Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MAGANG 1

Di MTs Ma’arif Nahdlotul Ulama (NU) Kota Blitar

Tahun Ajaran 2019/2020

Ditulis untuk memenuhi tugas magang 1

Disusun Oleh

MUHAMMAD FATHONI MUSYAFAK

NIM: 932118218

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KEDIRI

2019
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) KEDIRI
FAKULTAS TARBIYAH
Program Studi:
Pendidikan Agama Islam - Tadris Bahasa Inggris - Pendidikan Bahasa Arab
Manajemen Pendidikan Islam – Tadris Matematika – Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah
Alamat: Jl. Sunan Ampel No.07 Ngronggo Kediri Telp. (0354) 689282 Fax.0354-686564

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kami selaku pembimbing kegiatan


Magang 1 di Madrasah Tsanawiyah Maarif NU Kota Blitar menerangkan
dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa di bawah ini:

Nama : Muhammad Fathoni Musyafak

NIM : 9321.182.18

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Telah melaksanakan kegiatan magang 1 di Madrasah Tsanawiyah


Maarif NU Kota Blitar dari tanggal 3 – 17 Januari 2020. Hasil seluruh kegiatan
tercakup dalam laporan ini.

Kediri, 24 Januari 2020


Kepala MTs Maarif NU Kota Blitar Koordinator Magang

Anang Priadi, S.Si Mohammad Muhyidin, M, Pd.


NIP.- NIP. 198012262009121004

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Magang
FTIK IAIN Kediri

M. Afifi, M.Pd
NIP. -
BAB III

HASIL KEGIATAN MAGANG 1

Oleh : Muhammad Fathoni Musyafak

A. Pengamatan Kultur dan Manajemen Sekolah


1. Perilaku siswa di dalam dan di luar kelas
Secara umum, berdasarkan pengamatan yang kami lakukan terhadap
perilaku siswa-siswi di MTs Ma’arif NU tersebut, perilaku siswa di dalam
kelas sudah cukup baik. Hal itu terlihat dari keaktifan dan antusiasme mereka
saat pelajaran berlangsung. Mereka memperhatikan guru yang mengajar
dengan baik. Bahkan, jika ada yang kurang faham dengan penjelasan gurunya,
merekapun langsung bertanya. Namun demikian, bukan berarti semua siswa
yang ada di dalam kelas mengikuti pelajaran dengan baik. Karena ada beberapa
dari mereka yang gaduh di dalam kelas, bercanda dengan teman ketika guru
menerangkan. Namun, hal itu kami rasa masih dalam batas kewajaran. Karena
tidak hanya di MTs Ma’arif NU saja, pastinye di sekolahan lain pun mengalami
hal demikian. Namun, guru pun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengatasi kegaduhan yang terjadi di dalam kelas.
Dalam berkomunikasi di dalam kelas, baik kepada guru maupun kepada
sesama siswa, secara umum sudah cukup baik dan santun. Meski kadang masih
ada beberapa siswa yang belum terbiasa membudayakan hal tersebut. Hal itu
terlihat ketika mereka bekomunikasi dengan guru maupun kepada sesama,
bahasanya terdengar kurang sopan. Mungkin itu merupakan upaya mereka agar
bisa lebih dekat dengan gurunya, dan menganggap gurunya sebagai teman atau
sahabatnya sendiri. Namun, gurunya pun tidak begitu mempermasalahkan hal
tersebut, karena hal ittu masih dalam batas kewajaran. Namun, dari pihak
sekolah senantiasa mengajarkan dan membudayakan peserta didiknya agar
senantiasa berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan dapat menunjukkan
keterpelajarannya.
Sedangkan perilaku siswa ketika di luar kelas sudah dapat disebut cukup
baik. Hal ini terlihat ketika mereka bertemu dengan guru maupun karyawan
sekolah mereka senantiasa menyapa, baik dengan memanggil nama gurunya,
ataupun sekedar tersenyum ramah. Selain itu mereka juga berjabat tangan
dengan gurunya serta mencium tangan gurunya. Namun, kami juga menemui
ada beberapa siswa yang kurang disiplin. Misalnya ketika memasuki jam
pelajarn atau jam istirahat sudah berakhir, masih ada beberapa siswa yang
masih duduk-duduk di depan kelas, dan Bahkan ada beberapa siswa yang di
luar kelas, ketika guru berhalangan hadir. Namun, pihak gurupun sudah
berusaha mengingatkan serta mengondisikan siswa-siswinya agar selalu
disiplin, baik ketika ada gurunya ataupun tidak.

2. Kebiasaan yang sedang dibudidayakan atau yang sudah membudaya


MTs Ma’arif NU Kota Blitar memiliki beberapa kebiasaan yang sudah
sangat baik, baik yang sedang dibudidayakan ataupun yang sudah
membudidaya. Diantaranya, sebelum pelajaran dimulai pada pukul 06.45
semua siswa membaca do’a di kelas masing-masing. Diawali dengan membaca
surat Al-Fatihah, lalu doa awalud dirosah, dan ada juga kelas yang membaca
asmaul husna sebagai tambahan sebelum pelajaran. Terkadang, ada guru yang
datang terlambat di jam pertama, namun segera konfirmasi ke petugas piket
untuk mengondisikan kelas. Ketika guru masuk kelas, guru mengucapkan
salam kepada siswa-siswi, dan merekapun menjawab salam dengan sangat.
Namun, jika diakhir pelajaran, setelah menjawab salam mereka berbaris rapi
bersiap mencium tangan gurunya sebagai tanda hormatnya mereka terhadap
guru. Jika di pagi hari mereka membaca do’a sebelum pelajaran, maka ketika
akan pulang pun mereka juga membaca do’a. Do’a yang mereka baca sebelum
pulang yaitu membaca surat Al-‘Ashr dan doa kafaratul majlis.
Seperti halnya di sekolah-sekolah lain, di MTs Ma’arif NU ini pun juga
terdapat kegiatan sholat dhuha serta sholat dzuhur berjama’ah yang
dilaksanakan di Masjid pondok dan asrama pondok yang masih satu lokasi
dengan MTs Ma’arif NU. Namun, di sekolah ini disediakan absen sholat
dhuha, hal ini diharapkan agar siswa-siswi mengikuti sholat dhuha serta sholat
dzuhur semuanya.
Dikarenakan Mts Maarif NU ini dibawah naungan pondok pesantren, jadi
sekolah juga membuat kurikulum tersendiri yang telah disesuaikan dengan
kurikulum kemenag dan sekolah menamainya dengan kurikulum integrasi,
dimana siswa siswa tidak hanya belajar dari buku buku dektat secara umum
akan tetapi siswa siswi juga belajar dengan modul yang telah disusun khusus
oleh tim dari sekolah yang didalamnya dirujuk referensi dari kitab- kitab
kuning pegon(maknani kitab) seperti mapel fiqih dirujuk dari kitab mabadi,
dsb.
Selain itu, di MTs Ma’arif NU ini juga diadakan Rapat di Madrasah
bersama dengan wali murid. Hal ini dilakukan agar terjalin silaturrahmi serta
adanya hubungan baik antara guru, dan wali murid. Kegiatan ini dilakukan
setiap 2 bulan sekali untuk kelas 7 dan 8, serta untuk kelas 3 dilakukan 3 bulan
sekali.Selain itu, di MTs Ma’arif NU ini juga diberlakukan budaya wajib
memakai kopyah/songkok setiap hariu untuk santri putra. Sedangkan untuk
santrui putri memakai iket
Di MTs Ma’arif NU ini khususnya cabang Tambakboyo dibudayakan
menggunakan dua bahasa keseharian. yaitu bahasa Inggris, dan bahasa Arab.
Dengan adanya budaya seperti ini, pihak sekolah berharap agar nantinya ketika
keluar dari MTs Ma’arif NU siswi sudah mampu menguasai bahasa tersebut.

3. Upaya-upaya pembinaan guru dan siswa


Dalam upaya pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan di MTs Ma’arif NU, para guru dibekali pembelajaran
dalam penerapan kurikulum K-13 yang berbasis teknologi dan online, selain
itu dalam rangka peningkatan kualitas guru di sekolah, pihak sekolah selalu
mengirimkan guru gurunya untuk mengikuti diklat tingkat daerah maupun
tingkat provinsi sesuai mata pelajaran yang diampunya. Dan dalam rangka
peningkatan mutu sekolah, pihak guru juga sering mengadakan rapat dan
musyawaroh melalui MGMP (Musyawaroh Guru Mata Pelajaran).
B. Pengamatan Kompetensi Utama Pendidik/Guru
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik guru di MTs Ma’arif NU sudah baik. Dalam
menyampaikan materi, guru menjelaskannya secara rinci dan jelas, agar mudah
dipahami oleh semua siswa. Namun, tidak selamanya guru menerangkan,
adakalanya di waktu tertentu guru membuat kelompok diskusi untuk
menerangkan materi pada tiap-tiap bab pembagiannya tidak didasarkan pada
tingkat kecerdasan siswa, akan tetapi dibagi secara acak dengan berhitung agar
sama rata. Ketika KBM pun guru secara acak bertanya kepada siswa untuk
menjelaskan materi yang telah didiskusikan. Selain itu, untuk lebih
memahamkan siswa, guru pun memberikan penekanan khusus/penguatan pada
materi yang sekiranya dianggap lebih penting.
Namun, meskipun guru dalam menyampikan materi sudah cukup baik
dan berusaha maksimal agar murid menangkap dengan baik apa yang
disampaikan guru, tidak menutup kemungkinan jika masih ada siswa yang
belum/kurang faham dengan materi yang telah disampaikan. Hal ini
dikarenakan kurangnya antusias siswa dalam memperhatikan guru
menyampaikan materi, ada juga yang disebabkan karena tidak suka dengan
pelajaran tersebut, ada juga yang berbicara sendiri dengan teman yang lain.
Meskipun demikian, guru pun sudah mengingatkannya berulang kali, tapi
masih ada beberapa yang tetap tidak memperhatikan.

2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan dalam hal sikap dan
kepribadian, meliputi kejujuran, kedewasaan berpikir, tanggung jawab,
kemandirian, disiplin, dan antusiasme.
Kompetensi kepribadian guru di MTs Ma’arif NU ini sudah cukup baik
dan sudah mencerminkan sebagai tenaga pendidik yang baik. Hal ini terlihat
dari cara berpakaian/berpenampilannya sudah cukup baik, berpenamppilan
sebagaimana pendidik, cara berbicaranya pun juga sudah cukup baik dengan
siswa, meskipun terkadang tidak menggunakan bahasa Indonesia, namun
masih dalam batasan wajar.
Dalam proses belajar mengajar, guru melakukannya dengan disiplin.
Dibuktikan dengan guru selalu memberikan tugas kepada siswa setelah materi
selesai disampaikan, membahas secara bersama-sama setelah siswa selesai
mengerjakan tugas, dan memberikan nilai sesuai dengan usaha yang telah
dilakukan siswa. Guru disiplin dalam memulai dan mengakhiri proses belajar
mengajar, meskipun ada beberapa yang belum dikarenakan ada tugas yang
harus diselesaikan di luar kelas. Tak jarang, guru juga sering memberikan
motivasi-motivasi kepada siswa untuk tetap semangat belajar dan menjadi
inspirator bagi siswa dalam belajar. Tak jarang guru juga mengingatkan siswa
yang kurang tertib dan kurang disiplin dalam KBM.

3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial ini menitik-beratkan kepada kemampuan guru dalam
berinteraksi dengan lingkungan, meliputi komunikasi, kerja sama, dan empati.
Berdasarkan pengamatan saya, guru di MTs Ma’arif NU ini sudah dikatakan
sangat baik dalam kompetensi sosialnya. Hal ini terlihat ketika guru
berinteraksi atau berkomunikasi dengan siswa-siswinya, wali murid, maupun
dengan sesama guru. Guru berinteraksi dengan baik, menggunakan kata yang
baik serta tidak menyinggung. Namun, ketika di dalam kelas ada saatnya
dimana guru menggunakan perkataan yang menyinggung siswa, namun
dengan tujuan agar siswanya sadar, misalnya ketika siswa tidak
memperhatikan guru saat pelajaran, atau yang lainnya. Ketika
berkomunikasipun guru tidak mendiskriminasikan teman bicaranya. Guru
tidak mempermasalahkan apa latar belakang keluarganya, pekerjaannya,
statusnya, maupun usianya. Guru mampu bersifat ramah dengan semua orang,
bahkan kepada orang yang baru dikenalnya.
4. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Kompetensi professional guru di MTs Ma’arif NU sudah cukup
baik. Hal ini terlihat dari cara guru menyampaikan materi kepada siswa-siswi
di kelas. Guru menyampaikan dengan rinci agar mudah dipahami siswa. Tidak
jarang guru juga mengaitkan materi yang disampaikan dengan
pengaplikasiannya di lapangan. Ketika KBM berlangsung, gurupun berusaha
memancing rasa keingintahuan siswa, sehingga siswa banyak yang bertanya
mengenai materi yang mungkin belum difahami. Dalam menanggapi
pertanyaan siswa pun, guru menanggapinya dengan baik dan menjawabnya
dengan tepat dan tuntas. Selain itu, pada materi-materi yang dianggap lebih
penting atau yang paling pokok , guru pun memberikan penekanan pada materi
tersebut. Lalu, diakhir pembelajaran, guru biasanya juga memberikan
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan tersebut.
Dalam KBM pun guru menggunakan metode yang mudah dicerna dan
dipahami siswa. Selain itu, guru pun menggunakan cara-cara tertentu agar
mereka (siswa-siswi) tidak merasa jenuh dan mudah bosan. Misalnya, ketika
KBM diselingi dengan game, Sholawatan atau ice breaking agar mereka
kembali semangat dan fresh. Sehingga mereka mudah menerima materi yang
disampaikan dengan baik.

C. Pengamatan Pemahaman Peserta Didik


1. Hasil identifikasi peserta didik
Karakteristik pada tiap orang pasti berbeda-beda, meskipun sama-sama
sekolah di tempat yang sama dan diajar oleh guru yang sama. Hal ini
disebabkan karena banyak faktor, diantaranya karena latar belakang dari tiap
anak yang berbeda-beda, baik dari latar belakang keluarga, sosial, ekonomi,
maupun yang lainnya.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di MTs Ma’arif NU,
ditemukan adanya kesesuaian antara pandangan umum dengan hasil observasi
yang dilakukan. Hal ini terbukti ketika mereka bersosialisasi atau
berkomunikasi baik dengan guru, karyawan, maupun teman sebaya mereka.
Karena di pondok mereka juga dibekali adab yang baik melalui pengajian kitab
ta’limul muta’alim (kitab yang membahas adab orang yang mencari ilmu dan
orang yang mengajarkan ilmu). Selain itu, mereka dalam berpakaian juga rapi
dan tidak melewati batas diluar kewajaran. Mengenai kedisiplinannya pun
sudah dikatakan baik, mereka datang tepat waktu baik ketika berangkat
sekolah, maupun masuk kelas setelah istirahat. Meskipun ada sebaian kecil dari
mereka yang kurang disiplin.
Ketika guru belum masuk ke kelas karena masih ada kerepotan di kantor
pun mereka menjemputnya ke kantor. Hal ini menunjukkan bahwa mereka
sungguh-sungguh dalam belajar dan tidak ingin jika ada jam kosong karena
gurunya tidak hadir.

2. Tingkat partisipasi peserta dalam proses pembelajaran


Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di MTs Ma’arif NU ini,
tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran bervariasi. Ada yang
sangat antusias dan bersemangat, ada juga yang terlihat kurang bersemangat
dan acuh terhadap materi yang disampaikan. Hal itu bisa jadi karena kurangnya
minat siswa pada mata pelajaran yang sedang diajarkan, bisa juga karena
kelelahan atau ada masalah dari rumah, sehingga mempengaruhi kondisinya
ketika di sekolah dan di kelas.
Jadi, tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran itu berbeda-
beda dan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karena
kurangnya minat dan bakat siswa dalam mata pelajaran tertentu, serta kondisi
atau suasana hati dan masalah pondok, maupun metode guru dalam
menyampaikan materi.

3. Pengaturan kelas
Secara keseluruhan, jumlah kelas di MTs Ma’arif NU terdiri dari 24
kelas. Pengaturan kelas diatur sebaik mungkin serta senyaman mungkin, agar
ketika KBM siswa maupun guru merasa nyaman dan tidak terganggu dengan
hal-hal lain. Disetiap kelas disediakan fasilitas pembelajaran yang cukup
memadai, diantaranya meja dan kursi baik untuk guru maupun untuk siswa,
papan tulis serta alat tulis papan, alat kebersihan. Sedangkan jumlah kursi dan
meja ditiap kelasnya berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan jumlah siswa
masing-masing kelas.
Dan yang tidak ketinggalan, di setiap kelas juga terdapat ventilasi udara
yang memadai sehingga ruang kelas tidak terasa pengap. Sedangkan untuk
kebersihan kelas, masing-masing kelas membentuk jadwal piket yang diatur
langsung oleh pengurus kelasnya.

4. Problem dan solusi penyimpangan perilaku peserta didik


Dari observasi yang kami lakukan, di MTs Ma’arif NU tidak ada problem
yang sampai melewati batas kewajaran. Problem yang kebanyakan dihadapi di
Mts Ma’arif NU Blitar tidak jauh beda dengan sekolah-sekolah lain yakni
masalah kedisiplinan pelajar. Ada beberapa atau sebagian kecil siswa maupun
siswi yang melanggar tata tertib yang sudah tertulis, tidak menggunakan atribut
lengkap maupun terlambat datang ke sekolah. Solusi yang dilakukan para guru
menghadapi masalah tersebut adalah dengan cara pendekatan kemudian
peringatan dan sanksi tergantung pelanggaran yang dilakukan siswa.

Sedangkan permasalahan dalam kelas yang sering ditemukan yakni siswa


yang mengantuk dan tertidur saat proses pembelajaran berlangsung, solusinya
adalah guru mata pelajaran yang mengajar di kelas tersebut membangunkan
siswa dan juga memperbanyak metode mengajar agar siswa tidak jenuh dalam
kelas. Kemudian ketika kelas kosong, atau guru mata pelajaran tidak hadir,
siswa dalam kelas sulit terkondisikan sehingga mereka ada yang keluar kelas,
solusi untuk menghadapi permasalahan tersebut dengan adanya tugas dari guru
untuk mengerjakan soal-soal latihan dan juga adanya guru piket yang selalu
mengkontrol kelas sehingga kelas tersebut menjadi kondusif meskipun guru
mata pelajaran tidak hadir.
Permasalahan Solusi
Siswa datang terlambat Meminta surat izin ke guru piket
dan membaca do’a serta asmaul
husna di kantor
Siswa tidak menggunakan seragam Ditegur dan diingatkan
yang sesuai dan atribut kengkap
Siswa gaduh di kelas saat KBM Ditegur dan diingatkan
berlangsung
Siswa tidur dikelas saat KBM Dibangunkan, diingatkatkan, dan
berlangsung dinasehati waktunya belajar

5. Pengembangan potensi peserta didik


Potensi yang ada pada masing-masing peserta didik sangatlah bervariasi.
Peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui kegiatan
intrakurikuer, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan
intrakurikuler, mereka bisa mengekspresikannya ketika KBM berlangsung,
biasanya pada mata pelajaran yang diminati mereka terlihat lebih bersemangat
daripada mata pelajaran yang kurang diminati.
Pengembangan potensi peserta didik juga dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Adapun kegiatan ekstrakurikuler di MTs Ma’arif NU meliputi
seni baca Al-Qur’an, tata boga, menjahit , musik, kaligrafi, banjari, jurnalistik,
tari. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari dan waktu yang sama.
Semua siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, namun
siswa dibebaskan menentukan minat dan bakatnya masing-masing untuk
kemudian mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai pilihan masing-masing.
D. Pengamatan Proses Pembelajaran
1. Persiapan pembelajaran
Dalam menyiapkan pembelajaran yang efektif, baik guru maupun siswa
memiliki persiapan tersendiri dalam menyiapkan proses belajar mengajar.
Guru selalu menyiapkan materi yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan fasilitas yang mendukung pembelajaran tersebut.
Tidak jarang guru juga menggunakan fasilitas yang ada di sekolahan dengan
menggunakan LCD, jika dirasa perlu untuk menggunakannya sebagai
pendukung proses belajar mengajar.
Selain itu, sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan dirinya
dengan berpenampilan yang rapi dan sopan sebagaimana layaknya guru. Guru
juga disiplin dalam waktu maupun dalam tugas mengajar. Sebelum masuk
kelas guru juga mempersiapkan metode yang nantinya akan digunakan ketika
mengajar. Agar tidak monoton dan tidak membosankan.
Adapun yang disiapkan siswa sebelum pembelajaran dimulai biasanya
siswa menyiapkan atau membaca materi yang nantinya akan diajarkan oleh
gurunya. Dengan demikian jika ada yang kurang faham ketika ada gurunya
bisa ditanyakan. Sehingga ketika guru menerangkan, siswa tidak dalam
keadaan kosong, tapi siswa sudah memiliki sedikit bekal dari materi yang telah
dipelajari sendiri sebelum pembelajaran dimulai, kemudian sebelum masuk
kelas, salah satu anggota kelas mengambil jurnal absensi di guru petugas piket.
Siswa yang bertugas piket kelas datang lebih awal membersihkan ruangan
sebelum pembelajaran dimulai agar proses pembelajaran berjalan dengan
nyaman.

2. Membuka pembelajaran
Ketika memasuki kelas, guru selalu mengucapkan salam dan siswa-siswi
menjawabnya. Di pagi hari untuk membuka pembelajaran siswa-siswi
dimasing-masing kelas berdo’a terlebih dahulu. Rangkaian do’a yang mereka
baca yaitu surat Al-Fatihah, do’a awal majelis, lalu membaca Asmaul Husna.
Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru mengisi daftar hadir siswa
dengan mengabsennya. Absen tersebut dilakukan pada tiap jam mata pelajaran,
agar terdeteksi siapa saja siswa yang selalu ada, dan siswa yang izin atau ada
alasan lain. Setelah itu guru biasanya mereview materi yang telah dipelajari di
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar apa yang telah
dipelajari dipertemuan sebelumnya tidak terlupakan begitu saja, dan siswa-
siswi masih mengingatnya.

3. Inti pembelajaran
Proses belajar mengajar di dalam kelas sudah sesuai dengan urutan materi
yang terdapat pada lembar kerja RPP. Guru menjelaskan materi dengan
mengunakan metode learning of teacher Atau berpusat pada guru , yang mana
pembelajaran tersebut berpusat pada guru yang memberikan penjelasan selama
kelas berlangsung. Dalam menjelaskan pelajaran, guru selalu mencoba untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan baik. Namun, tidak jarang
guru juga menggunakan bahasa daerah (bahasa sehari-hari/bahasa jawaa) agar
antara guru dan siswa terjalin hubungan yang baik, dan lebih dekat. Selain itu,
guru juga memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan lembar kerja
siswa. Namun, tidak selamanya pembelajarn berpusat pada guru, adakalanya
guru membuat kelompok diskusi yang nantinya hasil diskusi tersebut
disampaikan di depan kelas pada siswa lainnya. Metode yang diterapkan oleh
para guru di MTs Maarif NU Kota Blitar begitu beragam supaya dapat menarik
perhatian siswa agar tidak mengantuk dalam kelas, seperti yang dilakukan oleh
para guru diantaranya, mengisi penjelasan dengan cerita-cerita inspiratif,
menyampaikan nasihat-nasihat dalam bentuk obrolan ringan, ada juga yang
mengajak siswa bersholawat bersama sama yang menghibur kejenuhan siswa
dalam kelas.

E. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, budaya yang berkembang di MTs Maarif
NU Kota Blitar sudah bagus, siswa-siswi berperilaku sopan kepada para guru dan
karyawan, terlihat dari cara berkomunikasi antara guru dan siswa serta kebiasaan
siswa ketika berada di depan guru. Kebiasaan-kebiasaan tersebut memiliki manfaat
yang positif bagi seluruh warga sekolah, baik untuk para peserta didik dan para
guru serta karyawan. Disamping itu budaya yang positif tersebut berjalan dengan
baik, dan kondusif. Guru memasuki kelas dan juga cara mengkondisikan kelas
hingga akhir pembelajaran, terbilang berhasil. bagaimana cara guru
mengkondisikan kelas, menjaga agar peserta didiknya tetap fokus dalam pelajaran
sehingga dapat menangkap setiap materi yang disampaikan. Kemudian ketegasan
terhadap siswa, dimana pemberian sanksi terhadap siswa yang tidak mengerjakan
tugas serta pemberian pekerjaan rumah, semua itu menciptakan kedisiplinan para
peserta didik agar selalu belajar.Semua berkaitan dengan menejemen kelas
maupun sekolah sangat bagus, dilihat dari keberhasilan-keberhasilan yang dicapai.
Disamping itu, kegiatan pengamatan berjalan dengan lancar, segala
informasi yang dibutuhkan dapat diakses dan diperoleh secara mudah dengan
bantuan para guru serta karyawan MTs Maarif NU Kota Blitar.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya yang sudah terbentuk di MTs Ma’arif NU kota Blitar yang menyatu
dengan pondok pesantren yang juga masih satu Yayasan, membuat budaya-
budaya unik pun muncul akibat adanya pengaruh dari pondok pesantren berkaitan
dengan kedisiplinan, akhlak atau tingkah laku, kebersihan, keindahan dan lain
sebagainya, yang tentunya budaya-budaya tersebut memiliki pengaruh positif bagi
para peserta didik dan juga para guru serta karyawan.
Kemudian, sekolah sendiri memiliki komitmen yang tinggi dalam
meningkatkan mutu pendidikan di MA Maarif NU Kota Blitar terlihat dari setiap
evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan juga terlihat
dari kegiatan guru selama mengajar dalam kelas sangatlah bagus, siswa
terkondisikan dengan baik, sehingga materi dapat dipahami dengan baik. Guru
dapat memahami karakter siswanya. Segala kegiatan yang dilakukan memberikan
nilai positif bagi peserta didik, nasehat-nasehat yang diberikan di sela-sela
penjelasan memberikan motivasi kepada peserta didik, sehingga selain
mendapatkan materi para peserta didik juga memperoleh nasehat-nasehat yang
berguna bagi kehidupan di masa mendatang.

Selain itu, pembelajaran dalam kelas cukup baik dan berjalan selaras dan
kondusif. Kegiatan-kegiatan tersebut juga bernilai positif bagi siswa dalam
meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa sendiri. Sikap yang berbeda pada setiap
siswa juga mempengaruhi cara belajar siswa dalam menunjang munculnya
kemampuan dan potensi diri. Selain akademik di Mts Maarif NU Juga
mengadakan pembelajaran ekstrakulikuler yang mengasah kemampuan potensi
diri siswa, sehingga perkembangan siswa menjadi lebih efektif dan efisien.

B. Saran
Semua kegiatan yang ada di MTs Maarif Nu Kota Blitar berjalan dengan baik
serta kondusif, banyak sisi positif yang dapat diambil dari setiap kegiatan tersebut,
apabila terjadi permasalahan, sekolah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan baik.
Dengan begitu, kita hendaknya dapat meneladani dan mencontoh metode-
metode yang diterapkan baik metode bagaimana guru dapat mengkondisikan kelas
dengan baik, cara bersikap sebagai pendidik yang baik dan menjadi teladan bagi
para peserta didiknya, dan juga metode menejemen pendidikan kelas maupun luar
kelas yang diterapkan di MTs Maarif NU Kota Blitar yang penting untuk kita
ketahui sekaligus pahami sebagai bekal calon pendidik.

Anda mungkin juga menyukai