Disusun Oleh
NIM: 932118218
(IAIN) KEDIRI
2019
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) KEDIRI
FAKULTAS TARBIYAH
Program Studi:
Pendidikan Agama Islam - Tadris Bahasa Inggris - Pendidikan Bahasa Arab
Manajemen Pendidikan Islam – Tadris Matematika – Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah
Alamat: Jl. Sunan Ampel No.07 Ngronggo Kediri Telp. (0354) 689282 Fax.0354-686564
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 9321.182.18
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Magang
FTIK IAIN Kediri
M. Afifi, M.Pd
NIP. -
BAB III
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan dalam hal sikap dan
kepribadian, meliputi kejujuran, kedewasaan berpikir, tanggung jawab,
kemandirian, disiplin, dan antusiasme.
Kompetensi kepribadian guru di MTs Ma’arif NU ini sudah cukup baik
dan sudah mencerminkan sebagai tenaga pendidik yang baik. Hal ini terlihat
dari cara berpakaian/berpenampilannya sudah cukup baik, berpenamppilan
sebagaimana pendidik, cara berbicaranya pun juga sudah cukup baik dengan
siswa, meskipun terkadang tidak menggunakan bahasa Indonesia, namun
masih dalam batasan wajar.
Dalam proses belajar mengajar, guru melakukannya dengan disiplin.
Dibuktikan dengan guru selalu memberikan tugas kepada siswa setelah materi
selesai disampaikan, membahas secara bersama-sama setelah siswa selesai
mengerjakan tugas, dan memberikan nilai sesuai dengan usaha yang telah
dilakukan siswa. Guru disiplin dalam memulai dan mengakhiri proses belajar
mengajar, meskipun ada beberapa yang belum dikarenakan ada tugas yang
harus diselesaikan di luar kelas. Tak jarang, guru juga sering memberikan
motivasi-motivasi kepada siswa untuk tetap semangat belajar dan menjadi
inspirator bagi siswa dalam belajar. Tak jarang guru juga mengingatkan siswa
yang kurang tertib dan kurang disiplin dalam KBM.
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial ini menitik-beratkan kepada kemampuan guru dalam
berinteraksi dengan lingkungan, meliputi komunikasi, kerja sama, dan empati.
Berdasarkan pengamatan saya, guru di MTs Ma’arif NU ini sudah dikatakan
sangat baik dalam kompetensi sosialnya. Hal ini terlihat ketika guru
berinteraksi atau berkomunikasi dengan siswa-siswinya, wali murid, maupun
dengan sesama guru. Guru berinteraksi dengan baik, menggunakan kata yang
baik serta tidak menyinggung. Namun, ketika di dalam kelas ada saatnya
dimana guru menggunakan perkataan yang menyinggung siswa, namun
dengan tujuan agar siswanya sadar, misalnya ketika siswa tidak
memperhatikan guru saat pelajaran, atau yang lainnya. Ketika
berkomunikasipun guru tidak mendiskriminasikan teman bicaranya. Guru
tidak mempermasalahkan apa latar belakang keluarganya, pekerjaannya,
statusnya, maupun usianya. Guru mampu bersifat ramah dengan semua orang,
bahkan kepada orang yang baru dikenalnya.
4. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Kompetensi professional guru di MTs Ma’arif NU sudah cukup
baik. Hal ini terlihat dari cara guru menyampaikan materi kepada siswa-siswi
di kelas. Guru menyampaikan dengan rinci agar mudah dipahami siswa. Tidak
jarang guru juga mengaitkan materi yang disampaikan dengan
pengaplikasiannya di lapangan. Ketika KBM berlangsung, gurupun berusaha
memancing rasa keingintahuan siswa, sehingga siswa banyak yang bertanya
mengenai materi yang mungkin belum difahami. Dalam menanggapi
pertanyaan siswa pun, guru menanggapinya dengan baik dan menjawabnya
dengan tepat dan tuntas. Selain itu, pada materi-materi yang dianggap lebih
penting atau yang paling pokok , guru pun memberikan penekanan pada materi
tersebut. Lalu, diakhir pembelajaran, guru biasanya juga memberikan
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan tersebut.
Dalam KBM pun guru menggunakan metode yang mudah dicerna dan
dipahami siswa. Selain itu, guru pun menggunakan cara-cara tertentu agar
mereka (siswa-siswi) tidak merasa jenuh dan mudah bosan. Misalnya, ketika
KBM diselingi dengan game, Sholawatan atau ice breaking agar mereka
kembali semangat dan fresh. Sehingga mereka mudah menerima materi yang
disampaikan dengan baik.
3. Pengaturan kelas
Secara keseluruhan, jumlah kelas di MTs Ma’arif NU terdiri dari 24
kelas. Pengaturan kelas diatur sebaik mungkin serta senyaman mungkin, agar
ketika KBM siswa maupun guru merasa nyaman dan tidak terganggu dengan
hal-hal lain. Disetiap kelas disediakan fasilitas pembelajaran yang cukup
memadai, diantaranya meja dan kursi baik untuk guru maupun untuk siswa,
papan tulis serta alat tulis papan, alat kebersihan. Sedangkan jumlah kursi dan
meja ditiap kelasnya berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan jumlah siswa
masing-masing kelas.
Dan yang tidak ketinggalan, di setiap kelas juga terdapat ventilasi udara
yang memadai sehingga ruang kelas tidak terasa pengap. Sedangkan untuk
kebersihan kelas, masing-masing kelas membentuk jadwal piket yang diatur
langsung oleh pengurus kelasnya.
2. Membuka pembelajaran
Ketika memasuki kelas, guru selalu mengucapkan salam dan siswa-siswi
menjawabnya. Di pagi hari untuk membuka pembelajaran siswa-siswi
dimasing-masing kelas berdo’a terlebih dahulu. Rangkaian do’a yang mereka
baca yaitu surat Al-Fatihah, do’a awal majelis, lalu membaca Asmaul Husna.
Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru mengisi daftar hadir siswa
dengan mengabsennya. Absen tersebut dilakukan pada tiap jam mata pelajaran,
agar terdeteksi siapa saja siswa yang selalu ada, dan siswa yang izin atau ada
alasan lain. Setelah itu guru biasanya mereview materi yang telah dipelajari di
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar apa yang telah
dipelajari dipertemuan sebelumnya tidak terlupakan begitu saja, dan siswa-
siswi masih mengingatnya.
3. Inti pembelajaran
Proses belajar mengajar di dalam kelas sudah sesuai dengan urutan materi
yang terdapat pada lembar kerja RPP. Guru menjelaskan materi dengan
mengunakan metode learning of teacher Atau berpusat pada guru , yang mana
pembelajaran tersebut berpusat pada guru yang memberikan penjelasan selama
kelas berlangsung. Dalam menjelaskan pelajaran, guru selalu mencoba untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan baik. Namun, tidak jarang
guru juga menggunakan bahasa daerah (bahasa sehari-hari/bahasa jawaa) agar
antara guru dan siswa terjalin hubungan yang baik, dan lebih dekat. Selain itu,
guru juga memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan lembar kerja
siswa. Namun, tidak selamanya pembelajarn berpusat pada guru, adakalanya
guru membuat kelompok diskusi yang nantinya hasil diskusi tersebut
disampaikan di depan kelas pada siswa lainnya. Metode yang diterapkan oleh
para guru di MTs Maarif NU Kota Blitar begitu beragam supaya dapat menarik
perhatian siswa agar tidak mengantuk dalam kelas, seperti yang dilakukan oleh
para guru diantaranya, mengisi penjelasan dengan cerita-cerita inspiratif,
menyampaikan nasihat-nasihat dalam bentuk obrolan ringan, ada juga yang
mengajak siswa bersholawat bersama sama yang menghibur kejenuhan siswa
dalam kelas.
E. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, budaya yang berkembang di MTs Maarif
NU Kota Blitar sudah bagus, siswa-siswi berperilaku sopan kepada para guru dan
karyawan, terlihat dari cara berkomunikasi antara guru dan siswa serta kebiasaan
siswa ketika berada di depan guru. Kebiasaan-kebiasaan tersebut memiliki manfaat
yang positif bagi seluruh warga sekolah, baik untuk para peserta didik dan para
guru serta karyawan. Disamping itu budaya yang positif tersebut berjalan dengan
baik, dan kondusif. Guru memasuki kelas dan juga cara mengkondisikan kelas
hingga akhir pembelajaran, terbilang berhasil. bagaimana cara guru
mengkondisikan kelas, menjaga agar peserta didiknya tetap fokus dalam pelajaran
sehingga dapat menangkap setiap materi yang disampaikan. Kemudian ketegasan
terhadap siswa, dimana pemberian sanksi terhadap siswa yang tidak mengerjakan
tugas serta pemberian pekerjaan rumah, semua itu menciptakan kedisiplinan para
peserta didik agar selalu belajar.Semua berkaitan dengan menejemen kelas
maupun sekolah sangat bagus, dilihat dari keberhasilan-keberhasilan yang dicapai.
Disamping itu, kegiatan pengamatan berjalan dengan lancar, segala
informasi yang dibutuhkan dapat diakses dan diperoleh secara mudah dengan
bantuan para guru serta karyawan MTs Maarif NU Kota Blitar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya yang sudah terbentuk di MTs Ma’arif NU kota Blitar yang menyatu
dengan pondok pesantren yang juga masih satu Yayasan, membuat budaya-
budaya unik pun muncul akibat adanya pengaruh dari pondok pesantren berkaitan
dengan kedisiplinan, akhlak atau tingkah laku, kebersihan, keindahan dan lain
sebagainya, yang tentunya budaya-budaya tersebut memiliki pengaruh positif bagi
para peserta didik dan juga para guru serta karyawan.
Kemudian, sekolah sendiri memiliki komitmen yang tinggi dalam
meningkatkan mutu pendidikan di MA Maarif NU Kota Blitar terlihat dari setiap
evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan juga terlihat
dari kegiatan guru selama mengajar dalam kelas sangatlah bagus, siswa
terkondisikan dengan baik, sehingga materi dapat dipahami dengan baik. Guru
dapat memahami karakter siswanya. Segala kegiatan yang dilakukan memberikan
nilai positif bagi peserta didik, nasehat-nasehat yang diberikan di sela-sela
penjelasan memberikan motivasi kepada peserta didik, sehingga selain
mendapatkan materi para peserta didik juga memperoleh nasehat-nasehat yang
berguna bagi kehidupan di masa mendatang.
Selain itu, pembelajaran dalam kelas cukup baik dan berjalan selaras dan
kondusif. Kegiatan-kegiatan tersebut juga bernilai positif bagi siswa dalam
meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa sendiri. Sikap yang berbeda pada setiap
siswa juga mempengaruhi cara belajar siswa dalam menunjang munculnya
kemampuan dan potensi diri. Selain akademik di Mts Maarif NU Juga
mengadakan pembelajaran ekstrakulikuler yang mengasah kemampuan potensi
diri siswa, sehingga perkembangan siswa menjadi lebih efektif dan efisien.
B. Saran
Semua kegiatan yang ada di MTs Maarif Nu Kota Blitar berjalan dengan baik
serta kondusif, banyak sisi positif yang dapat diambil dari setiap kegiatan tersebut,
apabila terjadi permasalahan, sekolah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan baik.
Dengan begitu, kita hendaknya dapat meneladani dan mencontoh metode-
metode yang diterapkan baik metode bagaimana guru dapat mengkondisikan kelas
dengan baik, cara bersikap sebagai pendidik yang baik dan menjadi teladan bagi
para peserta didiknya, dan juga metode menejemen pendidikan kelas maupun luar
kelas yang diterapkan di MTs Maarif NU Kota Blitar yang penting untuk kita
ketahui sekaligus pahami sebagai bekal calon pendidik.