang ada di Kabupaten Deli Serdang, hanya 13 IKK yang telah memiliki SPAM
perpipaan yang dikelola PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang dan PDAM Tirta Deli.
- Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)
Di Kabupaten Deli Serdang masih terdapat Ibu Kota Kecamatan yang belum memiliki
SPAM perpipaan, dengan demikian masyarakat masih secara swadaya menggunakan SPAM
non perpipaan seperti: sumur pompa air tanah dangkal, sumur gali dan PAH
(Penampungan Air Hujan) untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

B. SPAM Dikelola Non PDAM/UPT


SPAM yang dikelola Non PDAM/UPT hanya SPAM Ibukota Kecamatan dan SPAM Pedesaan.
SPAM Ibukota Kabupaten untuk Jaringan Perpipaan (JP) Tidak ada dikelola Non PDAM. SPAM
Ibukota Kabupaten untuk Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) Tidak ada yang dikelola institusi
tertentu, masyarakat secara swadaya/ individual membuat SPAM non perpipaaan. SPAM
Ibukota Kecamatan (IKK) terdiri dari jaringan Perpipaan. SPAM IKK untuk Bukan Jaringan
Perpipaan (BJP) Tidak ada yang dikelola institusi tertentu, masyarakat secara swadaya/
individual membuat SPAM non perpipaan berupa sumur gali/ sumur pompa.

SPAM Pedesaan terdiri dari Jaringan Perpipaan (JP) dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). SPAM
Pedesaan untuk Jaringan perpipaan yang ada bersumber dari aliran sungai kecil dan mata air
dengan pengaliran secara gravitasi, pada umumnya SPAM ini dikelola oleh kelompok
masyarakat secara swadaya. Tidak ada SPAM Pedesaan Bukan Jaringan Perpipaan yang
dikelola institusi tertentu, masyarakat secara swadaya/ individual membuat SPAM non
perpipaaan berupa sumur gali/ sumur pompa.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 65


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

SPAM yang dikelola Non PDAM/UPT terdapat 2 Kecamatan. SPAM ini dikelola oleh masyarakat
atau yayasan secara swadaya. SPAM yang dikelola Non PDAM/UPT hanya SPAM Ibukota
Kecamatan dengan Jaringan Perpipaan (JP).
SPAM Jaringan perpipaan yang ada bersumber dari aliran sungai kecil dan mata air dengan
pengaliran secara gravitasi, pada umumnya SPAM ini dikelola oleh kelompok masyarakat
secara swadaya dan Yayasan.

Tabel 5.20. SPAM IKK Perpipaan Non PDAM di Kabupaten Deli Serdang
No. Kecamatan SPAM Pengelolaan
1. Gunung Meriah Sungai+perpipaan+ HU Masyarakat
2. STM Hulu Mata Air+ perpipaan + HU Yayasan
Sumber : Survey Lapangan, 2012

5.4.3. Kendala dan Permasalahan


SPAM Kabupaten Deli Serdang dikelola oleh PDAM Tirtanadi Deli Serdang dan PDAM Tirta Deli
memiliki kendala dan permasalahan kompleks meskipun sudah terjalin kerjasama operasional
(KSO) sejak 1981. Kendala dan permasalahan yang terjadi pada bagian teknis, keuangan,
kelembagaan dan manajemen. Kendala dan permasalahan yang bersifat fisik dan non fisik ini
menyebabkan keterbatasan atau ketersediaan pendukung pada sistem penyelenggaraan air minum
itu sendiri.
A. Unit Kerja Teknis Operasional & Pemeliharaan
SPAM Kabupaten Deli Serdang yang dikelola oleh PDAM Tirtanadi Deli Serdang dan PDAM
Tirta Deli menyebabkan Konflik antarwilayah dalam pemanfaatan air baku lintas wilayah
tersebut. Permasalahan teknis juga bisa disebabkan oleh bencana sehingga mempengaruhi
kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tersebut. Ruang lingkup teknis operasional dan
pemeliharaan berasal dari unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan.
Adapun permasalahan tiap unit teknis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.21. Kendala dan permasalahan aspek teknis operasional dan pemeliharaan
No Parameter Teknis Permasalahan
1 Unit air baku  Debit berfluktuasi, kecil dan terbatas
 Sulit melakukan pengelolaan

2 Unit produksi  Tidak memiliki instalasi pengolahan


 Kualitas air minum tidak terkontrol
 Terjadinya kerusakan pompa

3 Unit distribusi  Sulit mengatur tekanan di dalam pipa


 Kerusakan pada pompa distribusi
 Kerusakan pada pipa dan banyaknya lumpur pada pipa
 Wilayah pelayanan terbatas dan sulit dikembangkan

4 Unit pelayanan  Kerusakan/aus pada meter air


 Kerusakan pada pipa

Sumber : Dokumen RISPAM Kab. Deli Serdang, 2012

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 66


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.2.3. Kebijakan Pengembangan SPAM


Pada awalnya, pengembangan sistem penyediaan air minum banyak dilakukan oleh pemerintah
pusat, namun demikian sejalan dengan upaya pelaksanaan desentralisasi dan perkembangan sosial
politik dalam negeri, maka penyelenggaraan sistem penyediaan air minum (SPAM) menjadi
kewenangan wajib pemerintah daerah. Dengan ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, kewenangan wajib tersebut lebih ditegaskan lagi dan dalam pelaksanaannya
pemerintah pusat dapat memfasilitasi/ membantu pengembangan SPAM khususnya dalam rangka
pengamanan (safeguard) pencapaian sasaran nasional dan pengendalian pelaksanaan untuk
perwujudan standar pelayanan minimal. Untuk mengatur pengembangan sistem air minum
nasional, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Salah satu yang mendasar diatur dalam PP
tersebut adalah bahwa pemerintah bertanggung jawab dan wajib untuk menjamin
penyelenggaraan pelayanan air minum yang berkualitas. Sementara itu, dalam rangka percepatan
pelayanan pada sektor air bersih, sanitasi, dan persampahan, dan untuk mencapai sasaran yang
tertuang dalam MDG (Millennium Development Goals) dengan dilatarbelakangi oleh kondisi
ketersediaan prasarana dan sarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang masih
sangat terbatas maka perlu kiranya suatu kebijakan dan strategi dalam bidang air minum yang
bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kebutuhan pokok air
minum yang memenuhi syarat kualitas, syarat kuantitas dan syarat kontinuitas.

Kebijakan pengembangan SPAM dirumuskan dengan menjawab isu strategis dan permasalahan
dalam pengembangan SPAM. Secara umum kebijakan dibagi menjadi lima kelompok yang
ditentukan arahan kebijakan sebagai dasar dalam mencapai sasaran pengembangan SPAM untuk
memenuhi sasaran MDG baik jangka pendek tahun 2009 maupun jangka panjang 2015. Adapun
arahan kebijakan adalah:
1. Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh masyarakat Indonesia
2. Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari berbagai sumber secara
optimal
3. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan
4. Peningkatan penyediaan Air Baku secara berkelanjutan
5. Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat

5.2.4. Strategi pengembangan SPAM


Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Daerah antara lain memuat rencana strategis dan
program pengembangan SPAM yang memuat :
a. Identifikasi potensi dan rencana alokasi air baku untuk wilayah pelayanan sesuai
perkembangannya;
b. Garis besar sistem penyediaan air baku di wilayah administratif;
c. Garis besar rencana pembagian wilayah administratif menjadi satu atau lebih
wilayah pelayanan sesuai potensi air baku dan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) baik wilayah pelayanan dengan jaringan perpipaan maupun wilayah
pelayanan dengan bukan jaringan perpipaan;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 67
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

d. Indikasi program pengembangan untuk setiap rencana wilayah pelayanan berdasarkan


urutan prioritas;
e. Kriteria dan standar pelayanan di wilayah administratif kabupaten atau kota;
f. Indikasi keterpaduan program dengan pengembangan prasarana dan sarana
sanitasi yang merupakan dampak penggunaan air minum untuk wilayah pelayanan yang
dianggap strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan;
g. Indikasi alternatif pembiayaan dan pola investasi untuk wilayah pelayanan yang dianggap
strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan; serta
h. Indikasi pengembangan kelembagaan untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis
dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan.

Gambar 5.8.
Strategi Pengembangan SPAM

Pengurangan Kebocoran Air &


Jumlah Air tak Berekening

Pemanfaatan Kapasitas Berlebih


Tak Berekening
Belum Terpakai

Pemanfaatan Air
Tanah Dangkal yang baik

Pembangunan
Sistem Baru

5.2.5. Rencana Pengembangan SPAM


A. Zona Pengembangan SPAM
Suatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga
dapat memenuhi tujuan, diantaranya :
a. Tesedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air
minum.
b. Tersedianya air setiap waktu atau berkesinambungan.
c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
d. Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi
Periode perencanaan 15 – 20 tahun dengan rencana pengembangan SPAM memiliki Sasaran
pelayanan dengan memprioritaskan daerah yang belum mendapat pelayanan air minum dan
berkepadatan tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah
pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.

Berdasarkan jenis kebutuhan air tersebut, maka besar kebutuhan air perkapita akan sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan besaran alokasi air dapat dilakukan
dengan pendekatan kebutuhan pokok manakala potensi sumber daya air baku relatif rendah dan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 68


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

sulit diperoleh sehingga relatif mahal untuk eksploitasinya. Kriteria besar alokasi kebutuhan air per
kapita berdasarkan pendekatan kebutuhan pokok dan komersial dapat diuraikan, sebagai berikut :
 Sambungan Rumah : 100-120 ltr/orang/hari
 Hidran Umum : 30-40 ltr/orang/hari
 Kebutuhan non domestic : 15-20% kebutuhan domestic
 Alokasi kehilangan air : 15-20% dari kebutuhan rata-rata

B. Ibukota Kabupaten
Lubuk Pakam merupakan Ibukota Kabupaten Deli Serdang merupakan wilayah dengan tingkat
kekotaannya lebih tinggi dan menggunakan pengolahan lengkap dan pemompaan untuk air sungai
dengan tingkat turbidity > 50 mg/l sehingga bisa mendistribusikan dan melayani penduduk Lubuk
Pakam. Namun hal yang perlu dilakukan adalah pengembangan lintas IKK yaitu pengembangan
SPAM Kota Lubuk Pakam-IKK Pagar Merbau - IKK Batang Kuis dan IKK Percut Sei Tuan.
Pengembangan SPAM Kota Lubuk Pakam - IKK Batang Kuis - IKK Percut Sei Tuan direncanakan
menjadi satu kesatuan karena pertimbangan sebagai berikut :
 Secara geografis wilayahnya berdekatan dengan potensi sumber air baku yang sama, yakni
Sungai Ular.
 Kondisi 69 sosial ekonomi dan karakteristik kekotaannya relatif sama, merupakan wilayah
yang padat penduduk dan pesat perkembangannya, sehingga SPAM yang akan dibangun
akan cost recovery meskipun dengan pengolahan lengkap dan pemompaan.

C. Ibukota Kecamatan (IKK)


Hal yang perlu dilakukan pengembangan SPAM IKK adalah sistem distribusi dan pelayanan
tiap IKK karena adanya daerah yang tidak terlayani dengan baik. Sistem pengembangan SPAM
IKK terbagi dua yaitu lintas IKK dan SPAM IKK. Pengembangan lintas IKK dilakukan
berdasarkan zona. Adapun zona tersebut adalah Pantai Labu- Beringin, Gunung Meriah-
Silinda-Bangun Purba-Galang, Sunggal-Labuhan Deli-Hamparan Perak. Pengembangan SPAM
Ibu Kota Kecamatan (IKK) direncanakan berdiri sendiri tidak bergabung dengan IKK lainnya
karena pertimbangan sebagai berikut :

 Lokasi IKK tersebut di atas saling berjauhan, sehingga tidak efisien menjadi satu kesatuan.
 Wilayah IKK tersebut di atas memiliki sumber air baku sendiri yang dapat dikembangkan
menjadi SPAM untuk masing-masing IKK tersebut.

D. Desa Rawan Air


Desa rawan air adalah desa yang tidak memiliki potensi air tanah dangkal sedangkan air
permukaan dan mata air relative jauh dari permukiman dan saat ini belum memiliki prasarana
air minum yang dibangun Pemerintah seperti desa- desa pada Kecamatan Pantai Labu dan
Kec.Batang Kuis di wilayah pesisir serta desa- desa pada Kec.Gunung Meriah, STM Hulu,
Kutalimbaru, Pancur Batu, Namorambe, Biru – biru, STM Hilir, dan Bangun Purba pada wilayah
perbukitan.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 69


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.2.6. Rencana Program Mendesak 5 tahunan


Berdasarkan ketersediaan air baku dan kondisi sosial ekonomi di wilayah Kabupaten Deli Serdang,
disusun rencana pengembangan SPAM dengan tiga tahapan perencanaan sebagai berikut:
 Tahap I tahun 2011-2015
 Tahap II tahun 2016-2020
 Tahap III tahun 2021-2025
Pengembangan SPAM dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat sehingga dapat lebih produktif, target cakupan pelayanan sebesar
80% terhadap areal pelayanan juga menjadi sasaran dari program MDG’s.

5.2.7. Rencana Keterpaduan dengan Prasarana Sanitasi dan Konservasi Areal Tangkapan Air
A. Persampahan
Rencana pengelolan persampahan adalah sebagai berikut :
1. Rehabilitasi TPA STM Hilir (Tadukan Raga) dari TPA Control Landfill menjadi TPA Sanitary
Landfill untuk menjaga kualitas air Sungai Belumai yang pada bagian hilirnya terdapat IPA
Kap. 2x500 L/dt dan Kap. 7,5 L/dt.
2. Rehabilitasi TPA Pancur Batu (Duren Tunggal) dari TPA open dumping menjadi TPA
Sanitary Landfill untuk menjaga kualitas air Sungai di bagian hilirnya.
3. Membangun TPA Regional dengan penanganan Snitary Landfill bekerja sama dengan
Pemerintah Kota Medan.
4. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering),
pengomposan sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat pemisahan yang
dilakukan masyarakat mulai dari rumah – rumah dan tempat umum.
5. Sistem pengelolaan TPA yang direncanakan adalah sistem Sanitary Landfill.
6. Menggunakan incinerator untuk mengurangi timbunan sampah.

B. Drainase dan Air Limbah


Kondisi sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini, diperlukan penanganan yang lebih baik.
Sistem pengelolaan air limbah yang perlu diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah :
1. Sistem pembuangan air limbah setempah (on-Site Sanitation) menggunakan septic tank
yang memenuhi kaidah teknis yang diterapkan pada permukiman berkepadatan rendah
sampai sedang.
2. Sistem off site menggunakan system perpipaan dan IPAl (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
atau Septic Tank Komunal/ Inhoff Tank pada permukiman berkepadatan tinggi (>= 300
jiwa/ha) dan wilayah komersial.
3. Sistem komunal dapat dilakukan di perumahan padat perkotaan, komplek maupun
perumahan yang dikembangkan oleh developer real estate.
4. Pengembangan pengelolan limbah bergerak (IPAL mobile) pada daerah industri terutama
meliputi wilayah kawasan cepat tumbuh dan kawasan perkotaan yaitu kecamatan Lubuk
Pakam, Tanjung Morawa, Patumbak dan rencana bandara Internasional Kualanamu.

C. Areal Tangkapan Air


Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan tangkapan air berkaitan dengan fungsi
hidrologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi serta mempertahankan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 70
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

funsi peresapan bagi air tanah. Adapun yang menjadi kawasan resapan air adalah Kecamatan
Gunung Meriah, Sibolangit, STM Hulu, STM Hilir, Kutalimbaru, Namorambe dan Pancur Batu.
Kawasan ini mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sebagai aquifer dan
berguna sebagai sumber air yang diperuntukkan bagi pelestarian lingkungan maka daerah ini
diharapkan membatasi pembangunan fisik. Wilayah sempadan sungai yang berbatasan
langsung dengan Sungai Deli, Sungai babura, Sungai Belawan, Sungai Ular, Sungai Buaya dan
Sungai Belumai agar mempertahankan kelestarian lingkungan dengan tidak membangun
pemukiman pada 100 m dari kiri – kanan sungai untuk mengurangi kekeruhan sungai. Wilayah
pantai seperti pada Kecamatan Pantai Labu agar menjaga kelestarian alam (mangrove) pada
jarak 100m dari titik pasang tertinggi ke arah darat guna mengurangi intrusi air laut pada air
tanah dangkal.

5.6. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)


5.6.1. Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi Kota
Secara keseluruhan tantangan sektor sanitasi kota dipengaruhi oleh beberapa aspek isu strategis
seperti di bawah ini:
C. Aspek Non Teknis
Aspek kebijakan daerah dan Kelambagaan dapat ditinjau dari :
- Pemerintah Kabupaten Deli Serdang memiliki komitmen yang tinggi dalam pengelolaan
sanitasi yang pro masyarakat miskin.
- Beberapa perda yang menjadi payung hukum dan terkait dengan pembangunan Sanitasi
sudah tersedia, namun belum sepenuhnya terlaksana di Deli Serdang.
- Disamping itu Pemerintah Kabupaten Deli Serdang juga belum memiliki Perda dasar dan
pendukung yang lengkap dan memadai untuk mengarahkan seluruh pihak baik
Pemerintah, masyarakat maupun swasta terhadap pola pengelolaan sanitasi yang benar di
Kabupaten Deli Serdang. Sehingga menyulitkan Pemerintah dalam mendorong partisipasi
seluruh pihak dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Deli Serdang.
- Lainnya adalah penanganan pembangunan sektor sanitasi yang belum terkoordinasi
dengan baik, dan masih dilakukan secara parsial oleh masing-masing SKPD.
- Dengan keikutsertaan Kabupaten Desli Serdang sebagai salah satu wilayah perserta
program PPSP, keberadaan kelompok kerja (POKJA) Sanitasi, dapat dijadikan sebagai
motor penggerak untuk membantu dinas dan lembaga teknis struktural pemerintah kota
dalam mendorong kinerja pengelolaan sanitasi, dan pengembangan perilaku hidup bersih
yang optimal di Kabupaten Deli Serdang.

Di samping isu-isu strategis yang bersifat umum di atas, beberapa isu kebijakan daerah dan
kelembagaan yang mempengaruhi penanganan di masing-masing subsektor adalah:
Sub-Sektor Air Limbah Domestik,
Belum ada sebuah ketegasan secara jelas dan tegas ataupun kebijakan Pemerintah Deli
Serdang yang mengarah kepada prilaku berbagai pihak dalam hal pengolahan air limbah
domestik untuk lingkungan permukiman, atau tingkat rumah tangga.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 71


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Sub-Sektor Persampahan,
Perda Kabupaten Deli Serdang tentang Kebersihan Lingkungan No. Perda No. 5 tahun 2003
tentang Retribusi Sampah, belum secara maksimal diterapkan di lapangan. Penanganan
sampah yang begitu besar telah menjadi sederhana karena dengan tidak adanya Dinas
Kebersihan, penanganan langsung masalah sampah diberikan kepada masing-masing
kecamatan.
Sub-Sektor Drainase Lingkungan
Kebijakan yang menegaskan tentang kewajiban masyarakat untuk membangun dan
memelihara sarana drainase lingkungan secara mandiri belum ada. Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang belum memiliki pola monitoring khusus yang diarahkan untuk menjaga integrasi dan
koneksi antara drainase lingkungan dengan drainase sekunder dan primer yang ada di
Kabupaten Deli Serdang.

Sub-Sektor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Secara kelembagaan untuk kegiatan dan dukungan terhadap program PBHS sudah berjalan
dengan baik, dibawah kordinasi Dinas Kesehatan. Namun secara keseluruhan kendala yang
dihadapi adalah sangat sulitnya merubah pola dan prilaku masyarakat.

D. Aspek Teknis
Dalam penerapan kebijakan dan langkah yang telah disusun dalam pengembangan sanitasi
Kabupaten Deli Serdang, beberapa isu strategis dan tantangan dalam pelayanan
pembangunan sanitasi ditinjau dari aspek teknis antara lain:
Drainase Lingkungan
Secara umum, terdapat dua isu strategis di subsektor drainase lingkungan, yaitu:
 Belum tersedianya data mengenai jaringan dan kondisi drainase di Kabupaten Deli
Serdang.
 Karakteristik tanah di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki kapasitas infiltrasi yang cukup
tinggi mendukung upaya pengelolaan drainase secara partisipatif oleh masyarakat melalui
penerapan sistem drainase ramah lingkungan.
 Karakteristik tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi cukup tinggi mendukung sistem
drainase setempat yang bertujuan untuk mengurangi volume limpasan air hujan yang perlu
disalurkan ke jaringan drainase konvensional.
Persampahan
Isu strategis dalam subsektor persampahan terutama terkait dengan penggunaan TPA di
Tandukan Raga bersifat semi controlled dumping. Secara lebih rinci, tiga isu strategis berhasil
diidentifikasi, yaitu:
 Perlu ditetapkan TPA Sanitary Landfilll bagi Kabupaten Deli Serdang ;
 Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 mengenai pengelolaan persampahan telah
mensyaratkan bahwa TPA Open Dumping harus ditutup pada tahun 2013. Terkait dengan
hal itu maka Kabupaten Deli Serdang perlu untuk segera meningkatkan sistem TPA dari
Semi controlled landfill menjadi Sanitary Landfill.
 Masih belum optimalnya kegiatan 3R baik yang berskala kota maupun berbasis rumah
tangga dan kegiatan usaha/jasa sehingga belum dapat mengurangi secara berarti volume
sampah yang perlu dibuang ke TPA.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 72
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

 Berdasarkan paradigma pengelolaan persampahan baru maka diharapkan sampah yang


perlu diangkut ke TPA adalah seminimal mungkin. Untuk mencapai hal tersebut, kegiatan
3R perlu didukung dan dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang. Dalam kenyataannya
inisiatif 3R ini telah belum dimulai dan masih sangat kurang.
 Insinerator untuk sampah medis, dan saat ini, Kabupaten Deli Serdang memiliki insinerator
limbah medis di RSUD. Instalasi ini mengolah sampah medis secara thermal dari
puskesmas-puskesmas. Karena sampah medis memerlukan pengolahan secara khusus,
maka pemanfaatan incinerator untuk pengolahan sampah medis ini perlu untuk
ditingkatkan.

Air Limbah
Tiga isu strategis telah diidentifikasi dalam subsektor air limbah. Ketiga isu strategis tersebut
adalah:
 Tidak adanya pejabat pengawas lingkungan hidup sehingga upaya penerapan sanksi
terhadap pengolahan dan pembuangan limbah yang tidak layak masih sangat lemah;
 Adanya keterbatasan lahan yang dapat digunakan untuk pembangunan prasarana yang
menghambat upaya pembangunan dalam bidang pengelolaan air limbah;
 Keterbatasan lahan menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan infrastruktur
pengelolaan limbah di Kabupaten Deli Serdang yang layak. Sistem pengelolaan secara
komunal perlu untuk didorong sebagai salah satu solusi teknis untuk dapat menanggulangi
permasalahan ini.
 Belum maksimalnya ketersediaan IPAL Komunal dan IPLT di Kabupaten Deli Serdang .
 Saat ini, Kabupaten Deli Serdang sudah memiliki IPAL komunal maupun IPLT. Dari hasil
melihat kegiatan “belajar dari fakta”, diketahui bahwa sistem komunal yang telah berjalan
terbatas pada penyediaan IPAL di Perumahan PNS II Desa Pagar Merbau III Kec. Lubuk
Pakam untuk sekitar 50 KK dan juga difungsikan sebagai pembuangan hasil penyedotan
tinja.

PHBS Sanitasi
Untuk aspek hygiene dan PHBS Sanitasi, perilaku masyarakat yang masih melakukan BABS
(Buang Air Besar Sembarangan) maupun BABS terselubung menjadi isu strategis utama. Dari
studi EHRA terungkap bahwa tidak kurang dari 30% masyarakat Kabupaten Deli Serdang
masih melakukan praktek ini. Berdasarkan kebijakan nasional yang telah ditetapkan, maka
pada tahun 2013 praktek BABS dan BABS terselubung harus sudah dapat dihilangkan di
Kabupaten Deli Serdang.

5.6.2. Strategi Keberlanjutan Layanan Sanitasi Kota


A. Aspek Teknis
- Subsektor Drainase Lingkungan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 73


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 5.22. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub-sektor Drainase s.d. 2014
Tujuan Sasaran Strategi
1. Terwujudnya 1. Tersedianya data 1. Melakukan identifikasi tentang jaringan
infrastruktur jaringan drainase. drainase
perumahan dan 2. Tersedianya master 2. Pemetaan wilayah genangan.
permukiman plan air bersih. 3. Memprioritaskan pembangunan kawasan
yang 3. Terwujudnya kawasan perumahan dan permukiman kumuh
berwawasan perumahan dan 4. Percepatan pembangunan infrastruktur.
lingkungan, pemukiman yang sehat
dan asri.
4. Tersedianya sumber air
bersih bagi daerah
rawan air bersih

2. Terciptanya 1. Meningkatkan peran 6. Melaksanakan penyuluhan dan


lingkungan serta masyarakat dan pembangunan dengan mengikutsertakan
yang sehat. swasta dalam upaya peran serta masyarakat.
pengelolaan drainase 7. Memberikan bantuan kepada masyarakat
lingkungan dalam melaksanakan pembangunan.
2. Mengurangi wilayah 8. Melakukan kegiatan pemeliharaan secara
genangan sebesar 70% teratur terhadap sarana dan prasarana
pada akhir tahun 2014 drainase Kabupaten Deli Serdang
9. Mengoptimalkan kembali fungsi prasarana
drainase yang sudah ada terutama di wilayah
genangan,
10. Melakukan kegiatan pemeliharaan
secara teratur terhadap sarana drainase.

- Subsektor Persampahan

Tabel 5.23. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub-Sektor Persampahan s.d. tahun 2015
Tujuan Sasaran Strategi
11. Peningka 1. Memaksimalkan 1. Menyusun perencanaan sistem pengelolaan
tan penanganan sampah sampah yang komprehensif
penanganan secara luas untuk 2. Menyusun regulasi termasuk penyesuaian tarif
sistem semua unsur kontribusi atas pelayanan penanganan
pengelolaan masyarakat sampah.
sampah 3. Melakukan kegiatan sosialisasi dan advokasi
tentang penanganan sampah
4. Meningkatkan kemitraan antar SKPD dan
stakeholders lainnya.
12. Peningkatan 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan sistem pemrosesan akhir

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 74


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

penggunaan penerapan teknologi sampah di TPA menggunakan sistem sanitary


teknologi tepat guna untuk landfill dan kerjasama antar daerah
tepat guna pengolahan sampah 2. Mengembangkan panduan teknologi tepat
untuk di tingkat rumah guna pengolahan dan pemanfaatan sampah
pengelolaan tangga, kelompok skala rumah tangga,
sampah masyarakat dan SKPD 3. Mengembangkan panduan teknologi tepat
terkait. guna pengolahan dan pemanfaatan sampah
secara komunal.
4. Memasyarakatkan pola 3R dan teknis
pembuatan kompos.
13. Penerapan 1. Meningkatkan jumlah 1. Mengembangkan kegiatan pemilahan sampah
3R di tingkat rumah tangga yang di tingkat lingkungan,
rumah tangga melakukan pemilahan 2. Mendorong adanya tempat pengumpulan
untuk setiap sampah menjadi sementara bersama hasil pemilahan sampah
jenis usaha 5.000 rumah tangga non-organik (terutama plastik)
di akhir tahun 2014 3. Membentuk wilayah percontohan
pemanfaatan sampah non-organik
4. Meningkatkan kegiatan advokasi
5. Mengembangkan pola pembinaan yang
partisipatif dalam upaya optimalisasi peran
pemerintah kota, lembaga lokal, organisasi
masyarakat dan tokoh masyarakat dalam
pengelolaan sampah
6. Mengupayakan pelibatan aktif masyarakat,
kaya&miskin, laki-laki & perempuan dalam
pengelolaan sampah melalui kegiatan-
kegiatan partisipatif
2. Meningkatkan jumlah
rumah tangga yg  Meningkatkan kuantitas dan kualitas mesin
melakukan pengom- pencacah sampah di kelurahan
posan menjadi 5.000  Mendorong pemanfaatan sampah menjadi
rumah tangga di akhir kompos secara mandiri di rumah tangga
tahun 2014  Meningkatkan strategi pemasaran kompos
 Mengembangkan pola pembinaan yang
partisipatif dan kelompok dalam upaya
optimalisasi peran pemerintah kota, lembaga
lokal, organisasi masyarakat dan tokoh
masyarakat dalam pengelolaan sampah
 Melakukan penyuluhan tentang teknik
pembuatan kompos secara berkesinambungan
melalui SKPD terkait

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 75


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

- Subsektor Air Limbah

Tabel 5.25. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sub-Sektor Air Limbah Hingga Tahun 2014
Tujuan Sasaran Strategi
1. Tersediaanya 1. Meningkatnya rumah 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat
sarana tangga yang memiliki mengenai pengolahan setempat
pengolahan air jamban dengan tangki menggunakan tangki septik berdasarkan SNI
limbah rumah septik dan bidang 2. Mendorong perbaikan konstruksi tangki
tangga, dan resapan sesuai dengan septic melalui program percontohan
secara komunal SNI dari 7% menjadi pembangunan septictank di kawasan dengan
sesuai dengan 60% di tahun 2014 pengolahan air limbah sistem setempat (on-
persyaratan site sistem)
teknis
2. Meningkatnya akses 1. Menetapkan pemetaan wilayah untuk
masyarakat yang tidak menilai kebutuhan MCK
memiliki jamban sendiri 2. Meningkatkan dan mengoptimalkan
terhadap MCK umum layanan MCK++ terutama bagi masyarakat
menjadi 100% di tahun berpenghasilan rendah dan kumuh
2014 perkotaan
3. Memfasilitasi pengadaan lahan di wilayah
pemukiman padat dan kumuh kota
4. Meningkatkan peran swasta terhadap
penyediaan MCK

2. Berfungsi dan 1. Meningkatnya rumah 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat


beropareasinya tangga yang memiliki mengenai pengolahan setempat
IPLT dalam jamban dengan menggunakan tangki septik berdasarkan
periode tangki septik dan SNI
menjelang tahun bidang resapan sesuai 2. Mendorong perbaikan konstruksi tangki
2014” dengan SNI dari 7% septic melalui program percontohan
menjadi 60% di tahun pembangunan septictank di kawasan
2014 dengan pengolahan air libah setempat.

2. Meningkatnya akses 1. Menetapkan pemetaan wilayah untuk


masyarakat yang tidak menilai kebutuhan MCK
memiliki jamban 2. Meningkatkan dan mengoptimalkan
sendiri terhadap MCK layanan MCK++ terutama bagi masyarakat
umum menjadi 100% berpenghasilan rendah dan kumuh
di tahun 2014 perkotaan
3. Memfasilitasi pengadaan lahan di wilayah
pemukiman padat dan kumuh kota
4. Meningkatkan peran swasta terhadap
penyediaan MCK

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 76


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

- Aspek PHBS

Tabel 5.26. Tujuan, sasaran dan strategi Aspek PHBS yang ingin dicapai hingga tahun 2014
Tujuan Sasaran Strategi
1. Mendorong 1. Meningkatnya perilaku 1. Mengembangkan program promosi PHBS
semua unsur hidup bersih dan yang menarik dan menjangkau semua lapisan
masyarakat dan sehat di tingkat / masyarakat
seluruh tatanan rumah tangga, 2. Mengoptimalkan peran instansi pemerintah,
pemangku sekolah/ madrasah, sekolah dan pesantren dalam penerapan
kepentingan pesantren dan institusi PHBS sanitasi
dalam pada tahun 2014, 3. Meningkatkan komitmen penentu kebijakan
mewujudkan anggaran untuk program PHBS sanitasi
Kabupaten Deli 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader
Serdang yang kesehatan lingkungan untuk bisa
sehat dengan mempengaruhi masyarakat untuk berperilaku
mengefektifkan hidup bersih dan sehat
pola hidup bersih 5. Mendayagunakan peranan tokoh masyarakat,
dan sehat (PHBS) tokoh adat, tokoh agama dan lembaga
masyarakat lainnya untuk mempromosikan
program PHBS sanitasi

2. Mengoptimalkan peran 1. Mengoptimalkan berbagai jenis media dalam


media dalam promosi promosi PHBS sanitasi untuk menarik minat
PHBS sanitasi sampai dan partisipasi masyarakat untuk berperilaku
tahun 2014 hidup bersih dan sehat
2. Mengoptimalkan pemanfaatan media pilihan
masyarakat (kearifan dan budaya lokal) dalam
penyadaran berperilaku hidup bersih dan
sehat
3. Mengoptimalkan peran
swasta dalam promosi 1. Menciptakan situasi yang kondusif untuk
PHBS sanitasi sampai menarik minat swasta dalam mempromosikan
tahun 2014 program PHBS sanitasi
2. Mengoptimalkan pendanaan dari swasta
(antara lain Corporate Social
4. Mengoptimalkan peran Responsibility/CSR) untuk promosi PHBS
masyarakat dalam sanitasi
promosi PHBS sanitasi
sampai tahun 2014 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
mempromosikan program PHBS sanitasi
2. Mengembangkan kegiatan promosi PHBS
sanitasi di tengah-tengah masyarakat

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 77


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

B. Aspek Non-teknis
- Kelembagaan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran penguatan kelembagaan sanitasi, maka terdapat
serangkaian target tahunan yang perlu dicapai dalam kurun waktu 2010 – 2014. Target
tersebut diilustrasikan sebagai berikut :

Tabel 5.27. Ilustrasi Dukungan Kelembagaan yang Diperlukan s.d tahun 2014
Tahun pencapaian
Sasaran
2010 2011 2012 2013 2014
Kebijakan dan perangkat sistem untuk sektor sanitasi
V V V V
yang kondusif yang diperlukan
Tersedianya lembaga koordinasi sanitasi kota yang
memiliki kerangka organisasi dan kerangka kerja V V V V
yang jelas.
Adanya transisi atau proses pelembagaan untuk
membangun suatu jaringan relasi sosial antara
pemerintah, masyarakat dan swasta dalam V V V V
pembangunan sanitasi

1. Memperkuat Kebijakan Sanitasi Kota

Strategi Penguatan Kelembagaan


2. Memperkuat implementasi kebijakan
yang perlu dilaksanakan
Sanitasi Kota
Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang kurun 2010 - 2014
3. Memperkuat lembaga koordinasi
Sanitasi Kota

- Aspek Keuangan

Secara ringkas tujuan dan strategi mengenai aspek keuangan dapat digambarkan dalam
ilustrasi berikut:
Tujuan Sasaran Strategi

Tersedianya pendanaan yang Mengoptimalkan sumber- Mengoptimalkan APBD


cukup dan tepat untuk sumber pendanaan
penyelenggaraan layanan
sanitasi Meningkatkan kinerja Meminimasi biaya
keuangan penyelenggaraan sanitasi

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 78


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.7. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)


Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang
dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan
rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Deli Serdang berada pada Kawasan Bandara
Kualanamu yang merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

5.7.1. Program Bangunan dan Lingkungan


Di dalam program bangunan dan lingkungan ini akan dijelaskan tentang visi pembangunan
kawasan, konsep dan kebutuhan sarana dan prasarana yang harus disediakan di kawasan.

Visi Kawasan:
Untuk mewujudkan pembangunan kawasan di masa depan, maka diperlukan kesamaan visi
mencapai tujuan tersebut, yaitu:
“Mewujudkan Kawasan Kecamatan Beringin sebagai kawasan permukiman perdagangan & jasa
pendukung aktivitas Bandara Kuala Namu dan kawasan pertanian sebagai penyedia lumbung
pangan nasional di Kabupaten Deli Serdang ”.

Konsep Pengembangan Kawasan


Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat mempertahankan keasrian suasana alam
persawahan, dimana fokusnya adalah mengendalikan alih fungsi kawasan persawahan dan ruang-
ruang terbangun, sehingga kami mengembangkannya dengan tagline “Kecamatan Beringin Eco
Village” Hal ini sejalan dengan konsep perwujudan kota hijau, yaitu:
a. Eco Planning and Design:
 Perencanaan dan perancangan blok kawasan berdasarkan pada konsep walkable urban
block;
 Membatasi pembangunan baru di area persawahan untuk mewujudkan peran kawasan
sebagai lumbung padi nasional.
b. Eco Building
Mempopulerkan kembali jarak bebas bangunan (depan – belakang –samping) sbg salah satu
upaya penciptaan green building.
c. Eco Public Space
Pengembangan dan peningkatan kuantitas RTH publik sebesar ≥ 20%.
d. Eco Transportation
Pengembangan kawasan berbasiskan sistem transportasi umum.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 79


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.9.Konsep Walkable Urban Blok untuk Kawasan Bandara Kuala Namu

Konsep walkable urban block diusulkan menjadi konsep dasar pengembangan kawasan karena saat
ini jalan-jalan local yang terbentuk berjarak antara 350 - 400 m, dimana di dalam konsep walkable
urban block kawasan pengembangan dibagi dalam radius pencapaian yang nyaman untuk berjalan
kaki yaitu ± 400 m. Persimpangan jalan dapat dikembangkan sebagai pusat aktivitas kawasan, yaitu
area komersial (pasar, ruko, warung), fasilitas umum/sosial (kantor desa, gd serbaguna, balai
pengobatan, sekolah, halte angkutan umum, fasilitas olah raga).

Konsep walkable urban block sudah banyak diterapkan di Indonesia oleh developer perumahan
khususnya di Jakarta, dimana setiap blok perumahan dikembangkan dalam pola cluster yang
didalamnya juga terdapat fasilitas umum dan social untuk pemenuhan kebutuhan warganya. Di
dalam cluster, warga dapat berjalan kaki maupun naik sepeda untuk mencapai tujuan, namun untuk
mencapi tujuan diluar cluster, maka warga dapat menggunakan kendaraan bermotor, baik
kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Tentunya hal ini akan membuat kawasan permukiman
bebas dari polusi udara dan suara sehingga menciptakan kenyamanan lingkungan hunian sebagai
tempat tinggal. Contohnya berikut diterapkan di Kelapa Gading Jakarta Utara;

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 80


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.10.Preseden Walkable Urban Blok

Adapun strategi pengembangan Kawasan Bandara Kuala Namu dengan prinsip walkable
urban blok sebagai berikut:

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 81


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.11.Preseden Walkable Urban Blok

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 82


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.7.2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan


E. Rencana Umum Kawasan
Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya, yaitu pembagian suatu
kawasan perencanaan menjadi blok-blok pengembangan yang lebih kecil sehingga strategi dan
program pengembangannya dapat lebih terarah dan rinci.
Kriteria Penetapan Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganan
Penetapan atau pembagian blok pengembangan dapat didasarkan pada:
1. Secara fungsional:
 Kesamaan fungsi, karakter eksisting atau pun karakter yang ingin diciptakan;
 Kesamaan dan potensi pengembangan;
 Kebutuhan pemilahan dan organisasi pekerjaan serta strategi pengembangannya.
2. Secara fisik:
 Morfologi blok;
 Pola/pattern blok;
 Kemudahan implementasi dan prioritas strategi.
3. Dari sisi lingkungan (daya dukung dan kelestarian ekologi lingkungan):
 Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan, dan perwujudan sistem ekologis yang
 berkelanjutan;
 Peningkatan kualitas kehidupan ruang publik melalui penyediaan lingkungan yang aman,
 nyaman, sehat dan menarik serta berwawasan ekologis.
4. Dari sisi pemangku kepentingan:
 Tercapainya keseimbangan berbagai kepentingan yang ada antarpara pelaku.
 Yang dimaksud dengan blok peruntukan adalah sub-sub bagian dalam suatu kawasan yang
 dikelompokkan berdasarkan kesamaan atau keterkaitan fungsi. Penetapan blok peruntukan
ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran ukuran, fungsi, dan karakteristik kegiatan
masyarakat setempat.

perencanaan dan bersinergi dengan konsep yang akan dimasukkan. Pengaturan penggunaan lahan
pada kawasan tersebut dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada
suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. Pemanfaatan lahan pada kawasan perencanaan di
dominasi oleh permukiman, dan perdagangan/jasa (komersil) yang tumbuh di sepanjang koridor
jalan. Rumah ibadah (mesjid), sekolah, kantor pemerintahan kecamatan, lahan
pertanian/perkebunan dan lahan kosong tersebar pada sepanjang koridor jalan. Berdasarkan
kondisi tersebut maka tata guna lahan pada kawasan ini dibagi menjadi 3 Blok utama, yaitu :
A. Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer,
a. Peruntukan Lahan Makro adalah fungsi campuran, meliputi perumahan, perdagangan dan
jasa;
b. Peruntukan Lahan Mikro:
c. Peruntukan Lantai Dasar adalah fungsi hunian, perdagangan/pertokoan dan perkantoran;
d. Peruntukan Lantai Atas adalah fungsi hunian.
B. Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal dengan peruntukan lahan perumahan;
a. Peruntukan Lahan Makro adalah fungsi perumahan;
b. Peruntukan Lahan Mikro:
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 83
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

c. Peruntukan Lantai Dasar adalah fungsi hunian; dan


d. Peruntukan Lantai Atas adalah fungsi hunian.
C. Blok 3, Area Persawahan dengan peruntukan fungsi hijau persawahan, yaitu untuk
mengkonservasi lahan pertanian;

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 84


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.12. Peta Deliniasi Area Perencanaan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 85


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.7.3. Rencana Umum Intensitas Kawasan


Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah jumlah luas seluruh lantai bangunan pada luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang sesuai dengan rencana kota. Intensitas Pemanfaatan lahan
erat hubungannya dengan konsep peruntukan lahan kawasan ini, terutama menyangkut besaran
ruang yang ditempati oleh peruntukan yang telah ditetapkan. Oleh karena Intensitas Pemanfaatan
Lahan merupakan luas lantai maksimum yang dapat dibangun di atas sebidang tahan, maka dari
hal tersebut dapat diperoleh gambaran skala pembangunan bagi Kawasan Bandara Kuala Namu ini.

Perhitungan intensitas kawasan ini dilakukan dengan membagi kawasan menjadi beberapa blok
yang lebih kecil. Pembagian blok ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan kawasan secara
keseluruhan. Blok kawasan terbagi menjadi 3 blok utama dengan pembagian berdasarkan struktur
utama kawasan. Kesamaan karakter secara kualitatif dan kedekatan lokasi juga menjadi
pertimbangan utama.

Dari 3 blok yang terdapat dikawasan saling mengisi baik dalam fungsi maupun dalam perhitungan
intensitasnya. Setiap blok memiliki intensitas yang beragam. Dominasi fungsi pada setiap blok
dapat diukur secara luasan ataupun peran terhadap kawasan.

A. Koeflsien Dasar Bangunan (KDB)


Koefisien Dasar Bangunan adalah angka prosentasi berdasarkan perbandingan luas lantai dasar
bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan
rencana kota. Pertimbangan rata-rata juga berlaku bagi KDB keseluruhan lahan kawasan. Distribusi
nilai KDB pada setiap sub-blok, terlihat pada peta dan tabel distribusi intensitas pemanfaatan lahan.

B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Koefisien Lantai Bangunan adalah angka perbandingan jumlah luas lantai seluruh bangunan
terhadap luas tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana kota.
KLB menetapkan besaran maksimum luas lantai yang dapat terbangun bagi masing-masing
peruntukan lahan. Pertimbangan utama Pemerintah Daerah adalah terpenuhinya persyaratan KLB
rata-rata untuk keseluruhan lahan kawasan ini dan bukan untuk masing-masing sub-blok seperti
pada pembangunan biasa (sistem kavling). Oleh karena itu, pada kawasan ini dapat diterapkan
sistem "deposit”, dimana kelebihan lantai bangunan dapat disimpan untuk selanjutnya dialihkan
(transfer) kepada sub-blok lain yang membutuhkannya. Distribusi nilai KLB pada setiap sub-blok,
tertihat pada peta dan tabel distribusi intenstas pemanfaatan lahan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penerapannya pada kawasan perencanaan adalah :


a) Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer mempunyai
intensitas pengembangan KDB maksimum 60%, KLB maksimum 2,4, ketinggian bangunan
maksimum 4 lantai, KDH minimum 20%;
b) Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal mempunyai intensitas pengembangan
KDB maksimum 50%, KLB maksimum 1, ketinggian bangunan maksimum 2 lantai, KDH
minimum 30%;
c) Blok 3, Area Persawahan mempunyai intensitas pengembangan KDB maksimum 0%, KLB
maksimum 0, KDH minimum 100%;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 86
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.13. Peta Rencana Tata Guna Lahan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 87


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.7.4. Rencana Umum Tata Bangunan


Di awal era globalisasi, hampir semua kota bisa dikatakan memiliki wajah yang hampir sama
dengan gaya arsitektur modernnya dilengkapi jendela-jendela kaca (curtain wall) dan bangunan
kotak pencakar langit. Namun saat ini paradigma perencanaan kota sudah mulai berubah, ada
sebuah kesadaraan kolektif dari kota-kota di dunia untuk tampil berbeda, lain dari yang lain, yang
direpresentasikan dalam bentuk lingkungan binaan dengan cara mencoba mempertahankan
bangunan dan kawasan bersejarah dengan arsitektur lokalnya yang khas, ataupun menggabungkan
kedua-nya dengan pendekatan adaptive reuse dan infill development.

Dengan konsep perencanaan kota yang integral dan dilengkapi rencana detail, bangunanbangunan
lama dan bersejarah direnovasi dan dialihfungsikan menjadi restauran, café, kantor, dan fungsi
publik lainnya (adaptive reuse) yang menunjang vitalitas kawasan tersebut. Disamping itu
bangunan baru bisa berdiri berdampingan secara harmonis dengan bangunan lama tanpa harus
merobohkannya (infill development).

Penataan kawasan perencanaan terutama yang terkait dengan tata bangunan akan direncanakana
melalui pembangunan penyisipan (infill development), dimana pembangunan suatu area dengan
cara penyisipan satu atau lebih bangunan dengan fungsifungsi penunjang tertentu pada suatu
kawasan/lingkungan terbangun dengan mempertimbangkan kontekstualitasnya dengan bangunan
dan lingkungan eksisting, dengan maksud memperkuat/memperbaiki citra lingkungan dan kawasan
yang bersangkutan.

Blok-blok di kawasan perencanaan diatur dalam blok-blok lingkungan yang dibatasi oleh jalan dan
persawahan dengan lebar setiap blok ± 350-400 m , yaitu :
a. Blok-blok lingkungan di Jalan Kolektor Primer, mempunyai kedalaman ± 100 m yang terbagi
menjadi dua sub blok yang bertolak-belakang, sub blok pertama mempunyai orientasi
bangunan menghadap ke Jalan Kolektor Primer dan sub blok ke dua mempunyai orientasi
menghadap area persawahan; dan
b. Blok-blok lingkungan di Jalan Lokal, mempunyai kedalaman 1 sub blok saja, ± 30-50 m,
yang berorientasi menghadap ke Jalan Lokal.
Bangunan di setiap persil lahan perlu membuat jarak bebas bangunan samping dan belakang
untuk menciptakan iklim mikro, penanggulangan bahaya kebakaran dan menciptakan karakter
kawasan dengan membentuk vista ke area persawahan. Aturan jarak bebas sebagai berikut:
a. Bangunan berlantai 4, minimal jarak bebas 3m;
b. Bangunan berlantai 3, minimal jarak bebas 2,5m;
c. Bangunan berlantai 2, minimal jarak bebas 2,25m; dan
d. Bangunan berlantai 1, minimal jarak bebas 2m.
Untuk membentuk karakter bangunan terhadap ruang jalan, maka setiap bangunan di dalam
kaveling ditetapkan garis sempadan bangunan (GSB). GSB ini diatur berdasarkan letak bangunan
terhadap kelas jalan, yaitu:
a. Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer minimum
GSB 8m; dan
b. Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal minimum GSB 3,5m.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 88
BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.14. Rencana Tata Bangunan

Untuk membentuk karakter kawasan yang kuat, maka skala bangunan harus seragam. Lebar
bangunan minimal 3,5 m dan bertambah berdasarkan angka pengkalinya. Tinggi antar lantai
bangunan minimal 3,5 m dengan tinggi peil lantai dasar bangunan maksimum 0,5 m dari muka
jalan. Selain itu, kawasan ini memiliki batas ketinggian bangunan, yaitu :
a. Blok 1, Area yang berada di sepanjang dan menghadap Jalan Kolektor Primer maksimum 4
lantai; dan
b. Blok 2, Area yang berada dan menghadap Jalan Lokal maksimum 2 lantai.

Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan juga dalam penataan kawasan ini adalah garis langit
(skyline) meninggi di Jalan Kolektor Primer dan merendah menuju area persawahan. Bangunan di
bangun dengan struktur sesuai yang disyaratkan untuk bangunan tahan gempa. Penggunaan
bahan bangunan harus mempertimbangkan keawetan dan kesehatan dalam pemanfaatan
bangunannya dan bahan bangunan yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat teknik
sesuai dengan fungsinya, seperti yang dipersyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
tentang spesifikasi bahan bangunan yang berlaku.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 89


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.15.Jarak Bebas Bangunan

Gambar 5.16. Arah Orientasi Massa Bangunan

Gambar 5.17. Skyline Bangunan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 90


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

5.7.5. Panduan Rancangan


Panduan rancangan ini merupakan penjelasan lebih rinci atas rencana umum tata bangunan dan
lingkungan Kawasan Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang yang telah ditetapkan pada sub
bab sebelumnya. Pada prinsipnya panduan rancangan ini mengatur implementasi ketentuan dasar
perancangan kawasan perencanaan baik pada bangunan, kelompok bangunan, kavling, maupun
blok. Panduan ketentuan detail desain dalam dimensi terukur dan simulasi bangunan. Panduan
rancangan merupakan bentuk penjabaran perancangan kawasan sampai pengembangan kavling.
Adapun manfaat dari panduan rancangan ini adalah :
a. Untuk mengarahkan secara ringkas dan sistematis implementasi ketentuan dasar serta
ketentuan detail dari panduan perencanaan tiap bangunan, kavling, sub blok dan blok
pengembangan dalam dimensi yang terukur.
b. Untuk menggambarkan simulasi bangunan secara keruangan sebagai contoh penerapan seluruh
rencana tata bangunan dan lingkungan dalam tiap kavling, sub blok dan bloknya.
a. Untuk memudahkan pengembangan desain pada tiap kavling/sub blok sesuai dengan visi dan
arahan karakter lingkungan yang telah ditetapkan.
c. Untuk memudahkan pengelolaan, pengendalian dan pengoperasian kawasan sesuai dengan visi
dan arahan karakter lingkungan yang telah ditetapkan.
d. Untuk mencapai intervensi desain kawasan yang berdampak baik, terarah dan terukur pada
suatu kawasan yang direncanakan.
e. Untuk mencapai integrasi elemen-elemen desain yang berpengaruh pada suatu perencanaan
kawasan.

Panduan detail kawasan ini terbagi menjadi 2 (dua) kelompok elemen perancangan kota ( urban
design), yaitu bangunan dan kelompok bangunan (block/s) dan ruang terbuka (square), sedangkan
ruang jalan (street) sudah dibahas di bab rencana umum sub bab sistem sirkulasi dan jalur
penghubung. Walaupun panduan ini berlaku untuk tiap-tiap kavling, namun kavling yang
mempunyai kesamaan fungsi mikro dibuatkan satu panduan saja dengan pertimbangan yang
lainnya hanya menyesuaikan luasan kavling saja.

5.7.6. Rencana Investasi


Program pembiayaan disusun sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam
pembangunan / penataan lingkungan. Program ini merupakan rujukan bagi pelaku pembangunan
(stakeholder) untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan ataupun
menghitung tolok ukur keberhasilan investasi sehingga tercapai kesinambungan pentahapan
pelaksanaan pembangunan. Program ini mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan
kualitas pelayanan prasana / sarana lingkungan. Program ini menjadi alat mobilisasi dana investasi
masing-masing stakeholder dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan
perannya dalam suatu sistem kota yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerjasama
untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi / pembiayaan.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 91


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Adapun aspek-aspek pengendalian meliputi :


a. Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun serta
mengindikasikan investasi untuk berbagai macam kegiatan yang konsisten meliputi tolok
ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan
usulan sumber pendanaannya.
b. Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah daerah / pusat (dari berbagai
sektor), dunia usaha / swasta maupun masyarakat.
c. Menjelaskan pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu dilakukan khususnya
oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang sekaligus saran/alternatif
waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.
d. Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan pembiayaan termasuk
menjelaskan langkah, pelaku dan perhitungan teknisnya.
e. Menuntun stakeholder dalam memperoleh justifikasi kelayakan ekonomi dan usulan
perencanaan lingkungan dengan memisahkan jenis paket berjenis cost recovery, noncost
recovery dan pelayanan publik.

Arahan investasi merupakan panduan pembiayaan kegiatan oleh stakeholder yang ada di
Kabupaten Deli Serdang. Di dalam arahan ini diatur tentang waktu pembangunan, besarnya
pembiayaan dan sumber-sumber dana yang mungkin dihimpun. Sumber dana terbagi atas
anggaran dari Dirjen Penataan Bangunan dan Lingkungan Departemen PU sebagai sumber dana
stimulan dan pendamping, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang sebagai sumber dana utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut ini;

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 92


BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kabupaten Deli Serdang 2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 5.28. Indikasi Program dan InvestasiPembangunan Kawasan Bandara Kuala Namu

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 93

Anda mungkin juga menyukai