Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

SEDIAAN SUSPENSI KERING DAN LARUTAN

Oleh:

Laila Muyasaroh 172210101081


Nuril Izzati F 172210101091
Dian Ayu Rachmawati 172210101092
Ayu Mega Lestari 172210101093
Siti Nurjannah 172210101148
-

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang pesat, tak luput
pula dalam dunia kefarmasian. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sediaan farmasi yang kian
hari kian beraneka ragam yang telah dibuat oleh tenaga kefarmasian. Salah satu contoh
sediaan farmasi yang beredar di apotek, instalasi kesehatan, maupun toko obat adalah sediaan
cair atau liquid dan uspensi. Sediaan yang ditawarkan sangat beragam mulai dari pemilihan
zat aktif serta zat tambahan seperti bahan pengisi, pemanis, pengawet dan sebagainya.

Suspensi sendiri adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak
boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi
kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. ( Farmakope
Indonesia edisi III halaman 32)

Adapun persyaratan dari suspensi :

- Suspensi obat suntik harus mudah disuntikan dan tidak boleh menyumbat jarum suntik

- Suspensi obat mata harus steril, zat yang terdispersi harus sangat halus. Jika disimpan
dalam wadah dosis ganda, harus mengandung bakterisida

- Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk

- Penandaan pada etiket harus juga tertera “kocok dahulu”

Suspensi kering merupakan salah satu jenis suspensi. Sediaan ini dibuat sediaan
suspensi rekonstitusi yang digunakan untuk penggunaan oral. Sediaan yang digunakan untuk
suspensi kering adalah jika bahan aktifnya tidak kompatibel jika dicampur dengan pelarut
cair, hal ini dapat merusak bahan aktif. Contohnya
golongan penicillin yang termasuk didalamnya amoxicillin tidak stabil dalam bentuk
sediaan sirup. Senyawa golongan ini mengalami hidrolisis oleh air dengan mendegradasi
cincin beta laktam yang diproduksi. Sehingga untuk mengatasi masalah ini dibuat sedian
amoxicillin dalam bentuk sirup kering. Adapun alasan pemilihan bentuk sediaan ini adalah
stabilitas yang dimiliki amoxicillin dalam air adalah 14 hari, sehingga dengan dibuat dalam
bentuk sirup kering maka kemungkinan degradasi cincin betalactam yang ada dapat
dihindari. (Drug Informations Hands Book 12th edition).

Sediaan liquid merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu atau lebih zat
aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang homogen pada saat di
aplikasikan. Sediaan cair atau liquid lebih banyak di minati oleh kalangan anak-anak dan
lanjut usia karena lebih mudah di konsumsi. Sediaan cair memiliki keunggulan dalam hal
kemudahan pemberian obat dan dosis yang diberikan relatif lebih akurat dan pengaturan dosis
lebih mudah di variasi dengan penggunaan sendok takar.

1.2 Rumusan Masalah :

1. Apa sajakah uji evaluasi yang tepat untuk sediaan suspense kering ?
2. Bagaimana langkah untuk mengevaluasi sediaan suspense kering ?
3. Apa saja merk suspense kering yang sudah beredar di pasaran?
4. Apa jenis jenis sediaan larutan berdasarkan cara pemberian?
5. Apa saja uji evaluasi yang dilakukan pada sediaan larutan ?
6. Apa saja contoh sediaan larutan dipasaran ?

1.3 Tujuan :

1. Untuk mengetahui uji evaluasi yang digunakan pada sediaan suspense kering
2. Untuk mengetahui cara atau langkah uji evaluasi sediaan suspense kering
3. Untuk mengetahui merk sediaan suspense kering di pasaran.
4. Mempelajari jenis sediaan larutan berdasarkan cara pemberian.
5. Mempelajari macam macam uji evaluasi yang dilakukan.
6. Mengetahui contoh sediaan larutan dipasaran
BAB II. ISI DAN BEMBAHASAN

2.1 Suspensi Kering

Suspensi merupakan bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawanya. Sedangkan, menurut FI
V, suspensi kering adalah suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap
digunakan atau yang dikonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan. Sedangkan menurut BPC hal 38, suspensi kering atau dry
powders and granules for reconstitution adalah campuran serbuk atau granul untuk kemudian
direkonstitusi. Bentuk ini digunakan terutama bila stabilitas obat dalam air terbatas. Suspensi
tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal.Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk sediaan suspense yaitu zat terdispersi harus halus, tidak cepat mengendap serta jika
digojog perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali. sediaan suspensi dibuat
dalam bentuk suspensi kering apabila sat aktif tidak stabil dalam pelarut air atau
kestabilannya dalam air terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik.

Alasan bentuk sediaan dipilih dalam bentuk suspensi yaitu bahan aktif memiliki
kelarutan rendah atau bahkan tidak larut, padahal sediaan ditujukan untuk pasien yang tidak
bisa menelan atau untuk sediaan parenteral sehingga harus dibuat dalam bentuk sediaan cair.
Selain itu, pertimbangan kestabilan bahan aktif. Bentuk sediaan suspensi, khususnya suspensi
kering lebih dipilih untuk bahan aktif yang tidak stabil dalam pelarut air atau lainnya. Selain
itu, pertimbangan rasa, dimana sediaan suspensi dapat ditambahkan bahan pemanis sehingga
rasa lebih enak daripada larutan. Pertimbangan terapi dalam jangka waktu tertentu juga
menjadi alasan sediaan dibuat dalam bentuk suspensi, misalnya suspensi intra muskular.

Suatu sediaan suspensi kering yang baik, yaitu :

a) Kadar air serbuk boleh melebihi batas maksimum. Selama penyimpanan serbuk harus
stabil secara fisik seperti tidak terjadi perubahan warna, bau, bentuk partikel dan stabil
secara kimia seperti tidak terjadi perubahan kadar zat aktif dan tidak terjadi perubahan
pH yang drastis
b) Pada saat akan disuspensikan, serbuk harus cepat terdispersi secara merata di selurh
cairan pembawa dengan hanya memerlukan sedikit pengocokan atau pengadukan
c) Bila suspensi kering telah dibuat suspensi makan suspensi kering dapat diterima bila
memiliki kriteria dari suspensi.

2.2 Evaluasi Umum dan Khusus Sediaan Suspensi Kering

Evaluasi kestabilan suspensi dilakukan dalam dua tahap, yaitu evaluasi kestabilan
untuk suspensi kering dengan parameter Uji Kadar Air (Lost on Drying), Sudut Baring
(Angle of Repose), BJ Mampat, BJ Sejati (True Density) dan Porositas. Serta evaluasi
kestabilan untuk suspensi basah, yang dilakukan dengan metode Freeze-thaw yaitu
penyimpanan dipercepat pada kondisi dipaksakan dilakukan dengan cara menyimpan
suspensi yang sebelumnya telah direkonstitusi dengan air pada dua suhu ekstrim, yaitu pada

o o
suhu 5 C yang dimasukan dalam lemari pendingin dan 35 C dalam lemari pemanas secara
bergantian masing- masing 12 jam selama 10 kali siklus dengan parameter uji organoleptis,
uji homogenitas, viskositas dan tipe aliran, nilai pH dan pengamatan partikel tersuspensi.

2.2.1 Uji Organoleptis


Pemeriksaan organoleptis meliputi warna, bau dan konsistensi dari sediaan suspensi
kering setelah direkonstitusi.

2.2.1 Uji Kadar Air


Pengujian kadar air bertujuan untuk melihat kandungan air yang terdapat dalam
serbuk suspensi. Data yang diperoleh digunakan sebagai parameter kandungan air yang ada
dalam suspensi kering.Daya kadar air diperoleh dengan cara berat sampel sebelum
dikeringkan dikurangi dengan berat sampel setelah dikeringkan, kemudian dibagi dengan
berat sampel sebelum dikeringkan dan dikali dengan seratus persen.

2.2.2 Penentuan sudut baring dan waktu alir


 Penentuan Sudut Baring

Penentuan sudut baring bertujuan untuk memberikan nilai kualitatif dari gaya kohesi
internal dan efek hambatan yang mungkin dipakai pada pencampuran serbuk, pencetakan
tablet atau pemasukan kedalam cangkang atau wadah. Berikut ini cara untuk menentukan

0 0
sudut baring. Sudut diam antara 20 - 40 menunjukkan sifat alir yang bagus.
Serbuk dimasukkan dalam corong hingga penuh

penutup corong di buka dan granul dibiarkan mengalir keluar hingga kertas
yang digunakan sebagai alas horizontal tertutupi oleh timbunan serbuk dengan
ketinggian tertentu.

diukur puncak timbunan serbuk dan diameter lingkaran dasar timbunan.

Cara penentuan sudut diam :

 Penentuan Waktu Alir


Serbuk atau granul waktu alirnya bagus bila mempunyai waktu alir tidak lebih dari 10
detik.

ks
Setiap serbuk dimasukkan kedalam corong yang lubang bawahnya ditutup dan
pada nbagian bawah corong diberi alas kertas

Setelah granul terisi dengan baik dan rata, tutup corong dibuka hingga granul
mulai meluncur. Waktu yang dibutuhkan oleh serbuk keluar dari corong dicatat.

2.2.3 Penentuan Bobot Jenis dan Porositas

Pengukuran berat jenis mampat dan sejati bertujuan untuk memberikan informasi
tentang jumlah udara yang masuk selama pembuatan suatu sediaan. Selain itu pengukuran ini
juga membantu dalam menentukan jumlah pori-pori yang ada dalam partikel suspensi.
Porositas teoritis dari suatu serbuk yang terdiri dari bola-bola yang sama dalam pengepakan
paling dekat adalah 26% dan untuk pengepakan yang paling longgar adalah 48%.

Penentuan bobot jenis nyata dilakukan dengan Granul ditimbang sebanyak 10 gram
kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 15 ml dan dicatat volumenya (Vo)

Penentuan bobot jenis mampat dilakukan dengan melakukan pengetukan sebanyak


100 ketukan dan dicatat volumenya.

Penetapan bobot jenis sejati dilakukan dengan cara menimbang piknometer 25 ml


yang kosong (a). Kemudian piknometer tersebut diisi dengan paraffin cair dan ditimbang
kembali (b), setelah itu dimasukan granul sebanyak kuranglebih 2/3 bagian piknometer dan
ditimbang (c). Kemudian paraffin cair ditambahkan hingga penuh dan ditimbang kembali (d).
Bobot jenis paraffin cair dapat dihitung sebagai berikut :

Penentuan porositas dilakukan dengan membagi BJ mampat dengan BJ sejati dan


dikali dengan 100%. Hasil dari penentuan porositas menyatakan banyaknya pori-pori yang
ada dalam serbuk suspensi.

2.2.4 Pengukuran Viskositas dan Tipe Aliran


Pengukuran viskositas suspensi kering dilakukan setelah direkonstitusi dengan
menggunakan alat viscometer brookfield pada kecepatan 50 RPM. Dilakukan minimal 3 kali
replikasi. Sedangkan penentuan tipe aliran dilakukan dengan cara mengukur viskositas
suspensi kering yang telah direkonstitusi menggunakan viskometer brookfield pada
kecepatan 2, 5, 10, 20, 30, 50 dan 100 RPM. Kemudian dihitung tekanan gesernya. Dan
dibuat rheogram (kurva aliran) yang merupakan hubungan antara tekanan geser dengan
kecepatan geser, untuk mengetahui tipe aliran yang terbentuk.

2.2.5 Uji Stabilitas Suspensi Kering yang telah direkonsistusi


Pengujian stabilitas suspensi dilakukan setelah direkonstitusi dengan menggunakan
aquadest. Pengujian suspensi basah dilakukan dengan penyimpanan dipercepat dengan
menggunakan metode Freeze- thaw, dimana suspeni basah tersebut disimpan pada dua suhu

o o
ekstrim, yaitu pada suhu 5 C yang dimasukan dalam lemari pendingindan 35 C dalam lemari
pemanas secara bergantian masing-masing 12 jam selama 10 kali siklus.

2.2.6 Uji pH Sediaan


Evaluasi pH sediaan menggunakan pH meter. Sediaan suspensi kering yang telah
direkonstitusi dimasukan kedalam erlenmeyer. Celupkan pH meter yang sebelumnya telah
dikalibrasi kedalam sediaan suspensi. Biarkan beberapa menit hingga pH meter terendam
secara sempurna. Amati dan catat pH nya.

2.2.7 Penentuan Volume Sedimentasi


Volume sedimentasi bertujuan untuk memberikan informasi tentang sistem suspensi
yang terbentuk. Volume sedimentasi adalah perbandingan dari volume akhir endapan
terhadap volume awal dari suspensi sebelum mengendap Sampel suspensi kering yang telah
direkonstitusi dikocok sampai homogen. Dimasukan kedalam gelas ukur sampai batas tanda.
Diamati tinggi sedimentasi yang terbentuk. Evaluasi ini dilakukan selama 1 bulan.

2.3 Contoh Sediaan Suspensi Kering di Pasaran

Beberapa contoh sediaan suspensi kering di pasaran, diantaranya:

1) Fluimucil Dry Syrup 75 ml 100 mg/5ml

Fluimucil dry syrup 75 ml merupakan obat batuk berbentuk sirup kering dalam
kemasan botol yang digunakan untuk mengatasi infeksi saluran nafas dengan sekresi mukus
berlebih termasuk bronkitis. Resep untuk obat Fluimucil dry syrup 75 ml. Fluimucil
diproduksi oleh perusahaan Zambon Spa. Merek ini mengandung asetil sistein 100
mg/bungkus 5mg; 200 mg/bungkus 3 g; 100 mg/5 ml sirup kering. Indikasi zat pencair untuk
sekresi mukus dan mukopurulen.

Obat ini berfungsi untuk mengencerkan dahak pada penyakit saluran pernafasan di
mana terjadi banyak lendir atau dahak. Obat ini digunakan untuk orang dengan kondisi paru-
paru tertentu seperti cystic fibrosis, emfisema, bronkritis, pneumonia, atau tuberkulosios.
Oabt ini merupakan agen mukolitik yang juga dikenal sebagai N-acetylcysteine atau N-
acetyl-L-cysteine (NAC). Asetilsistein bekerja dengan cara memecah serat asam
mukopolisakarida yang membuat dahak lebih encer dan mengurangi adhesi lendir pada
dinding tenggorokan sehingga mempermudah pengeluaran lendir saat batuk.

Indikasi : Infeksi saluran nafas dengan sekresi mukus berlebih termasuk bronkitis,
emfisema, dan bronkiektasis, profilaksis, dan terapi komplikasi bronkopulmonal dengan
mukostasis, bronkial catarrh. Juga antiradikal bebas dan anti oksidan

Obat ini diberikan dengan dosis : Dewasa : 10 ml setara dengan N-acetylcysteine 200
mg, diminum 2-3 x sehari ; Anak : 5 ml setara dengan N-acetylcystein 100 mg, diminum 2-4
x sehari ; Anak < 2th : 100 mg / hari ; Anak 2-4 th : 200 mg / hari ; Anak > 4 th : 300 mg /
hari. Obat dapat dikonsumsi setelah makan.

Perhatian : Hati-hati penggunaan pada penderita asma, jangan melebihi dosis yang
dianjurkan. Efek Samping obat yang dapat dialami yaitu bronkospasme, gangguan lambung,
stomatitis, rinore, sakit kepala, tinitus, urtikaria, menggigil, demam, hemoptitis, reaksi
anafilaksis (jarang terjadi)

2) Cefixime

Merek ini berupa suspensi kering dan Merek ini diproduksi oleh perusahaan Pharma
Lab. Di pasaran, cefixime dalam sediaan 100 mg dan 100 mg/5 ml. Indikasi untuk infeksi
saluran kemih tanpa komplikasi oleh E.coli dan Proteus mirabilis, otitis media akut,
faringitis, dan bronkitis. (ISO vol. 51 hal 138)

Cefixime tergolong dalam antibiotik sefalosforin. Cefixime merupakan antibiotik dan


diindikasikan untuk mengobatai infeksi bakteri pada telinga, saluran pernapasan, dan infeksi
saluran kemih. Kontraindikasinya yaitu riwayat syok. Dosis cefixime untuk orang dewasa
yaitu 400 mg/hari. Sedangkan untuk anak dan bayi 6 bulan ke atas yaitu 8 mg/hari.

3) Cefspan Syrup
Cefixime adalah antibiotik golongan cephalosporin generasi ketiga. Antibiotik ini
digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, serta
infeksi saluran kemih (isk) dan kelamin. Cefixime adalah antibiotik yang memiliki spektrum
luas, aktif terhadap bakteri gram negatif mapun gram positif.Cefixime adalah antibiotik beta
laktam yang termasuk bakteriocidal. Mekanisme aksi Cefixime adalah dengan cara mengikat
satu atau lebih penicillin-binding proteins (PBP) yang menghambat transpeptidasi tahap
terakhir dari sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dan mencegah pembentukan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel bakteri.

Merek ini merupakan sediaan dalam bentuk suspensi kering 100/5 ml, diproduksi oleh
perusahaan Kalbe Farma. Obat ini mengandung cefixime. Di pasaran dalam kemasan botol
30 ml syrup kering.

Indikasi : otitis media, faringitis, tonsilitas, bronkritis akut dan eksaserbasi akut.
Terapi demam tiroid pada anak.

Diberikan dengan dosis : dosis lazim dewasa untuk Infeksi Saluran Kemih tanpa
komplikasi, 400 mg 1 x sehari atau 200 mg setiap 12 jam secara oral. Ginakan bersamaan
dengan makanan

Kontraindikasi : riwayat syok karena cefixime. Hipersensitivitas : anak <6 bulan.

Perhatian : hipersensitivitas terhadap penisilin. Riwayat atopik, gangguan fungsi


ginjal yang berat. Pasien yang mendapat makanan parenteral, lanjut usia, pasien dengan
kelemahan fisik, hamil, laktasi, anak usia 6 bulan.

Efek samping obat : syok, hipersensitivitas, pangguan hematologi, gangguan GI,


defisiensi vitamin K.

4) Biothicol Forte Dry Dyr 60 ml 250 mg/5 ml

Sediaan ini dalam bentuk suspensi kering yang mengandung Thiamphenicol yang
bekerja mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Obat ini termasuk
kategori kloramfenikol.

Indikasi obat ini yaitu infeksi yang disebabkan oleh Salmonella, H influenzae
terutama infeksi meningeal, riketsia, bakteri Gram negativ penyebab bakteremia,
meningitis.
Dosis yang dapat diberikan yaitu untuk Dewasa, anak dan bayi lebih dari 2 minggu 50
mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 dosis. Bayi kurang dari 2 minggu dan prematur 25
mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis.

Obat ini dapat diberikan pada saat perut kosong. Diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan.

Penyimpanan perlu di tempat sejuk dan kering serta terhindar dari sinar matahari
secara langsung.

Efek samping obat ini yaitu Diskrasia darah, anafilaktik, urtikaria, gangguan
pencernaan, sindroma Gray.

Perhatian khusus : bayi prematur serta wanita hamil dan laktasi.

2.4 Larutan

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung dua macam zat atau lebih. Misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Zat padat, cair ataupun gas dapat dilarutkan ke dalam cairan untuk membuat
larutan. Setiap campuran yang membentuk hanya satu fase adalah larutan. Udara bersih dapat
dioandang sebagai larutan. Sebab larutan yang dianggap udara merupakan campuran
homogen dari sistem gas, seperti nitrogen, oksigen, argon, dan juga karbondioksida, dan lain-
lain (Khopkar, 1990).

Campuran pada larutan dapat diartikan sebagian gabungan dari zat-zat yang berbeda
jenisnya dengan perbandingan tanpa reaksi. Jenis-jenis campuran dapat dibagi menjadi 2
macam, yaitu campuran homogen yang artinya campuran seluruh bagiannya mempunyai
perbandingan komponen yang sama, sehingga sulit dalam membedakan komponen zat
penyusunnya dan campuran heterogen yang artinya campuran yang perbandingan komponen
disetiap bagiannya tidak sama, sehingga masih dapat dibedakan zat-zat penyusunnya
(Khopkar, 1990)

Berdasarkan cara pemberian, ada beberapa jenis larutan :

1. Larutan oral
Larutan oral merupakan sediaan cair obat yang dibuat untuk pemberian obat secara
oral. Mengandung satu atau lebih zat dengan tanpa bahan pengaroma, pemanis atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air.
2. Larutan Topikal
Larutan topikal merupakan larutan yang biasanya mengadung air tetapi terkadang
juga mengandung pelarut lain seperti etanol atau poliol, untuk penggunaan topikal pada
kulit, ataupun untuk penggunaan pada mukosa mulut. Istilah lotio digunakan untuk
larutan atau suspensi yang digunakan secara topikal.
3. Larutan Otik
Lariutan otik merupakan larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain
dan bahan pendispersi untuk penggunaaan telinga luar misalnya larutan otik benzokain
dan antipirin, larutan otik neomisin dan polimiksib B sulfat dan larutan otik hidrokortison
(Syamsuni, A, 2006).

2.5 Evaluasi Sediaan Larutan

2.5.1 Evaluasi organoleptik


Tujuan : Memeriksa kesesuaian warna, bau dan rasa larutan sedapat mungkin
mendekati dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama
formulasi.

Prinsip : pemeriksaan bau, rasa, warna menggunakan panca indera.

Penafsiran hasil : warna, bau dan rasa memenuhi spesifikasi formulasi.

2.5.2 Penetapan pH

Alat : pH meter

Tujuan : mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah


ditentukan

Prinsip : pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah


dikalibrasi

Penafsiran hasil : pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yaitu

2.5.3 Uji Bobot Jenis

Tujuan : menjamin sediaan memiliki bobot jenis untuk spesifikasi produk yang akan
dibuat

Prinsip : membandingkan bobot zat uji di udara terhadap bobot air dengan volume dan
suhu yang sama .
2.5.4 Uji Viskositas

Tujuan : mengetahui harga viskositas suatu sediaan

Alat : Viscometer Hoeppler

Prinsip : mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada temperatur
tetap

2.5.5 Uji Volume Terpindahkan

Uji Volume terpindahkan


Tujuan : Sebagai jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda,
dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dari 250 ml, jika dipindahkan dari wadah
asli akan memberikan volume sediaan seperti tertera di etiket.

Prinsip : mengukur kesesuaian volume sediaan dengan yang tertulis pada etiket jika
dipindahkan dari wadah asli

2.6 Contoh Jenis Sediaan Larutan

1. Nichofed Syrup
Obat yang digunakan untuk mengobati gejala flu (hidung gatal, hidung
tersumbat dan bersin-bersin), batuk pilek (selesma) dan allergic rhinitis. Nichofed
Syrup mengandung kombinasi Pseudoephedrine (obat amina simpatomimetik, dalam
sediaan obat ini bertindak sebagai nasal dekongestan) dan Triprolidine (obat alergi
golongan antihistamin).
 Kandungan Obat : Tiap 5 mL Nichofed Syrup mengandung zat aktif,
sebagai berikut :
Triprolidine HCl 1.25 mg
Pseudoephedrine HCl 30 mg
 Indikasi : Untuk mengobati gangguan pada saluran pernapasan
bagian atas, misalnya allergic rhinitis, common flu dan influenza.
 Kontraindikasi :
- Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
terhadap salah satu komponen obat ini.
- Pasien yang memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain
seperti, ephedrine, phenylpropanolamine, phenylephrine juga
dikontraindikasikan menggunakan obat ini.
- Kontraindikasi juga bagi pasien yang sedang menggunakan obat-obat
golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena bisa
meningkatkan tekanan darah.
- Obat-obat yang mengandung pseudoephedrine sebaiknya tidak digunakan
untuk pasien : diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi berat,
penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed
angle galucoma.
 Aturan Minum :
Dosis dewasa dan anak usia > 12 tahun : 5 mL.
Dosis anak usia 6-12 tahun : 2.5 mL.
Dosis anak usia 2-6 tahun : 1.25 mL.
Obat diberikan 3 x sehari. Bisa dengan makanan atau tidak.
 Instruksi Khusus :
- Buang semua sisa obat Nichofed Syrup yang tidak terpakai saat
kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini
setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah
kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan
kerusakan pada ginjal.
- Gunakan obat Nichofed Syrup sesuai dengan aturan. Jangan minum obat
ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari
yang dianjurkan.
- Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala
penyakit yang sama dengan Anda.
- Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.
2. Andonex Syrup
Obat yang digunakan untuk mengobati batuk yang disertai gejala flu seperti
hidung tersumbat, dan bersin-bersin, termasuk batuk dengan dahak kental, batuk
alergi, serta batuk karena rangsangan pada saluran pernapasan. Andonex Syrup
mengandung diphenhydramine HCl (obat yang termasuk golongan antihistamin
generasi pertama), phenylephrine (obat yang berfungsi sebagai decongestan),
dextromethorphan (obat penekan batuk dari kelas morphinan), glyceryl guaiacolate
(obat yang termasuk ekspektoran) dan Tingtur Ipeka (sediaan alami yang berkhasiat
sebagai ekspektoran).
 Indikasi : Untuk mengobati batuk yang disertai gejala flu seperti
hidung tersumbat, dan bersin-bersin, termasuk batuk dengan dahak kental,
batuk alergi, serta batuk karena rangsangan pada saluran pernapasan.
 Kontraindikasi :
- Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
terhadap salah satu komponen obat ini.
 Aturan Minum :
Obat Andonex Syrup diberikan dengan dosis sebagai berikut :
Dosis dewasa : 3 - 4 x sehari 1 - 2 sendok teh (5 mL)
Dosis anak-anak usia di atas 4 tahun : 3 - 4 kali sehari ½ - 1 sendok teh (5
mL).
Atau menurut petunjuk dokter.
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Ada berbagai jenis sediaan farmasi salah satunya suspensi kering dan larutan

 Evaluasi sediaan yang dilakukan pada suspensi kering seperti Uji Organoleptiis, Uji
Kadar Air, Penentuan sudut baring dan waktu alir, Penentuan Bobot Jenis dan
Porositas, Pengukuran Viskositas dan Tipe Aliran, Uji Stabilitas Suspensi Kering
yang telah direkonsistusi, Uji pH Sediaan, Penentuan Volume Sedimentasi

 Evaluasi sediaan yang dilakukan pada sediaan larutan yaitu Uji Organoleptiis,
Penentuan, Penentuan Bobot Jenis, Pengukuran Viskositas ,Uji pH Sediaan, uji
volume terpindahkan
DAFTAR PUSTAKA

Nurlina., M. Ilham Tomagola., Nursiah Hasyim., Fadjaruddin Rahman. (2014).


FORMULASI SUSPENSI KERING KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KUNYIT
(Curcuma longa L.) DAN SERBUK DAGING BUAH PISANG KEPOK (Musa
balbisiana Colla.) DENGAN VARIASI BAHAN PENSUSPENSI. As-Syifaa Vol 06
(02) : Hal. 166-177, Desember 2014 ISSN : 2085-4714

Wiryatini, N.M., 2010, jurnal awal formulasi sediaan non steril sediaan sirup kering
amoxicillin I-MOX, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana

Fluimucil. https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/fluimucil/ diakses pada 1


Desember 2019

CEFIXIME SIRUP 30 ML. https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/cefixime-sirup-


30-ml-per-botol-sirup

BIOTHICOL FORTE DRY SYR 60ML 250MG/5ML.


https://www.k24klik.com/p/biothicol-forte-dry-syr-60ml-250mg-5ml-2539

K24klik. 2019. CEFSPAN SYRUP. Cefspan Syrup: Manfaat, Dosis, & Efek Samping.
https://www.honestdocs.id/cefspan-syrup. Diakses pada 2 Desember pukul 2.38 WIB

Iswandari, Yuliati. 2017. Dosis dan Aturan Pakai Cefixime Sirup, Tablet, dan Kapsul.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cefixime-sirup-tablet-kapsul-dosis/

Dimas. 2018. FLUIMUCIL DRY SYRUP 75ML 100MG/5ML.


https://www.k24klik.com/p/fluimucil-dry-syrup-75ml-100mg-5ml-1365. Diakses
pada 2 Desember pukul 02.47

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FAR.053-08-Formulasi%20suspensi-
Literatur.pdf diakses pada 1 Desember 2019 pukul 07.00 WIB.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2017-2018. ISO Informasi Seputar Obat Indonesia Volume
51.

Farmakope Indonesia edisi 5. 2014. Departemen Kesehatan RI.


Anonim. 2016. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 16. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu.

Anonim. 19975. Farmakope Indonesia Edisi IV. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.

Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjar Baru

Kleinfelter, Keenan. 1996. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta

Team, Honesdocs Editorial. 2019. Akilen Ear Drops: Manfaat, Dosis, & Efek Samping.
https://www.honestdocs.id/akilen-ear-drops. (28 November 2019).

Team, Honesdocs Editorial. 2019. Andonex Syrup: Manfaat, Dosis, & Efek Samping.
https://www.honestdocs.id/andonex-syrup. (28 November 2019).

Team, Honestdocs Editorial. 2019. Nichofed Syrup: Manfaat, Dosis, & Efek Samping.
https://www.honestdocs.id/nichofed-syrup. (28 November 2019).

Anda mungkin juga menyukai