Nim/TM : 18890/2010
Kasus pada American International Group, Inc (AIG) pada tahun 2008
Pada 6 Juni 2005, securities and exchange commision (SEC) melayangkan tuntutan
terhadap para eksekutif di AIG dan General RE yang isinya dugaan bahwa mereka telah
melakukan penipuan sekuritas dengan ikut serta dalam dua transaksi reasuransi palsu yang
seakan – akan meningkatkan penyisihan kerugian yang harus ditanggung AIG sebesar $500 juta,
sehingga menjadikan laporan keuangan AIG tampak lebih baik daripada di kuartal keempat
tahun 2000 dan kuartal pertama tahun 2001.
Menurut SEC, transaksi tersebut dimulai oleh AIG untuk memadamkan kritisi oleh
analisis terkait dengan pengurangan penyisihan kerugian perusahaan pada kuartal ketiga tahun
2000. Millionaire Warren Buffet yang memilikiGeneral RE tidak terlibat dalam tuntutan SEC,
tetapi Maurice Greenberg, CEO AIG kemudian diidentifikasi sebagai konspiratorpembantu
namun tidak dituntut dan dia mengetahui adanya transaksipalsu tersebut. Setelah itu, Greenberg
diberi tekanan agarmeninggalkan perusahaan.
Pada Februari 2006 AIG setuju untuk membayar denda sebesar$1,6 milyar dan dua tahun
kemudian lima mantan eksekutif General RE dan AIG dinyatakan bersalah atas penipuan
sekuritas. Sementara itu AIG telah beberapa kali mengganti CEO-nya. Pada tahun 2005,
Greenberg digantikan oleh Martin Sullivan, yang kemudian digantikan oleh Robert Willumstad
pada Juni 2008 setelah AIG mencatat kerugian sangat besar dan harga sahamnya anjlok. Tiga
bulan kemudian, Willumstad diganti oleh Edward Liddy, setelah pemerintah mengambil alih
AIG.
Meskipun bisnis utamanya adalah menjual asuransi, pada 1987 AIGmulai berjualan
produk – produk keuangan melalui anakperusahaannya, AIG Financial Product Corp. Satu dari
produk utamanya adalah kontrak penukaran ( SWAP ) kredit jatuh tempo pada investasi
pendapatan tetap seperti efek beragun KPR danderivatif KPR beragun lainnya. Bagaimanapun
juga, kontrol internal anak perusahaan sangat lemah. Pada akhir November 2007 auditorAIG,
Price Water House Cooper (PWC) menaruh perhatian pada Sullivan terkait dengan kelemahan
material dalam area manajemen resiko. Pada Maret 2008 kantor pengawasan penghematan,
“Kamicemas bahwa pengawasan perusahaan terhadapa produk – produkkeuangan AIG...
Kekurangan elemen kritis yang mencakup independensi, transparasi, dan ketelitian optimal.”
Pada februari 2008 kerugian yang belum direalisasi sebesar $4,8Milyar yang meningkat
hingga $11 Milyar pada akhir bulan. Padabulan Juni, Sullivan mengundurkan diri dari posisi
CEO, tetapi diberikan pesangon khusus (Golden Parachute) sebesar $15 juta.Pada 16 September,
AIG dilaporkan merugi sebesar $13,2 Milyar padaenam bulan pertama tahun 2008. Sahamnya
diperdagangkan pada harga $3,14 mengalami penurunan lebih dari 90% dari punc aknyapada
nilai pasar $190 Milyar pada akhir 2006. Pemerintah federalmemutuskan bahwa AIG, 1 dari 5
perusahaan keuangan terbesar didunia, “terlalu besar untuk gagal”. Karenanya mereka
mengumumkan langkah penyelamatan bagi perusahaan tersebut.Pemerintah akan menyediakan
fasilitas likuiditas kredit sebesar $85Milyar yang kemudian ditingkatkan, sebagai balasan dari
penerimaan jaminan atau kuasa yang pada hakikatnya memberikan pemerintah kepemilikan
ekuitas perusahan sebesar 79,9% di AIG. Pada 17 September, AIG menguras habis (Drewdown)
$28 Milyar dari fasilitas likuiditas dari kredit tersebut. Hingga 24 Oktober AIG telah menguras
habis $90,3 Milyar dari total dana penyelamatan sebesar $122,8Milyar.
Jadi, menurut Willumstad kehancuran AIG dan upaya penyelamatan yang mengikutinya
merupakan hasil dari akuntansi Mark to Market. Dalam pidato di hari berikutnya, Lynn Turner,
mantan kepala akuntandi SEC berkata “AIG menyalahkan kejatuhannya pada peraturan
akuntansi yang mengharuskan untuk mengungkapkan kerugian perusahaan pada investor. Itu
sama saja, saudara – saudara seperti menyalahkan termometer karena telah menunjukkan bahwa
seseorang itu terkena demam karena suhunya tinggi”. Pada 10Oktober 2008 FASB
melonggarkan peraturan akuntansi Mark to Market membolehkan perusahaan untuk
meninggalkan kebiasaan menerbitkan sekuritas jika tidak ada pasar yang siap bagi
merekadengan keberadaan dan sifat sekuritas tersebut diungkapkan.
Jadi Kesimpulan dari Permasalahan ini yaitu :
Argumen menyatakan bahwa akuntansi Mark to Market (pencatatan harga atau nilai
suatu efek, portofolio atau rekening untuk merefleksikan nilai pasar terkininya) telah
menyebabkan AIG mencatat kerugian belum terealisasi yang sangat besar jumlahnya. Kerugian –
kerugian ini menyebabkan penurunan kualitas saham AIG. Penurunan ini dan membekunya
pasar kredit membawa pada upaya penyelamatan jadi apakah peraturan akuntansi memang
berkontribusi pada kehancuran AIG? >>>Menurut saya, The FSAB 157 mengenai pengukuran
fair value yang mulai berlaku pada 2007. Pengaturan pengukuran fair value dinyatakan sebagai
peraturan mark to market mengharuskan aset dan kewajiban financial dinilai ulang pada nilai
pasarnya di tiap periode pelaporan pada nilai pasar saat ini atau perkiraan nilai terbaik. Pada
kasus lembaga keuangan selama periode krisis subprime, FAS 157 meningkatkan kerugian yang
dilaporkan dalam laporan laba/rugi mereka. Saya setuju dengan peraturan akuntansi yang
memang berkontribusi pada AIG. Menurut sejumlah pengamat ekonomi, sebagian kesalahan atas
kegagalan perusahaan pada peraturan akuntansi yang memaksa AIG untuk mencatat kerugian
yang belumdirealisasikan pada pertukaran kredit jatuh tempo. Dikarenakan pengakuan kerugian
yang belum tereliasasikan kepada investor sehingga saham AIG lonjak dratis. Namun
kehancuran AIG juga didisebabkan karena masalah financial lainnya. Pada akhirnya FSAB
melonggarkan mengenai peraturan tersebut, membolehkan perusahaan untuk meninggalkan
kebiasaan menerbitkan sekuritas jika tidak ada pasaar yang siap bagi mereka, dengan keberadaan
dan sifat sekuritas tersebut diungkapkan.
Pemerintah mengatakan bahwa AIG “terlalu besar untuk gagal”. Dicemaskan jika AIG
dinyatakan bangkrut maka para individu yang memegang asuransi personal akan tidak memiliki
asuransi lagi dan akan berada dalam bahaya karena krisis finansial dan likuiditas kian
memburuk. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa bahwa pemerintah federal seharusnya tidak
berinvestasi di perusahaan publik. Ada risiko di pasar, dan satu jenis risiko itu adalah bahwa
padawaktu tertentu, bisnis akan bangkrut. Apakah pemerintah federal seharusnya melakukan
upaya penyelamatan untuk AIG, khususnya ketika pemerintah tidak menyelamatkan Lehman
Brother dan membiarkan Merril Lynch diambil oleh Bank of America? >>>Menurut saya diambil
dari sumber yang bersangkutan, Pemerintah AS memutuskan menyelamatkan AIG dari
kebangkrutan pada tahun 2008 silam. AIG diselamatkan dengan dana ratusan miliar dolar AS,
setelah kebangkrutan Lehman Brothers. Pemerintah AS ketika itu beralasan AIG harus
diselamatkan karena kolapsnya raksasa asuransi itu bisa berdampak sistemik. Bank
SentralAmerika Serikat (The Federal Reserve) haknya telah mengeluarkan paket penyelamatan
senilai US$ 85 miliar untuk American InsuranceGroup (AIG) agar terhindar dari kebangkrutan.
Langkah penyelamatan ini dilakukan pemerintah AS, hanyabeberapa hari setelah dikeluarkannya
pernyataan bangkrut oleh bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat, Lehman Brothers
pada awal pekan. Pemerintah berharap upaya ini bisa mencegah berlanjutnya ancaman resesi
finansial global.Langkah The Fed ini dipandang oleh sebagian kalangan sebagai intervensi paling
radikaldalam sejarah terhadap perusahaan swasta. Namun setidaknyalangkah ini berhasil
menggerakkan pasar modal yang sempatterpuruk akibat berita bangkrutnya Lehman
Brothers.PenyelamatanAIG dilakukan dengan dukungan penuh dari Departemen KeuanganAS.
Disebutkan pula bahwa dana tersebut dikucurkan dengan syaratuntuk melindungi kepentingan
pemerintah AS dan para pembayar pajak.Untuk alasan yang sama, pemerintah AS menolak
untuk menyelamatkan Lehman Brothers. ”
Saat ini merupakan masa yang paling menantang untuk industri finansial kita,” kata
Henry Paulson,Menteri keuangan AS seperti dikutip BBC News.Situasi chaos sempat mendera
kantor AIG di Singapura, dimana terjadi rush ketika para nasabahnya menunda polis AIG
mereka (surrender). Penyelematan terhadap perusahaan dengan asset dan penjaminan pinjaman
perbankan senilai triliunan dolar ini akhirnya mampu membuat pasar kembali bergerak naik.
Sejumlah analis berpendapat jika AIG yang polisnya dimiliki oleh warga di lebih dari 100 negara
dibiarkan mati, maka akan muncul imbas yang sangat besar di pasar finansial dunia, jauh lebih
buruk ketimbang imbas yang ditimbulkan penutupan Lehma Brothers.Jika AIG tutup, maka
banyak bank dan investment fund diseluruh belahan dunia yang akan kehilangan perlindungan
asuransi,dan berikutnya default pada pembayaran bisa jadi akan mengalami peningkatan.
Gubernur negara bagian New York, David Paterson mengatakan, AIG memiliki banyak
kepentingan bisnis, sehingga sulit diprediksi seberapa jauh imbas yang bakal dirasakan pasar
financial ketika perusahaan harus bangkrut. AIG saat ini mempekerjakan116.000 karyawan di
lebih dari 100 negara. Perusahaan didirikan pada tahun 1919 di Shanghai, Cina, dan kini berbasis
di New York.Perusahaan juga tercatats ebagai sponsor utama salah satu klub Liga Premier
Inggris Manchester United.