Anda di halaman 1dari 29

Pelabuhan Tanjung Ringgit di Palopo Sulawesi Selatan

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-
VsdVzsQuC60/UtiOHFdwzdI/AAAAAAAAAE8/TLWoZqIHPxc/s1600/1.jpg

PENDAHULUAN

Sarana pengangkutan laut di Sulawesi Selatan masih belum memadai, ini

ditandai dengan masih minimnnya sarana dan prasarana angkutan yang nyaman

bagi para penumpang dan angkutan barang. Hasil survey Lembaga konsumen dan

Jasa Indonesia tahun 2003, dari empat pelabuhan besar yang disurvei (Tanjung

Perak, Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Soekarno-Hatta) pelabuhan Soekarno-

Hatta di Makassar menempati peringkat kedua dari bawah setelah tanjung emas

(Hamrie, 1988:92). Hasil survey ini membuktikan bahwa sarana pengangkutan

baik itu barang dan penumpang masih belum memadai dan belum memuaskan

tingkat konsumen. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme masyarakat

di dalam menggunakan jasa transportasi pengangkutan laut. Karena transportasi

laut memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan modern

(Purwaka, 1984:2).
Pelabuhan sebagai sarana pengangkutan antarpulau memegang peranan

penting di dalam penyebaran dan pemerataan hasil-hasil produksi antarpulau. Di

Sulawesi Selatan terdapat beberapa pelabuhan pengangkutan salah satu di

antaranya adalah pelabuhan Tanjung Ringgit di Palopo. Aktivitas pelabuhan

Tanjung Ringgit yang melayani kegiatan bongkar muat khususnya barang-barang

hasil pertanian, perkebunan disamping itu juga melayani kegiatan embarkasi dan

debarkasi penumpang kebeberapa pulau terutama di Kalimantan, baik itu di

Balikpapan, Samarinda, Bontang dan lain-lain.Barang-barang hasil pertanian yang

paling sering di pasarkan ke pulau lain lewat pelabuhan ini adalah beras. Beras
merupakan komoditi utama masyarakat Sulawesi Selatan dan Pelabuhan Tanjung

Ringgit sebagai mediator perdagangan dengan pulau-pulau lain di Indonesia.

Keberadaan pelabuhan tersebut mempunyai dampak yang sangat besar terhadap

aktivitas ekonomi di daerah tersebut (Siregar, 1990:75).

Sumber : https://ratnasarihafid.files.wordpress.com/2015/04/pelabuhantanjungringgit_thumb3.jpg

Tulisan ini berusaha untuk menguraikan sejarah perkembangan pelabuhan

Tanjung Ringgit. Pelabuhan Tanjung Ringgit di Palopo dibangun pada tahun

1920 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada awalnya pelabuhan ini merupakan
sebuah dermaga kecil yang hanya bisa disinggahi oleh kapal-kapal yang juga
bertonase kecil untuk mendukung jalur distribusi barang dan mobilitas orang yang

menghubungkan dengan beberapa pelabuhan lainnya seperti; pelabuhan Soekarno-

Hatta di Makassar dan pelabuhan Nunukan di Kalimantan. Pelabuhan Tanjung

Ringgit kemudian mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan

perekonomian.

Untuk menggambarkan sejarah pelabuhan Tanjung Ringgit, maka

metode penelitian yang digunakan adalah sejarah kritis yang digunakan dalam

penelitian ini melalui tahapan heuristic, kritis sumber, interpretasi dan

historiografi. Sumber-sumber primer yang digunakan meliputi, arsip dan dokumen


pemerintah. Selain sumber itu, informasi tentang pelabuhan juga diperoleh,

berupa buku, artikel, majalah atau bulletin dan lain sebagainya. Sumber-sumber

sejarah tersebut, setelah melalui proses kritik selanjutnya dinarasikan dalam

bentuk eksplanasi sejarah

Perkembangan Pelabuhan Tanjung Ringgit 1970-1985


Pelabuhan Tanjung Ringgit dianggap sebagai pelabuhan penting di

Kerajaan Luwu, karena biasa berlabuh beberapa kapal junk (perahu yang besar

atau kapal layar). Di daerah ini tersedia barang dagangan berupa beras, kopra,

kopi, cokelat dan hasil bumi lainnya, dan lada dalam jumlah banyak sekali. Dari

data tersebut tergambar bagaimana posisi dan peranan Palopo sebagai Kota

Pelabuhan sangat penting di Nusantara.Walaupun hal ini tidak terkait langsung

dengan pelabuhan Tanjung Ringgit yang lahir kemudian, namun memberikan

gambaran posisi Palopo di jalur Internasional, dan gambaran komoditi yang ada di

Palopo masa itu, bahkan pada masa awal keberadaan Pelabuhan Tanjung Ringgit

menunjang aktifitas perdagangan antar daerah tahun1920 sampai tahun 1954.

Melihat fungsi tersebut, pemerintah menetapkan pelabuhan Tanjung Ringgit


sebagai pelabuhan khusus, artinya pelabuhan khusus penyeberangan kapal Ferry.

Fungsi ini berbeda dengan keberadaan pelabuhan umum seperti Pelabuhan

Soekarno - Hatta di Makassar (Sudjatmiko,1979:85).

Aktivitas pelabuhan Tanjung Ringgit sebagai pelabuhan alam yang

melayani kegiatan bongkar muat khususnya barang-barang hasil pertanian,

perkebunan di samping itu juga melayani kegiatan embarkasi dan debarkasi

penumpang kebeberapa pulau terutama di Kalimantan, baik itu di Balikpapan,

Samarinda, Bontang dan lain-lain.

Barang-barang hasil pertanian yang paling sering dipasarkan ke pulau lain


lewat pelabuhan ini adalah beras. Beras merupakan komoditi utama masyarakat

Sulawesi Selatan dan pelabuhan Tanjung Ringgit sebagai mediator perdagangan

dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Keberadaan pelabuhan tersebut mempunyai

dampak yang sangat besar terhadap aktivitas ekonomi di daerah tersebut.

Kemajuan Pelabuhan 1986-1996


Pada tahun 1991 status hukum badan usaha pelabuhan kembali mengalami

perubahan dari status Perusahaan Umum (Perum) berubah menjadi Persero.


Perubahan ini lebih menekankan pengelolaan pelabuhan berorientasi pada

pemupukan keuntungan. Pelabuhan di bawah pengelolaan PT (Persero) harus

dapat meraih keuntungan karena merupakan salah satu sumber Pendapatan Negara

Bukan Pajak (PNBP). Pelabuhan Tanjung Ringgit berada di bawah pengelolaan

PT. (Persero) Pelabuhan IV yang mencakup pula beberapa pelabuhan lainnya di

wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua.

Perubahan status ini juga berlaku untuk pelabuhan Tanjung Ringgit sejak tahun

1991 berada di bawah pengelolaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV yang

berkedudukan di Makassar.
Berdasarkan studi dari LPEM-FEUI pada tahun 2012 yang membuat

buruknya pelayanan di pelabuhan adalah kemacetan (congestion) pergerakan

barang, terbatasnya infrastruktur, terbatasnya crane, dan administrasi (Triatmojo,

1996:123). Terkait dengan kemacetan (congestion) pergerakan barang tidak saja

terjadi di dalam pelabuhan tetapi juga di luar pelabuhan yang mengakibatkan

tersendatnya pengiriman barang dan mengakibatkan kapal harus menunggu lebih

lama.

Persoalan lain terkait dengan pengelolaan kepelabuhanan adalah

kelangkaan fasilitas pelabuhan, regulasi dan sumber daya manusia. Terkait


dengan fasilitas pelabuhan, banyak pelabuhan di Indonesia yang terbuka bagi

kapal asing tetapi belum sepenuhnya menerapkan International Ship and Port

Facility Security (ISPS) Code.

Beberapa permasalahan pelabuhan Tanjung Ringgit tersebut di atas

memberi gambaran bahwa pelayanan pelabuhan belum berjalan dengan baik akan

berpengaruh pada distribusi barang di Indonesia karena berdasarkan data 2012

menunjukan bahwa volume arus bongkar muat barang di Palopo 60 % melalui


Tanjung Ringgit.

A. Pelabuhan dan Jaringan Transportasi


Pelabuhan Tanjung Ringgit merupakan salah satu pelabuhan yang ada di

Sulawesi Selatan yang ramai dikunjungi oleh kapal-kapal ferry dan kapal barang.

Tetapi kondisi pelabuhan yang memiliki kedalaman yang kurang memadai

membuat kapal yang memiliki tonase besar tidak dapat memasuki pelabuhan guna

menghindari kandasnya kapal. Keterbatasan sarana dan kedangkalan pelabuhan

membuat aktivitas bongkar muat barang mengalami hambatan. Tetapi salah satu

kelebihan pelabuhan Tanjung Ringgit karena pelabuhan ini terletak di dalam kota.
Hal ini menguntungkan karena angkutan barang dan penumpang dari daerah
sekitar kawasan Luwu bisa dilakukan melalui jalan darat. Sebelum barang atau

penumpang dikapalkan ke pelabuhan tujuan, barang atau penumpang diangkut

dengan truk atau bus dan kendaraan pribadi. Demikian pula sebaliknya apabila

datang kapal dari luar Luwu yang akan membongkar muatannya di pelabuhan

Tanjung Ringgit, maka barang atau penumpang tersebut diangkut melalui jalan

darat (Laporan Pelabuhan Tanjung Ringgit, 1993-2000).

Volume pengangkutan barang dan penumpang melalui pelabuhan Tanjung

Ringgit pada tahun 1970-1985 mengalami fluktuasi. Pada masa tertentu volume

bongkar muat barang dan penumpang melalui pelabuhan Tanjung Ringgit


mengalami peningkatan, namun pada tahun yang lain mengalami penurunan. Pada

tahun 1970 volume pengangkutan barang dan penumpang yang melalui pelabuhan

Tanjung Ringgit mengalami peningkatan sampai pada tahun 1975.

Kegiatan perdagangan terjadi melalui para pedagang menyewa kapal

untuk mengangkut barang-barang dagangan ke luar daerah (Wawancara: Ayushar

Iriansyah, 12 Desember 2012). Beras merupakan komoditi yang paling banyak

diperdagangkan di pelabuhan Tanjung Ringgit. Beras juga merupakan hasil bumi


yang paling banyak diminati oleh masyarakat di daerah Kalimantan. Menurut

seorang informan di daerah ini bahwa pada dasarnya kami lebih sering membawa

beras keluar daerah misalnya ke Kalimantan, karena daerah ini harga beras sangat

tinggi. Setelah kembali kami membawa kayu untuk dijual di daerah Sulawesi.

(Herman: wawancara, 1 Desember 2012). Hal ini senada apa yang sampaikan oleh

ibu Nukrah bahwa saya berdagang beras ke Pulau Kalimantan karena dapat

menjanjikan keuntungan yang sangat besar. I sini saya beli beras dengan harga

Rp. 3.200 perkilo gram, maka di sana (Kalimantan) saya jual dengan harga Rp.

4.200 perkilo gram. Keadaan ini sangat menguntungkan apabila dibandingkan

saya berdagang di kampung (Wawancara: Nukrah, 3 Desember 2012).


Kutipan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa perdagangan

antarpulau yang menggunakan jasa pelabuhan sebagian besar adalah perdagangan

beras, dan hasil-hasil bumi lain, seperti kacang ijo, jagung, cabe, dan lain

sebagainya. Namun perdagangan jenis hasil bumi ini tergantung dari peredaran

musim tanam oleh para petani.

Untuk menelaah perdagangan beras di pelabuhan Tanjung Ringgit Kota

Palopo, maka tidak lepas dari sejarah perkembangan pelabuhan itu sendiri. Oleh

karena di bawah ini akan diuraikan perkembangan pelabuhan Tanjung Ringgit

Kota Palopo. Untuk menelusuri sejarah pelabuhan Tanjung Ringgit, penulis


petakan ke dalam dua periode. Periode pertama antara tahun 1974 sampai tahun

1995, di mana pada periode ini pelabuhan Tanjung Ringgit sebagai pelabuhan

rakyat dikelolah oleh pemerintah Kota Palopo, kemudian periode kedua dari tahun

1996 sampai tahun 2006, di mana pada periode ini pelabuhan Tanjung Ringgit

diambil alih pemerintah pusat dinyatakan sebagai BUMN.

Pada tahap awal pelaksanaan pembangunan Dermaga Pelabuhan Awerage

hanya 1 (satu) buah. Dermaga tersebut terbuat dari kayu dan merupakan milik
Pemda Tingkat II Kota Palopo dengan ukuran panjang 30 meter dan lebar 6 meter

yang dibangun pada tahun 1974. Dan digunakan sebagai tempat pelayaran rakyat

antarpulau untuk mengangkut bahan-bahan hasil pertanian dan ternak ke daerah

Kalimantan.

Pemda Kota Palopo melihat bahwa pelabuhan Tanjung Ringgit cukup

potensial untuk menunjang salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kota

Palopo akhirnya pada tahun 1990 Pemda Tingkat II Kota Palopo membangun 1

(satu) buah gedung kantor semi permanen dan lapangan penumpukan milik

Departemen Perhubungan Propinsi Sulawesi Selatan dengan ukuran 50x40 meter


dibangun 1 (satu) buah pos jaga yang dibangun diatas lapangan penumpukan

denga ukuran 6x6 meter type 36.

Untuk memperlancar kegiatan di pelabuhan Tanjung Ringgit Pemda

Tingkat II Kota Palopo membangun fasilitas penunjang berupa pembuatan jalan

raya menuju ke dermaga pelabuhan sekitar ± 500 meter dalam bentuk jalan raya

masih bersifat pengerasan pengadaan air minum sebagai salah satu kelengkapan

fasilitas penunjang yang dikerjakan oleh pemerintah daerah pelabuhan,

pembangunan kantor Bea dan Cukai semi permanen, pembangunan karantina

hewan.
Pengadaan sarana komunikasi operasi udara 1 (satu) buah radio SSB

ICOM IC-M 700 dari Pimpro fasilitas pengembangan pelabuhan laut Tahun

Anggaran 1992/1993 dan pengadaan sarana/alat-alat perkantoran: 4 (empat) buah

kursi kayu, 1 (satu) buah kursi besi metal, sicen/kursi tamu, 7 (tujuh) buah meja

kayu, 5 (lima) buah lemari kayu, 1 (satu) buah filing cabinet, 1 (satu) buah

brankas, 1 (satu) buah mesin ketik, 1 (satu) buah mesin hitung, tabung pemadam

kebakaran, jam eletronik, gambar peta, kipas angin, dan laap area meter (Laporan
Tahunan Kantor Pelabuhan Tanjung Ringgit Tahun Anggaran 1993/1994).

Barang-barang yang dimuat di pelabuhan Tanjung Ringgit meliputi hasil

pertanian, perkebunan dan peternakan. Dari dokumen dan informasi yang penulis

dapatkan, dapat diketahui volume bongkar muat barang di pelabuhan Tanjung

Ringgit, namun penulis akan membatasinya sesuai dengan data yang di pelabuhan

Tanjung Ringgit yaitu laporan tahunan mulai 1990 sampai 1995.

Pelabuhan Tanjung Ringgit adalah suatu kawasan kerja, tempat kapal

dapat berlabuh dengan aman, terlindung dari bahaya yang ditimbulkan oleh

gelombang dan angin topan. Pada tahun 1996 merupakan tahun penting bagi

pelabuhan Tanjung Ringgit di mana pada tahun tersebut kantor pelabuhan


Tanjung Ringgit difungsikan dan dioperasikan, Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut, dalam dinamika pembangunan pelabuhan Tanjung Ringgit. Fasilitas-

fasilitas yang dibangun secara besar-besaran dibanding tahun sebelumnya, upaya

memenuhi kebutuhan-kebutuhan kapal yang beraneka ragam, merupakan motivasi

mendasar pemerintah dalam membangun pelabuhan tersebut.

Pelabuhan dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan kegiatan

industri, perdagangan dan kegiatan ekonomi dari wilayah yang dilayaninya.

Tetapi pelabuhan tidak dapat menciptakan kegiatan tersebut, sebab pelabuhan

hanya melayani tumbuh dan berkembangnya berbagai kegiatan tersebut.


Kegiatan-kegiatan industri, perdagangan dan lain-lain yang tumbuh dan

berkembang dalam suatu daerah pelabuhan membuat peranan pelabuhan

meningkat dari tempat kapal bersandar menjadi pusat kegiatan berbagai kegiatan

ekonomi.

Kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam suatu pelabuhan berupa proses

penyimpanan, distribusi, pengelolaan, pemasaran (marketing) dan lain-lain. Hal

ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Siregar (1990:143) bahwa,
pelabuhan sudah menjadi suatu unit dalam system ekonomi yang tidak dapat

dilepaskan dari kehidupan ekonomi wilayah yang dilayaninya. Oleh karena itu

dalam pengelolahan pelabuhan harus dipandang sebagai suatu organisme ekonomi

yang hidup menurut tata aturan ekonomi.

Sebagai suatu sistem ekonomi, maka pelayanan jasa pelabuhan harus lebih

baik seiring dengan peningkatan perdagangan yang semakin pesat. Dengan harus

dibangun alur pelayaran harus dikeruk, system administrasi dalam suatu

pelabuhan harus ditingkatkan, karyawan dan buruh pelabuhan harus dilatih.

Namun suatu masalah yang sering dihadapi oleh pihak pelabuhan tentang tidak

diketahui secara tepat jumlah barang, jenis, ragam dan muatan yang akan melalui
pelabuhan. Sehingga mempersulit pelaksanaan persiapan bagi peningkatan

kemampuan pelabuhan tersebut. Pelabuhan harus tetap peka terhadap perubahan

yang akan terjadi dan harus mampu memberikan pelayanannya yang lebih baik.

Setiap pelabuhan khususnya pelabuhan Tanjung Ringgit harus dapat

membiayai dirinya, walaupun struktur dan tingkat tarif pelabuhan selalu nampak

penekanan pada pengutamaan pelayanan agar arus barang melalui pelabuhan tetap

lancar dan dapat merangsang kegiatan perdagangan dan pembangunan pada

umumnya. Dengan demikian walaupun pelabuhan harus dikelolah sebagai salah

satu unit ekonomi dan unit usaha, dimana berlaku tata aturan ekonomi tetapi
kebijksanaan tarif pelayanannya harus berorientasi kepada pengembangan

ekonomi. Hal ini berarti bahwa pelabuhan tidak hanya bertujuan mencari

penerimaan yang cukup, tetapi dapat memberikan manfaat ekonomi kepada

masyarakat. Dengan adanya dan berfungsinya pelabuhan Tanjung Ringgit di Kota

Palopo, pada dasarnya secara langsung membawa perkembangan perekonomian

bagi pengusaha pribumi (pengusaha ekonomi lemah) utamanya yang bergerak di

bidang pelayaran dan perdagangan antar pulau dan memberikan manfaat-manfaat


ekonomi bagi masyarakat sekitarnya, terutama dalam menciptakan peluang kerja

bagi masyarakat. Dibutuhkannya tenaga buruh pelabuhan untuk mendukung

pelaksanaan bongkar muat barang merupakan salah satu peluang kerja yang

diciptakan oleh pelabuhan (Wawancara: Haeruddin, 12 Desember 2012).

Sebagai unit pelayaran dengan berbagai jenis kegiatan dan pekerjaan yang

begitu kompleks, pelabuhan juta telah menjadi suatu masyarakat kerja dengan

ciri-ciri kehidupannya sendiri. Pemberian status ekonomi (Port Authority) bagi

pelabuhan, menyebabkan pelabuhan tersebut dapat mengikuti gerak kehidupan

ekonomi dan masyarakat yang harus dilayaninya. Tidak terkecuali pelabuhan

Tanjung Ringgit di Kota Palopo.


b. Kunjungan Kapal
Perkembangan perdagangan di pelabuhan Tanjung Ringgit selain

berhubungan erat dengan komoditas yang dihasilkan oleh Sulawesi Selatan yang

didukung oleh fasilitas pelayaran antarpulau. Berdasarkan PP No. 2 tahun 1969

pasal 5 disebutkan bahwa pelayaran terdiri atas pelayaran dalam negeri dan

pelayaran luar negeri. Pelayaran dalam negeri meliputi:

1. Pelayaran Nusantara (antarpulau/interinsuler)

Merupakan pelayaran yang melakukan usaha pengngkutan antarpelabuhan di

Indonesia tanpa memandang jurusan yang ditempuh dan ketentuan yang berlaku.
Wilayah operasi perusahaan pelayaran meliputi seluruh wilayah perairan

Indonesia tanpa memandang jurusan yang dituju dan ketentuan yang berlaku.

Usaha pelayaran Nusantara ini pada umumnya menggunakan kapal berukuran

1000-3000 ton. Dalam pengertian pelayaran Nusantara ini tercakup di dalamnya

jenis pelayaran rakyat, yaitu pelayaran dalam bentuk yang lebih sederhana dari

pelayaran samudra dengan wilayah operasi di seluruh teritorial Indonesia. Ukuran

kapal yang dipakai pada pelayaran rakyat relatif lebih kecil dari kapal pelayaran
nusantara, jumlahnya lebih banyak sehingga sering disebut armada semut.

2. Pelayaran Lokal

Merupakan pelayaran yang melakukan usaha pengangkutan antarpelabuhan di

Indonesia yang ditujukan untuk menunjang kegiatan pelayaran nusantara dan

pelayaran luar negeri dengan mempergunakan kapal yang berukuran 500 m3 .

Pelayaran ini bergerak dalam provinsi atau beberapa provinsi yang berbatasan.

3. Pelayaran Rakyat

Yaitu pelayaran nusantara dengan menggunakan perahu-perahu layar.

Penyelenggaraan angkutan laut ini dilakukan oleh perorangan sebagai usaha


rakyat yang bersifat tradisional. Pelayaran rakyat ini melayari jalur pelayaran

antarpulau.

Sedangkan pelayaran luar negeri atau pelayaran samudera adalah jenis

pelayaran yang beroperasi di perairan internasional dan bergerak antara satu

negara ke negara lain dan harus memperhatikan hukum serta konvensi

internasional yang berlaku.

Dari kelima jenis pelayaran di atas, pelayaran rakyatlah yang paling

meramaikan aktifitas di pelabuhan Tanjung Ringgit. Jumlah tersebut terus

mengalami peningkatan. Dari tahun 1975 yang berjumlah 25 % kemudian


mengalami peningkatan hingga tahun 1980 mencapai 50 atau kira-kira 65 %.

kemudian dari tahun 1980 menagalami penurunan kemudian meningkat secara

bertahap pada tahun 1985.

Dari data kunjungan kapal tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayaran

rakyatlah yang meramaikan pelabuhan Tanjung Ringgit jumlahnya mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Muatannya adalah hasil-hasil bumi, perkebunan

dan pertanian. Sampai tahun 1980-an data menunjukkan bahwa armada pelayaran
rakyat masih tetap merupakan salah satu alat transportasi terpenting bagi

pengangkutan barang antarpulau. Perkembangan pelayaran rakyat memang

berkaitan dengan perdagangan, terutama ketika perdagangan kayu asal

Kalimantan ikut meramaikan arus perdagangan di Indonesia. Armada pelayaran

rakyat banyak menikmati keuntungan dari perdagangan kayu tersebut. Dalam hal

ini armada pelayaran rakyat hampir tidak tertandingi oleh jenis transportasi laut

lainnya.

Salah satu faktor yang menyebabkan pengangkutan dengan perahu banyak

diminati adalah mudah dan cepatnya bongkar muat barang walaupun hampir

semua aktivitas bongkar muat dilakukan dengan tenaga manusia. Biasanya barang
yang datang segera dibongkar ke dalam truk yang sudah siap di dekat perahu.

Pengangkutan barang dengan perahu memberi tiga keuntungan bagi pemilik

perahu dan awaknya, maupun bagi pemilik barang. Keuntungan pertama, dengan

cara bongkar muat seperti tersebut di atas akan sangat mengurangi biaya.

Keuntungan kedua, barang terhindari dari kerusakan pada saat bongkar muat

karena barang dikeluarkan/dimasukkan dari/ke dalam perahu satu persatu.

Seandainya terjadinya kerusakan pada barang maka akan cepat diketahui dan

dapat segera ditanggulangi. Keuntungan ketiga adalah waktu transit di pelabuhan

yang lebih cepat karena prosedur pabean di pelabuhan tidak rumit dibanding
dengan pelabuhan utama.

Meskipun demikian, sebagai alat transportasi tradisional, armada

pelayaran rakyat memang memiliki beberapa kelemahan, terutama tidak dapat

menjamin kecepatan dan keselamatan barang sampai di tempat tujuan karena

perahu layar rawan kecelakaan. Kadang-kadang perahu rusak di tengah perjalanan

sehingga pengangkutan barang memerlukan waktu lebih lama lagi. Akibatnya

barang sudah dalam keadaan rusak ketika sampai di tempat tujuan karena perahu
tenggelam di perjalanan bersama seluruh barang yang diangkut (Sallatang,

1976:92).
Arti Penting Pelabuhan

Indonesia sebagai negara kepulauan maritim, peranan pelayaran adalah


sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, keamanan/tahanan,
dan sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran sangat luas yang meliputi angkutan
penumpang dan barang, penjagaan pantai, hidrografi, dan masih banyak lagi jenis
pelayaranlainnya.
Bidang kegiatan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
pelayaran niaga dan buka niaga. Pelayaran niaga adalah usaha pengangkutan
barang, terutama barang dagangan, melalui laut antar pulau atau pelabuhan.
Pelayaran bukan niaga meliputi, pelayaran kapal patroli, survai kelautan, dan
sebagainya.
Kapal sebagai sarana pelayaran, mempunyai peran sangat penting dan sistem
angkutan laut. Hampir semua barang impor, ekspor, dan muatan dalam jumlah
sangat besar diangkut dengan menggunakan kapal laut, walaupun di antara
tempat-tempat di mana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas angkutan lain
yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengingatkan bahwa kapal
mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar daripada sarana angkutan lainnya.
Contohnya pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan
ratusan ribu ton, apabila harus diangkut, dengan truck tangki diperlukan ribuan
kendaraan dan tenaga kerja. Misalnya kapal tanker 10.000 DWT bisa mengangkut
minyak 10.000 ton atau sekitar 12.000.000 liter yang setara dengan 1000 truck
gandeng dengan kapasitas 12.000 liter. Dengan demikian untuk muatan dalam
jumlah besar, angkutan dengan kapal akan memerlukan waktu lebih singkat,
tenaga kerja jauh lebih sedikit dan biaya lebih murah. Selain itu untuk angkutan
barang antar pulau atau Negara, kapal merupakan satu-satunya sarana yang paling
sesuai.
Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut iperlukan prasarana
yang berupa pelabuhan, pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal)
kapal setelah melakukan pelayaran. Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai
kegiatan seperti menaik turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian
bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan, dan
sebagainya. Untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus
dilengkapi dengan fasilitas seperti pemecah gelombang, dermaga, peralatan
tambatan, peralatan bongkar muat barang, gudang-gudang, lapangan untuk
menimbun barang, perkantoran baik untuk mengelola pelabuhan maupun untuk
mas kapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian
bahan bakar dan penyedian air bersih, dan lain sebagainya.
Definisi Pelabuhan

Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap


gelombang, yang dilengkapai, dengan fasilitas terminal laut, meliputi dermaga di
mana kapal dapat bertambat, untuk membongkar barang, kran-kran (crane) untuk
bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat- tempat penyimpanan di
mana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang di mana barang dapa
disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah
tujuan atau pengapalan. terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api atau jalan
raya
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu
wilayahatau Negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau
atau bahkan antar Negara, benua dan bangsa. Dengan funsinya tersebut maka
pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggung jawab kan baik secara sosial
ekomismaupunteknis.
Pelabuhan mempunyai daerah pengaruh (hinterland), yaitu daerah
yang mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan
pelabuhan tersebut. Misalnya Jawa Barat dan bahkan Indonesia merupakan daerah
pengaruh dari pelabuhan Tanjung priok, atau pelabuhan Makasar mempunyai
daerah pengaruh yang berupa pulau-pulau dan laut-laut di sekitarnya. Barang-
barang import, misalnya mobil masuk ke Indonesia melalui pelabuhan tanjung
Priok yang selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Selain untuk kepentingan sosial dan ekonomi, ada pula pelabuhan yang dibangun
untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya suatu
Negara. Dalam hal ini pelabuhan disebut dengan pangkalan angkatan laut atau
pelabuhanmiliter.Menurut SK Menteri Hubungan RI No. KM 25/2002 dan KM
35/2007 Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan untuk kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan, serta sebagai tempat
perpindahanintradanantarmodatransportasi.Sementara itu, pelabuhan merupakan
pintu keluar masuknya berbagai arus yang dilihat dari aspek ekonomi, meliputi
arus barang/komoditas, ekspor impor interinsuler, arus penumpang, baik
penumpang dari/ke luar negri maupun penumpang dari/ke antar pulau, arus kapal,
baik kapal berbendera merah putih maupun bendera asing , arus uang dari
berbagai mata uang asinh maupun mata uang nasional, arus dokumen, yakni
dokumen menyertai dan melindungi barang/komoditas ekspor impor, sedangkan
arus yang non ekonomi arus viru/bakteri yang terbawa penumpang pada arus
barang dan arus manusia yang melalui pelabuhan. Untuk mengantisipasinya, di
setiap pelabuhan samudra di Indonesia ditetapkan karantina tumbuhan dan
karantina hewan oleh balai besar karantina Port Health Center.
Menurut pasal 21 UU no. 21 tahun 1992 tentang pelayaran
kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelengaraan pelabuhan dan kegiatan lain dalam melaksanakan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas
kapal. Penumpang atau barang, keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan
intradanantarmoda.
Secara ringkas pelabuhan dapat didefinisikn sebagai suatu tempat
persinggahan kapal-kapal, baik berlabuh jangkar maupun ditambatkan, untuk
tujuan berbagai keperluan dalam rangka menunjang kelancaran arus lalu lintas
kapal, penumpang, dan barang yang aman dan tertib.

Pelabuhan di Indonesia

Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai lebih dari 13.000


pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia
melalui katulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubung
antar pulau , pemberdayaan sumberdaya kelautan, penjagaan wilayah laut,
penelitian kelautan dan dan sebagainya. Salah satu kegiatan pelayaran terpenting
adalah pelayaran niaga, yang dapat dibedakan menjadi pelayaran local, pelayaran
pantai dan pelayaran samudra. Pada pelayaran local, pelayaran hanya bergerak
dalam batas daerah tertentu di dalam suatu propinsi di Indonesia, atau dalam dua
propinsi yang berbatasan.Sehubungan dengan jenis pelayaran niaga, maka
pelabuhan sebagai prasarana pelabuhan angkutan laut juga disesuaikan. Ditinjau
dari fungsinya dalam perdangangan nasional dan international pelabuhan
dibedakan menjadi dua macam yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan pantai.
Pelabuhan laut bebas dimasuki oleh kapal-kapal asing. Pelabuhan ini banyak
dikunjungi oleh oleh kapal-kapal samudra dengan ukuran yang besar. Pelabuhan
laut juga sering disebut pelabuhan samudra. Pelabuhan pantai hanya digunakan
untuk perdangan dalam negri sehingga tidak bebas disinggahi oleh kapal-kapal
asing, kecuali dengan ijin.
Jenis-jenispelabuhan
Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung
pada sudut tinjauannya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya
fungsi dalam perdangan nasional dan international, segi kegunaannya dan letak
geografis.

A. Ditinjau dari segi penyelenggaraanya

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselengarakan untuk kepentingan pelayanan


masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah
dan pelaksanaanya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik Negara yang
didirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat bdan usaha milik
negar yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum diusahakan. Keempat
badan usaha tersebut adalah sebagai berikut:

 PT (persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan


 Pelabuah Indonesia II berkedudukan di Jakarta
 Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan
Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang
 Pelabuhan Tg. Perak Surabaya
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pelabuhan Indonesia I
2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang


kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum,
kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus
dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi
untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut.
Sebagai contoh pelabuhan khusus adalah sebagai berikut :

 Pelabuhan LNG Arun di aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil


produksi gas alam cair ke daerah atau Negara lain
 Pelabuhan Pabrik Aluminium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara
digunakan untuk melayani import bahan baku bouksit dan export aluminium ke
daerah lain.
 Pelabuhan Petrokimia Gresik
 Pelabuhan khusus semen

Pelabuhan LNG ArunDitinjau dari segi Pengusahaannya


B. Ditinjau dari segi Pengusahaannya

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas


yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan
bongkat muat barang, menaik turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.
Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya seperti biaya jasa labuh, jasa
tambat, jasa pemandua, jasa penundaan, dan jasa pelayanan air bersih, jasa
dermaga, jasa penumpukan, bongkar muat dan sebagainya. Contoh pelabuhan ini
sebagai berikut :

 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta


 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan.

Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal tanpa fasilitas


bongkar muat, bea cukai dan sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan
kecil yang disubsidi oleh pemerintah, dan dkelola oleh Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Perhubungan laut. Pelabuhan ini terdiri dari :
 Pelabuhan Nusa Barung
 Pelabuhan sindang Biru
 Pelabuhan sepekan

Pelabuhan sindang Biru


C. Dintinjau dari fungsi perdangan nasional dan internasional

1. Pelabuhan laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan bebas yang dimasuki oleh kapal-kapal


berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya meruapakan pelabuhan utama di suatu
daerah yang dilabuhi kapal-kapal yang membawa barang untuk ekspr impor
secara langsung ke dan dari luar negri. Di Indonesia terdapat dari seratus
pelabuhan seperti ini, di antaranya :
 Pelabuahan Gorontalo
 Pelabuhan Tarakan
 Tanjung Mas Semarang
 Tanjung Intan Cilacap

Pelabuahan Gorontalo
2. Pelabuhan Pantai

Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam


negri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing.
Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih dahulu.
Pelabuhan ini meliputi :
 Pelabuhan Sindang Biru
 Pelabuhan Ratu Jawa Barat
Pelabuhan Ratu Jawa Barat
D. Dintinjau dari segi penggunaannya

1. Pelabuhan ikan

Pelabuhan ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapal ikan untuk


melakukan kegiatan penangkapan ikan dan memberikan pelayanan yang
diperlukan. Berbeda dengan pelabuhan umum dimana semua kegiatan seperti
bongkar muat barang, pengisian perbekalan, perawatan dan perbaikan ringan yang
dilakukan di dermaga sama, pada pelabuhan ikan sarana dermaga disediakan
secara terpisah untuk berbagai kegiatan. Hal ini mengingat bahwa hasil tangkapan
ikan adalah produk yang mudah busuk sehingga perlu penangan secara cepat. Di
samping itu jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan bisa cukup banyak sehingga
penggunaan fasilitas pelabuhan, terutama dermaga harus dilakukan seefisien
mungkin. Pelabuhan ikan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung
kegiatan penangkapan ikan dan kegiatan-kegiatan pendukungnya, seperti pemecah
gelombang, kantor pelabuhan, dermaga, tempat pelelangan ikan (TPI), tangki air,
tangki BBM, pabrik es, ruang pendingin, tempat pelayanan/perbaikan kapal, dan
tempat penjemuran jala.

Untuk bisa memberikan pelayanan hasil penangkapan ikan dengan cepat,


maka dermaga pada pelabuhan ikan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Dermaga ikan
2. Dermaga tambat
3. Dermaga perbekan
Contoh pelabuhan ikan adalah pelabuhan ikan cilacap. Pelabuhan ikan cilacap
berada di pantai teluk penyu dan menghadap ke samudara Indonesia dengan
gelombang cukup besar.

Pelabuhan ikan
pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang dibuat dengan mengeruk
daerah daratan untuk digunakan sebagai perairan pelabuhan. Dengan membuat
kola pelabuhan di derah darat, akan dapat mengurangi panjang pemecah
gelombang. Tetapi dengan demikan dibutuhkan pengerukan yang lebih besar.
2. Pelabuhan minyak

Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan
umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat
jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk
mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan
pipa-pipa dan pompa-pompa.
Pelabuhan minyak

Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai


konsekuensi draft kapal melampaui kedalaman air didepan dermaga sehingga
kipal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal tanker besar ditambatkan pada sarana
tambat yang spesifik yaitu SPM (single point mooring) yaitu suatu tambatan
berupa pelampung yang berada dilepas pantai, yang berfungsi sebagai sarana
bongkar muat. Melalui SPM ini minyak yang ada di tanker di bongkar serta
dialirkan ke tangki minyak yang berada di darat melalui pipa bawah laut.

3. Pelabuhan barang

Di pelabuhan ini terjadi perpindahan moda transportasi, yaitu dari


angkatan laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang di bongkar dari kapal dan
diturunkan di dermaga. Selanjutnya barang tersebut diangkut langsung dengan
menggunakan truk atau kereta api ke tempat tujuan, atau disimpan di gudang atau
lapangan penumpukan terbuka sebelum di kirim ke tempat tujuan. Demikian pula
sebalinya barang-barang dari pengiriman ditempatkan di gudang atau lapangan
penumpukan sebelum dimuat ke kapal dan diangkut ke pelabuhan tujuan.
Pelabuhan Barang

5. Pelabuhan penumpang

Pelabuhan /terminal penumpang digunakan oleh orang-orang yang


bepergian dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal penumpang
dilengkapi dengan statiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti ruang tunggu,
kantor maskapai pelayaran, tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor
imigrasi, kantor bea cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainya. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang
tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang barang,
sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan
menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui
dermaga. Pada pelabuhan dengan tinggi pasang surut besar, dibuat jembatan
apung yang digunakan oleh penumpang untuk masuk ke kapal dan sebaliknya.

Pelabuhan Penumpang
6. Pelabuhan militer

Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan
gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah.
Konstruksi tambatan maupun dermaga hamper sama dengan pelabuhan barang,
hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang
letak/kegunaan barang bangunan harus seifisien mungkin, sedang pada pelabuhan
militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak
berjauhan.

Pelabuhan militer
E. Ditinjau menurut letak geografis

Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam,


semi alam atau buatan.

1. Pelabuhan alam

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai


dan gelombang secara alami, misalnya oleh pulau, jazirah atau letak di teluk,
esturi atau muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil.
Pelabuhan cilacap merupakan contoh pelabuhan alam yang perairannya terlindung
dari pengaruh gelombang, yaitu oleh pulau nusakambangan. Conntoh dari
pelabuhan alam lainnya adalah sebagai berikut :
 Pelabuhan Palembang
 Pelabuhan belawan
 Pelabuhan Pontianak
 Pelabuhan New York
 Pelabuhan San Fransisco
 Pelabuhan London

Pelabuhan Belawan
2. Pelabuhan buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater).
Pemecah gelombang ini membuat daerah periran tertutup dari laut dan hanya
dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuknya kapal. Di
dalam daerah tersebut di lengkapi dengan alat penambat. Bangunan ini dibuat
mulai dari pantai dan menjorok ke laut hingga gelombang yang menjalar ke pantai
dan menjorok ke laut sehingga gelombang menjalar ke pantai terhalang oleh
bangunan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah :
 Pelabuhan tanjung Priok
 Pelabuhan tanjung emas
Pealabuhan Tanjung Emas
3. Pelabuhan Semi alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe diatas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pasir dan pelindungan buatan hanya pada
alur masuk. Contohnya :
 Pelabuhan Bengkulu
Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk
membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal.
Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty.
Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transport pasir sepanjang pantai
ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.

Pelabuhan Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai