Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

NIOC (National Iranian Oil Company) adalah sebuah perusahaan


milik pemerintah dibawah arahan kementrian perminyakan Iran, adalah
produsen dan distributor minyak dan gas bumi nasional. NIOC didirikan pada
tahun 1984 dan berkantor pusat di Tehran dan diperkuat dibawah perjanjian
Konsorsium tahun 1954. NIOC mendapat peringkat sebagai perusahaan
minyak terbesar kedua di dunia, setelah perusahaan milik Negara Arab Saudi
Aramco.
NIOC secara eksklusif bertanggung jawab untuk eksplorasi,
pengeboran, produksi, distribusi, dan ekspor minyak mentah, serta eksplorasi,
ekstraksi, dan penjualan gas alam dan gas alam cair (LNG). NIOC mengekspor
kelebihan produksinya berdasarkan pertimbangan komersial dalam kerangka
kuota yang ditentukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)
dan dengan harga yang lazim di pasar internasional.
NIOC memiliki beberapa anak perusahaan seperti IOOC yang
bertanggung jawab atas ladang-ladang minyak dalam lepas pantai. ICOFC
mengawasi semua kegiatan hulu di pusat minyak dan gas. NIGEC yang
bertanggung jawab atas ekspor gas. NIDC bertaggung jawab atas semua
kegiatan pengeboran lepas pantai dan di darat. Selain itu, masih banyak anak
perusahaan NIOC seperti, POGC, PEDEC, NISOC dan lainya yang bekerja
pada bidang nya masing-masing.
 VISI
Menjadi pusat pengetahuan terbaik untuk eksplorasi minyak dan gas
wilayah tersebut
 MISI
Eksplorasi dan evaluasi teknis dan ekonomi di semua cekungan sedimen
darat maupun lepas pantai
 GOALS
1. Memprioritas eksplorasi minyak dan gas di bidang umum dan perbatasan.
2. Menjelajahi lading minyak baru untuk menggantikan bagian dari lading
minyak produksi.
3. Eksplorasi minyak dan gas di cakrawala yang lebih dalam dan juga
antiklin satelit yang berdekatan dengan mega bidang.
4. Eksplorasi minyak dan gas di cakrawala yang lebih dalam (paleozoikum),
lingkaran minyak di lading dan kubah garam independen.
5. Menjelajahi gas di lading minyak untuk menyediakan gas untuk
disuntikkan di lading produksi.
6. Eksplorasi sumber daya hidrokarbon yang tidak konvensional.
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN ATLANTIS DAN TRISULA

Lapangan Atlantis dan Trisula berada di daerah Kota Palopo, Sulawesi


Selatan. Lapangan ATLANTIS memiliki 7 sumur onshore dan lapangan TRISULA
memiliki 6 sumur onshore, di mana masing-masing lapangan tersebut terletak pada
koordinat :
Sumur
AT-004 ( 3° 0'51.04"S - 120°13'53.39"T)
AT-005 ( 2°59'46.25"S - 120°12'34.10"T)
AT-016 ( 2°59'32.04"S - 120°14'12.40"T)
AT-022 (2°58'22.36"S - 120°13'32.28"T)
AT-041 (2°58'32.74"S - 120°13'41.26"T)
AT-043 ( 3° 0'50.96"S - 120°14'19.71"T)
AT-050 (2°59'50.17"S - 120°13'50.94"T).
Sumur
TR-003 (2°58'31.09"S - 120° 9'26.11"T)
TR-006 (2°58'19.19"S - 120°10'29.30"T)
TR-007 (3° 0'42.86"S - 120° 9'50.05"T)
TR-09 (3° 1'41.78"S - 120°11'5.18"T)
TR-011 ( 2°58'49.04"S - 120°10'19.84"T)
TR-017 ( 3° 0'26.35"S - 120° 9'40.77"T).
Kedua lapangan ini telah disediakan lahan untuk gathering facility dalam
proses produksi. Dalam proses produksi menuju ke tempat gathering facility akan
melewati beberapa tempat umum seperti rumah sakit Bintang Laut, kantor walikota
Palopo, Stikes Kurnia Persada, perumahan Tompotika, SMP 1 Palopo, TPU,
pelabuhan Tanjung Ringgit, stadion Lagaligo, balai kota, dan area pemakaman.
Tempat umum tersebut harus dipertimbangkan saat dilakukan pemasangan alat
untuk mengangkut minyak. Tidak hanya jalur di darat, jalur di lautan pun
dibutuhkan untuk mencapai ke gathering facility maka untuk dilakukan
pengembangan produksi di wilayah Kota Palopo diperlukan pertimbangan yang
matang.
BAB III

DATA LAPANGAN

Tekanan kepala sumur adalah sebesar 400 psia dengan temperatur kepala

sumur 120 ̊ C atau 122 oF . Laju alir awal dari tiap sumur adalah 555 BPD dengan
Gas Liguid Ratio sebesar 150 Scf/STB. Suhu lingkungan yang pernah terjadi di
daerah Lapangan ATLANTIS dan TRISULA berdasarkan data BMKG tahun 2019

adalah 33oC untuk suhu tertinggi dan 24oC untuk suhu terendah. Setelah
melakukan pengeboran dan sumur diproduksi, kami melakukan penelitian sampel
minyak mentah dan air formasi yang terprroduksi. Berikut adalah data yang
diperoleh dari lanpangan ATLANTIS dan lapangan TRISULA:

 Kandungan Air dan Endapan


Untuk mennetukan kandungan air dan endapan, kami melakukan penelitian
dengan centrifuge method. Dimana pada penelitian ini menggunakan
centrifuge tabung kecil. Pada lapangan ATLANTIS dari sampel minyak
mentah sebanyak 5 ml, volume air dan volume padatan nya sebesar 0,35 ml.
Maka kadar air dan endapan pada sampel tersebut sebesar 3,5%. Dan untuk
lapangan TRISULA volume air dan volume padatan sebesar 0,425 ml.
Maka kadar air dan endapan pada sampel ini sebesar 4,25%
 Nilai SG dan °API
Untuk mengetahui nilai specific gravity dan °API dari minyak yang akan
diproduksikan, kami menggunakan alat hydrometer untuk penelitian.
Dengan menggunakan 500 ml minyak sampel dari lapangan ATLANTIS
dan lapangan TRISULA. SG yang terukur pada sampel dari lapangan
ATLANTIS sebesar 0,825 dengan °API terukur sebesar 40,15. Dan pada
lapangan TRISULA didapatkan SG yang terukur sebesar 0,864 dengan
°API 32,273. Setelah dikoreksi untuk memenuhi keadaan standar, untuk
lapangan ATLANTIS nilai SG yang diperoleh sebesar 0,84432 dengan
°API sebesar 36,09. Sedangkan pada lapangan TRISULA didapatkan nilai
SG sebesar 0,8825 dengan °API sebesar 28,82.
 Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang
Titik kabut, titik beku, dan titik tuang diperoleh dengan cara mendinginkan
sampel minyak di dalam bath yang berisi es batu. Hasil yang diperoleh dari
sampel lapangan ATLANTIS titik kabut sebesar 73,4°F, titik beku sebesar
44,6°F, dan titik tuang sebesar 50 °F. Dan pada sampel lapangan TRISULA
didapatkan titik kabut sebesar 77°F, titik beku 64,4°F, dan titik tuang
sebesar 68°F.
 Tekanan Uap di Berbagai Suhu
Dalam penentuan uap pada berbagai suhu, digunakan pressure gauge, water
bath, dan chamber. Pada sampel lapangan ATLANTIS diketahui tekanan
pada suhu 50°C sebesar 14,7 psia, pada suhu 55°C sebesar 14,8 psia, pada
suhu 60°C sebesar 15 psia, pada suhu 70°C sebesar 15,2 psia, pada suhu
75°C sebesar 15,5 psia, pada suhu 80°C sebesar 16 psia, pada suhu 90°C
sebesar 16,4 psia, dan pada suhu 100°C sebesar 16,8 psia. Sedangkan pada
sampel lapangan TRISULA didapatkan tekanan uap pada suhu 50°C, 55°C,
60°C, 70°C sebesar 14,7 psia, pada suhu 75°C sebesar 14,8 psia, pada suhu
80°C sebesar 15 psia, pada suhu 90°C sebesar 15,3 psia, dan pada suhu
100°C sebesar 16,1 psia.
 Titik Nyala dan Titik Bakar
Untuk mengetahui titik nyala dan titik bakar, dilakukan menggunakan tag
closed tester. Hasil yang diperoleh pada nilai titik nyala dan titik bakar pada
sampel lapangan ATLANTIS sebesar 36°C dan 48°C. Sedangkan pada
sampel lapangan TRISULA didapatkan nilai titik nyala dan titik bakar
sebesar 40°C dan 59 °C.
 Viskositas Kinematik
Dalam penentuan viskositas kinematik menggunakan alat viscometer. Pada
sampel lapangan ATLANTIS didapatkan viskositas kinematiknya sebesar
1,1 cp. Dan pada sampel lapangan TRISULA didapatkan viskositas
kinematiknya sebesar 1,2 cp.
 Sifat Kimia Air Formasi
Sampel air formasi pada lapangan ATLANTIS dan TRISULA dianalisa
sifat fisik dan nilai pH nya. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui air
formasi pada lapangan ATLANTIS dan TRISULA berwarna kuning keru,
tidak berbau, dan mempunyai rasa yang sedikit asin. Sedangkan pH yang
didapatkan sebesar 7.
 Data Indeks Stabilitas (SI)
A. Lapangan ATLANTIS

Temperature VS SI
120

100

80
Temperatur

60

40

20

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
SI

Gambar 3.1
Indeks Stabilitas CaCO3 Lapangan ATLANTIS Vs Temperatur
B. Lapangan TRISULA

Temperature VS SI
120

100

80
Temperatur

60

40

20

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
SI

Gambar 3.2
Indeks Stabilitas CaCO3 Lapangan TRISULA Vs Temperatur
BAB IV
ANALISIS DATA LAPANGAN

Pada lapangan ATLANTIS dan TRISULA yang terletak di wilayah


administrasi kota Palopo, Sulawesi Selatan ini memiliki tekanan kepala
sumur(Pwh) sebesar 400 psia dengan temperatur kepala sumur sebesar 120 oF
(48,88oC). Laju alir awal dari tiap sumur(Qi) adalah 555 BPD dengan Gas Liquid
Ratio sebesar 150 SCF/STB. Suhu lingkungan yang pernah terjadi di daerah
Lapangan ATLANTIS dan Lapangan TRISULA berdasarkan data BMKG tahun
2019 34oC untuk suhu tertinggi dan 23oC untuk suhu terendah (dilihat pada Gambar
4.1.). Palopo secara spesifik dipengaruhi oleh adanya iklim tropis basah, dengan
keadaan curah hujan bervariasi antara 500-1000 mm/tahun sedangkan untuk daerah
hulu sungai di bagian pegunungan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun.
A. Analisa sampel lapangan ATLANTIS
 Kandungan air dan endapan sedimen
Dari uji laboratorium didapat %BS&W sebesar 3,5 % dari volume air
sebesar 0,25 ml dan endapan sebesar 0,1 ml. Sampel tergolong buruk karena
melewati batas maksimal %BS&W yang diijinkan, yaitu sebesar 0,04%.
 Nilai Specific Gravity dan oAPI
Pengujian sample lapangan ATLANTIS dilakukan ketika suhu sampel
30oC(86oF). Dari pengujian tersebut, nilai SG yang terukur sebesar 0,825.
Setelah itu digunakan faktor koreksi dan didapat nilai SGtrue sebesar
0,84432. Nilai oAPI sampel ini berdasarkan nilai SGtrue adalah 36,09. Maka
dapat disimpulkan bahwa sampel ini merupakan minyak ringan.
 Titik kabut, beku, dan tuang
Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan mulai dari suhu 30oC, sampel
ATLANTIS ini memiliki titik kabut, titik beku, dan titik tuang masing-
masing sebesar 23oC(73,4oF), 7oC(44,6oF), dan 10oC(50oF). Nilai titik
kabut, beku dan tuang relatif rendah karena sampel tergolong kedalam
minyak ringan.
 Titik nyala dan titik bakar
Sampel lapangan ATLANTIS memiliki titik nyala sebesar 36oC atau 96,8oF
dan titik bakar sebesar 48oC atau 118,4oF. Ini mengindikasikan bahwa
sampel ini bersifat relatif mudah menyala.
 Vapour Pressure di berbagai suhu
Vapour Pressure dari sampel ATLANTIS yang diukur di berbagai suhu
masing-masing adalah pada suhu 50oC sebesar 14,7 psia, suhu 55oC sebesar
14,8 psia, suhu 60oC sebesar 15 psia, suhu 70oC sebesar 15,2 psia, suhu
75oC sebesar 15,5 psia, suhu 80oC sebesar 16 psia, suhu 90oC sebesar 16,4
psia, dan suhu 100oC sebesar 16,8 psia. Dari pengukuran Vapour Pressure
dapat dianalisa bahwa sampel ATLANTIS yang tergolongan minyak ringan
cenderung mudah menguap dan dapat menyebakan nilai Vapour Pressure
yang relatif tinggi.
 Viskositas kinematik
Viskositas kinematik dari sampel ATLANTIS adalah sebesar 1,1 cp. Karena
sampel ini tergolong minyak ringan maka viskositas yang dihasilkan
cenderung kecil (hampir mendekati viskositas air pada suhu 25oC). Faktor
yang dapat mempengaruhi viskositas kinematik adalah tekanan ,
temperatur, dan komposisi minyak.
 Sifat air formasi
Sifat yang diuji dari sampel merupakan sifat kimia dan fisik. Sampel ini
memiliki sifat fisik berupa tidak berbau, berwarna kuning keruh, dan
memiliki rasa yang sedikit asin. Sedangkan sifat kimia yang dimiliki dari
sampel ini yaitu bersifat basa yaitu 8, memiliki kadar Cl- sebesar 118,30
me/l, SO42- sebesar 0,764 me/l, CO32- sebesar 0,026 me/l, HCO3 sebesar
0,091 me/l, Ca2+ sebesar 7,6 me/l, Mg2+ sebesar 8,3 me/l, Fe2+ sebesar 35,71
me/l, dan Sodium sebesar 67,571 me/l.
Gambar 4.1.
Temperatur Kota Palopo
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Tabel IV-1.
Tabulasi Data Crude Oil pada Lapangan ATLANTIS dan Lapangan
TRISULA
Analisa Data ATLANTIS TRISULA
%BS&W 3,5 % 4,25 %
Volume Air 0,25 mL 0,3 mL
Volume Endapan 0,1 mL 0,125 mL
˚API 28,82 ˚API 36,09˚API
Titik Nyala 36 ˚C/ 96,8 ˚F 40 ˚C/ 104 ˚F
Titik Bakar 48 ˚C/ 118,4 ˚F 59 ˚C/ 138,2 ˚F
Titik Kabut 25 ˚C/ 77 ˚F 23 ˚C/ 73,4 ˚F
Titik Beku 18 ˚C/ 64,4 ˚F 7 ˚C/ 44,6 ˚F
Titik Tuang 20 ˚C/ 68 ˚F 10 ˚C/ 50 ˚F
Viskositas 1,1 cp 1,2 cp
Tabel IV-2.
Tekanan Uap Crude Oil Lapangan ATLANTIS dan TRISULA
Tekanan Uap ATLANTIS TRISULA
50˚C 0 psig/ 14,7 psia 0 psig/ 14,7 psia
55˚C 0,1 psig/ 14,8 psia 0 psig/ 14,7 psia
60˚C 0,3 psig/ 15 psia 0 psig/ 14,7 psia
70˚C 0,5 psig/ 15,2 psia 0 psig/ 14,7 psia
75˚C 0,8 psig/ 15,5 psia 0,1 psig/ 14,8 psia
80˚C 1,3 psig/ 16 psia 0,3 psig/ 15 psia
90˚C 1,7 psig/ 16,4 psia 0,6 psig/ 15,3 psia
100˚C 2,1 psig/ 16,8 psia 1,4 psig/ 16,1 psia
BAB V

PERKIRAAN PROBLEM PRODUKSI

Problem Produksi pada Lapangan ATLANTIS dan Lapangan TRISULA


A. Kepasiran
Dari hasil uji laboratorium sampel Crude oil dari Lapangan ATLANTIS
menggunakan Centrifuge Method tabung kecil menghasilkan kadar air
sebesar 0,25 mL dan 0,1 mL endapan pasir. Dan pada hasil uji laboratorium
sampel crude oil dari lapangan TRISULA didapatkan kadar air sebesar 0,3
ml dan 0,125 ml. Hal ini dapat menyebabkan masalah kepasiran yang akan
menyebabkan berkurangnya kualitas dari minyak, perubahan densitas
minyak, dan masalah lainnya.
 Metode-metode pencegahan:
 Memproduksikan minyak dengan laju tidak melebihi laju produksi
kritis kepasiran
 Penambahan formation strenght, yaitu dengan menggunakan resin
consolidation methdod.
 Pemasangan sand screen (casing dan liner yang sudah diperforasi,
sloted screen dan wire wrapped screen) serta pemasangan gravel pack..
 Metode penanggulangan:
 Pembersihan pasir yang menyumbat aliran di dalam flowline dengan
cara disedot menggunakan sand pump.
B. Emulsi
Dari hasil uji laboratorium tersebut juga dapat menimbulkan problem
emulsi. Bila problem ini terjadi maka akan mempengaruhi kualitas dari
minyak yang diproduksi tersebut.
 Metode-metode pencegahan:
 Tidak memproduksikan minyak dengan air secara serentak.
 Mencegah timbulnya agitasi yang dapat membentuk emulsi.
 Metode- metode penanggulangan:
 Mekanik yaitu diakukan di reservoir dengan hydraullic fracturing, di
tubing dengan alat scraper, cutter, dan dengan alat pigging yang di
gunakan di flowline.
 Kombinasi yaitu dilakukan dengan cara penambahan solvent yang
dipanaskan dengan menggunakan pemakaian heater treater, thermal
recovery, atau steam stimulation.
 Acidizing, proses perbaikan terhadap sumur untuk menanggulangi atau
mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju produksi
dengan melarutkan endapan-endapan disekitar lubang sumur sehingga
meningkatkan permeabilitas batuan.
C. Scale
Scale merupakan kristalisasi dan pengendapan mineral yang berasal dari
reakasi anatar ion-ion yang terkandung di dalam air formasi. Scale dapat
terjadi karena pH dari air formasi bersifat basa. Pengendapan scale ini
dapat teradi di peralatan produksi, sehingga dapat menyebabkan
penghambatan laju alir produksi.
 Metode-metode pencegahan :
 Menghilangkan zat pembentuk scale.
 Menggunakan scale inhibitor.
 Pengontrolan pH.
 Metode-metode penanggulangan:
 Acidizing dengan penambahan larutan HCL
 Pigging dengan memasukkan alat pig ke dalam pipa yang akan
mendorong dan membersihkan scale yang menempel pada pipa.
D. Coning
Water dan gas coning merupakan permasalahan yang disebabkan karena
laju produksi yang berlebihan. Water coning terjadi bersama-sama dengan
gas coning atau terjadi sendiri-sendri, tergantung kondisi di reservoir.
Terproduksi nya air dan gas yang berlebih dapat menyebabkan penurunan
produksi minyak.
 Metode-metode pencegahan:
 Menaikkan titik perforasi, sehingga menjauhi water coning.
 Metode-metode penanggulangan:
 Menurunkan laju produksi dibawah laju alir kritis (qo < qc ).
 Memtikan sumur selama waktu tertentu agar mengembalikan batas air
dan minyak kekondisi awal.
E. Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi karena terdapat tiga unsur yaitu, oksigen, bahan
bakar, dan api. Berdasarkan hasil analisa data pada percobaan titik nyala
dan titik bakar, pada lapangan ATLANTIS dan lapangan TRISULA minyak
tergolong kedalam minyak ringan, sehingga lebih mudah untuk terbakar.
 Metode-metode pencegahan:
 Menghindari terjadi nya segitiga api
 Metode- metode penanggulangan:
 Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) jenis foam, dimana
foam akan memenuhi ruangan dan memutus rantai oksigen sehingga api
dapat dipadamkan.
BAB VI

RANCANGAN PERALATAN PRODUKSI

VERTIKAL
Floating-fixed roof
SEPARATOR
R

Gambar 6.1. Rancangan Surface Facilities


Gambar 6.2. Foto Udara Gathering Fasilities Lapangan ATLANTIS Dan TRISULA
BAB VII

PEMBAHASAN

Rancangan peralatan produksi didesain seefektif mungkin berdasarkan data


foto udara dan lapangan serta hasil uji laboratorium sampel minyak yang
diproduksi. Rancangan dibuat dari wellhead sampai ke stasiun pengumpul utama
(SPU). Pada lapangan Trisula terdapat sawah, pemukiman, jalan raya, hutan,
Pelabuhan Tanjung Ringgit, sedangkan pada daerah Lapangan Atlantis terdapat
sawah, jalan raya, rumah, sungai. Lapangan ATLANTIS memiliki 7 sumur onshore
dan lapangan TRISULA memiliki 6 sumur onshore.
Pipa yang digunakan berbahan high carbon steel karena sifatnya yang
sangat kuat, tahan terhadap suhu ekstrim, tahan terhadap pembengkokkan dan juga
dapat membantu keamanan dari pencurian ataupun pemotongan pipa baja oleh
pihak yang tidak bertanggungjawab. Ketebalan pipa yang dipakai yaitu Extra
Strong atau Extra Heavy (XS atau XH) dimana spesifikasi ini diperlukan untuk
melayani tekanan dan suhu menengah (± 300 Psi) dari fluida yang melewatinya.
Segala bentuk penggelaran, pengoperasian dan pemeliharaan pipa sesuai dengan
Hak Lintas Pipa yang telah diperoleh perusahaan seusai dengan ketentuan yang
diatur dalam ketentuan surat keputusan menteri pertambangan dan energi
no.300.k/38/djm/1997 tentang keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan gas
bumi pasal 1 dan pasal 8.
Berdasarkan grafik yang sudah ditentukan kami menggunakan jenis
flowline berukuran 3 inch, 5 inch, dan 7 inch. Berdasarkan data laboratorium,
minyak yang di produksi pada Lapangan Trisula termasuk ke dalam golongan
minyak sedang, dan Lapangan Atlantis tergolong minyak ringan oAPI minyak
Lapangan Trisula sebesar 28,82 oAPI, sedangkan untuk lapangan Atlantis sebesar
36,09 oAPI. Minyak Lapangan Trisula mempunyai titik kabut sebesar 77 oF dan
titik nyala sebesar 104 oF, sedangkan untuk lapangan Atlantis minyak yang
diproduksi mempunyai titik kabut sebesar 73,4 °F dan titik nyala sebesar 96,8 oF,
sehingga temperatur minyak harus di jaga di antara titik nyala dan titik kabut
tersebut. Gradien penurunan temperatur pada flowline 7 inch sebesar 8,3oC setiap
1 km sehingga pada lapangan Trisula diharapkan setiap 2,74 km harus di pasang
heater sebelum melewati titik kabutnya, sedangkan pada Lapangan Atlantis tidak
diperlukan pemasangan heater sebab temperatur di sepanjang pipa sampai pada
gathering system masih berada di antara titik kabut dan titik nyala, Selain itu jika
dilihat dari citra satelit, sumur lapangan Atlantis masih berada di wilayah
Continental shelf(zona Neritik) yang memiliki kedalaman antara 0-200 m. Suhu air
laut di zona ini sama dengan suhu yang ada di permukaan laut ( untuk Indonesia
berkisar antara 28degC-31degC) dikarenakan pada zona tersebut cahaya matahari
masih dapat menembus air dan penurunan suhu belum terjadi. Dengan begitu, laut
tersebut juga dapat dijadikan sebagai penstabil suhu dari flowline agar tetap berada
di atas titik kabut. Setiap heater pada flowline dipasang pagar pengaman sesuai
dengan ketentuan surat keputusan menteri pertambangan dan energi
no.300.k/38/djm/1997 tentang keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan gas
bumi pasal 12.
Jarak Pipa terjauh pada lapangan Trisula ke gathering system adalah 6860
m yang berarti kehilangan pressure loss nya 48,42352941 psi sehingga tekanan
yang sampai adalah 329,5752451 psi. Dan pada lapangan Atlantis jarak terjauh
adalah 5603 m, sehingga kehilangan pressure sebesar 48,42352941 psi dan tekanan
yang tersisa adalah sebesar 377,9987745 psi. Dapat disimpulkan bahwa pada
lapangan Trisula dan lapangan Atlantis tidak membutuhkan pompa sebab nilai
pressure loss yang tidak tinggi.
Minyak Lapangan Trisula memiliki titik nyala sebesar 113,9 oF, sedangkan
untuk lapangan Atlantis minyak yang diproduksi mempunyai titik nyala sebesar
96,8 oF, menunjukkan bahwa minyak yang diproduksikan diprediksi akan mudah
terbakar. Maka, dengan menyesuaikan kondisi lapangan flowline dicat
menggunakan cat berwarna putih agar panas dari sinar matahari terpantulkan
dimana hal ini untuk menjaga temperatur minyak tetap dibawah titik nyala,
pelapisan flowline dengan isolator, pemasangan fire detector untuk mencegah
terjadinya kebakaran. Karena pipa di tanam di bawah tanah dan dibawah laut, ada
kemungkinan terjadinya korosi. Untuk mencegah nya dilakukan, pelapisan khusus
(coating) pada pipa, painting, chatodic protection. Jika pipa terkorosi dan sudah
parah maka perlu dilakukan penggantian pipa yang rusak dengan pipa baru.
Untuk sumur pada lapangan Trisula dan Atlantis pemasangan pipa didarat
diletakkan di bawah permukaan tanah, dimana flowline melewati hutan, sawah,
sungai, daerah pemukiman, dan tempat-tempat umum lainnya. Pemasangan pipa di
bawah pemukaan tanah bertujuan agar flowline tidak mengganggu kegiatan lalu
lintas masyarakat sekitar dalam perjalanannya. Selain itu sebagai tindakan
pencegahan bahaya pada daerah letak penanaman flowline diberi marka jalan
peringatan jarak marka setiap 100 m dan jarak rambu setiap 500 m sesuai dengan
ketentuan surat keputusan menteri pertambangan dan energi no.300.k/38/djm/1997
tentang keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan gas bumi pasal 24. Flowline
yang melewati sungai ditanam dibawah dasar sungai sekurang-kurangnya 2 meter
dan diberi pemberat yang mengikuti Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi no.300.k/38/djm/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak
dan Gas Bumi pasal tentang keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan gas bumi
pasal 13.
Untuk mencegah pencemaran lingkungan disekitar sungai maka dibangun
konstruksi khusus pada perlintasan Pipa Transmisi Minyak dengan sungai serta
menyediakan peralatan pencegah pencemaran lingkungan sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi no.300.k/38/djm/1997 tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi pasal 11.
Berdasarkan data analisi minyak dari kedua lapangan ada kemungkina
untuk terjadi problem scale karena air formasi bersifat basa dengan Ph air formasi
Lapangan Atlantis sebesar 8 dan pada lapangan Trisula sebesar 8,5. Oleh karena itu
dilakukan pengecekan dan perawatan pipa secara berkala. Upaya pencegahan scale
dapat dilakukan dengan menginjeksikan scale inhibitor pada pipa-pipa produksi.
Sedangkan penanggulangannya dengan dilakukan pigging secara berkala pada
flowline, dan penginjeksian asam pada tubing. Berdasarkan kandungan BS & W
dari minyak yang diproduksi dari kedua sumur yaitu pada Lapangan Trisula
sebesar 4,25 %, sedangkan pada Lapangan Atlantis sebesar 3,5 %. Minyak yang
akan diproduksikan termasuk memiliki kualitas buruk sebab maksimal %BS&W
yang diijinkan sebesar 0,04. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya problem
emulsi dan kepasiran. Untuk mencegah emulsi dilakukan penurunan laju produksi,
sedangkan untuk mencegah problem kepasiran dilakukan pemasangan gravel pack
dan screen liner.
Jalur akhir dari flowline yaitu surface facilities. Pada surface facilities
dipasang pagar sekelilingnya sebagai pengaman pengaman sesuai dengan ketentuan
surat keputusan menteri pertambangan dan energi no.300.k/38/djm/1997 tentang
keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan gas bumi pasal 12. Pada surface
facilities, flowline dari berbagai sumur dari kedua lapangan dikumpulkan di
manifold, lalu diteruskan ke separator. Penggunaan manifold bertujuan menyatukan
aliran dari beberapa sumur. Dari masing-masing manifold dihubungkan ke header
yang kemudian menuju separator 3 fasa. Jenis separator yang digunakan adalah
jenis separator vertikal, dimana minyak yang diproduksikan mengandung banyak
endapan sedimen. Separator vertikal dapat menampung endapan sedimen dalam
jumlah banyak dan mempunyai kapasitas yang besar, selain itu dalam pembuangan
sedimen pada separator vertikal lebih mudah karena sedimen mengumpul pada satu
titik di dasar separator. Separator 3 fasa akan memisahkan minyak, gas dan air.
Untuk minyak akan diproses melalui FWKO untuk memisahkan kandungan airnya
yang banyak, lalu di alirkan ke heater treater,lalu menuju ke storage tank. Air yang
berasal dari pemisahan FWKO di alirkan ke oil skimmer, lalu air yang hasil
pemisahan dari heater treater akan di alirkan ke water tank. Air yang berasal dari
FWKO dan heater treater akan terakumulasi dengan air dari separator 3 fasa
menuju water tank lalu akan dialirkan ke sumur pembuangan atau dapat di
injeksikan kembali. Gas yang berasal dari separator 3 fasa akan di alirkan ke Gas
scrubber memisahkan air dan minyak yang masih terkandung dalam gas, lalu air
dan minyak tersebut akan di alirkan ke FWKO. Gas hasil dari gas scrubber akan
menuju storage atau di injeksikan kembali. Apa bila gas mengandung sulfur maka
gas dari gas scrubber akan dialirkan ke sulfur removal lalu di buang dengan flare.
Storage tank yang kami gunakan adalah jenis floating roof dengan dicat warna putih
atau untuk memantulkan cahaya matahari sehingga dapat memperlambat
penguapan. Jenis minyak yang kami diproduksi dari kedua lapangan mudah
menguap dengan tekanan uap pada Lapangan Trisula di Suhu 50 °C sebesar 14,7
psia, 55 °C sebesar 14,7 psia, 60 °C sebesar 14,7 psia dan 70 °C sebesar 14,7
psia, 75 °C sebesar 14,8 psia, 80 °C sebesar 15 psia, 100 °C sebesar 16,1 psia.
Sedangkan pada Lapangan Atlantis tekanan uap pada Suhu 50 °C sebesar 14,7 psia,
55 °C sebesar 14,8 psia, 60 °C sebesar 15 psia dan 70 °C sebesar 15,2 psia, 75
°C sebesar 15,5 psia, 80 °C sebesar 16 psia, 100 °C sebesar 16,8 psia. Storage tank
memiliki MAWD (Maximum Allowable Working Pressure) tersendiri. Ketika
tekanan uap sudah melewati kapasitas dari storage tank, maka secara otomatis
bagian atap storage tank akan terbuka dan membuang uap yang berlebih. Jika uap
dalam storage tank melewati ambang batas maka tangki dapat meledak. Untuk
mengatasinya storage tank dilengkapi dengan katup bleeder valve , bleeder valve
ini akan membuka apabila tekanannya sudah melebihi kapasitas storage tank yang
terukur di pressure gauge. Minyak yang sudah terkumpul di storage tank akan
dipompakan menuju stasiun pengumpul utama untuk ditampung di tangki yang
lebih besar. Untuk keamanan, di dalam stasiun pengumpul terdapat APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) untuk menanggulangi jika terjadi kebakaran.
Berikut ini adalah gambar dari desain rancangan peralatan produksi :

Gambar 6.2.Rancangan Alir Pipa Dari Lapangan ke Area Gathering


Facilities
Pemasangan dan penyatuan Flowline pada Lapangan Trisula menggunakan
dua manifold. Tahap Pertama, penyatuan flowline dari sumur TR-017, TR-007, dan
TR-09 pada manifold 1. Kemudian penyatuan flowline dari sumur TR-003, TR011,
dan TR-006 pada manifold 2. Aliran pada manifold 1 dihubungkan dengan header
menuju manifold 2. Aliran dari manifold 2 diteruskan melalui pipa produksi menuju
ke gathering system. Penyatuan aliran dari sumur TR-017, TR-007, TR-09, TR-
003, TR011, dan TR-006 didasarkan pada kesamaan jenis minyaknya (minyak
sedang). Flowline pada lapangan Trisula melewati hutan untuk menghindari tempat
umum, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi pasal 33 ayat (3). Pada pipa produksi manifold 2
dipasang heater setiap 2746,99 m. Sedangkan pada Lapangan Atlantis flowline dari
sumur AT-022, AT-005, AT-041, AT-016, AT-050, AT-043, dan AT-004
disatukan pada manifold 3. Aliran dari manifold 3 langsung dialirkan ke gathering
system. Aliran pipa pada lapangan Atlantis tidak diperlukan pemasangan heater.
jika dilihat dari citra satelit, sumur lapangan Atlantis masih berada di wilayah
Continental shelf(zona Neritik) yang memiliki kedalaman antara 0-200 m. Suhu air
laut di zona ini sama dengan suhu yang ada di permukaan laut ( untuk Indonesia
berkisar antara 28degC-31degC) dikarenakan pada zona tersebut cahaya matahari
masih dapat menembus air dan penurunan suhu belum terjadi. Dengan begitu, laut
tersebut juga dapat dijadikan sebagai penstabil suhu dari flowline agar tetap berada
di atas titik kabut.
Gambar Surface Facilities

Fluida dialirkan dari sumur melalui flowline menuju ke manifold. Dari


manifold akan dialirkan melalui header langsung ke separator.. Separator yang
digunakan adalah separator tiga fasa, yang memisahkan minyak, air, dan gas.
Setelah minyak, air, dan gas dipisahkan dengan menggunakan separator, kemudian
minyak akan masuk kedalam FWKO(Free Water Knock Out), sedangkan gas dari
separator selanjutnya akan masuk kedalam Gas Scrubber, dan untuk air dari
separator akan masuk kedalam Oil Skimmer. Pada FWKO, air bebas pada minyak
akan dipisahkan dari minyak sehingga air yang ada pada FWKO akan masuk
kedalam Oil Skimmer dan minyak akan masuk kedalam Heater Treater, selanjutnya
minyak yang terpisah dari air bebas di Heater Treater akan dialirkan ke Cooler
untuk medinginkan suhu dari minyak agar pada saat minyak di Storage Tank tidak
terjadi kebakaran, sedangkan untuk air bebas yang terpisah pada Heater Treater
akan dialirkan menuju Water Tank yang sebelumnya dilakukan treatment terlebih
dahulu.Pada water treatment dilakukan treatment terhadap air, sehingga air tersebut
sudah memenuhi syarat untuk diinjeksikan. Gas yang berasal dari Gas Scrubber
jika masih mengandung uap air akan masuk kedalam Gas Dehydrator sehingga uap
air akan terpisahkan dari gas, kemudian uap air akan masuk kedalam Water Tank.
Gas yang berasal dari Gas Dehydrator akan diteruskan dan masuk kedalam Gas
Sweetening. Pada Gas Sweetening akan terjadi proses penghilangan zat – zat yang
mengandung asam seperti H2S. Gas netral dapat dimanfaatkan sebagai Power Plant
sebagai pembangkit listrik untuk Gathering Station, sedangkan yang bersifat asam
akan masuk kedalam compressor kemudian di flare. Pada Wash Tank akan
dilakukan treatment terhadap air agar memenuhi syarat untuk di manfaatkan
sebagai Water Injection. Storage Tank yang digunakan adalah jenis floating roof
tank dengan mempertimbangkan tekanan uap yang dihasilkan dari minyak yang
diproduksi. Pada saat tekanan uap di dalam Storage melebihi kapasitas maksimum
tekanan uap pada Storage akan dibebaskan melalui safety valve yang ada pada
Storage sehingga mencegah terjadinya ledakan.
BAB VII
KESIMPULAN

Berdasarkan data lapangan dan data karakteristik fluida reservoir yang


diperoleh dan analisis dari uji laboratorium, maka dapat ditarik kesimpulan hasil
rancangan peralatan produksi yang sesuai untuk diterapkan pada lapangan Atlantis
dan Trisula beserta lingkungan sekitarnya dengan mempertimbangkan keselamatan
kerja, peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, dan efisiensi kerja adalah
sebagai berikut :
1. Lapangan Trisula melewati sawah, pemukiman, jalan raya, hutan,
Pelabuhan Tanjung Ringgit, sedangkan pada daerah Lapangan Atlantis
melewati sawah, jalan raya, rumah, dan sungai.
2. Flowline yang menyeberangi jalan raya akan ditanam di dalam tanah sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
300.K/38/M.PE/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak
dan Gas Bumi pasal 7 ayat (1).
3. Flowline yang melewati sungai ditanam dibawah dasar sungai sekurang-
kurangnya 2 meter dan diberi pemberat yang mengikuti Surat Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi no.300.k/38/djm/1997 tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi pasal tentang
keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan gas bumi pasal 13.
4. Sebagai tindakan pencegahan bahaya pada daerah letak penanaman flowline
diberi marka jalan peringatan jarak marka setiap 100 m dan jarak rambu
setiap 500 m sesuai dengan ketentuan surat keputusan menteri
pertambangan dan energi no.300.k/38/djm/1997 tentang keselamatan kerja
pipa penyalur minyak dan gas bumi pasal 24.
5. Pipa yang digunakan berbahan high carbon steel dan ketebalan pipa yang
dipakai yaitu Extra Strong atau Extra Heavy (XS atau XH) karena sifatnya
yang sangat kuat, tahan terhadap suhu ekstrim, dan dapat melayani tekanan
dan suhu menengah (± 300 Psi) dari fluida yang melewatinya.
6. Pipa yang digunakan bervariasi antara 3 inch, 5 inch, dan 7 inch sesuai
dengan pertimbangan keselamatan dan efisiensi kerja.
7. Minyak yang di produksi pada Lapangan Trisula termasuk ke dalam
golongan minyak sedang, dan Lapangan Atlantis tergolong minyak ringan
berdasarkan oAPI.
8. Lapangan Trisula diharapkan setiap 2,74 km harus di pasang heater
sebelum melewati titik kabutnya, sedangkan pada Lapangan Atlantis tidak
diperlukan pemasangan heater sebab temperatur di sepanjang pipa masih
merupakan temperatur yang aman.
9. Setiap heater pada flowline dipasang pagar pengaman sesuai dengan
ketentuan surat keputusan menteri pertambangan dan energi
no.300.k/38/djm/1997 tentang keselamatan kerja pipa penyalur minyak dan
gas bumi pasal 12.
10. Lapangan Trisula dan lapangan Atlantis tidak membutuhkan pompa sebab
nilai pressure loss yang tidak tinggi.
11. Problem yang mungkin akan dialami adalah korosi, scaling, kepasiran, dan
emulsi. Problem tersebut dapat ditanggulangi dengan pengecatan, memberi
scale inhibitor, penggunaan gravel pack, memberi demulsifier.
12. Jenis separator yang digunakan adalah separator vertikal karena dapat
menampung endapan sedimen yang banyak dan pembuangan endapan lebih
mudah.
13. Storage tank yang digunakan adalah jenis floating roof.
14. Surface Facilities
Flowline -> Manifold -> Separator 3 fasa (Vertikal) -> untuk dominan
minyak ke FWKO -> heater treater -> storage tank. air bisa ditreatment lalu
diinjeksikan ke sumur atau dibuang
Dominan gas ke Gas Scrubber -> Gas dialirkan ke sulfur removal dan
dilanjutkan menuju flare
BAB IX
REKOMENDASI ATAU INOVASI

1. Berdasarkan hasil analisa laboratorium ditunjukkan bahwa fluida yang


diproduksi dari lapangan ATLANTIS dan lapangan TRISULA
mengandung %BS & W sebesar 3,5% dan 4,25% sehingga perlu
pemasangan gravel pack dan liner untuk menyaring kandungan sedimen
nya. Dan digunakan separator vertikal karena dapat menampung lebih
banyak endapan base sediment dan dalam proses pembersihan nya lebih
mudah.
2. Air formasi pada lapangan ATLANTIS dan lapangan TRISULA yang ikut
terproduksi memiliki pH 8 dan 8,5 sehingga terindikasi menyebabkan scale.
Sehingga perlu penginjekesian scale inhibitor.
3. Menggunakan oxygen scavanger yang diinjeksikan pada wellhead yang
berfungsi untuk menyerap oksigen. Oxygen scavanger dipasang karena
temperature wellhead melewati titik nyala dari minyak yang akan di
produksikan. Sehingga oksigen perlu diserap untuk menghindari kebakaran.
4. Storage tank yang digunakan berjenis floating roof dikarenakan minyak
yang akan dirpoduksi memiliki tekanan yang tinggi.
LAMPIRAN DAN PERHITUNGAN
1. CENTRIFUGE TABUNG KECIL
Volume sampel : 10 ml
Lama pemutaran : 15 menit
RPM : 1399,91 RPM
a. Lapangan ATLANTIS
Volume air = 0,25 ml
Volume padatan = 0,1 ml

Centrifuge Tabung Kecil


0,25+0,1
%BS & W = x 100%
10
= 3,5%
b. Lapangan TRISULA
Volume air = 0,3 ml
Volume padatan = 0,125ml

Centrifuge Tabung Kecil


0,3+0,125
%BS & W = x 100%
10
= 4,25%
2. PERHITUNGAN SPECIFIC GRAVITY
a. Lapangan ATLANTIS
Volume sampel = 500 ml
Temperatur sampel = 86°F
SG terukur = 0,825
141,5
 °API terukur = SG − 131,5
terukur
141,5
= 0,825 − 131,5
= 40,015
 °API koreksi
39

38

40 40,015 41

39 − x 39 − 38
=
41 − 40,015 41 − 40
x = oAPIcorr = 38,015 oAPI
Menghitung harga SG koreksi pada 60/60 of
141,5
SGcorr = 131,5+ °API
corr

141,5
= 131,5+ 38,015

= 0,8347
Berdasarkan data analisa, diperoleh harga faktor koreksi (fcorr) dari tabel
sebesar 0,00037, maka:
SGtrue = SGcorr + (fcorr [T-60oF])
= 0,8347 + (0,00037 [86-60oF])
= 0,8347 + 0,00962
= 0,84432
o 141,5
APItrue = 𝑆𝐺 − 131,5
𝑡𝑟𝑢𝑒

141,5
= 0,84432 − 131,5

= 36,09oAPI
b. Lapangan TRISULA
Volume sampel = 500 ml
Temperatur sampel = 86°F
SG terukur = 0,864

141,5
 °API terukur = SG − 131,5
terukur
141,5
= 0,864 − 131,5
= 32,273 OAPI
 °API koreksi
31,2

30,3

32 40,015 33

31,2 − x 31,2 − 30,3


=
33 − 32,273 33 − 32
x = oAPIcorr = 30,5457 oAPI
Menghitung harga SG koreksi pada 60/60 of
141,5
SGcorr = 131,5+ °API
corr

141,5
= 131,5+ 30,5457

= 0,87321
Berdasarkan data analisa, diperoleh harga faktor koreksi (fcorr) dari tabel sebesar
0,00036, maka:
SGtrue = SGcorr + (fcorr [T-60oF])
= 0,87321 + (0,00036 [86-60oF])
= 0,87321 + 0,00936
= 0,8825
o 141,5
APItrue = 𝑆𝐺 − 131,5
𝑡𝑟𝑢𝑒

141,5
= 0,8825 − 131,5

= 28,82oAPI
3. PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK TUANG, DAN TITIK BEKU
a. Sampel ATANTIS
 To = 30oC = 86oF
 Titik kabut = 23oC = 73oF
 Titik tuang = 10oC = 50oF
 Titik beku = 7oC = 44,6oF
b. Sampel TRISULA
 To = 30oC = 86oF
 Titik kabut = 25oC = 77oF
 Titik tuang = 20oC = 68oF
 Titik beku = 18oC = 64,4oF
4. PERHITUNGAN ANALISA AIR FORMASI
A. Lapangan ALTANTIS
1. Kenampakan Sifat Fisik Air Formasi :
- Bau : tidak berbau
- Warna : kuning keruh
- Rasa : sedikit asin
2. Penentuan Alkalinitas
a. Sampel ATLANTIS
- pH air = 8
- Indikator = 2 tetes PP dan 2 tetes MO
- Volume sampel = 10 ml
- Vp 1 = 0,2 ml
- Vp 2 = 3 ml
- Vm (Vp 1 + Vp 2) = 3,2 ml
- Kebasahan P = 0,2/10 = 0.02 mg/l
- Kebasahan M = 3,2/10 = 0.32 mg/l
- 2P < M = 2 x (0.1) < 0.4
3. Sifat kebasahan disebabkan oleh ion CO3 , HCO3 dan OH-
Konsentrasi ion CO3 = 40 x P
= 40 x (0.02)
= 0.026 me/L
Konsentrasi ion HCO3 = 20 x (M-2P)
= 20 x (0.32-2(0.02))
= 0.091 me/L
Konsentrasi ion OH- = 0
4. Penentuan Clorida ( Cl )
- Volume sampel = 5 ml
- Volume titrasi =21 cc
21 𝑚𝑙 ×1000
- Kadar Cl mg/L = 5

=2100 mg/L
5. Penentuan Sulfat ( SO42 )
Kandungan SO42 = 36,7 mg/L
6. Penentuan Ca++ dan Mg+
Kandungan Ca++ = 152 mg/L
Kandungan Mg++ = 100 mg/L
7. Penentuan kandungan Fe2+
Kandungan Fe2+ = 1000 mg/L

Konversi mg/L ke me/L = (mg/L*Valensi)/BM (Kation/Anion)


- Cl- = (4200 x 1) / 35,5
= 118,30 Me/L
- SO4-2 = (36.7 x 2) / 96
= 0.764 Me/L
- Ca2+ = (152 x 2) / 40
= 7,6 Me/L
- Mg2+ = (100 x 2) / 24
= 8,33 Me/L
- Fe2+ = (1000 x 2) / 56
=35, 71 Me/L
- Kadar Sodium (Na+) = ∑ Anion - ∑ Kation
= 119,181 me/L – 51,61 me/L
= 67,571 Me/L
Dari grafik diperoleh :
 Tenaga ion keseluruhan (K) pada suhu :
 0°C = 3,3
 20°C = 2,8
 40°C = 2,3
 60°C = 1,1
 80°C = 1,6
 100°C =0
 Harga pCa = 2,3
 pAlk = 2,8
Berdasarkan hasil analisa tersebut diatas, maka indeks stabilitas ( SI ) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
SI = pH – K – pCa – pAlk
- Pada temperature 0°C
SI = (8) - (3,3) – 2.3 – 2.8
= -0.4
- Pada temperature 20°C
SI = (8) (2,8) –2,3– 2,8
= 0,1
- Pada temperature 40°C
SI = (8) - (2,3) – 2,3 – 2,8
= 0,6
- Pada temperature 60°C
SI = (8)- (1,8) –2,3– 2,8
= 1,1
- Pada temperature 80°C
SI = (8) -(1,3) – 2,3 – 2,8
= 1,6
- Pada temperature 100°C
SI = (8) -(0) – 2,3 – 2,8
= 2,9
Tabel Hasil Perhitungan
Tabel IV-1
Tabel Hasil Analisa Konsentrasi Kimiawi

Konsentrasi Anion Konsentrasi Kation


Anion BM Mg/L Me/L (*) Kation BM Mg/L Me/L (*)
Cl- 35.5 4200 118,30 Ca2+ 40 152 7,6
SO4-2 96 36,7 0,764 Mg2+ 24 100 8.33
Fe2+
CO3-2 60 0,8 0,026 56 1000 35,71
(Ferro)
HCO3- 61 5,6 0,091 Ba2+ 137 Negatif 0
OH- 17 0 0
∑ Anion 119,181 ∑ Kation 51,61

Tabel IV-2
Tabel Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3
Konsentrasi Faktor Koreksi
Ion Ionic strength
me/l me/l
Cl 118,30 5  105 5,915× 10-3
SO42 0,764 1.0  103 7,64 × 10-4
CO32 0,026 1.5  103 3,9 × 10-5
HCO3 0,091 5.0  105 4,55  10-6
Ca2+ 7,6 5.0  105 3,8 10-4
Mg2+ 8,33 1.0  103 8.33  10-3
Fe++ 35,72 1.5  103 0,053565
Ba++ negatif 0 0
Na+ 67,571 1.0  103 6.757  103
Total Ionic Strength 0,13653865
B. Lapangan TRISULA
1. Kenampakan Sifat Fisik Air Formasi :
-Bau : tidak berbau
-Warna : kuning keruh
-Rasa : sedikit asin
2. Penentuan Alkalinitas
- pH air = 8,5
- Indikator = 2 tetes PP dan 2 tetes MO
- Volume sampel = 10 ml
- Vp 1 = 1 ml
- Vp 2 = 3 ml
- Vm (Vp 1 + Vp 2) = 4 ml
- Kebasahan P = 1/10 = 0,1 mg/l
- Kebasahan M = 4/10 = 0,4 mg/l
- 2P < M = 2 x (0.1) < 0.4
3. Sifat kebasahan disebabkan oleh ion CO32- , HCO3- dan OH-
Konsentrasi ion CO32- = 40 x P
= 40 x (0,1)
= 0.1333 me/L
Konsentrasi ion HCO3- = 20 x (M-2P)
= 20 x (0,4 -2(0.01))
= 0.065 me/L
4. Konsentrasi ion OH- =0
Volume sampel = 5 ml
Volume titrasi = 0,2 cc
Kadar Cl- mg/L = (0,2 ml ×1000)/5
= 40 mg/L
5. Penentuan Sulfat ( SO42- )
Kandungan SO42- = 300 mg/L
6. Penentuan Ca++ dan Mg+
Kandungan Ca++ = 100 mg/L
Kandungan Mg++ = 100 mg/L
7. Penentuan kandungan Fe2+
Kandungan Fe2+ = 1000 mg/L
Konversi mg/L ke me/L = (mg/L*Valensi)/BM (Kation/Anion)
- Cl- = (40 x 1) / 35,5
= 1,126 Me/L
- SO4-2 = (300 x 2) / 96
= 6.25 Me/L
- Ca2+ = (100 x 2) / 40
= 5 Me/L
- Mg2+ = (100 x 2) / 24
= 8,33 Me/L
- Fe2+ = (1000 x 2) / 56
= 35, 71 Me/L
- Kadar Sodium (Na+) = ∑ Anion - ∑ Kation
= 7,5743 me/L – 49,04 me/L
= -41,571 Me/L
Dari grafik diperoleh :
• Tenaga ion keseluruhan (K) pada suhu :
- 0°C = 3,3
- 20°C = 2,8
- 40°C = 2,3
- 60°C = 1,1
- 80°C = 1,6
- 100°C = 0
• Harga pCa = 2,6
• pAlk = 2,8
Berdasarkan hasil analisa tersebut diatas, maka indeks stabilitas ( SI ) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
SI = pH – K – pCa – pAlk
- Pada temperature 0°C
SI = (8,5) - (2,65) – 2.6 – 2.8
= 0.45
- Pada temperature 20°C
SI = (8,5) - (2,25) –2,6– 2,8
= 0,85
- Pada temperature 40°C
SI = (8,5) - (2,1) – 2,6 – 2,8
= 1
- Pada temperature 60°C
SI = (8,5) - (1,45) –2,6– 2,8
= 1,65
- Pada temperature 80°C
SI = (8,5) - (1,1) – 2,6 – 2,8
= 2
- Pada temperature 100°C
SI = (8,5) - (0) – 2,6 – 2,8
= 3,1
Tabel Hasil Perhitungan

Tabel IV-3
Tabel Hasil Analisa Konsentrasi Kimiawi

Konsentrasi Anion Konsentrasi Kation


Anion BM Mg/L Me/L (*) Kation BM Mg/L Me/L (*)
Cl- 35.5 40 1,126 Ca2+ 40 100 5
SO4-2 96 300 6,25 Mg2+ 24 100 8.33
2+
Fe
CO3-2 60 4 0,1333 56 1000 35,71
(Ferro)
HCO3- 61 4 0,065 Ba2+ 137 Negatif 0
OH- 17 0 0
∑ Anion 7,574 ∑ Kation 49,044

Tabel IV-4
Tabel Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3
Konsentrasi Faktor Koreksi
Ion Ionic strength
me/l me/l
Cl 1,126 5  105 5,63× 10-3
SO42 6,25 1.0  103 6,25× 10-3
CO32 0,1333 1.5  103 1,9995 × 10-4
HCO3 0,065 5.0  105 1,3  10-7
Ca2+ 5 5.0  105 2,5 10-4
Mg2+ 8,33 1.0  103 8.33  10-3
Fe++ 35,71 1.5  103 0,053565
Ba++ Negative 0 0
Na+ 0 1.0  103 0
Total Ionic Strength 0,07422508
HASIL PERHITUNGAN
A. PRESSURE LOSS

Grafik 1. Data Pressure Loss


(Sumber: Case Responsi Praktikum AFR 2019)

PARAMETER :
Pwellhead = 400 psia

Gradien Pressure Loss


𝛥𝑦 300 – 295,3
 Grad. PLoss @3 inch = 𝛥𝑥 = = - 0,013823529 psia/m
0−340

untuk 1 km = 1000m x Grad.TLoss = - 13,82 psia/km


𝛥𝑦 300– 297,2
 Grad. PLoss @5 inch = 𝛥𝑥 = = - 0,0082352 psia/m
0−340

untuk 1 km = 1000m x Grad.TLoss = - 8,23 oC/km


𝛥𝑦 300 – 297,6
 Grad. PLoss @7 inch = 𝛥𝑥 = = - 0,00705882 psia/m
0−340

untuk 1 km = 1000m x Grad.TLoss = - 7,05 oC/km


HASIL PERHITUNGAN PRESSURE LOSS
1. Lapangan Trisula
Tabel 1.1
Perhitungan Pressure Loss Lapangan Galih
UKURAN
JARA P LOSS P@MANIFOLD1 P@MANIFOLD2 P @SEP
NAMA PIPA PIPA
K (m) (psia) (psia) (psia) (psia)
(inch)
24,882 375,117
TR017 1800 3

24,052 375,947
TR007 1740 3

46,585 353,414
TR09 3370 3

flowline MF 1 14,329 368,159 353,830


1740 5
Trisula (5 inch)
15,070 384,929
TR006 1830 5

7,576 392,423
TR011 920 5

19,188 384,929
TR003 2330 5

329,57
flowline MF 2 48,423 377,998
6860 7 5
trisula 7 inch

P Loss sampai ke Manifold 1


TR-017 = 1800 m x (- 0,013823529 psia/m) = - 24,882 psia
TR-007 = 1740 m x (- 0,013823529 psia/m) = - 24,052psia
TR-09 = 3370 x (- 0,013823529 psia/m) = - 46,585 psia
Pressure masing-masing pipa flowline ketika sampai di Manifold 1 yaitu :
TR-017 = 400 – 24,882 = 375,117 psia
TR-007 = 400 - 24,052 = 375,947 psia
TR-09 = 400 - 46,585 = 353,414 psia
P Manifold 1 = 368,159 Psia  Pipa Flowline 5 inch menuju Manifold 2
 P Loss sampai ke Manifold 2
Flowline MF 1 TRISULA = 1740 m x 0,00824 psia/m = 14,329 psia
TR-003 = 2330 m x 0,00824 psia/m = 19,188 psia
TR-011 = 920 m x 0,00824 psia/m = 7,576 psia
TR-006 = 1830 m x 0,00824 psia/m = 15,070 psia
Pressure masing-masing pipa flowline ketika sampai di Manifold 2 yaitu :
Flowline MF 1 TRISULA = 368,159 psia
TR-003 = 400 – 19,188 =380,811 psia
TR-011 = 400 – 7,576 = 392,423 psia
TR-006 = 400 – 15,070 = 384,929 psia
P Manifold 2 = 377,998 Psia  Pipa Flowline 7 inch menuju Gathering System
 Kehilangan tekanan dari Manifold 2 ke Gathering System
P Loss (Manifold 2 Gathering System) = 6860 m x 0,00706 psia/m
= 48,423 psia
Tekanan ketika sampai di Gathering System = 377,998 psia – 48,423 psia
= 329,575 psia
2. Lapangan ATLANTIS
Tabel 1.2
Perhitungan Pressure Loss Lapangan Atlantis
UKURAN
JARAK P @MANIFOLD P@SEP
NAMA PIPA PIPA PLOSS (psia)
(m) (psia) (psia)
(inch)
AT 005 1000 5 8,235 391,764
AT 022 3570 5 29,4 370,6
AT 041 2380 5 19,6 380,4
AT 016 2680 5 22,070 377,929
AT 050 1850 5 15,235 384,764
AT 043 2850 5 23,470 376,529
AT 004 2140 17,6235 382,376

flowline MF
ATLANTIS 7 5603 7 39,550 380,623 341,072
inch
 P Loss sampai ke Manifold
AT -005 = 1000 m x 0,00824 psia/m = 8,235 psia
AT- 022 = 3570 m x 0,00824 psia/m = 29,4 psia
AT- 041 = 2380 m x 0,00824 psia/m = 19,6 psia
AT- 016 = 2680 m x 0,00824 psia/m = 22,070 psia
AT- 050 = 1850 m x 0,00824 psia/m = 15,235 psia
AT- 043 = 2850 m x 0,00824 psia/m = 23,470 psia
AT- 004 = 2140 m x 0,00824 psia/m = 17,623 psia
Pressure masing-masing pipa flowline ketika sampai di Manifold yaitu :
AT- 005 = 400 psia - 8,235 psia = 391,764 psia
AT- 022 = 400 psia - 29,4 psia = 370,6 psia
AT- 041 = 400 psia - 19,6 psia = 380,4 psia
AT- 016 = 400 psia - 22,070 psia = 377,929 psia
AT- 050 = 400 psia - 15,235 psia =384,764 psia
AT- 043 = 400 psia - 23,470 psia = 376,529 psia
AT- 004 = 400 psia - 17,623 psia = 382,376 psia
P Manifold = 380,623 Psia  Pipa Flowline 7 inch menuju Gathering System
 Kehilangan tekanan dari Manifold 2 ke Gathering System
P Loss (Manifold  Gathering System) = 5603 m x 0,00706 psia/m
= 39,550 psia
Tekanan ketika sampai di Gathering System = 380,623 psia – 39,550 psia
= 341,072 psia
B. TEMPERATURE LOSS

Grafik 2. Data Pressure Loss


(Sumber: Case Responsi Praktikum AFR 2018)

PARAMETER :
Twellhead = 48,8 oC = 120 oF

Gradien Temperature Loss


𝛥𝑦 50 – 45,4
 Grad.TLoss @3 inch = 𝛥𝑥 = = - 0,0046 oC/m
0−1000

untuk 1 km = 1000m x Grad.TLoss = - 4,6 oC/km


𝛥𝑦 50 – 43,5
 Grad.TLoss @5 inch = 𝛥𝑥 = = - 0,0065 oC/m
0−1000

untuk 1 km = 1000m x Grad.TLoss = - 6,5 oC/km


𝛥𝑦 50 – 41,7
 Grad.TLoss @7 inch = 𝛥𝑥 = = - 0,0083 oC/m
0−1000

untuk 1 km = 1000m x Grad.TLoss = - 8,3 oC/km


HASIL PERHITUNGAN TEMPERATURE LOSS
1. Lapangan Atlantis
Tabel 2.1.1
Perhitungan Temperature Loss Lapangan Atlantis
UKURAN T T@ T
JARAK
NAMA PIPA PIPA LOSS MANIFOLD @SEP
(m)
(inch) (oC) (oC) (oC)
AT 005 1000 5 6,5 42,3
AT 022 3570 5 23,205 25,595
AT 041 2380 5 15,47 33,33
AT 016 2680 5 17,42 31,38
AT 050 1850 5 12,025 36,775
AT 043 2850 5 18,525 30,275
AT 004 2140 5 13,9 34,89
flowline MF 3
940 7 7,802 33,506 25,704
ATLANTIS 7 inch

Tabel 2.1.2
Data Karakteristik Sampel Minyak pada Lapangan ATLANTIS
KARAKTERISTIK MINYAK LAPANGANATLANTIS
TITIK NYALA 96,8 F 36 C
TITIK BAKAR 118,4 F 48 C
TITIK KABUT 73,4 F 23 C
TITIK BEKU 44,6 F 7 C
TITIK TUANG 50 F 10 C
2. Lapangan TRISULA
Tabel 2.2.1
Perhitungan Temperature Loss Lapangan Trisula
T@ T@
JARAK UKURAN T Loss T @sep
NAMA PIPA Manifold Manifold
(m) (inch) (oC) (oC)
1 (oC) 2 (°C)
TR 017 1800 3 8,28 40,52
TR 007 1740 3 8,004 40,796
TR 09 3370 3 15,502 33,298
Flowline MF 1 26,894
1740 5 11,31 38,204
TRISULA (5 inch)
TR 003 2330 5 15,145 33,655
TR 011 920 5 5,98 42,82
TR 006 1830 11,895 36,905
flowline MF 35,069
6860 7 56,938 -21,869
TRISULA 7 inch

Tabel 2.2.2
Data Karakteristik Sampel Minyak pada Lapangan Trisula
KARAKTERISTIK MINYAK LAPANGAN TRISULA
TITIK NYALA 113,9 F 40 C
TITIK BAKAR 127,4 F 59 C
TITIK KABUT 77 F 25 C
TITIK BEKU 64,4 F 18 C
TITIK TUANG 68 F 20 C

Anda mungkin juga menyukai