Anda di halaman 1dari 5

Kasus Whistle-Blower : Patriot atau Pemburu Hadiah?

Disusun sebagai Makalah Kasus Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi Akuntansi

Dosen Pengampu : Vanica Serly, SE, M.Si

Oleh :

Kelompok 3

Wulandary Ramadhani (17043084)

Asrimel (17043085)

Aabidah Haswenova (17043086)

Velia Yolanda (17043087)

Achdy Muhadis (17043088)

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang

2020
Kasus Whistle-Blower : Patriot atau Pemburu Hadiah?

A. Lalatar Belakang
Whistle – Blower adalah sebutan bagi orang-orang yang yang berada dalam
sebuah perusahaan yang mengungkapkan rahasia terkait kecurangan yang dilakukan
oleh perusahaan. Secara tradisional, para whistle- blower telah diperlakukan sebagai
orang yang tidak puas, pembuat onar, dan orang aneh. Kebanyakan telah membayar
mahal untuk tindakan-tindakan mereka. Menjadi whistleblower memiliki risiko yang
besar terhadap pekerjaan, keluarga dan karir mereka. Meskipun mendapat bagian dari
hasil laporan atas kecurangan, whistleblower kemungkinan akan mengalami pelecehan,
dipecat bahkan kehilangan rumahnya yang dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh
diri.
False Claim Act menyediakan insentif keuangan bagi karyawan untuk
melaporkan pelanggaran perusahaan mereka kepada pemerintah atau insentif kepada
whistle blowing. Whistle-blowing ini akan menerima bagian 15-30% ganti rugi dari
setiap pelanggaran yang ditemukan, hal ini juga tergantung pada faktor-aktor tertentu.
False Claim Act yang telah diamandemen menumbuhkan kemarahan publik pada
pertengahan periode 1980-an. Pada tahun 1986, Kongres meluluskan amandemen dari
False Claim Act dimana ketentuan qui tam memungkinkan karyawan yang
menginformasikan tentang kecurangan dalam perusahaan. Tidak mengherankan, banyak
industri pertahanan terkejut pada ketentuan False Claim Act yang baru, khususnya ,
ketentuan qui tam.

Penerapan qui tam sendiri menimbulkan pro kontra dibanyak kalangan. bagi
yang mengkritik ketentuan ini berpendapat bahwa kuitan mendorong prilaku berburu
hadiah dan melemahkan atau meruntuhkan upaya sukarela yang etis. bagi yang
menyetujui ketentuan ini berpendapat bahwa kita tidak tinggal di dunia yang ideal
dimana semua melakukan hal yang benar sesuai prinsipnya sehingga kita perlu hukum
seperti ini.
B. Permasalahan
1. apakah tindakan whistle blowing sebagai tindakan patriot atau pemburu
hadiah ?

C. Diskusi
Whistle Blower adalah sebutan bagi orang-orang yang mengungkapkan rahasia
kecurangan yang ada di perusahaan tempat mereka bekerja. . Secara tradisional, para
whistle- blower telah diperlakukan sebagai orang yang tidak puas, pembuat onar, dan
orang aneh. Kebanyakan telah membayar mahal untuk tindakan-tindakan mereka.
Menjadi whistleblower memiliki risiko yang besar terhadap pekerjaan, keluarga dan
karir mereka. Meskipun mendapat bagian dari hasil laporan atas kecurangan,
whistleblower kemungkinan akan mengalami pelecehan, dipecat bahkan kehilangan
rumahnya yang dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.
Setelah kita memahami apa itu yang dimaksut whisthel blower, kita bisa melihat
Potret dari seorang whistle blower. Pada tahun 1971, sebagai kepala tim ilmuan yang
bekerja pada sebuah proyek milite tingkat tinggi untuk U.S, Navy, Walker menemukan
kesalahan serius dalam proyeksi komputer Bell Labs, Ia memberitahu atasannya
mengenai kesalahan ini, dan mengatakan bahwa sebaiknya kesalahan ini dilaporkan
kepada U.S, Navy. Ketika bosnya menolak, Walker menangani masalahnya ini secara
sendiri.
Beberapa bulan kemudian, Walker dimutasi dan diberikan tugas yang sama
sekali tidak pandas, guna untuk menyingkirkan Walker. Pada tahun 1979, Bells Labs,
memecat walker karena diduga tidak mengambil minat aktif dalam pekerjaan yang
diserahkan kepadaya. Kemudian Walker menggugat AT&T, Menuduh bahwa dirinya
telah dipecat tanpa alasan yang baik. Selama masa ini istrinya juga telah
menceraikannya dan dipaksa untuk menjual rumahnya.Delapan hari kemudian kasus
Walker disidangkan, dan kasus tersebut dihentikan.
Sejak tahun 1986, Kongres meluluskan amandemen dari False Claim Act,
dimana yaitu ketentuan qui tam yang memungkinkan karyawan yang menginformasikan
tentang kecurangan akan mendapatkan hadiah.
Selain itu, kita juga dapat melihat kasus yang terjadi pada Emil Stache. Semasa
mengabdi di Vietnam, Emil Stache mengalami nasib sial tersandug bom jebakan Viet
Cong. Ledakan ini membunuh beberapa prajurit sesamanya, dan Stache sendiri
menderita luka parah terkena ledakan bom pada lengan kiri dan bahunya. Iya
mengetahui bahwa jebakan itu dibuat dari bom AS yang cacat dimana tidak pernah
meledak.

Bertahun-tahun berikutnya, stache bekerja sebagai manajer kualitas teknik dan


rehabilitas di Teledyne Relays, anak perusahaan Teledyne, Inc. Stache menduga
Teledyne Relays memalsukan tes pada relai elektromagnetik yaitu komponen elektronik
yang digunakan pada rudal, pesawat, roket dan peranti keras militer yang diproduksi
untuk pemerintah AS.

Stache merasa hal ini merupakan kewajiban etis baginya untuk melaporkan
masalah itu. stache membawa gugatan terhadap Teledyne Relays di bawah False Claims
Act federal dan kemudian ia bergabung dalam aksi oleh Department of Justice. Gugatan
itu berisi tentang kegagalan Teledyne Relays dalam menguji komponen membuat
pemerintah mengalami kerugian sebesar $250 juta. jika gugatan tersebut diterima, maka
Teledyne Relays harus membayar denda atau ganti rugi sebesar $750 juta, tiga kali lipat
jumlah kerugian yang diderita pemerintah karena kecurangan.

jika gugatan Stache berhasil, ia akan mendapatkan 15 persen hingga 25 persen


dari uang yang diperoleh kembali oleh pemerintah. secara teoritis, stache akan
menerima uang sebesar $62 juta. hal ini yang menjadi pertanyaan bagi berbagai
kalangan apakah stache dapat dikatakan sebagai patriot atau hanya seorang pemburu
hadiah.

Kemudian dapat kita litat kasus yang ketiga, yaitu kasus GE. Kasus yang
melibatkan pesawat terbang GE adalah salah satu kasus menarik dari False Claim Act
yang muncul, para karyawan didevisi ini bersekongkol dengan jendral israel, Rami
Dotan, untuk mengajukan klaim kecurangan untuk pekerjaan yang telah dilakukan. GE
akhirnya mengaku bersalah untuk empat tuduhan federal atas kecurangan kriminal.
Mereka setuju untuk membaya denda.

Yang membuat GE gusar adalah walsh melaporkannya pertama kali kepada


pemerintah bukan kepada perusahaan, meskipun fakta bahwa walsh seperti orang lain di
GE, menandatangani sebuah pernyataan etika setiap tahun yang menegaskan bahwa dia
akan melaporkan kesalahan yang ada pada perusahaan jika dan ketika ditemukan.
Orang yang terlibat memutuskan untuk tidak melaporkan kesalahan, kata Bruce
Bunch, juru bicara GE.”dia tida mengambil langkah-langkah untuk menghentikannya.
Dia berpartisipasi didalamnya. Da ia menandatangani pernyataan tertulis dari kami
setiap tahunnya bahwa ia akan melaporkan setiap ketidak layakan kepada manajemen”.
Pernyataan itu adalah sikap GE bahwa Walsh mengumpulkan informasi sejak tahun
1986-1990 dan kemudian mengajukan gugatan itu, dimana ia berharap untuk
mendapatkan keuntungan pribadi.

Jadi dari kasus diatas dapat kita lihat bahwa seorang Whistle Blower
memberikan informasi kecurangan pada publik karena merasa hal tersebut merupakan
kewajiban etisnya untuk melaporkan masalah itu. Selain itu setelah adanya amandemen
dari False Claim Act yaitunya ketentuan qui tam juga dapat membuat Whistle Blower
menjadi seseorang yang mengungkapkan kecurangan hanya ingin mendapatkan hadiah
atau keunungan pribadi saja.

D. Kesimpulan

Dari ketiga kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa ada berbagaimotif dari
seorang Whistle Blower, yang pertama karena mereka menganggap bahwa kecurangan
tersebut merupakan kewajiban etisnya untuk melaporkan masalah tersebut. Yang kedua
karena mereka mengangap dari kecurangan yang mereka temukan tersebut dapat
memberikan keuntungan bagi mereka dan memberikan kekayaan baginya.

E. Saran

Setelah kita memahami kasus diatas, saran yang dapat kita berikan yaitu
lakukanlah sistem yang telah ada sesuai denga aturan yang ada, lakukanlah hal
yang benar sesuai dengan prinsipnya. Ikuti sistem yang telah di berikan.Jika kita
menemukan suatu masalah atau kecurangan kita bisa melaporkanya kepada
perusahaan terlebih dahulu untuk mendiskusikan kesalahan yang terjadi di
perusahaan, daripada langsung melaporkannya terlebih dahulu pada pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai