Materi Buku Manajeme Operasi Jay Heizer Tentang Sistem Produksi Just in Time Dan Lean Production System
Materi Buku Manajeme Operasi Jay Heizer Tentang Sistem Produksi Just in Time Dan Lean Production System
. JIT adalah suatu filosofi tentang penyelesaian masalah secara ketat dan terus menerus
untuk menghilangkan pemborosan-pemborosan dan penyimpangan yang tidak diharapkan.
Dengan JIT, persediaan dan komponennya diatur (pulled) dalam suatu sistem sehingga
kedatangannya tepat pada saat dibutuhkan dan dimana dibutuhkan, dan biaya simpan pun
dapat dihilangkan. Dengan demikian manfaat dari sistem JIT terutama pada kontribusinya
terhadap strategi respon cepat dan biaya rendah. (Barry Render dan Jay Heizer)
· Konsep dasar dari sistem JIT, adalah “Waste Reduction” (mengurangi segala pemborosan)
dan “Variability Reduction” (mengurangi segala variabilitas).
· Pengertian Just In Time Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen,
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber
daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi
pemborosan.
Waste reduction. Jika kita bicara tentang pemborosan (waste) pada produksi barang dan
jasa, maka kita bicara tentang segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah.
1. Kelebihan produksi
3. Transportasi
7. Produk rusak.
1. Tenaga kerja, mesin, produk dari supplier yang tidak sesuai dengan standar, terlambat
atau jumlahnya tidak memadai.
· Konsep JIT dilatarbelakangi oleh pull system, yaitu konsep JIT dimana material diproduksi
hanya jika dibutuhkan dan dipindahkan ke bagian yang membutuhkan pada saat
dibutuhkan. Dengan demikian penarikan material dilakukan dalam lot kecil pada saat
dibutuhkan sehingga menghindarkan pemborosan. Beberapa perusahaan juga
menggunakan konsep push system, yaitu suatu sistem yang mendorong material mengalir
ke bawah ke stasiun-stasiun kerja agar material selalu tersedia sehingga mendorong
terjadinya bahan baku yang melimpah. Konsep ini merupakan kabaikan konsep JIT.
1. Supplier
· Keberhasilan JIT sangant dipengaruhi oleh hubungan dengan supplier sebagai pemasok
material. Keterlambatan pengiriman material ataupun penumpukan material merupakan
pemborosan, oleh karena itu perlu dilakukan persekutuan JIT.
· (JIT partnerships) yang bersifat saling menguntungkan dan ditujukan untuk menghilangkan
pemborosan serta menekan biaya.
· Keinginan untuk diversifikasi. Kebanyakan supplier tidak mau terikat hanya pada satu
pelanggan dalam jangka panjang karena ditujukan untuk mengurangi resiko.
· Perubahan teknis/rekayasa. Seringkali supplier kurang punya waktu yang cukup untuk
menghadapi perubahan proses atau peralatannya.
· Jaminan kualitas. Banyak supplier sering kurang peduli dengan konsep produksi dengan
“zero defect”.
· Small Lot Sizes. Supplier sering mendesain proses dalam jumlah besar dan melihat bahwa
konsumen yang meminta dalam jumlah kecil secara berkala merupakan upaya agar biaya
simpan menjadi tanggungan supplier.
2. Tata Letak
· Tata letak JIT menekan pemborosan berupa perpindahan (movement), sehingga kita
menginginkan tata letak fleksible untuk menekan perpindahan material dan orang. Tata
letak yang fleksibel akan dapat memindahkan material secara langsung ke tempat dimana
dibutuhkan.
b. Meminimalkan jarak
g. Melatih tenaga kerja secara lintas keterampilan (beberapa jenis keterampilan agar lebih
fleksibel
3. Persediaan
· Untuk menjaga agar sistem produksi tetap berjalan dengan sempurna, perusahaan
memerlukan sejumlah persediaan minimum untuk menghadapi kemungkinan adanya
masalah atau variasi/ penyimpangan. Hal ini dikenal dengan persediaan JIT.
4. Penjadwalan
e. Mencoba membuat satu buah (one-piece-make) dan memindahkan satu buah (one-piece-
move)
f. Menghilangkan pemborosan
5. Kualitas
· Hubungan antara JIT dan kualitas adalah yang paling kuat. Mereka dihubungkan dalam tiga
cara, yaitu : JIT memotong biaya untuk mencapai kualitas bagus (kualitas otomatis bagus
karena barabg sisa, kerja ulang, investasi persediaan dan kerusakan dihilangkan),
memperbaiki kualitas (JIT meminimalkan antrian dan lead time sebagai sumber potensial
terjadinya kesalahan), dan lebih sedikit cadangan yang diperlukan.
b. Pemberdayaan karyawan
6. Pemberdayaan Karyawan
· Jika pemberdayaan dilakukan dengan sukses maka perusahaan akan meraih komitmen dan
penghargaan baik dari sisi karyawan maupunmanajemen. Dengan dukungan yang kuat dari
karyawan, manajemen serta supplier maka keunggulan bersaing akan dapat dicapai.
JIT Jasa
· Semua teknik JIT yang berhubungan dengan supplier, tata letak, persediaan dan
penjadwalan juga berlaku untuk produk jasa :
1. Supplier. Telah disebutkan, bahwa setiap restoran yang berhubungan dengan supplier
hanya secara virtual (tidak nyata/sungguh-sungguh) ternyata kurang berhasil dalam
operasinya. Banyak pemborosan yang terjadi, seperti kerusakan makanan dan komplain
pelanggan. Jadi supplier juga dibutuhkan pada restoran untuk memasok bahan baku.
2. Tata letak JIT. Tata letak juga dibutuhkan pada restoran agar makanan yang disediakan
sesuai pesanan, makanan dingin harus disajikan dingin dan makanan panas harus disajikan
panas. Begitu juga pada bandara dimana konsumen menginginkan bagasinya secara cepat,
dsb.
3. Persediaan JIT. Persediaan sebisa mungkin “nol”. Seorang pialang saham akan menjal
atau membeli saham berdasar JIT karena penjualan atau pembelian yang batal dieksekusi
tidak akan dapat diterima oleh kliennya, McDonald’s mempertahankan produk jadinya
hanya dalam 10 menit, setelah itu akan dibuang,dsb
4. Penjadwalan JIT. Fokus JIT adalah pada besarnya permintaan konsumen. Dalam jasa,
kepuasan pelanggan/ permintaan harus dipenuhi oleh karyawan, sehingga skedul menjadi
sangat penting. Skedul karyawan di bandara sangat penting agar mereka selalu berada
ditempat pada saat konsumen datang membeli tiket. Skedul karyawan juga penting di
McDonalds agar dapat memproduksi hamburger yang segar dan panas untuk memenuhi
permintaan konsumen yang spesifik, dan masih banyak contoh lainnya.
PENERAPAN JIT
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya
pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
A. Pembelian JIT
· Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau
penggunaan.
· Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dengan cara:
d. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
· Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
c. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya
tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
d. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara
individual
B. Produksi JIT
· Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat
waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya
atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
· Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
a. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun
kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol).
b. Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu
tunggu nol).
· Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
3. Waktu perpindahan
5. Ruangan pabrik
6. Biaya mutu
7. Pembelian bahan
· Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak
langsung
3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan
overhead pabrik secara individual
· Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui
dalam pemanufakturan tradisional.Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai
dampak pada:
a. Persediaan Rendah
Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk
lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal.
Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa
yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
JIT TRADISIONAL
Sistem Pull-through
Sel-sel pemanufakturan
Dsentralisasi jasa
Sistem Push-through
Persediaan signifikan
Berstruktur departemen
Sentralisasi jasa
· Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan biaya langsung
adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk).
· Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah
sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat
menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.
Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung
tradisional dikurangi secara signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1. Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi
berkurang
2. Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.
· Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan
pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka
penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan
penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT
diusahakan persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga
penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.
· Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk memuaskan tujuan
manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang akurat untuk membuat
berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual berdasar cost-plus, (b) analisis trend
biaya, (c) analisis profitabilitas lini produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e)
keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.
· Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama, perusahaan harus
memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel
pemanufakturan dapat dibentuk untuk bisnis berulang-ulang.
· Dalam metode proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih rumit karena adanya
persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan JIT, diusahakan persediaan nol,
sehingga penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung
biaya dari periode sebelumnya. JIT secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.
· Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan otomasi dalam
beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk
mengikutinya dengan pemilikan teknologi pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan
untuk : (a) menaikkan kapasitas produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu
dan pelayanan, (d) menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.
· Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai produk secara
individual. sebagai contoh sel-sel FMS, merupakan rekan terotomasi dari sel-sel
pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam
lingkungan tradisional sekarang menjadi biaya langsung.
· Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan
membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan
menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
3. Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira mengasilkan
informasi keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.
Analisis Biaya-Volume-Laba
Dalam anlisis tersebut biaya dianggap sebagai fungsi linier volume penjualan sehingga
persamaannya adalah:
B = T + VX P = Pendapatan Total
X(H - V) = L + T X = Unit atau volume produk yang X = (L+T)/(H-V) T = Biaya tetap total
Dalam sistem JIT,biaya variabel per unit produk yang dijual turun namun biaya tetapnya
naik.Dalam JIT,biaya variabel berdasar batch tidak ada karena batch menjadi satu
kali.Jadi,rumus biaya dalam JIT dapat digambarkan sebagai berikut:
B = T + V1X1 + V3X3
Titik Impas
Titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi.jadi
dapat dikatakan kondisi pendapatan perusahaan dalam keadaan seimbang.
a. Sistem Konvensional
X = (I + F) / (P - V)
b. Sistem JIT
X1 = (I + F1 + X2V2 ) / (P - V1)