Anda di halaman 1dari 6

Masalah yang Umum Terjadi pada Lansia dengan Masalah Komunikasi

Ranti Bangkit Ma`ruffi, 0906511100

Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi secara efketif menyebabkan hilangnya


kemandirian individu. Komunikasi adalah skill yang penting yang diperlukan untuk bertahan
hidup dan berinteraksi dengan dunia kita (Mauk:2009). Kemampuan untuk melakukan
komunikasi tergantung pada aspek fisik dan psikologis individu itu sendiri. Aspek fisik dalam
komunikasi yaitu meliputi mendengarkan, berbicara, olah tubuh, membaca, menulis,
menyentuh, dan pergerakan. Sedangkan aspek psikologis dalam komunikasi yaitu meliputi
perhatian, ingatan, kesadaran diri, pengaturan diri, dan reasoning. Seiringan dengan proses
penuaan, lansia mengalami beberapa penurunan aspek penting dalam komunikasi. Berikut
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai masalah yang umum terjadi pada lansia terkait
penurunan kemampuan dalam komunikasi. Hal ini perlu diketahui dan dipahami oleh perawat
sehingga perawat dapat menentukan teknik komunikasi secara efektif pada tiap individu
lansia.

Perubahan sensori merupakan yang sering terlihat pada lansia. Masalah dalam
penglihatan merupakan masalah utama yang paling banyak terjadi pada lansia. Ebersole dan
Hess mengatakan bahwa setengah dari masalah penglihatan dapat terbantu dengan adanya
kacamata. Beberapa penurunan penglihatan yang sering terjadi pada lansia yaitu:

- Menurunnya ketajaman dan kejernihan penglihatan : penuaan menyebabkan


menurunnya penglihatan jarak jauh. Ketajaman penglihatan juga berkurang
disebabkan oleh perubahan pada lensa mata,pupil dan iris.

- Presbyopia : individu tidak dapat melihat objek yang terlalu dekat dengan mata. Hal
tersebut juga disebabkan oleh berkurangnya fleksibilitas lensa mata dan juga
menyebakan cepat letihnya mata.

- Masalah yang lain yaitu meningktanya sensitivitas mata terhadap cahaya, senile
miosis dan masalah dengan kontrasnya warna.

Bila penurunan tersebut tidak dapat diatasi dan diadaptasi dengan baik, maka hal tersebut
akan menimbulkan beberapa penyakit yang mungkin muncul yaitu: (Mauk:2009)

1
- Macular degrenation: disebabkan ketika neurons yang berada pada pusat retina rusak
dan tidak dapat berfungsi lagi(penyempitan&pembekuan arteri retina) mengakibatkan
pandangan yang berbayang dan hilang/menurunnya pusat pandangan.

- Diabetic retinopathy: efek panjang dari diabetes. Pembuluh darah pada mata menjadi
lemah dan pecah, menyebabkan kebocoran dan kehilangan pandangan (blind spot),
dan bisa memicu kebutaan. Pembuluh darah yang baru dapat terbentuk dan
menciptakan jaringan scar pada pembuluh darah tersebut, mendorong retina sehingga
menyebabkan macular distortion dan dapat memicu retinal detachment.

- Glaucoma : merujuk pada kumpulan penyakit mata yang berkarakteristik karena


terkumpulnya cairan kental (aqueous humor) di rongga intraokular. Pengumpulan
cairan ini dapat menekan dan merusak syaraf mata.

- Senile cataracs: kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menutupi masuknya
cahaya ke lensa mata dan dapat membuat kabur pandangan. Banyak disebabkan
karena perubahan protein pada lensa mata. Sangat umum terjadi pada lansia diatas 70
tahun. 95% dapat diperbaiki dengan cara operasi katarak.

- Retinal detachment: tejadi ketika retina mengalami pemisahan pada belakang mata
dan terisi oleh cairan bening. Ketika retina terpisah dan tidak mendapat suply darah
maka fungsi mulai teganggu. Dapat menyebabkan berbagai gangguan penglihatan
sampai pada kebutaan. Biasanya dilakukan operasi “reattachment” pada kasus ini.
Disebabkan karena dperubahan degeneratif, trauma, penyakit lain, & tekanan
intraokular.

Bekurangnya penglihatan menyebabkan isolasi secara bertahap dan menurunnya


komunikasi dengan lingkungannya. Karena individu tersebut tidak dapat mengatur
pergerakan nya diluar rumah, maka individu akan lebih pasif bersosialisasi. Pembenaran
penglihatan dapat memicu perasaan malu individu dan mengakibatkan menurunnya interaksi
dengan kegiatan publik.

Pendengaran merupakan faktor yang penting dalam suatu komunikasi. Pada individu
yang berumur 50 – 55 tahun indicidu mulai mengalami penurunan sensitivitas pada pitch,
biasanya terjadi terlebih dulu pada konsonan (t,p,k,f,s,dan ch). Beberapa tipe masalah
pendengaran yaitu:

2
- Masalah konduktif : menyebabkan berkurangnya transmisi suara seperti adanya
halangan dari luar ke dalam telinga. Penyumbatan oleh apapun dapat terjadi, namun
yang paling banyak terjadi adalah sumbatan oleh kumpulan serumen telinga.
Penyebab lainnya yaitu tumor, infeksi dan otosklerosis yang tidak tertangani.
Membran telinga tengah menjadi kurang fleksibel seiring dengan bertambahnya umur.
Tulang ossicles menjadi kaku.

- Masalah sensorineural : transmisi gelombang suara dapat terhalang dari telinga dalam
ke pusat pendengaran di otak,banyak disebabkan oleh kerusakan koklea atau saraf-
saraf pendengaran. Kehilangan sensorineural dapat disebabkan oleh genetik dan
faktor lainnya (polusi suara, bahan ototoxic). Prebycusis menduduki urutan ke 4
penyakit kronis pada lansia. Prebycusis menyerang secara bertahap dan ditandai
dengan masalah mendengar suara yg bernada tinggi dan penurunan kemampuan
berbicara. Prebycusis juga ditandai dengan hilangnya rambut-rambut, sel-sel, dan
serabut saraf di koklea. Hilangnya saraf pada koklea memicu pada kesusahan
menelaah kata-kata dan kesusuahan dalam mengerti suatu pembicaraan.

- Campuran sensorineural dan konduktif.

Seiring dengan penuaan, perubahan sensori dan masalah pendengaran dapat


mengurangi kemandirian dan mengurangi kualitas hidup lansia. Perubahan pendengaran erat
dikaitkan mengakibatkan lansia memilki mood yang rendah dan depresi. Lansia akan lebih
sulit menerima pendidikan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan.

Selain masalah penglihatan dan pendengaran, aspek yang mempengaruhi komunikasi


lansia yaitu kemampuan berbicara. Penyakit yang umum terjadi pada lansia dan
mempengaruhi komunikasi lansia terkait kemampuan berbicara yaitu stroke. Beberapa
penyakit lainnya yaitu:

- Dysarthria :gangguan artikulasi yang disebabkan oleh gangguan pengaturan kontrol


otot. Gangguan tersebut disebabkan oleh lesi pada otak bagian motorik di sistem saraf
pusat batang otak atau kekacauan dalam koordinasi informasi dari ganglia basal,
cerebellum, dan saraf motorik. Lesi dysarthria ini erat dikaitkan dengan penyakit
stroke, tumor otak, penyakit degeneratif, penyakit metabolik ataupun toxic. Individu
dengan dysarthria ditandai dengan kemampuan bicara dengan terbata-bata, kesulitan

3
nafas, pembicaraan terlalu lambat/cepat, mimik muka yang terbatas, suara yang
monoton & artikulasi yang lemah.

- Verbal apraxia : penyakit yang disebabkan oleh rusaknya lobus parietal (bagian otak
yang mengolah somatosensori). Penyakit saraf ini ditandai dengan kesusahan
memulai, mengkoordinasi, dan merangkai pergerakan otot mulut, sehingga
menyebabkan kesusahan dalam pergerakan mulut dan penghasilan suara. Kondisi ini
dapat terjadi berdampingan dengan aphasia.

- Aphasia : masalah yang umum terjadi pada lansia yang mengalami stroke di fase akut.
Aphasia adalah ketidakmampuan mengekspresikan dan mengerti kata-kata
disebabkan oleh kerusakan otak dibagian pengolahan bahasa.

Penuaan juga mengakibatkan penurunan beberapa kemampuan kognitif yang


menimbulkan masalah dalam komunikasi. Beberapa kemampuan tersebut yaitu:

- Kemampuan kecepatan mengolah informasi

- Kemampuan untuk memecah pikiran & menganalisa 2 stimuli yang muncul berturut-
turut

- Kemampuan untuk memfokuskan pikiran

- Kemampuan mengerjakan tugas visuospatial (menggambar, merancang kontruksi)

- Kemampuan menemukan kosakata yang tepat

- Kemampuan menyimpan memori jangka panjang

Beberapa penyakit penurnan kognitif yang umum terjadi pada lansia dan terkait
komunikasi lansia yaitu:

- Delirium : gangguan kesadaran dengan menurunya kemampuan untuk fokus dan


merubah fokus perhatian. Biasanya tejadi pada jangka waktu yang pendek dan
mengalami fluktuasi setiap waktunya. Gangguan ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti kanker, AIDS, gangguan metabolik, intoksikasi obat, ketergantungan obat,efek
samping obat, dan penyebab berganda lainnya. Dapat mengakibatkan halusinasi dan
delusi juga.

4
- Dementia : kumpulan syndrome yang mengakibatkan individu tidak dapat me- recall
informasi yang baru atau sebelumnya diberikan. Biasanya terdapat gangguan memori
juga. Beberapa tipe dari dementia yaitu : alzheimer disease, vascular dementia, dan
Pick’s. berakibat pada perubahan konsep diri individu, paranoia, perilaku kompulsif,
halusinasi bahkan delusi.

Lansia dengan penurunan kognitif tidak dapat menerima konsep yang abstrak dan
bahasa yang terlalu rumit. Lansia dapt mudah frustasi, malu, dan sedih mengenai
ketidakmampuannya berkomunikasi secara baik dengan sekitarnya. Hal tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya kontak sosial dan menurunnya harga diri individu.

Gangguan psikologis yang mempengaruhi komunikasi lansia dan umum terjadi yaitu
depresi. Depresi pada usia lanjut banyak dikaitkan dnegan kondisi medis yang membatasi
fungsi dan mobilitas individu. Perubahan status, & peran, kehilangan anggota keluarga yang
mengakibatkan berkurangnya sistem pendukung lansia juga sering terjadi. Depresi
mengakibatkan pada menurunnya minat individu untuk berkomunikasi pada orang lain
sehingga dapat memicu terjadinya isolasi diri pada lansia.

Pada akhirnya beberapa perubahan terkait penuaan pada lansia dapat menyebabkan
gangguan komunikasi pada lansia. Aspek perubahan tersebut berupa aspek sensori,
somatosensori, kognitif dan psikologis. Perubahan tersebut berbeda dan bervariasi pada tiap
individu. Mengetahui masalah dan resiko masalah yang terjadi pada lansia diharapkan dapat
membantu perawat untuk merencanakan intervensi dan komunikasi yang tepat bagi tiap
individu lansia.

Referensi:

Annete, G.L. (2000). “Gerontologic Nursing”. St.Louis: Mosby.

Mauk, K. L. (2009). “Gerontological Nursing : Competencies for Care”. Second Edition.


USA: Jones & Barlett Publishers.

Mundakir, (2006). “Komunikasi keperawatan dalam pelayanaan”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

5
6

Anda mungkin juga menyukai