Anda di halaman 1dari 7

Naskah psikodrama

Tokoh :

Nida : Pintar, ramah, lemah lembut.

Shakilla : lucu, pintar, ramah, baik hati, kocak.

Nando : kocak, ramah, heboh, pintar.

Tasya : suka iri, pendiam, suka seenaknya, tak suka memikirkan orang lain.

Andien : baik, ramah, pintar.

(TTM) Teman Tapi suka Maksa

Skenario Psikodrama

Saat bell istirahat berbunyi, seperti biasa Nando, Nida, dan Shakila atau yang sering dikenal sebagai
Trio CPR sedang berkumpul di gazebo untuk menikmati bekal bersama-sama.

Nando : “Kenapa sih kita hari Selasa selalu barengan dibawain bekal? Kok aneh gitu “

Nida : “ ya enak dong, kan bisa nabung buat jalan-jalan pas weekend “

Nando : “ tapi kan enak jajanan kantin tau”

Shakilla: “ kamu tuh ya, bawel mulu. Masih enak diperhatiin sama orang tua. Ntar kangen lo kalo
udah gede”

Nando yang sambal mengunyah roti isi bekalnya mendengarkan Shakilla dan Nida yang selalu protes.
Tapi ia teralihkan kepada perempuan yang sendirian di gazebo seberang.

Nando : “ eh eh, kalian ngerti gak sih dia siapa? Itu yang anak baru itu bukan?”

Shakilla: “ anak baru yang mana sih ngaco, itu temen sekelas kita kali”

Nando : “ yang di gazebo kali, bukan yang di depan kelas. Ah kamu kayaknya harus pake kacamata
deh”

Shakilla: “ lah ini apa bukan kacamata?”

Nando : “ Kacamata kuda ! hahaha”

Nida : “ ya kamu kudanya ndo ! hahaha”

Nando : “ udaaaaah ah, ini aku tanya serius”

Nida : “ hehe iya bener, dia anak baru itu”


Shakilla: “ sendirian terus ya, kayaknya dia pemalu dan pendiam”

Nando : “ kamu itu sok tau, haha “

Shakilla: “ Nando ! diiiih ! resek ya !”

Nida : “ brisik lagi, duh. Mungkin dia masih baru makanya masih malu-malu”

Nando : “ ayo di samperin? Gimana? Diajak main gitu?”

Nida : “ hayuk, boleh” diikuti Shakilla yang hanya mengangguk-angguk.

Akhirnya mereka bertiga pun menghampiri Tasya yang sedang sendirian memakan bekalnya. Tasya
merupakan anak baru pindahan dari Bandung ke Surabaya.

Nida : “ Halo, permisi”

Tasya : “eh, hai” terkaget

Nando : “ Kamu anak baru yang dari Bandung itu ya?”

Tasya : “ iyah, bener”

Nando : “ hai, salam kenal ya. Aku Nando, dia Shakilla kacamata kuda, dan Nida ndut haha”

Shakilla: “ dia kudanya ya hehe” sambal menunjuk Nando

Nida : “ hehe jangan kaget ya mereka suka ribut sendiri gini emang”

Tasya : “ ah nggak papa kok”

Shakilla: “ eh besok-besok kalo kamu sendirian mending gabung sama kita aja ya. Biar nggak sepi
hehe”

Tasya : “eh iya, makasih ya”

Tasya pun akhirnya mendapatkan teman di sekolahnya. Nida, Nando, Shakilla dan Tasya kini menjadi
akrab. Pertemanan mereka sangatlah seru. Tapi taka da yang tahu apa yang dirasakan Tasya. Tasya
dalam benaknya menyimpan keinginannya sendiri, ia memanfaatkan pertemanan mereka demi
keuntungan pribadi.

Tasya : “ eh aku ada tugas ini nih aljabar, aku ga paham” menyodorkan tugasnya ke Nida

Nida : “ sini, bagian mananya yang gapaham?”

Nando : “ eh aku juga skalian, ga paham aljabar”

Shakilla: “kamu mah kebanyakan bengong di kelas, laper kan lu?”

Nando : “ shhhh.. bawel”

Tasya : “ Nida, mungkin aku akan kesulitan mengerjakan tugas ini. kamu mau bantu gak?”
Nida : “ apa gak sebaiknya dibahas disini aja? Biar enak?”

Tasya : “ percuma aku ga bakalan paham, aku ketinggalan jauh. Tolong yaa? Ya ya ya? Aku gamau
dihukum karna belom ngerjain tugas” memelas

Nida : “ yaudah kali ini aku bantu. Tapi besok-besok kamu belajar ya?”

Shakilla: “ yah, aku juga dong Nid. Sekali kali”

Nando : “ kamu kan dah bisa, Cuma males aja itu hm”

Shakilla: “ kamu aja yang ngerjain ya ndo? Hehe”

Nando : “ ogah !”

Tasya sengaja pura-pura lemah dalam tugasnya, sering pura-pura tak paham, kadang juga pura-pura
sibuk supaya tugasnya dikerjakan teman-temannya. Dia hanya mengerjakan ala kadarnya. Sisanya di
benarkan oleh Nida, Nando, atau Shakilla. Semakin lama Tasya merasa nyaman dengan situasi ini.
terkadang ia iri dengan Nida yang paling pintar dan selalu di tanyakan jika tidak muncul.

Shakilla: “ huh, Nida gamasuk dua hari. Sepi ya ndo?”

Nando : “ yaktul, aku jadi gak mood ribut ama kamu”

Tasya : “ dia kemana sih?”

Nando : “ dia ada urusan apa gitu, jadi ijin dua hari deh”

Shakilla: “ tapi dia urusannya di rumah sih. Jadi masih bisa main ke rumahnya. Tapi sungkan akutuh”

Nando : “ emang kamu punya sungkan?” mengejek Shakilla

Shakilla: “ katanya nggak mood ribut? Hm”

Tasya : kenapa sih harus Nida mulu yang di cari, kan asyikan sama aku. Katanya pelan.

Shakilla: “ eh lusa kan sabtu. Pulang sekolah nge-mall yuk”

Nando : “ time-zone ya?”

Tasya pun sontak merasa senang. Karena mereka hanya akan pergi bertiga. Tanpa Nida.

Nando : “ Sya, kamu hubungi Nida ya. Ajakin “

Shakilla: “ nah, kabarin kita mau ke time-zone pulang sekolah. Dia sukak tuh”

Tasya yang mendengar itu langsung tiba-tiba merasa marah. Kenapa harus Nida lagi, padahal ia
berharap hanya bertiga. Supaya ia menjadi sahabat terbaik menggantikan Nida. Lalu pikiran jelek
Tasya muncul.
Tasya : “ baiklah. Besok aku kabari kalian ya”

Nando : “ siyaaap”

Shakilla: “ Mantul (Mantab Betul)”

Mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Tasya mengabari Nida lewat Whatsapp. Namun bukan
seperti apa yang diamanahkan teman-temannya. Ia mengabari dan mencari alasan supaya Nida tidak
ikut.

Tasya : Nid…

Nida : hai, ada apa sya

Tasya : ah kamu kok gamasuk sih, aku kangen hehe

Nida : iya masih ada urusan. Knapa kenapa? Hehe

Tasya : gakpapa, aku boleh besok kerumahmu? Aku mau pinjem buku sekalian tanya-tanya

Tasya : kamu gak kemana-kemana kan?

Nida : boleh boleh, sini aja, aku nggak kmana-kmna kok

Tasya : oke besok pulang sekolah aku kesana ya. Jangan kemana-kemana

Tasya pun merasa gembira berhasil mengelabuhi Nida. Selanjutnya tinggal mengelabuhi Nando dan
Shakilla besok. Keesokan harrinya setelah pulang sekolah.

Shakilla: “ ayooo. Time-zone !”

Nando : “ yes! Akhirnya”

Tasya : “ ayok temen-temen, dah capek belajar aku”

Shakilla: “ loh tunggu, Nida gimana? Kamu udah kabarin kan?”

Tasya yang diingatkan akan Nida merasa jengkel.

Tasya : “udah, dia sibuk katanya. Keluar sama ayahnya. Lagian dia lagi males main sama kita
bilangnya”

Nando : “ kok? Gamungkin deh”

Tasya : “ ah kamu mah gapernah percaya. Jujur ya sebenernya dia kmaren curhat ke aku tapi aku
kan gabole bocorin. Ini aja aku keceplosan”

Shakilla: “yaampun, shock akutuh. Aku gak nyangka. Pantes wa aku jarang di bales”

Tasya : “ udah ah mending kita bertiga aja sekarang”


Akhirnya mereka bertiga pergi ke time-zone. Nando dan Shakilla pergi dengan perasaan jengkel.
Sedangkan Tasya dengan gembiranya berhasil mengelabuhi mereka. keesokan harinya saat hari
senin, Nando dan Shakilla diam saja. Sementara Nida juga diam saja karena tak enak badan. Hal ini
semakin membuat Nando dan Shakilla percaya pada Tasya. Nida pun sedikit badmood karena Tasya
yang ditunggu tak hadir. Saat istirahat…

Nida : “ sya !”

Tasya (sedang ngerumpi dengan teman-teman kelasnya) : “ hey knapa?”

Nida : “ kamu kemana aja sih. Kamu lupa kita ada janjian kemarin?”

Tasya : “oh iya aku lupa. Aku di ajak Nando sama Shakilla main sih. Jadi lupa kalo udah janjian.
Merekanya maksa banget katanya pengen ajak aku main”

Nida langsung pergi begitu saja. Tasya merasa senang karena rencananya berjalan dengan mulus. Dia
sekarang sedang giat mengadu domba Nando, Shakilla dan Nida. Dia juga mendapat teman baru
Andien, anak terpopuler di sekolah.

Tasya : “ aku senang bisa temenan sama kamu andien. Aku gasuka berteman sama Nando, Nida dan
Shakilla, mereka manfaatin aku terus.”

Andien : “ SERIUS? Kamu baik banget, lugu banget juga. Kok bisa sampek dimanfaatin gitu masih
mau temenan sama mereka”

Tasya : “ yah gimana ya, aku emang gitu orangnya. Eh btw kamu bayarin makanku dulu ya, aku
gabawa uang nih.”

Andien : “ sip deh, gampang”

Tasya : “ aku besok ke rumah kamu, aku pengen bahas tugasku. Ya?”

Andien : “ tapi aku masih les privat dulu besok sampe jam 8 malem”

Tasya : “ ah gapapa. Aku ksana ya”

Andien : “ terserah deh”

Merasa akrab dengan Andien, Tasya semakin seenaknya sendiri. Tasya juga gemar menceritakan
kebohongan. Menceritakan kabar jelek tentang Andien, Nando, Shakilla, Nida tanpa mereka ketahui.
Dan bersikap baik di depan mereka seolah taka da apa-apa. Tasnya, jam 9 malam ke rumah Andien.

Andien : “ yaampun sya, ini udah malem. Kamu kok masih main sih?”

Tasya : “ kan emang aku bilang mau kesini, terserah aku dong jam berapa. Kan katamu terserah
aku.”
Andien : “ ya tapi gak semalem ini juga.”

Tasya : “ eh aku masuk ya, ayok ngerjain tugas”

Andien hanya heran dan kesal. Bukannya mengerjakan tugas Tasya malah tertidur di rumahnya. Hal
ini tak terjadi sekali dua kali. Sudah sering. Andien sudah tak kuat. Keesokan harinya di sekolah.

Shakilla : “ aku nggak bisa kayak gini terus. Gak jelas. Nggantung. Aku harus ajak Nando dan Nida
bicara”

Shakilla menarik Nando dan Nida keluar ke gazebo untuk bicara.

Shakilla: “ temen-temen, aku gabisa gini terus-terusan. Kita diem-dieman gini tanpa ada alesan yang
jelas. Aku harus buat ini clear”

Nando : “ bukannya udah jelas ya? Gatau tuuh si Nida”

Nida : “ kok aku? Bukannya kalian sendiri yang gamau sama aku lagi?”

Shakilla: “lah, bukannya kamu nolak ajakan kita ke time-zone?”

Nando : “ jawab Nid, gausah ngeles”

Nida : “ lah, justru kalian yang bilang ke Tasya gamau ngajak aku main”

Nando : “ justru kata Tasya kamu curhat ke dia karna udah muak sama kita.”

Nida : “ aku nggak pernah curhat kayak gitu. Aku justru janjian sama dia tapi dia gak datang
katanya kalian ajak ke time-zone”

Shakilla: “ tunggu, kayaknya kita harus konfirmasi ke Tasya deh. Versi cerita kalian itu beda-beda”

Nando : “ ya ayo siapa takut, akku gak salah”

Nida : “ aku juga gak salah kok. Aku pas masuk sekolah juga lagi sakit dan sebel ama tasya.
Makanya nggak ngomongbanyak”

Shakilla: “ yaudah, yaudah tenang dulu. Ke kantin aja”

Tasya yang sedang di kantin dengan Andien dengan santainya bercakap-cakap mengenai kejelekan
buatannya tentang Trio CPR. Andien yang telah muak hanya diam dan mendengarkan saja
kebohongan Tasya. Andien tahu yang sebenarnya Trio CPR tak pernah seperti yang Tasya katakan.
Tasya tak pernah ada saat Andien butuh. Tapi trio CPR selalu ada, meski mereka bukan teman
dekatnya.

Tasya : “ ndien, aku minta bayarin dulu ya ini makanan sama jajan aku. Aku lupa ambil duit di atm”

Andien : “ gabisa sya, aku gabawa duit”

Tasya : “ loh gimana sih ndien? Aduh kamu tuh ya”


Andien yang tak sabar lagi tiba-tiba menggebrak meja dan sontak memarahi Tasya

Andien : “ sya ! udah ! aku capek ya denger kebohongan yang kamu sebar !”

Tasya : “ loh apaan sih ndien,” tasya mulai gugup

Andien : “ kamu kira aku nggak tau kamu banyak bohong soal trio CPR selama ini? aku tuh yang udah
lama tau mereka. mereka gak seperti apa yang kamu katain. Kamu anak baru kan? Baru kenal
mereka juga berapa lama. Dan sekarang kamu bikin mereka musuhan”

Tasya : “ aku nggak pernah bohong andien, sumpah” tasya mulai ketakutan.

Andien : “ kamu kemana aja, aku butuh kamu tapi kamu gaada. Aku capek harus bayarin kamu,
capek kamu seenaknya aja, kerumah malem-malem. Tugas aku yang kerjain. Kayak gaada tata
kramanya. Ini yang kamu namain berteman?”

Tasya kaget, malu dan mulai menangis. Trio CPR yang baru datang ke kantin hanya diam dan melihat
saja. Tak berani ikut campur.

Tasya : “ iya iya aku minta maaf ndien” sambil menangis. Andien pun ikutan menangis karena
merasa sakit hati.

Andien : “ maaf aku harus seperti ini, karna kamu nggak nyadar. Aku ga kuat sya”

Tasya yang mendengar itu semakin menangis kencang dan meminta maaf. Ia melihat ada trio cpr. Ia
pun berlari menghampiri.

Tasya : “ teman-teman aku sudah banyak berbohong pada kalian. Maafkan aku. Andien maafkan
aku. Aku hanya memanfaatkan kalian selama ini. aku minta maaf. Aku takut gak punya teman”

Akhirnya shakilla dan nida merasa kasihan dan memeluk tasya. Andien pun juga menghampiri tasya.
Akhirnya mereka semua memaafkan tasya.

Nando : “ sya, kamu nggak perlu kayak gini. Dalam pertemanan itu ada caranya. Jangan gunain cara
yang gabaik biar dapet temen. ”

Shakilla: “ dalam berteman kamu sebaiknya mementingkan perasaan temanmu juga, jangan
mementingkan perasaanmu sendiri. Kan kamu gatau gimana perasaan mereka kalau diginin sama
kamu”

Tasya : “ iya maafkan aku. Tak akan aku ulangi”

- TAMAT -

Anda mungkin juga menyukai