Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN V KELAS C
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

JUDUL:
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
TENTANG PENULARAN DAN PENCEGAHAN ISPA (INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT DI UPT PUSKESMAS BAWAN

DISUSUN OLEH:
HARIANTO TARO SEMBIRING, A.Md.Kep
NIP. 19970502 201903 1 002
No. Peserta 329 /Peldas-CPNS.III/II/19

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETU.'UAN
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN IIKELAS A
TAHUN 2O{g
JUDUL
NAMA
NIP
NO. PESERTA
: Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien dan
Keluarga Pasien Tentang Teknik Mengontrol
Nyeri Post Operasi di Ruang Perawatan Bedah
(Ruang l$elat!) UPTD Rumah Sakit Umurm Daerah
Muara Teweh
: Eka Pahrianti, S.Kep., Ners
: 19940621 201903 2 005
: 329/Peldas-CPNS. I ll/lll1 I
DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN
TANGGAL 29 JULI 2019
DI BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KATIMANTAN TENGAH
COACH,
NtP. {957A62V 198603 I 010
MENTOR,
NrP. 1967A827 I
鯉彗難難農彙 辞歴澤金重難 農謡
懇 藉 GttAtt A 紙 了彗 AttISAS:

=藝 T:嚢 A 製 響鍵 八識奪蘊 Ott P 難轟 A 評鼻爆襲覆尋猛穏 Si 攣電江
G 参曇醸奨 O 典撻‡::A 賀 奪 KATA 漣 寵 KttLAS A
TA 羅彗羹曇類 19
ご UD むこ
NAMA
NIP
NO,pESERTA
: ぜ辞職 y 嚢 発 鍾曹鋼 g 曇機戯議需 降 書 ge ね偽 tlatt Pasrett da 縄
Kb:犠 a 電象 Pasie 構 軍奪無ね 織 g Tek 義 :k 覇奪織彗 o 網 trol
醒蓼 顧 PttSt Ottertts:鍾 : 量韓轟菫奪 P 拿『 ぎ薄 a 機 魏 彗 eda れ
tR 毬覆鶏警 懇饉塾薩)零覇 尋 裁護薇曜魏 S 継類に電嚢 臨稼 務鍵 壼 h
議 懇書沼蕩曹鐵 e 熟
1 彗裟議 Pa 窮ゴ attti,S.Kbp.=料 Ors
1199406212019032005
:321yttel 薩 as‐CPNS_:::A ゴ 19
TttL 奥 蒻彗:S=議:猥 AttKAN
互 A 警参轟典 L30J じ主 12019
参:BADAN F 墨委 G 霧緩 8ANCAtt StJttBttR DAYA ttAN じ SIA
PR 篠:費 S:託 ALittANTA 雙 丁重震鏃 姜
COAC 蓼多
"1 摯 5766 會 7 理 穆 36 最 3 鴬 O 瑶 0
参毒.霙奥奮 AttSYAH,藝 鐵
籍:p.196307 嗜 璧嗜彗 9403 1 SO さ

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah penulis haturkan atas segala rahmat, taufiq dan hidayah serta
karunia-Nya yang tiada pernah terhenti tercurahkan, sehingga penulis mampu
membuat Rancangan Aktualisasi Habituasi “Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien
dan Keluarga Pasien Tentang Teknik Mengontrol Nyeri Post Operasi Di UPTD
Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh” sesuai waktu yang diharapkan.
Rancangan aktualisasi dan habituasi ini ditujukan untuk memenuhi prosedur Latsar
CPNS golongan III. Dalam penyusunan rancangan ini tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Maka dari itu penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada yang terhormat:
1. Ibu Sri Widanarni, S.IP., M.Si Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Kalimantan Tengah sebagai Penyelenggara Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan II Tahun 2019.
2. Bapak/Ibu widyaiswara yang telah memberikan materi pembelajaran ANEKA
selama proses pembelajaran di kampus Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Kalimantan Tengah
3. Bapak DR. Ir. H. Syahrin Daulay, M. Eng. Sc selaku pembimbing/coach yang
telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun rancangan
aktualisasi ini
4. Ibu drg. Dwi Agus Setijowati selaku mentor yang telah memberi arahan,
masukan dan bimbingan dalam menyusun rancangan aktualisasi ini
5. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, motivasi serta
doa dan juga kasih sayang yang diberikan kepada penulis tanpa bosan-bosannya
serta penuh keikhlasan.
6. Sahabat dan teman-teman seperjuangan peserta Latsar yang banyak memberikan
masukan dan bantuan dalam penulisan rancangan aktualisasi ini
7. Serta seluruh pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam rancangan aktualisasi ini
Penulis menyadari bahwa proposal rancangan aktualisasi ini masih memiliki banyak
kekurangan dan juga jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan
berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang
akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi penusil dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA di
Unit kerja.
Palangka Raya, Juni 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................. 1
2. Tujuan Aktualisasi ....................................................................... 4
3. Ruang Lingkup Aktualisasi ......................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM
1. Gambaran Umum Organisasi ...................................................... 6
2. Visi, Misi dan Motto RSUD Muara Teweh................................. 14
3. Tujuan dan Sasaran RSUD Muara Teweh ................................... 14
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
1. Landasan Teori ............................................................................ 18
2. Rencana Kegiatan Aktualisasi ..................................................... 28
3. Rancangan Kegiatan Aktualisasi ................................................. 28
4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi........................................................ 38
BAB IV KEGIATAN DAN HASIL AKTUALISASI
1. Kegiatan Berdasarkan Inisiatif Sendiri ........................................ 39
2. Kegiatan Berdasarkan Penugasan Dari Pimpinan ....................... 56
3. Analisis Dampak ......................................................................... 59
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................. 71
2. Saran ............................................................................................ 73
3. Rencana Tindak lanjut Pasca Latsar CPNS ................................. 74
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Analisis Isu dengan Metode USG ....................................................... 3
Tabel 2.1 Resume Gambaran Umum Profil RSUD Muara Teweh ..................... 8
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ........................................................ 30
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ............................................................... 38
Tabel 4.1 Melakukan Konsultasi Dengan Kepala Ruangan ............................... 39
Tabel 4.2 Mengidentifikasi Pasien Post Operasi ................................................ 41
Tabel 4.3 Melakukan Penyuluhan Kesehatan ..................................................... 44
Tabel 4.4 Mendemonstrasikan Teknik Mengontrol Nyeri .................................. 46
Tabel 4.5 Melakukan Perawatan Luka Post Operasi .......................................... 48
Tabel 4.6 Melakukan Pendokumentasian/ Pencatatan Hasil .............................. 50
Tabel 4.7 Membuat Poster .................................................................................. 54
Tabel 4.8 Melakukan Tugas jaga (Penugasan dari Pimpinan) ............................ 56
Tabel 4.9 Analisis Dampak ................................................................................. 59
Tabel 5.1 Hasil Kegiatan Aktualisasi .................................................................. 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas
Lampiran 2. Lembar Konsultasi Coach
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Mentor
Lampiran 4. Surat Izin Melakukan Kegiatan Aktualisasi Habituasi di Ruang Melati
Lampiran 5. Daftar Hadir Responden pada Kegiatan Identifikasi Pasien Post Operasi
Lampiran 6. Inform Consent
Lampiran 7. Lembar Pengkajian Nyeri
Lampiran 8. Daftar Absensi Penyuluhan Kesehatan
Lampiran 9. Inform Consent
Lampiran 10. SAP
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. SOP Perawatan Luka
Lampiran 13. SOP Pengkajian Skala Nyeri
Lampiran 14. SOP Teknik Mengontrol Nyeri
Lampiran 15. Jadwal Tugas Jaga di Ruang Melati
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa dan negara yang
besar, baik dari sisi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Untuk itu
diperlukan tata kelola negara yang baik, efektif dan efisien demi terwujudnya tujuan nasional
bangsa Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu membentuk suatu
pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu unsur yang memiliki peran strategis dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia adalah Aparatur Sipil Negara yang
terdiri dari PNS dan PPPK. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Oleh karena itu, diperlukan
sosok-sosok ASN yang akuntabel, nasionalis, beretika, berkomitmen mutu dan anti terhadap
korupsi sehingga secara profesional dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan efektif, efisien dan kompeten. Dalam rangka mewujudkan ASN dengan kualitas
sebagaimana yang disebutkan di atas, maka salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
adalah melalui pelatihan dasar CPNS pola baru yang terintegrasi. Pelatihan dasar ini lebih
mengedepankan habituasi terhadap nilai-nilai ASN dan implementasi dari fungsi ASN di unit
kerja masing-masing. Dalam Perka LAN No. 12 Tahun 2018, Pelatihan Dasar Golongan III
dengan pola baru ini, terdiri atas pembelajaran klasikal (on campus) dan non
klasikal/habituasi (off campus). Melalui habituasi yang lebih lama,
2
diharapkan terciptanya ASN yang berintegritas, profesional, kompeten dan
berkomitmen mutu tinggi dalam pelayanan kepada masyarakat.
Sebelum dilakukannya kegiatan habituasi peserta latsar dituntut untuk
mengidentifikasi isu aktual yang sedang terjadi di tempat kerja, dimana isu
tersebut akan diselesaikan dengan menciptakan inisiatif-inisiatif untuk
mendukung terjadinya peningkatan layanan publik yang lebih optimal dan
bermutu. Pelayanan publik yang bermutu, tidak saja dibebankan pada
pemerintah tetapi juga semua elemen termasuk profesi perawat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasi beberapa isu penting
yang ada di UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh. Selanjutnya
isu-isu tersebut dianalisa terlebih dahulu menggunakan teknik analisis
penilaian kualitas isu. Teknik analisis yang digunakan adalah:
1. Urgency yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat
apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
untuk dicegah.
3
Tabel 1.1 Analisis Isu dengan Metode USG
NO IDENTIFIKASI
TEKNIK
ANALISIS
TOTAL
USG
1 Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien
tentang teknik mengontrol nyeri post operasi di ruang
perawatan bedah (Ruang Melati) di UPTD Rumah Sakit
Umum Daerah Muara Teweh
5 5 4 14
2 Belum Optimalnya Peran Perawat dalam Melakukan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di ruang perawatan
bedah (Ruang Melati) di UPTD Rumah Sakit Umum
Daerah Muara Teweh
3 4 3 10
3 Rendahnya kepatuhan pengunjung terhadap tata aturan
di UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh
3339
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5
(5: sangat besar, 4 : besar, 3 : sedang, 2 : kecil, 1 : sangat kecil)
Berdasarkan identifikasi isu di atas maka penulis memilih isu “kurangnya
pengetahuan pasien dan keluarga tentang teknik mengontrol nyeri post
operasi di ruang perawatan bedah (Ruang Melati) di UPTD Rumah Sakit
Umum Daerah Muara Teweh”, karena nyeri adalah salah satu keluhan yang
paling sering dialami pasien setelah dilakukannya tindakan operasi,
dimana operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka bagian tubuh yang akan ditangani dan pada
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka tersebut merupakan
suatu trauma bagi pasien dan bisa menimbulkan berbagai keluhan salah
satunya adalah nyeri. Nyeri juga salah satu alasan paling umum bagi
pasien untuk mencari bantuan medis. Sembilan dari 10 orang Amerika
berusia 18 tahun atau lebih, menderita nyeri minimal sekali sebulan dan
42% merasakan nyeri setiap hari (Syamsiah & Nita, 2015),
Perawat sebagai komponen dari tim kesehatan dalam melakukan
pelayanan publik memiliki fungsi salah satunya sebagai pendidik/ edukator
yang bertujuan untuk membantu pasien dalam meningkatkan pengetahuan
4
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan agar terjadi
perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukannya pendidikan kesehatan.
Perawat berperan penting untuk mengatasi nyeri pasien. Nyeri dapat
diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan untuk meringankan
atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dirasakan
oleh pasien. Ada dua cara penatalaksanaan nyeri yaitu terapi farmakologis
dan nonfarmakologis. Dalam hal ini penulis ingin membantu pasien
mengatasi nyeri dengan cara nonfarmakoligis berupa teknik relaksasi dan
distraksi. Dimana kelebihan dari latihan teknik relaksasi dan distraksi ini
dibandingkan dengan teknik lainnya adalah lebih mudah dilakukan dan
tidak ada efek samping apapun (Solehati & Kosasih, 2015 dalam Rasubala
et al. (2017).
Berdasarkan latar belakang di atas maka dibuatlah Rancangan Aksi
Aktualisasi dengan judul ” Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien dan
Keluarga Pasien Tentang Teknik Mengontrol Nyeri Post Operasi Di Ruang
Perawatan Bedah (Ruang Melati) di UPTD Rumah Sakit Umum Daerah
Muara Teweh Muara Teweh”.
B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan laporan ini secara umum adalah untuk
menjadikan ASN profesional yang dapat mengimplementasikan nilainilai
dasar ASN yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) di UPTD Rumah Sakit
Umum Daerah Muara Teweh Muara Teweh.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khussu yang diharapkan setelah kegiatan ini yaitu ASN
mampu:
a. Menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas dengan melaksanakan
pelayan keperawatan sesuai prosedur dan mampu
mempertanggung jawabkan hasil yang didapat.
5
b. Menjadikan nilai-nilai Nasionalisme Pancasila sebagai filosofi
dan mampu mengamalkan dengan menjalankan tugas dengan
jujur, peduli, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi,
melaksanakan tugas pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
c. Menerapkan nilai-nilai Etika Publik dengan memegang teguh
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 dan mampu mempraktikkan
nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan dan kesejahteraan) dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
d. Menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, kriatif dan inovatif
serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan kepuasan pasien
e. Menerapkan nilai Anti Korupsi dalam memberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan jujur, peduli, mandiri,
disiplin, bertanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan
adil.
3. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai ANEKA ini dilakukan oleh penulis
pada instansi tempat bekerja yaitu di UPTD Rumah Sakit Umum
Daerah Muara Teweh yang akan dilaksanakan sejak tanggal 21 Juni
2019 sampai dengan 25 Juli 2019.
6
BAB II GAMBARAN KEADAAN A. Gambaran Umum 2.1 Gambar RSUD Muara
Teweh Pada tahun 1959 sebuah rumah sakit didirikan di Muara Teweh dengan menempati
rumah warga di Jl. Sengaji Hulu, yang kemudian di tahun 1960 berdiri menjadi RSUD.
Tahun 1975 bangunan RSUD mengalami kebakaran dan selanjutnya dipindahkan ke Jl. Yetro
Sinseng. Sejak tahun 1976 Komplek gedung RSUD Muara Teweh mulai dibangun dan
direnovasi sejalan dengan kebutuhan penyediaan pelayanan kesehatan yang terus meningkat
jenis dan volumenya. Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh berlokasi di Jl. Yetro
Sinseng No.2 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah, berdiri
diatas lahan seluas 7000 m2, bertipe C dengan Surat Izin Tetap dari Kementerian Kesehatan
RI No.472/Menkes/V/2008 tanggal 20 Mei 2008. 6
7
RSUD Muara Teweh dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Barito Utara.
RSUD Muara Teweh ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) dan menerapkan pola keuangan BLUD sejak tahun 2015
berdasarkan Keputusan Bupati BARUT No.188.45/543/2014 tentang
Penetapan Status Pola Keuangan (PPK) BLUD pada RSUD Muara Teweh.
Pelaksanaan pola BLUD diatur lebih lanjut melalui Perda Kabupaten
BARUT No.3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan BLUD RSUD
Muara Teweh.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No.22 Tahun 2015,
RSUD Muara Teweh menjadi RS Rujukan untuk Wilayah Cakupan
Regional III, yang meliputi 3 (tiga) kabupaten tetangga lainnya, yakni
Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Selatan, dan Kabupaten Barito
Timur.
Pada Tahun 2016 RSUD Muara Teweh berubah menjadi Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten BARUT, yang bersifat otonom dalam
penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis serta
menerapkan pola keuangan BLUD sebagaimana diatur dalam Perda
Kabupaten BARUT No.2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten BARUT, sebagai bentuk implementasi PP
No.18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Tahun 2017 RSUD Muara
Teweh lulus Akreditasi Perdana sesuai Sertifikat Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) No.KARS-SERT/447/VIII/2017 Tanggal 25 Agustus 2017.
8
Tabel 2.1 Resume Gambaran Umum Profil RSUD Muara Teweh
No. Item Data
123
1. Nama : RSUD Muara Teweh
2. Kode : 6205011
3. Alamat : Jl. Yetro Sinseng No.2 Muara Teweh
4. Telp. / Fax. : (0519) 21051, (0519) 21528
5. E-mail resmi RSUD : rsudmtw@baritoutarakab.go.id
6. Jenis / Kelas : RSU Kelas = C
7. Dasar Hukum :
SK Menkes RI No.472/Menkes/SK/V/1998
tentang Peningkatan Kelas RSUD Muara
Teweh Menjadi Kelas C
8. Tipe Faskes : Rujukan Regional
9. Kepemilikan : Pemkab
10. Bentuk : UPT
11. SKPD Induk : Dinas Kesehatan
12. Kabupaten : Barito Utara
13. Provinsi : Kalimantan Tengah
14. Latitude : -0.961689
15. Longitude : 114.889642
16. Ijin Operasional :
SK. Bupati Barito Utara
No.188.45/725/2014 tanggal 08 Oktober
2014
17. Pola Keuangan : BLUD
18. SK BLUD : Kep. Bupati Barut No.188.45/543/2014
19. SK Rujukan Regional : Pergub. Kalimantan Tengah No.22/ 2015
20. Akreditasi :
Lulus Perdana (No. KARSSERT/
447/VIII/ 2017 Tanggal 25-08-
2017)
21. Thn mulai dibangun : 1976
22. Luas Lahan : 7000 m2
23. Jumlah Gedung :
15 Bangunan lama + 1 Gedung Baru
(Sayap A / tahap 1 dari 3 tahap
pembangunan 1 gedung baru pengganti
semua gedung yang lama)
9
No. Item Data
123
24. IGD dan Poli Ralan : IGD 24 Jam
1. Poliklinik Gigi dan Mulut
2. Poliklinik Kesehatan Anak
3. Poliklinik Penyakit Dalam
4. Poli. Kebidanan dan Kandungan
5. Poliklinik Bedah Umum
6. Poli Jantung
7. Poli Saraf
8. Fisioterapi, Imunisasi, Poli Mata
9. Pojok DOTS
10. Poliklinik Kulit dan Kelamin (Non Aktif)
25. Rawat Inap :
a. Ruangan : Nama Ruangan Jumlah Bed
1. Kebidanan 10
2. Zaal A 14
3. Zaal B 12
4. Ruang Khusus / Isolasi 6
5. ICU 13
6. Ruang Penyakit Dalam 20
7. Perawatan Bedah 20
8. Perawatan Anak 15
Total Bed per 31-12-2018 110
b. Pembagian
Kelas
:
Nama Kelas Jumlah Bed
1. VIP 6
2. Kelas I 13
3. Kelas II 32
4. Kelas III 40
5. ICU 10
6. PICU 3
7. Isolasi 6
Total Bed per 31-12-2018 110
10
No. Item Data
123
26. Instalasi Penunjang : 1. Laboratorium 2. IPSRS
3. Farmasi 4. Laundry
5. Radiologi 6. CSSD
7. Kamar Operasi 8. Gizi
9. Anastesi 10. Pemulasaran
Jenazah
27. Fasilitas Lainnya : 1. Kamar Mandi dan Toilet
2. Musholla
3. Generator Set (Genset)
4. Gudang
5. Instalasi pengolah Air Limbah
6. Penampungan Air Bersih
7. Incenerator 8. Lapangan Parkir
28. Jumlah Bed : Thn. 2017 = 96 Bed Thn. 2018 = 110 Bed
29. BOR (%)
2017/2018
:
Thn. 2017 = 87,2% Thn. 2018 = 50,48%
30. LOS (Hari) = 3,08 BTO (/Tahun) = 83,85 TOI (Hari) = 2,16
31. NDR (‰) = 15,07 GDR (‰) = 13,77
32. SDM – PNS : Kelompok Manajerial 12 org
(164 org) Dokter Spesialis 10 org
Dokter Umum 2 org
Dokter Gigi 1 org
Perawat dan Bidan 96 org
Tenaga Penunjang Kesehatan 20 org
Tenaga Administrasi Lainnya 23 org
33. SDM – PTT /
BLUD
:
Dokter Spesialis 6 org
(240 org) Dokter Umum 5 org
Perawat dan Bidan 113 org
Tenaga Penunjang Kesehatan 37 org
Tenaga Adm. / Profesi Lainnya 79 org
PNS & PTT Per 31-12-2018 404 org
11
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
UPTD. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH
TAHUN 2019
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Barito Utara
H. SISWANDOTO, SKM.,M.KES
Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19690719 199303 1 011
Direktur
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19670827 199303 2 007
Kepala Badan Tata Usaha
H. FAHRUDIN MULYANI, S.Pi., M.IP
Pembina (IV/a)
NIP. 19690209 199303 1 004
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan
Keuangan
IKHSAN EDI PRABOWO, SE
Penata (III/c)
NIP. 19710411 200501 1 007
Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepagawaian
Kelompok Jabatan Fungsional
A
11
12
Kepala Bidang Penunjang Medik
dan Rekam Medik
JUNNU, SKM., MPH
Pembina (IV/a)
NIP. 19720220 200012 1 002
Kepala Bidang Keperawatan
H. FIRMANSON
Pembina (IV/a)
NIP. 19651124 198802 1 001
Kepala Bidang Pelayanan
Medik
Dr. FAHMI SYAMSUL. R. F
Pembina (IV/a)
NIP. 19730119 200501 1 008
Kepala Seksi Pengawasan da
Pengendalian Pelayanan
Medik
H. AJIKONNOR, S.Kep
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19660507 198703 1 014
Kepala Seksi Etika dan Mutu
Keperawatan
YULIA, S.Pi
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19750714 200501 2 009
Kepala Seksi Penunjang Medik
NIDYA MARIA, SE.,MM
Pembina (IV/a)
NIP. 19731013 199303 2 009
Kepala Seksi Pemantauan
Pengawasan dan Pemulangan
Pasien
H. ARIA, SP
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19691024 199603 2 002
Kepala Seksi Bimbingan
Pelayanan Asuh dan
Keperawatan
RUSMAHWATI, SKM
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19660412 198901 2 003
Kepala Seksi Rekam Medik dan
Informasi
R. ANTONIUS Y D. PATIANOM,
S.AP., M.T
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19750924 200003 1 004
A
B
12
13
Gambar 2.2 Bagan Susunan Organisasi UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh
Tahun 2019
B
INSTALASI-INSTALASI
FARMASI
LABORATORIUM
RADIOLOGI
FISIOTERAPI
IPSRS
CSSD
STAF MEDIS
KOMITE-KOMITE
KOMITE MEDIK
KOMITE KEPERAWATAN
13
14
B. Visi, Misi, dan Motto RSUD Muara Teweh
Sebagai rumah sakit rujukan di DAS Barito, RSUD Muara Teweh
merangkum ikhtisarnya untuk menjadi tempat pelayanan kesehatan yang
prima dan berstandar nasional di kabupaten Barito Utara dan kabupaten
sekitarnya ke dalam sebuah visi :
“Terwujudnya Peningkatan Akses dan Mutu Layanan Kesehatan Menuju
RSUD yang Berstandar Nasional”.
Pernyataan Visi RSUD Muara Teweh tersebut juga mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Utara
Tahun 2013 – 2018, yang kemudian dirumuskan dalam beberapa poin misi
RSUD Muara Teweh sebagai berikut :
1. Pengendalian Pendapatan;
2. Meningkatkan Mutu Pelayanan;
3. Konsolidasi Internal;
4. Mempercepat Transformasi RSUD Muara Teweh sebagai Pusat
Rujukan Regional DAS Barito.
Sedangkan motto RSUD Muara Teweh yang berbunyi: “Pelayanan
Terbaik Kami untuk Kebahagiaan Anda”, secara lugas merepresentasikan
tekad yang kuat dan dukungan penuh dari seluruh stake holder RSUD
Muara Teweh untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bisa memenuhi
ekspektasi para pengguna jasanya.
C. Tujuan dan Sasaran Strategis RSUD Muara Teweh
Dalam mewujudkan visi dan misinya, RSUD Muara Teweh menetapkan
tujuan dan sasaran strategisnya yaitu “Menjadi tempat pelayanan kesehatan
yang prima di Kabupaten Barito Utara dengan meningkatkan Pelayanan
Kesehatan di bidang Preventif, Kuratif dan Promotif”. Pencapaian tujuan
dan sasaran strategis tersebut dilaksanakan dengan mengadopsi strategi
pelayanan yang berpedoman pada sendi-sendi pelayanan kerumahsakitan
yang prima, yaitu :
15
1. Kesederhanaan
Aturan dan atau prosedur yang mudah dipahami oleh pengguna jasa,
baik dari alur pelayanan maupun kemudahan persyaratan untuk
mendapatkan pelayanan, membuat denah pelayanan yang jelas dan
mudah dilihat, persyaratan dibuat sangat mudah dengan dasar
pemikiran tidak menambah beban pengguna jasa.
2. Kejelasan dan Kepastian
Indikator dan penilaian sebagai berikut:
a. Hak dan Kewajiban pemberi jasa dan pengguna / penerima jasa
diatur secara jelas.
b. RSUD Muara Teweh beserta pejabat dan seluruh petugas
bertanggung jawab dalam pemberian pelayanan kerumahsakitan
secara jelas dan pasti.
c. Persyaratan pelayanan baik teknik maupun administrasi diatur
secara jelas dan hanya berkaitan langsung dengan produk layanan
yang diberikan.
d. Jadwal dan waktu pelayanan diatur dengan jelas.
e. Tarif pelayanan mengacu sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku, tarif pelayanan di RSUD Muara Teweh berpedoman
dengan PERDA Kabupaten Barito Utara yang berlaku.
f. Disediakan unit yang menerima dan mengolah, menganalisa, serta
menindak lanjuti keluhan masyarakat.
3. Keamanan
Pelayanan kerumahsakitan dapat dijamin kebenarannya, keabsahannya,
kepastian serta perlindungan hukum.
4. Keterbukaan
Semua mekanisme dan prosedur pelayanan di informasikan secara luas,
mudah dipahami oleh pengguna jasa.
5. Efisiensi
a. Tarif pelayanan dilaksanakan pada satu pintu baik pelayanan rawat
jalan, rawat inap, serta pelayanan rujukan.
16
b. Jenis pelayanan dibedakan sesuai dengan fungsi masing-masing
pemberi jasa pelayanan.
c. Pemberian pelayanan dilaksanakan seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Penanganan pelayanan disesuaikan dengan profesi dan keahlian
masing-masing petugas pelayanan.
6. Ekonomis
a. Penetapan biaya / tarif pelayanan mengacu pada PERDA dan
aturan yang berlaku.
b. Mekanisme pungutan tarif diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam hal pembayaran oleh pengguna jasa, dengan
senantiasa menekan dan menghindari terjadinya biaya tinggi.
7. Keadilan
a. Pelayanan diberikan secara merata tidak pilih kasih sesuai dengan
jenis pelayanan yang diperlukan dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Pelayanan yang diberikan tidak membedakan status sosial
pengguna jasa.
8. Ketetapan waktu
Sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki maka setiap
jenis Pelayanan di RSUD Muara Teweh diupayakan dalam waktu
pelayanan yang singkat, dengan hasil dan akurat.
Berazaskan pada strategi tersebut, maka proses pencapaian tujuan dan
sasaran strategis yang merupakan penjabaran dari setiap poin Misi RSUD
Muara Teweh diuraikan secara rinci sebagai berikut :
a. Pengendalian Pendapatan
1) Suatu organisasi dikatakan berkembang jika terjadi pendapatan
yang meningkat.
2) Dengan pendapatan yang semakin meningkat, RSUD Muara Teweh
dapat mengembangkan jenis-jenis pelayanan sehingga derajat
kesehatan masyarakat semakin meningkat.
17
3) Selain mengembangkan pelayanan, dengan pendapatan RSUD
yang meningkat kesejahteraan karyawan RSUD juga dapat di
tingkatkan.
b. Meningkatkan Mutu Pelayanan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di bidang Preventif, Kuratif,
Promotif serta Rehabilitatif, sehingga Rumah Sakit dapat memenuhi
ekspetasi para pengguna jasanya dalam beragam aspek sebagai berikut:
1) Ketersediaan peralatan pelayanan yang baik dan cukup,
2) Ketersediaan perlengkapan pendukung yang cukup (ambulance,
listrik, air, dan sebagainya termasuk pelayanan administrasi
perkantoran),
3) Ketersediaan bahan logistik (obat, reagent, gas, makanan pasien
dll),
4) Ketersediaan ketenagaan dengan SDM yang profesional,
5) Acuan pelayanan yang sesuai standar pelayanan terbaru,
6) Regulasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan,
7) Jaminan ketersediaan pembayaran jasa pelayanan,
8) Tarif pelayanan yang mengacu ketentuan dan kebijakan
pemerintah.
c. Konsolidasi Internal
1) Setiap individu dari tingkat manajemen sampai tenaga tingkat
fungsional memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi pengguna jasa RS.
2) Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, mencintai tugas dan
pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, serta memiliki
kebanggaan jika pasien RSUD merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan.
3) Memiliki kecintaan dan kebangaan terhadap Institusi RSUD
sebagai tempat bekerjannya.
4) Mencintai teman sejawat, memiliki rasa kepercayaan yang tinggi
dan memiliki tenggang rasa dan kerjasama tim yang handal.
18
5) Memupuk dan meningkatkan rasa kekeluargaan sesama rekan
sejawat.
6) Tidak merasa lebih istimewa dari unit lain, melainkan merasa
saling membutuhkan dan saling menunjang dalam menjalankan
pekerjaan.
d. Mempercepat Transformasi RSUD Muara Teweh sebagai Pusat
Rujukan Regional DAS Barito;
1) Mempersiapkan RSUD Muara Teweh menjadi alternatif rujukan
pelayanan kesehatan yang dapat diandalkan pengguna jasa RSUD.
2) Menjadikan RSUD Muara Teweh sebagai RS yang menjadi
kepercayaan masyarakat dan pengguna jasa RSUD.
3) Menekan terjadinya rujukan pasien ke daerah lain.
19
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Landasan Teori Sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah membentuk suatu pemerintahan Negara
Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa yang diamanatkan tersebut,
maka salah satu unsur yang memiliki peranan besar adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).
Oleh karena itu diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sebelum menjalankan peran sebagai ASN maka terlebih dahulu ASN perlu memahami
nilai-nilai dasar profesi ASN dan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Adapun nilai-nilai dasar profesi ASN dan kedudukan dan peran PNS
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah sebagai berikut: 1. Nilai-Nilai Dasar
ASN Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 dan Undang-Undang
ASN No. 5 Tahun 2014 tentang nilai-nilai dasar profesi ASN dalam Penyelenggaraan Diklat
Prajabatan pola baru, peserta latsar diharapkan mampu memahami nilai-nilai dasar profesi
ASN dengan cara mengalami
20
sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas sehingga peserta
latsar dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
Nilai-nilai dasar tersebut merupakan seperangkat prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi yang dikenal dengan istilah ANEKA.
Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya adalah :
a. Akuntabilitas
Menurut Kusumasari et al. (2015) akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiaban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntable, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan yaitu kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung
jawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan
dan konsistensi. Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik, nilai-nilai publik tersebut, yaitu:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan pribadi,
sektor dan kelompok
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan ASN dalam politik praktis
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pablik
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
b. Nasionalisme
Latief et al. (2015) Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain sebagai pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan diri dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
21
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.
Nasionalisme juga sering diartikan sebagai paham kebangsaan.
Nilai-nilai dasar dari Nasionalisme adalah:
1) Implementasi nilai-nilai Pancasila
2) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
3) ASN sebagai pelayan publik
4) ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
c. Etika Publik
Menurut Kumorotomo et al. (2015) etika publik adalah refleksi atas
standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah
tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun nilai-nilai
dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang ASN:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila
2) Setia mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3) Menjalankan tugas secara Profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9) Memberi layanan kepada publik secara jujur, lengkap, tanggap, cepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
22
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dimana ASN
sebagai pelayan publik mampu memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat. Sehingga masyarakat akan merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan baik dari segi waktu maupun hasil. Dimana
hal tersebut harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh
komponen. Perwujudan komitmen mutu sangat penting bagi ASN dalam
melakukan tugas sehari-hari. Nilai-nilai dasar komitmen mutu, yaitu:
1) Efektivitas
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapainan target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja (sesuai
target).
2) Efisiensi
Efisien merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan sumber alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
3) Inovasi
Inovasi adalah perubahan yang terjadi karena tuntutan lingkungan sekitar
untuk beradaptasi.
4) Mutu
Menurut Yuniarsih & Taufik (2015) Mutu adalah keunggulan produk atau
jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan dan
bahkan melampaui harapannya.
23
e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan dan perilaku sadar akan bahaya korupsi dan
berusaha untuk membentengi dan melawan setiap tindakan yang mengacu
maupun yang terkait dengan tindakan korupsi. Tim penulis KPK (2015)
menulus nilai-nilai anti korupsi, terdapat sembilan nilai anti korupsi, yaitu:
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
24
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama
dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
25
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega
dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang
dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki
teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sebelum melaksanakan tugasnya, ASN wajib mengetahui peran dan
kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar
dapat memahami peran dan kedudukannya dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN menurut Fatimah & Irawati (2017) adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara antara lain:
1) Berdasarkan Jenis
Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki
Nomor Induk Pegawai (NIP).
26
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),
merupakan pegawai dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi dalam jangka waktu tertentu.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri namun
demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN
Fungsi pegawai ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa:
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
b. Pelayanan Publik
Purawanto et al. (2017) Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan
27
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Unsur penting dalam pelayanan publik adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan;
2) Unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang
ataumasyarakat atau organisasi yang berkepentingan;
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerimalayanan
(pelanggan).
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan yang prima yaitu:
1) Partisipatif
2) Transpran
3) Responsive
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Akuntabel
7) Efektif dan efisien
8) Aksesibel
9) Berkeadilan
c. Whole of Goverment
Menurut Suwarno & Sejati (2017) Whole of Governemen atau disingkat
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagensi, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan - urusan yang relevan. Praktek WoG dalam
pelayanan publik:
1) Berdasarkan Jenis
28
a) Pelayanan yang bersifat administrative
b) Pelayanan jasa
c) Pelayanan barang
d) Pelayanan regulatif
2) Berdasarkan Pola
a) Pelayanan Teknis Fungsional
b) Pelayanan Satu Atap
c) Pelayanan Satu Pintu
B. Rencana Kegiatan Aktualisasi
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis isu serta analisis dampak yang
kemungkinan terjadi, berikut penulis sajikan rancangan rencana aktualisasi:
1. Melakukan konsultasi dan mengurus surat izin kegiatan habituasi dengan
kepala ruangan
2. Mengidentifikasi pasien post operasi
3. Melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan leaflet
4. Mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri
5. Melakukan perawatan luka post operasi
6. Melakukan pendokumentasian/pencatatan hasil
7. Menempel poster di ruangan yang beirisi skala nyeri dan SOP teknik
mengontrol nyeri
C. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan-kegiatan yang termuat dalam rencana aktualisasi tersebut akan
dilaksanakan dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagaimana yang diuraikan
dalam tabel berikut ini :
29
Unit kerja : RSUD Muara Teweh
Identifikasi Isu :
a. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang teknik mengontrol nyeri post
operasi di ruang perawatan bedah (Ruang Melati) UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Muara
Teweh
b. Belum Optimalnya Peran Perawat dalam Melakukan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di
ruang perawatan bedah (Ruang Melati) UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh
c. Rendahnya kepatuhan pengunjung terhadap tata aturan di UPTD Rumah Sakit Umum
Daerah
Muara Teweh
Isu yang Diangkat : Kurangnya Pengetahuan Pasien dan Keluarga Tentang Teknik
Mengontrol Nyeri Post Operasi di
Ruang Perawatan Bedah (Ruang Melati) UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh
Gagasan Pemecahan Isu : Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien dan Keluarga Tentang
Teknik Mengontrol Nyeri Post
Operasi di Ruang Perawatan Bedah (Ruang Melati) UPTD Rumah Sakit Daerah Muara
Teweh
30
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Konstribusi
Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai-nilai
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan konsultasi
dan mengurus surat
izin kegiatan habituasi
dengan kepala
ruangan
1. Menyampaikan
rancangan
aktualisasi yang
sudah dibuat
2. Membuat daftar
kegiatan yang akan
dilaksanakan saat
habituasi
3. Menjelaskan dasar
inovasi yang akan
dilaksanakan
Surat izin
melaksanakan
kegiatan habituasi
Etika Publik:
Sopan santun dalam
berkomunikasi
Nasionalisme:
Menggunakan bahasa yang
baik dan benar
Akuntabilitas:
Adanya arahan dari kepala
ruangan dan saya akan
melaksanakan rancangan
aktualisasi dengan penuh
tanggung jawab
Komitmen Mutu :
Efektif, efisien dan inovatif
Anti Korupsi:
Jujur dan bertanggung
jawab
Melalui kegiatan
konsultasi bisa
meningkatkan
konsulidasi internal
terhadap atasan
maupun sesama
teman sejawat
Memberikan
pelay`anan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
31
WoG:
Terbinanya koordinasi
antara perawat dan kepala
ruangan
2. Mengidentifikasi
pasien post operasi
1. Membuat form
monitoring pasca
operasi
2. Mengkaji apa yang
dirasakan pasien
3. Mengkaji
karakteristik nyeri
dengan metode
PQRST (dengan alat
ukur berupa numeric
rating scale (NRS))
Tersedianya data
pasien mana yang
tepat untuk
diajarkan teknik
mengontrol nyeri
secara
nonfarmakologi
Akuntabilitas:
Mampu menentukan pasien
yang tepat untuk
diberikannya intervensi
Nasionalisme:
Adil dalam memperlakukan
pasien
Etika Publik:
Menggunakan kalimat yang
sopan dan santun ketika
berkomunikasi dengan
pasien
Komitmen Mutu :
Efektif, efisien dan inovatif
Anti Korupsi:
Saya akan Jujur dan tidak
memanipulasi data
WoG:
Terbinanya koordinasi
antara perawat dan pasien
serta keluarga pasien
Pelayanan Publik:
Saya akan memberi
Dengan identifikasi
pasien yang benar
maka dapat
diterapkannya
intervensi yang
tepat dan sesuai
dengan kondisi
pasien. Maka
dengan kegiatan ini
diharapkan misi
Rumah Sakit untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dapat
terwujud.
Memberikan
pelayanan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
32
pelyanan secara responsif,
tidak diskriminatif, mudah,
efektif, efesien dan
akuntable
Manajemen ASN:
Saya akan memberi
pelayanan secara
professional dan sesuai
etika profesi
3. Melakukan
penyuluhan kesehatan
menggunakan leaflet
1. Membuat Satuan
Acara Penyuluhan
(SAP)
2. Membuat leaflet
3. Mencetak leaflet
4. Melaksanakan
kegiatan penyuluhan
5. Memberikan
kesempatan untuk
peserta bertanya
6. Membagikan leaflet
Pasien mengerti
penjelasan
tentang tenknik
mengontrol nyeri
secara mandiri
Etika Publik:
Menggunakan kalimat yang
sopan, santun, mudah
dipahami, komunikasi dua
arah dan tanggap dalam
merespon
Nasionalisme:
Menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta
memberikan informasi
yang berisi pengetahuan
Komitmen Mutu :
Efektif, efisien dan inovatif
Akuntabilitas:
Mampu memberikan
penjelasan dengan baik
Anti Korupsi:
Peduli dan kerja keras
Melalui kegiatan
penyuluhan kepada
pasien tentang
tenknik mengontrol
nyeri pasien dapat
memahami dan
mempraktikannya
secara mandiri.
Melalui kegiatan
penyuluhan
tersebuut maka
perawat telah
menjalankan salah
satu fungsinya
sebagai edukator/
pendidik bagi
pasien dan menjadi
sarana bagi pasien
dan perawat untuk
bekerja sama.
Dengan adanya
kerjasama yang
baik dapat menjadi
Memberikan
pelayanan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
33
WoG:
Terbinanya koordinasi dan
kolaborasi antara perawat
dan pasien serta keluarga
pasien
Pelayanan Publik:
Saya akan memberi
pelyanan secara responsif,
tidak diskriminatif, mudah,
murah, efektif, efesien,
akuntable dan aksesibel
Manajemen ASN:
Saya akan memberi
pelayanan secara
professional dan sesuai
etika profesi
salah satu sarana
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien. Maka misi
Rumah Sakit untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dapat
terwujud.
4. Mendemonstrasikan
teknik mengontrol
nyeri
1. Menentukan tujuan
yang harus dicapai
saat proses
demonstrasi
2. Mempersiapkan
langkah-langkah
yang akan
didemonstrasikan
3. Melakukan uji coba
demonstrasi
4. Mengatur
lingkungan yang
kondusif
Pasien mampu
mempraktikan
tenknik
mengontrol nyeri
secara mandiri
Etika Publik:
Menggunakan kalimat yang
sopan, santun, komunikasi
dua arah, tanggap dalam
merespon dan menghargai
keputusan orang lain
Komitmen Mutu :
Efektif, efisien dan inovatif
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab dan adil
Melalui kegiatan
demonstrasi teknik
mengontrol nyeri
maka perawat telah
menjalankan salah
satu fungsinya
sebagai edukator/
pendidik bagi
pasien. Maka misi
Rumah Sakit untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dapat
terwujud.
Memberikan
pelayanan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
34
5. Mengemukakan
tujuan apa yang
harus dicapai
6. Memluai kegiatan
demonstasi
7. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
8. Meminta kesediaan
peserta untuk
mempraktikan
kembali apa yang
sudah
didemonstrasikan
Nasionalisme:
Menghargai hak orang lain
Anti Korupsi:
Peduli dan kerja keras
WoG:
Terbinanya koordinasi dan
kolaborasi antara perawat
dan pasien serta keluarga
pasien
Pelayanan Publik:
Saya akan memberi
pelyanan secara responsif,
tidak diskriminatif, mudah,
efektif, efesien dan
akuntable
Manajemen ASN:
Saya akan memberi
pelayanan secara
professional dan sesuai
etika profesi
5. Melakukan perawatan
luka post operasi
1. Mempersiapkan alat
2. Menjelaskan kepada
pasien tentang
tindakan yang akan
dilakukan
3. Mendekatkan
peralatan ke pasien
4. Melakukan
Mempercepat
proses
penyembuhan
luka
Etika Publik:
Menjalankan tugas secara
profesional, tidak
diskriminatif, memberikan
pelayanan dengan sopan
dan santun
Nasionalisme:
Memperlakukan pasien
Dengan
terlaksananya
kegiatan perawatan
luka yang sesuai
SOP maka visi
rumah sakit untuk
meningkatkan
akses dan mutu
Memberikan
pelayanan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
35
perawatan luka
sesuai SOP
5. Mengevaluasi
keadaan umum
pasien setelah
dilakukan perawatan
luka
6. Berpamitan pada
pasien
dengan baik dan berbicara
dengan sopan santun.
Komitmen Mutu :
Efektif, efisien dan bermutu
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab dan adil
Anti Korupsi:
Tanggung jawab dan
disiplin
WoG
Terbinanya koordinasi dan
kolaborasi antara perawat
dan perawat jaga
Pelayanan Publik:
Saya akan memberi
pelyanan secara responsif,
tidak diskriminatif, mudah,
efektif, efesien dan
akuntable
Manajemen ASN:
Saya akan memberi
pelayanan secara
professional dan sesuai
etika profesi
payanan kesehatan
yang berstandar
nasional dapat
terwujud
36
6. Melakukan
pendokumentasian/
pencatatan hasil
1. Melakukan
pengkajian
2. Mencatat waktu dan
tanggal pengkajian
3. Mencatat semua
hasil pengkajian
4. Mencatat semua
jenis intervensi yang
sudah diberikan
5. Menulis tanda
tangan dan nama
jelas
Adanya bukti
tertulis
Akuntabilitas:
Mempertanggung jawabkan
apa yang telah dikerjakan
Nasionalisme:
Penggunaan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami
Etika Publik:
Menjalankan tugas secara
profesional dan
mempertanggungjawabkan
apa yang telah dikerjakan
Komitmen Mutu :
Efektif, efisien dan bermutu
Anti Korupsi:
Tanggung jawab dan
disiplin
WoG:
Terbinanya koordinasi dan
kolaborasi antara perawat
dan perawat jaga
Pelayanan Publik:
Saya akan memberi
pelyanan secara responsif,
tidak diskriminatif, mudah,
efektif, efesien dan
akuntable
Dengan
pendokumentasian
asuhan
keperawatan yang
benar maka misi
Rumah Sakit untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dapat
terwujud.
Memberikan
pelayanan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
37
Manajemen ASN:
Saya akan memberi
pelayanan secara
professional dan sesuai
etika profesi
7. Membuat poster di
ruangan yang beirisi
skala nyeri dan SOP
teknik mengontrol
nyeri
1. Mencari literatur
2. Membuat poster dari
materi yang
diperoleh
3. Mencetak poster
4. Mencetak poster
disekitar ruang
perawatan bedah
Tersedianya
poster
Akuntabilitas:
Tepat, teliti dan
bertanggung jawab.
Nasionalisme:
Penggunaan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami
Etika Publik:
Memuat informasi secara
akurat berdasarkan literatur
Komitmen Mutu :
Inovatif
Anti Korupsi:
Jujur, tidak mengada-ada
informasi yang ditulis dan
mandiri serta bekerja keras
Dengan
terlaksananya
kegiatan membuat
media untuk
membantu
menentukan skala
nyeri dan
menyediakan SOP
keperawatan yang
tepat, perawat bisa
memberikan
perawatan dengan
tepat. Maka misi
Rumah Sakit untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dapat
terwujud.
Memberikan
pelayanan terbaik
untuk mempercepat
proses kesembuhan
pasien
D. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Pada tabel dibawah ini berisi jadwal kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan selama 30 hari selama kegiatan habituasi (off campus):
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No
Kegiatan
21 Juni – 25 Juli
Minggu Ke
12345
1 Melakukan konsultasi dan mengurus surat
izin kegiatan habituasi dengan kepala
ruangan
2 Mengidentifikasi pasien post operasi
3 Melakukan penyuluhan kesehatan
menggunakan leaflet
4 Mendemonstrasikan teknik mengontrol
nyeri
5 Melakukan perawatan luka post operasi
6 Melakukan pendokumentasian/ pencatatan
hasil
7 Menempel poster di ruangan yang beirisi
skala nyeri dan SOP teknik mengontrol
nyeri
39
BAB IV
KEGIATAN DAN HASIL AKTUALISASI
A. Kegiatan Berdasarkan Inisiatif Sendiri
Hasil dari kegiatan aktualisasi dan habituasi di RSUD Muara Teweh yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2019 sampai dengan 04 Juli 2019, yaitu:
Tabel 4.1 Melakukan konsultasi dan mengurus surat izin kegiatan
habituasi dengan kepala ruangan
KEGIATAN 1. Melakukan konsultasi dan
mengurus surat izin kegiatan
aktualisasi dengan kepala
ruangan
TANGGAL 24 Juni 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
Surat izin melakukan kegiatan
aktualisasi
TAHAPAN KEGIATAN 1. Membuat daftar kegiatan yang
akan dilaksanakan saat aktualisasi
2. Menyampaikan rancangan
aktualisasi yang sudah dibuat
3. Menjelaskan dasar inisiatif yang
akan dilaksanakan
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Ketika melaksanakan kegiatan konsultasi dengan kepala ruangan
menggunakan nilai dasar akuntabilitas yang menggambarkan
akuntabilitas adalah sebuah hubungan dimana hal tersebut tergambar
ketika kepala ruangan selaku atasan bertanggung jawab memberikan
arahan dan bimbingan sesuai dengan tugas dan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan selama masa habituasi dan di lain sisi ketika saya
menyampaikan rancangan aktualisasi yang sudah saya buat
menggunakan bahasa dan tujuan yang jelas sehingga dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya dikemudian hari.
1
40
2. Nasionalisme
Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan kepala ruangan
menggunakan nilai dasar nasionalisme dengan mengaktualisasikan
nilai sila ke empat yakni melakukan musyawarah mufakat sebelum
melakukan kegiatan aktualisasi yang sudah dibuat, menggunakan
bahasa yang jelas dan mudah dimengerti, menghormati dan
mengahargai saran serta masukan dari kepala ruangan.
3. Etika Publik
Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan kepala ruangan
menggunakan nilai dasar etika publik yaitu ketika saya menyampaikan
rancangan aktualisasi yang sudah saya buat menggunakan bahasa yang
sopan dan santun.
4. Komitmen Mutu
Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan kepala ruangan
menggunakan nilai dasar komitmen mutu dengan mengaktualisasikan
nilai efektif, efisien yaitu menjelaskan maksud, tujuan dan rancangan
kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dengan jelas dan runtut sesuai
dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat.
5. Anti Korupsi
Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan kepala ruangan
menggunakan nilai dasar anti korupsi yaitu dengan mengaktualisasikan
nilai kejujuran dan tanggung jawab, yaitu menyampaikan seluruh
rancangan aktualisasi yang sudah dibuat dengan selengkap-lengkapnya
tanpa menambah atau mengurangi dan menjelasakan bahwa akan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat serta
menyampaikan bahwa jika dikemudian hari terjadi hal yang tidak
terduga yang berdampak pada perubahan jadwal yang telah dibuat
sebelumnya maka akan menyampaikan alasan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan tersebut.
41
GAMBAR KEGIATAN
OUTPUT KEGIATAN
1. Mendapatkan izin secara verbal dari kepala ruangan untuk melaksanakan
kegiatan aktualisasi sesuai dengan rancangan yang telah dibuat
2. Mendapatkan surat izin untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi
Tabel 4.2 Mengidentifikasi pasien post operasi
KEGIATAN 2. Mengidentifikasi pasien post
operasi
TANGGAL 25 Juni - 29 Juni 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
1. Daftar hadir responden
2. Inform Concent
3. Lembar identifikasi pengkajian
nyeri
42
TAHAPAN KEGIATAN 1. Membuat lembar pengkajian nyeri
2. Mengkaji apa yang dirasakan
pasien
3. Mengkaji karakteristik nyeri
dengan metode PQRST (dengan
alat ukur berupa numeric rating
scale (NRS))
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan mengaktualisasikan
nilai tanggung jawab berupa mempersiapkan media yang digunakan
untuk identifikasi dengan teliti dan cermat sehingga dapat
mempermudah memperoleh data yang tepat dan akurat. Kemudian
hasil identifikasi dijadikan dasar untuk menentukan apakah pasien
dapat dijadikan sebagai responden atau tidak serta menentukan kriteria
yang jelas dalam mengidentifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien
minimal 3 jam setelah menjalani operasi, usia pasien di atas 18 tahun,
kesadaran pasien sudah pulih (composmentis) dan dapat berkomunikasi
dengan normal, bisa baca tulis bahasa indonesia serta bersedia menjadi
responden.
2. Nasionalisme
Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan mengaktualisasikan
nilai sila ke dua yakni dengan mengaktualisasikan nilai peduli/ empati
dan tidak diskriminatif (tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan
status ekonomi, agama, jenis kelamin dan suku, menghargai pasien
dengan menghormati keputusan pasien untuk bersedia atau menolak
menjadi responden serta menghargai pasien dengan mendengarkan
keluhan yang disampaikan pasien.
3. Etika Publik
Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan mengaktualisasikan
nilai sopan dan santun ketika berkomunikasi dengan pasien.
4. Komitmen Mutu
Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan mengaktualisasikan
43
nilai efektif, efisien dan inovasi yaitu menggunakan format identifikasi
sederhana dalam mengkaji, menentukan dan memilih pasien mana
yang akan menjadi responden.
5. Anti Korupsi
Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan menggunakan nilai
dasar anti korupsi yaitu jujur (menulis hasil identifikasi dengan jujur
tanpa mengada-ada).
GAMBAR
KEGIATAN
OUTPUT KEGIATAN
Teridentifikasinya data pasien mana yang tepat untuk diajarkan teknik
mengontrol nyeri secara nonfarmakologi. Dari hasil identifikasi pada
tanggal 25 Juni – 29 Juni 2019 didapatkan data sebanyak 8 orang pasien
yang mengeluh nyeri post operasi.
44
Tabel 4.3 Melakukan penyuluhan kesehatan
KEGIATAN 3. Melakukan penyuluhan
kesehatan
TANGGAL 25 Juni - 2 Juli 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
1. Absensi penyuluhan
2. Inform consent
3. Satuan acara penyuluhan dan
leaflet
TAHAP KEGIATAN 1. Membuat Satuan Acara
Penyuluhan (SAP)
2. Membuat leaflet
3. Mencetak leaflet
4. Melaksanakan kegiatan
penyuluhan
5. Memberikan kesempatan untuk
peserta bertanya
6. Membagikan leaflet
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
mengaktualisasikan nilai tanggung jawab. Menyiapkan materi
penyuluhan dan menjelaskan materi penyuluhan sesuai dengan literatur
yang benar.
2. Nasionalisme
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar serta memberikan informasi yang berisi
pengetahuan.
3. Etika Publik
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan menggunakan nilai
dasar etika publik yaitu sebelum melakukan penyuluhan memberikan
penjelasan mengenai maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan,
meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk menjadi responden dan
ketika menyampaikan penyuluhan menggunakan kalimat yang sopan,
santun, mudah dipahami serta menerapkan komunikasi dua arah.
45
4. Komitmen Mutu
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
mengaktualisasikan nilai efektif, efisien dan inovasi yaitu
menggunakan leaflet yang berisi materi-materi inti saja tetapi maksud
yang ingin disampaikan tercapai.
5. Anti Korupsi
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan menggunakan nilai
dasar anti korupsi yaitu dengan mengaktualisasikan nilai tepat waktu,
peduli dan kerja keras.
GAMBAR
KEGIATAN
OUTPUT KEGIATAN
Pasien dan keluarga memahami tentang definisi nyeri, macam-macam
nyeri, faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, teknik mengontrol nyeri
secara nonfarmakologi dan skala nyeri.
46
Tabel 4.4 Mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri
KEGIATAN 4. Mendemonstrasikan teknik
mengontrol nyeri
TANGGAL 25 Juni - 2 Juli 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
SOP teknik mengontrol nyeri
(teknik nafas dalam)
TAHAP KEGIATAN 1. Menentukan tujuan yang harus
dicapai saat proses demonstrasi
2. Mempersiapkan langkahlangkah
yang akan
didemonstrasikan
3. Melakukan uji coba demonstrasi
4. Mengatur lingkungan yang
kondusif
5. Mengemukakan tujuan apa yang
harus dicapai
6. Memulai kegiatan demonstasi
7. Memberikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk
bertanya
8. Meminta kesediaan pasien dan
keluarga untuk mempraktikan
kembali apa yang sudah
didemonstrasikan
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Ketika mendemonstarikan teknik mengontrol nyeri menerapkan nilai
tanggung jawab dan adil yaitu dengan mempraktekan teknik
relaksasi (nafas dalam) sesuai dengan SOP dan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mempraktekannya sesuai dengan
yang sudah diajarkan.
2. Nasionalisme
Ketika mendemonstarikan teknik mengontrol nyeri dengan
menerapkan sila ke dua dan ke lima yakni tidak diskriminatif (tidak
membeda-bedakan pasien berdasarkan status ekonomi, agama, jenis
47
kelamin dan suku, menghargai pasien dengan menghormati
keputusan pasien untuk bersedia atau menolak untuk diajarkan teknik
mengontrol nyeri.
3. Etika Publik
Sebelum mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri meminta izin
kepada pasien dan keluarga, berbicara dengan menggunakan kalimat
yang sopan, santun, komunikasi dua arah, tanggap dalam merespon.
4. Komitmen Mutu
Ketika mendemonstarikan teknik mengontrol nyeri menggunakan
nilai dasar komintemen mutu berupa efektif dan efisien yaitu
mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri sesuai dengan standar
operasional prosedur serta efisien dalam menggunakan waktu
sehingga tidak mengganggu waktu istirahat pasien terlalu lama.
5. Anti Korupsi
Mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri dengan
mengaktualisasikan nilai tepat waktu, peduli dan kerja keras.
GAMBAR
KEGIATAN
48
OUTPUT KEGIATAN
1. Mampu mendemostrasikan teknik mengontrol nyeri
2. Pasien dan keluarga mampu mempraktekan kembali teknik
mengontrol nyeri yang sudah diajarkan
Tabel 4.5 Melakukan perawatan luka post operasi
KEGIATAN 5. Melakukan perawatan luka post
operasi
TANGGAL 25 Juni - 2 Juli 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
SOP Perawatan Luka
TAHAPAN KEGIATAN 1. Mempersiapkan alat
2. Menjelaskan kepada pasien
tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Mendekatkan peralatan ke pasien
4. Melakukan perawatan luka sesuai
SOP
5. Mengevaluasi keadaan umum
pasien setelah dilakukan
perawatan luka
6. Berpamitan pada pasien
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Melakukan perawatan luka dengan mengaktualisasikan nilai tanggung
jawab berupa menyiapkan alat yang akan digunakan pada saat
perawatan luka, menyiapkan pasien (menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan, meminta persetujuan pasien dan mengatur posisi pasien
sesuai dengan daerah yang akan dilakukan perawatan luka), melakukan
perawatan luka sesuai SOP, mencatat dan mendokumentasikan keadaan
luka.
2. Nasionalisme
Melakukan perawatan luka dengan tidak diskriminatif (tidak membedabedakan
pasien berdasarkan status ekonomi, agama, jenis kelamin dan
49
suku, menghargai pasien dengan menghormati keputusan pasien untuk
bersedia atau menolak dibersihkan lukanya menghargai pasien dengan
mendengarkan keluhan yang disampaikan pasien.
3. Etika Publik
Ketika berkomunikasi dengan pasien menggunakan kalimat yang
sopan, santun dan meminta izin kepada pasien serta keluarga sebelum
melakukan perawatan luka serta menjaga privasi pasien, terutama
ketika membersihkan luka pada area sensitif.
4. Komitmen Mutu
Melakukan perawatan luka dengan menerapkan nilai dasar komitmen
mutu berupa efektif, efisien dan bermutu yaitu melakukan perawatan
luka sesuai dengan SOP yang ada dengan tujuan mempercepat proses
penyembuhan luka pasien dan efisien dalam menggunakan waktu
sehingga tidak mengganggu waktu istirahat pasien terlalu lama.
5. Anti Korupsi
Melakukan perawatan luka dengan menerapkan nilai dasar anti korupsi
berupa tanggung jawab dan disiplin yaitu melakukan perawatan luka
sesuai SOP yang berlaku dan sesuai dengan jadwal perawatan luka
pasien.
GAMBAR KEGIATAN
50
OUTPUT KEGIATAN
1. Mampu melakukan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP.
2. Pasien mampu melakukan teknik relaksasi (nafas dalam) pada saat
dilakukannya perawatan luka untuk mengurangi nyeri yang
dirasakannya pada saat perawatan luka sedang dilakukan.
Tabel 4.6 Melakukan pendokumentasian/ pencatatan hasil
KEGIATAN 6. Melakukan pendokumentasian/
pencatatan hasil
TANGGAL 25 Juni - 3 Juli 2019
DAFTAR LAMPIRAN Gambar 1.6
TAHAPAN KEGIATAN 1. Melakukan pengkajian
2. Mencatat waktu dan tanggal
pengkajian
3. Mencatat semua hasil pengkajian
4. Mencatat semua jenis intervensi
yang sudah diberikan
51
5. Menulis tanda tangan dan nama
jelas
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Melakukan pendokumentasian/ pencatatan hasil tindakan keperawatan
dengan mengaktualisasikan nilai tanggung jawab, yaitu setelah
melakukan tindakan keperawatan langsung menulis apa yang telah
dikerjakan dan menuliskan perkembangan kondisi/ keluhan pasien
dengan jujur, menulis dengan teliti dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Nasionalisme
Transparan dalam menulis pendokumentasian dan menggunakan
kalimat yang jelas, serta mudah dipahami oleh teman sejawat.
3. Etika Publik
Menulis pendokumentasian asuhan keperawatan dengan akurat, cermat
dan jujur.
4. Komitmen Mutu
Melakukan pendokumentasian/ pencatatan hasil tindakan keperawatan
dengan menerapkan nilai dasar berupa efektif dan efisien, yaitu sesuai
standar asuhan keperawatan yang berlaku.
5. Anti Korupsi
Jujur dalam menulis pendokumentasian asuhan keperawatan, yaitu apa
yang telah dikerjakan didokumentasikan dan begitu juga sebaliknya
menulis apa yang telah dikerjakan.
52
GAMBAR KEGIATAN
53
OUTPUT KEGIATAN
Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
54
Tabel 4.7 Membuat poster yang berisi skala nyeri dan SOP teknik
mengontrol nyeri
KEGIATAN 7. Membuat poster yang beirisi
skala nyeri dan SOP teknik
mengontrol nyeri
TANGGAL 1 Juli - 4 Juli 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
1. Skala Nyeri
2. SOP teknik mengontrol nyeri
TAHAPAN KEGIATAN 1. Mencari literature
2. Membuat poster dari materi yang
diperoleh
3. Mencetak poster
4. Menempel/ meletakan poster
disekitar ruang perawatan bedah
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Membuat poster dengan menerapkan nilai dasar akuntabilitas yaitu
dengan menerapkan nilai berupa tepat, teliti dan bertanggung jawab.
2. Nasionalisme
Kalimat yang dituangkan dalam poster jelas dan mudah dipahami
3. Etika Publik
Memuat informasi secara akurat berdasarkan literature yang benar,
mudah untuk dibaca dan dipahami
4. Komitmen Mutu
Poster yang dibuat isinya bermutu, memuat teori berdasarkan literatur
yang benar dan inovatif
5. Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini perawat jujur dengan tidak mengada-ada teori.
55
GAMBAR KEGIATAN
OUTPUT KEGIATAN
Tersedianya poster yang berisi skala nyeri dan SOP teknik mengontrol
nyeri yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penulisan asuhan
keperawatan dan tindakan keperawatan sesuai SOP.
56
B. Kegiatan Berdasarkan Penugasan dari Pimpinan
Tabel 4.8 Melaksanakan Tugas Jaga
KEGIATAN 8. Melaksanakan Tugas Jaga
(Penugasan dari Pimpinan)
TANGGAL 24 Juni – 4 Juli 2019
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Berupa:
Jadwal Dinas di Ruang Melati
TAHAPAN KEGIATAN 1. Satu hari/24 jam waktu dinas
dibagi dalam 3 shift, yaitu :
Shift pagi, waktu dinas
dimulai pada pukul 07.00-
14.00 wib (7 jam)
Shift sore, waktu dinas
dimulai pada pukul 14.00-
20.00 wib (6 jam)
Shift malam, waktu dinas
dimulai jam 20.00-07.00
wib (11 jam)
2. Setiap pergantian shift
dilakukan aplusan antar
perawat diruangan.
3. Perawat yang shift sebelumnya
tidak diperkenankan untuk
pulang sebelum melaksanakan
seluruh kegiatan (aplusan)
informasi tentang pasien
kepada perawat shift yang
berikutnya.
4. Perawat shift dinas yang akan
menerima asuhan keperawatan
sebelumnya harus melanjutkan
pelaksanaan asuhan
keperawatan yang selanjutnya.
PENJELASAN KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Melaksanakan tugas jaga dengan menerapkan nilai tanggung jawab,
seperti datang bekerja tepat waktu, melakukan pekerjaan dengan
profesional, tepat dan teliti.
57
2. Nasionalisme
Ketika melaksanakan tugas jaga tidak diskriminatif (tidak membedabedakan
pasien berdasarkan status ekonomi, agama, jenis kelamin dan
suku.
3. Etika Publik
Menerapkan nilai dasar etika publik berupa, sebelum masuk ke ruangan
pasien mengetuk pintu terlebih dahulu, menyapa pasien dengan ramah
dan sopan, mendengarkan keluhan pasien dan menjaga privasi pasien
terutama saat melakukan tindakan.
4. Komitmen Mutu
Menerapkan nilai dasar komitmen mutu berupa efektif, efisien dan
bermutu, yakni dengan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
SOP untuk mempercepat proses kesembuhan pasien dan efisien dalam
menggunakan waktu agar ketika melakukan tindakan tidak menyita
waktu istirahat pasien terlalu lama.
5. Anti Korupsi
Ketika melaksanakan tugas jaga menerapkan nilai dasar jujur, adil,
mandiri dan bertanggung jawab serta disiplin.
OUTPUT KEGIATAN
Mampu melaksanakan tugas jaga dari pimpinan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat.
59
C. Analisis Dampak
Adapun analisis dampak jika nilai-nilai dasar ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan
aktualisasi. Analisis dampak tersebut
diuraikan dalam tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Analisi Dampak Apabila Nilai-nilai Dasar ANEKA Tidak Diterapkan
No Kegiatan
Analisa Dampak
Penerapan ANEKA Tanpa ANEKA
1234
Kegiatan Berdasarkan Inisiatif Sendiri
1.
Melakukan konsultasi dan
mengurus surat izin kegiatan
aktualisasi dengan kepala
ruangan
Akuntabilitas:
Apabila Akuntabilitas dalam bentuk tanggung jawab
diterapkan dengan baik maka akan menimbulkan
kepercayaan jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga akan mempermudah dalam membina
hubungan kerjasama.
Apabila Akuntabilitas dalam bentuk tanggung
jawab tidak diterapkan saat meminta izin
kepada kepala ruangan maka akan
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap
perawat
Nasionalisme:
Apabila nasionalisme dalam bentuk musyawarah
mufakat menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti diterapkan dengan baik maka akan
terjalin komunikasi yang efektif sehingga tidak
terjadi kesalahan persepsi
Apabila nasionalisme dalam bentuk
musyawarah mufakat menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti tidak diterapkan
dengan baik maka akan terjadi mis komunikasi
antara kepala ruangan dan perawat, sehingga
menimbulkan kesalahan persepsi
60
Etika Publik
Apabila Etika publik dalam bentuk sopan dan santun
diterapkan dengan baik maka akan menimbulkan
kepercayaan dan terjalinnya kerjasama yang baik.
Apabila etika publik dalam bentuk sopan dan
santun tidak diterapkan maka akan
menimbulkan rasa tidak dihormati serta
ketidakpercayaan sehingga tidak terjalin
kerjasama yang baik antara perawat dan
kepala ruangan.
Komitmen Mutu
Apabila komitmen mutu dalam bentuk efektif dan
efisien diterapkan dengan baik maka akan
mempermudah perawat mendapatkan kepercayaan
dari kepala ruangan dalam melakukan kegiatan
aktualisasi.
Apabila komitmen mutu dalam bentuk efektif
dan efesien tidak diterapkan dengan baik maka
perawat akan kesulitan dalam mendapatkan
izin untuk melakukan kegiatan aktualisasi.
Anti Korupsi
Apabila anti korupsi dalam jujur dan tanggung jawab
diterapkan dengan baik maka kepercayaan kepala
ruangan terhadap perawat akan terjaga dan
mempermudah dalam melakukan kerjasama.
Apabila anti korupsi dalam bentuk jujur dan
tanggung jawab tidak diterapkan dengan baik
maka kepala ruangan tidak akan mudah
percaya dengan perawat dan tidak akan terjalin
kerjasama yang baik.
2
Mengidentifikasi pasien post
operasi
Akuntanbilitas
- Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan
mengaktualisasikan nilai tanggung jawab
- Apabila kita tidak bertanggung jawab,
maka identifikasi tidak akan terlaksana
dengan baik.
61
- Mempersiapkan media yang digunakan untuk
identifikasi dengan teliti dan cermat sehingga
dapat mempermudah memperoleh data yang tepat
dan akurat.
- Menentukan kriteria yang jelas dalam
mengidentifikasi pasien untuk mempermudah
menentukan pasien mana yang tepat untuk
dijadikan sebagai responden
- Akibat jika kita tidak teliti dan cermat
adalah pekerjaan kita hasilnya jadi tidak
maksimal dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
- Akibat jika kita tidak membuat kriteria
yang jelas sebelum mengidentifikasi maka
kita akan bingung menentukan pasien mana
yang tepat untuk dijadikan responden.
Nasionalisme
- Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan
mengaktualisasikan nilai peduli
- Tidak diskriminatif (tidak membeda-bedakan
pasien berdasarkan status ekonomi, agama, jenis
kelamin dan suku
- Menghargai dan menghormati keputusan pasien
untuk bersedia atau menolak menjadi responden
- Apabila kita tidak peduli dan diskriminatif
maka responden kita tidak merasa nyaman
dan akhirnya mereka mengisi kuesioner
sembarangan, akibatnya kita mendapatkan
data yang tidak akurat
- apabila dalam proses identifikasi tidak
terlebih dahulu menanyakan kesediaan
pasien dan keluarga, maka ASN terkesan
memaksa pasien dan keluarganya.
Etika Publik
- Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan
Apabila kita tidak sopan dan santun dalam
berkomunikasi maka akan menurunkan tingkat
62
mengaktualisasikan nilai sopan dan santun ketika
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
tenaga kesehatan khususnya perawat.
Komitmen Mutu
- Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan
mengaktualisasikan nilai efektif, efisien dan
inovasi yaitu menggunakan format identifikasi
sederhana dalam mengkaji, menentukan dan
memilih pasien mana yang dapat dijadikan
sebagai responden.
Apabila format identifikasi yang digunakan
terlalu rumit maka pasien dan keluarga akan
kesulitan dalam memahami isi pertanyaan dari
kuesioner, hal tersebut berdampak pada
jawaban yang diperoleh menjadi tidak akurat
dan tidak bermutu.
Anti Korupsi
- Melaksanakan kegiatan identifikasi pasien dengan
mengaktualisasikan nilai jujur
Apabila anti korupsi dalam bentuk jujur
dengan tidak memanipulasi data tidak
diterapkan maka pasien tidak akan mudah
percaya dengan perawat dan pelayanan
kesehatan tidak akan terlaksanan dengan baik.
3
3
Melakukan penyuluhan
kesehatan
Akuntabilitas
- Melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan
mengaktualisasikan nilai tanggung jawab dengan
menyiapkan materi penyuluhan dan menjelaskan
materi penyuluhan sesuai dengan literatur
Jika nilai tanggung jawab tidak diterapkan
dalam kegiatan ini maka materi penyuluhan
tidak dapat disusun dengan baik dan cara
menyampaikan materi penyuluhannya pun
asal-asalan, akibatnya pasien dan keluarga
menjadi kurang paham dengan apa yang
63
disampaikan serta waktu terbuang menjadi siasia.
Nasionalisme
Memberikan penyuluhan dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar serta memberikan
informasi yang berisi pengetahuan.
Penggunaan bahasa yang tidak baik dan benar
akan membuat pasien dan keluarga sulit
mengerti tentang penyuluhan yang diberikan
sehingga berdampak pada informasi yang
diterima pasien menjadi kurang efektif.
Etika Publik
- Sebelum melakukan penyuluhan memberikan
penjelasan mengenai maksud dan tujuan
- Meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk
menjadi responden
- Menyampaikan penyuluhan menggunakan
kalimat yang sopan, santun, mudah dipahami
serta menerapkan komunikasi dua arah.
- Jika tidak menjelaskan maksud dan tujuan
dilakukannya penyuluhan maka pasien dan
keluarga akan kebingungan dengan apa
yang dilakukan perawat dan menganggap
apa yang disampaikan perawat bukan hal
yang perlu diperhatikan
- Kalimat yang tidak sopan menunjukan
bahwa kita tidak bekerja dengan
profesional dan membuat pasien salah
mempersepsikan materi yang kita
sampaikan.
Komitmen Mutu
Memberikan penyuluhan dengan mengaktualisasikan
Menyampaikan penyuluhan dengan tidak
efektif, efisien, dan inovatif membuat materi
64
nilai efektif, efisien, dan inovasi. sulit dimengerti pasien dan keluarga tidak
merasa nyaman untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan.
Anti Korupsi
Melakukan penyuluhan sesuai dengan kontrak waktu
yang telah dibuat
Melakukan kegiatan yang tidak sesuai jadwal
atau lewat dari jadwal akan menggaggu
pelayanan/ kegiatan di ruangan.
4
Mendemonstrasikan teknik
mengontrol nyeri
Akuntabilitas
Mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri dengan
rasa penuh tanggung jawab, dengan tujuan
membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan
keluarga pasien dalam mengurangi nyeri yang
dirasakan secara mandiri guna meningkatkan rasa
nyaman bagi pasien.
Tanpa adanya rasa tanggung jawab maka
perawat akan menjadi acuh tak acuh terhadap
keluhan yang dirasakan pasien, hal tersbut
nantinya akan berdampak buruk pada
penilaian pasien dan keluarga pasien terhadap
kualitas pelayanan rumah sakit.
Nasionalisme
Tidak diskriminatif, menganggap bahwa semua
pasien itu sama memerlukan perawatan dan edukasi
mengenai penyakit yang dideritanya dan mengenai
cara mengatasi keluhan yang dirasakannya dengan
tetap menghargai dan menghormati hak pasien.
Apabila Nasionalisme dalam bentuk
kemanusiaan yang adil tidak diterapkan
dengan baik maka pasien dan keluarga pasien
akan merasa tidak dihargai dan diperlakukan
tidak adil.
65
Etika Publik
Penggunaan kalimat yang sopan, santun dan
komunikasi dua arah membuat pasien dan keluarga
pasien merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik
sehingga akan mudah menjalin kerja sama yang baik
antara pasien dan keluarga serta perawat.
Apabila etika publik dalam bentuk sopan,
santun dan komunikasi dua arah tidak
diterapkan maka kemungkinan pasien dan
keluarga menjadi tidak kooperatif dan kurang
memperhatikan ketika diberikan edukasi
keperawatan.
Komitmen Mutu
Apabila Komitmen Mutu dalam bentuk Efektif dan
Efesien diterapkan dengan baik maka akan
mempersingkat waktu perawat dalam
mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri
Apabila komitmen mutu dalam bentuk efektif
dan efesien tidak diterapkan dengan baik maka
akan menyulitkan perawat dalam
mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri
Anti Korupsi
Apabila anti korupsi dalam bentuk sikap peduli dan
kerja keras maka perawat akan berusaha membantu
pasien mengatasi keluhan yang dirasakan pasien.
Apabila anti korupsi dalam bentuk sikap
peduli dan kerja keras tidak diterapkan dengan
baik maka perawat akan merasa acuh tak acuh
terhadap keluhan yang dirasakan pasien dan
beranggapan bahwa sudah ada obat yang
diberikan dokter untuk mengatasi nyeri.
5
Melakukan perawatan luka
post operasi
Akuntabilitas
Apabila akuntabilitas dalam bentuk tanggung jawab
diterapkan ketika melakukan perawatan luka maka
Apabila akuntabilitas dalam bentuk tanggung
jawab tidak diterapkan dengan baik ketika
melakukan perawatan luka maka perawat akan
66
perawat akan melakukan tindakan sesuai SOP yang
benar, hal tersebut tentu akan berdampak pula pada
proses kesembuhan pasien.
melakukan tindakan tidak sesuai SOP yang
benar, hal tersebut akan berdampak pada
lamanya proses kesembuhan luka pasien.
Nasionalisme
Tidak diskriminatif, menganggap bahwa semua
pasien itu sama memerlukan perawatan pada
penyakit yang dideritanya dan tetap menghargai serta
menghormati hak pasien.
Apabila Nasionalisme dalam bentuk
kemanusiaan yang adil tidak diterapkan
dengan baik maka pasien dan keluarga pasien
akan merasa tidak dihargai dan diperlakukan
semena-mena.
Etika Publik
Penggunaan kalimat yang sopan, santun dan
komunikasi dua arah membuat pasien dan keluarga
pasien merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik
sehingga akan mudah menjalin kerja sama yang baik
antara pasien dan keluarga serta perawat.
Apabila etika publik dalam bentuk sopan,
santun dan komunikasi dua arah tidak
diterapkan maka kemungkinan pasien dan
keluarga menjadi tidak kooperatif dan menjadi
tertutup terhadap perawat.
Komitmen Mutu
Apabila Komitmen Mutu dalam bentuk Efektif dan
Efesien diterapkan dengan baik maka akan
berdampak pada cepatnya proses kesembuhan luka
pasien dan mempersingkat waktu perawat dalam
melakukan perawatan luka.
Apabila Komitmen Mutu dalam bentuk Efektif
dan Efesien tidak diterapkan dengan baik
maka akan berdampak pada lamanya proses
kesembuhan luka pasien dan berdampak pula
pada lamanya hari rawat pasien.
67
Anti Korupsi
Apabila anti korupsi dalam bentuk sikap tanggung
jawab dan disiplin diterapkan dengan baik maka
perawat akan melakukan perawatan luka sesuai SOP
yang benar dan sesuai dengan jadwal perawatan luka.
Apabila anti korupsi dalam bentuk sikap
tanggung jawab dan disiplin tidak diterapkan
maka perawat akan melakukan perawatan luka
tidak sesuai SOP dan tidak sesuai dengan
jadwal perawatan luka yang telah ditentukan.
6
Melakukan
pendokumentasian/ pencatatan
hasil
Akuntabilitas
Apabila akuntabilitas diterapkan dengan baik maka
perawat akan menulis apa yang telah dikerjakan
dengan jujur dan teliti agar tindakan keperawatan
yang telah dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila akuntabilitas tidak diterapkan dengan
baik maka perawat akan menulis apa yang
telah dikerjakan dengan tidak jujur dan tidak
teliti.
Nasionalisme
Apabila nasionalisme diterapkan dengan baik maka
perawat akan menulis asuhan keperawatan secara
transparan, menggunakan kalimat yang jelas dan
mudah untuk dipahami oleh teman sejawat.
Apabila nasionalisme tidak diterapkan dengan
baik maka perawat akan menulis asuhan
keperawatan secara asal yang penting
kewajiban sudah terlaksana tanpa
memperhatikan penggunaan kalimat dan
penulisan.
Etika Publik
Apabila etika publik diterapkan dengan baik maka
perawat akan menulis asuhan keperawatan dengan
akurat, cermat dan jujur.
Apabila etika publik tidak diterapkan dengan
baik maka perawat akan menulis asuhan
keperawatan dengan sembarangan.
68
Komitmen Mutu
Apabila komitmen mutu diterapkan dengan baik
maka perawat akan menulis asuhan keperawatan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang
berlaku.
Apabila komitmen mutu tidak diterapkan
dengan baik maka perawat akan menulis
asuhan keperawatan tidak sesuai standar, hal
tersebut akan berdampak pada pembuatan
diagnosa keperawatan menjadi tidak tepat dan
dapat membahayakan pasien.
Anti Korupsi
Apabila anti korupsi diterapkan dengan baik maka
perawat akan menulis pendokumentasian asuhan
keperawatan dengan jujur.
Apabila kita tidak jujur dalam menulis asuhan
keperawatan, maka pendokumentasian asuhan
keperawatan yang salah akan terus berlanjut
pada shif-shif berikutnya, hal tersebut dapat
membahayakan pasien.
7
Membuat poster yang berisi
skala nyeri dan teknik
mengontrol nyeri
Akuntabilitas
Apabila akuntabilitas diterapkan dengan baik maka
perawat akan membuat poster dengan tepat dan teliti
agar dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila poster yang dibuat tidak tepat dan
teliti maka berdampak pada tindakan
keperawatan yang diberikan pada pasien
menjadi salah.
Nasionalisme
Apabila nasionalisme diterapkan dengan baik maka
perawat akan membuat poster dengan menggunakan
bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Apabila isi dari poster tidak menggunakan
bahasa yang jelas dan mudah dipahami maka
akan sulit untuk digunakan dan diterapkan
dalam tindakan keperawatan.
69
Etika Publik
Apabila etika publik diterapkan dengan baik maka
perawat akan membuat poster sesuai dengan literatur
yang benar.
Apabila isi poster yang dibuat diambil dari
literatur yang salah maka akan berdampak
pada tindakan keperawatan menjadi tidak
bermutu.
Komitmen Mutu
Apabila komitmen mutu diterapkan dengan baik
maka perawat akan membuat poster sesuai dengan
literatur yang benar untuk menghasilkan tindakan
keperawatan yang bermutu.
Apabila poster yang dibuat tidak bermutu
maka akan berpengaruh terhadap tindakan
keperawatan dan mutu pelayanan rumah sakit.
Anti Korupsi
Apabila anti korupsi diterapkan dengan baik maka
perawat akan membuat poster dengan jujur tidak
memanipulasi teori.
Apabila poster yang dibuat tidak jujur, tidak
menggunakan materi dari sumber yang benar
maka kita memberikan informasi yang salah.
Akibatnya terjadi kesalahan dalam tindakan
keperawatan.
Kegiatan Berdasarkan Penugasan dari Pimpinan
Melaksanakan Tugas Jaga di Ruang
Melati
Akuntabilitas
Apabila akuntabilitas diterapkan dengan baik maka
perawat akan bekerja dengan penuh tanggung jawab,
merasa memiliki kewajiban datang tepat waktu,
bekerja dengan profesional, tepat dan teliti.
Apabila tugas jaga dilaksanakan tanpa nilai
akuntabilitas maka akan berisiko terjadinya
kesalahan dan kelalaian kerja hal tersebut
nantinya akan berdampak pada keselamatan
pasien dan diri sendiri.
70
Nasionalisme
Tidak diskriminatif, menganggap bahwa semua
pasien itu sama memerlukan perawatan pada
penyakit yang dideritanya.
Apabila kemanusiaan yang adil tidak
diterapkan dengan baik maka pasien dan
keluarga akan merasa tidak dihargai dan
diperlakukan semena-mena.
Etika Publik
Penggunaan kalimat yang sopan dan santun membuat
pasien dan keluarga merasa dihargai dan
diperlakukan dengan baik sehingga akan mudah
menjalin kerja sama yang baik dengan pasien dan
keluarga
Apabila etika publik dalam bentuk sopan dan
santun tidak diterapkan maka kemungkinan
pasien dan keluarga menjadi tidak kooperatif
dan menjadi tertutup terhadap perawat.
Komitmen Mutu
Apabila komitmen mutu dalam bentuk Efektif dan
Efesien diterapkan dengan baik maka akan
berdampak pada cepatnya proses kesembuhan pasien
dan mempersingkat lamanya hari rawat pasien.
Apabila Komitmen Mutu dalam bentuk Efektif
dan Efesien tidak diterapkan dengan baik
maka akan berdampak pada lamanya proses
kesembuhan luka pasien dan berdampak pula
pada lamanya hari rawat pasien.
Anti Korupsi
Apabila anti korupsi dalam bentuk sikap jujur, adil,
mandiri dan tanggung jawab serta disiplin diterapkan
dengan baik maka perawat akan melakukan tugas
jaga sesuai SOP yang benar dan disiplin
Apabila anti korupsi tidak diterapkan dengan
baik maka perawat akan melakukan tugas
tidak sesuai SOP, menunda-nunda perawatan
pasien, hal tersebut akan berdampak buruk
pada lamanya proses kesembuhan pasien.
71
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aparatur Sipil Negara bukan hanya sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan
tetapi juga meurujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Pelayanan
publik yang bermutu, tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi juga
semua elemen termasuk profesi perawat sebagai pelayan kesehatan yang
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan, mencegah dan berusaha menyembuhkan pasien serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Agar tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dan berkualitas maka
sangat perlu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional, membentuk karakter ASN yang berkualitas
dan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sehingga negara
menjadi lebih baik, maju dan sejahtera.
Adapaun hasil aktualisasi kegiatan habituasi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Melakukan konsultasi dan mengurus surat izin kegiatan habituasi dengan
kepala ruangan sudah terlaksana tanpa kendala.
2. Mengidentifikasi pasien post operasi sudah terlaksana, diperoleh sebanyak 8
orang yang mengeluh nyeri post operasi dan sebagian besar mengeluh nyeri
skala sedang (4-6)).
3. Melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan leaflet sudah terlaksana
sesuai yang direncanakan. Setelah dilakukan penyuluhan pasien dan keluarga
memahami tentang teknik mengontrol nyeri secara nonfarmakologi.
4. Peserta latsar mampu mendemonstrasikan teknik mengontrol nyeri pada pasien
dan keluarga. Setelah diajarkan pasien dan keluarga mampu untuk
mempraktekan teknik mengontrol nyeri secara nonfarmakologi..
1
72
5. Peserta latsar mampu melakukan perawatan luka post operasi dan tidak
terdapat kendala.
6. Peserta latsar telah melakukan kegiatan pendokumentasian asuhan
keperawatan setiap hari selama masa habituasi dan tidak terdapat kendala.
7. Telah tersedianya poster yang berisi skala nyeri dan SOP teknik mengontrol
nyeri di ruang perawatan bedah (Ruang Melati) RSUD Muara Teweh.
8. Peserta Latsar mampu melaksanakan tugas jaga dari pimpinan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut:
1. Bagi ASN
Bagi setiap ASN diharapkan agar memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan menerapkan nila-nilai ANEKA dan
menciptakan pelayanan terbaik serta memuaskan sesuai dengan disiplin
ilmu yang dimiliki.
2. Bagi Ruang Melati
Diharapkan teknik mengontrol nyeri khususnya teknik nafas dalam dapat
dijadikan sebagai masukan dalam tindakan mandiri perawat sebagai
upaya penurunan nyeri pada pasien post operasi yang mengalami nyeri
secara non farmakologi
3. Bagi Perawat
Diharapakan kepada perawat agar dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien hendaknya selalu menerapkan nilai-nilai dasar
ANEKA agar tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dan
berkualitas.
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga setelah mengetahui tentang teknik
mengontrol nyeri secara non farmakologis dapat mempraktekannya
dengan baik ketika timbul nyeri, selain itu juga dapat dipraktekan untuk
mengurangi stres dan menurunkan kecemasan.
73
C. Rencana Tindak Lanjut Pasca Latsar CPNS
1. Melanjutkan penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA yang telah
dilakukan selama off campus di RSUD Muara Teweh disetiap kegiatan
yang dilakukan dan menularkannya kepada teman sejawat dan
lingkungan kerja, sehingga membawa perubahan pola pikir, perilaku,
dan sikap agar tercapainya etos kerja yang tinggi dan berintegritas di
lingkungan kerja RSUD Muara Teweh.
2. Selalu berusaha meningkatkan kualitas diri dengan belajar dari berbagai
sumber dan bahan khususnya tentang keilmuan di bidang keperawatan
dengan terus memperbaiki pelayanan di bidang keperawatan terutama
dalam hal tindakan keperawatan, sehingga pantas untuk menjadi ASN
(Apartur Sipil Negara) yang profesional, dapat diandalkan dan memiliki
jiwa melayani masyarakat dengan optimal dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
74
DAFTAR RUJUKAN Fatimah, E & Irawati, E. (2017). Manajemen Aparatur Sipil Negara.
Jakarta: LAN. Kumorotomo, W., Rukmana, N. & Imbaruddin, A. (2015). Etika Publik.
Jakarta: LAN. Kusumasari, B., Dwiputrianti, S. & Allo, E, Layuk. (2015). Akuntabilitas.
Jakarta: LAN. Purwaanto, E, Agus., Tyastiani, D., Taufiq, A. & Novianto, W. (2017).
Pelayanan Publik. Jakarta: LAN. Latief, Y., Suryanto, A. & Muslim, A, Aziz. (2015).
Nasionalisme. Jakarta: LAN. Rasubala, G, Frida., Kumaat, L, Tomy. & Mulyadi. (2017).
Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Operasi di
RSUD. Prof. dr. R. D Kandou dan RS TK. III R.W. Mongosidi Teling Manado. E-Journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 Suwarno, Y. & Sejati, T. (2017). Whole of
Goverment. Jakarta: LAN. Syamsiah, N. & Muslihat, E. (2015). PengaruhTerapi Relaksasi
Autogenik Terhadap Tingkat Nyeri Akut pada Pasien Abdominal Pain di IGD RSUD
Karawang. Karawang. Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1. 11-17. Tim Penulis
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Anti Korupsi. Jakarta: LAN. Yuniarsih, T. & Taufiq,
M. (2015). Komitmen Mutu. Jakarta: LAN.

Anda mungkin juga menyukai