Perubahan sensori merupakan yang sering terlihat pada lansia. Masalah dalam
penglihatan merupakan masalah utama yang paling banyak terjadi pada lansia. Ebersole dan
Hess mengatakan bahwa setengah dari masalah penglihatan dapat terbantu dengan adanya
kacamata. Beberapa penurunan penglihatan yang sering terjadi pada lansia yaitu:
- Presbyopia : individu tidak dapat melihat objek yang terlalu dekat dengan mata. Hal
tersebut juga disebabkan oleh berkurangnya fleksibilitas lensa mata dan juga
menyebakan cepat letihnya mata.
- Masalah yang lain yaitu meningktanya sensitivitas mata terhadap cahaya, senile
miosis dan masalah dengan kontrasnya warna.
Bila penurunan tersebut tidak dapat diatasi dan diadaptasi dengan baik, maka hal tersebut
akan menimbulkan beberapa penyakit yang mungkin muncul yaitu: (Mauk:2009)
1
- Macular degrenation: disebabkan ketika neurons yang berada pada pusat retina rusak
dan tidak dapat berfungsi lagi(penyempitan&pembekuan arteri retina) mengakibatkan
pandangan yang berbayang dan hilang/menurunnya pusat pandangan.
- Diabetic retinopathy: efek panjang dari diabetes. Pembuluh darah pada mata menjadi
lemah dan pecah, menyebabkan kebocoran dan kehilangan pandangan (blind spot),
dan bisa memicu kebutaan. Pembuluh darah yang baru dapat terbentuk dan
menciptakan jaringan scar pada pembuluh darah tersebut, mendorong retina sehingga
menyebabkan macular distortion dan dapat memicu retinal detachment.
- Senile cataracs: kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menutupi masuknya
cahaya ke lensa mata dan dapat membuat kabur pandangan. Banyak disebabkan
karena perubahan protein pada lensa mata. Sangat umum terjadi pada lansia diatas 70
tahun. 95% dapat diperbaiki dengan cara operasi katarak.
- Retinal detachment: tejadi ketika retina mengalami pemisahan pada belakang mata
dan terisi oleh cairan bening. Ketika retina terpisah dan tidak mendapat suply darah
maka fungsi mulai teganggu. Dapat menyebabkan berbagai gangguan penglihatan
sampai pada kebutaan. Biasanya dilakukan operasi “reattachment” pada kasus ini.
Disebabkan karena dperubahan degeneratif, trauma, penyakit lain, & tekanan
intraokular.
Pendengaran merupakan faktor yang penting dalam suatu komunikasi. Pada individu
yang berumur 50 – 55 tahun indicidu mulai mengalami penurunan sensitivitas pada pitch,
biasanya terjadi terlebih dulu pada konsonan (t,p,k,f,s,dan ch). Beberapa tipe masalah
pendengaran yaitu:
2
- Masalah konduktif : menyebabkan berkurangnya transmisi suara seperti adanya
halangan dari luar ke dalam telinga. Penyumbatan oleh apapun dapat terjadi, namun
yang paling banyak terjadi adalah sumbatan oleh kumpulan serumen telinga.
Penyebab lainnya yaitu tumor, infeksi dan otosklerosis yang tidak tertangani.
Membran telinga tengah menjadi kurang fleksibel seiring dengan bertambahnya umur.
Tulang ossicles menjadi kaku.
- Masalah sensorineural : transmisi gelombang suara dapat terhalang dari telinga dalam
ke pusat pendengaran di otak,banyak disebabkan oleh kerusakan koklea atau saraf-
saraf pendengaran. Kehilangan sensorineural dapat disebabkan oleh genetik dan
faktor lainnya (polusi suara, bahan ototoxic). Prebycusis menduduki urutan ke 4
penyakit kronis pada lansia. Prebycusis menyerang secara bertahap dan ditandai
dengan masalah mendengar suara yg bernada tinggi dan penurunan kemampuan
berbicara. Prebycusis juga ditandai dengan hilangnya rambut-rambut, sel-sel, dan
serabut saraf di koklea. Hilangnya saraf pada koklea memicu pada kesusahan
menelaah kata-kata dan kesusuahan dalam mengerti suatu pembicaraan.
3
nafas, pembicaraan terlalu lambat/cepat, mimik muka yang terbatas, suara yang
monoton & artikulasi yang lemah.
- Verbal apraxia : penyakit yang disebabkan oleh rusaknya lobus parietal (bagian otak
yang mengolah somatosensori). Penyakit saraf ini ditandai dengan kesusahan
memulai, mengkoordinasi, dan merangkai pergerakan otot mulut, sehingga
menyebabkan kesusahan dalam pergerakan mulut dan penghasilan suara. Kondisi ini
dapat terjadi berdampingan dengan aphasia.
- Aphasia : masalah yang umum terjadi pada lansia yang mengalami stroke di fase akut.
Aphasia adalah ketidakmampuan mengekspresikan dan mengerti kata-kata
disebabkan oleh kerusakan otak dibagian pengolahan bahasa.
- Kemampuan untuk memecah pikiran & menganalisa 2 stimuli yang muncul berturut-
turut
Beberapa penyakit penurnan kognitif yang umum terjadi pada lansia dan terkait
komunikasi lansia yaitu:
4
- Dementia : kumpulan syndrome yang mengakibatkan individu tidak dapat me- recall
informasi yang baru atau sebelumnya diberikan. Biasanya terdapat gangguan memori
juga. Beberapa tipe dari dementia yaitu : alzheimer disease, vascular dementia, dan
Pick’s. berakibat pada perubahan konsep diri individu, paranoia, perilaku kompulsif,
halusinasi bahkan delusi.
Lansia dengan penurunan kognitif tidak dapat menerima konsep yang abstrak dan
bahasa yang terlalu rumit. Lansia dapt mudah frustasi, malu, dan sedih mengenai
ketidakmampuannya berkomunikasi secara baik dengan sekitarnya. Hal tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya kontak sosial dan menurunnya harga diri individu.
Gangguan psikologis yang mempengaruhi komunikasi lansia dan umum terjadi yaitu
depresi. Depresi pada usia lanjut banyak dikaitkan dnegan kondisi medis yang membatasi
fungsi dan mobilitas individu. Perubahan status, & peran, kehilangan anggota keluarga yang
mengakibatkan berkurangnya sistem pendukung lansia juga sering terjadi. Depresi
mengakibatkan pada menurunnya minat individu untuk berkomunikasi pada orang lain
sehingga dapat memicu terjadinya isolasi diri pada lansia.
Pada akhirnya beberapa perubahan terkait penuaan pada lansia dapat menyebabkan
gangguan komunikasi pada lansia. Aspek perubahan tersebut berupa aspek sensori,
somatosensori, kognitif dan psikologis. Perubahan tersebut berbeda dan bervariasi pada tiap
individu. Mengetahui masalah dan resiko masalah yang terjadi pada lansia diharapkan dapat
membantu perawat untuk merencanakan intervensi dan komunikasi yang tepat bagi tiap
individu lansia.
Referensi:
5
6