Tugas Jurnal Phosforic Acid Fuelcell - Aditya Rahman 1705541106 - Putu Agus Kumara Putra
Tugas Jurnal Phosforic Acid Fuelcell - Aditya Rahman 1705541106 - Putu Agus Kumara Putra
Oleh :
PENDAHULUAN
PAFC merupakan sel bahan bakar yang dikomersilkan dan kemudian
dikembangkan pada pertengahan 1960-an berupa stabilitas, kinerja, dan biaya serta
telah teruji lapang pada 1970-an. PAFC merupakan sel bahan bakar yang
menggunakan larutan asam fosfat sebagai elektrolit, disebut sel bahan bakar asam
fosfat (PAFC). Elektrolit yang digunakan berkonsentrasi tinggi atau asam fosfat
liquid (H3PO4) jenuh dalam matriks silikon karbida (SiC) Seperti Persamaan. 1
menunjukkan, asam fosfat dalam larutan berair terdisosiasi menjadi ion fosfat dan
ion hidrogen; ion hidrogen (H+) bertindak sebagai pembawa muatan.
H3PO4 → H+ + H2PO4 (1)
Karena memiliki tekanan uap yang sangat rendah bahkan pada suhu operasi
200°C (473 K), maka asam fosfat stabil secara kimiawi dan mudah ditangani. Ini
menyiratkan bahwa asam fosfat dalam lapisan elektrolit tidak dapat dengan mudah
dikeluarkan dari sel bahan bakar bersama-sama dengan gas buang sel, meskipun
meskipun hanya dalam hitungan menit, menghasilkan penurunan kinerja sel dalam
jangka panjang.
PEMBAHASAN
I. Perinsip Kerja
Prinsip kerja konseptual dijelaskan pada Gambar 1. Di elektroda bahan bakar,
hidrogen murni atau gas bahan bakar reformate komponen utama yang disediakan
hidrogen, dan udara disuplai di elektroda udara; reaksi elektrokimia yang dihasilkan
menghasilkan keluaran daya listrik. Pada elektroda bahan bakar, hidrogen bereaksi
pada permukaan elektroda menjadi ion hidrogen dan elektron, dan ion hidrogen
bermigrasi ke arah elektroda udara dalam elektrolit.
Fuel electrode:
H2 → 2H+ + 2e-................................................................................................................................................... (1)
Di elektroda udara, ion hidrogen, yang telah bermigrasi dari elektroda bahan
bakar; elektron, yang telah melewati sirkuit eksternal, dan oksigen yang dipasok dari
luar, bergabung untuk menghasilkan air dalam reaksi berikut:
Air electrode:
(1/2)O2 + 2H+ + 2e – → H2O ................................................................................. (2)
Karenanya reaksi sel bahan bakar bersih menghasilkan air sebagai berikut:
H2 + (1/2) O2 → H2O .......................................................................................... (3)
Untuk rentang suhu 1770C < T < 2180C dan rentang tekanan 1 atm < P < 10
atm.
Membaiknya kinerja sel pada tekanan yang lebih tinggi dan kepadatan arus
tinggi dapat dikaitkan dengan polarisasi difusi rendah di katoda dan peningkatan sel
reversibel potensial. Selain itu, tekanan udara menurun aktivasi polarisasi pada
katoda karena peningkatan tekanan parsial oksigen dan air. Jika tekanan parsial air
diperbolehkan untuk meningkat, konsentrasi asam yang lebih rendah akan
dihasilkan. Hal ini akan meningkatkan konduktivitas ionik dan membawa pertukaran
densitas arus yag lebih tinggi. Hasil bersih adalah pengurangan ohmik.
2. Temperatur
Peningkatan suhu memiliki efek menguntungkan pada performa sel karena
aktivasi polarisasi, polarisasi perpindahan massa, dan kehilangan ohmik berkurang.
Kinetika untuk reduksi oksigen pada peningkatan Pt dengan meningkatnya suhu sel.
Pada rentang operasi (~250 mA/cm2), peningkatan voltase dengan meningkatnya
suhu pada H2 murni dan udara, dihubungkan dengan:
∆𝑉𝑇 (𝑚𝑉) = 1.15(𝑇2 − 𝑇1 )(0 𝐶) ........................................................................... (7)
Untuk rentang suhu 1800C < T < 2500C.
Meskipun suhu hanya memiliki efek minimal pada H2 reaksi oksidasi pada
anoda, itu adalah penting dalam hal jumlah CO yang dapat diserap oleh anoda.
Peningkatan suhu meningkatkan kinerja sel, tetapi suhu tinggi juga meningkatkan
sintering katalis, korosi komponen, degradasi elektrolit, dan penguapan.
3. Komposisi Reaktan Gas dan Penggunaannya
Peningkatan pemanfaatan gas reaktan atau penurunan hasil konsentrasi inlet
menurunnya sel kinerja karena meningkatnya polarisasi konsentrasi. Efek ini terkait
dengan tekanan parsial gas pereaksi.
Oksidan: Komposisi oksidan dan pemanfaatan merupakan parameter yang
mempengaruhi kinerja katoda, udara, yang mengandung ~ 21% O2, adalah oksidan
yang jelas untuk aplikasi PAFC. Polarisasi pada katoda meningkat dengan
peningkatan O2 pemanfaatan.
Gambar 6. Contoh perbedaan antara jenis sel bahan bakar dan target output yang ideal
Gambar 7. Layout dan Dimensi dari bahan bakar PAFC yang dipelajari
Gambar 8. Tegangan sel sebagai fungsi jarak dalam arah z. Kasus nilai kerapatan arus konstan
(1250 Am2) dan berbagai tingkat bahan bakar masuk.
Gambar 9. Efisiensi sel bahan bakar sebagai fungsi pemanfaatan gas bahan bakar. Kasus nilai
kerapatan arus konstan (1250 Am2) dan berbagai tarif bahan bakar masuk
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terkait dengan bahan Bakar Phosforic Acid Fuel
Cell, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. PAFC merupakan sel bahan bakar yang menggunakan larutan asam fosfat
sebagai elektrolit, disebut sel bahan bakar asam fosfat (PAFC).
2. Pada prinsip kerja bahan bakar PAFC, pada sisi anoda terdapat hidrogen, dan
pada sisi katoda terdapat Udara (Oksigen). Dan katalis yang digunakan adalah
Platinum.
3. PAFC itu sendiri terdiri dari sepasang elektroda berpori (elektroda bahan
bakar dan elektroda udara) yang terbentuk terutama dari bahan karbon, di
antaranya ditempatkan lapisan elektrolit yang terdiri dari matriks yang
diimpregnasi dengan larutan asam fosfat pekat.
4. Efisiensi pembangkit tenaga listrik PAFC di bawah operasi tekanan atmosfer
adalah sekitar 40% (berbasis LHV), yang lebih unggul, atau setidaknya
bersaing dengan turbin gas dan mesin gas yang ada.
5. Keuntungan dari penggunaan bahan bakar PAFC antara lain, yaitu memiliki
karakteristik elektrolit yang stabil dengan volatilitas rendah, beroperasi pada
suhu rendah, toleran terhadap karbondioksida hingga 30%.
DAFTAR PUSTAKA
Sotouchi, Hiroko dan Akifusa Hagiwara. 2017. Phosphoric Acid Fuel Cells.
Jepang: Tokyo Electric Power Company.
Nafisa, Luluatun dkk. 2014. Phosforic Acid Fuel Cell. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Warlinda, Yulia Asri dan Rahadian Zainul. 2019. Asam Posfat (H3Po4): Ionic
Transformation of Phosphoric Acid in Aqueous Solution. Padang: Universitas
Negeri Padang.