VISI
Menjadi perguruan tinggi kesehatan vokasi yang utama untuk menghasilkan tenaga
kesehatan yang expert, inovatif, entrepreneur dan berdayaguna dalam mewujudkan
masyarakat sehat, produktif dan berkeadilan pada tahun 2022.
MISI
ii
KATA PENGANTAR
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan
Tinggi dengan pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa
tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di luar kampus. Pola pikir
yang ingin dikembangkan melalui kuliah kerja nyata bagi lembaga dilandasi oleh
kenyataan, bahwa hampir setiap persoalan hidup dalam masyarakat mempunyai
hubungan satu dengan yang lain (complicated), sehingga penyelesaian dengan pola
pendekatan monodisiplin kurang efektif.
Kuliah kerja nyata dimaksudkan untuk pengisi kekurangan tersebut dengan
memberikan pengalaman cara berfikir interdisipliner, terpadu, dan komprehensif, agar
tercapai luaran yang baik maka diperlukan suatu kerja tim (Interprofessional Practice)
yang baik pula. Selain itu ada beberapa argumen dan penelitian yang menunjukkan
bahwa perbaikan Interprofessional Practice berkaitan dengan moral kerja dan
kepuasan yang lebih tinggi pada profesi kesehatan Interprofesional education (IPE)
adalah sebuah inovasi yang sedang dikembangkan dalam dunia pendidikan profesi
kesehatan.
Buku Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya,
yang bertujuan untuk memberikan guidance bagi mahasiswa, DPL dan pembimbing
lahan agar KKN Terpadu Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2020 dapat berjalan
sesuai dengan tujuan dan memberikan manfaat bagi mahasiswa, DPL, Puskesmas,
pemerintah dan masyarakat khususnya.
Melalui KKN IPE mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam
kegiatan pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Secara lebih nyata, KKN IPE merupakan media penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi di masyarakat secara sistematis dalam program pemberdayaan
masyarakat. KKN PPM juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan riset
terapan secara mutualistik dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan di
masyarakat.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pengembangan panduan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih pada
iii
segenap pimpinan, staf pengajar, panitia KKN, Dinas Kesehatan Kab/Kota se Pulau Lombok
Sumbawa yang telah membantu untuk terwujudnya pedoman ini bagi Pelaksanaan KKN
Terpadu Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2020. Tiada gading yang tak retak, saran
dan perbaikan dapat disampaikan kepada kami untuk kesempurnaan pedoman sehingga dapat
dapat memberikan yang terbaik bagi mahasiswa dan masyarakat.
iv
BAGIAN I
TIM PENYUSUN
v
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATANNN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
Jln. Prabu RangkasariDasanCermenSandubaya – Mataram
Telepon (0370) 6311330-621383 Faximile (0370) 621383
Website : www.poltekkesmataram.ac.idEmail : poltekkes.mataram@yahoo.co.id
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KEPUTUSAN
DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
Nomor : PP.03.04/4.4/1397/2020
Tentang
BUKU PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA(KKN )TERPADU
DAN MODUL IPE POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2020
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :Keputusan Direktur Politeknik Kesehatan Mataram Kementerian Kesehatan
RI tentang Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Politeknik Kesehatan
Mataram Kemenkes RI Tahun 2018 sebagai acuan seluruh unit pelaksana
KKN di Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI.
Kedua ` : Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata(KKN)Terpadu dan Modul IPE tahun 2020
vi
sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini diktum kesatu
tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keputusan ini
Ketiga : Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata(KKN)Terpadu dan Modul IPE tahun 2020
diperuntukkan bagi institusi Poltekkes Kemenkes Mataram, dosen
pembimbing, instruktur, dan mahasiswa dalam menyelenggarakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) secara profesional agar berkualitas dan berdampak
positif bagi masyarakat.
Keempat : Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata(KKN)Terpadu dan Modul IPE tahun 2020
dimaksud berisi tentang falsafah dan dasar hukum, tujuan, sasaran, status
KKN, pengelolaan KKN, persiapan, pelaksanaan, dan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Terpadu Poltekkes Kemenkes Mataram Tahun 2020
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perbaikan
seperlunya apabila ada kekeliruan dalam penetapannya.
Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 24 Februari 2020
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan
Tinggi dengan pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa
tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di luar kampus. Pola pikir
yang ingin dikembangkan melalui kuliah kerja nyata bagi lembaga dilandasi oleh
kenyataan, bahwa hampir setiap persoalan hidup dalam masyarakat mempunyai
hubungan satu dengan yang lain (complicated), sehingga penyelesaian dengan pola
pendekatan monodisiplin kurang efektif.
Kuliah kerja nyata dimaksudkan untuk pengisi kekurangan tersebut dengan
memberikan pengalaman cara berfikir interdisipliner, terpadu, dan komprehensif, agar
tercapai luaran yang baik maka diperlukan suatu kerja tim (Interprofessional Practice)
yang baik pula. Selain itu ada beberapa argumen dan penelitian yang menunjukkan
bahwa perbaikan Interprofessional Practice berkaitan dengan moral kerja dan
kepuasan yang lebih tinggi pada profesi kesehatan Interprofesional education (IPE)
adalah sebuah inovasi yang sedangdikembangkan dalam dunia pendidikan profesi
kesehatan.
Interprofesional education merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa
dengan latar belakang profesi kesehatan yang berbeda melakukan pembelajaran
bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang utama, serta untuk
berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan jenis pelayanan
kesehatan yang lain.
Melalui proses pembelajaran IPE diharapkan berbagai profesi kesehatan dapat
menumbuhkan kemampuan antar profesi, dapat merancang hasil pembelajaran yang
memberikan kemampuan berkolaborasi, meningkatkan praktik pada masing-masing
profesi dengan mengaktifkan setiap profesi untuk meningkatkan praktik agar dapat
saling melengkapi. Para profesi kesehatan dapat membentuk suatu aksi secara
bersamauntuk meningkatkan pelayanan dan memicu perubahan, menerapkan analisis
kritis untuk berlatih kolaboratif, meningkatkan hasil untuk individu, keluarga dan
masyarakat, menanggapi sepenuhnya kebutuhan klien.
Praktik IPE di jenjang perguruan tinggi dapat melatih serta meningkatkan
kemampuan komunikasi dan kerjasama antar mahasiswa sejak dini. Kemampuan
1
komunikasi dan bekerjasama antar profesi kesehatan ini sangat dibutuhkan saat terjun
ke masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan. Mahasiswa dapat berbagi
pengalaman dan berkontribusi untuk kemajuan dan saling pengertian dalam belajar
antarprofesi dalam menanggapi pertanyaan, dikonferensi dan melalui literatur
profesional dan antar profesi. Adanya kolaborasi antar profesi kesehatan dapat
meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan kesehatan di Indonesia. Praktik IPE yang
dilaksanakan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Poltekkes Kemenkes Mataram
yang melibatkan semua mahasiswa dari seluruh program studi diharapkan dapat
menjadi media belajar bagi mahasiswa untuk mengaitkan antara dunia akademik-
teoritik dengan dunia empirik–praktis bagi pemecahan permasalahan masyarakat agar
masyarakat mampu memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka sendiri (to
help people to help themselves).
Melalui KKN IPE mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam
kegiatan pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Secara lebih nyata, KKN IPE merupakan media penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi di masyarakat secara sistematis dalam program pemberdayaan
masyarakat. KKN PPM juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan riset
terapan secara mutualistik dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan di
masyarakat.
B. Dasar Hukum
1. UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
1999 tentang Pendidikan Tinggi.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa dosen diharapkan
dapat mengimplementasikan Tri Dharma. Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.00.06/l/III/2/2480/2012 tanggal 13 Desember 2012 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan
5. Permendikbud RI. Nomor 49/2014 tentang SN DIKTI
2
6. Permendikbud No. 73 tahun 2013 tentang penyelenggaraan KKNI di Perguruan
Tinggi
7. Surat Kepala Pusat Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Nomor : KU.00.01.3.2.0583
tanggal 26 Pebruari 2002 perihal Pemberitahuan bahwa operasional kegiatan
Politeknik Kesehatan Mataram mulai terhitung sejak tanggal 1 Januari 2002.
8. Perguruan Tinggi memiliki Otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya
sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan
pengabdian masyarakat.
9. Keputusan Direktur Poltekkes Mataram Kemenkes RI No. PP.04.02/1.1/3733/2019
tentang Pedoman Pendidikan Politeknik Kesehatan Mataram Kementerian Kesehatan
RI Tahun Akademik 2019/2020
C. Prinsip Kuliah Kerja Nyata (KKN)
1. Menanamkan Nilai-nilai, mencapai tujuan KKN
2. Merupakan aktifitas yang bersifat win-win (Sinergi):
a. Mempunyai Tema (core activity) yang jelas
b. Merupakan bentuk co-creation (dosen, mahasiswa, pemerintah,
industri/pengusaha, stakeholders lain)
c. Merupakan kegiatan keberlanjutan (sustainable)melalui skema co-financing
3. Merupakan kegiatan pengabdian berbasis riset multidisipliner terpadu
4. Merupakan kegiatan berbasis komunitas yang terukur hasil dan dampaknya (outcome
dan impact), termasuk berlangsungnya proses pembelajaran dan pemberdayaan
5. Memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa (menentukan tema yang dipilih,
penyesuaian waktu, melihat nilai
6. Bagi mahasiswa, merupakan kegiatan kombinasi antara Learning process dan
Problem solving
7. Meskipun yang mendasari kegiatan adalah penyiapan the art of the use of
knowledge, tetapi yang diutamakan adalah pada the strategic action for
community services
3
realisasinya di lapangan harus sekaligus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat
di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan. KKN yang dilaksanakan secara
terpadu dari semua jurusan di Poltekkes Kemenkes Mataram juga merupakan
implementasi pelaksanaan IPE di lapangan, selain itu juga memperhatikan tujuan
sebagai berikut:
a. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya (IPTEKS) yang diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat,
b. Melatih dan mengembangkan softskills dan character mahasiswa
c. Melatih mahasiswa untuk memahami kondisi masyarakat baik di pedesaan
maupun di perkotaan, sehingga mahasiswa memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap masyarakat yang memerlukan bantuan.
d. Memberdayakan masyarakat, melatih mahasiswa dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi suatu program di masyarakat.
e. Menggali berbagai kondisi masyarakat sebagai feed back (umpan balik) bagi
universitas dalam pengembangan Tridharma perguruan tinggi,
f. Memfasilitasi dan membantu penyelesaian masalah masayarakat,
g. Kontribusi dalam SDGs
h. Menyiapkan calon pemimpin bangsa yang berkarakter, berpihak kepada
kejujuran, keadilan, dan kebenaran.
i. Memelihara dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan yang selaras dengan tuntutan pembangunan.
j. Untuk membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta didik tentang
interprofessional team serta mempersiapkan peserta didik agar nantinya mampu
melakukan praktik kolaborasi (Collaboration practice) untuk meningkatkan
derajat kesehatan individu/masyarakat.
2. Sasaran
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai di atas, KKN Terpadu IPE Poltekkes
Kemenkes Mataram mempunyai 3 (tiga) sasaran :
a. Mahasiswa
1) Melatih mahasiswa untuk mengerti dan menghayati tentang:
a) Cara berpikir dan berkerja secara interdisipliner dan sektoral.
b) Kegunaan hasil pendidikannya bagi pembangunan umumnya dan daerah
4
pedesaan/kelurahan khususnya.
c) Kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat desa/kelurahan dalam bidang
kesehatan
d) Hubungan keseluruhan dari masalah kesehatan dan pengembangan
pelayanan kesehatan daerah kelurahan.
2) Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam menelaah dan memecahkan
masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara pragmatic ilmiah.
3) Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program
Kesehatan
4) Membina mahasiswa untuk menjadi seorang inovator dan problem solver.
5) Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader
kesehatan, disamping diharapkan terbentuknya sikap dan rasa serta
tanggungjawab terhadap kemajuan masyarakat kelurahan di bidang
kesehatan.
6) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap
peranan dan nilai-nilai dari profesinya dan profesi kesehatan lainnya
7) Mengembangkan sikap respek peserta didik terhadap peranan dan nilai-nilai
dari profesi kesehatan lainnya
8) Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk belajar secara
berkolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya
9) Menanamkan pengertian dan konsep tentang pelayanan yang berpusat
kepada pasien/klien/keluarga/komunitas
10)Mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif, kerja tim dan
leadership skills dalam konteks interprofessional
11)Mengembangkan sikap / perilaku yang positif dalam konteks nilai-nilai
kolaborasi dan kerja tim di bidang kesehatan
12)Memahami dari berbagai perspektif mengenai sistim kesehatan dan sistim
sosial di tempatnya bertugas, dan bagaimana berkontribusi ke dalam sistim
tersebut
Jumlah Mahasiswa yang mengikuti KKN adalah sebagai berikut:
No PRODI DIII DIV JUMLAH
1 Keperawatan
Bima 95 53 148
2 Keperawatan
Mataram 44 35 79
5
3 Kebidanan 72 57 129
4 Analis 49 46 95
5 Gizi 88 59 147
Jumlah Per Prodi 348 250 598
6
c. Kab. Dompu (5 puskesmas) : Puskesmas Dompu Timur, Dompu Kota, Dompu
Barat, Soriutu, dan Ranggo.
d. Kab. Bima (5 puskesmas) : Puskesmas Woha, Belo, Palibelo, Bolo, dan Puskesmas
Monta)
e. Kota Bima (5 puskesmas) : Puskesmas Asakota, Penanae, Rasanae Timur,
Mpunda, dan Puskesmas Paruga)
f. Kota Mataram (5 puskesmas) : Puskesmas Ampenan, Tanjung Karang, Karang
Taliwang, Cakranegara, dan Puskesmas Babakan.
g. Kab. Lombok Barat (5 puskesmas) : Puskesmas Banyumulek, Kuripan, Narmada,
Gunung Sari, dan Puskesmas Meninting.
h. Kab. Lombok Utara (5 puskesmas) : Puskesmas Pemenang, Nipah, Tanjung,
Gangga dan Puskesmas Kayangan.
i. Kab. Lombok Tengah (5 puskesmas) : Puskesmas Ubung, Puyung, Praya,
Aikmual, dan Puskesmas Mantang.
j. Kab. Lombok Timur (7 puskesmas) : Puskesmas Terara, Sikur, Masbagik,
Pringgasela, Dasan Lekong, Denggen, dan Puskesmas Selong.
7
F. Waktu Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata Terpadu IPE Poltekkes Kemenkes Mataram tahun 2020
dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s.d 14 Maret 2020. Rangkaian kegiatan KKN
adalah sebagai berikut:
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Rapat Koordinator (panitia) Persiapan KKN 24 Januari 2020
2. Penjajakan dan Konfirmasi persiapan rapat 27 s.d 31 Januari 2020
Koordinasi di Dikes Kab/Kota
3. Rapat Koordinasi di DIKES Kab/Kota 3 s/d 14 Februari 2020
4. Pertemuan dan Pembekalan DPL 18 Februari 2020
5. Pembekalan Mahasiswa dan Penyusunan 24 s.d 28 Februari 2020
POA
6. Pelepasan Mahasiswa KKN 28 Februari 2020
7. Penerimaan dan pembekalan mahasiswa di 2 Maret 2020
DIKES Kab/Kota
8. Pelaksanaan KKN di Lapangan 2 s.d 14 Maret 2020
9. Penarikan mahasiswa KKN dan evaluasi 14 Maret 2020
KKN
10. Pengumpulan Nilai 16-17 Maret 2020
8
BAB II
INTERPROFESSIONAL COLLABORATIVE PRACTICE (KKN TERPADU)
SEBAGAI PENERAPAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)
A. Interprofessional Education
1. Definisi interprofessional education
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 2002)
menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama,
belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-masing profesi
kesehatan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan
kesehatan. IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan
dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap
sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang
profesional (Lee et al., 2009).
Menurut World Health Organization (2010) , IPE didefenisikan sebagai proses
pembelajaran dimana dua atau lebih profesi belajar dengan, dari, dan tentang satu
sama lain untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas outcome pelayanan
kesehatan. IPE merupakan pendekatan proses pendidikan dua atau lebih disiplin
ilmu yang berbeda berkolaborasi dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan
untuk membina interdisipliner/interaksi interprofessional yang meningkatkan
praktek disiplin masing-masing. Menurut Cochrane Collaboration, IPE terjadi ketika
dua atau lebih mahasiswa profesi kesehatan yang berbeda melaksanakan
pembelajaran interaktif bersama dengan tujuan untuk meningkatkan kolaborasi
interprofessional dan meningkatkan kesehatan atau kesejahteraan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Broers (2009) praktek
kolaborasi antar profesi didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja
bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan
pasien/klien dengan saling mengerti batasan yang ada pada masing-masing profesi
kesehatan. Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar,
praktisi, pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan
pelayanan kesehatan.
9
2. Tujuan Interprofessional Education
Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara
efektif (Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada
mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak
dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan
diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).
3. Manfaat IPE
Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO
(2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek
yaitu kerjasama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim,
mengetahui hambatan untuk kerja sama tim; peran dan tanggung jawab meliputi
pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis
petugas kesehatan lain; komunikasi meliputi pengekspresikan pendapat seseorang
kompeten untuk rekan, mendengarkan anggota tim; belajar dan refleksi kritis meliputi
cermin kritis pada hubungan sendiri dalam tim, mentransfer IPE untuk pengaturan kerja;
hubungan dengan pasien, dan mengakui kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam
kepentingan terbaik dari pasien, terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan
masyarakat sebagai mitra dalam manajemen perawatan; praktek etis meliputi
pemahaman pandangan stereotip dari petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri
dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga kesehatan memiliki pandangan yang
sama- sama sah dan penting.
Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai
kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi
kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah 9 atau untuk
peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite dan Moran, 2010)
4. Kompetensi IPE
Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu: 1) memahami peran, tanggung
jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas, 2) bekerja dengan profesi lain untuk
memecahkan konflik dalam memutuskan perawatan dan pengobatan pasien, 3) bekerja
dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan pasien, 4)
menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain, 5) memfasilitasi
10
pertemuan interprofessional, dan 6) memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi
kesehatan lain. American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi kompetensi
untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan, keterampilan, orientasi tim, dan
kemampuan tim yang dijabarkan pada tabel 2.1
1. Community
Diagnosis
Inter Inter 2. Identifikasi
Health Masalah
professional Professional
Community 3. Perencanaan
Education Collaboration Intervensi
(SCL) Problem
di Komunitas kolaborasi
4. Penerpan
Intervensi
5. Evaluasi
PROGRAM UNGGULAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka Direktur Poltekkes
Kemenkes Mataram dengan Surat Keputusan Direktur membentuk Panitia Pelaksana
Kuliah kerja Nyata Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI. Bertalian dengan hal
itu pengorganisasian dalam pengelolaan KKN Poltekkes Kemenkes Mataram adalah
sebagai berikut :
A. Panitia KKN
Panitia KKN terdiri dari beberapa bagian/seksi yang bertugas untuk membuat
lancar berjalannya KKN. Berikut adalah daftar panitia:
NO NAMA JABATAN
1. H. Awan Dramawan, S.Pd. M.Kes Pelindung / Penasehat
2. MPH Yunan Jiwintarum, S.Si, M.Kes Penanggung Jawab
3. Cembun, A.Per.Pen, Penanggung Jawab
4. Jubair, SKM., M.Kes Ketua
.5 Maruni Wiwin Diarti, S.Si. M.Kes Koordinator
6. Mutiara Rachmawati S, M.Keb Sekretaris
7. Susilo Wirawan, SKM, MPH Koord. Bidang Diklat
8. Dr. IGAN Danuyanti, S.Si.,M.Sc Anggota
9. Dr. Made Darawati, STP.,M.Sc Anggota
10. Yuli Laraeni, SKM.,MPH Anggota
11. Elly Mawaddah, M.Kep.,Sp.An Anggota
12. Bq Yuni Fitri Hamidiyanti, SST., M.Keb Anggota
13. Ni Putu Sumartini,M.Kep Anggota
14. Imtihanatun Najahah, S.SiT.,M.Kes Anggota
15. Ni Ketut Sri Sulendri, SST, MPH Anggota
16. Desty Emilyani,M.Kep Anggota
17. Dewi Purnamawati, S.Kp.,M.Kep Koord. Bidang Pengolahan Data dan
Evaluasi
18. Ati Sulianty, SST.,M.Kes Anggota
19. Mas’adah,M.Kep Anggota
20. Ellie Marya Utami, Amd Anggota
21. Agrijanti, SPd,MKed Anggota
22. Suhaema, S,Si.T, MPH Anggota
23. Muhtar, S.Kep, Ns., M.Kep Anggota
24. Martiningsih,S.Kep.Ns.,M.Kes Anggota
25. Intan Gumilang Pratiwi, SST.,M.Keb
26. Lidya Ratna Handayani, S.Gz Koord. Kesekretariatan dan Administrasi
27. RA. Wulandari, SST Anggota
28. Muhammad Heri, Amd Anggota
29. Lalu Arwan Atmajaya, M.Pd Anggota
30. Bq. Septina, Amd Anggota
31. Ranun Azani, S.Si Koord. Perlengkapan, Transportasi, dan
Konsumsi
32. Musairi Anggota
33. Sahrul Anggota
34. Gunawan Anggota
35. Mardan Anggota
13
36. Puspasari Anggota
37. Ni Putu Arini, A.Md. Kom Bendahara/Keuangan
38. Sri Mulyati Anggota
39. Tsmaratul Jannah, SE Anggota
40. I Gde Narda Widiada, S.TP, M.Si Korbing Kota Mataram
41. Syajaratuddur Faiqah, S.SiT.,M.Kes Korbing Lombok Barat
42. Dr. Made Darawati, S.TP, M.Sc. Korbing Lombok Tengah
43. Zainal Fikri, SKM,MSc Korbing Lombok Timur
44. Erlin Yustin Tatontos,SKM,MKes Korbing Lombok Utara
45. Rusmini,S.Kep.Ns.,MM Korbing Kab. Sumbawa Barat
46. Moh.Arip,SKp.,M.Kes Korbing Sumbawa Besar
47. Nurwahidah, S.Kep.Ns.,M.Pd Korbing Kota Bima
48. A. Haris AB ,SST.,MPH Korbing Kab Bima
49. Abdul Haris ,SST.,M.Pd Korbing Kab Dompu
5. Sekretaris :
a. Menerima pendaftaran mahasiswa calon peserta KKN dari jurusan di
lingkungan Poltekkes Kemenkes Mataram
b. Menerima pendaftaran calon dosen pembimbing lapangan melalui jurusan
masing-masing di lingkungan Poltekkes Kemenkes Mataram
c. Melakukan registrasi mahasiswa peserta KKN
d. Mengurus surat menyurat dan perijinan Berta mengarsipkannya
e. Membantu menyusun anggaran KKN untuk satu tahun penerjunan
14
f. Membantu menyusun rencana kebutuhan bahan/alat untuk keperluan
administrasi
g. Membantu menyiapkan pembuatan laporan akhir pelaksanaan KKN
h. Bertanggung Jawab kepada Ketua Pelaksana KKN
6. Bendahara : Bertanggung jawab terhadap keuangan, surat pertanggung
jawaban keuangan KKN
7. Bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat)
a. Menyusun dan merencanakan pembekalan KKN bagi dosen pembimbing
lapangan (DPL) dan mahasiswa.
b. Menyusun jadwal pembekalan bagi DPL dan mahasiswa
c. Menyiapkan kebutuhan narasumber di luar Poltekkes Kemenkes Mataram
d. Menyiapkan materi pembekalan, pre test dan post test
e. Merencakanan bahan/alat untuk pelasanaan pembekalan KKN
f. Merencanakan penggandaan hand out materi pembekalan/buku pedoman
g. Bertanggung jawab pada ketua pelaksana
8. Pengolahan Data dan Evaluasi
a. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan program KKN baik langsung di
lapangan maupun melalui laporan dari DPL
b. Mengumpulkan data dan informasi dari seluruh kegiatan KKN
c. Menyelenggarakan evaluasi program, pelaksanaan KKN
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan KKN, menyampaikan nilai-nilai ke
Jurusan masing-masing
e. Menginventarisasi masalah yang dapat digunakan untuk mengadakan
pengembangan pada penyempurnaan KKN Poltekkes Mataram Kemenkes RI
berikutnya
f. Memberikan saran-saran untuk perbaikan pelaksanaan KKN
g. Bertanggungjawab kepada ketua pelaksana
9. Tugas Koordinator Bimbingan (Koorbing)
a. Mengadakan persiapan penerjunan KKN, berupa informasi ke :
b. Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Desa Lokasi Posko Mahasiswa
bersama tim penjajakan.
c. Menginventarisasi kondisi/masalah di puskesmas dan wilayah kerjanya
secara umum untuk disampaikan ke DPL
d. Mengadakan koordinasi dengan DPL untuk persiapan penerjunan ke
15
lapangan
e. Memberikan penjelasan pada pertemuan dengan mahasiswa tentang
persiapan penerjunan
f. Menyusun dan menentukan rencana pelaksanaan observasi kegiatan
operasional
g. Menentukan jenis bahan/alat dan obat-obatan untuk kegiatan mahasiswa di
lapangan
h. Menerima nilai dan laporan kegiatan KKN dilapangan dari DPL untuk
diserahkan ke bagian evaluasi
i. Menentukan dan merencakan kegiatan KKN dilapangan yang harus
didokumentasikan
j. Mengkoordinir pemberangkatan KKN
k. Mengkoordinir kegiatan KKN di lapangan
l. Memecahkan masalah yang timbul selama KKN
m. Menyertai mahasiswa pada saat penarikan KKN
n. Mengadakan pertemuan untuk evaluasi KKN, bila perlu diupayakan dalam
bentuk Seminar
10. Tugas Bidang Perlengkapan dan Transportasi
a. Menyediakan sejumlah perlengkapan yang dibutuhkan
b. Menginventarisir segala alat dan perlengkapan yang dibutuhkan
c. Menyediakan alat dan tenaga untuk transportasi yang diperlukan
d. Menyediakan kebutuhan para seksi/bagian
e. Mendata dan mencatat semua peralatan yang berupa pinjaman
11. Tugas Bidang Kesekretariatan dan Administrasi
a. Membantu kegiatan surat menyurat dan memastikan surat sampai ke tujuan,
serta mengarsipkannya
b. Menyiapkan berkas yang dibutuhkan dalam kegiatan seperti daftar hadir,
penggandaan format penilaian, dan jadwal kegiatan.
c. Menggandakan dan menyiapkan berkas kegiatan KKN
d. Mengarsipkan berkas kegiatan.
e. Membantu semua bidang dengan kebutuhan yang berhubungan dengan
administrasi.
C. Tugas Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Pembimbing Lahan
a. Mengadakan orientasi studi wilayah dan pengamatan pendahuluan ke daerah
lokasi KKN
16
b. Membantu memperlancar dan mendayagunakan proses pendekatan sosial
mahasiswa dengan khalayak masyarakat dan pemerintah daerah di lokasi KKN.
c. Menjaga dan membina disiplin mahasiswa agar menunaikan tugas dengan penuh
tanggungjawab sesuai dengan aturan yang berlaku.
d. Membimbing mahasiswa dalam setiap langkah operasional KKN di lapangan
e. Membentuk suasana untuk timbuinya kreativitas serta mendorong semangat
dan keaktifan mahasiswa di lapangan.
f. Menampung segala permasalahan yang timbul dan hambatan yang dihadapi
mahasiswa serta memberikan saran dan bantuan cars pemecahannya.
g. Menjadi penghubung antara mahasiswa dengan pengelola KKN, antara
mahasiswa dengan instansi pemerintah terkait dan tokoh masyarakat, serta
membina hubungan antar sesama mahasiswa.
h. Memantau, mengendalikan, mengarahkan kegiatan dan tingkah laku serta
memberikan semangat kepada mahasiswa balk secara individual maupun
kelompok, agar selalu mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan KKN.
i. Membimbing mahasiswa dalam penulisan laporan, serta menilai kegiatan
mahasiswa dalam menentukan nilai prestasi keberhasilan mahasiswa KKN.
Laporan mahasiswa harus sesuai dengan format dan isi yang ditentukan.
D. Deskripsi Teknis Lapangan
a. Mengikuti pertemuan awal untuk koordinasi penerjunan KKN
b. Memberikan pengarahan pada saat pertemuan dengan mahasiswa dalam rangka
persiapan penerjunan KKN
c. Menyertai mahasiswa dalam orientasi lapangan, identifikasi masalah di lapangan
d. Menyertai mahasiswa pada saat pemberangkatan mahasiswa
e. Mengadakan kunjungan rutin (supervisi) ke lokasi KKN selama KKN
f. Membantu persiapan dan pelaksanaan kunjungan Direktur
g. Menilai rencana tindak lanjut yang disusun oleh mahasiswa, meliputi rencana
supervisi, monitoring dan evaluasi.
h. Mengkoordinasi persiapan penarikan mahasiswa KKN
i. Menyerahkan hasil penilaian KKN (paling lambat 2 hari setelah penarikan
pulang)
17
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN KKN
A. Tahap Persiapan
1. Menentukan rencana lokasi penerjunan sesuai dengan kebijaksanaan umum
Poltekkes Mataram
2. Mengirimkan Surat ijin dan permohonan rekomendasi lokasi untuk KKN
3. Mengadakan penjajakan ke DIKES Kota/Kabupaten yang dijadikan sasaran Lokasi
untuk mengkonfirmasi pelaksanaan Rapat Koordinasi.
4. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui potensi, kondisi permasalahan di
lokasi yang direncanakan termasuk kegiatan/program kesehatan yang telah ada
pada saat Rapat Koordinasi di DIKES Kab/Kota
5. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditentukan 5 (lima) tema program unggulan
mahasiswa yang terdiri dari:
a. Peningkatan KIA, KB dan kesehatan reproduksi
b. Percepatan gizi masyarakat
c. Peningkatan pengendalian penyakit
d. Penguatan GERMAS
e. Penguatan sistem kesehatan
6. Pembuatan Pedoman KKN Terpadu IPE Poltekkes Kemenkes Mataram dan Modul
Pembelajaran untuk mahasiswa.
7. Melalui SK Direktur menentukan kepanitiaan dalam pelaksanaan KKN
8. Persiapan mahasiswa sebagai peserta KKN Terpadu Poltekkes Kemenkes Mataram.
Kejelasan jumlah mahasiswa yang diikutkan sesuai dengan data administrasi
akademik.
9. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan yang meliputi :
a. Konsep KKN Terpadu dengan IPE
b. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalan KKN Terpadu IPE
c. Proses Pembekalan mahasiswa dan pembuatan POA
d. Teknis pelaksanaan KKN di lapangan
e. Proses Bimbingan Mahasiswa
f. Proses Evaluasi pelaksanaan KKN
10. Pembekalan Mahasiswa peserta KKN yang meliputi:
a. Konsep KKN Terpadu dengan IPE
b. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalan KKN Terpadu IPE
18
c. Proses Pembekalan mahasiswa dan pembuatan POA
d. Teknis pelaksanaan KKN di lapangan
e. Proses Bimbingan Mahasiswa
f. Proses Evaluasi pelaksanaan KKN
B. Tahap Pelaksanaan
1. Pelepasan mahasiswa dari kampus Poltekkes Kemenkes Mataram
2. Penerimaan mahasiswa di masing-masing dikes Kota/Kabupaten
3. Penerimaan mahasiswa di masing-masing Puskesmas terpilih di Pulau Lombok
dan Sumbawa
4. Mahasiswa mempresentasikan rencana intervensi/POA dan program unggulan
yang telah dibuat pada saat pembekalan di Puskesmas. Rencana Intervensi harus
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Maksud, tujuan, manfaat, fisibilitas dan fleksibilitas rencana yang disusun
b. Jenis dan sifat rencana kegiatan harus dapat menimbulkan swadaya
masyarakat dan pengembangan potensi setempat.
c. Biaya kegiatan dan sarana yang diperoleh mahasiswa KKN baik yang
bersumber dari swadaya masyarakat maupun dari bantuan kerjasama
dengan instansi pemerintah atau pihak lain yang tidak mengikat, harus dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Lokasi kegiatan harus jelas, letak dan keadaan geografisnya
e. Tenaga harus cukup tersedia di lokasi kegiatan dan perlu dipikirkan prinsip
bersinambungan
f. Bila teknologi atau tatanan yang disebabkan relatif baru untuk wilayah lokasi
KKN yang bersangkutan, amat pedu diperhatikan persayaratan bahwa
teknologi itu sudah diuji coba di tempat lain, serta secara teknis harus dapat
dilaksanakan, secara sosial budaya dapat diterima secara ekonomis
menguntungkan
5. Penentuan detail lokasi untuk pelaksanaan program unggulan bersama dengan
pembimbing Puskesmas.
6. Pelaksanaan kegiatan sesuai di komunitas (masyarakat, keluarga, individu)
sesuai dengan POA yang telah disepakati pada saat presentasi. Implementasi
program kesehatan di lokasi dan lahan praktek (bidang kesehatan keperawatan,
kebidanan, analis, gizi) secara teamwork sesuai dengan masalah kesehatan yang
ada.
19
C. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan melalui tiga jenis penilaian yaitu:
1. Evaluasi pra KKN/pembekalan (30%)
Mencakup aspek pengetahuan dan sikap terkait konsep KKN terpadu dengan
IPE, IPC dan penyelesaian maslaah secara ber tim. Pemahaman Peran dan Tugas
masing-masing profesi dalam yankes, komunikasi interprofesional, kerjasama
tim kesehatan.
2. Pelaksanaan KKN (40%)
Mencakup sikap dan keterampilan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring evaluasi intervensi level komunitas, keluarga dan individu serta
sikap dan keterampilan terkait. Pemahaman Peran dan Tugas masing-masing
profesi dalam yankes, komunikasi interprofesional, kerjasama tim kesehatan.
3. Laporan KKN (30%)
a. Pendahuluan
b. Data dan Identifikasi Masalah
c. Rencana Intervensi
d. Hasil dan Pembahasan
e. Kesimpulan dan Rekomendasi
D. Pengorganisasian Mahasiswa
Sebelum mahasiswa diterjunkan ke lapangan melaksanaka-i kegiatan KKN, maka
untuk memperlancar tugas-tugas penyelesaian program-program perlu dibentuk
organisasi mahasiswa pelaksanaan KKN yang terdiri dari :
1. Kelompok mahasiswa tingkat puskesmas, atau disebut Kelompok Puskesmas
(POKMAS) ada sebanyak 54 POKMAS di 10 Kabupaten yang tersebar di Pulau
Lombok dan Sumbawa.
a. Kelompok Puskesmas (POKMAS) dikoordinir oleh seorang koordinator yang
dibantu oleh beberapa anggota dengan susunan organisasi sebagai berikut
1. Ketua/Koordinator
2. Sekretaris
3. Bendahara
Pembentukan koordinator di tingkat puskesmas dilakukan oleh koorbing bersama
DPL. Tugas Koordinator mahasiswa di tingkat puskesmas adalah :
a. Mengkoordinir mahasiswa, KKN di puskesmas dan wilayah kerjanya agar dapat
melakukan program-program dengan balk
20
b. Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan unsur pimpinan di puskesmas
dan wilayah kerjanya dalam rangka mensukseskan program-program KKN
c. Mengatur pertemuan secara periodik dengan wakil-wakil mahasiswa dari tiap
puskesmas
d. Mengkoordinir usulan kegiatan unggulan yang diajukan oleh mahasiswa KKN
untuk memperoleh dana pembiayaan program KKN (lihat contoh format di
lampiran)
e. Membuat laporan akhir KKN Tingkat Puskesmas (lihat contoh format)
2. Kelompok Dinas Kesehatan (POKDIKES) yang wilayah kerjanya adalah mencakup
seluruh puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat,
dikoordinir oleh seorang Ketua POKDIKES, yang bertanggung jawab terhadap
seluruh POKMAS yang ada. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari POKDIKES
dibantu oleh seorang sekretaris dan seorang bendahara.
Tugas Koordinator Puskesmas (KOORMAS) adalah.
a. Mengkoordinir mahasiswa KKN di tiap-tiap kelompok puskesmas (POKMAS)
masing-masing agar dapat melaksanakan program yang lebih baik
b. Menyelesaikan persoalan/masalah yang terjadi dikelompoknya
c. Mengadakan hubungan dengan seluruh pimpinan puskesmas, aparat kelurahan
dan tokoh masyarakat dalam rangka pelaksanaan program KKN
d. Mengkoordinir penggalian dana yang dilakukan oleh mahasiswa KKN
kelompoknya untuk membiayai program kerjanya
e. Melakukan tugas-tugas lain pelaksana/dosen pembimbing
f. Menyusun laporan akhir KKN bersama seluruh POKMAS dengan dibimbing oleh
DPL dan pembimbing lahan setempat.
21
E. Tata Tertib dan Sanksi Bagi Mahasiswa
1. Pentingnya Tata Tertib
Untuk memberikan pengarahan dan pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas
KKN di lapangan para mahasiswa terikat dalam suatu tata tertib tertentu, yang
pada hakekatnya dimaksud untuk:
a. Memberikan jaminan keberhasilan kegiatan KKN dan nama baik almamater
b. Mempertahankan citra KKN Poltekkes Kemenkes Mataram atau persepsi
khalayak masyarakat terhadap program KKN
c. Memperkecil kemungkinan adanya dampak negatif dari kegiatan KKN
2. Tata tertib
Tata tertib bagi mahasiswa KKN
a. Mahasiswa diwajibkan tinggal di lokasi dan membuat posko selama
pelaksanaan KKN
b. Mahasiswa diwajibkan saling membantu rekan sesama mahasiswa dalam
pemecahan masalah kesehatan
c. Mahasiswa wajib menjaga dan memelihara identitas almamater (misalnya
penggunaan jaket dan atribut yang ditetapkan sesuai ketentuan).
d. Mengisi Daftar Hadir yang telah ditetapkan.
e. Membuat catatan (fieldnote) harian perorangan (tiap peserta) disetiap
kegiatan harian.
f. Jumlah Kehadiran pada saat pembekalan ≥75%, jika sakit wajib melampirkan
surat keterangan dari dokter.
g. Mahasiswa wajib tinggal di lokasi KKN selama 14 hari, bila terpaksa
meninggalkan lokasi karena alasan penting dan terpaksa maka harus seizin
DPL dan Pembimbing Lapangan.
Berdasarkan ketentuan tata tertib tersebut, maka disusun prosedur pemberian
sanksi pelanggaran tata tertib sebagai berikut :
a. Pelanggaran biasa :
yang termasuk dalam kategori pelanggaran biasa adalah Keluarga atau tamu
menginap di lokasi atau ikut kegiatan KKN
Sanksinya berupa:
teguran dad DPL dan surat peringatan tertulis dari pengelola KKN yang dapat
menyebabkan penurunan nilai kegiatan lapangan.
b. Pelanggaran Berat :
22
yang termasuk kategod pelanggaran berat adalah
a) Mahasiswa meninggalkan lokasi/tidak pernah ada di lokasi yang telah
ditentukan
b) Mahasiswa tidak melaksanakan tugas-tugas KKN sepanjang kegiatan
lapangan
Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal,
asusila, kegiatan politik praktis, unjuk rasa yang menimbulkan keresahan atau
konflik dalam masyarakat, tindakan yang mengarah pada timbulnya sara dan
sebagainya.
a) Penarikan mahasiswa dari lokasi KKN
Sanksinya berupa: penarikan dari lokasi dan harus mengulang KKN pada periode
berikutnya dan dilaporkan kepada Direktur untuk mendapatkan sanksi
akademis yang lain.
3. Pada dasarnya mahasiswa peserta KKN adalah tamu Pemerintah Daerah dan
masyarakat setempat. Oleh karena itu :
a. Mahasiswa peserta KKN wajib menghormati dan mentaati segala peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku di lokasi tersebut.
b. Mahasiswa peserta KKN wajib menjunjung tinggi sopan santun dan tata
pergaulan yang berlaku dalam masyarakat setempat.
4. Demi kelancaran pelaksanaan KKN mahasiswa peserta KKN di perbolehkan
membawa sepeda motor dan tidak diperbolehkan membawa kendaraan beroda
empat, dengan ketentuan bahan bakar ditanggung sendiri
5. Demi kepentingan para mahasiswa perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut -.
Mahasiswa KKN yang sakit harus istirahat dan minum obat sebagai pertolongan
pertama dan apabila perlu berobat di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
F. Kegiatan Tambahan
Mahasiswa peserta KKN disamping harus lebih banyak terlibat dalam tugas-tugas
pokoknya yang bersifat umum/interdisipliner, masih dimungkinkan untuk
menangani kegiatan lainnya yang bersifat khusus, sesuai dengan displin ilmu dari
masing-masing jurusan dan berdasarkan kebutuhan Puskesmas. Beberapa kegiatan
tersebut kiranya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Jurusan keperawatan
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit menular
(ISPA, Diare, TB paru, Demam berdarah, dan lain-lain)
23
b. Pemantauan tumbuh kembang anak (DDST dan KTSP)
c. Penyuluhan kepada keluarga yang beresiko
d. Memeberikan pelatihan senam kepada Lansi
e. Memberikan pelatihan pemberdayan masyarakat tentang kegawatdaruratan
2. Jurusan kebidanan :
a. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil
b. Melaksanakan kegiatan senam pada ibu hamil
c. Melaksanakan KIE tentang kehamilan
d. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu post partum
e. Melaksanakan senam nifas
f. Melaksanakan manajemen laktasi
g. Penyuluhan ASI Eksklusif dan BBL
h. Pemeriksaan kespro
3. Jurusan Gizi
a. Memberi penyuluhan dan konseling gizi pada anak sekolah, ibu hamil, ibu
menyusui, dan ibu balita.
b. Pemberdayaan posyandu (mulai dari pencatatan dan pelaporan)
c. Surveilan Gizi Menangani kasus gizi kurang, gizi buruk, kurus, sangat kurus
yang ditemui bersama dengan puskesmas
d. Advokasi dan pemberdayaan Masyarakat
e. Mengembangkan teknologi tepat guna dan pemasaran produk Gizi sesuai
dengan potensi yang ada
4. Jurusan Analis Kesehatan
a. Mendata kejadian anemia pada ibu hamil dan anak sekolah
b. Mendata kejadian TB paru, ISPA, diare kecacingan dan malaria pemeriksaan
bakteriologis dan mikroskopis,
c. Memeriksa kualitas air yang dikonsumsi masyarakat
d. Melakukan evaluasi dan analisis hasil pemeriksaan laboratorium
e. Pemeriksaan jentik nyamuk
f. Mengembangkan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi setempat
5. Kegiatan yang mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) meliputi:
a. Melakukan aktifitas fisik
b. Mengkonsumsi sayur dan buah
c. Memeriksa kesehatan secara rutin
24
d. Tidak merokok
e. Tidak mengkonsumsi alkohol
f. Membersihkan lingkungan
g. Menggunakan jamban
25
BAB V
EVALUASI
A. Bagian Penilaian
Evaluasi atau penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dan tidak terpisahkan
dari program KKN seperti yang berlaku pada mata kuliah lainnya. Tujuan evaluasi
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan KKN secara keseluruhan.
1. Evaluasi pra KKN/pembekalan (30%)
Mencakup aspek pengetahuan dan sikap terkait konsep KKN terpadu dengan IPE,
IPC dan penyelesaian maslaah secara ber tim. Pemahaman Peran dan Tugas masing-
masing profesi dalam yankes, komunikasi interprofesional, kerjasama tim
kesehatan.
2. Pelaksanaan KKN (40%)
- Mencakup sikap dan keterampilan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring evaluasi intervensi level komunitas, keluarga dan individu serta
sikap dan keterampilan terkait.
- Pemahaman Peran dan Tugas masing-masing profesi dalam yankes, komunikasi
interprofesional, kerjasama tim kesehatan.
- Disiplin, kerjasama, keaktifan, pelaksanaan.
3. Laporan KKN (30%)
a. Pendahuluan
b. Data dan Identifikasi Masalah
c. Rencana Intervensi
d. Hasil dan Pembahasan
e. Kesimpulan dan Rekomendasi
Keterangan:
Ad.b. Lapangan
Disiplin
1. Ketidakhadiran di Lingkungan dan kelurahan
ketidakhadiran 1 hari harus dengan surat keterangan yang sah dan
ketidakhadiran untuk 3 hari atau lebih dinyatakan tidak lulus
2. Pelanggaran
Tanpa pelanggaran : 79 - 100
Pelanggaran ringan 50 - 78,9
Pelanggaran berat 0 - 49,9
26
Hasil akhir nilai disiplin : butir 1 + butir 2
2
Kerjasama :
Baik : 79 - 100
Cukup : 50 - 78,9
Kurang : 0 - 49,9
Aktivitas
Sangat aktif : 79 - 100
Cukup aktif : 50 - 78,9
Kurang aktif : 0 - 49,9
Pelaksanaan:
Sesuai dengan proposal : 79 - 100
Cukup sesuai : 50 - 78,9
Kurang sesuai : 0 - 49,9
Ad.c. Laporan
Pendahuluan
Baik : 79 - 100
Cukup : 50 - 78,9
Kurang : 0 - 49,9
Permasalahan;
Jelas : 79 - 100
Cukup jelas : 50 - 78,9
Kurang jelas : 0 - 49,9
Rencana kegiatan
Tersusun dengan baik : 79 – 100
Tersusun cukup : 50 – 78,9
Tersusun kurang baik : 0 – 49,9
Pelaksanaan
Sesui dengan proposal : 79 - 100
Kurang sesuai dengan proposal : 50 - 78,9
Tidak sesuai dengan proposal : 0 - 49,9
27
Pembahasan
Sangat sesuai dengan permasalahan : 179 - 100
Cukup sesuai dengan permasalahan : 50 – 78,9
Kurang sesuai dengan permasalahan : 0 – 49,9
Kesimpulan
Baik : 79 - 100
Cukup : 50 - 78,9
Kurang : 0 - 49,9
Data dan dokumentasi
Akurat dan lengkap : 79 -100
Cukup lengkap 50 -78,9 0 – 49,9
Kurang lengkap
Nilai Komulatif
Nilai komulatif yang dimaksud adalah jumlah nilai masing-masing unsur yang diperoleh
mahasiswa KKN
NKA = Nilai pra KKN (30%) + Nilai lapangan (40%) + nilai laporan (30%)
Rentang Mai komulatif
A =79 – 100
B = 67 – 78.9
C = 56 – 68.9
D = 46 – 55,9
E = 0 – 45.9
Nilai huruf E, mahasiswa dinyatakan tidak lulus dan harus mengikuti penerjunan KKN
untuk periode berikutnya
Keterlambatan penyerahan laporan oleh
mahasiswa dari tanggal yang telah ditentukan
setelah penarikan akan diberikan nilai minimal
(lihat tata tertib)
B. Proses Penilaian
1. Format Penilaian KKN terpadu terdiri dari 3 format penilaian (terlampir) yang
terdiri dari:
28
a. Format penilaian selama pembekalan yang diisi oleh DPL
b. Format penilaian pada saat di lapangan yang diisi oleh DPL dan pembimbing
lapangan
c. Format Penilaian Laporan yang diisi oleh DPL dan Pembimbing Lapangan
2. Nilai dari pembimbing lapangan diserahkan/dibawa oleh DPL untuk diserahkan
kepada koordinator pembimbing.
3. DPL menyerahkan nilai dari DPL dan pembimbing lapangan kepada koordinator
pembimbing
4. Koordinator pembimbing menyerahkan nilai ke bagian evaluasi
5. Bagian Evaluasi mengolah nilai dan membuat laporan evaluasi untuk diserahkan
kepada koordinator dan ketua.
29
DAFTAR PUSTAKA
DR. Prihartini Widiyanti,drg. M.Kes dkk . 2019. Modul IPE Kejadian Luar Biasa
(KLB) Untuk Mahasiswa. Airlangga University Press. Surabaya
PPSDMK Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2016.Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik
dalam Penerapan Pendidikan Antar Profesi (Interprofesional Education/IPE) Pada
Pelayanan Komunitas. Pusat Pelatihan SDM Kesehatan RI. Jakarta.
Poltekkes Kemenkes Padang. Buku Panduan PKL Terpadu Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Padang. 2017. Poltekkes Kemenkes Padang. Padang
Poltekkes Kemenkes Denpasar. Pedoman Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Interprofesional Education (IPE) Prodi DIV Di Politeknik Kesehatan Denpasar Tahun
2017. 2017. Poltekkes Kemenkes Denpasar. Denpasar
Shauna M. Buring, Alok Bhushan, Amy Broeseker, Susan Conway, Wendy
Duncan-Hewitt, Laura Hansen, et all.2019. Interprofessional Education: Definitions,
Student Competencies, and Guidelines for Implementation. [Internet]. [diunduh 2
Februari 2020]; 10; 73(4): 59. Tersedia pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2720355/#
Saldi Yusuf. 2015. Pengembangan Model Interprofessional Education (IPE) di
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. [Internet]. [diunduh 2 Februari
2020]; [Tesis]. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1361/1/SALDI%20YUSUF.pdf
30
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
Jalan Prabu Rangkasari Dasan Cermen Sandubaya – Mataram
Telepon (0370) 631160-621383 Fax (0370) 621383
Website : www.poltekkes.mataram.ac.id, Email : poltekkes-mataram@yahoo.co.id
TENTANG
MENIMBANG : 1. bahwa sesuai dengan Kurikulum Program Studi Diploma III dan Diploma IV
Poltekkes Kemenkes Mataramkepada mahasiswa diwajibkan untuk
mengikuti Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun Akademik 2019/2020
2. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram dipandang perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes Mataram tentang Penetapan
Panitia, Dosen Pembimbing Lapangan, Pembimbing Lahan dan Mahasiswa
dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Poltekkes Kemenkes Mataram
Program Studi D III dan Program Studi DIV Keperawatan Mataram,
Keperawatan Bima, Kebidanan, Gizi, dan Analis Kesehatan Tingkat III dan
Tingkat IV Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
3. bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran keputusan ini dipandang
cakap dan mampu untuk ditunjuk sebagai Panitia dan Pembimbing
Lapangan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Poltekkes Kemenkes MataramTahun
Akademik 2019/2020
MENGINGAT :
1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.00.06.2.4.3199 tanggal
14 September 2004 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Tinggi Pendidikan Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
890/Menkes/Per/VII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Kesehatan sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 Organisasi dan Tata
Kerja Politeknik Kesehatan
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 355/E/O/2012
tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi pada Politeknik
Kesehatan dari Kementrian Kesehatan kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
6. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan RI Nomor: HK.00.06/I/III/2/2480/2012 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan
7. Surat Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Nomor:
KU.00.01.3.2.0583 tanggal 26 Pebruari 2002 Perihal Pemberitahuan bahwa
31
operasional kegiatan Politeknik Kesehatan Mataram mulai terhitung sejak
tanggal 1 Januari 2002.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.02.04/III/I/02662/2013 tentang
Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat Pendidikan Tenaga Kesehatan
untuk Diploma III
9. Keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes Mataram No. PP.04.02/I/
1512/2017 tentang Pedoman Pendidikan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram Tahun Akademik 2019/2020
MEMUTUSKAN
KEDUA : Mereka yang namanya tercantum pada lampiran Keputusan ini sebagai
Panitia, Dosen Pembimbing, PembimbingLahan, dan Mahasiswa dalam
rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN)Poltekkes Kemenkes MataramProgram
Studi D III dan Program Studi DIV Keperawatan Mataram, Keperawatan
Bima, Kebidanan, Gizi dan Analis Kesehatan Mataram Tingkat III dan Tingkat
IV Semester Genap dan Tahun Akademik 2019/2020
KETIGA : Semua biaya yang timbul akibat keputusan ini dibebankan pada Anggaran
DIPA Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun Anggaran 2020
SP.DIPA 024.12.2.632270/2019 tanggal 12 November 2019 kode kegiatan
5034.058 Laporan Dukungan Manajemen Pendidikan
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : MATARAM
PADA TANGGAL : 20 Januari 2019
TEMBUSAN:
1. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kes. RI di Jakarta
2. Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI di Jakarta
3. Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kemenkes RI di Jakarta
4. Masing Ketua Jurusan di Lingkungan Poltekkes Mataram Kemenkes RI
5. Masing-masing Ketua Program Studi di Lingkungan Poltekkes Mataram Kemenkes RI
6. Masing-Masing Yang Bersangkutan
7. Arsip
32
LAMPIRAN I :
NO NAMA JABATAN
1. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes Pelindung / Penasehat
2. Yunan Jiwintarum, S.Si.,M.Kes Penanggung Jawab
3. Cembun, A.Per.Pen.,MPH Penanggung Jawab
4. Jubair, SKM.,M.Kes Ketua
.5 Maruni Wiwin Diarti, S.Si.,M.Kes Koordinator
6. Mutiara Rachmawati S, M.Keb Sekretaris
7. Susilo Wirawan, SKM.,MPH Koord. Bidang Diklat
8. Dr. Made Darawati, STP.,M.Sc Anggota
9. Dr. IGAN Danuyanti, S.Si.,M.Sc Anggota
10. Yuli Laraeni, SKM.,MPH Anggota
11. Elly Mawaddah, M.Kep.,Sp.An Anggota
12. Bq Yuni Fitri Hamidiyanti, SST., M.Keb Anggota
13. Ni Putu Sumartini, M.Kep Anggota
14. Imtihanatun Najahah, S.SiT.,M.Kes Anggota
15. Ni Ketut Sri Sulendri, SST.,MPH Anggota
16. Desty Emilyani, M.Kep Anggota
17. Dewi Purnamawati, S.Kp.,M.Kep Koord. Bidang Pengolahan Data dan Evaluasi
18. Ati Sulianty, SST.,M.Kes Anggota
19. Mas’adah, M.Kep Anggota
20. Ellye Marya Utami, Amd Anggota
21. Agrijanti, SPd.,M.Ked Anggota
22. Suhaema, S,Si.T, MPH Anggota
23. Muhtar, S.Kep, Ns.,M.Kep Anggota
24. Martiningsih,S.Kep.Ns.,M.Kes Anggota
25. Intan Gumilang Pratiwi, M.Keb Anggota
26. Lidya Ratna Handayani, S.Gz Koord. Kesekretariatan dan Administrasi
27. RA. Wulandari, SST Anggota
28. Muhammad Heri, Amd Anggota
29. Lalu Arwan Atmajaya, M.Pd Anggota
30. Bq. Septina, Amd Anggota
31. Ranun Azani, S.Si Koord. Perlengkapan,Transportasi dan Konsumsi
32. Musairi Anggota
33. Sahrul Anggota
34. Gunawan Anggota
35. Mardan Anggota
36. Puspasari Anggota
37. Ni Putu Arini, A.Md. Kom Bendahara/Keuangan
38. Sri Mulyati Anggota
39. Tsmaratul Jannah, SE Anggota
40. I Gde Narda Widiada, S.TP, M.Si Korbing Kota Mataram
41. Syajaratuddur Faiqah, S.SiT.,M.Kes Korbing Lombok Barat
42. Dr. Made Darawati, S.TP, M.Sc. Korbing Lombok Tengah
43. Zainal Fikri, SKM,MSc Korbing Lombok Timur
44. Erlin Yustin Tatontos,SKM,MKes Korbing Lombok Utara
45. Rusmini,S.Kep.Ns.,MM Korbing Kab. Sumbawa Barat
46. Moh.Arip,SKp.,M.Kes Korbing Sumbawa Besar
47. Nurwahidah, S.Kep.Ns.,M.Pd Korbing Kota Bima
48. A. Haris AB ,SST.,MPH Korbing Kab Bima
49. Abdul Haris ,SST.,M.Pd Korbing Kab Dompu
33
LAMPIRAN II :
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
NOMOR : PK.03.04/4.4/267/2020
TANGGAL : 20 Januari 2020
JADWAL PENJAJAKAN DAN KOORDINASI LAPNGAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
No Kabupaten/Kota Daftar Puskesmas Penanggung Jawab Pelaksanaan
Penjajakan
1. Kabupaten 1. Puskesmas Maluk 1. Rusmini,S.Kep.Ns.,MM 28 s.d 30 Januari
Sumbawa Barat 2. Puskesmas Sekongkang 2. Moh.Arip,SKp.,M.Kes 2020
3. Puskesmas Taliwang
4. Puskesmas Brang Rea
5. Puskesmas Brang Ene
2. Kabupaten 1. Puskesmas Unit I
Sumbawa 2. Puskesmas Unit II
3. Puskesmas Labuhan
Badas
4. Puskesmas Unter Iwes
5. Puskesmas Moyo Utara
6. Puskesmas Moyo Hilir
7. Puskesmas Rhee.
3. Kabupaten Dompu 1. Puskesmas Dompu Timur 1. A. Haris AB ,SST.,MPH 28 Januari 2020
2. Puskesmas Dompu Kota 2. Nurwahidah,
3. Puskesmas Dompu Barat S.Kep.Ns.,M.Pd
4. Puskesmas Soriutu
5. Puskesmas Ranggo.
4. Kabupaten Bima 1. Puskesmas Woha
2. Puskesmas Belo 1. A. Haris, SST., M.Pd 29 Januari 2019
3. Puskesmas Palibelo 2. Ade Wulandari, S.Kep,
4. Puskesmas Bolo Ns., M. Kep
5. Puskesmas Monta
5. Kota Bima 1. Puskesmas Jatibaru
2. Puskesmas Penanae 1. Nurwahidah, 30 Januari 2019
3. Puskesmas Rasanae S.Kep.Ns.,M.Pd
Timur 2. Ade Wulandari, S.Kep,
4. Puskesmas Mpunda Ns., M. Kep
5. Puskesmas Paruga
6. Kota Mataram 1. Puskesmas Karang Pule 1. Susilo Wirawan, SKM, MPH 28 Januari 2019
2. Puskesmas Tanjung 2. Erlin Yustin
Karang Tatontos,SKM,MKes
3. Puskesmas Karang
Taliwang
4. Puskesmas Cakranegara
5. Puskesmas Pejeruk
7. Kabupaten Lombok 1. Puskesmas Banyumulek
Barat 2. Puskesmas Kuripan 29 Januari 2019
3. Puskesmas Narmada
4. Puskesmas Gunung sari
5. Puskesmas Meninting
8. Kabupaten Lombok 1. Puskesmas Pemenang
Utara 2. Puskesmas Nipah 30 Januari 2019
3. Puskesmas Tanjung
4. Puskesmas Gangga
5. Puskesmas Kayangan.
9. Kabupaten Lombok 1. Puskesmas Ubung 1. Maruni Wiwin Diarti, 28 Januari 2019
Tengah 2. PuskesmasPuyung S.Si.,M.Kes
3. Puskesmas Praya 2. Mutiara Rachmawati
4. Puskesmas Aikmual S.,M.Keb
5. Puskesmas Mantang.
10. Kabupaten Lombok 1. Puskesmas Terara
Timur 2. Puskesmas Sikur
3. Puskesmas Masbagik 29 Januari 2019
4. Puskesmas Pringgasela
5. Puskesmas Dasan Lekong
6. Puskesmas Denggen
7. Puskesmas Selong
34
LAMPIRAN III :
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
NOMOR : PK.03.04/4.4/267/2020
TANGGAL : 20 Januari 2020
35
LAMPIRAN IV :
36
LAMPIRAN V :
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
NOMOR : PK.03.04/4.4/267/2020
TANGGAL : 20 Januari 2020
38
LAMPIRAN VI :
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
NOMOR : PP.01.01/4.4/267/2020
TANGGAL : 02 Januari 2020
39
permasalahan kesehatan
yang terjadi.
6 Dr. H. Usman Hadi Senin, Ka. Dikes Kota 1. Profil kesehatan Kota Mataram
2 Maret 2020 Mataram Tahun 2019.
2. Program dan upaya kesehatan di
beberapa puskesmas di wilayah
kerja dinas kesehatan.
3. Rekomendasi kegiatan KKN
terintegrasi dengan program
puskesmas berdasarkan
permasalahan kesehatan yang
terjadi.
7 Drg. Hj. Ni Made Senin, Ka. Dikes Kab. 1. Profil kesehatan Kab. Lombok
Ambaryati, M.Kes 2 Maret 2020 Lombok Barat Barat Tahun 2019.
2. Program dan upaya
kesehatan di beberapa
puskesmas di wilayah kerja
dinas kesehatan.
3. Rekomendasi kegiatan KKN
terintegrasi dengan program
puskesmas berdasarkan
permasalahan kesehatan
yang terjadi.
8 dr. H. L. Baharudin Senin, Ka. Dikes Kab. 1. Profil kesehatan Kab. Lomok
2 Maret 2020 Lombok Utara Utara Tahun 2019.
2. Program dan upaya
kesehatan di beberapa
puskesmas di wilayah kerja
dinas kesehatan.
3. Rekomendasi kegiatan KKN
terintegrasi dengan program
puskesmas berdasarkan
permasalahan kesehatan
yang terjadi.
9 H. Omdah, SKM., M.Kes Senin, Ka. Dikes Kab. 1. Profil kesehatan Kab. Lombok
2 Maret 2020 Lombok Tengah Tengah Tahun 2019.
2. Program dan upaya
kesehatan di beberapa
puskesmas di wilayah kerja
dinas kesehatan.
3. Rekomendasi kegiatan KKN
terintegrasi dengan program
puskesmas berdasarkan
permasalahan kesehatan
yang terjadi.
10 dr. H. M. Hasbi Santoso, Senin, Ka. Dikes Kab. 1. Profil kesehatan Kab. Lombok
M.Kes. 2 Maret 2020 Lombok Timur Timur Tahun 2019.
2. Program dan upaya
kesehatan di beberapa
puskesmas di wilayah kerja
dinas kesehatan.
3. Rekomendasi kegiatan KKN
terintegrasi dengan program
puskesmas berdasarkan
permasalahan kesehatan
yang terjadi.
40
LAMPIRAN VII :
KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
NOMOR : PK.03.04/4.4/ /2020
TANGGAL : 20 Januari 2020
2. PUSKESMAS SEKONGKANG
3. PUSKESMAS TALIWANG
41
5 NOVIA ASTUTI D.IV Gizi
6 AMINAH D.IV Kebidanan
7 NI NENGAH DWI RANINDYANATHA PUTRI D.III Kebidanan
8 DWIYAN HUTARI D.III Kebidanan
9 ADI SANDRA D.IV Analis
10 YULIA MAHESA WARDHANI D.III Analis
11 NINA KUSUMA SARI D.III Analis
12 IKA AINUNJARIYAH D.III Keperawatan Bima
4. Puskesmas Brangrea
KABUPATEN SUMBAWA
6. Puskesmas Unit I
42
4 ANGGAR AJI PRASETYO D.III Analis
5 NI KADEK RAHAYU PUJIASTUTI D.IV Analis
6 NADIA ALFI D.III Gizi
7 IRA WAHYUNI D.IV Gizi
8 PANDE MADE DWI SURYANA D.III Keperawatan Mataram
9 APRILIZA YANTI D.III Keperawatan Mataram
10 SHOPIA APRILIANY D.IV Keperawatan Mataram
11 DEWI ARYANINGSIH D.III Keperawatan Bima
7. Puskesmas Unit II
43
9 TITIN FEBRIANTI D.IV Analis
10 RANI WAHYUNINGSIH D.III Analis
44
10 RISNA DAMAYANTI D.IV Keperawatan Mataram
11 LENI USWATUN D.III Keperawatan Bima
KABUPATEN DOMPU
13. Puskesmas Dompu Timur
45
16. Puskesmas Soriutu
KABUPATEN BIMA
18. Puskesmas Woha
46
19. Puskesmas Belo
47
22. Puskesmas Monta
KOTA BIMA
23. Puskesmas Jatibaru
48
2 ERNI D.III Kebidanan
3 MURNI KARTIKASARI D.IV Kebidanan
4 PALIKA GITA DEWI DASI D.III Analis
5 SINTA RAHMADANI SANTOSA P D.III Analis
6 FREDIANTI IKA SAFITRI D.IV Analis
7 REGINA OKTAVIA D.III Gizi
8 NURBAITI D.IV Gizi
9 KADEK WIWIK INDRIANI D.IV Keperawatan Mataram
10 ELDA FAKHIRA D.III Keperawatan Mataram
11 RIDHALLAH D.III Keperawatan Mataram
12 NURHASANAH_34 D.III Keperawatan Bima
KOTA MATARAM
28. Puskesmas Karang Pule
49
2 SOLEHAN D.III Kebidanan
A.Haris SST, MPH
3 NURHIKMAH D.IV Kebidanan
4 PUTRI AYU PEBRIANI D.III Analis
5 NI MADE INDAH KASMIARI D.III Analis
6 LUH AYU PRADNYA PARAMITA A. D.IV Analis
7 SITI HERLINA SUHAMDANI D.III Gizi
8 NI NYOMAN TRIASTUTI DARMAYANTI D.IV Gizi
9 ERMAYANA HAENI D.III Keperawatan Mataram
10 NI KADEK YUNI SUGIARI D.III Keperawatan Mataram
11 AHDIATI / P00620416001 D.IV Keperawatan Bima
12 ALZI HADMI D.III Keperawatan Bima
50
FENI INDRAYANI D.III Keperawatan Bima
12
51
8 BAIQ GANDAWARI NING KASTURI D.IV Analis
9 ALMIATUN D.III Analis
10 SAHRATUL KAMARIAH D.III Analis
11 HERMANSYAH EFENDI/ P00620416010 D.IV Keperawatan Bima
12 JAENAB D.III Keperawatan Bima
52
6 SAZA YULIA SAFITRI D.III Gizi
7 PINKA FERISTI MAYASARI D.IV Gizi
8 MARIANA D.III Keperawatan Mataram
9 RIANTI PUSPITA CAHYANI D.III Keperawatan Mataram
10 SIRLIA OKTAVIANA D.IV Keperawatan Mataram
11 RIZKA SAEFANI PUTRI D.IV Keperawatan Mataram
12 NELLY ROMANTILI/ P00620416018 D.IV Keperawatan Bima
13 EVIN HERVINA D.III Keperawatan Bima
53
1 LIATISSANI EFTIKASARI D.III Kebidanan
Rita Sopiatun, SST.,MPH
2 INDRI KURNIA CINDRA D D.IV Kebidanan
Eka Rudy Purwana, SST,M.Kes
3 KARTINI D.III Analis
4 VIRDA DAMAYANTI D.III Analis
5 EKA NURMEISARAH PUTRI D.IV Analis
6 HIDAYANA SAPUTRI D.III Gizi
7 SALMA NABILA D.IV Gizi
8 NI KADEK SULASTRI ASTUTI D.IV Keperawatan Mataram
9 NURAENUN D.III Keperawatan Mataram
10 KHARDINAH DWI SEPTYANINGRUM D.III Keperawatan Mataram
11 NURRAHMAWATI/ P00620416023 D.IV Keperawatan Bima
12 LASTRI WININGSIH D.III Keperawatan Bima
54
42. Puskesmas Kayangan
55
7 LINDAWATI D.III Kebidanan
8 MERY TRIANA ASTUTI D.IV Analis
9 PARIDAWATI D.III Analis
10 SUHARDIN/ P00620416030 D.IV Keperawatan Bima
11 NURHASANAWATI/ P00620416022 D.IV Keperawatan Bima
12 RA KARTINA D.III Keperawatan Bima
56
5 EFIA ANGGRAINI D.IV Analis
6 YENI FARIDA D.III Gizi
7 MARISA CAHYA DINI D.IV Gizi
8 SITI MASRUROH D.IV Keperawatan Mataram
9 KIKI HADRYANTI AYU NISA D.III Keperawatan Mataram
10 NITRWATI D.III Keperawatan Mataram
11 FIRDA ANNISA/ P00620416007 D.IV Keperawatan Bima
57
5 DIAN NURUL SAFITRI D.IV Gizi
6 WAHYU NINGSIH D.IV Kebidanan
7 GEMA PUTRI LINDA LUKMANA D.III Kebidanan
8 YUNITA ISMI NOPIANTI D.IV Analis
9 DESAK AYU PUSPENTARINI D.III Analis
10 RIZKIA FEBRIANTI D.III Analis
11 SRI PUJI ATUTI/ P00620416045 D.IV Keperawatan Bima
12 INDAH PURNAMASARI D.III Keperawatan Bima
58
4 SISKA WIDIANINGSIH D.III Analis
5 DESI RATNA AYU RAMDANI D.IV Analis
6 IRMA WIDIYA SAFITRI D.III Gizi
7 DYAH INTAN SAFITRI D.IV Gizi
8 IKA RIFNI YULIANTAMI D.III Keperawatan Mataram
9 APRILIANTI FIRDAUS D.IV Keperawatan Mataram
10 WIDIA ASWARI D.III Keperawatan Mataram
59
JADWAL BIMBINGAN DOSEN PEMBIMBIMBING LAPANGAN (DPL) KKN TERPADU
MARET 2019
NO NAMA KOTA/KABUPATEN PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ni Putu Karunia Ekayani, SST.,
M.Kes PUSKESMAS
1
MALUK
H. Ahmad, S.Kep,MPd
Lalu Srigede, S.Si, M.Si PUSKESMAS
2
H. Dahlan, S.Kep,Ns.,M.Pd SEKONGKANG
Muhtar, S.Kep,Ns.,M.Kep
PUSKESMAS
5 I Gde Narda Widiada, S.TP, BRANG ENE
M.Si
Drs.H. Zulkifli,
S.Kep,MM.Kes,MM PUSKESMAS
6
UNIT I
Suhaema, S.S.T., MPH
Intan Gumilang Pratiwi, M.Keb PUSKESMAS
7
Martiningsih, S.Kep,Ns.,M.Kep UNIT II
61
Sukmawati, S.Kep,Ns MOYO HILIR
Sandi Canggih Swasana,
S.Kep,Ns PUSKESMAS
12
RHEE
I Gusti Ayu Sri Wahyuni, MPH
Lina Sundayani, SP.d., M.Kes PUSKESMAS
13
Agrijanti, S.Pd, M.Ked DOMPU TIMUR
PUSKESMAS
14 Susilo Wirawan, SKM, MPH
DOMPU KOTA
Lale Budi Kusuma Dewi, S.Pd,
M.Si KABUPATEN PUSKESMAS
15
DOMPU DOMPU BARAT
Mas’adah, M.Kep
H. Awan Dramawan,
S.Pd,M.Kes PUSKESMAS
16
SORIUTU
Nurul Inayati, S.Si, M.Sc
PUSKESMAS
17 Iswari Pauzi, SKM, M.Sc
RANGGO
Drs. Moch Maswan, M.Repro PUSKESMAS
18
Desty Emilyani, M.Kep WOHA
Erlin Yustin Tatontos, SKM,
M.Kes PUSKESMAS
19
BELO
Muh. Hasbi, M.Kep,Sp.Kep.Kom
dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes KABUPATEN BIMA PUSKESMAS
20
I B Rai Wiadnya, S.Si, M.Si PALIBELO
PUSKESMAS
21 Irianto, SKM, M.Kes
BOLO
PUSKESMAS
22 Siti Zaetun, SKM, M.Ked
MONTA
62
Lale Wisnu Andrayani, M.Kep
PUSKESMAS
25 Yunan Jiwintarum, S.Si, M.Kes RASANAE
TIMUR
PUSKESMAS
26 Dr. Made Darawati, S.TP, M.Sc
MPUNDA
PUSKESMAS
27 Maruni Wiwin Diarti, S.Si.,M.Kes
PARUGA
Reni Sofiyatin, SST, M.Kes PUSKESMAS
28
A.Haris SST, MPH KARANG PULE
Abdul Haris, SST.,M.Pd PUSKESMAS
29 TANJUNG
Eva Agustina, SST KARANG
Aniharyati, S.Kep,Ns PUSKESMAS
30 KARANG
H. Syaiful, S.Kep,Ns KOTA MATARAM TALIWANG
Ade Wulandari,
S.Kep,Ns.,M.Kep PUSKESMAS
31
CAKRANEGARA
Hj. Nurwahidah, S,Kep,Ns.,MPd
Kurniadi, S.Kep,Ns.,M.Kep
PUSKESMAS
32 Hj. Indra Rahmat, PEJERUK
S.Kep,Ns.,M.Pd
Rusmini, S.Kep,Ns.,MM
PUSKESMAS
33 Retno Wahyuningsih, S.Gz, BANYUMULEK
M.Gizi
Pancawati Ariami, S.Si,
M.Ked.Trop PUSKESMAS
34
KURIPAN
Dewi Purnamawati, M.Kep KABUPATEN
LOMBOK BARAT
Yunita Marliana, SSiT., M.Keb
PUSKESMAS
35 AASP Chandradewi, SKM, NARMADA
M.Kes
Erna kristinawati, S.Si, M.Sc
PUSKESMAS
36 Syajaratuddur Faiqah, SSiT., GUNUNGSARI
M.Kes
63
H. Cembun, A.per.Pen,MPH
PUSKESMAS
37
Yuli Laraeni, SKM, MPH MENINTING
64
Erien Luthfia, M.Keb
Bq. Yuni Fitri Hamidiyanti, SSiT.,
M.Keb PUSKESMAS
50
MASBAGIK
Lalu Khairul Abdi, SKM, M.Kes
A’an Dwi Sentana, M.Kep PUSKESMAS
51
Irmayani, SSiT., M.Kes PRINGGASELA
Mengetahui
Pudir I, Pudir II,
Direktur,
65
Lampiran 2
KKN Ke ……………...................
Semester………………………
Tahun ……………/………………
Oleh :
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram
Puskesmas ……………………………
Kecamatan ………………………..…..
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2020
Catatan:
Warna sampul Biru Tosca dengan ukuran kertas A4
66
Lampiran 2 (a)
KKN Ke ……………...................
Semester………………………
Tahun ……………/………………
Oleh :
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram
No. Nama Prodi NIM
1. …………... …………... …………...
2. …………... …………... …………...
Dst.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2020
67
Lampiran 2(b)
Halaman Pengesahan/Persetujuan
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2020
Poltekkes Kemenkes Mataram
di Puskesmas ……………….
Disusun Oleh
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram
Disetujui pada tanggal ................. 2020
Oleh :
Kepala Puskesmas ………………..
( …………….……………….…………………………… )
1. ________________________ ( ____________ )
NIP.
2. ________________________ ( ____________ )
NIP.
68
Lampiran 3
69
c. SLTA/sederajat (negeri/swasta)
d. Perguruan Tinggi (negeri/swasta)
e. Jumlah guru, sarana dil
6. Agama, adat istiadat, kesenian dan olah raga
a. Agama
b. Adat istiadat
c. Kesenian (macamnya)
d. Olah raga (macamnya)
7. Pertanian
a. Pertanian tanaman : sebutkan macamnya dan luasnya
(ha) serta kapasitas produksinya (per tahun)
b. Peternakan: sebutkan macam ternak dan jumlahnya
(ekor) termasuk unggas dan sumber makanan temak
c. Perikanan: sebutkan macam ikan, luas tambak dan
produksinya per tahun
8. Kesehatan
a. Keadaan kebersihan (halaman, saluran air, rumah dan
lain-lain, keadaan rumah dan syarat-syarat
kesehatannya, tanaman peka rangan, tabulapot
b. MCK (termasuk jumlah jamban keluarga, jamban
umum dan lain-lain
c. Fasilitas kesehatan yang ada(dokter, bidan, tenaga
medic lainnya, puskesmas, posyandu, kader, pustu
dan lain-iain)
d. Kegiatan PKK yang berhubungan dengan kesehatan
B. TUJUAN
Berisi tentang tujuan penulisan laporan kegiatan KKN
C. MANFAAT
Berisi tentang tujuan penulisan laporan kegiatan KKN
BAB II A. DATA
DATA DAN IDENTIFIKASI Berisi data _ocus untuk digunakan sebagai dasar
MASALAH pengambilan masalah yang digunakan untuk _ocus
program unggulan yang diambil oleh kelompok. Data
_ocus dapat disajikan dalam bentuk narasi maupun tabel.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari data yang ada maka dibuat identifikasi masalah yang
akan dibuat intervensi/POA.
- Identifikasi masalah
- Prioritas Masalah
- POA
RENCANA KEGIATAN Membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan
(POA) rincian sebagai berikut : Macam kegiatan, uraian
pelaksanaan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, lokasi
kegiatan dan lain-lain. Jeiaskan pula pendekatan yang
dipakai. Kalau bisa dibuatkan daftar rencana kegiatan
tersebut. Rencana kegiatan merupakan usaha untuk
mengatasi masalah yang ada dan pertimbangan-
pertimbangan rasional lainnya.
BAB III Realisasi dari rencana kegiatan sesuai dengan isi dalam Bab II
HASIL DAN dirinci menurut bidangbidangnya, frekuensi kegiatan yang
70
PEMBAHASAN telah dilakukan (kuantitas/kualitas) dan pencapaian tujuan.
Sebutkan pula bagaimana cara pencapaian. Pembahasan
dibuat berdasarkan hasil. Pembahasan berisi bagaimana data
yang diperoleh memberikan solusi pada permasalahan yang
ingin dipecahkan. Pembahasan harus bermuara pada
kesimpulan.
LAIN-LAIN
71
Lampiran 4
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Pustaka
72
Lampiran4 (a)
Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2020
Catatan:
Warna sampul Hijau Tua dengan ukuran kertas A4
73
Lampiran 4 (b)
*) Format ini adalah halaman pertama (i) dare usulan proposal program
A. Rencana Program
1. Judul : ..................................................................................................
2. Lokasi : ..................................................................................................
3. Pekiraan Biaya : ..................................................................................................
4. Sumber Dana : ..................................................................................................
B.Pelaksanaan Program......................................................................................................:
1. Penanggung jawab : ..................................................................................
(DPL).
2. Ketua pelaksana : ................................................................................. (Mahasiswa)
3. Waktu Pelaksanaan .................................................................................................:
Menyetujui ,
………………………… …………………………
74
Lampiran 5
75
Lampiran 6
Nama Program dan Masalah yang dihadapi**) Realisasi dalam unit Biaya Keterangan
Bidang yang ditangani (Kuantitatif) (Sumbernya) *)
1
2
3
4
*) Jelaskan kalau ada hambatan
Partisipasi masyarakat
Potensi yang ada
Tindak lanjut
**) Jelaskan sasaran (siapa kelompok yang akan menghadapi masalah)
76
Lampiran 7
Matriks Kegiatan KKN Terpadu Mahasiswa
Menyetujui,
( ) ( )
77
Lampiran 8
78
Lampiran 9
Judul Tugas :
Tanggal :
Kelompok :
Mataram,................………...
Penilai/DPL : ……………………
(......................................)
79
FORM PENILAIAN INDIVIDU DALAM DISKUSI PEMBEKALAN KKN IPE 2020
Aspek Penilaian
Interprofesional
Tim
Partisipasi dalam
Bekerja Sama
Berkolaborasi
Kemampuan
Berargumentasi
Kemampuan
Berbagi Informasi
Kemampuan
Komunikasi
Kedisiplinan
No. Nama Mahasiswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14
15.
Mataram,................………...
Penilai/DPL : ……………………
(......................................)
80
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK LAPANGAN IPE KKN TERPADU IPE 2020
………………….,……………………2020
Dosen Pembimbing Lapangan
(………………………………………………..)
81
LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN DAN LAPORAN KKN TAHUN 2020
Nama DPL : ………………………. Puskesmas : ………………………. Kecamatan : ………………………. Kabupaten : ………………………. Angkatan : ……………………….
Keterangan
(………………………………………….) (……………………………………………………….)
82
Lampiran 10
Rundown Pembekalan KKN IPE Poltekkes Kemenkes Mataram
Tanggal 24 – 28 Februari 2020
12.00-13.00 ISHOMA
WITA
13.00-15.30 Presentasi Kelompok DPL Bq Yuni Fitri
WITA Kasus KKN IPE (Kelp 3, 4 Hamidiyanti, SST.,
dan 5) M.Keb
15.30-16.00 Penjelasan tentang Dr. Made Darawati,
WITA Planning of Action STP.,MSc
83
(POA)
12.00-13.00 ISHOMA
WITA
12.00-13.00 ISHOMA
WITA
13.00-16.00 Finalisasi: DPL Mutiara
WITA 1. Penyusunan Planning of Rachmawati S,
Action (POA) M.Keb
2. Penyusunan Proposal
Unggulan
3. Usulan Pencairan Dana
bantuan IPTEKKES
84
Lampiran 11
Nama DPL:…………………………………………
TTD DPL
85
Lampiran 12
CATATAN KEGIATAN HARIAN MAHASISWA
KKN TERPADU IPE POLTEKKES KEMENKES MATARAM TAHUN 2020
86
BAGIAN II
MODUL
KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA
INTERPROFESIONAL EDUCATION (KKN IPE)
Penyusun:
Bidang Diklat KKN IPE Poltekkes Mataram
i
DAFTAR ISI
BAGIAN II MODUL KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA
ii
I. GAMBARAN UMUM MODUL
Kuliah kerja nyata terpadu merupakan penerapan ilmu dan tehnologi oleh mahasiswa
dalam bidang kesehatan khususnya bidang keilmuan program studi di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Mataram yaitu keperawatan, kebidanan, gizi, dan analis kesehatan.
Dalam rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status kesehatan
masyarakat, serta memberikan pengalaman bekerja secara tim kepada peserta didik.
1
II. TUJUAN UMUM MODUL
a. Umum:
Untuk melatih mahasiswa agar lebih mengenal peran dan tanggung jawab profesi
kesehatan yang lain, sehingga diharapkan mahasiswa akan mampu untuk
berkolaborasi dengan baik saat melakukan upaya preventif, promotif dan kuratif
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
b. Khusus :
1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memahami etik pelayanan
kesehatan yang melibatkan interdisiplin ilmu berbagai profesi di bidang
kesehatan
2. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam memahami tugas dan tanggung
jawab masing-masig profesi dalam memeberikan pelayanan kesehatan
3. Memberikan pengalaman membangun komunikasi antar profesi dalam
memeberikan pelayanan kesehatan
4. Memberikan pengalaman membina kerjasama yang kompeten dalam team
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
Menurut WHO (2010) IPE merupakan sebagai proses pembelajaran dimana dua
atau lebih profesi belajar dengan, dari, dantentang satu sama lain untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas outcame pelayanan kesehatan. IPE
merupakan pendekatan proses pendidikan dua atau lebih disiplin inlu yang
berbeda berkolaborasi dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk
membina interdisipliner/interaksi interprofesional yang meningkatkan praktek
disiplin masing-masing
3. Kemampuan Berkomunikasi
Tenaga kesehatan harus memiliki dan menguasai kemampuam
berkomunikasi. Komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatann ini sangat
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan yang bermutu pada individual atau
masyarakat. Adanya kemungkinan masalah yang terjadi selama proses
komunikasi antar tenaga kesehatan dari proses memulai komunikasi,
transmisi dan menerima informasi menyebabkan komunikasi menjadi tidak
efektif , Hal ini disebabkan karena setiap manusia mempunyai persepsi yang
berbeda-beda dan keterbatasan dalam melaah komunikasi yang disampaikan.
f. memberikan umpan balik kepada profesi lain dan menerima umpan balik
dari profesi lain
4. Kerjasama tim antar profesi
Tenaga kesehatan harus melakukan kerjasama tim antar profesi dengan
menerapkan nilai-nilai hubungan yang harmonis dan prisip dinamika
kelompok untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dan
masyarakat yang aman, tepat waktu, efisien, efektifdan berkeadilan.
6
mengadakan pendekatan sosio-kultural terhadap masyarakat sehingga masyarakat
menjadi lebih kooperatif dan partisipatif.
Kolaboratif
KKN IPE dilaksanakan oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu di
lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram. Dalam operasionalnya mahasiswa
mengembangkan mekanisme pola pikir dan pola kerja interdisipliner secara kolaboratif
untuk memecahkan permasalahan yang ada di lokasi KKN IPE
Realistis-Pragmatis
Program-program kegiatan yang direncanakan pada dasarnya bertumpu pada
permasalahan dan kebutuhan nyata di lapangan sehingga dapat dilaksanakan sesuai
dengan daya dukung sumberdaya yang tersedia di lapangan dan memberikan manfaat
bagi masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
7
VI. PROGRAM UNGGULAN MAHASISWA
A. Peningkatan KIA, KB, KESPRO
Percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui Pelayanan Kesehatan Ibu
Terpadu
PENDAHULUAN
Kualitas suatu negara ditentukan oleh tinggi atau rendahnya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Selain itu Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan dan menjadi salah satu
komponen indeks pembangunan maupun indeks kualitas hidup. Meningkatkan kesehatan
ibu adalah tujuan kelima Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai oleh
191 negara anggota PBB pada tahun 2015, termasuk Indonesia. Mengurangi 2/3 AKI saat
melahirkan (1990- 2015) menjadi salah satu target meningkatkan kesehatan ibu, selain
akses terhadap pelayanan kesehatan standar hingga tahun 2015. AKI ditargetkan turun
dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Hingga tahun 2015, ternyata target MDGs 5 tersebut tidak dapat
dicapai. Hal ini memang sudah diprediksi sebelumnya. Dengan prediksi linier AKI,
Kementerian Kesehatan telah memperkirakan pada tahun 2015 Indonesia baru akan
mencapai angka 161 per 100.000 kelahiran hidup.
Hasil Survei Demograf Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2015 menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat tinggi
dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan. Setiap hari, 830 ibu di dunia (di
Indonesia 38 ibu, berdasarkan AKI 305) meninggal akibat penyakit/ komplikasi terkait
kehamilan dan persalinan. Sebagian besar kematian tersebut seharusnya bisa dicegah dan
diselamatkan. Artinya, bila AKI tinggi, banyak Ibu yang seharusnya tidak meninggal tetapi
meninggal karena tidak mendapatkan upaya pencegahan dan penanganan yang
seharusnya. Sekitar 15% dari kehamilan/ persalinan mengalami komplikasi, 85% normal.
8
DASAR HUKUM
1. Permenkes RI No 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil,Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
2. UU RI No 4 Tentang Kebidanan.
3. Permenkes RI No 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan.
URAIAN KEGIATAN
Maternal Mortality Rate (MMRate)/ Angka Kematian Ibu :
Jumlah perempuan yang meninggal
karena komplikasi kehamilan dan persalinan
X 100.000
Jumlah perempuan umur 15-49 tahun
10
Jika tekanan diastolic tetap lebih 110 mmHg, berikan obat antihipertensi
sampai tekanan diastolic diantara 90-100 mmHg
Pasang infus dengan jarum besar (16 G atau lebih)
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overdosis cairan
Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinurine
Jika jumlah urin kurang dari 30 ml per jam
Hentikan magnesium sulfat (MgSO4) dan berikan cairan IV (NaCL 0,9% atau
Ringer Laktat) pada kecepatan 1 liter per 8 jam
Pantau kemungkinan edema paru
Jangan tinggalkan pasien sendirian bila pasien kejang disertai aspirasi
muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
Observasi tanda-tanda vital, refleks dan denyut janin setiap jam
Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru
Hentikan pemberian cairan IV dan berikan diuretic misalnya furosemide 40
mg I.V. sekali saja bila ada edema paru
Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana. Bila pembekuan
terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati.
Lakukan pengkajian terhadap kasus di atas dan susun rencana intervensi dengan
konsepIPE-CP, dengan memperhatikan form dibawah ini:
Pengkajian :
No KomponenPengkajian Hasil Standar Penilaian
IdentifikasiMasalah
No Masalah Etiologi/Penyebab
RencanaIntervensi
No Masalah Intervensi Monitoring PeranProfesi
12
B. Percepatan Gizi Masyarakat
PENDAHULUAN
Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), otak anak berkembang dengan sangat
pesat. Meskipun otak manusia akan terus berkembang dan dapat mengalami perubahan
sepanjang hidup, tetapi masa perkembangan paling cepat dan tidak ada tandingannya
adalah pada 1000 HPK. Kondisi anak pada masa sensitive ini akan menjadi fondasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 30,8% anak
Indonesia mengalami stunting. Meskipun sudah terjadi penurunan dari sebelumnya yang
mencapai 37,2% pada tahun 2013, namun angka ini masih di atas batasan yang diberikan
oleh World Health Organization (WHO), yaitu 20%. Jadi, 1 dari 3 anak Indonesia
mengalami stunting. Oleh Karena itu, upaya untuk mencegah stunting perlu terus
dilakukan. Keluarga sebagai lingkup pertama dan utama bagi anak memiliki peranan yang
sangat besar dalam pencegahan dan penurunan angka stunting. Oleh karena itu,
pemenuhan gizi dan pemberian stimulasi yang baik pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
Anak mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasional (RPJPN) tahun 2005—2025.
2. RPJMN 2015-2019 Menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)
pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 28% dengan Pelibatan Lintas Sektor.
3. Permenkeu No. 61/PMK.07.2019 tentang Pedoman Penggunaan Dana Desa untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan stunting terintegrasi
dalam 1000 HPK.
4. Permenkes RI No. 39tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
13
URAIAN KEGIATAN
Apaitu 1000 HPK? 1000 HPK dimulai ketika janin masih berada dalam kandungan dan
berlanjut hingga anak berusia dua tahun.
14
3 KOMPONEN UTAMA PENANGGULANGAN STUNTING :
CONTOH KASUS :
15
Seorang Ibu Hamil di Desa X, usia 25 tahun, dengan tinggi badan 150 cm, berat badan 45
kg, hamil ke-2, usia kehamilan 10 minggu. Hasil pemeriksaan sebagai berikut : Lila : 22 cm,
Hb : 10 mg/dl, Tensi :110/80 mm Hg. Pola makan Ibu hamil adalah : makan 3 kali sehari,
yang terdiri dari nasi, tahu/tempe dan sayur. Ibu hamil tinggal di rumah semi permanen,
Sumber air dan MCK letaknya berdekatan. Suaminya bekerja sebagai buruh tani dengan
penghasilan Rp. 50.000/hari. Keluarga ini juga memelihara sapi yang kandangnya terletak
di pekarangan rumah. Ibu hamil adalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dan sehari hari
bertugas member makan sapi.
Anak pertama dari Ibu ini berusia 36 bulan, laki-laki, memiliki tinggi badan 85 cm, berat
badan 9,1 kg. Anak sering sakit diare, batuk, pilek dan cengeng. Anak tidak rutin ke
Posyandu karena jarak Posyandu jauh dari rumah. Saat lahir anak BBLR, diberi MPASI usia
4 bulan dan diberi ASI sampai usia 2 tahun
Lakukan pengkajian terhadap kasus di atas dan susun rencana intervensi dengan konsep
IPE-CP, dengan memperhatikan form di bawah ini:
Pengkajian :
No Komponen Pengkajian Hasil Standar Penilaian
Identifikasi Masalah
No Masalah Etiologi/Penyebab
16
Rencana Intervensi
No Masalah Intervensi Monitoring Peran Profesi
PENDAHULUAN
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap seseorang. Secara
teoritis ada empat faktor yang menentukan derajat kesehatan seseorang antara lain faktor
genetik (turunan), lingkungan, perilaku (pilihan pola makan dan gaya hidup) dan
pelayanan kesehatan (aspek ketersediaan, baik fasilitas, perawatan, produk pelayanan, dan
program kesehatan secara memadai). Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
pendekatan keluarga diarahkan pada upaya to detect (deteksi) yang merupakan upaya
deteksi dan diagnosis dini penyakit; to prevent (mencegah) yang merupakan upaya untuk
untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya penyakit; upaya to response (merespon) yang
dilakukan dengan menangani kejadian penyakit, penggerakan masyarakat, dan pelaporan
kejadian penyakit; to protect (melindungi) yang merupakan upaya untuk melindungi
17
masyarakat dari risiko terpapar penyakit menular dan tidak menular; dan to promote
(meningkatkan) yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat sehingga tidak mudah terpapar penyakit menular dan tidak menular.
DASAR HUKUM
URAIAN KEGIATAN
A. Penyakit Menular
Prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit menular tertuju pada pencegahan
dan pengendalian penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, pneumoni, hepatitis, malaria, demam
berdarah, influenza, flu burung dan penyakit neglected diseases antara lain kusta,
frambusia, filariasis, dan chsitosomiasis. Selain penyakit tersebut, penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan
tetanus baik pada maternal maupun neonatal juga tetap menjadi perhatian walaupun pada
tahun 2014 Indonesia telah dinyatakan bebas polio dan tahun 2016 sudah mencapai
eliminasi tetanus neonatorum. Pelaksanaan pengendalian penyakit menular melalui
sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa, kekarantinaan kesehatan untuk mencegah
terjadinya Kejadian Kesehatan yang Meresahkan (KKM) dan pengendalian panyakit infeksi.
Upaya pengendalian penyakit menular dilakukan melalui:
1. Perluasan cakupan akses masyarakatuntuk menjamin upaya memutus mata rantai
penularan.
18
2. Strategi inovatif dengan memberikan otoritas pada petugas kesehatan masyarakat
(Public Health Officers), terutama hak akses pengamatan faktor risiko dan penyakit serta
penentuan langkah penanggulangannya.
3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya pengendalian penyakit
melalui community base surveillance berbasis masyarakat.
4. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit menular
seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium.
5. Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota dalam mendukung implementasi
pelaksanaan International Health Regulation (IHR)
6. Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat untuk pengendalian
penyakit menular secara cepat
C. PENYAKIT TERABAIKAN
Jenis penyakit terabaikan yang dapat menjadi KLB juga menjadi prioritas dan peningkatan
pengendalian penyakit antara lain:
1. Filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan salah satu Penyakit Tropik Terabaikan
(Neglected Tropical Diseases/NTDs).
2. Schistosomiasis disebabkan oleh cacing Schistosoma japanicum ditemukan hanya di
Provinsi Sulawesi Tengah di dua kabupaten yaitu yaitu di Lembah Lindu ( Kabupaten
Sigi), Lembah Napu dan Bada (Kabupaten Poso). Schistosomiasis merupakan penyakit
kronis yang dapat merusak organ-organ internal dan pada anak-anak dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
3. Kusta
Kusta masih menjadi masalah di Indonesia karena pada setiap tahunnya masih
ditemukan sekitar 16.000 – 20.000 kasus baru. Di tahun 2014 ditemukan 17.025 kasus
baru, dengan angka kecacatan tingkat II sebesar 9% dan kasus anak 11%.
4. Frambusia
Kasus frambusia banyak ditemukan di wilayah timur Indonesia, dimana sarana air
bersih dan kesehatan lingkungan masih rendah.
Upaya pengendalian penyakit yang terabaikan dilakukan melalui pemutusan rantai
penyebab dengan peningkatan surveilans, monitoring pelayanan kesehatan dan
pendekatan melalui keluarga sehingga identifikasi serta proses penanggulangan penyakit
lebih maksimal.
CONTOH KASUS :
Seorang pasien wanita bernama A berusia 54 tahun memiliki riwayat diabetes
mellitus tipe 2 selama 5 tahun. Dia bercerai, memiliki 2 orang anak usia 8 tahun dan 14
tahun, dan bekerja sebagai headhunter. Mempunyai berat badan 82 kg dan memiliki BMI
sebesar 32,2 kg/m2. Meskipun Ibu A menunjukkan keinginan dan kesiapan untuk
menurunkan berat badan serta telah mengikuti konseling mengenai gizi, tetapi dia tidak
dapat mengubah kebiasaan hidupnya. Data hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
menunjukkan kadar glukosa darah puasa yaitu 174 mg/dL, kadar glukosa post prandial
240 mg/dL, dan kadar HbA1C 8,6%, kadar trigliserida tinggi sebesar 189 mg/dL dan
kadar HDL rendah 37 mg/dL serta tekanan darah 140/90 mmHg.
Riwayat penyakit keluarga, ayah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2,
ibu pasien meninggal pada usia 52 tahun karena infark miokard, kakak perempuan pasien
(usia 60 tahun) memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2 yang diterapi dengan insulin.
Lakukan pengkajian terhadap kasus di atas dan susun rencana intervensi dengan
konsep IPE , dengan memperhatikan form dibawah ini:
Pengkajian :
No Komponen Pengkajian Hasil Standar Penilaian
21
Identifikasi Masalah
No Masalah Etiologi/Penyebab
Rencana Intervensi
No Masalah Intervensi Monitoring Peran Profesi
D. Penguatan Germas
PENGUATAN GERMAS (GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT)
PENDAHULUAN
Tantangan dan permasalahan di bidang kesehatan masih dihadapi oleh Indonesia yaitu
masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya
penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit - penyakit yang seharusnya sudah
teratasi. Hal ini mendorong Presiden RI menginstruksikan GERMAS (Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat) melalui Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2017. GERMAS merupakan
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat
22
untuk meningkatkan kualitas hidup. Program itu dibuat untuk mempercepat dan
menyinergikan upaya promotif dan preventif hidup sehat guna menurunkan beban biaya
pelayanan kesehatan akibat penyakit. GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan
untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku
masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan
perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis
masyarakat. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah
bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS merupakan
gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya pr omotif
dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif rehabilitative dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigm sehat.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005—2025.
2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
3. Permenkes RI No. 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
URAIAN KEGIATAN
Bentuk Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat :
1. Melakukan Aktifitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan segala sesuatu aktifitas yang menggerakkan fisik atau tubuh kita.
Masih banyak orang merasa malas untuk melakukan olah raga. Padahal aktivitas fisik
merupakan salah satu penyehat tubuh. Banyak orang melakukan aktivitas fisik / olah raga,
dibandingkan membatasi makanan yang masuk dalam tubuh agar berat badan selalu dalam
batas normal/sehat yaitu IMT 18,5-25.
23
BEROLAHRAGALAH MINIMAL 30 MENIT SETIAP HARI
3. Tidak Merokok
Efek buruk dari merokok adalah meningkatkan resiko kematian karena penyakit jantung,
meningkatkan resiko terkena kanker paru, penyumbatan pembuluh darah otak (stroke),
kencing manis dan menyebabkan masalah pada ibu hamil. Oleh sebab itu, mulai sekarang
24
BERHENTILAH MEROKOK!!
25
d. Cek darah lengkap
e. Cek lingkar perut
f. Deteksi dini kanker leher rahim (untuk perempuan)
6. Membersihkan Lingkungan
Manfaat pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat adalah :
a. Tertunda dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat seperti demam,
diare, disentri, pernyakit pernafasan dll
b. Lingkungan menjadi lebih sejuk
c. Bebas dari polusi udara
d. Air menjadi lebih bersih dan aman diminum
e. lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari
7. Menggunakan Jamban
Jamban merupakan media penularan bakteri dan virus penyabab penyakit. Manfaat
jamban/WC sehat adalah :
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang lalat / serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera,
thypus, cacingan, penyakit kulit dan keracunan
26
d. Memutus siklus penyebaran penyakit yang terkait dengan sanitasi / kebersihan
CONTOH KASUS :
Keluarga Tn. L (25 thn), memiliki anggota keluarga yang terdiri dari 1 orang istri (24 thn)
dan 5 orang anak yang berusia : 10 tahun, 8 tahun, 6 tahun, 4 tahun, dan 2 tahun. Keluarga
Tn. L bertempat tinggal di daerah terpencil dengan jarak dari fasilitas kesehatan ke rumah
keluarga kurang lebih 15 km yang ditempuh dengan berjalan kaki. Pekerjaan Tn. L
hanyalah seorang buruh ladang yang dimiliki oleh seseorang dari kota.
Rumah mereka tidak memiliki ventilasi yang cukup, membuang sampah di kali belakang
rumah. Karena keterbatasan ekonomi Tn L dan keluarga jarang makan dengan menu
seimbang lengkap dengan lauk. Hal ini juga disebabkan karena jarak rumah yang jauh
dengan pasar.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, Tn. L hanya membiarkan saja atau menggunakan
obat tradisional seadanya dan tidak pernah memEriksakan diri dan keluarganya ke fasilitas
kesehatan.
28
Lakukan pengkajian terhadap kasus di atas dan susun rencana intervensi dengan
konsep IPE-CP, dengan memperhatikan form di bawah ini:
Pengkajian :
No KomponenPengkajian Hasil Standar Penilaian
IdentifikasiMasalah
No Masalah Etiologi/Penyebab
RencanaIntervensi
No Masalah Intervensi Monitoring PeranProfesi
29
E. Penguatan Sistem Kesehatan
PENDAHULUAN
Penguatan sistem kesehatan adalah pendekatan komprehensif untuk membentuk
dan mengoptimalisasi outcome yang dilakukan melalui pengembangan fondasi sistem
yang solid, penguatan kapasitas sistem (sumber daya), dan mengupayakan hasil yang
baik menggunakan beberapa strategi. Lingkungan politik (leadership) merupakan
pendukung utama penguatan sistem. Pemimpin yang efektif mencakup komitmen
politik untuk advokasi dan kesadaran para pengambil kebijakan. Penguatan sistem
terbagi menjadi tiga komponen utama yaitu dasar yang meliputi pengembangan
kebijakan, setting prioritas, dan manajemen. Sumber daya mencakup kapasitas dan
infrastruktur, strategi pendanaan, dan mekanisme koordinasi. Optimalisasi berperan
dalam pengupayaan memaksimalkan komponen sistem.
Untuk mencapai sistem kesehatan yang baik, penguatan sistem merupakan strategi
yang digunakan untuk mengakomodasikan aspek supply, demand, kualitas, dan
lingkungan yang mendukung untuk tercapainya status kesehatan yang baik. Dalam
penguatan sistem diperlukan perhatian yang lebih serius pada level fasilitasi dan
translasi kebijakan dan strategi yaitu aspek akses, affordable, dan kualitas pelayanan.
Prioritas tersebut didasari pada konteks kondisi lokal berdasarkan harapan dan situasi
nyata yang diperoleh oleh pemerintah dan stakeholder.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasional (RPJPN) tahun 2005—2025.
2. Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. Permenkeu No. 61/PMK.07.2019 tentang Pedoman Penggunaan Dana Desa untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan stunting terintegrasi
dalam 1000 HPK.
4. Permenkes RI No. 39tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
URAIAN KEGIATAN
Berdasarkan PP 72 Tahun 2012 disebutkan bahwa SKN terdiri dari
a. subsistem upaya kesehatan;
30
b. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan;
c. subsistem pembiayaan kesehatan;
d. subsistem sumber daya manusia kesehatan;
e. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
f. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan;
g. subsistem pemberdayaan masyarakat.
Pada pasal 6 disebutkan bahwa Pelaksanaan SKN ditekankan pada peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme sumber daya manusia kesehatan,
serta upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif. SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata
sebagai sasaran pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau
penyelenggara dan pelakupembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan
masyarakat menjadi sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan
mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan.
Dalam pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat meliputi pula upaya
peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri dan upaya peningkatan kepedulian
sosial dan lingkungan sekitar. Upaya pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat
akan berhasil pada hakekatnya apabila kebutuhan dasar masyarakat sudah terpenuhi.
Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari
pembangunan kesehatan.
CONTOH KASUS
Pada tanggal 5 Maret 2020, petugas kesehatan setempat yang merupakan satu-satunya
nakes yang ada di desa X melaporkan terjadi kasus diare pada satu keluarga. Saat itu Anda
sedang melakukan kegiatan KKN Poltekkes Mataram dengan mahasiswa yang berasal dari
Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi dan TLM. Ketika Anda tiba di lapangan, Anda
diberitahu bahwa keluarga tersebut tidak terdaftar di dalam keanggotaan BPJS sehingga
mengalami kesulitan dalam akses pelayanan kesehatan. Di Desa X tidak memiliki ambulans
desa, dengan posyandu yang tersedia memiliki target cakupan kunjungan yang sangat
31
rendah serta masyarakat sebagian besar memiliki tingkat sosek yang sangat rendah.
Beberapa sarana dan prasarana yang dimiliki desa juga sangat terabatas.
Lakukan pengkajian terhadap kasus di atas dan susun rencana intervensi dengan konsep
IPE, dengan memperhatikan form di bawah ini:
Pengkajian :
No Komponen Pengkajian Hasil Standar Penilaian
Identifikasi Masalah
No Masalah Etiologi/Penyebab
Rencana Intervensi
No Masalah Intervensi Monitoring Peran Profesi
Lampiran 1
32
FORM PENILAIAN DISKUSI KELOMPOK PEMBEKALAN KKN IPE 2020
Judul Tugas :
Tanggal :
Kelompok :
Mataram,................………...
Penilai/DPL : ……………………
(......................................)
33
FORM PENILAIAN INDIVIDU DALAM DISKUSI PEMBEKALAN KKN IPE 2020
Interprofesional
Tim
Partisipasi dalam
Bekerja Sama
Berkolaborasi
Kemampuan
Berargumentasi
Kemampuan
Berbagi Informasi
Kemampuan
Komunikasi
Kedisiplinan
No. Nama Mahasiswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14
15.
Mataram,................………...
Penilai/DPL : ……………………
(......................................)
34
DAFTAR PUSTAKA
DR. Prihartini Widiyanti,drg. M.Kes dkk . 2019. Modul IPE Kejadian Luar Biasa (KLB)
Untuk Mahasiswa. Airlangga University Press. Surabaya
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina
Kesehatan Ibu. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Sali Susiana. 2019. Angka Kematian Ibu, Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Vol. XI,
No.24/II/Puslit/Desember/2019.
35
36