Anda di halaman 1dari 8

Pengertian surat pembaca

Surat pembaca ialah salah satu jenis surat yang diklasifikasikan termasuk jenis surat
pribadi disebabkan surat ini digunakan untuk kepentingan pribadi. Ciri-ciri dari surat
pembaca adalah sebagai berikut :

 tidak memiliki kop/kepala surat


 format dari surat pembaca bebas
 adanya salam pembuka yang variatif
 tidak terdapat nomor surat
 bahasa yang dipakai bebas (suka-suka penulis)
 salam penutup yang variatif

Surat pembaca biasanya dikirim oleh pembaca agar surat itu ditampilkan di media-
media berikut ini.

 koran
 majalah
 tabloid
 buletin
 dan sebagainya

Isi dari surat pembaca pun beraneka ragam, diantaranya adalah sebagai berikut :

 keluhan
 ucapan terima kasih
 saran
 permohonan maaf
 pengumuman
 himbauan
 kritik
 pendapat
 dan lain-lain

Mengapa surat pembaca termasuk kepada surat pribadi? Surat pembaca digolongkan
ke dalam surat pribadi karena memiliki tanda yaitu bahasa yang digunakan alami,
sintaksis sehari-hari, dan memang tulisan pribadi dari seseorang.

Surat pembaca, pada umumnya berjumlah sekitar tiga hingga lima paragraf. Isi dari
surat pembaca sebaiknya dibuat sejelas mungkin, tidak bertele-tele agar tidak
membingungkan pembaca kelak. Adapun dalam menulis surat pembaca, penulis harus
menghindari penerapan singkatan yang tidak lazim, penggunaan istilah/kata asing yang
tidak umum, dan sebagainya.
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat surat pembaca sebagai
berikut:

- Gunakan bahasa yang sopan. Yha walaupun hati kesal ketika menulis surat ini, tapi
sebisa mungkin gunakan kata-kata yang sopan dan tidak kasar.
- Sebelum mengirimkan surat pembaca yang berisi keluhan, sebaiknya usahakan
terlebih dahulu menyelesaikan permasalahan Anda dengan menghubungi langsung
pihak yang bersangkutan. Apabila sudah berkali-kali menghubungi pihak tersebut
melalui berbagai media tetap juga tidak mendapat jawaban barulah berfikir untuk
menuliskan surat pembaca.
- Siapkan bukti yang akurat dan sesuai dengan keluhan anda. Menyampaikan
keluhan tanpa bukti yang jelas malah dapat merugikan diri sendiri. Karena bisa
berhubungan dengan pencemaran nama baik.
- Sampaikan dengan jelas identitas Anda, tujuan surat pembaca, layanan yang Anda
keluhkan dan identitas anda pada layanan tersebut.

Langkah-Langkah Menulis Surat Pembaca

Langkah Pertama : Tentukan tema yang akan ditulis


Sebagaimana menulis artikel pada umumnya, menulis Surat Pembaca pun memerlukan
tema yang jelas. Dengan tema yang jelas, diharapkan penulis akan konsentrasi dan
fokus terhadap permasalahan yang berkaitan dengan tema. Entah itu memberikan
solusi terbaik, menyampaikan pandangan pro dan kontra atau bahkan wacana
alternative. Oleh karena itu, pembuatan judul tetap harus memiliki daya tarik dan
disesuaikan dengan isinya. Misalnya, kita akan menulis tentang lingkungan hidup, maka
kita jangan ngelantur kemana-mana. Selain space tulisan yang terbatas, tulisan yang
ngelantur sangat tidak produktif dan tidak enak dibaca.

Langkah Kedua : Tuangkan tulisan dengan bahasa yang jelas


Meskipun belum tentu merupakan suatu kesalahan, tetapi salah satu kelemahan para
penulis adalah menonjolkan penulisan dengan menyisipkan bahasa-bahasa asing yang
tidak perlu. Tujuannya (mungkin) agar terlihat intelek dan (terlihat) mengikuti
perkembangan baru. Sebenarnya sih boleh-boleh saja. Tetapi untuk menulis Surat
Pembaca tolong dipertimbangkan baik-baik. Bagaimana pun, menuangkan tulisan
dengan bahasa yang lebih jelas dinilai lebih bagus. Penyebabnya, karena karakteristik
penulisan Surat Pembaca yang harus singkat dan padat.

Langkah Ketiga : Jangan menulis terlalu panjang.


Kalau kita jeli meneliti tulisan-tulisan Surat Pembaca yang ada di media cetak, baik itu
suratkabar, tabloid, maupun majalah, paling panjang hanya memuat 3 s/d 5
paragraph/alenea. Rumus seperti ini sebaiknya jangan Anda tabrak. Mengapa ? tulisan
yang panjang dan lebar hanya akan menambah pekerjaan redaksi yang sudah
bertumpuk pekerjaan. Kalau Anda menjadi redaksinya pun, tentu akan lebih senang
memilih tulisan atau artikel yang pas, sesuai dengan harapan, dan tidak berpanjang
lebar.

Langkah Keempat : Baca lagi, edit lagi.


Setelah tulisan selesai dibuat, sebaiknya jangan langsung dikirim ke media cetak.
Cobalah diendapkan sebentar saja, lalu Anda cek sekali lagi. Apakah masih ada salah
huruf atau salah kata ? Bahkan mungkin ada kalimat-kalimat yang dirangkai dari satu
kalimat ke kalimat lain yang tidak nyambung ? Pastikan, semua tulisan yang Anda buat
sempurna menurut versi Anda sendiri. Bila perlu, konfirmasikan lagi kepada senior
Anda, apakah tulisan Anda ini sudah oke atau kurang ? Kalau Anda akan membacanya
lagi, kemudian Anda edit lagi karena Anda kurang puas, lakukanlah dengan penuh
perjuangan, sampai Anda benar-benar nyaman dengan tulisan yang Anda buat sendiri.

Langkah Kelima : Buat surat pengantar


Akan lebih sopan kalau dalam mengirimkan Surat Pembaca kita juga diberikan
pengantar yang isinya bahwa surat yang terlampir adalah surat pembaca. Contoh isi
surat pengantar secara ringkas adalah sebagai berikut : Bersama ini kami kirimkan
tulisan berjudul : � (tuliskan judulnya) � untuk dimuat di Rubrik Surat Pembaca media
cetak yang Bapak/Ibu pimpin. Semoga Surat Pembaca kami ini dapat dipublikasikan di
media cetak Bapak/Ibu. Atas bantuan yang diberikan, kami menyampaikan terima
kasih. Jangan lupa cantumkan Nama, Alamat, serta Nomor Telp/HP Anda yang
gampang dihubungi.

Langkah Keenam : Jangan lupa lampirkan identitas diri.


Kalau kita buka media cetak di halaman opini atau pun di bawah box susunan redaksi
media massa, selalu dicantumkan informasi agar setiap pengirim Surat Pembaca
melampirkan fotocopy identitas diri. Anda dituntut ketaatan untuk memenuhi ketentuan
ini. Kalau KTP tidak ada, Anda bisa menggunakan Kartu SIM, Kartu Pelajar, atau kartu
identitas yang lainnya. Yang penting, jangan melampirkan yang kartu identitas yang
asli, cukup fotocopy-nya saja,

Langkah Ketujuh : Kirimkan kepada alamat redaksi media


Setelah semuanya siap, barulah Anda mengirimkan surat kepada redaksi yang
mengasuh rubrik Surat Pembaca. Biasanya redaksi Surat Pembaca juga mengelola
halaman Opini. Alamat Redaksi media cetak selalu dicantumkan di box susunan
redaksi, masing-masing media. Silahkan kirim tulisan Surat Pembaca Anda ke media
cetak yang memiliki visi dan misi yang sama dengan contain atau materi Surat
Pembaca yang Anda buat. Kalau Anda memiliki minat besar untuk menulis, biasanya
dengan membaca media cetak (atau membaca Surat Pembaca yang dimuat di situ),
Anda akan memiliki feeling bahwa tulisan-tulisan dengan visi dan misi tertentu maka
potensi untuk dimuatnya sangat tinggi.

Langkah Kedelapan : Monitoring pemuatan Surat Pembaca


Setelah mengirimkan Surat Pembaca ke redaksi media cetak, Anda tinggal menunggu
pemuatan atau penerbitannya di media cetak yang kita kirim. Jangan berharap redaksi
akan memberitahu Anda untuk pemuatan, karena mereka pun memiliki waktu yang
terbatas dan dikejar dead line. Kalau punya uang, lebih baik Anda membeli media cetak
tersebut untuk memonitor apakah Surat Pembaca kita sudah dimuat atau belum.
Tetapi, kalau keuangan Anda terbatas, pinjam sebentar di agen media cetak atau
tukang koran untuk ngintip rubrik Surat Pembaca, juga bisa Anda lakukan.

Langkah Kesembilan : Coba lagi, dan jangan putus asa


Kalau tulisan Anda tidak dimuat, jangan berputus asa. Kesuksesan penulis-penulis
hebat adalah karena tulisan-tulisannya pernah ditolak oleh penerbit. Anda coba lagi,
baca lagi, belajar lagi dan kirim lagi. Pokoknya jangan ada istilah berputus asa, karena
dengan demikian maka Anda pasti bisa.

Langkah Kesepuluh : Dokumentasikan Surat Pembaca Anda


Tulisan-tulisan Surat Pembaca yang telah dimuat di media massa, jangan dibuang.
Buatlah dokumentasi yang rapi, suatu saat pasti akan berguna bagi karir dan kehidupan
Anda. Memang benar, kegiatan menulis Surat pembaca bukan karena alasan uang,
tidak ada honor dari penerbit apabila tulisan Anda dimuat di rubrik Surat Pembaca.
Tetapi, kalau kita rutin menulis, maka kemampuan interlektualitas kita terasah.
Contoh Surat Pembaca Media Cetak

Nama: Putri Aulia

Kelas: IX-4/ 27

SK 12. Menuliskan Surat Pembaca yang dituliskan kepada Kepala Sekolah tentang
Lingkungan Sekolah

Yth Kepala SMPN 179 Jakarta Jakarta, 27 November 2012

Assalamualaikum, wr wb.

Musim Pancaroba memang sangat mengganggu untuk beberapa hal. Hal ini saya
rasakan ketika sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, khususnya
kelas 9.4. Suasana di kelas tampak tidak nyaman karna banyaknya sampah berserakan
dan debu yang bertebangan di lantai. Terdapat retakan-retakan lantai di depan meja
paling depan, akibat masuknya air hujan kedalam kelas. Lantai tampak berwarna hitam
akibat debu yang tercampur kotoran yang disebabkan oleh air hujan, cap sepatu di
setiap sudut lantai, dan kurangnya kesadaran dari individu siswa masing-masing.
Kondisi ini memicu hewan pengisap darah untuk bersarang di setiap sudut kursi dan
meja. Saya merasakan dampaknya sendiri. Hal ini memang terlihat sangat kecil, tetapi
menimbulkan dampak yang sangat besar bila terkena serangannya.

Sebelumnya, saya sangat berterima kasih kepada bapak Kepala Sekolah yang telah
membuat SMPN 179 menjadi bersih dan asri. Banyaknya pohon-pohon menambah
pasokan oksigen dan mempercantik sekolah, fungsi pepohonan itu juga sebagai
penampung air ketika hujan deras mengguyur, tetapi itu tidak cukup untuk menahan air
hujan yang mengalir karna rendahnya dataran sekolah dibanding jalanan depan
sekolah. Yang pertama, sekiranya bapak Kepala Sekolah berkenan membetulkan
segera retakan-retakan yang berada di kelas 9.4, karna pecahan lantai dapat melukai
siapapun orang yang sedang melewati lantai tersebut. Yang kedua, sekiranya bapak
Kepala Sekolah juga berkenan mengadakan program “Fogging” atau semprotan
demam berdarah, untuk mengurangi ancaman siswa terserang penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk seperti malaria, demam berdarah dan lain-lain. Yang terakhir,
untuk bapak Kepala Sekolah saya mengingatkan untuk selalu memberikan amanat
kepada seluruh siswa untuk menjaga lingkungan dan memberikan kesadaran akan
bahayanya membuang sampah tidak pada tempatnya.

Wassalamualaikum, wr wb.
Hal-Hal Pokok Yang Harus Ada Dalam Surat Pembaca

b. Waktu kejadian : 27 November 2012


c. Lokasi kejadian : SMPN 179 Jakarta khususnya di kelas 9.4
d. Kronologis kejadian: Musim Pancaroba memang sangat mengganggu kegiatan
belajar mengajar di kelas, khususnya kelas 9.4. Suasana di kelas tampak tidak
nyaman karna banyaknya sampah berserakan dan debu yang bertebangan di
lantai. Terdapat retakan-retakan lantai di depan meja paling depan, akibat
masuknya air hujan kedalam kelas. Lantai tampak berwarna hitam akibat debu
yang tercampur kotoran yang disebabkan oleh air hujan, cap sepatu di setiap
sudut lantai, dan kurangnya kesadaran dari individu siswa masing-masing.
Kondisi ini memicu hewan pengisap darah untuk bersarang di setiap sudut kursi
dan meja. Saya merasakan dampaknya sendiri. Hal ini memang terlihat sangat
kecil, tetapi menimbulkan dampak yang sangat besar bila terkena serangannya.
e. Saran dan Kritik pada instansi terkait : Yang pertama, sekiranya bapak Kepala
Sekolah berkenan membetulkan segera retakan-retakan yang berada di kelas
9.4, karna pecahan lantai dapat melukai siapapun orang yang sedang melewati
lantai tersebut. Yang kedua, sekiranya bapak Kepala Sekolah juga berkenan
mengadakan program “Fogging” atau semprotan demam berdarah, untuk
mengurangi ancaman siswa terserang penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
seperti malaria, demam berdarah dan lain-lain. Yang terakhir, untuk bapak
Kepala Sekolah saya mengingatkan untuk selalu memberikan amanat kepada
seluruh siswa untuk menjaga lingkungan dan memberikan kesadaran akan
bahayanya membuang sampah tidak pada tempatnya.
f. Identitas Penulis Surat : Nama : Putri Aulia
Kelas : 9.4/27
Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah

Sarana Olahraga SMPN 1 Baubau

Hari jum’at adalah jadwal olahraga untuk kelas kami, kelas IX-A. Kekecewaan kami
timbul karena pelajaran olahraga setiap jum’at selalu tidak bervariasi. Jika tidak voli,
pasti basket. Memang kami belum menguasai sepenuhnya kedua olahraga tersebut.
Tapi kami mulai merasa jenuh dengan keduanya. Kami ingin mempelajari olahraga lain
seperti bulu tangkis, tennis atau pingpong. Kami mengerti jika sarana untuk pelajaran
olahraga yang kami harapkan tidak ada dan jauh akan tersedia karena keterbatasan
tempat dan dana sekolah. Tapi kami, terutama saya, sangat kecewa dengan sarana
kedua olahraga yang biasa dilakukan pun kurang memadai.

Seperti halnya olahraga basket, papan ring lapuk dan ringnya pun tak ada. Untuk sepak
bola, meskipun bolanya tersedia banyak di peti bola, tapi gawangnya tak ada. Sehingga
keadaan menuntut kami menggunakan gawang imajinasi yang tak kasat mata saat
olahraga sepak bola. Dan voli, bolanya banyak tersedia. Jaring voli untuk pembatas
kedua regu ada. Dan mungkin sarana untuk pelajaran ini sempurna dan terpenuhi
semua.

Sebagai Sekolah Standar Nasional, seharusnya hal-hal sepele sebagai sarana


olahraga tersebut diperhatikan. Bagaimana mungkin kami akan mengharumkan SMPN
1 Baubau dalam bidang olahraga, jika kami pun tidak menguasai pelajaran olahraga
akibat sarana dan prasarananya yang belum memadai? Kejujuran kami akan semua ini
semata-mata untuk menjadikan sekolah kebanggaan kami menjadi lebih baik

Fasilitas di Toilet yang Kurang Memadai


Toilet merupakan salah satu hal penting dan pasti dimiliki oleh setiap sekolah.

Banyak sekali fasilitas yang kurang memadai di toilet sekolah kita ini diantaranya
seperti kekurangan lampu, kemudian Gayung yang jumlahnya tidak mencukupi dari
jumlah toilet yang ada. Juga bak yang sangat kotor dan bagian bawahnya dipenuhi
dengan lumpur dan bahkan sabun pun tidak tersedia. Saya sendiri pun terkadang
memurungkan niat saya untuk ke toilet hanya karna air yang kotor.

Maka dari itu kami harapkan pihak sekolah dapat mengerti akan hal –hal tersebut. Serta
menjaga kebersihan bak kamar mandi agar terhindar dari jentik-jentik nyamuk yang
akan mengganggu kesehatan siswa.
Kamar Kecil Bau
Beberapa hari saya dan teman teman selalu merasakan aroma tidak sedap yang
bersumber dari kamar kecil yang terletak dibelakang ruang kelas kami. Bau tidak sedap
ini membuat merasa tidak nyaman tinggal dikelas, apalagi harus berpikir atau belajar
dikelas.

Saya dan beberapa teman telah menyampaikan kondisi yang memprihatinkan ini
kepada Wali Kelas, tetapi sampai saat ini belum ada tindakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut.

Lantas kepada siapa kami harus mengadu? Apakah ada hal lain yang menyebabkan
permasalahan tersebut tidak segera diatasi. Untuk itu, melalui tulisan ini saya mewakili
kelas IX memohon kepada yang bertugas dalam hal tersebut untuk segera mengecek
dan menindak lanjuti keluhan kami.

Anda mungkin juga menyukai