Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.

2, November 2019 15

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAU KELOR (MORINGA


OLEIFERA) TERHADAP KUALITAS INDERAWI DAN KANDUNGAN
PROTEIN MIE BASAH SUBSTITUSI TEPUNG MOCAF

Via Khasanah1 dan Pudji Astuti2


1,2)
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

ABSTRAK: Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui 1) pengaruh penambahan ekstrak daun kelor
0%,10%,20%,dan 30% pada pembuatan mie basah substitusi tepung mocaf terhadap aspek warna, aroma, tekstur,
rasa, dan tensile strength,2) Tingkat kesukaan masyarakat terhadap pada sampel, 3) kandungan protein mie basah
hasil eksperimen.Metodologi penelitian yaitu menggunakan ANAVA, dilanjut uji tukey, untuk uji kesukaan
menggunakan analisis deskriptif persentase, untuk kandungan protein menggunakan metode Kjeldahl. Hasil
penelitian yaitu ada pengaruh pada aspek warna,aroma, dan rasa. Pada Tensile strength menunjukkan adanya
penurunan rerata. Hasil uji kesukaan dari keempat sampel yaitu A(70,18%) dengan kriteria suka, B(62,43%),
C(62,93%), D(58,06%) dengan kriteria cukup suka. Uji kandungan protein menunjukkan adanya peningkatan tiap
sampel seiring dengan meningkatnya penambahan ekstrak daun kelor yaitu A(7,42%), B(7,63%), C(8,07%), dan
D(8,12%). Simpulannya adalah berdasarkan kualitas mutu inderawi ada pengaruh pada aspek warna, aroma, dan
rasa, hasil uji kesukaan dengan rerata tertinggi adalah sampel A(kontrol), dan kandungan protein mengalami
peningkatan tiap sampel.

Kata kunci: Kelor, Mie basah, Mocaf

1. PENDAHULUAN UKM seperti untuk bahan baku roti, cake,


mie basah, dan lain sebagainya.
Mie basah adalah mie mentah yang Penelitian terkait substitusi pada
sebelum dipasarkan mengalami perebusan pembuatan mie telah dilakukan. Umri et al
dalam air mendidih terlebih dahulu (2017) melakukan substitusi tepung mocaf
(Astawan,2010). Pembuatan mie basah hingga 60% pada pembuatan mie basah,
secara tradisional dapat dilakukan dengan dan dihasilkan yang terbaik adalah
bahan utama tepung terigu dan bahan substitusi 20%. Karakteristik tepung mocaf
pembantu seperti air, telur dan pewarna. mendukung untuk digunakan dalam
Dewasa ini ketergantungan masyarakat pembuatan produk mie basah, karena
Indonesia dalam mengkonsumsi tepung tepung mocaf memiliki pati 87,3%, yang
terigu cenderung terus meningkat, lebih tinggi dari tepung terigu 60-68%.
sedangkan gandum sebagai bahan tepung Kadar protein tepung terigu yang
terigu sampai saat ini masih diimpor. dikehendaki dalam pembuatan mie basah
Franciscus Welirang, Ketua Umum yaitu 8-12% (Astawan,2010), sedangkan
Asosiasi Produsen Tepung Terigu kadar protein mocaf 1,949 (Hersoelistyorini
Indonesia mengatakan ada kenaikan et al, 2015). Uji kandungan protein mie
tingkat konsumsi tepung terigu tahun 2018 basah substitusi tepung mocaf 20% dari
yaitu sekitar 5% dari tahun sebelumnya penelitian Umri et al (2017) yaitu sebanyak
(bisnis.com). Menurut data Asosiasi 3,7%. Bahan makanan yang dapat
Produsen Terigu Indonesia/APTINDO digunakan untuk menambah kandungan
(2014) pada tahun 2013 setiap orang protein mie basah substitusi tepung mocaf
sekurang kurang dapat menghabiskan salah satunya yaitu daun kelor. Sejak tahun
tepung gandum 25,5 kg setiap tahunnya 1988 organisasi kesehatan dunia (WHO)
atau sebanyak 69,8 gram setiap harinya, telah memperkenalkan kelor sebagai salah
atau dengan definisi lain bahwa dalam 1 satu alternatif bahan pangan untuk
hari setiap orang dapat menghabiskan mengatasi masalah gizi (malnutrisi)
setidaknya 87,2 gram bijih gandum. (Mahmood, et al, 2011). Krisnadi (2015)
Penggunaan tepung terigu didominasi oleh menjelaskan bahwa protein dalam daun
16 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.2, November 2019

kelor adalah 6,7 gram dua kali lebih banyak sebanyak 5 orang. Uji kesukaan dilakukan
daripada protein dalam sebutir telur atau dengan menggunakan panelis tidak terlatih
yoghurt. sebanyak 80 orang. Sedangkan uji
Rumusan masalah dalam penelitian ini kandungan protein dan tensile strength
adalah adakah pengaruh penambahan dilakukan di Laboratorium Chemix Pratama
ekstrak daun kelor 0%,10%,20%,dan 30% Yogyakarta.
pada pembuatan mie basah substitusi Adapun bahan yang digunakan yaitu :
tepung mocaf terhadap aspek warna, tepung terigu, tepung mocaf, soda abu,
tekstur, aroma, rasa, dan tensile strength, garam, ekstrak kelor, dan air. Pembuatan
bagaimana tingkat kesukaan masyarakat ekstrak daun kelor diawali dengan
terhadap sampel mie basah, dan mengumpulkan daun kelor, lalu dipisahkan
kandungan protein mie basah hasil dari rantingnya dan kemudian dicuci.
eksperimen. Setelah itu ditimbang sebanyak 100 gr dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk dilakukan proses penghancuran
mengetahui pengaruh penambahan menggunakan blender dengan
ekstrak daun kelor 0%,10%,20%,dan 30% ditambahkan air sebanyak 100 ml dan
pada pembuatan mie basah substitusi kemudain disaring untuk mendapatkan
tepung mocaf terhadap aspek warna, ekstraknya (Diantoro et al,2015).
tekstur, aroma, rasa, dan tensile strength,
tingkat kesukaan masyarakat terhadap 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel mie basah, dan kandungan protein
mie basah hasil eksperimen. Berdasarkan uji inderawi pada aspek
warna diperoleh perbedaan dari ketiga
2. METODE PENELITIAN sampel mie basah hasil eksperimen.
Sampel A (kontrol) memiliki rerata 4,6
Objek dalam penelitian ini adalah mie dengan kriteria warna menarik, sampel B
basah substitusi tepung mocaf (penambahan ekstrak daun kelor 10%)
penambahan ekstrak daun kelor dengan memiliki rerata 2,6 dengan kriteria agak
persentase 0%, 10%, 20%, dan 30%. menarik, sampel C (penambahan ekstrak
Desain eksperimen yang digunakan daun kelor 20%) memiliki rerata 3,13
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 dengan kriteria agak menarik, dan sampel
kali pengulangan. D (penambahn ekstrak daun kelor 30%)
Variabel yang digunakan yaitu variabel memiliki rerata 4,67 dengan kriteria warna
bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. menarik. Grafik rerata dari indikator warna
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mie basah dapat dilihat pada gambar 1
penambahan ekstrak daun kelor dengan berikut.
persentase 0%, 10%, 20%, dan 30%.
Variabel terikatnya yaitu kualitas inderawi
(warna, aroma, tekstur, rasa), tensile RERATA INDIKATOR
strength mie basah hasil eksperimen,
tingkat kesukaan masyarakat, dan
WARNA
kandungan protein mie basah hasil
eksperimen. Variabel kontrolnya yaitu 4,6 2,6 3,13 4,67
pemilihan bahan, ukuran bahan, dan
peralatan yang digunakan. A B C D
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dengan melakukan uji inderawi yang Gambar 1.Grafik Rerata Indikator Warna
selanjutnya dianalisis menggunakan
ANAVA, uji kesukaan yang selanjutnya Keterangan :
dianalisis menggunakan deskriptif
A : Sampel (sampel kontrol)
persentase, uji laboratorium kandungan
protein menggunakan metode Kjehhdal B : Sampel mie basah substitusi
dan tensile strength menggunakan Texture tepung mocaf dengan penambahan
Analyzer (LLOYD). Uji inderawi dilakukan ekstrak daun kelor 10%
dengan menggunakan panelis terlatih
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.2, November 2019 17

C : Sampel mie basah (penambahan Roihanah M dan Rita (2014) menyebutkan


ekstrak daun kelor 20%) bahwa daun kelor mempunyai aroma khas
langu. Santoso (2005) dalam Ilona dan Rita
D : Sampel mie basah (penambahan (2015:154) pada penelitiannya
ekstrak daun kelor 30%) penambahan ekstrak daun kelor pada
Setelah diuji ANAVA dihasilkan angka yoghurt, menjelaskan bahwa penambahan
signifikansi 0,000<0,05 yang mengartikan ekstrak daun kelor yang berpengaruh
bahwa mempunyai perbedaan secara tehadap aroma yoghurt disebabkan daun
nyata pada mie basah hasil ekperimen. kelor mengandung enzim lipoksidae, enzim
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan yang terdapat pada sayuran hijau karena
oleh Zakaria et al (2016) yang enzim lipoksidae menghidrolisis atau
menyebutkan bahwa warna daun kelor menguraikan lemak menjadi senyawa-
adalah hijau sehingga mie yang dihasilkan senyawa penyebab bau langu, yang
praktis dari warna putih kekuningan tergolong pada kelompok heksanal 7 dan
berubah menjadi warna hijau, sehingga heksanol. Ilona dan Rita (2015:154) juga
tampak jelas semakin tinggi konsentrasi menjelaskan bahwa aroma langu tersebut
penambahan tepung daun kelor maka dapat dikurangi dengan cara blanching
warna hijau mie basah semakin pekat. (celup cepat). Selain itu, aroma tersebut
Menurut Krisnadi (2012) dalam Ilona dan akan berkurang ketika dipetik dan dicuci
Rita (2015:154) daun kelor mengandung bersih lalu disimpan pada suhu ruang 300C
klorofil atau pigmen hijau yang terdapat sampai 320C (Rosyidah,2016:18).
dalam sayuran berwarna hijau. Klorofil Hasil uji inderawi pada aspek tekstur
merupakan pigmen berwarna hijau yang diperoleh data yaitu sampel A memiliki
terdapat dalam kloroplas bersama-sama rerata 3,4 dengan kriteria cukup kenyal,
dengan karoten dan xantofil (Winarno, sampel B memiliki rerata 3,2 dengan
2004:173). kriteria agak kenyal, sampel C memiliki
Hasil uji inderawi pada aspek aroma 3,13 dengan kriteria agak kenyal, sampel D
diperoleh data yaitu sampel A memiliki memiliki rerata 3,13 dengan kriteria agak
rerata 4,46 dengan kriteria tidak beraroma kenyal. Grafik rerata indikator aroma dapat
langu, sampel B memiliki rerata 4 dengan dilihat pada gambar 3 berikut.
kriteria kurang beraroma langu, sampel C
dan D memiliki rerata 3,13 dengan kriteria
agak beraroma langu. Grafik rerata dari RERATA INDIKATOR
indikator aroma dapat dilihat pada gambar
2 berikut. TEKSTUR

RERATA INDIKATOR 3,4 3,2 3,13 3,13

AROMA A B C D

Gambar 3. Grafik Rerata Indikator


4,46 4
3,13 3,13 Tekstur
Setelah diuji ANAVA dihasilkan angka
A B C D
signifikansi 0,820 >0,05 yang mengartikan
bahwa tidak mempunyai perbedaan secara
Gambar 2. Grafik Rerata Indikator nyata pada mie basah hasil ekperimen.
Aroma Tekstur mie basah substitusi tepung mocaf
penambahan ekstrak kelor atau sampel B,
Setelah diuji ANAVA dihasilkan angka
C, dan D tidak menunjukkan perbedaan
signifikansi 0,000<0,05 yang mengartikan
yang nyata dan pada kriteria agak kenyal
bahwa mempunyai perbedaan secara
dengan rerata nilai berturut-turut yaitu 3,2,
nyata pada mie basah hasil ekperimen. Hal
3,13, dan 3,13. Pada pembuatan mie
tersebut diakibatkan karena sampel B,
basah substitusi tepung mocaf dengan
C,dan D ditambahkan ekstrak daun kelor.
18 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.2, November 2019

penambahan ektrak daun kelor jumlah dari Hasil uji inderawi pada aspek rasa
bahan padatan diantaranya tepung terigu diperoleh data yaitu sampel A dan B
dan tepung mocaf yang digunakan dengan memiliki rerata 4,73 dengan kriteria tidak
proporsi sama pada semua sampel, pahit, sampel C memiliki rerata 4,53
sehingga bahan tersebut ketika dicampur dengan kriteria tidak pahit, dan sampel D
dengan ektrak daun kelor dan air menjadi memiliki rerata 3,67 dengan kriteria kurang
adonan yang homogen dan dihasilkan mie pahit. Grafik rerata indikator rasa dapat
substitusi tepung mocaf penambahan dilihat pada gambar 4 berikut.
ekstrak kelor yang sama yaitu agak kenyal.
Penelitian serupa dengan hasil penelitian
Pangesti (2018) yang menyatakan tekstur RERATA
pangsit dicampur dengan ekstrak daun
kelor pada pembuatannya, masih
INDIKATOR RASA
menghasilkan tekstur yang sama pada
setiap sampelnya yaitu cukup renyah yang 4,73 4,73 4,53 3,67
dikarenakan adanya homogen antar bahan
yaitu tepung terigu dan tepung tapioka. A B C D
Tekstur kenyal mie basah dihasilkan dari
Gambar 4. Grafik Rerata Indikator Rasa
tepung terigu yang digunakan yaitu tepung
terigu protein tinggi.
Setelah dianalisis varian diketahui bahwa
Tekstur kenyal mie basah dihasilkan dari
ada pengaruh secara nyata pada rasa
tepung terigu yang digunakan yaitu tepung
karena nilai signifikannya 0,012<0,05.
terigu protein tinggi yang memiliki gluten
Rata-rata menunjukkan bahwa sampel D
tinggi. Gluten pada tepung memiliki sifat
memiliki kriteria yang paling rendah
lentur (elastis) dan rentang (ekstansible),
diantara sampel yang lain, hal ini
kelenturan gluten terutama ditentukan oleh
disebabkan karena semakin banyak
glutenin, sedangkan kerentangannya
ekstrak daun kelor maka rasa pahitnya
ditentukan oleh gliadin (Indah,1992 dalam
cenderung meningkat yang disebabkan
Haryati,2006:42). Elastisitas pada mie
dari daun kelor itu sendiri. Menurut
dipengaruhi oleh senyawa gluten,
Rosyidah (2016:21) yang menyebabkan
sedangkan ekstrak daun kelor dalam hal ini
pahit pada daun kelor adalah senyawa
memiliki protein tinggi yang ditambahkan
tanin. Tanin dapat menyebabkan rasa
tidak memiliki senyawa gluten. Seperti
sepat karena saat dikonsumsi akan
yang diungkapkan oleh Trisnawati dan Nisa
tebentuk ikatan silang antara tanin dengan
(2015:240) konsentrat protein daun kelor
protein atau glikoprotein di rongga mulut
yang ditambahkan pada mie tidak
sehingga menimbulkan perasaan kering
mengandung senyawa gluten yang mampu
dan berkerut atau rasa sepat (Jamriati 2008
meningkatkan elstisitas mie, sehingga
dalam Yulianti 2008 dalam Rosyidah,
dengan semakin banyaknya konsentrat
2016:21). Rasa pahit akan hilang jika kelor
protein daun kelor yang ditambahkan maka
sering dipanen secara berkala untuk
akan semakin mengurangi proporsi bagian
dikonsumsi, karena jika jarang dikonsumsi
gluten dalam adonan sehingga daya
maka daun kelor memiliki rasa agak pahit
patahnya akan semakin menurun. Semakin
tetapi tidak beracun (Aminah,2015:37).
banyak konsentrat protein daun kelor yang
Hasil analisis deskriptif persentase
ditambahkan maka jumlah proporsi gluten
digunakan untuk mengetahui tingkat
yang berasal dari tepung terigu yang
kesukaan masyarakat terhadap mie basah
terdapat dalam adonan akan semakin
hasil eksperimen. Adapun uji kesukaan
menurun sehingga menurunkan nilai
pada penelitian ini menggunakan 80
elastisitasnya (Trisnawati dan Nisa,
panelis tidak terlatih dengan aspek yang
2015:242). Husna (2017) menyebutkan
dinilai meliputi aspek warna, aroma,
bahwa semakin banyak komponen non pati
tekstur, dan rasa. Ringkasan hasil uji
(serat) pada ekstrak daun kelor
kesukaan mie basah hasil eksperimen
menyebabkan sifat elastis mie berkurang
terhadap indikator warna, aroma, tekstur
sehingga akan mudah putus apabila terjadi
dan rasa dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
tekanan berupa tarikan atau regangan.
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.2, November 2019 19

Tabel 1. Hasil Uji Kesukaan Mie Basah menyebabkan masyarakat tidak begitu
Eksperimen menyukainya. Diantara sampel B, C,dan D
yang mana ditambahkan ekstrak kelor
Sampel
Indikator didapatkan bahwa rerata aroma yang
A B C D disukai yaitu sampel B (mie basah
substitusi tepung mocaf penambahan
Warna 3,78 2,21 3,7 4,04
ekstrak kelor 10%). Adanya penambahan
Aroma 3,64 3,54 2,73 2,43 ekstrak daun kelor yang semakin banyak
Tekstur 3,26 3,23 3,19 2,54
sehingga aroma langunya meningkat yang
menyebabkan panelis tidak menyukai
Rasa 3,35 3,51 2,19 2,61 sampel C dan D. Aroma langu disebabkan
Total 1123 999 1007 929 adanya enzim lipoksidae pada daun kelor.
Aspek tekstur yang paling disukai adalah
% 70,8 62,43 62,93 58,06 sampel A (kontrol) yang merupakan mie
Kriteria Suka Cukup Cukup Cukup basah substitusi tepung mocaf tanpa
Suka Suka Suka penambahan ekstrak daun kelor dengan
kriteria cukup kenyal dan jumlah rerata
kesukaannya yaitu 3,26. Sedangkan
Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa sampel B, C, dan D memiliki kriteria yang
tingkat kesukaan pada sampel A memiliki sama yaitu agak kenyal.
kriteria suka, sedangkan sampel B, C,dan Aspek rasa yang paling disukai panelis
D memiliki kriteria yang sama yaitu cukup adalah sampel B (penambahan ekstrak
suka, dengan persentase tertinggi yaitu kelor 10%) dengan kriteria tidak pahit dan
sampel A (kontrol) dan terendah sampel C memiliki rerata kesukaan sebesar 3,51.
(penambahan ekstrak daun kelor 30%). Semakin banyak ekstrak kelor yang
Adapun persentasenya bertutut-turut yaitu ditambahkan, rasa pahit yang disebabkan
sampel A 70,18%, sampel B 62,43%, oleh senyawa tanin pada daun kelor
sampel C 62,93%, dan sampel D 58,06%. semakin terasa. Sehingga sampel yang
Hasil analisa kesukaan masyarakat tidak disukai yaitu sampel D karena
dengan menggunakan metode deskriptif memiliki rasa yang cenderung pahit yang
persentase menunjukkan bahwa warna disebabkan karena penambahan ekstrak
yang disukai adalah sampel mie basah daun kelor 30%.
substitusi tepung mocaf penambahan Uji laboratorium dilakukan untuk
ekstrak kelor 30% yang memiliki kriteria mengetahui kandungan protein dan tensile
warna hijau menarik. Intensitas warna hijau strength mie basah hasil eksperimen. Hasil
pada mie basah eksperimen cenderung uji laboratorium dapat dilihat pada tabel 2.
meningkat dengan adanya penambahan Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium
ekstrak daun kelor 10%, 20%, dan 30%.
Sehingga mie basah hasil eksperimen yang Sampel
No Parameter
memiliki tingkat kesukaan tertinggi sampel A B C D
D yaitu mie basah penambahan ekstrak
daun kelor 30%. Sampel 10% dan 20% 1. Protein (%) 7,42 7,63 8,07 8,12
kurang disukai karena intensitas warna 2. Tensile 0,064 0,051 0,029 0,025
hijaunya menurun, yang menyebabkan strength(Mpa)
panelis kurang menyukainya. Warna hijau
disebabkan karena adanya penambahan
ekstrak daun kelor yang mengandung Hasil uji laboratorium untuk keempat
klorofil atau pigmen hijau. sampel mie basah berupa protein dan
Aspek aroma yang paling disukai oleh tensile strength. uji yang dilakukan untuk
panelis adalah sampel A (sampel kontrol) protein yaitu Kjehdal sedangkan untuk
yang merupakan mie basah substitusi tensile strength menggunakan alat Tekstur
tepung mocaf tanpa penambahan ekstrak Analyzer (LLOYD) untuk mengujinya.
daun kelor dengan kriteria tidak langu. Kandungan protein sampel A (mie basah
Sampel B, C, dan D memiliki kriteria aroma substitusi tepung mocaf/kontrol),B (mie
agak langu dari daun kelor yang
20 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.2, November 2019

basah substitusi tepung mocaf ada pengaruh penambahan ekstrak daun


penambahan ektsrak daun kelor 10%) ,C kelor pada pembuatan mie basah substitusi
(mie basah substitusi tepung mocaf tepung mocaf yang menunjukkan
penambahan ektsrak daun kelor 20%),dan perbedaan yang nyata pada aspek warna,
D (mie basah substitusi tepung mocaf aroma, dan rasa. Sedangkan untuk aspek
penambahan ekstrak daun kelor 30%) tekstur tidak ada perbedaan secara nyata.
berturut-turut yaitu 7,42%, 7,63%, 8,07%, Pada aspek Tensile strength menunjukkan
dan 8,12%. adanya penurunan rerata mie putus.
Sampel yang memiliki kandungan protein Berdasarkan hasil uji kesukaan
tertinggi adalah sampel D, sampel mie masyarakat, Mie Basah Substitusi Tepung
basah substitusi tepung mocaf dengan Mocaf Penambahan Ekstrak Daun Kelor
penambahan ekstrak daun kelor sebanyak yang paling disukai masyarakat yaitu
30%. Jika dilihat dari hasilnya, bisa sampel C (penambahan ekstrak daun kelor
diketahu bahwa semakin banyak ekstrak 20%) dengan persentase paling tinggi yaitu
daun kelor yang ditambahkan, jumlah 62,93%. Sampel D (penambahan ekstrak
protein yang terkandung juga ikut daun kelor 30%) dengan persentase
meningkat. Hal ini disebabkan karena daun kesukaan terendah yaitu sebesar 58,06%.
kelor memiliki kandungan protein 6,7 gram Sampel B(penambahan ekstrak daun kelor
per 100 gram bahan (Bey, Hakim:2017). 10%) dengan persentase kesukaan
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan 62,43%. Adapun sampel B, C, dan D
Zakaria (2017) pada penelitian mie basah memiliki kriteria kesukaan yang sama yaitu
penambahan tepung daun kelor, yang Cukup Suka. Sedangkan Mie Basah
menyatakan bahwa kadar protein mie Kontrol memiliki rerata 70,18% dengan
basah dengan penambahan tepung daun kriteria kesukaan Suka. Berdasarkan uji
kelor cenderung meningkat seiring dengan kimiawi protein, tiap sampel menunjukkan
semakin banyak penamabahan adanya peningkatan seiring dengan
konsentrasi tepung daun kelor. meningkatnya penambahan ekstrak daun
Hasil penelitian tensile strength pada kelor. Sampel A, B, C, dan D memiliki
keempat mie basah, sampel A (mie basah rerata protein berturut-turut yaitu 7,42%,
substitusi tepung mocaf/kontrol),B (mie 7,63%, 8,07%, dan 8,12%.
basah substitusi tepung mocaf
penambahan ektsrak daun kelor 10%) ,C
(mie basah substitusi tepung mocaf 5. SARAN
penambahan ektsrak daun kelor 20%),dan
D (mie basah substitusi tepung mocaf Adapun saran yang dapat peneliti berkaitan
penambahan ekstrak daun kelor 30%) dengan hasil penelitian dan pembahasan
berturut-turut yaitu 0,064 Mpa, 0,051 Mpa, sebagai berikut : 1) Mie basah substitusi
0,029 Mpa, dan 0,025 Mpa. Hasil tersebut tepung mocaf penambahan ekstrak daun
tidak menunjukkan adanya perbedaan kelor 20% dapat digunakan untuk kegiatan
yang nyata pada tiap sampel mie basah. pengabdian kepada masyarakat. 2) Perlu
Hal ini disebabkan karena ekstrak daun adanya penelitian penggunaan ekstrak
kelor dibuat dengan cara disaring untuk
daun kelor sebagai tambahan pada mie
mendapatkan ekstraknya, sehingga tidak
basah substitusi tepung mocaf dengan
menambahkan padatan. Seperti yang
disampaikan oleh Husna (2017:103) yaitu persentase yang lebih banyak. 3) Perlu
bahwa proses penyaringan membuat mie adanya penelitian lebih lanjut tentang mie
menjadi tidak mudah putus (persentase mi basah substitusi tepung mocaf
putus lebih kecil). penambahan ekstrak kelor dengan metode
blanching pada pembuatan ekstrak daun
kelor untuk mengurangi aroma langu.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat ditarik simpulan
bahwa Berdasarkan hasil analisis varian
klasifikasi tunggal diperoleh hasil bahwa
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.2, November 2019 21

DAFTAR PUSTAKA Krisnadi,A.D.2015. Kelor Super Nutrisi.


Ebook.Kelorina.com Mahmood KT,
Aminah, S., Ramdhan, T., & Yanis, M. Tahira Mugal, Ikram Ul Haq. 2011.
(2015). Kandungan Nutrisi Dan Sifat Moringa oleifera: a natural gift-A
Fungsional Tanaman Kelor (Moringa review. Journal of Pharmaceutical
Oleifera). Buletin Pertanian Sciences and Research 2 (11): 775-
Perkotaan, 5(2), 35-44. 781.
Astawan, M. 2010. Membuat Mi dan Bihun. Rini A.S. 2018.Konsumsi Tepung Terigu
Depok:Penebar Swadaya. Bakal Naik 5%.
Bey, H.2010. All Things Moringa. The Story https://ekonomi.bisnis.com. Diakses
of an Amazing Tree of Life. Published tanggal 25 November 2018.
by www. allthingsmoringa. com. Roihanah, M. (2014). Pengaruh Jumlah
Available at: http://www. Karagenan Dan Ekstrak Daun
remediosnaturales. es/wp- Pandanwangi (Pandanus
content/uploads/2014/12/eBook- Amaryllifolius) Terhadap Sifat
moringa-ingles. pdf (diakses pada 25 Organoleptikjelly Drink Daun Kelor
Desember 2018). (Moringa Oleifera) The Effect Of
Diantoro, A., Rohman, M., Budiarti, R., dan Amount Carrageenan And Pandan
Palupi, H. T. 2015. Pengaruh Leafextract (Pandanus Amaryllifolius)
Penambahan Ekstrak Daun Kelor On The Organolepticcharacteristic Of
(Moringa Oleifera L.) Terhadap Moringa Leaf Jelly Drink (Moringa
Kualitas Yoghurt. Jurnal Teknologi Oleifera). Jurnal Tata Boga, 3(3).
Pangan, 6(2). Rosyidah A.Z dan Rita Ismawati 2015.
El Husna, N. (2017). Sifat Fisik Dan Studi tentang tingkat kesukaan
Organoleptik Mi Basah Dari Pati responden terhadap
Sagu Dengan Penambahan Ekstrak penganekaragaman lauk pauk dari
Daun Kelor (Moringa oleifera). Jurnal daun kelor (Moringa oleivera). Jurnal
Teknologi & Industri Hasil Pertanian, Tata Boga, 5(1).
22(2), 99-106. Trisnawati, M. I., & Nisa, F. C. (2014).
Hersoelistyorini, W., Dewi, S. S., dan Pengaruh Penambahan Konsentrat
Kumoro, A. C. 2015. Prosiding Protein Daun Kelor Dan Karagenan
Seminar Nasional & Internasional. Terhadap Kualitas Mie Kering
Sifat Fisikokimia Dan Organoleptik Tersubstitusi Mocaf [In Press Januari
Tepung Mocaf (Modified Cassava 2015]. Jurnal Pangan dan
Flour) Dengan Fermentasi Agroindustri, 3(1), 237-247.
Menggunakan Ekstrak Kubis. The Winarno, F. G., & Pangan, K. (2004). Gizi.
2nd University Reasearch Jakarta: PT Gramedia Pustpaka
Coloquium.10-17. Utama.
Ilona A.D dan Rita Ismawati (2015). Zakaria, N., & Tamrin, A. (2016). Pengaruh
Pengaruh Penambahan Ekstrak penambahan tepung daun kelor
Daun Kelor Dan Waktu Inkubasi terhadap daya terima dan kadar
Terhadap Sifat Organoleptik Yoghurt. protein mie basah. Media Gizi
Jurnal Tata Boga,4(3).151-159 Pangan, 21(1), 73-78.
Indonesia, A. P. T. T. 2007. Laporan
APTINDO tahun 2007. Jakarta:
APTINDO.

Anda mungkin juga menyukai