Anda di halaman 1dari 75

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia
termasuk di Indonesia. Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari daun pucuk muda
tanaman teh (camellia sinensis) yang telah mengalami proses pengolahan tertentu
(Kusuma, 2009). Posisi teh berada diurutan kedua setelah air, penyajian teh pun
semakin beraneka ragam. Salah satu industri yang memproduksi minuman teh
dalam kemasan adalah PT. Sinar Sosro.
PT Sinar Sosro merupakan industri yang bergerak di bidang olahan teh
siap konsumsi (ready to drink). PT Sinar Sosro memiliki kantor pusat yang
berlokasi di daerah cakung tepatnya di Jl. Raya Agung KM 28 Kel. Medan Satria,
Bekasi, Jawa Barat. Produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro adalah Teh
botol sosro, Fruit tea, Tebs, S-Tee, Country Choise, dan Air mineral Prim-A.
Pemasaran produk PT Sinar Sosro terbesar di seluruh wilayah Indonesia dan telah
menembus pasar internasional seperti Singapura, Hongkong, Saudi Arabia,
Jepang, Korea Selatan, USA dan banyak negara lainnya. Dalam memperoleh
kepercayaan pelanggan, PT Sinar Sosro melakukan berbagai upaya untuk menjaga
kualitas atau mutu dari produk yang dihasilkan dengan menerapkan sistem
manajemen mutu, sistem keamanan pangan dan sistem jaminan halal. PT Sinar
Sosro telah mendapatkan sertifikat nasional dan internasional yang membuktikan
bahwa PT Sinar sosro menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Sertifikat yang
diperoleh antara lain Sertifikat ISO 9001:2008, Sertifikat SNI, Sertifikat Halal,
Sertifikat ISO 14000, HACCP dan berbagai penghargaan bergensi lainnya. PT
Sinar Sosro telah tersebar diberbagai wilayah Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan permintaan pelanggan.
PT. Sinar Sosro sangat memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan
karena olahan teh dalam kemasan dengan bahan baku teh kering, air, dan gula
rafinasi. Dalam proses produksi teh botol sosro tidak menggunakan bahan
pengawet, sehingga memiliki cita rasa yang khas. Bahan baku merupakan
merupakan komponen terpenting dalam proses produksi untuk menghasilkan

1
produk yang berkualitas unggul. Ketersediaan bahan baku merupakan faktor
utama dari berjalannya proses produksi di perusahaan. Bahan baku berkaitan erat
dengan produk akhir, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dengan adanya
mutu yang baik maka akan menarik minat konsumen untuk membeli produk
tersebut. Bahan baku sangat menentukan kualitas produk. Proses pengolahan
hanya berfungsi untuk mempertahankan kualitas yang sudah ada dan faktor paling
penting dalam mengemas adalah kebersihan dan cara pengemasan. Banyak
upanya yang dilakukan di PT Sinar Sosro dalam mempertahankan mutu produk.
Pengendalian mutu bahan baku harus dilakukan untuk memastikan ketersediaan
bahan baku mengingat ketersediaan bahan baku sangat menentukan kelancaran
proses produksi. Jika ketersedian bahan baku tidak terpenuhi maka akan
menghambat berlangsungnya proses produksi bahkan dapat menghentikn proses
produksi.

1.2 Tujuan Magang Kerja


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan kuliah kerja di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto
adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib dan syarat kelulusan di
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember;
b. Terciptanya hubungan yang sinergis, jelas dan terarah anatara
dunia pendidikan dan dunia profesi;
c. Menjalin kerja sama dengan intansi terkait demi menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi;
d. Mingkatkan profesionalisme mahasiswa dalam bidang
penegtahuan dan teknologi sesuai dengan disiplin ilmu;
e. Mengaplikasikan teori yang diperoleh dari perkuliahan dalam
kondisi riil di dunia kerja;
Mengenal seluk beluk dunia kerja yang akan digeluti oleh mahasiswa
dimasa mendatang sehingga mahasiswa lebih siap dalam menghadapi
dunia kerja yang sesungguhnya.

2
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelaksanaan kuliah kerja di PT. Sinar Sosro KPB
Mojokerto adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari penegndalian mutu bahan baku pada pengolahan produk
minuman teh dala kemasan “Teh Botol Sosro” di PT Sinar Sosro KPB
Mojokerto.
b. Memperdalam dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
tentang pengendalian mutu produk.

1.3 Manfaat Kerja


Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan Magang Kerja ini dapat
dirasakan oleh mahasiswa maupun perusahaan dan instansi terkait baik secara
langsung maupun tidak lansung.
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
perkuliahan dalam dunia kerja yang nyata
2. Dapat mengetahui secara nyata tentang kondisi perusahaan dan
mendapatkan pengalaman secara langsung dalam aktivitas kerja di
PT Sinar Sosro
3. Dapat memperoleh wawasan perihal manajemen pengadaan bahan
baku dan penanganan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi
4. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum menghadapi dunia kerja.
5. Terciptanya hubungan kerja yang baik dan terarah antara institusi
terkait dan pihak industri, dalam hal ini yaitu Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember dan PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto
6. Mempersiapkan sarjana-sarjana yang handal dan memiliki
pengalaman dalam lingkungan perusahaan.

1.3.2 Manfaat Bagi Perusahaan


1. Menambah eksitensi perusahaan di dunia pendidikan

3
2. Sebagai upaya transfer ilmu demi ikut berpartisipasi menciptakan
calon angkatan kerja yang berpengalaman di dunia industri
3. Mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran bagi perusahaan

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh
Tanaman teh (Camelia sinensis) adalah salah satu tanaman perdu yang
berdaun hijau yang dapat tumbuh 15 sampai 30 kali tingginya, apabila teh telah
mencapai tinggi 3-5 kaki akan dipotong. Tanaman teh dapat tumbuh dengan tinggi
sekitar 6-9 meter. Di perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan hanya
sekitar 1 meter tingginya dengan pemangkasan yang dilakukan secara berkala. Hal
ini untuk memudahkan pemeriksaan daun teh dan agar diperoleh tunas-tunas daun
teh yang cukup banyak. Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik daunnya
secara terus menerus setelah umur 5 tahun. Komoditas teh dihasilkan dari pucuk
daun tanaman teh melalui proses pengolahan tertentu. Daun tanaman teh diolah
menjadi minuman teh yang dapat dikonsumsi dalam konsisi dingin ataupun panas,
sebagai minuman penyegar dan obat. Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk
mengubah komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sehingga menjadi
hasilolahan yang dapat memunculkan sifat-difat yang dikehendaki pada air
seduhannya, seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai.
2.2 Jenis Teh
Jenis teh apabila dibedakan berdasarkan proses pengolahan dengan atau tanpa
adanya fermentasi terdiri dari 4 macam yaitu sebagai berikut :
a. Teh Hitam
Teh hitam adalah daun the yang mengalami proses fermentasi
sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya sangat kuat. The hitam
merupakan jenis the yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di
dunia (khususnya oleh bangsa Inggris). Teh hitam lebih dipercaya
memberikan manfaat seperti meningkatkan kosentrasi dan mencegah
kantuk (PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto,2016).
b. Teh Hijau (green tea)
Teh hijau adalah jenis the yang tidak mengalami proses fermentasi,
semua jenis teh mengandug katekin, akan tetapi saat ini the hijau lebih
populer karena kandungan katekinnya ebih tinggi dibandingkan dengan

5
the hitam. Sehingga the hijau lebih dikenal sebagai jenis the yang dapat
mencegah pertumbuhan penyakit kanker. Manfaat lain dari the hijau
adalah untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi,
menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), resikp tekanan stroke dan
menghaluskan kulit (Foster,2002).jenis the lainnya yang biasa dikenal di
masyarakat adalah Teh melati (Jasmine Tea) atau disebut juga the wangi,
samgat populer di Indonesia, yaitu The Hijau yang di campur dengan
bunag melati dan bunga gambir sehingga menimbulkan aroma melati atau
wangi yang khas. Pengolahannya dilakukan melalui proses pencampuran
atau blending. Menurut hasil riset, Teh Melati dapat bermanfaat untuk
menurunkan kadar kolesterol dan menyegarkan badan (PT. Sinar Sosro
KPB Mojokerto, 2016). Pengolahan teh merupakan suatu metode yang
diterapkan pada pucuk daun teh (Calamari sinesis) yang melibatkan
bebrapa tahapan, termasuk dia antaranya pengeringan hingga penyeduhan
teh.
c. Teh wangi
Teh wangi merupakan hasil kelanjutan yang diproses dari teh hijau
sehingga dikenal sebagai proses peralihan dari teh bhitam dan teh hijau,
7,5 % untuk keperluan dalam negeri.
Daun teh segar mengandung air 74% sampai 77% dan sisanya
merupakan padatan. Jumlah padatan tersebut terdiri dari 52% tidak larut
dalam air dan 48% nya merupakan padatan yang larutannya dalam air.
Untuk preseentasi kandungan zat dalam the dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Kandungan Zat dalam Daun Teh
No Komposisi Kimia Presentase (%)
1 Air 9,51
2 Bahan Nitrogen 24,50
3 Tehine (caffeine) 3,58
4 Minyak etiris 0,68
5 Lemak,hijaun daun,lilin 6,39
6 Dextrin 6,44
7 Tannin 15,56
8 Pectin 16,02
9 Serat 11,58
10 Abu 5,65
Sumber: Hermani dan Rahardjo (2006)

6
Komoditas teh merupakan sub sektor yang dapat menunjang munculnya
agroindustri pengolahan teh. Untuk menunjang tujuan jangka panjang, Indonesia
telah melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan, baik dalam pengelolaan
budidaya, panen dan pasca panen, processing, maupun usaha-usaha. Produksi teh
di Indonesia tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2017), produksi perkebunan teh
Indonesia menurut status pengusahaan pada tahun 2015 sampai tahun 2017
cenderung mengalami peningkatan, yaitu untuk pada tahun 2015 produksi teh
sebesar 132 616 ton, 138 771 ton pada tahun 2016 dan 140 423 pada tahun 2017.
Dewasa ini, perusahaan yang bergerak dibidang industri pengolahan teh sangatlah
banyak dan beragam, produk yang dihasilkan seperti teh dalam kemasan tetra
pack, teh kemasan botol kaca dan botol plasti, gelas, teh karbonasi, teh dengan
varian penambahan rasa buah dan lain sebagainya

2.3 Minuman Teh dalam Kemasan

Munurut SNI (1992) minuman the dalam kemasan adalah minuman yang
diperoleh dari seduhan the (Thea sinensis L) dalam air minuman dengan
penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahn tambahan makanan
diizinkan dan dikemas secara hermatis. Standar minuman the dalam kemasan
dapat dilihat pada Tabel 2.1

7
Tabel 2.2 Syarat Mutu Minuman dalam Kemasan
No Uraian Satuan Persyaratan
Keadaan
1.1 Bau Khas the
1.2 Rasa Khas the

Kadar Polifenol Mg/kg Min. 400


Cemaran Logam Positif
3.1 Kadmium (Cd) Maks. 0,2
3.2 Timbal (Pb) Maks. 0,2
3.3 Timah (Sn) Maks. 40,0
3.4 Merkuri Maks.0,03

Cemaran Arsen (As) Maks. 0,1


Cemaran Mikroba
5.1 Angka lempeng toral (35°C, 48 Maks. 1,0 x 102
jam) <1,8
5.2 Bakteri Coliform Negatf/100ml
5.3 E.coli
Sumber: SNI01-3143-2011

2.4 Pengolahan Minuman Teh dalam Kemasan


2.4.1 Persiapan Bahan Baku
Bahan utama, bahan penolong, dan bahan tambahan dipersiapakan sesuai
dengan standart mutu masinh-masing bahan. Bahan yang sesuai standar kemudian
diangkat menujuruang produksi menggunakan forklift.
2.4.2 Penyeduhan Teh
Proses penyeduhan biasanya dilakukan didalam tangki produksi engan
suhu tertentu. Proses penyeduhan juga harus diperhatikan agar tidak merusak
kandungan senyawa dalam the. Menurut Budiman (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi penyeduhan adalah suhu air atau kondisi penyeduhan dan lama
penyeduhan. Missal pada the hijau, walaupun suhu penyeduhan sangat
berpengaruh, namun harus dibatasi pada rentang suhu 80-90 agar tidak terjadi
kerusakan senyawa polifenol (lebih dari 70% polifenol adalah katekin). Menurut

8
Nindyasari (2012), ekstrak the awalnya dengan suhu penyeduhan 100°C memiliki
kadar total fenol paling tinggi. Semakin tinggi suhu penyeduhan maka semakin
tinggi total fenol yang terekstrak. Pada pemanasan dengan suhu yang semakin
tinggi akan diperoleh kadar tanin dalam jumlah besar tetapi kualitas tannin yang
dihasilkan kurang baik karena komponen non-tanin yang terlarut juga semakin
besar. Sedangkan penyeduhan dengan suhu yang terlalu rendah dan waktu
pemanasan yang terlalu singkat kurang efisien karena kelarutan tannin belum
mencapai titik optimal. Proses penyeduhan menghasilkan teh siap minum yang
bisa dikonsumsi dimanapun dan kapanpun.
2.4.3 Pelarutan Gula
Gula yang digunakan sebagai bahan utama dilarutkan dengan air panas di
tangki pelarutan gula sampai menjadi sirup gula. Perubahaan bentuk dari gula
pasir menjadi sirup gula ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses
pencampuran. Pada proses pelarutan gula juga harus diperhatikan mengenai suhu
yang digunakan. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi, akan terjadi proses
karamelisasi pada gula yang nentinya mengakibatkan prosuk yang dihasilkan
berwarna lebih gelap.
2.4.4 Pencampuran
Pencampuran (mixing) dilakukan untuk menggabungkanbahan utama
berupa air, gula dan teh didalam tangki pencampuran. Hasil dari proses
pencampuran ini didapatkan produk berupa the cair manis yang siap untuk
dikemas dalam kemasan.
2.4.5 Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses yang sangat penting untuk produk
minuman dalam kemasan. Proses pasteurisasi perlu dilakukan dengan benar,
sehingga the yang dihasilkan memiliki umur simpan yang lebih lama. Suhu dan
lama waktu pasteurisasi merupakan faktor penting yang harus diukur dalam
menentukan kualitas dan umur simpan produk teh siap minum. Metode
pasteurisasi yang umum digunakan adalah metode HTST (High Temperature Shor
Time) yaitu proses pemanasan selama 15-16 detik pada suhu 71,7-75°C dengan
menggunakan Plate Heat Exchanger, LTLT (Low Temperature Long Time) yaitu

9
pasteurisasi dengan suhu rendah dalam waktu yang lama sekitar 30 menit dengan
suhu 61°C, dan yang terakhir UHT (Ultra High Temperature) yaitu pasteurisasi
dengan suhu sangat tinggi sekitar 131°C selama 0,5 detik.
2.4.6 Pengisian Dalam Kemasan
Teh cair yang telah di pasteurisasi kemudian diisikan dalam kemasan yang
telah disediakan. Kemasan the cair siap minum ini bisa berbentuk botol, kaleng
maupun tetrapack. Kemasan yang akan digunakan juga dilakukan pemeriksaan
sebelum digunakan. Kondisinya harus bersih tanpa kontaminasi yang sudah
ditetapkan sesuai dengan standart.

2.5 Bahan Baku


2.5.1 Teh
Teh merupakan salah satu jenis minuman dari komoditas perkebunan yang
paling banyak dikonsumsi setelah air. Teh (Camelia sinersis) merupakan salah
satu tanaman dari asia tenggara dan kini telah ditanam di lebih dari 30 negara dari
3000 jenis yang ada akibat hasil penyilangan berbagai jenis tanaman teh serta
pengaruh tanaman dan iklim dari berbagai daerah. Teknologi pengolahan teh juga
semakin berkembang sehingga menjadikan teh sebagai salah
satu komoditas perdagangan yang menjanjikan didunia (Anggaeni,2014)
Daun teh memiliki senyawa bioaktif yang komplek, salah satunya adalah
polifenol. Pada duan teh hijau kandungan polifenol sebesar 36%. Flavonol
merupakan kandungan zat utama pada daunt eh yang tediri atas kluersetin,
kaempferol dan mirisetin sekitar 2-3% bagian teh yang larut dalam air merupakan
flavonol (Knez,2006).
Tannin merupakan senyawa yang sangat penting karena hampir semua
karakteristik mutu teh berkaitan erat dnegan perubahan yang ada pada tannin
selama pengolahan teh. Tannin yang tekandung dalam teh merupakan turunan dari
asam galat dan dikenal sebagai katekin (Knez, 2006).
Pada daun teh segar, kadar tannin pada tahap pengolahan teh hitam secara
berturut-turut semakin kecil konsentrasinya. Sedangkan pada teh hijau terjadi
sebaliknya. Di Indonesia sebagian besar hasil teh dimanfaatkan atau diolah

10
menjadi minuman, yaitu suatu minuman yang terbuat dari daun muda (pucuk
daun) dari tanaman teh (Camellia Sinensis L) yang diseduh menggunakan air.
Daun teh mengalami beberapa proses perubahan untuk menjadi produk teh seperti
yang bisa dijumpai. Secara umum proses pengolahan dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu: pelayuan, penggilingan, oksidasi (fermentasi), dan pengeringan.
Sedangkan menurut jenis pengolahan dan fermentasi yang diberikan ada beberapa
jenis teh yang dikenal oleh masyarakat diantaranya teh putih (White tea) dan teh
hijau (Green tea) adalah yang tidak melalui proses fermentasi atau oksidasi
namun hanya melalui proses pemanasan dan penguapan (Steam/ Uap air)
sehingga kandungan polifenol masih tinggi dan rasanya cenderung pahit namun
baik bagi kesehatan. Sedangkan teh hitam adalah teh dengan tahapan proses
fermentasi sempurna sehingga warna teh berubah menjadi hitam, kandungan
polifenolnya pun berkurang jika dibandingkan dengan teh putih dan teh hijau
(Purnomo,2006).
2.5.2 Gula
Gula adalah senyawa karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan komoditi pedagangan utama gula paling penting banyak diperdagangkan
dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi
manis pada makanan atau minuman. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari niratebu,
bit gula atau aren.
Gula mempunyai bentuk, aroma dan fungsi yang berbeda dari setiap
jenisnya. Ada beberapa jenis gula yang umum di gunakan dalam pengolahan
pangan diantaranya adalah gula pasir, gula pasir berebutir kasar dan gula bubuk.
2.5.3 Air
Air adalah zat cair yang tidak memiliki ras, warna dan bau. Air terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus H2O. Air merupakan salah satu larutan yang
hampir bersifat universal, maka zat-zat alamiah maupun buatan manusia hingga
tingkat tertentu dapt larut didalamnya.
Dalam pembuatan teh, air yang digunakan sebagai pelarut yang akan
melarutkan teh dan gula sehingga dapat menjadi minuman teh. Air yang
digunakan telah melewati beberapa tahapan proses sterilisasi dan perlakuan lain

11
untuk menjamin keamanannya dan tidak membahayakan ketika dikonsumsi.
2.6 Pengendalian Mutu
pengendalian mutu adalah kegiatan yang memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam hasil akhir, dengan kata lain
pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari bahan
lainnya yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan
dengan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Dalam pengawasan ini
semua performance barang dicek menurut standart dan semua penyimpangan.
Penyimpangan dari standart dicatat serta dianalisis dari penyimpangan yang
terjadi. semua penemuan-penemuan dalam hal ini digunakan sebagai umpan balik
untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan perbaikan
produksi pada masa yang akan datang (Assauri,1998).
Melalui pengendalian mutu terpadu, menejemen perusahaan mampu
menyelenggarakan usaha dagang berdasarkan kekuatan dan kekeyakinan atas
mutu produk dan jasa merek, yang memubgkinkan mereka bergerak maju dalam
volume pasar dan perluasan bauran produk dengan derajat penerimaan pelanggang
yang tinggi, stabilitas, dan pertumbuhan (Feigenbaum,1992).
Mutu merupakan ciri dan karakter penyelurujan dari suatu produk atau
jasa yang mempengaruhi kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan
konsumen. Konsumen akan puas ketika prodik yang mereka beli akan sesuai
denga keinginan dan harapannya. Kebutuhan konsumen akan barang dan jasa
bukan hanya dari segi kuantitas akan tetapi juga dari segi kualitas atau mutunya
(Suciptawati,2011). Pengendalian mutu sendiri yaitu suatu aktivitas menejemen
perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas suatu produk dapat
mempertahankan bagaimana yang telah di rencanakan (Romadhon, 2011).
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
tercapainya sasaran dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan yang
memproduksi agar dapat menciptakan kepuasan pelanggan (Yamit,2001).
Menurut Prawisento (2004) secaragaris besar pengendalian mutu dapat
diklarifikasikan sebagai berikut:
1. Pengendalian mutu bahan baku

12
2. Pengendalian dalam prose pengolahan
3. Pengendalian mutu produk akhir

13
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja


Magang Kerja ini dilaksanakan di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto. PT.
Sinar Sosro KPB Mojokerto beralamatkan di Jalan Ir. Sutami, Lingkar Awang-
awang Mojosari-Mojokerto 61382 Telp. (62-321) 590330, Fax. (62-321) 590323.
Pelaksanaa Magang Kerja dilakukan selama 45 hari yaitu pada tanggal 01
November 2019 sampai dengan 16 Desember 2019.
3.2 Metode Pelaksanaan Magang Kerja
Metode pelaksanaa yang digunakan dalam Magang Kerja ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode Wawancara Langsung
Dalam metode ini, mahasiswa melakukan wawancara dan diskusi dengan
pihak-pihak terkait untuk memperoleh informasi mengenai proses pengolahan
produk minuman teh dalam kemasan di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto.
2. Metode Praktik
Dalam metode ini, mahasiswa turut serta dalam kegiatan pengolahan dan
melakukan pengamatan secara langsung mengenai proses pengolahan produk
minuman teh dalam kemasan di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto guna
menambah keahlian dan skill.
3. Metode Studi Pustaka
Mahasiswa melakukan studi pustaka dari berbagai literature mengenai proses
pengolahan produk minuman teh dalam kemasan dan data-data lain yang
diperlukan di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto yang mendukung pelaksanaan
Magang Kerja.
4. Pengisian Jurnal Kegiatan dan Rekaman Kegiatan
Pengisian jurnal kegiatan bertujuan untuk mengetahui secara garis besar
kegiatan apa saja yang dilakukan setiap harinya, sedangkan pengisian rekaman
kegiatan bertuajuan untuk mengetahui dan mendokumentasikan kegiatan apa
saja yang dilakukan selama satu hari secara terperinci yang kemudian
ditandatangani oleh staf yang membimbing selama satu hari

14
5. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumen,
laporan, dan buku yang berhubungan dengan objek pembahasan. Data yang
dikumpulkan antara lain sebagai berikut:
a. sejarah perusahaan,
b. stuktur organisasi,
c. ketenagakerjaan, dan
d. diagram alir proses.

15
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Umum Perusahaan
PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman
teh dalam kemasan. Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam
kemasan yang pertama di Indonesia. Perusahaan minuman teh Sosro merupakan
perusahaan yang didirikan oleh keluarga Sosrodjojo yang dimulai pada tahun
1940 di kota Slawi Jawa Tengah. Berikut ini merupakan logo sosro yang disajikan
pada Gambar 4.1.

Ganbar 4.1 Logo PT Sinar Sosro

Keluarga Sosrodjojo memulai usaha dengan memproduksi dan


memasarkan teh wangi seduh dengan merk “Teh Cap Botol” untuk pertama kali
di kota Slawi Jawa Tengah. Nama dagang Sosro diambil dari nama keluarga
pendiri yaitu Sosrodjojo dan merk Teh Botol diambil dari nama teh wangi
seduh yang pertama dengan merk “Teh Cap Botol” (lihat contoh Gambar 4.2).
Pada tahun 1965, keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan
merambah ke Jakarta.

16
Gambar 4.2 Teh Wangi Cap Botol
Keluarga Sosrodjojo memperkenalkan teh wangi seduh dengan merk “Teh
Cap Botol” dengan melakukan strategi “Cicip Rasa” atau Product Sampling ke
beberapa pasar di Jakarta. Dalam melakukan strategi “Cicip Rasa” ini, keluarga
Sosrodjojo melakukan 3 tahap yaitu sebagai berikut.
a. Tahap 1, demo pembuatan teh (masak, seduh, dan pembagian
teh) di tengah keramaian, namun terkendala waktu yang
diperlukan terlalu lama dan teh yang telah dimasak tidak
dapat langsung dikonsumsi karena masih panas,
b. Tahap 2, penyeduhan teh di kantor lalu dibawa dengan mobil,
kendalanya minuman teh tumpah karena kondisi jalanan pada
saat itu yang masih kurang baik, dan
c. Tahap 3, air seduhan teh dimasukkan ke dalam botol “beling”
atau kaca dan ternyata dengan cara seperti ini dapat menarik
minat pengunjung.
Pada tahun 1969, dari tahap ke-3 timbul ide untuk menjual teh (ready to
drink) dalam kemasan botol kaca dengan nama Teh Botol Sosro. Pada tahun
1970, usaha penjualan teh (ready to drink) dalam kemasan botol kaca milik
keluarga Sosrodjojo mulai beranjak menjadi sebuah home industry.

Gambar 4.3 Pendiri PT Sinar Sosro


Para pendiri PT. Sinar Sosro terdiri dari (lihat Gambar 4.3):
a. Soemarsono Sosrodjojo (Alm.)
b. Soegiharto Sosrodjojo
c. Soejipto Sosrodjojo (Alm.)
d. Surjanto Sosrodjojo

17
Tahun 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya
memutuskan untuk memisahkan untuk memisahkan usaha teh siap minum
(Ready to Drink) dalam kemasan beling atau kaca dari usaha teh seduh
keluarga Sosrodjojo yaitu dengan mendirikan perusahaan baru. Perusahaan
baru ini bernama PT. Sinar Sosro pertama di kawasan Cakung (Bekasi-Jawa
Barat). Dengan adanya perusahaan baru ini diharapkan akan bisa lebih fokus
dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman teh ready to drink dalam
kemasan botol kaca (lihat Gambar 4.4). Generasi kedua keluarga Sosrodjojo
kemudian melakukan upaya distribusi skala nasional dengan inovasi minuman
teh ready to drink dalam kemasan botol kaca. Inovasi teh ready to drink ini
berkembang semakin pesat ketika PT. Sinar Sosro dikelola oleh generasi ketiga
dari keluarga Sosrodjojo. Inovasi tersebut berupa variasi cita rasa, segmen dan
target pasar, kemasan, dan strategi pemasaran. Wilayah distribusi PT. Sinar
Sosro terus meluas hingga mencapai skala internasional dengan kantor pusat
perusahaan tetap berada di Cakung (Bekasi-Jawa Barat).

Gambar 4.4 Perkembang Kemasan Botol untuk Produk Teh Botol Sosro
Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua
perusahaan yaitu PT. Sinar Sosro dan PT. Gunung Slamat.
1. PT. Sinar Sosro, perusahaan yang memproduksi teh siap minum
dalam kemasan. Produk produknya adalah Teh Botol Sosro, Fruit Tea
Sosro, Joy Tea, Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air minum Prim-
A yang disajikan pada Gambar 4.5
2. PT. Gunung Slamat, perusahaan yang memproduksi teh kering siap
saji. Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh

18
Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu, dan Teh Berko. PT.
Gunung Slamat mendapat penghargaan sebagai Top Brand Award
2008 untuk kategori Teh Celup.

Gambar 4.4 Produk PT Sinar Sosro


PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto hanya memproduksi 4 jenis
produk yaitu Teh Botol Sosro (TBS), S-tee Botol (STB), Tebs Botol
(TSB), Fruit Tea (FTB).
1. Teh Botol Sosro

Gamabar 4.6 Produk Teh Botol Sosro


Produk unggulan PT. Sinar Sosro adalah Teh botol Sosro kemasan botol
beling atau sering disebut RGB (Returnable Glass Bottle) merupakan produk
Teh siap minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia yang sudah
diluncurkan sejak tahun 1969. Untuk memenuhi kebutuhan pecintanya
dimanapun berada, Teh botol Sosro dengan inovasinya sampai dengan tahun
2017 ini telah memiliki banyak pilihan kemasan produk yaitu:
a. Kemasan botol beling, volume 220 ml
b. Kemasan kotak (Tetra Pak), volume 200 ml, 250 ml, 330 ml dan 1 Liter
c. Kemasan botol plastik PET 450 ml dan 350 ml
d. Kemasan pouch 230 ml.

19
2. S-tee
Pada tahun 90-an, untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap
produk teh dengan volume yang lebih banyak dan harga lebih terjangkau,
maka PT. Sinar Sosro meluncurkan produk teh siap minum dalam kemasan
botol beling dengan merk S-tee dengan volume 318 ml (lihat Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Produk S-tee


Dalam perkembangannya, sampai dengan tahun 2017 ini, S-Tee hadir
dalam berbagai kemasan yaitu:
a. Kemasan botol beling, volume 318 ml dan 234 ml
b. Kemasan kotak (Tetra Pak), volume 330 ml
c. Kemasan botol plastik PET 500 ml dan 350 ml
Berbagai kemasan S-Tee tersebut, tidak seluruhnya dipasarkan di seluruh
kota di Indonesia, cakupan distribusi masing-masing kemasan berbeda-beda.
Khusus untuk S Tee kemasan botol plastik PET 500 ml hanya bisa didapatkan
di seluruh modern outlet seluruh Indonesia.
3. Tebs
PT. Sinar Sosro berinovasi lagi dengan mengembangkan
minumana teh berkarbonasi dengan merk TEBS yang dikeluarkan pada
tahun 2004. keunggulan TEBS dibandingkan dengan minuman
bersoda lainnya adalah TEBS (lihat Gambar 4.8).

Gambar 4.8 Produk Tebs

20
Berbahan baku Ekstrak Teh, Ekstrak Teh Rosella serta
Konsentrasi Buah. Dimana masing-masing bahan baku tersebut
mempunyai manfaat untuk tubuh. TEBS regular diproduksi dengan
bahan baku yaitu Ekstrak Teh Hitam dicampur dengan kosentrasi
buah. Sedangkan TEBS Maroon yang dikeluarkan pada tahun 2011
berbahan baku Teh Hitam dengan Ekstrak Bunga Rosella. Namun,
TEBS MAROON tidak diproduksi lagi saat ini. TEBS hadir dalam
berbagai kemasan yaitu:
a. Kemasan botol beling, volume 230 ml
b. Kemasan kaleng (Can), volume 330 ml
c. Kemasan botol plastik PET, volume 500 ml

Untuk yang ingin menikmati TEBS MAROON hanya ada di


kemasan 500 ml saja. TEBS mempunyai tagline yang sangat sesuai
dengan rasa sodanya yang unik yaitu “Tea With Shocking Soda”.
4. Fruit Tea
Dengan bertujuan untuk pengembangan produk, maka PT. Sinar Sosro
pada tahun 1997 mengeluarkan produk minuman Teh dengan aneka rasa
buah yaitu Fruit Tea Sosro dengan target segmen Remaja (lihat Gambar
4.9).

Gambar 4.9 Produk Fruit Tea


Fruit Tea Sosro dengan tagline “Banyak Sensasinya” hadir dalam
berbagai rasa seperti:
a. Apel
b. Blackcurrant
c. Stroberi

21
d. Jambu klutuk
e. Freeze (perpaduan rasastroberi dan anggur sensasi dingin)
f. Extreme (perpaduan rasa apel dan blackcurrant)
g. Jeruk yuzu
h. Markisa
i. Kemasan botol beling, volume 235 ml
j. Kemasan genggam (Tetra Pak), volume 200ml
k. Kemasan kaleng (can), volume 318 ml
l. Kemasan kaleng botol plastik PET volume 500 ml dan 350 ml
m. Kemasan pouch volume 230 ml

Pada 2017, PT. Sinar Sosro sudah memiliki 12 kantor pabrik dan 13
kantor penjualan wilayah. Pabrik Sosro antara lain berada di Medan
(Sumatera Utara), Pandeglang (Jawa Barat), Cakung (Jakarta), Tambun
(Bekasi), Ungaran (Jawa Tengah), Gresik (Jawa Timur), Gianyar (Bali),
Cibitung (Jawa Barat), Mojokerto, Palembang, Pandaan, dan Minahasa Utara
(Sulawesi Utara). PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto adalah pabrik ke-10 yang
didirikan oleh PT. Sinar Sosro. Pabrik peracikan teh wangi dan pengemasan
teh seduh maupun teh celup berada di Slawa, Jawa Tengah. Untuk
mendapatkan bahan baku terbaik dengan kualitas unggul, PT. Sinar Sosro
memiliki perkebunan teh affiliasi yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa
Barat, yaitu:
a. Di Garut dengan luas 455 hektar dengan ketinggian 1.000 sampai dengan
1.250 meter di atas permukaan laut.
b. Di Tasikmalaya dengan luas 732 hektar dengan ketinggian 800 sampai
dengan 950 meter di atas permukaan laut.
c. Di Cianjur dengan luas 400 hektar dengan ketinggian 1.000 sampai
dengan 1.250 meter di atas permukaan laut Pangalengan
Proses pemilihan lokasi pabrik PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto
berlokasi di Jl. Ir Sutami Lingkar Awang-awang Mojokerto Jawa Timur. PT.
Sinar Sosro KPB Mojokerto resmi berdiri pada tanggal 6 Maret 2008. PT.
Sinar Sosro KPB Mojokerto memiliki luas 70.490 m2, luas bangunan 42.471

22
m2, dan Luas ruang terbuka hijau seluas 28.019 m2. PT. Sinar Sosro KPB
Mojokerto memproduksi minuman S-tea, Teh Botol Sosro dalam kemasan
botol kaca dan botol plastik, Tebs dalam kemasan botol kaca dan botol plastik,
serta fruit tea dalam kemasan botol kaca.
Sejak generasi pertama, keluarga Sosro memiliki satu filosofi mulia dan
selalu diterapkan pada setiap aktivitas bisnisnya. Filosofi tersebut adalah “Niat
Baik” (lihat contoh Gambar 4.10). Penyempurnaan dari penjabaran niat baik
itu direalisasikan ke dalam produk-produk Sosro yang selalu peduli 3K.
Kebersihan, Kualitas dan Keamanan. Maksudnya adalah produk yang bersih
dan berkualitas maka aman untuk dikonsumsi.

Gambar 4.10 Filosofi Sosro


Sebagai bukti, SOSRO selalu menjaga 3K dan RL (Peduli terhadap
Kualitas, Keamanan, Kesehatan, serta Ramah Lingkungan), SOSRO
mendapatkan penghargaan Sertifikat dan Award antara lain sebagai berikut :

1. ISO 9001 : 2008, yaitu sertifikat sistem manajemen mutu untuk


menjamin kualitas pengolahan dan hasil produk.
2. SNI (Standar Nasional Indonesia), dikeluarkan oleh lembaga
Sertifikasi Produk Departemen Perindustrian.
3. Halal, yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat-obatan & Kosmetika MUI) bekerja sama dengan

23
Departemen Agama, BPPOM dan Balai POM Daerah untuk
menjamin kehalalan bahan baku, proses dan produknya.
4. ISO 14000, yaitu sertifikat sistem lingkungan untuk menjamin
keamanan lingkungan.
5. HACCP, yaitu sertifikat sistem manajemen keamanan makanan
untuk menjamin produk yang aman bagi konsumen.
6. Piagam APKLI Award 2012 untuk “Bapak Joseph S. Sosrodjojo”
untuk Jasa dan Kepedulian Dalam Pemberdayaan Pedagang Kaki
Lima dari APKLI.
7. Customer Satisfaction Award No. 1 untuk “Teh Botol Sosro”
Category Ready To Drink Tea Brand of Teh Year 2012 dari Roy
Morgan Research.
8. Indonesia Best Brand Platinum Award 2010 untuk “Teh Botol
Sosro “ Category Non- carbonated Drink (2002-2010) dari SWA-
MARS.
9. Indonesia Best Brand Platinum Award 2010 untuk “Teh Botol
Sosro” Category Packaged Ready Drink (2006-2010) dari SWA-
MARS.
10. Teh Best Implementation of ISO 9001 Group untuk PT Sinar Sosro
dari
SUCOFINDO.
11. Teh Best In Achieving Total Customer Satisfaction untuk “Teh
Botol Sosro” Category Ready to-Drink Tea-Non Bottled dari
SWA Sembada dan Frontier Consulting.
12. Top Brand Award untuk “Fruit Tea Sosro Ready To Drink Tea-
Non Bottled (Tetrapack)” dari Majalah Marketing dan Frontier
Consulting.
13. Top Brand Award untuk “Teh Botol Sosro for Ready To Drink
Tea-Non Bottled (Tetrapack)” dari Majalah Marketing dan
Frontier Consulting.

24
14. Teh Most Powerful Distribution Performance 2009 untuk “Joy
Tea”, In Teh Most Powerful Account Management Index Green
Tea Ready to Drink Category untuk Brand Joy Tea.
15. Teh 3rd Best of Teh Best Packaging Award untuk “Teh Botol
Sosro”,Category RGB Drink dari Indonesia Best Packaging
Award 2009.
16. Teh 2nd Best of Teh Best Packaging Award untuk “Fruit Tea
Guava”, Category Ready To Drink Tea dari Indonesia Best
Packaging Award 2009.

17. Teh 2nd Best of Teh Best Packaging Award untuk “Country
Choice Jus Apel”, Category Juice dari Indonesia Best Packaging
Award 2009.
18. Brand of Choice by Community 2009 untuk “Teh Botol Sosro
“dari Indonesia Consumunity Expo.

4.2. Visi dan Misi


4.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan minum kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen kapan saja, di mana saja serta memberikan nilai tambah untuk
semua pihak terkait.
4.2.2 Misi Perusahaan
1. Membangun merek Sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas
dan unggul.
2. Melahirkan merek dan produk baru baik yang berbasis teh maupun
non-teh dan menjadikannya pemimpin pasar pada kategorinya
masing-masing.
3. Memimpin jaringan distribusi nasional dan membangun jaringan
Distribusi internasional.
4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhdapa pertumbuhan
jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun jumlah
pelanggan.

25
5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pimpinan yang
sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.
6. Memberikan kepuasan kepada para konsumen dan pelanggan
7. Memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisa negara.

4.3 Kebijakan Mutu


1. Memproduksi minuman yang berkualitas, unggul, aman dan halal
sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
2. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Sinar Sosro secara konsisten
menerapkan sistem manajemen mutu, sistem keamanan pangan dan
sistem jaminan halal melalui pengendalian mutu terpadu di semua lini
perusahaan sesuai standar yang telah ditetapkan.
4.4 Struktur organisasi
Struktur organisasi atau manajemen di PT. Sinar Sosro terdiri dari tiga
level yaitu, first level management, middle management, dan top management.
PT. Sinar Sosro Mojokerto berada di bawah tanggung jawab Wakil Direktur
Manufacturing Regional 1 dan dipimpin oleh seorang General Manager (GM).
GM berdasarkan struktur manajemen berada pada tingkat top management.
Level di bawah top management adalah middle management yang berposisi
sebagai manager. Manager yang ada di PT. Sinar Sosro Mojokerto terdiri atas
Production and Maintenance Manager, Quality Control Manager, Personal
and General Affair Manager, dan Accounting and Finance Manager. Level
terakhir dari hirearki manajemen adalah first level management yang intensitas
kontak langsung dengan pegawai/pekerja lebih sering. Posisi yang berada di
first level management adalah supervisor dan asisten supervisor. Untuk
Struktur organisasi PT Sinar Sosro KPB Mojokerto dapat dilihat pada
Lampiran 5.
4.5 Lokasi dan Tata letak perusahaan
PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto terletak di wilayah Mojokerto, tepatnya
di Jalan Ir. Sutami, Lingkar Awang-Awang, Mojosari-Mojokerto. PT. Sinar
Sosro KPB Mojokerto memiliki luas 70.490 m2, luas bangunan 42.471 m2, dan
Luas ruang terbuka hijau seluas 28.019 m2. Pemilihan lokasi PT. Sinar Sosro

26
KPB Mojokerto ini berdasarkan beberapa aspek yaitu sebagai berikut.
a. Ketersediaan Air
PT. Sinar Sosro merupakan sebuah industri penghasil minuman
yang menggunakan air sebagai bahan baku utama pembuatan
produknya. Oleh karena itu, diperlukan air dalam jumlah yang besar
dan memiliki kualitas yang baik. Penggunaan air dalam industri ini
meliputi pencucian krat dan botol kaca dan sebagai bahan baku produk
Teh Botol Sosro, Sosro Fruit Tea, Tebs, dan S-tee. PT. Sinar Sosro
KPB Mojokerto memiliki 6 sumur dengan kedalaman 150 meter dari
permukaan tanah.
b. Tenaga Kerja
Proses produksi di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto sebagian besar
telah berjalan dengan menggunakan sistem machine based production
dimana tenaga kerja yang diperlukan tidak terlalu banyak. Tenaga
kerja yang ada di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto sebagian besar
berasal dari daerah sekitar PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto
c. Sarana Transportasi
Produk-produk di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto dipasarkan ke
kotakota yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga diperlukan akses
yang mudah dijangkau menggunakan berbagai macam sarana
transportasi. Adapun batas wilayah dari PT. Sinar Sosro KPB
Mojokerto adalah sebagai berikut.
a. Sebelah Timur: Pemukiman penduduk,
b. Sebelah Barat: Persawahan penduduk,
c. Sebelah Utara: Jalan Raya Ir. Sutami, dan
d. Sebelah Selatan: Pemukiman penduduk.

27
Gambar 4.11 Pabrik PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto

28
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengendalian Mutu Bahan Baku Pembuatan Teh Botol Sosro


Pada PT. Sinar Sosro pengendalian mutu berada dalam tanggung jawab
Departemen QC (Quality Control).pengendalian Mutu dalam Departemen QC
dilakukan pada inspector incoming Material, Field Inspector, Kimia Analysis,
Microbiology Analysis.
Produk standart adalah poduk yang dihasilkan dari proses yang sudah
memenuhi standar (sesuai dengan standart yang telah ditetepkan). Produk yang
sesuai dengan standart akan diserah terimakan pada gudang barang jadi, namun
masih berstatus ”KARANTINA INKUBASI”. Selama masa inkubasi dilakukan
pengujian fisik, kimia, organoleptik dan mikrobiologi. Jika hasil pengujian telah
sesuai dengan standart maka produk akan di released namun apabila hasil
pengujian tidak sesuai dengan standart yang tidak ditentukan makan akan
dilakukan pemusnahan.
Untuk produk non standart tidak akan diserah terimakan pada gudang
barang jadi melainkan akan dikarantina. Kemudian akan dilakukan pengujian
terhadap kondisi fisik dan mikrobiologis lagi.
5.1.1 Bahan Baku Utama
1. Mutu Teh Kering
Jenis teh yang diigunakan sebagai bahan baku pembuatan produk Teh
Botol Sosro yaitu teh kering. Teh kering tersebut merupakan teh jenis SPRR
(melati superior) yang merupakan campuran antara teh hijau dengan bunga melati
dan bunga gambir (melati hutan) sebagai bahan baku utamanya yang dikenal
dengan sebutan jasmine tea. Teh hijau merupakan salah satu jenis teh dalam
pengolahannya tidak melalui proses fermentasi. Untuk teh kering yang digunakan
untuk bahan baku produk Teh Botol Sosro
Teh kering yang digunakan untuk produksi TBS adalah teh hijau superior
(Teh SPRR). Teh hijau merupakan jenis teh yang dalam proses pengolahannya
menjadi teh kering tidak melalui tahapan fermentasi. Umumnya teh hijau diseduh
akan memberikan warna kehijauan pada air seduhan. Namun untuk teh hijau yang

29
digunakan disini, air seduhan berwarna coklat keemasan. Teh hijau yang
digunakan merupakan jenis teh superior. Superior dalam tingkat kualitas teh
menunjukkan bahwa teh tersebut adalah teh grade pertama, meskipun standar
superior sendiri berbeda untuk masing-masing perkebunan. Secara lebih spesifik
jenis teh yang digunakan memiliki perbandingan tertentu antara jenis peko, jikeng
dan tulang. Teh hijau SPRR yang digunakan di PT. Sinar Sosro berasal dari
gunung Slamet Slawi, yang merupakan bagian dari group Sosro. Jumlah teh yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan TBS adalah 50 kg per batch. Persediaan teh
digudang berdasarkan tingkat kebutuhan dari produksi. Jumlah minimal teh yang
harus tersedia dalam gudang adalah cukup untuk 3 hari proses produksi. Dengan
demikian berarti jika dalam satu shift proses pengolahan dilakukan 6 batch, maka
kebutuhan teh dalam 3 hari x 3 shift /hari x 6batch/shift x 51 kg/batch = 2754 kg
teh. Pada prakteknya sebelum jumlah tersebut order ke supplier sudah dilakukan.
Kontiyuitas ketersediaan teh terjamin kerena PT SSU memiliki group perusahaan
yang khusus menangani persediaan teh kering, yaitu PT.Gunung Slamet.
Teh diangkut dari Gunung Slamet dengan truk. Teh dikemas dalam
kemasan plastik per 50 kg dan dikemas lagi dalam karung. Teh kering disimpan
dalam gudang induk teh berukuran 6x8x4 m3 dengan dinding dilapisi seng.
Penggunaan seng dimaksudkan untuk menjaga agar suhu dalam ruang relatif
stabil. Bagian lantai dilapisi kayu atau semacam pallet dengan tinggi ± 20 cm,
untuk menghindari kontak langsung teh dengan lantai, sehingga kontaminasi
dapat dicegah. Teh yang akan digunakan untuk produksi diangkut dengan
forklift ke gudang bahan harian. Jumlah teh yang diangkut ke gudang harian
adalah kebutuhan teh untuk satu kali shift. Di dalam gudang harian teh diletakkan
diatas pallet terpisah dengan crown dan gula, namun masih dalam satu ruangan.
Gudang harian berada dalam satu atap dengan ruang produksi dengan lantai
gudang terbuat dari keramik. Dinding gudang dilapisi juga dengan keramik untuk
bagian 2 m dari lantai dan dibagian lain dicat dengan cat minyak. Tidak terjadi
pengaturan suhu dan kelembapan dalam gudang tersebut
Pengendalina mutu teh kering dilakukan oleh bagian QC (incoming Material).
Pengendalian mutu dilakukan setiap barang datang dengan cara analisa kimia dan

30
fisik seperti: Uji Tannin, Uji Kadar Air dan Uji Mikrobiologi. Syarat mutu teh
berdasarkan SNI (Standart Nasional Indonesia) dapat dilihat pada Tabel 5.1.1
dibawah ini.
Tabel 5.1.1 Syarat Mutu Teh Wangi Berdasarkan SNI 01-0222-1995
Jenis uji Satuan Persyaratan
Aroma teh kering - Wangi khas
Rasa dan aroma air seduhan - Normal khas
Benda+ asing % b/b Tidak boleh ada
Bahan pewangi yang tersisa % b/b Maks. 2
Air % b/b Maks. 8
Abu % b/b 4-7
Bahan tambahan pangan:
- Sesuai SNI 01-0222-1995
Pewarna
Cemaran logam
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 150
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0
Seng (Zn) mg/kg Maks. 40
Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03
Timah (Sn) mg/kg Maks. 40
Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
Cemaran Microba :
Angka Lempeng Total (ALT) Koloni/g Maks 3 x 103
Coliform APM/g Maks 1 x 102
Kapang Koloni/g Maks 1 x 104
Sumber: Badan Standar Nasional,2002
1. Uji Kadar Tannin
Tannin merupakan salah satu senyawa polifenol dengan berat molekul
(BM) yang cukup tinggi (lebih dari 1000) yang dapat dijumpai pada
pertumbuhan. Tannin pada teh memiliki sifat tidak berwarna, larut dalam air,
serta membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh (Sulistiono 2007).

31
Teh mengandung tannin yang bersifat sebagai antiseptik, antidiabetik dan
anti kanker. Tannin yang terkandung dalam minuman seperti: teh, kopi,
anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa yang khas. Metode penetapan
kadar tannin total yang biasanya digunakan terdiri dari 3 (tiga) macam metode
yaitu: metode gravimetric, metode volume/titrasi dan metode kolorimetri.
Metode yang digunakan di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto untuk
menentukan kadar tannin pada teh kering adalah metode volume/titrasi. Jika
kadar tannin pada teh kering kurang maka penggunaan teh kering pada saat
diolah menjadi bubuk, jumlah teh kering ditambah sehingga kadar tannin pada
teh sesuai standar yang telah ditetapkan.
Adapun cara pengujian tannin yang terkandung dalam teh dengan metode
titrasi yaitu:
a. Panaskan air, kemudian masukkan teh SPRR dan aduk perlahan selam 30
menit searah jarum jam. Kemudian saring dan dinginkan.
b. Siapkan larutan untuk filtrat yaitu 20 ml seduhan teh, gelatin 10 ml, NaCl
20 ml dan Bolus Alba 1 gram. Kocok hingga berbusa dan saring
menggunakan kertas saring.
c. Siapkan larutan A yaitu indigo carmine 5 ml, seduhan teh 2 ml dan
monodes 150 ml. kemudian titrasi dengan KMnO4 hingga berwarna
kuning keemasan.
d. Siapkan larutan B yaitu indigo carmine 5 ml, monodes 150 ml dan hasil
fitrat 5 ml. kemudian dititrasi menggunkan KMnO4 hingga berwarna
kuning.
2. Uji Kadar Air
Kadar air adalah presentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering
(dry basis). Kadar air basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100
persen.
Penentuan kadar air merupakn analisa penting dalam pengujian
pangan, karena kadar air yang terkandung akan mempengaruhi kualitas dan

32
stabilitas bahan. Jika kadar air terlalu tinggi maka bahan baku teh akan mudah
rusak oleh jamur, pemanasan, serangga, dan resiko-resiko lainnya.
Cara penentuan kadar air yang sering digunakan di PT. Sinar Sosro
KPB Mojokerto yaitu dengan diukur menggunakan alat infra Red Moisture
Balance. Kadar air dalam teh kering harus sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dan telah disepakati oleh supplier teh kering yaitu
Gunung Slamet Slawi.
3. Pengujian Secara visual
Pengecekan visual yaitu dengan mengecek teh jering SPRR dengan
parameter tidak terdapat jamur, aroma wangi khas Sosro, seduhan teh berwarna
coklat keemasan, memiliki rasa sepat yang menonjol dan tidak terdapat benda
asing lainnya yang bukan teh kering SPRR.
4. Pengujian Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan setelah sampel teh diseduh. Pengujian
organoleptik meliputi uji warna hasil seduhan teh, aroma, dan rasa hasil
seduhan teh kering. Pengecekan tidak hanya meliputi kadar tannin, kadar air,
dan uji mikrobiologi, perlu dilakukan pengecekan secara visual dan
organoleptik yang meliputi warna dan rasa teh kering. Pengecekan secara
organoleptik aroma dengan indra penciuman dengan standart yang telah
ditetapkan yaitu aroma teh wangi khas Sosro. Penegecekan secara
organoleptik warna teh kering dengan indera penglihatan dimana standar
warna telah ditetapkan yaitu hijau kecoklatan, sedangkan pengecekan secara
organoleptik rasa dari teh kering yaitu memiliki rasa pahit dan sepat khas
Sosro.
5. Pengujian Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi meliputi pengambilan sampel untuk verivikasi
internal uji Total Plate Count (TPC), yeast, mould, dan coliform.
2. Mutu Air
Pengendalian mutu air di PT. Sinar Sosro dilakukan degan analisis sampel
air diantaranya meliputi analisi terhadap warna, bau, turbidity, kadar CL2,
Kesadahan, pH, alkanita, kadar Cl-, kadar Fe dan jumlah mikroorganismenya.

33
Parameter analisis dapat dilihat pada Tabel 5.1. selain analisi kimia juga
dilakukan analisis mikrobiologi terhadap air yang akan digunakan untuk
proses produksi yaitu air pada tangki buffer dan air pada tangki carbon filter.
Pengambilan sampel dilakukan sehari sekali selama produksi air diunit Water
Treatment berjalan. Pengujian mikrobiologi pada air dilakukan menggunakan
teknik pour plate dengan sampel sebanyak 5ml dalam 15ml media. Pengujian
dan mikrobiologi ini dilakukan untuk memasukkan air yang akan digunkan
dalam produksi dalam produksi sesuai dengan standart yang telah ditetapakan.
Air merupakan bahan baku utama dalam proses produksi Teh Botol Sosro.
Air yang sebagai bahan baku proses produksi Teh Botol Sosro pada PT. Sinar
Sosro KPB Mojokerto adalah air yang diolah sendiri oleh perusahaan melalui
proses water treatment (WT). Unit water treatment merupakan unit
pengolahan air mentah menjadi air baku. Air yang digunakan dalam proses
produksi Teh Botol Sosro pada PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto berasal dari
air sumur dengan kedalaman 150-200 m dibawah permukaan tanah. Jumlah
sumur disekitar pabrik berjumlah 6 sumur, namun saat ini hanya
membutuhkan 4 sumur yang digunakan karena menyesuaikan dengan jumlah
produksi. Air baku yang digunakan dalam proses produksi memiliki arti
bahwa air tersebut merupakan air yang siap minum dengan kriteria tidak
bewarna, tidak berasa, tidak berbau, kesadahan rendah, tidak mengandung
bahan kimia dan benda asing. Air yang berasal dari sumur diolah pada unit
water treatment untuk memperoleh air baku yang bermutu baik dan memenuhi
standar yang telah ditetapkan sehingga produk yang dihasilkan juga memiliki
kualitas yang baik pula. Syarat mutu air menurut SNI 01-3553-2006 dilihat
pada Tabel 5.1.2

34
Tabel 5.1.2 Syarat mutu air menurut SNI 01-3553-2006
Kriteria uji Satuan Persyaratan
Air mineral Air mineral
Keadaan

Bau - Tidak berbau Tidak berbau

Rasa Normal Normal

Warna Unit Pt-Co maks. 5 maks. 5


Ph - 6,0-8,5 5,0 – 7,5
Kekeruhan NTU maks. 1,5 maks. 1,5
Zat yang terlarut mg/l maks. 500 maks. 10
Zat organik (angka KMno4) mg/l maks. 1,0 -
Total organik karbon mg/l - maks. 0,5
Nitrat (sebagai NO3) mg/l maks. 45 -
Nitrit (sebagai NO2) mg/l maks. 0,005 -
Amonium (NH4) mg/l maks. 0,15 -
Sulfat (SO4) mg/l maks.200 -
Klorida (Cl) mg/l maks. 250 -
Flourida (F) mg/l maks. 1 -
Sianida (CN) mg/l maks. 0,05 -
Besi (Fe) mg/l maks. 0,1 -
Mangan (Mn) mg/l maks. 0,05 -
Klor bebas (Cl2) mg/l maks. 0,1 -
Kromium (Cr) mg/l maks. 0,05 -
Barium (Ba) mg/l maks. 0,7 -
Boron (B) mg/l maks. 0,3 -
Selenium (Se) mg/l maks. 0,01 -
Cemaran logam
Timbal (Pb) mg/l maks. 0,005 maks. 0,005
Tembaga (Cu) mg/l maks.0,05 maks.0,05
Kadmium (Cd) mg/l maks. 0,003 maks. 0,003
Raksa (Hg) mg/l maks. 0,001 maks. 0,001
Perak (Ag) mg/l - maks. 0,025
Kobalt (Co) mg/l - maks. 0,01
Cemaran arsen mg/l Maks. 0,1 maks. 0,1
Cemaran mikroba :
Angka lempeng awal *) koloni/ml Maks. 1,0 x 102 Maks. 1,0 x 102
Angka lempeng total akhir **) koloni/ml Maks. 1,0 x 102 Maks. 1,0 x 102
Bakteri bentuk koli
Salmonella APM/100ml <2 <2
Pseudomonas aeruginosa - Negatif/100ml Negatif/100ml
Koloni/ml Nol Nol

Sumber: Badan Standar Nasional Indonesia (2006)

35
a. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebahasan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH sangat
penting sebagia parameter kualitas air karena mengontrol tipe dan laju
kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Besaran pH berkisar 0 (sangat
asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH krang dari 7
menunjukkan lingkungan yang masam, dedangkan pH diatas 7
menunjukkan lingkungna yang basa (alkalin). pH=7 disebut netral.
Frekuensi pH air sangat ditentukan oleh alkalinitas air tesebut. Apabila
alkalinitasnya sangat tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan
pH-nya ke nilai semula apabila terjadi perubahan pada nilai Ph.
pengukuran pH dilakukan dengan menggunkan alat pH meter.
b. Alkalinitas
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan
indikasi kesuburan yang diukur dengan karbonat. Alkalinitas adalah
kapasitas air utuk menetralkan tamabahan asam tanpa penurunan nilai pH
larutan. cara ini alkalinitas dengan metode titrasi yaitu di titrasi dengan
menggunakan H2SO4 dari warna merah menjadi merah muda bening. Jika
tambahan indicator PP tetap tidak berwarna, maka perlu ditambahkan
indicator MO sebanyak 3 tetes kemudian dititrasi dengan H2SO4 hingga
berwarna jingga. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm.
c. Hardness
Kesadahan (hardness) adalah kandungan mineral-mineral tertentu
didalam air, umunya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk
garam karbonat. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai
hardness, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil dan relatif sulit diukur.
Cara pengujian hardness yaitu dengan menggunakan 50 ml larutan gula
dan tambahan indicator EBT dan pH buffer lalu dititrasi dengan EDTA
1:4 sampai warna biru
d. Klorida
Klorida adalah ion yang terbentuk saat klor mendapatkan satu

36
electron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif). Klorida
sering terdapat di dalam bentuk terikat maupun bebas. Kandungan klorida
dalam air selalu brada sehingga penentuan kadar zat organic. Kadar
klorida yang terlalu tinggi akan mengganggu indera rasa karena
menyebabkan endapan dalam alat masak di industri. Cara uji klorida yaitu
di titrasi dengan AgNO3, 0,02 N hingga terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi merah bata.
e. Turbidity
Turbidity atau kekeruhan digunakan untuk menyatakan derajat
kejernihan di dalam air. Kekruhan air biasanya terdiri dari partikel organic
maupun anorganik yang merupakan padatan/solid tidak larut dalam air.
Ukuran partikel solid bervariasi dari 0,45 micron sampai yang paling besar
(1 micron = 0,001 mm). pengukuran kekeruhan merupakan kunci dari
suatu kualitas air. Pengukuran Turbidity dilakukan dengan menggunakan
turbidimeter.
f. Conductivity
Conductivity adalah jumlah mineral yang larut dalam air dean
menjadi larutan yang homogeny. Conductivity tidak tergantung pada jenis
mineral yang larut dalam air. Ukuran partikel solid bervariasi sampai lebih
dari 0,4 micron (1 micron=0,01 mm). contoh mineral seperti sodium (Na),
potassium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Choloride (Cl), Sulfate
(SO4), Nitrate (NO3) dll. Setiap mineral mempunyai harga batas kelarutan
didalam air. Pengaruh mineral terlarut membuat air tidak 100% pure dan
semakin besar mineral yang terlarut di dalam air, maka conductivity
problem kerak. Pengukuran conductivity dilakukan dengan
conductivitymeter.
g. Klorida
Klorin banyak digunakan sebagai oksidator dan desinfektan.
Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air
karena berbentuk asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk
natrium hipoklorit akan menaikkan alkalitas air tersebut sehingga pH akan

37
lebih besar. sedangkan kalsium hipoklorot akan menaikkan pH dan
kesadahan total yang di desinfektan kaporit adalah senyawa kimia
(CaOCl2), yang pada kadar tinggi akan bersifat korosif, sedangkan pada
kadar rendah dapat digunakan untuk penjernihan air. Jumlah klorin dalam
air tentunya harus dalam kadar rendah agar tidak membahayakan bagi
kesehatan tubuh. Untuk menguji kadar klorin dalam air yaitu dengan
metode colorimetric yang diukur dengan lat klorin compare meter.
3. Mutu Gula
Gula yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan Teh Botol
Sosro adalah jenis gula rafinasi. Gula rafinasi (refined sugar) merupakan gula
hasil olahan lanjut dari raw sugar atau gula mentah yang diproses dengan
proses defikasi, dimana gula tidak dapat dikonsumsi langsung oleh manusia.
Gula rafinasi dipilih sebagai bahan pemanis dalam proses produk pembuatan
Teh Botol Sosro karena gula rafinasi memiliki karakter fisik berupa ukuran
kristal lebih kecil dan warna yang lebih putih. Selain itu, gula rafinasi
memiliki keunggulan yaitu memiliki kandungan warna yang lebih bening,
natural dan putih serta sifat tidak mengumpal, dan rasanya lebih manis
dibandingkan gula yang sering dikonsumsi (Ambhen, 2011).
Perbedaan gula rafinasi dan gula kristal putih adalah proses produksi
pembuatannya, gula rafinasi melalui proses karbonasi, sedangkan gula
kristal putih memakai proses sulfitasi. Gula rafinasi memiliki standar mutu
khusus yaitu mutu I (nilai ICUMSA < 45 ) dan mutu II ((nilai ICUMSA
46-806). Sehingga gula rafinasi dipilih sebagai gula yang digunakan untuk
bahan baku proses produksi Teh Botol Sosro. Untuk gula rafinasi yang
digunakan sebagai bahan pembuatan produk Teh Botol Sosro dapat dilihat
Pengendalian mutu gula di lakukan oleh departemen QC dengan
melakukan pemeriksaan fisik secara langsung dari kondisi sampel. Gula yang
dipilih untuk bahan pembuatan teh botol sosro adalah gula rafinasi. Gula
rafinasi dipilih karena kandungan ash dalam gula tersebut hanya 0,002%,
sehingga tidak akan menimbulkan endapan (syarifuddin,2011) Selain itu
keunggulan gula rafinasi memiliki kandungan warna yang lebih bening,

38
natural dan putih dan sifat memiliki sifat yang tidak mudah menggumpal.
Selain itu .rasanya lebih manis dibandingkan gula yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat (Ambhen, 2011).
Dalam laboratorium Analisi Kimia PT. Sinar Sosro mutu gula dilakukan
pengujian kimia dan fisik seperti: uji Hardness, Turbidity, Kadar Gula, Fe, pH,
Uji mikrobiologi dan UJi Tes Flock. Syarat mutu gula rafinasi sesuai dengan
Standart SNI 3140.2:2011 dapat dilihat pada tabel 5.1.3
Tabel syarat mutu Gula Kistal Rafinasi SNI 3140.2:2011
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
I II
0
Polarisasi Z Min. 99,80 Min. 99,70
Gula reduksi % Maks.0,04 Maks.0,04
Susut pengeringan %, b/b Maks. 0,05 Maks. 0,05
Warna larutan IU Maks. 45 Maks. 80
Abu %, b/b Maks. 0,03 Maks. 0,05
Sedimen mg/kg Maks. 7,0 Maks. 10,0
Belerang Dioksida (SO2) mg/kg Maks. 2,0 Maks. 5,0
Timbal mg/kg Maks. 2,0 Maks. 2,0
Tembaga mg/kg Maks.2,0 Maks.2,0
Arsen mg/kg Maks.1,0 Maks.1,0
Angka lempeng total koloni/10g Maks. 200 Maks. 250
Kapang koloni/10g Maks. 10 Maks. 10
Khamir koloni/10g Masks. 10 Masks. 10
Sumber : Badan Standart Nasional Indonesia (2011)
a. Hardness
Kesadahan (hardness) adalah kandungan mineral-mineral tertentu
didalam air, umunya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula
mempengaruhi nilai hardness, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil
dan relatif sulit diukur. Cara pengujian hardness yaitu dengan
menggunakan 50 ml larutan gula dan tambahan indicator EBT dan pH
buffer lalu dititrasi dengan EDTA 1:4 sampai warna biru
Pengecekan hardness pada larutan gula dilakukan untuk
mengetahui kesadahan yang ada pada gula pasir tersebut akan
digunakan untuk proses produksi. Jika kadar kesadahan pada gula
tinggi maka gula pasir tersebut akan dikembalikan kepada supplier.
b. Turbidity
Kejernihan (turbidity) adalah uji kekeruhan dengan satuan NTU

39
(Nephelometric Turbidity Unit). Alat yang digunakan adalah
turbidimeter. Alat ini bekerja berdasarkan pencerahan cahaya yang
dapat ditembus dalam media air. Semakin banyak cahaya yang
terpantul atau menyebar semakin tinggi nilai turbidity maka nilai atau
kualitas gula semakin buruk karena cahaya yang dipancarkan terhalang
oleh kotoran dan sebaliknya semakin jernih air gula maka nilai
turbiditynya akan rendah. Cara pengujian turbidity yaitu dnegan
mengambil sampel lalu dimasukkan tabung turbiditymeter, tekan
tombol power lalu read, tunggu sampai alat selesai mengecek.
c. Kadar Gula
Kadar gula adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemanisan pada suatu larutan. alat yang digunkan untuk mengukur
gula adalah Refractometer. Jika hasil pengukuran kadar gula pada
suatu larutan gula sesuai standart yang ditetapkan maka gula akan di
terima oleh perusahaan.
d. Uji Besi (Fe)
Uji besi (Fe) merupakan pengujian untuk mengetahui kadar Fe dalam
larutan gula, satuan yang digunakan yaitu part per Million (ppm).
Metode pengujian menggunakan colourimeter dan reagen yang
digunakan adalah Fe-AN
e. Uji Keasaman (pH)
Keasaman (pH) adalah derajat yang digunakan untuk menyatakan
tingkat kemasaman atau basa yang dimiliki oleh satu larutan. sebelum
mengukur kadar pH pada suatu larutan gula, diukur kadar pH pada air
terlebih dahulu. Air yang norman mempunyai pH netral antara 6,5-8,5.
Setelah itu dilakukan pengukuran ph pada larutan gula untuk
mengetahui kadar ph yang ada pada larutan. alat yang digunakan pada
pengukuran ph dinamakan pH meter. Jika ph pada larutan gula kurang
atau lebih standart yang telah ditetapkan maka gula pasir yang telah
datang dikembalikan kembali ke supplier.
f. Uji Mikrobiologi

40
Pemeriksaan mikrobiologi meliputi pengambilan sampel untuk
verifikasi internal uji Total Plate Count (TPC), yest, mould dan
coliform.
g. Uji Flock
Cara pepengujian tes flock yaitu pencampuran air monods
sebnayak 100 ml selanjutnya pengambilan 30ml dan penambahan TCA
6ml, selanjutnya diambil sebanyak 20ml, kemudian pengambilan
alkohol 96% sebanyak 20ml lalu di campur. Hasil pengujian flock
dapat diketahui setelah 24 jam.
5.1.2 Pengendalian Bahan Baku
1. Penerimaan Bahan Baku Teh
Penerimaan bahan baku pada PT Sinar Sosro harus melalui tahapan
pengujian dengan mengambil sampel yang dilakukan oleh bagian Quality
Control (QC). Bahan baku pembuatan Teh Botol Sosro adalah teh kering,
gula rafinasi Untuk bahan baku berupa teh kering yang didatangkan oleh
supplier harus melalui tahap pengujian bahan baku yang dilakukan oleh
bagian Inspector Incoming Materials pada departemen Quality Control.
Pengambilan sampel teh dilakukan dengan pengambilan sampel acak dari
teh kering yang baru datang dari supplier. Selain itu, dari satu waktu
kedatangan apabila terdapat kode dengan nomor kode produksi dan
product ID yang berbeda, maka akan diambil sampel dari setiap kode
produksi dan product ID tersebut. Teh akan dicek kualitasnya sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Kualitas teh diuji
berdasarkan parameter fisik dan kimia. Parameter fisik teh yang diamati
yaitu kemasan tidak rusak, aroma atau rasa seduhan dan tidak terdapat
jamur serta kontaminan beberapa benda asing atau logam. Parameter
dilakukan dengan uji berat jenis dan parameter kimia dilakukan dengan
pengujian kadar tanin dan kelembapan (moisture). Kadar tanin akan
mempengaruhi waktu penyimpanan bahan baku teh.
Pengujian kimia dilakukan dengan dua cara yaitu uji dengan alat
dan uji secara manual. Moisture diukur menggunakan alat yang dinamakan

41
Moisture Balance. Pengujian berat jenis dilakukan dengan menimbang
berat sampel teh dan mengukur volume air kemudian diukur berat jenisnya
menggunakan rumus berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 = x1000
Volume

Pengujian selanjutnya adalah uji tanin dengan melarutkan sampel teh


kemudian di ekstraksi pada air panas dengan suhu > 95oC. Air seduhan teh
disaring dan selanjutnya dilakukan uji tanin dengan menggunakan metode
permanganometri. Metode Permanganometri merupakan salah satu metode
titrasi yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini
sering digunakan karena memiliki kelebihan yaitu permanganometri
merupakan oksidator kuat tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh
dan terjangkau (Khopkar, 2003). Untuk teh jenis SPRR yang digunakan
dalam pembuatan produk Teh botol sosro memiliki syarat mutu:
1. Tidak terdapat cemaran jamur atau benda asing (logam)
2. Aroma wangi bau khas sosro
3. Seduhan teh bewarna coklat kemasan
4. Memiliki rasa sepat yang menonjol
2. Penerimaan Bahan Baku Gula
Penerimaan bahan baku pada PT Sinar Sosro harus melalui tahapan
pengujian dengan mengambil sampel yang dilakukan oleh bagian Quality
Control (QC). Bahan baku pembuatan. Gula rafinasi yang didatangkan
oleh supplier harus melalui tahap pengujian bahan baku yang dilakukan
oleh departemen Quality Control. Pengambilan sampel gula yang baru
datang dilakukan secara acak. Jika terdapat satu waktu kedatangan apabila
terdapat kode dengan nomor batch yang berbeda akan dilakukan
pengambilan sampel dari setiap batch tersebut. Pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui kualitas dari gula rafinasi adalah pengujian standar brix,
Fe, pH, hardness, flock, dan turbidity yang dilakukan oleh bagian
Incoming Material pada departemen Quality Control. Brix merupakan
satuan dari total padatan terlarut dimana semakin tinggi brix maka
kekentalan gula semakin tinggi pula dikarenakan air sebagai pelarut

42
mengalami penguapan sehingga mengakibatkan kekentalan meningkat.
Nilai brix menunjukkan tingkat kemanisan gula, jika semakin tinggi nilai
brix rasanya akan semakin manis dan warna gula akan semakin merah atau
kuning (Diniyah et al, 2012). Dalam pengujian nilai brix gula
menggunakan refraktometer, untuk mengukur kadar Fe menggunakan alat
Fe Test dan untuk mengetahui nilai pH menggunakan alat pH meter.
Untuk pengujian flock diukur dengan mengukur turbidity dari sampel
menggunakan alat turbidity dan dibandingan dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk pengujian hardness dilakukan dengan.
Menggunakan metode titrasi dengan indicator EBT dan titrasi EDTA 1:4,
kemudian hasilnya dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑚𝑙 𝐸𝐷𝑇𝐴
𝐻𝑎𝑟𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 =
2,5
3. Peyimpanan Bahan Baku Teh Kering
Teh yang telah lolos uji selanjutnya disimpan di dalam Gudang
Bahan Baku II sebelum digunakan untuk proses produksi. Penyimpanan
teh ditempatkan diatas palet dengan cara ditumpuk langsung diatas lantai
gudang yang sudah dilapisi plat aluminium, ditempatkan perbalok sesuai
dengan tanggal kedatangan supaya mempermudah proses FIFO, dan
kondisi gudang penyimpanan harus sesuai standart perusahaan. Kondisi
gudang penyimpanan teh yakni pintu gudang harus selalu tertutup, RH ≤

80, temperature ruang ≤ 40 oC, tidak terkena paparan sinar matahari

secara langsung, dan kebersihan gudang terjaga.


4. Penyimpanan Bahan Baku Gula
Setelah diperoleh hasil pengujian, dan jika dinyatakan sesuai
dengan standart mutu yang ditetapkan oleh perusahaan maka proses
selanjutnya adalah penyimpanan bahan baku. Gula disimpan pada Gudang
gula atau Gudang Bahan Baku I. Gula disimpan dalam bentuk susunan
dalam palet. Dalam satu palet maksimal terdapat 3 tumpukan palet. Dalam
peletakan pallet gula diurutkan sesuai dengan tanggal kedatangan agar
mempermudahkan proses FIFO saat bahan baku akan digunakan untuk

43
proses produksi. selain itu, dalam proses penyimpanan gula pada Gudang
Bahan Baku I harus memperhatikan kondisi gudang. Kondisi gudang
penyimpanan gula yaitu pintu gudang harus selalu tertutup, RH ≤80%,

temperature ruang ≤ 40 oC, tidak terkena paparan sinar matahari secara

langsung, dan kebersihan gudang terjaga.


5. Proses Pembuatan TCP, syrup, dan TCM
Proses pembuatan TCP (teh cair pahn) dilakukan dengan pcnyeduhan daun
teh kenng dengan air sofiener di ekstrak tank. Air yang digunakan untuk
proses produksi telah mengalami pengolahan di unit water treatmenti. Teh
kering dan air dengan takaran tertentu diekstrak dalam kondisi panas (suhu
tinggi) dengan lama waktu tertentu. Dan ekstrak tank teh akan terpisah dan
ampas kasar dan akan dialirkan menuju mesin penyaring. Setelah melewati
proses ekstraksi maka larutan akan disaring menggunakan mesin penyaring
(filtrox). Didalam filtrox terdapat sejenis bahan penyaring berbentuk bubuk
yang akan memerangkap kotoran-kotoran dari larutan teh sehingga dihasilkan
filtrat teh cair pahit. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan dari proses
penyaringan akan dialirkan menuju mixing tank. Didalam miximg tank teh
cair pahit (TCP) akan ditambahkan dengan syrup gula dengan takaran tenentu
agar mencapai tingkat kemanisan yang disesuaikan dengan standard
perusahaan. Sebelum dicampur dengan syrup gula terlebih dahulu dilakukan
pengujian kadar tannin dan turbiditas untuk memastika" kualitas teh cair pahit
(TCP) yang dihasilkan sesuai santdart. Tannin akan menunjukkan tingkat
kesepatan seduhan teh sedangkan turbiditas akan menunjukkan tingkal
kejemihan larutan hasil seduhan. Jika sesuai dengan standard maka teh cair
pahit (TCP) siap dijadikan sebagai bahan baku pembuatan teh botol sosro.
Gula yang digunakan untuk produksi terlebih dahulu dilakukan inspeksi
secara fisik tentang kemungkinan terdapat benda asing dan untuk memastikan
kualitas gula baik. Syrup gulu dibuat dengan cara mencampurkan gula rafinasi
dengan air softener panas dengan takaran tertentu sesuai standard pabrik
hingga menjadi larutan gula. Syrup gula yang telah jadi akan ditampung dalam
buffer syrup. kemudian dilakukan pcngujian kadar gula untuk mengetahui

44
tingkat kemanisan dari syrup yang dihasilkan. Setelah dilakukan pembuatan
teh cair paliit (TCP) dan syrup maka akan dilanjutkan dengngan pambuatan
teh cair manis (TCM). Teh cair manis (TCM) dibuat dengan cara mencampur
teh cair pahit (TCP) dan syrup dalam mixing tank dengan takaran tertentu.
Selanjutnya lurutan dihomogenisasikan sehingga tercampur dengan baik
menjadi teh cair manis (TCM). Setelah menjadi teh cair manis (TCM) maka
akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu meliputi parameter kadar tannin.
kadar gula (brix). dan turbiditas untuk mengetahui dan memastikan kualitas
teh cair manis (TCM) yang diproduksi sesuai dengan standart. Setelah lolos
uji maka teh cait manis (TCM) menuju lini satu. Sebelimnya teh cair manis
(TCM) akan disterilkan terlebih dahulu menggunakan suhu tinggi dalam alat
pasteurisasi setiap proses dikondisikan secara aseptic dan sanitasi selalu dijaga
untuk mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan karena produk yang
dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto tidak menggunakan bahan
pengawet. Untuk produk teh botol sosro kemasan kaca proses pengemasan
menggunakan metode hot filling di lini satu. Adapun proses pembuatan teh
botol sosro dapat dilihat pada Gambar 5.1

45
Air softener panas dan gula Air softener panas dan
daunt teh

Mixing dan homogenisasi Ekstraksi

Filtrasi
Filtrasi

Teh Cair pahit


Syrup gula

Mixing dan homogenisasi

Teh Cair Manis

Filtrasi

Pasreurisasi

Filler dan Crowner

Teh botol sosro (TBS)

Gambar 5.1. Diagram alir proses produksi teh botol sosro (TBS)

5.2 Standar Mutu Menurut Permenkes RI


Mutu air yang digunakan dalam produksi PT. Sinar Sosro KPD Mojokerto
mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Parameter wajib persyaratan kualitas air minum menurut Permenkes RI dapat
dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Standar Mutu Air Minum Sesuai Permenkes No
492/Menkes/PER/IV/2010

46
Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperoleh
Mikrobiologi :
-E.Coli Jumlah per 0
100 ml sampel
- Total Bakteri Koliform Jumlah per 0
100 ml sampel
Kimia an-organik:
-Arsen mg/l 0,01
-Fluorida mg/l 1,5
-Total kromium mg/l 0,05
-Kadmium mg/l 0,003
-Nitrit mg/l 3
-Nitrat mg/l 50
-Sianida mg/l 0,07
-Selenium mg/l 0,01
Fisik:
-Bau Tidak Berbau
-Warna TCU 15
-Total zat padat terlarut Mg/l 500
-Kekeruhan NTU 5
-Rasa Tidak Berasa
-Suhu °C Suhu udara ± 3
Kimia:
-Alumunium mg/l 0,2
-Besi mg/l 0,3
-Kesadahan mg/l 500
Khorida mg/l 250
-Mangan mg/l 0,4
-pH 6,5-8,5
-Seng mg/l 3
-Sulfat mg/l 250
-Tembaga mg/l 2
-Amonia mg/l 1,5
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan (2010)

47
Tabel 5.1 Parameter analisa Unit Water Treatment (WT)
Unit Fungsi Parameter Analisi
Reversion Untuk mengendapkan lumpur Cl2, pH, hardness, Cl-,
dan membunuh mikroba di Air NO2, Alkalinitas, CN-,
SO42, NH4+, Fe, Mn,
Turbidity, Conductivy
Sand Filter Tempat untuk menyaring Fe, Mn dan Turbidity
kotoran/ lumpur yang tidak di
endapkan reservoir
Carbon Filter Untuk menyerap bau, warna, Cl -
danrasa air outlet dan sand
filter
Softener Untuk menurunkan kesadahan Hardness
air outlet carbon filter
Buffer Softener Tempat untuk air soft Hardness, pH, Cl,
pemasakan teh di kitchen Alkalinitas, turbidity,
conductivity
Sumber: PT Sinar Sosro Pabrik Mojokerto

5.3 Uap (Steam)


Uanp (Steam) yang digunakan adalah uap dari unit boiler , produksi¸
steam / uap panas yang dihasilkan dari proses pemanasan air. Parameter
Analisis dapat dilihat pada tabel 5.1.4
Tabel 5.3 Parameter Analisis Uap (steam)
Unit Fungsi Parameter Analisis
Untuk air sehingga menjadi uap Hardness, pH,
Boiler atau steam alkalinitas, Fe,
Klorida, conductivity
TDS, Phospat,
sulfite,silica
Tempat untuk penampungan air soft pH, TDS, alkalinitas,
Feed Water untuk limbah boiler Fe, conductivity,
Tank clorida, hardness.
Tempat untuk menapung air pH, , TDS, hardness,
Candensate Kondensate Fe, conductivity
Tank

Sumber: PT. Sinar Sosro Pabrik Mojokerto

5.4 Pengendalian Mutu Botol


Pengambilan sampel botol baru diambil secara acak per palet untuk di
lakukan pengujian oleh petugas Incomming Material. Setelah sampel cukup maka

48
petugas melakukan pengujian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Berikut merupakan syarat mutu botol kaca sesuai SNI 8229:2011
Antara lain:
1. Mutu tampak
Bila diuji, mutu tampak botol kaca untuk makanan dan minuman tidak
boleh ada cacat baik cacat kritis, cacat fungsional berat dan cacat
fungsional ringan.
2. Dimensi dan toleransi
Pengujian dimensi dan toleransi dilakukan terhadap 5 buah benda uji. Bila
diuji dimensi botol kaca di trntukan oleh pemanufaktur dan harus
memenuhi toleransi (toleransi kapasitas, tinggi nominal, diameter leading
normal, verticality dan ketidak paralelan ujung dengan mengacu kepada
dasar wadah) yang diperoleh sesuai dengan ISO 9058
3. Kejut suhu
Kejut suhu juga dilakukan terhadap 5 buah benda uji, bila di uji di botol
kaca untuk makanan dan minuman tidak boleh retak atau pecah. Syaratper
bedaan suhu minimum adalah 42°C, dengan suhu rendah 22°C ± 5°C
4. Tekanan dalam
Bila diuji, botol kaca makanan dan minuman harus memenuhi syarat mutu
tekanan dalam minuman seperti tercampur dalam Tabel 5.4 di bawah ini
Penggunaan Botol sekali pakai Botol yag dipakai
(kfg/cm2) ulang (kfg/ cm2)

Minuman bergasa asam 12,3 14,1


arang (carbonated dan
tidak beralkohol)
Minuman bergasa asam 12,3 14,1
arang (carbonated dan
tidak beralkohol)
Minuman berfermentasi 14,1 -
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2011
5. Ketahakan terhadap beban vertikal
Bila diuji, botol kaca makanan dan minuman harus memenuhi syarat mutu

49
ketahanan terhadap beban vertical minimal 3,000 N.
6. Migrasi alkali
Batas migrasi alkali botol kaca untuk makanan dan minuman apabila diuji
harus memenuhi syarat seperti yang sudah tercamtum dalam Tabel 5.4 di
bawah ini.
Tabel 5.4 Batas Migrasi Alkali, Timbal, dan Kadmium
Jenis unsul Batas maksimum wadah kaca, (x 10-6 mg/L)
Alkalin (Na/K) 8,50
Timbal (Pb) 0,50
Kadmium (Cd) 0,05

Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2011


7. Tegangan aniling
Bila diuji syarat tegangan aniling dari botol kaca untuk makanan dan
minuman maksimum 4 keping tegangan standar. Keping tegangan standar
adalah 22,8mm ± 1 nm.
8. Ketahanan pukul
Bila di uji syarat minimum ketahanan pukul dari botol kaca untuk
makanan dan minuman adalah 3,5 kgf/cm2.
5.5 Pengendalian Mutu Crown Cork (tutup botol)
Cara ini dilakukan untuk menginspeksi dan pengujian dimensi crown cork
Teh Botol Sosro, kemudian diameter dalam dan luar crown cork, ketebalan plat,
berat total dan berat PVC (Poli Vinil Klorida) yang ada apa crown cork tersebut.
masing-masing inspeksi tersebut mempunyai kriteria tersendiri yang telah di
tetapkan oleh perusahaan. Selain hal tersebut petugas juga melakukan uji printing
crown cork denagn cara tumbling lost tester sebanyak 1000x stelah di uji tumbling
crown cork akan di timbang total, dengan hasil tersebut dapat diketahui printing
dari crown cork tersebut sudah memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa crown cork tersebut
diterima atau di tolak oleh perusahaan.
5.6 Bahan Pembantu

50
Bahan pembantu adalah bahan yang digunakan untuk mendukung proses
produksi. Bahan pembantu ini berupa clorine, garam rakyat, carbon active,
flavour, citric acid, arcorbic acid, kaustic, soda untuk menghilangkan kotoran
pada botol, nitrit acid, tinta untuk memberi coding pada produk melalui mesin jet,
dan liquidbsanitation. Petugas QC (Incomming Materials) bertanggung jawab atas
kualitas bahan pembantu tersebut. pengecekan bahan pembantu ini dilakukan saat
kedatangan bahan pembantu tersebut. pengecekan dilakukan terhadap bahan
tambahan terhadap keadaan fisik bahan dan kemasan serta tanggal kadaluarsa dan
sesuai permintaan. Pengendalian mutu bahan baku dan bahan pembantu di tangani
oleh inspector incoming Material dengan parameter yang dianalisis pada tabel
berikut
Tabel 5.6 jenis bahan dan parameter yang dianalisi
No Incomming Material Parameter Analisa
1 Gula Industri pH larutan, pH pelarut, kesadahan larutan,
kadar besi, ukuran kristal, kadar gula, test flok

2 Teh Kering Kadar air, kadar tannin, visual, aroma, rasa


seduhan.
3 Crown Cork Diameter dalam, ketebalan plat, berat crown
4 Botol Tinggi botol, diameter bahan, diameter dasar,
diameter mulut dalam, diameter mulut luar,
volume botol, panjang total, lebar total, tinggi
total
5 Krat Panjang total, lebar total, tinggi total, panjang
tumpuan, lebar tumpuan, timggi tumpuan,
tinggi tumpuan, berat total.
6 HNO3 Kadar HNO3
7 Kaporit Kadar CL2
8 Garam Rakyat Kadar Fe, kadar clorida, kekeruhan larutan
9 Asam Sitrat Kadar Asam Sitrat
10 Asam Askorbat Kadar Vitamin C
11 Make cleaning solution dan Kemasan, tanggal kadaluarsa, kemasan, segel
tinta video jet
12 Carbon Dioksida Kemasan, test kebocoran pada tabung regulator
pipa
13 Caustic Additiv Kemasan, penampakan cairan, kadarcaustic

Sumber: PT Sinar Sosro Pabrik Mojokerto

51
Bahan-bahan pendukung yang digunakan dalam proses produksi Teh
Botol Sosro KPB Mojokerto adalah bahan yang digunakan dalam sanitasi,
pembersihan proses Water Treatment, memperlancar proses produksi dan
lain-lain. Adapun bahan pendukung tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Kaporit cair (klorin)
Kaporit cair digunakan sebagai bahan desinfektkan dalam proses
sanitasi peralatan produksi di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto. Kaporit
merupakan bahan yang dapat berfungsi untuk membunuh mikroba. Kaporit
dipilih sebagai desinfektan karena klor pada kaporit umumnya sangat
efektif untuk inaktivasi pantogen dan bakteri indikator (Said, 2007).
Kaporit digunakan sebagai desinfektan karena harganya yang lebih murah,
lebih stabil dan lebih melarut dalam air (Sawyer dkk, 2003). Selain itu juga
kaporit berperan sebagai oksidator yang mengoksidasi ion-ion dalam air,
dan apabila sudah teroksidasi maka akan mengendap karena adanyan
penambahan PAC.
2. Poly aluminium Chloride (PAC)
Poly aluminium Chloride (PAC) digunakan sebagai koagulan dalam
proses awal water treatment yaitu pengolahan air sumur dalam menjadi air
baku untuk bahan baku proses produksi Teh Botol Sosro. Poly aluminium
Chloride (PAC) merupakan salah satu penganti alum padat yang efektif
karena menghasilkan koagulasi air dengan kekeruhan yang berbeda dengan
cepat, menggenerasi lumpur lebih sedikit, dan juga meninggalkan lebih
sedikit residu aluminium pada air yang diolah (Malhotra, 1994 dalam
Kristijarti dkk, 2013). Poly aluminium Chloride (PAC) memiliki kebihan
dengan tingkat adsorpsi yang kuat, mempunyai kekuatan lekat, tingkat
pembentukan flok-flok tinggi meski dengan dosis kecil, memiliki tingkat
sedimentasi yang cepat, cangkupan penggunaannya luas dan konsumsinya
cukup pada konsentrasi rendah. Disisi lain, Penambahan PAC berfungsi
supaya ion-ion besi yang terdapat dalam air sumur dalam akan mengendap
dan mengumpul seperti gumpalan-gumpalan besar yang dikenal dengan

52
istilah flock. PAC ini memili tingat korosivitasnya rendah, flock yang
dihasilkan mudah dipisahkan dan pH dari air yang dihasilkan tidak teralalu
asam.
3. Filter Aid
Penambahan Filter Aid pada proses produksi Teh Botol Sosro di PT.
Sinar Sosro digunakan sebaga filter atau penyaring teh cair pahit pada
filtrox. Filter aid merupakan mineral anorganik dan material organi
berserat, biasanya dalam berbentuk bubuk dan digunakan bersinergri dengn
peralatan filtrasi untuk meningkatkan performa akhir filtrasi. Umumnya
filter air berbasis diatomit, perlite dan selulosa. Filter aid memiliki sifat
yang ringan dan kimia inert. Filter Aid berfungsi untuk memperpanjang
umur medium filter dan menyaring partikel atau kotoran halus.
4. Garam
Garam yang digunakan sebagai bahan pendukung proses produksi TBS
merupakan garam NaCL cair. Garam NaCl merupakan komoditas yang
sering dibutuhlan sebagai bahan baku maupun bahan pendukung dalam
sebuah industri. Garam NaCl digunakan sebagai bahan pendukung pada
unit water treatment atau pegolahan air sumur menjadi air baku. Garam
NaCL cair ini digunakan untuk proses regenerasi tangki softener apabila
sudah jenuh.
5. Pasir silika
Pasir silika digunakan pada proses pengolahan air sumur menjadi air
baku pada unit water treatment (WT). Pasir silika merupakan suatu bahan
yang berukuram 0,2 – 0,2 mm yang terbuat dari jenis bahan inert yaitu tidak
larut dalam air atau tidak ebreaksi dengan bahan kimia yang terdapat dalam
air, terdapat dalan tangki Sand filter yang berfungsi untuk menyerap
kotoran yang tidak terendapkan di reservoir. Pasir silika masih banyak
dipakai di sebuah industri karena sifatnya yang mengutungkan. Pasir silika
memiliki sifat yang mempunyai kemampuan menahan beban tertentu pada
temepratur 1710oC – 1730 oC, mempunyai daya tahan slag yang tinggi
terhadap reaksi-reaksi pelebur (flux, reagent), mempunyai perubahan

53
volume yang kecil saat pemanasan dan mempunyai ketahanan yang tinggi
terhadap perubahan temperature tiba tiba (tehrmal shock) didaerah 600oC –
1700 oC.
6. Kaustik cair (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH) adalah pemerian putih, massa melebur,
berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain, keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap
karbon dioksidan dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam
etanol. Kaustik cair (NaOH) pada proses produksi Teh Botol Sosro di PT.
Sinar Sosro KPB Mojokerto berfungsi sebagai detergen untuk pencucian
botol pada mesin Bottle Washer, karena merupakan dasar yang dapat
menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada botol dan senyawa
sebagai pencuci yang baik.
7. Asam nitrat
Asam yang digunakan adalah asam nitrat (HNO3). Asam sitrat
merupakan cairan yang tidak bewarna pada temperature kamar dan tekanan
atmosfer. Asam nitrat disebut juga dengan aqua fortis dan azotic acid. PT.
Sinar Sosro menggunakan asam nitrat (HNO3) sebagai bahan cleaning
peralatan produksi. Penggunaan asam nitrat pada proses pembersihan
peratan produksi berfungsi untuk menghilangkan senyawa anorganik yang
masih tertinggal pada peralatan produksi.
8. Ink Solution dan Make up V-717D
Ink Solution merupakan tinta yang digunakan sebagai bahan pendukung
pada proses produksi di bagian proses pengemasan (packaging). Ink
Solution pada proses produk Teh Botol Sosro di PT. Sinar Sosro digunakan
untuk mencetak kode produksi dengan menggunakan alat inkjet printer.
5.7 Bahan Kemasan
PT. Sinar Sosro dalam mengemas Teh Botol Sosro menggunakan
kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer merupakan
kemasan yang bersentuhan langsung denegan produk. Dan kemasan
sekunder merupakan kemasan yang melindungi kemasan primer agar tidak

54
mengalami kecatatan dalam proses pendistribusian. Kemasan primer
berupa botol kaca dan crown cork dan krat sebagai kemasan sekunder.
1. Crown Cork
Crown cork terbuat dari logam yang bagian dalamnya dilapisi
dengan PVC. Crown cork berfungsi sebagai penutup botol kaca supaya
produk yang dihasilkan tetap steril dari pengaruh udara luar. Selain itu
crown cork juga sebagai identitas produk. Material crown cork berupa
logam yang dilapisi tinta dan dibagian dalam dilapisi PVC. Ukuran
crown cork 31,85 – 32,55 mm, dengan tinggi 6,55 – 6,85 mm. Crown
cark yang diguankan sebagai tutup botol produk Teh Botol Sosro dalam
kemasan botol kaca
2. Botol
Botol merupakan bahan kemasan utama yang digunakan untuk
mengemas produk TBS. Botol yang digunakan sebagai bahan kemasan
adalah botol kaca. Volume produk TBS untuk kemasan botol kaca
sebesar 220 ml. Botol kaca digunakan tidak dalam satu pemakaian,
melainkan beberapa kali pemakaian asalkan botol kaca masih sesuai
dengan standar bahan kemasan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Sebelum botol kaca digunakan untuk mengemas produk TBS, botol
kaca melalui perlakuan pada unit bottle washer yang berfungsi untuk
membersihkan botol kaca dari kotoran yang menempel pada botol kaca
dan menjadi steril lagi untuk digunakan sebagai bahan kemasan Teh
Botol Sosro agar tetap menjaga kulitas produk TBS tetap bermutu
tinggi.
3. Krat
Kemasan sekunder yang digunakan untuk mengemas Teh botol
sosro dalam kemasan botol kaca pada PT. Sinar Sosro adalah krat. Krat
berfungsi untuk melindungi botol supaya tidak pecah pada saat
distribusi ke konsumen berlangsung. Krat terbuat dari bahan plastik.
Krat tersebut digunakan untuk memuat botol yang berisi produk
maupun botol kosong. Dalam satu krat dapat memuat 24 botol. Botol

55
kaca TBS termasuk Returnable Glass Bottle (RGB) yaitu kemasan yang
dapat dipakai berulang. Krat yang berisi botol kosong disimpan pada
Gudang PB sebelum digunakan kembali untuk mengemas produk TBS.
5.8 Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Teh Botol Sossro Kemasan
Botol Kaca
Proses produksi merupakan proses atau tahapan yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu produk yang diolah dari bahan baku sampai produk jadi.
Pengendalian mutu dilakukan proses produksi di PT Sinar Sosro dilakukan
oleh departemen quality control (QC). Pengendalian mutu dilakukan di semua
tahapan proses mulai dari water treatment unit hingga produk jadi siap
didistribusikan. Penerapan pengendalian mutu diterapkan bertujuan untuk
menjaga agar mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, penerapan pengendalian mutu juga
untuk mengetahui apakah proses berjalan sesuai dengan Standart Operasional
Procedure (SOP) atau tidak, sehingga jika terjadi kesalahan pada proses
produksi dapat diketahui dan ditangani permasalahannya. Proses produksi teh
botol sosro kemasan botol kaca secara umum dibagi menjadi 3 tahapan.
Tahapan yang pertama adalah proses pengolahan air di water treatmen, tahap
kedua yaitu proses penyeduhan teh dan pembuatan sirup gula di kitchen unit
dan tahap ketiga adalah proses pembotolan teh di botling line unit. Tahapan
proses pembuatan Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Gambar 5.2

56
Water Treatment
Proses Pengolahan Air

Unit

Proses pembautan Proses pembautan teh


sirup gula cair pahit

Kitchen Unit

Proses pembuatan teh


cair manis

Proses Pembotolan Bottling Line Unit


Gambar 5.2 Tahapan Proses Produksi Teh Botol Sosro Kemasan Botol Kaca
Sumber: PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto (2019)

Pengendalian mutu proses produksi teh botol sosro PT. Sinar Sosro KPB
Mojokerto dilakukan oleh departemen quality control (QC). Penerapan
pengendalian mutu dilakukan sesuai dengan Standar Operational Procedure
(SOP) yang telah ditentukan. Terdapat beberapa bagian didepartemen QC dan
masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Bagian-
bagian tersebut yaitu Inspector Incomming Material, Field Inspector, Analisi
Kimia, Analisis Mikrobiologi, Admin Gudang Karantina dan Below Standart
(BS), Operator WWTP, dan Admin QC. Pengawasan mutu dilakukan disemua
tahapan proses mulai dari water treatment unit hingga produk jadi. Penerapan
pengendalian mutu sesuai SOP serta analisis mutu yang dilakukan di PT. Sinar
Sosro bertujuan untuk menjaga agar mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan
yang diharapkan. Sealin itu juga untuk mengetahui apakah semua proses yang
dilakukan sudah sesuai dengan yang ditentukan, sehingga apabila terjadi
kesalahan atau ketidak sesuaian dari produk dapat segera diketahui dan ditangani.
5.8.1 Water Treatment Unit
Water treatment adalah proses penangan air untuk pemurnian terhadap

57
kandunga- kandungan didalam sumur baik yang bersifat kimia dan fisik.
Maksud dan tujuan dilakukan proses water treatment adalah menyediakan air
untuk bahan baku dan prose produksi dengan cara menjernihkan air yang bersal
dari air sumur dengan kedalaman ±150 m. dalam pengolahannya, ir sumur
melalui beberapa penyaringan dari unit water treatment , berikut adalah tahapan
proses pengolahan air di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto dapat di lihat pada
Gambar 5.3
a. Air Sumur
Dalam air baku yang digunakan oleh PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto
berasal dari mata air yang terletak di lingkungan pabrik. Bahan baku air
dipompa dari sumur dan dialirkan melalui pipa menuju bak penampungan
pertama yaitu bak reservoir yang berada dalam pengolahan air.
b. Bak penampung (Reservoir)
Air dari sumur dialirkan menuju bak reservoir dimana bahan baku air
mengalami proses pengolahan pertama yaitu prose pengendapan kotoran
atau lumpur serta pemberian desinfektan berupa kaporit cair yang berfungsi
untuk membeunuh mikroorganisme dalam air sumur. Proses pengendapan
kotoran berupa lumpur dan benda padat lainnya menggunkan PAC (Poly
Alumunium Chloride) yang berfungsi sebagai koagulasi yang akan
membentu dalam mengendapkan ion-ion besi menjadi flock yang kemudian
akan terakumulasi menjadi gumpalan-gumpulan besar, sehingga akan
memudahkan penyaringan pada proses selanjutnya.
c. Sand Filter
Air dari bak reservoir dialirkan menuju tangki sand filter. Pengolahan air
pada tangki sand filter ini bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan serta
kotoran yang belum terendapkan di bak reservoir. Di dalam
pengoprasiannya, tangki ini dilengkapi dengan pasir silika (pasir kuarsa),
dimana pasir silika ini berfungsi untuk menyaring atau menahan partikel-
partikel lumpur yang masih lolos dari bak reservoir. Air yang telah melalui
proses penyaringan di sand filter kemudian dialirkan melalui pipa menuju
tangki carbon filter.

58
d. Carbon Filter Tangki
Carbon filter berisi karbon aktif ynag berfungsi untuk menghilangkan
aroma, warna, rasa, dan menetralkan desinfektan (Cl2) pada air yang telah
melewati sand filter. Cara kerja dari carbon aktif adalah menyerap bau,
warna, dan rasa yang tidak dikehendaki pada air.pada saat tertentu, pori-pori
karbon akan tersumbat, untuk mengatasinya dilakukan proses steaming atau
perendaman dengan air panas selama 4 jam agar pori-pori pada karbon
terbuka, backwash dan rinsing untuk membersihkan tangki dari klorin. Air
yang keluar dari tangki carbon filter harus bebas klorin yang awal mulanya
ditambahkan dari bak reservoir. Setelah melalui proses penyerapan klorin,
warna dll, air dialirkan melalui pipa menuju tangki softerner.
e. Softener Tangki
Softener digunakan untuk menyaring hardness (mineral yang ada dalam
zat kapur) denga Resin (HCRS) sehingga media penyaring. Kesadahan
maksimal 1 dh (2,8 dh = 50 ppm → 1 dh = 17,9 ppm). Jika kesadahan terlalu
tinggi , dapat menimbulkan kerak pada alat penukar panas dan dapat
menimbulkan kekeruhan pada produk. Adanya kerak mengakibatkan
efisiensi penghantaran panas rendah sehingga biaya produksi meningkat.
Tangki softener berisi resin yang berfungsi untuk menurunkan kesadahan
hingga <0,5° dH. Karena dalam tangki ini terjadi pengikatan ion-ion positif
dari, Mg2+, Ca2+, Fe2+. Ion-ion positif tersebut ditukar dengan ion H+ yang
terkandung oleh resin. Resin ini berbentuk bubuk kristal berwarna kuning
keemasan dan seperti halnya pasir kuarsa dan arang aktif, resin ini juga
mengalami kejenuhan jika lama di pakai (menjadi putih), sehingga tidak ada
lagi ion H+ yang ditukat dengan ion positif dalam air. Maka dari itu, resin
harus diregenerasi. Cara regenerasinya adalah dengan penambahan air
garam. Resin direndam dengan air garam (NaCl) kurang lebih dari 30 menit,
kemudian dialirkan perlahan dan dirising sampai kadar Cl sesuai standar.
Air yang telah dihasilkan akan dialirkan melalui pipa khusus. Menuju tangki
buffer.
Resin (R-Na) akan menukar ion Na2+ dengan cara Ca2+, atau Mg2+ sampai

59
resin jenuh. Dengan adanya regenerasi ini berarti terjadi pertukaran ion
kembali sehingga resin kembali mengikat Na+ sedangkan Ca2+ dilepas untuk
dibuang. Setelah itu, dilakukan proses rising hingga air tidak teras asin
akibat penambahan NaCl.
f. Buffer
Tangki buffer softener adalah tangki untuk menampung air yang telah
mengalami pengolahan dan memenuhi standart. Air dalam tangki buffer
softener nantinya digunakan untuk produksi lini 1, lini 3, dan lini 4 serta
digunakan untuk proses pencucian botol di bottle washer. Tangki ini
memiliki kapasitas yang besar. dengan kaspasitas tamping yang besar
tersebut, maka besr pula jumlah air olahan yang ditampung. Pabrik Sosro
Mojokerto memiliki 3 unit lini yaitu sebagai berikut:
a. Lini 1, unit produksi Hot Filling dan Cold Filling untuk botol kaca
(Produk: Teh Botol Sosro Botol Kaca 220ml, S-tee 234ml dan 318
ml botol kaca, Fruit Tea Apple dan Black Current botol kaca 235 ml
dan Tabs botol kaca 230)
b. Lini 3, unit produksi Aseptic Filling untuk botol plastik (PET)
(Produksi: Teh Botol Sosro Reguler/ Green Tea/ Low Sugar Low
Calorie @450 ml)
c. Lini 4, unit produksi Cold Filling untuk botol PET CSD (Produk:
Tabs Regular dan Tabs Maroon @450 ml)

Air sumur

Koagulan Bak penampungan (reservoir)


PAC,kaporit

Sand Filter Tank

Carbon Filter Tank

Softener Tank

Buffer Tank

Air Baku 60
Gambar 5.3 Tahapan proses di Water Treatment Unit
Air yang digunakan di pabrik Mojokerto berasal dari 6 sumur, namun saat
ini hanya 4 sumur yang digunakan karena menyesuaikan dengan jumlah produksi.
Setiap proses produksi di water treatment unit dilakukan pengendalian mutu.
Pengendalian mutu air yang akan digunakan dalam proses produksi dilakukan di
awal shift. Parameter pengendalian mutu di water treatment unit dapat dilihat pada
Tabel 5.8.1
Tabel 5.8.1 Parameter analisa Unit Water Treatment (WT)
Unit Fungsi Parameter Analisi
Reversion Untuk mengendapkan lumpur Cl2, pH, hardness, Cl-,
dan membunuh mikroba di Air NO2, Alkalinitas, CN-,
SO42, NH4+, Fe, Mn,
Turbidity, Conductivy
Sand Filter Tempat untuk menyaring Fe, Mn dan Turbidity
kotoran/ lumpur yang tidak di
endapkan reservoir
Carbon Filter Untuk menyerap bau, warna, Cl -
danrasa air outlet dan sand
filter
Softener Untuk menurunkan kesadahan Hardness
air outlet carbon filter
Buffer Softener Tempat untuk air soft Hardness, pH, Cl,
pemasakan teh di kitchen Alkalinitas, turbidity,
conductivity
Sumber: PT Sinar Sosro Pabrik Mojokerto

5.8.2 Unit Kitchen


Unit kitchen difungsikan sebagai unit pengolahan teh botol botol sosro
(TBS) mulai dari bahan baku seperti gula, air, dan teh kering sampai menjadi
TCM (teh cair manis). Pada unit kitchen terdapat berbagai tahapan proses
produksi yaitu tahapan pembuatan sirup gula, ekstraksi teh cair pahit (TCP),
mixing teh cair pahit dengan sirup gula menjadi teh cair manis (TCM), dan
pasteurisasi. Berikut adalah proses pengolahan bahan baku teh kering menjadi teh
cair manis.
a. Sirup Gula
Dalam pembuatan teh botol sosro. gula ditambahkan sebagai
pemanis alami dalam benruk sirup Bahan baku yang digunakan yairu gula

61
rafinasi dengan pelarut air softener dari tangki softener. Air softener
mermliki kesadahan rendah dan alkalinitas normal. Air softener yang
digunakan telah melewati PHE (Plne Heat Exchanger) dengan suhu
kisaran 100 hmgga 105°C. Semakin tinggi suhu air yang digunakan
semakm tinggi pula prosentase gula inversi yang terbentuk. sehingga suhu
air yang tinggi membuat gula lebih mudah larut. Suhu air yang tinggi
tersebut juga berperan penting untuk membunuh mkrobia yang mungkin
ada dalam gula. Air pada suhu tinggi tersebut penting untuk mengaktifkan
kondisi pelarutan. Akan tetapi jika suhu air telalu tinggi dapat
Menyebabkan karamelisasi pada gula yang diolah. Peralatan yang di
gunakan untuk pembuatan sirup gula adalah hopper, pompa, tangki
pelarutan gula (disolver) dan tangki buffer. Langkah awal dalam
pembuatan sirup gula adalah memasukan kedalam hopper. Dalam hopper
ini, gula kristal rafinasi akan dilarutkan dengan air dari tangki pelarutan
gula (disolver) yang dialirkan melalui pipa diatas hopper. sehingga gula
akan larut (suhu minimal 100°C). Larutan gula akan turun ke bagian
bawah hopper dan dipompa menuju tangki pelarutan gula (dissolver tank)
yang dilengkapi dengan bag filter, Disolver tank berfungsi sebagai tempat
pelarutan dan pengadukan gula Dalam disolver tank dilakukan sirkulasi
selama 30 menit agar seluruh gula dapat terlarut dengan sempuma. Setelah
menjadi sirup. Iarutan gula tersebut dialirkan melewati bag filter (dengan
kerapatan 1 mikron) menuju bufer tank. Tujuan dari bag filter ini adalah
untuk menyaring partikel-partikel berukuran kecil dari larutan gula. Sirup
gula yang telah memenuhi standart ditampung dalam buffer tank dengan
suhu yang tetap terjaga (suhu minimal 80°C). Seluruh proses pembuatan
sirup gula dapat dilihat pada Gambar 5.4

Gula

Air panas Hopper

Niagara filter

Dissolving tank

Buffer syrup
62

Sirup Gula
Gambar 5.4 Tahapan Proses Pembuatan Sirup Gula

5.8.3 Pembuatan Teh Cair Pahit


Tahapan proses pembuatan teh cair pahit (TCP) dibagi menjadi 2
tahap, yaitu ekstraksi dan filtrasi. Tahapan pembuatan teh cair pahit dapat
dilihat pada Gambar 5.5

Teh wangi kering

Air 100°C Extract Tank

Niagara filter

Bag filter

Filtrasi tank

TCP

Gambar 5.5 Tahapaan Proses Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP)


1. Ekstraksi
Proses penyeduhan teh dilakukan di tangki ekstraksi. Terdapat 4
buah tangki ekstraski, 2 tangki untuk kebutuhan lini 1 dan 2 tangki
lainnya untuk kebutuhan lini 3 dan 4. Tangki kering dimasukkan
kedalam tangki ekstraksi melalui main hole dan ditambahkan air panas
dengan suhu 100±5oC hingga volume mencapai 5000 liter. Air yang
digunakan berasal dari tangki buffer yang dialirkan melalui PHE (plate
heat exanger) yang berisi uap panas. Waktu yang dibutuhkan untuk
proses ektraksi adalah ± 30 menit. Pada proses ektraksi teh dalam
sekali produksi dapat menghasilkan volume sebanyak 5000 liter. Hasil
ektraksi disebut dengan teh cair pahit (TCP). TCP kemudian dialirkan
menuju tangki filtrasi. Sebelum masuk ke tangki filtrasi, TCP terlebih

63
dahulu melalui niagara filter yang berukuran 30 mesh. Selanjutnya
TCP dialirkan melewati bag filter yang berfungsi untuk menyaring dan
menahan ampas teh yang masih terbawa oleh TCP, sehingga TCP yang
dihasilkan benar-benar tidak tercampur oleh ampas teh.
2. Filtrasi
Larutan TCP yang sudah melewati bag filter dialirkan menuju
buffer storage yang berfungsi untuk menampung TCP agar tidak terjadi
kelebihan volume pada tangki filtrasi sehingga proses filtrasi berjalan
dengan maksimal. TCP dipompa menuju tangki filtrasi untuk
menjernihkan larutan TCP dan juga menurunkan tingkat kekeruhan
dari TCP, filter yang digunakan adalah filter aid. Teh yang telah
melalui proses filtrasi selanjutnya ditampung pada tangki buffer
storage sebelum masuk ke tangki mixing. Sebelum TCP masuk ke
tangki penampung, larutan TCP terlebih dahulu melewati saringan bag
filter yang berukuran 1 . Tangki buffer storage ± 5000 liter.
5.8.4 Pencampuran Teh Cair Pahit (TCP) dan Sirup Gula menjadi Teh Cair
Manis (TCM)
Proses pencampuran TCP dan sirup gula menjadi TCM dilakukan
dalam tangki mixing. Terdapat 2 tangki mixing pada PT Sinar Sosro
KPB Mojokerto. Tangki mixing digunakan untuk mencapur TCP dan
sirup gula serta ditambahkan air panas, volume campuran dari
ketiganya mencapai ±12000 liter. Hasil pencampuran ini dinamakan
TCM dengan kadar tanin berjusar 900-950 PPM. TCM sebelum masuk
ke proses selanjutnya harus melewatu bag filter dengan ukuran 1
supaya TCM yang dihasilkan jernih. TCM kemudian disterilisasi di
unit pembotolan. Tahapan proses pencampuran sirup gula dan TCP
menjadi TCM dapat dilihat pada Gambar 5.6

64
TCP

Sirup gula
Pencampuran
dan air

TCM

Gambar 5.6 Tahapan Proses Pencampuran Sirup Gula dan TCP menjadi
TCM

Parameter yang di analisis pada proses pengendalian mutu di kitchen unit


meliputi banyak hal. Paramater analisis mutu diuji oleh bagian analis pada
departemen QC. Parameter pengendalian mutu di kitchen unit dapat dilihat
pada Tabel 5.8.4 Parameter Pengendalian Mutu di Kitchen Unit

Unit Fungsi Paramter Analisis


o
Buffer syrup Menampung sirup gula sementara brix, kesadahan,
pH, suhu dan Uji
mikro
Tangki Mengekstrak teh kering menjadi Suhu, tekanan dan
Ekstraksi TCP waktu sirkulasi
Tangki Menyaring TCP Tubidity
Filtrasi
o
Buffer TCP Menyimpan TCP sementara Tanin, brix,
turbidity, warna,
rasa, aroma, dan uji
mikro

Tangki mixing Mencampur TCP dengan sirup Suhu, tanin, obrix,


gula menjadi TCM turbidity, warna,
rasa, aroma, pH,
alkanitas,
kesadahan,
konduktivitas, dan
uji mikro

Sumber: PT Sinar Sosro KPB Mojokerto (2019)

65
5.8.5 Bottling Line Unit
Teh cair manis (TCM) yang sudah sesuai dengan mutu yang telah
ditetapkan oleh perusahaan PT Sinar Sosro dialirkan menuju ke bottling line unit.
Teh cair manis (TCM) yang berada pada bottling line unit akan mengalami proses
sterilisasi dengan menggunakan suhu tinggi sebelum masuk ke mesin filler. Suhu

yang digunkan pada proses sterilisasi yaitu antara 125-130oC selama 18 detik.

Tahapan yang terjadi pada bottling line unit dapat dilihat pada Gambar 5.7

66
Berikut merupakan tahapan proses produksi (pengemasan/bottling line) teh
botol sosro di PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto

67
a. Depalletizer
Depalletizer merupakan mesin yang bekerja untuk memisahkan
pallet dengan krat yang berisi botol. Pada umumnya, satu pallet berisi 60
krat (12x5) krat yang tcrdiri dan 5 shaf (1 Shaf: 12 krat). Ketika pallet
tepat berada di depan mesin, pallet dihentikan oleb stoper. Setelah
berhenti, mesin depalletizer akan mengangkat krat dengan kemampuan I
2 krat sekali angkat. Mesin ini bekerja karena adanya sensor pada sudut
alat pengangkat. Salah satu sudut memancarkan sinar untuk ditangkap
oleh sudut diseberangnya (diagonal). Krat-krat tersebut kemudian
diletakkan dalam crate conveyor.
b. Decrater
Decrater berfungsi untuk memisahkan krat dengan botol. I kali
pengambilan bisa mencapai 5 crate (I crate : 24 botol). Botol..botol yang
telah diambil akan menuju pos I untuk dilakukan pemeriksaan pertama.
sedangkan krak yang dipisahkan dibawa menuju crate washer untuk
dibersihkan.
c. Selector
Pos 1 (Seleksi Botol Kotor) Pada Pos I ditempatkan 2 karyawan (A
dan B) sebagai selektor. Selektor bertugas untuk menginspeksi botol
secara manual dan menyingkirkan botol non standar. Botol yang tidak
standart tersebut meliputi retak/ pecah, botol asing, botol kotor, botol
kontaminasi bahan kimia (oli, semen. dan lain-lain), dan benda asing.
Botol-botol tersebut dimasukkan dalam krat warna hitam untuk
kemudian dibawa ke pencucian manual untuk dicuci manual. Untuk
mempermudah inspeksi pada pos ini ditempatkan 2 buah light
inspection.
d. Crate Washer
Crate washer merupakan alat untuk membersihkan crate
menggunakan spray. Air yang digunakan untuk mencuci krat adalah air
reservoir. Krat bergerak naik di krat
conveyor hingga sampai di pembalik krat. Di pembalik krat ini, krat-krat terbalik

68
sehingga kotoran atau botol yang ada pada krat akan terjatuh. Tepat dibawah
pembalik krat terdapat penampung kotoran. Dari pembalik krat, krat dalam posisi
terbalik masuk ke alat krat washer.
e. Bottle Washer
botol-botol yang lolos inspeksi akan masuk dalam pencucian botol dalam bottle
washer. Botol masuk berjajar sebanyak 34 jajar pada bottle magazine dan
didorong segera agar masuk dalam pocket-pocket. Jumlah 1 baris pocket 34
buah. Setiap botol memerlukan waktu sekitar 20 hingga 30 menit dalam mesin.
Dalam bottle washer terdapat beberapa langkah pembersihan untuk
menghasilkan botol bersih yang sesuai dengan standart. Berikut adalah tahapan
pembersihan dalam bottle washer.
 Presoaking: pada tahapan presoaking dilakukan pembuangan isi botol
baik berupa teh cair lainnya. Botol-botol akan direndam menggunkan air
softener bersuhu 50°C yang bertujuan sebagai pemanasan awal dan
pemuaian merata agar pada proses selanjutnya botol-botol ini tidak pecah.
 Lye 1: dalam Lye 1, botol mengalami perendaman kembali dalam air
softener yang ditambahkan kaustik soda dan stabilon. Air yang digunakan
suhunya lebih tinggi dan suhu tersebut dijaga dengan Tube Heat
Exchanger. Soda kaustik berfungsi sebagai desinfektan pada suhu yang
lebih tinggi dari 80°C. penggunaan basa akan mengurangi tagangan
prmukaan botol sehingga kotoran akan lebih muda terlepas. Sedangkan
bahan additif stabilon berfungsi untuk mengkilatkan botol. Kemudian
botol naik dan pocket akan terbalik sehingga mulut botol jatuh tepat
dilubang pocket dan botol dalam keadaan terbalik. Dalm kondisi tersebut
sebagian kotoran yang tidak menempel akan menempel.
 Lye 2: botol kembali mengalami perendaman dalam bak penampung air
tanpa kaustik dengan suhu tinggi.tujuan perendaman ini adalah untuk
membersihkan sisa-sisa kaustik dan kotoran yang masih menempel pada
dinding botol. Kadar kaustik pada bak diharapkan lebih rendah dari pada
kadar kaustik pada saat perendaman dalam Lye 1. Hal ini dikarenkan
dengan penyemprotan dalam botol masih terdapat sisa kaustik. Jika sisa

69
kaustik tersebut masih terbawa hingga botol keluar botol washer maka
standar botol steril tidak terpenuhi. Suhu air dalam bak diatur
menggunkan THE (Tube Heat Exchanger).
 Hot Water I dan II: Air yang digunakan pada hot water 1 merupakan air
bilasan botol dari hot water 2. Sedangkan hot water 2 merupakan air
bilasan btol dari cold water yang disirkulasi dengan alat bersuhu ≥80°C
Fungsi adalah membilas botol sisa.
 Cold water: air yang digunakan merupakan air bilasan botol dan fresh
water dengan suhu ≥80°C. fungsinya juga sebagai pembilas.
 Fresh water: botol dalam keadaan posisi masih terbalik akan
tersemprotkan air softenerbersih yang telah dilewatkan PHE. Fungsi dari
pembilasan dengan fresh water ini adalah sebagai pembilasan terakhir.
Air yang digunakan adalah softener dengan suhu minimal 90°C. Botol
yang keluar dari mesin disebut sebagi Botol Steril. Botol dikatan steril
jika bebas dari kotoran, bahan kimia (termasuk caustic) dan memiliki
suhu tinggi.
f. Empty Bottle Inspection
Pada empty bottle inspection, terdapat optic scan. Untuk menjaga tetap
beroperasinya mesin optic scan, ditempatkan 1 orang orator di pos II. Selain itu
karyawan tersebut bertugas untuk memindahkan botol apabila terdeteksi tidak
lolosinspeksi. Fungsi dari optic scan adalah mendeteksi benda-benda asing pada
daras botol. Optic scan mampu mendeteksi kotoran yang masuk dalam zona
sensitivity. Zona sensitivity dari optic scan tersebut dibagi menjadi 6 yakni central
(tengah), intermediate (pinggir luar)¸outer (pinggir, corner (tengah, large object,
liquid (isi cairan). Prinsip dari alat optic scan adalah cahaya majemuk akan
melewati dasar botol apabila terdapat benda asing yang masuk zona sensitivity
didasar botol yang menghalangi cahaya maka botol akan otomatis segera
disingkirkan dengan cepat kesebuah wadah tepat disamping alat.
g. Coding (Ink Jet Printer)
Setiap leher botol setealh melewati crowner akan langsung diberi ode produksi
dengan Ink Jet Printer.koe yang tertulis terdiri dari 2 baris. Baris pertama terdiri

70
dari 6 digit yang menunjukkan waktu kadar luwarsa, dihitung 1 tahun sejak
produksi. Digit tersebut yakni kadar luwarsa, terdiri dari 2 digit angka (01-31, 2
digit bulan (01-12) dan 2 digit tahun. Baris kedua juga terdiri dari 6 digit. Digit
pertama yaitu huruf yang menunjukkan kode lokasi pabrik yang memproduksi,
2digit yakni jam pembuatan (00-24), 2 digit menit pembuatan (00-59), 1 digit
yakni formasi produksi (A-C)
h. Selector pos 2 (seleksi Botol Bersih)
Prose seleksi berikutnya dilakukan do post 2 yakni selektor botol bersih.
Seleksi dilakukan secara manual oleh petugas yang mana akan dilewatkan pada
light inspection untuk dilihat apakah terdapat botol yang tidak sesuai dengan
kriteria. Kriteria botol yang direject di post 2 adalah gumpil dibagian atas, botol
buram dan botol kusam
i. Pasteurisasi
Pada tahapan ini dilakukan proses pemanasan untuk menghilangkan
mikroba yang masih tersisa didalam botol. Hal ini dilakukan untuk memastikan
botol yang akan dilakukan pengisian benar-benar steril. Dari unit pasteurisasi ini
TCM di pompa kemesin pengisian botol. Di stasiun ini, TCM dengan
temperature dia tas 90°C diisi kedalam botol panas yang sudah dicuci dan steril
sehingga bebas dari kuman.
j. Filler dan Crowner (Hot Filling)
Pada tahapan ini botol yang sudah steril kemudian diisi teh cair manis dari
kitchen. Suhu teh cair manis yang berada pada mesin filler sebesar 90°C. jika
suhu teh cair manis tidak sesuai, maka proses otomatis akan terhenti. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kualitas teh yang akan dikemas nantinya. Prinsip kerja
dari mesin filler adalah dengan mengeluarkan udara dalam botol dan mengisi
cairan secara terkontrol dengan sensor inframerah. Setelah terisi dengan TCM,
botol harus segera ditutup untuk menjaga kualitas teh didalamnya dengan
menggunakan mesin crowner yang mengikuti kecepan mesin filter. Crown
dimasukkan dalam sebuah hopper tertutup yang merupakan bagian dari crown
box. Dalam box crown terdapat lampu UV yang hidup apabila tutup box ditutup
dan berfungsi sebagia sterilisai crown. Crown dari box menuju crown melalui

71
magnetic conveyor yang juga dilengkapi sebuah UV light. Disepanjang coveyor
dilengkapi oleh tutup sehingga crown terlindungi dari udara luar dan tetap steril.
Setelah melalui conveyor, cron akan jatuh ke penampung crown yang berbentuk
pipih. Crown akan jatuh ke penampung crown kedua setelah melewati pembalik
crown. Fungsiya agar crown keluar dalam posisi seragam.
Crowner memiliki 18 crown stamp yang berfungsi emmasng crown pada
mulut botol. Botol setelah melakui filler akan melewati bagian bawah crown
stamp, kemudian crown stamp bergerak turun sehingga mulut botol tepat masuk
dalam crown stamp. Piston dalam crown stamp akan langsung menekan crown
kemulut botol. Crown di tekan dengan keras sehingga mengerut, rapat dan
terkunci pada mulut botol.
k. Selector post 3 (Seleksi Botol Isi)
Pada post ini di tempatkan 2 orang karyawan sebagia selektor yang
bertugas mengispeksi botol isi TCM. Botol ini TCM non standart yang diseleksi
anatar lain temperature no standar, warna non standart, kejernihan non standar,
aroma non standar, kadar gula non standart, volume non standar, kadar gula non
standar, volume non standar, botol gupil, botol retak bawah, botol tutup miring,
botol asing,botol isi benda asing , crown crowk non standart, tanpa tutup, kosong
tertutup, botol kotor luar.
l. Crate
Prinsip kerja alat ini sama dengan decrater, namun bekerja kebalikannya.
Crater berfungsi memindahkan botol ke krat. Dalam sekali memindahkan botol ke
krat membutuhkan waktu 4 detik, botol yang pindah sebnayak 72 botol atau 3
krat. Selama perjalanan juga di lakukan pemeriksaan produk yaitu, dilihat volume
dalam botol.
m. Palletizer
Berfungsi memindahkan PI (peti isi) ke pallet. Sekali angkat sebanyak 12
krat isi, sehingga di perlukan 5 kali angkatan untuk mendapatkan 1 pallet isi 60
krat. Pallet tersebut berasal dari pallet magazine yang terletak diantara depalletiser
dan palletizer pada mesin ini juga terdapat sensor-sensor.

72
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pengendaliann mutu bahan baku dilakukan di PT Sinar Sosro Pabrik
Mojokerto meliputi pengecekan bahan bakan baku utama, kemasan dan bahan
pembantu. Dalam hal ini pengendalian bahan baku memegang peranan penting
terhadap kualitas produk teh botol sosro yang dihasilkan. Proses pengendalian
mutu dilakukan mengacu pada standard yang telah di tetapkan oleh perusahaan.
Pengendalian mutu bahan bakudilakukan dan diuji oleh inspector Incomming
material dari departemen Quality Control PT Sinar Sosro KPB Mojokerto.
Proses pembuatan teh botol sosro melalui beberapa tahapan diantara lain
proses Water Treatment, Pembuatan Teh Cair Pahit, Syrup Gula, Pembuatan Teh
Cair Manis, Proses Pembotolan dan Penyimpanan Dalam Gudang.

6.2 Saran
pegendalian mutu bahan baku merupakan tanggung jawab yang sangat
penting bagi Departemen Quality Control maka pegawasan kualitas lanjutan
seperti pengujian ulangharus benar-benar diperketat untuk semua bagian agar bisa
menekan adanya bahan baku yang kurang sesuai standart yang sudah di tentukan.
Serta untuk penyimpanan bahan baku dianjurkan pallet yang digunakan sebaiknya
menggukana pallet berbahan baku plastik agar dihindari dari hal-hal yang tidak
diinginkan dan kualitas tetap terjaga.

73
DAFTAR PUSTAKA

Ambhen.2011.GulaRafinasihttp://ambhen.wordpress.com/2011/10/18/gularafinasi
Diakses pada 8 november 2017
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Teh Indonesia. Jakarta: BPS RI
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2011. 01-3143-2011: Mutu Teh Dalam
Kemasan.
Badan Standarisasi Nasional. 1994. SNI 01-3553-1994: Syarat Mutu Teh
Kering. BSN. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 2002. SNI 01-1898-2002: Syarat Mutu Teh
Kering. BSN. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 2006 . SNI 01-3553-2006: Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK). Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 3140.2:2011: Syarat Mutu Gula Kristal
Rafinasi . BSN. Jakarta
Diniyah, Nurud., Wijanarko S. Bambang dan Purnomo, Hari. 2012. Teknologi
Pengolahan Gula Coklat Cair Nira Siwalan. (Borassus flabellifer L.).
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 23 (1): 53-57 Gammahendra, F.,
Djambur H., dan Muhammad FR. 2014. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap
Efektivitas Organisasi (Studi pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Kediri). Jurnal Admininstrasi Bisnis. 7(2):
1-10.
Khopkar, SM. 2003. Konsep Dasar Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Knez, B Wheinreich. 2006. Exraction of activeInggridient from green
(Camalia Sinensis): Extraction of Efficiency of major Catechin and
Caffeein. Foodchem.96:597-605
Menkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492
Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Nindyasari. 2012. Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan Teh Hijau (Camellia
Sinensis) Serta Proses Pencernaan In Vitro Terhadap Aktivitas Inhibisi
Lipase. Bogor: IPB.

74
PT. Sinar Sosro. 2016. Company and Product Knowledge. Jakarta: PT. Sinar
Sosro
Purnomo. 2006. Manfaat Teh Hijau (Green Tea) untuk Mencegah Pertumbuhan
Bakteri Steptococus Mutan pada Gigi. Skripsi. UI. Depok
Said, N. I., 2007. Desinfeksi Untuk Proses Pengolahan Air Minum. Jurnal Air
Indonesia, 3(1):15-20
Sawyer, C.N., McCarty, Parkin. 2003. Chemistry for Enviromental
Engineering and Science

75

Anda mungkin juga menyukai