Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PANCASILA

REVIEW BUKU

“SPIRITUALISME PANCASILA”

KARYA FOKKY FUAD WASITAATMADJA

NAMA DOSEN : NURUL FAIZAH ROZY , MTI.

Disusun Oleh:

Adzano Elang Saputro

11190910000096

Nabila Fatia Kasmizar

11190910000098
Daftar Isi
Review Buku .......................................................................................................................................... 3
Pembagian Tugas Kelompok ............................................................................................................... 4
Penjelasan Singkat Setiap Bab ............................................................................................................ 4
BAB 1: Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara................................................................ 4
BAB 2: Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan bangsa Indonesia ................................ 4
BAB 3: Nilai Spiritualisme Dalam Filsafat Pancasila .................................................................... 4
BAB 4: Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila ................................................................................ 5
BAB 5: Pancasila dan Etika Kehidupan Bernegara ...................................................................... 5
BAB 6: Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat Berbangsa dan
Bernegara........................................................................................................................................... 5
BAB 7: Pancasila Sebagai Ideologi .................................................................................................. 5
BAB 8: Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ....................................... 6
BAB 9: Demokrasi Pancasila ........................................................................................................... 7
BAB 10: Pancasila dan Amandemen UUD 1945 ............................................................................ 7
BAB 11: Pancasila dan Dinamika Ketatanegaraan di Indonesia ................................................. 8
Analisis Buku………………………………………………………………………………………..9

2
Deskripsi Singkat Buku

Judul :Spiritualisme Pancasila

Disusun Oleh : Fokky Fuad Wasitaatmadja

ISBN : 978 602 422 267 3

Tebal Halaman : 288 lembar

Penerbit : Prenadamedia Group

Tahun Terbit : 2018

Tempat Terbit Buku : Jakarta

Bahasa : Indonesia

Review Buku
Pada buku kali ini kelompok kami membahas buku yang berkaitan dengan makna
Pancasila. Pancasila merupakan ideologi yang dibentuk berdasarkan karakter Indonesia yang
multietnis, multigeografi, dan multikultur diharapkan mampu membentengi negara ini dari
terpaan nilai-nilai liberalisme yang berkedok globalisasi dan demokratisasi.

kelompok kami memilih buku ini karena saat ini, bangsa kita memasuki kondisi dan
arena distorsi parah dalam kehidupan dan penyelenggaraan negara. Konflik antarsuku,
merebaknya kejahatan, konflik elit politik, korupsi yang merajalela dan menggurita, serta
perilaku-perilaku lain yang bertentangan dengan kaidah dan norma dasar negara. Berbagai
persoalan yang menyeruak ke lapangan ini membuat rakyat merindukan kembali sosok
ideologi Pancasila yang selama ini ditinggalkan. Buku ini hadir dalam upaya memberikan
pengetahuan dan pemahaman kembali akan eksistensi dan kukuhnya nilai-nilai Pancasila.
Dengan adanya buku ini diharapkan generasi muda, khususnya, dan masyarakat Indonesia pada
umumnya memperoleh penyegaran kembali tentang Pancasila sehingga mampu
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kami buku ini cukup untuk
menambah wawasan kita tentang ideologi pancasila, sejarah pancasila serta kaitannya
pancasila dengan kehidupan masyarakat.

Kelebihan buku ini:

1. Di dalam buku ini dijelaskan secara detail mengenai setiap bab yang termuat dalam
buku, seperti contohnya dimuatnya contoh pasal-pasal dari undang-undang dasar 1945
serta nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila.
2. Data yang dimasukkan sangat rinci dan valid serta pendapat-pendapat dalam masuk
akal, seperti pendapat penulis sendiri yang menuangkan ide-idenya kedalam buku ini.
3. Buku ini dapat dijadikan referensi tentang pendidikan pancasila bagi mahasiswa
sehingga generasi muda dapat lebih memahami tentang pancasila, serta kaitannya
dengan ketatanegaraan, ideologi bangsa, dan kehidupan bernegara.
4. pemilihan kata-kata dalam buku ini mudah dimengerti tetapi tetap teoritis. Banyak
istilah yang tidak terlalu

3
Kekurangan buku ini:

1. Di dalam buku ini terdapat beberapa ejaan kata yang masih salah.
2. Terdapat pengulangan materi di antara bab satu dengan lainnya.
3. Sebagian kecil dari istilah dari buku ini sulit dimengerti dan tidak dijabarkan secara
langsung.

Pembagian Tugas Kelompok


Nabila Fatia Kasmizar : Bab 1 sampai bab 6

Adzano Elang Saputro : Bab 6 sampai bab 11

Penjelasan Singkat Setiap Bab


BAB 1: Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Pertama-tama buku ini membahas tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Istilah
ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan
logos yang berarti ilmu. Jadi secara har-fiah, ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide
atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat
dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, dan paham. Ideologi
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara juga sekaligus ideologi nasional. Dalam Pancasila
terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai,
adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam pan-dangan hidup bangsa
Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar
dari pandangan hidup dan budaya bangsa. Pancasila tidak mengadopsi dari ideologi yang ber-
asal dari luar. Justru, nilai-nilai Pancasila lebih unggul dibandingkan dengan nilai-nilai ideologi
dari luar.

BAB 2: Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan bangsa Indonesia


Secara historis, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila tidak lain digali dari bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan fakta
obyektif, secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai
Pancasila. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah
dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses
terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang
yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian
dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya
kerajaan Sriwijaya di bawah Syailmdra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan
Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

BAB 3: Nilai Spiritualisme Dalam Filsafat Pancasila


Pancasila sebagai sistem filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki
fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan. Filsafat adalah
upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban manusia. Pancasila
adalah ideologi dasar dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pancasila dalam filsafat

4
digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari landasan filosofi nya dan subjek untuk
mengkritisi aliran filsafat yang berkembang. Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi
pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional.

BAB 4: Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila


Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai
warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-
bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Hak-hak asasi manusia
dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan terperinci di dalam batang
tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan fundamental tentang dasar
filsafat negara Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa Indonesia, terdapat pula ajaran
pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD
tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

BAB 5: Pancasila dan Etika Kehidupan Bernegara


Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai Pancasila harus
dijabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan
kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua macam norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan norma moral atau etika.
Sebagaimana diketahui sebagai suatu norma hukum positif, maka Pancasila dijabarkan dalam
suatu peraturan perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara kongkrit dijabarkan dalam
tertib hukum Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu norma moral yang
merupakan dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di Indonesia. Bagaimanapun baiknya suatu
peraturan perundang-undangan kalau tidak dilandasi oleh moral yang luhur dalam
pelaksanaannya dan penyelenggaraan Negara, maka niscahaya hukum tidak akan mencapai
suatu keadilan bagi kehidupan kemanusiaan.

BAB 6: Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat Berbangsa


dan Bernegara
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai
titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang mengenai realita
dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu. Pancasila sebagai
paradigma mengandung arti bahwa Pancasila berperan sebagai kerangka acuan dari berbagai
tindakan yang akan dilakukan oleh setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai paradigma terbagi menjadi tiga komponen
penting yaitu sebagai paradigma pembangunan, paradigma reformasi, reformasi hukum.

BAB 7: Pancasila Sebagai Ideologi


Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman
dan adanya dinamika secara internal. Sumber ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam
penjelasan umum UUD 1945 yang menyatakan “...terutamabagi negara baru dan negara muda,
lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan pokok itu diserahkan kepada
undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya”.

5
Selanjutnya dinyatakan, “...yang penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya bernegara
ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan”.

Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah :

1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang


berkembang secaracepat.
2. Kenyataan menunjukkan, bahwa hilangnya ideologi yang tertutup dan beku
dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat
abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai
tujuan nasional.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang


berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern memiliki tiga nilai,
yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar
yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksaan secara nyata yang
sesungguhnya.

Fungsi Pancasila untuk memberikan orientasi kedepan telah menuntun bangsa Indonesia untuk
menyadari situasi yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan
teknologi, dan sarana komunikasi yang semakin modern membuat dunia semakin kecil dan
menguatnya interpendensi dikalangan bangsa-bangsa di dunia. Bangsa Indonesia yang sedang
sibuk membangun dan berupaya memecahkan masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial,
mau tidak mau harus terlibat dalam jaringan politik dunia yang semakin dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan ekonomi raksasa.

BAB 8: Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia


Nilai-nilai pancasila pada saat penjajah (kolonial) sebelum terjadinya proklamasi selalu
direndahkan, dilecehkan, diinjak-injak.Kemudian dengan dilakukannya proklamasi nilai
pancasila ditegakkan, diselamatkan, di tinggikan, dijunjung tinggi. Sehingga dengan
melakukan proklamasi yang pada awalnya pada masa penjajahan pancasila tidak dianggap
bahkan di lecehkan maka dengan perjuangan rakyat bangsa indonesia kedudukan pancasila
sebagai dasar negara kembali di tegakkan.

Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas, yang artinya suatu instrumen


yang bernilai dimana diseberang jembatan tersebut/setelah kemerdekaan bangsa indonesia
membangun bangsa untuk mencapai tujuan nasional yaitu masyarkat yang adil makmur dan
sejahtera. Tujuan nasional ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yang didalamnya
terdapat sila-sila pancasila.

Nilai-nilai dalam pancasila mendasari,menjiwai,menyemangati,menuntutun bangsa


ketika bangsa indonesia membangun bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Jadi pancasila
disini sebagai penuntun bangsa indonesia dalam membangun bangsa. Hal ini telah tertuang
pada pembukaan UUD 1945.

6
Pada dasarnya Proklamasi bukan merupakan tujuan tetapi sebagai prasayarat untuk
mencapai tujuan yaitu sebagai sumber hukum formal saat melakukan revolusi hukum dari
hukum kolonial menuju hukum nasional, revolusi tata negara kolonial menuju tata negara
nasional. Maka proklamasi memiliki makna sebagai pernyataan bangsa indonesia baik diri
sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa indonesia telah merdeka. Oleh karena itu
makna proklamasi harus diberi dasar hukum dengan merincinya dalam pembukaan UUD 1945
yaitu dengan memberikan penjelasan, penegakan, dan pertanggung jawaban terhadap
dilaksanakannya proklamasi seperti yang telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

BAB 9: Demokrasi Pancasila


Secara umum, pengertian demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang
berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila. Disebutkan juga
bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang sumbernya berasal dari
falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu
sendiri. Falsafah hidup bangsa Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar falsafah negara
Indonesia, yaitu Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi universal,
namun terdapat perbedaan di dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai
berikut:

1. Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.


2. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat
minoritas.
4. Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara menyelesaikan
masalah.
5. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan suara
terbanyak.

BAB 10: Pancasila dan Amandemen UUD 1945


Dalam konstruksi pikiran Pembukaan UUD 1945, Pancasila adalah dasar negara yang
menjadi pokok kaidah fundamental negara dan menjadi norma tertinggi dalam hirarkhi sistem
norma hukum negara Republik Indonesia. Pancasila merupakan norma dasar yang
menciptakan semua norma-norma yang lebih rendah dalam sistem norma hukum. Pancasila
seharusnya juga menentukan berlaku atau tidaknya norma-norma hukum yang ada di bawahnya
itu. Pancasila diwujudkan melalui pembuatan dan pelaksanaan kebijakan negara (konstitusi,
undang-undang negara, peraturan pemerintah, dan seterusnya), serta terungkap dalam praktek
dan kebiasaan bertindak para penyelenggara kekuasaan negara (eksekutif, legislatif, dan
yudikatif).

Sebagai dasar negara Pancasila mengatur perilakunya negara. Pancasila mengatur “budi
pekerti”nya negara, yang terungkap dalam praktek dan kebiasaan bertindak penyelenggara

7
kekuasaan negara. Melalui aya yang “terungkap dalam praktek dan kebiasaan bertindak
penyelenggara kekuasaan negara” itulah rakyat bisa melihat negaranya.

Seperti kita ketahui, Orde Baru dilahirkan di tengah-tengah konflik ideologis yang
sangat tajam di antara partai-partai politik yang ada. Untuk memenangkan pergulatannya di
tengah-tengah konflik idelogis yang sangat tajam tersebut, dengan sengaja Orde Baru
menggunakan Pancasila sebagai legitimasi kehadirannya. Orde Baru menasbihkan dirinya
sebagai sebuah orde yang akan “melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.”

Pancasila dan UUD 1945 pada dasarnya adalah anti kapitalisme yang pasti tidak sesuai
dengan keinginan AS untuk menciptakan the new order in the frame-work of the free world
dalam perang dingin. Janji Orde Baru kepada rakyat untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekwen akan berbenturan dengan keinginan Amerika untuk
menciptakan the new order in the frame-work of the free world.

Hal ini memaksa Orde Baru untuk membelah atmosfir politik nasional menjadi dua
dunia: dunia tuturan (“dunia bunyi-bunyian”) yang nyaring melantunkan lagu Pancasila dan
UUD 1945 dan dunia realitas yang gigih mempromosikan kapitalisme internasional. Undang-
undang pertama yang dibuat oleh Orde Baru adalah Undang-undang Penanaman Modal Asing
yang diterbitkan pada tahun 1967, yang sekaligus juga menandai dibukanya Politik Pintu
Terbuka Kedua dalam sejarah Indonesia modern.

Tidak mudah bagi Orde Baru untuk menjaga “harmonisasi” kedua dunia tersebut.
Dalam peristiwa Malari tahun 1974 mahasiswa menggugat dominasi modal asing dalam
pembangunan nasional. Pembangunan yang makin didominasi modal asing dan juga makin
menjauhi keadilan sosial tidak dapat lagi dijelaskan dengan legitimasi dasar Pancasila.
Diperlukan jawaban yang lebih berbelit untuk menjawab pertanyaan yang muncul.

Dalam sidang MPR tahun 1978, Orde Baru menerbitkan P-4 sebagai sistem legitimasi
sekunder yang dipergunakan sebagai tirai asap untuk menutupi penyelewengan ideologis
dalam pelaksanaan pembangunan. Melalui penataran dalam berbagai tipenya dan
diselenggarakan secara masif, Orde Baru berhasil membangun penghayatan baru atas
perwujudan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila
akan terwujud apabila seluruh hidung warga negara sudah “menghayati” dan “mengamalkan”
sila-sila dari kelima prinsip Pancasila, yang di dalam P-4 sudah dijabarkan menjadi 37 butir.
(Pernah digagas agar yang 37 butir itu dilengkapi lagi menjadi 45 butir).

BAB 11: Pancasila dan Dinamika Ketatanegaraan di Indonesia


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah konstitusi
negara Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945, yang pada kurun waktu tahun 1999-2002 , UUD 1945 mengalami 4
kali perubahan (amandemen), yang merubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.

8
Selain itu indonesia adalah Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum. Oleh karena itu,
dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam sistem peraturan
perundang-undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia.

Analisis Buku

Kami setuju kepada penulis yang menuangkan ide-idenya tentang Pancasila sebagai
dasar negara dan dasar pedoman dalam bernegara secara teoritis dan logis. Buku ini
menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila sangatlah cocok dengan karakteristik bangsa yang
mana dengan beragamnya suku bangsa dan RAS serta agama. Ideologi Pancasila mencakup
keseluruhan SARA yang ada di indonesia secara general atau keseluruhan dan tidak memihak
kepada salah satu suku bangsa, RAS, dan agama.

Pancasila secara historikal telah ada sejak zaman sebelum Indonesia lahir. Maka dari
itu nilai-nilai dari Pancasila sangat melekat dengan pola pikir masyarakat Indonesia.
Penanaman nilai-nilai Pancasila harus dilakukan pada generasi baru agar mereka tidak lupa
dengan sejara terbentuknya bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai