Anda di halaman 1dari 121

Black Books

Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

Muhammad Iqbal Sugiantoro


Untuk Kalangan Sendiri
Tidak Diperjualbelikan
2 Black Books for UKMPPD

DAFTAR ISI

Interna ...........................................................................................................................
......................... 3

Pediatri ..........................................................................................................................
......................... 82

Bedah .............................................................................................................................
........................ 101

Obsetri-
Ginekologi ......................................................................................................................
......... 124

Anestesiologi .................................................................................................................
....................... 151

Oftalmologi.....................................................................................................................
....................... 158

THT-
KL ...................................................................................................................................
................ 175

Dermatovenerologi .......................................................................................................
....................... 194

Neurologi .......................................................................................................................
........................ 215

Psikiatri ..........................................................................................................................
........................ 227

Forensik dan
Medikolegal ...................................................................................................................
239
Ilmu Kesehatan
Masyarakat ...............................................................................................................
256

JKN dan
BPJS ...............................................................................................................................
....... 279

OSCE ..............................................................................................................................
........................ 284
3 Black Books for UKMPPD

INTERNA
ENDOKRINOLOGI
1. Tirotoksikosis dan Hipertiroidisme
• Tirotoksikosis: manifestasi klinis akibat peningkatan hormon tiroid dalam darah
• Hipertiroidisme: tirotoksikosis yang diakibatkan oleh hiperaktifitas kelenjar tiroid.
Indeks Wayne >19.
• Pemeriksaan TSH, FT3, dan FT4
Diagnosis TSH FT3 FT4
Bukan hipertiroidsime N N N
• TSH secreting pituitary adenoma
N/↑↑↑
• Thyroid hormone resistance syndrome
Hipertiroidisme Subklinik ↓ N N
Hipertiroidisme ↓ ↑ ↑
• Struma : pembesaran kelenjar tiroid. Berdasarkan bentuk: difus (menyeluruh),
nodusa (nodul). Berdasarkan gejala: toxic (peningkatan hormon tiroid), non-toxic
(tidak terdapat peningkatan hormon tiroid)
• Graves Disease / Struma Difusa Toxic / Toxic Diffuse Goiter
o Hipertiroidisme tersering
o Adanya antibodi terhadap reseptor TSH
o Tampilan klinis: exoftalmus, takikardia, berkeringat, iritabel, diare, berat badan
↓ , nafsu makan meningkat ↑
o Penatalaksanaan:
▪ Propiltiourasil (PTU) : aman untuk wanita hamil dan menyusui
▪ Methimazol
▪ B Blocker (atasi gejala hiperadrenergik, aritmia, hambat konversi T4 --.T3)
▪ Iodin
• Krisis Tiroid
o Pemicu: infeksi, pembedahan, terai iodium radioaktif, kontras iodium
o Tampilan Klinis: meningkatnya tanda-tanda hipertioid yang sudah ada,
hipertermia, penurunan kesadaan
4 Black Books for UKMPPD

o Penatalaksanaan:

▪ Rehidrasi dan koreksi elektrolit, vitamin, glukosa,


kompres es

▪ Koreksi hipertiroidisme : PTU dosis besar, sol lugol 10 gtt / 6


– 8 jam

▪ Hambat koversi T4 → T3 : propanolol / b


blocker lain

2. Hipotiroidisme

• Defisiensi hormon tiroid

• Klinis:

o Lelah, kulit kering, mengantuk, suara serak, peningkatan BB,


gangguan

menstruasi

o Bergerak lambat, bicara lambat, bradikardia, hiporefleks, myxedema

(penebalan kulit, non pitting edema pada


jaringan lunak)

• Pemeriksaan Hormon

Diagnosis TSH FT4

Hipotiroidisme Primer ↑ ↓

Hipotiroidisme Sekunder ↑ N

Hipotiroidisme Subklinik ↓ / N ↓

• Hashimoto’s Disease

o Penyebab paling sering dari


hipotiroidisme
o Penyakit autoimun terhadap jaringan
tiroid

o Struma difus

• Hipotiroid pada kehamilan

o Hormon tiroid pada janin mulai terbentuk setelah


minggu ke 11

o Pada kehamilan antibodi dapat melewati plasenta. Jika ibu


menderita

penyakit hashimoto, maka fetus akan mengalami


hipotiroid

o Hormon tiroid dibutuhkan untuk perkembangan


kognitif fetus

• Hipotiroid pada bayi


(Kretinisme)

o Keterlambatan pertumbuhan dan


perkembangan

o Malas makan

o Prolonged neonatal
jaundice

o Hernia umbilicalis

o Lidah menonjol
keluar

o Keterlambatan pertumbuhan
tulang
5 Black Books for UKMPPD

o Retardasi mental

• Penatalaksanaan :
Levotiroksin

• Koma Miksedema
o Pemicu: wanita usia lanjut, infeksi, paparan udara dingin, obat-
obatan,

gangguan
metabolik

o Tampilan klinis: riwayat hipotiroid lama, hipotermia berat (< 27° C),
bradikardi,

gagal nafas, penurunan


kesadaran

o Penatalaksanaan: hormon tiroid


IV

3. Goiter Non-toxic

• Merupakan pembesaran kelenjar tiroid tanpa disertai gejala tirotoksikosis


/

hipertiroidisme

• Paling banyak diakibatkan karena defisiensi iodium, dan menjadi


endemik di daerah

yang tanahnya kurang mengandung


iodium.

• Terapi:

o Jika tidak terdapat gejala, tidak perlu diberikan


terapi

o Jika menimbulkan gejala obstruktif pada trakhea atau esofagus atau


vena

jugular, maka goiter diterapi dengan radioaktif iodin terapi atau


dengan

pembedahan (lebih cepat menghilangkan gejala


obstruksi)

4. Hiperparatiroidisme

• Hormon paratiroid berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium darah


dengan

melepaskan kalsium dari tulang , meningkatkan resorbsi kalsium di


ginjal, dan

peningkatan produksi calcitrion yang dapat meningkatkan absorbsi


kasium di usus.

• Hiperparatiorid primer : 80 % disebabkan


adenoma

• Hiperparatiroid sekunder: gagal ginjal kronik, defisiensi


vitamin D

• Tampilan klinis:

o Letargi, lelah, depresi, neurosis, konstipasi, mual,


muntah

o Hiperkalsemia

o Osteoporosis,
osteomalasia

o Nefrolithiasis

• Penatalaksanaan:

o Estrogen (hambat resorpsi


tulang)

o Calcitonin (hambat aktifitas


osteoklas)

o Bhiposponate
6 Black Books for UKMPPD

o Vit. D

5. Hipoparatiroidisme

• Etiologi

Sering terjadi setelah operasi tiroidektomi karena diduga terjadi


hipoksia dari

glandula
paratiroid
• Tampilan klinis:

o Hipokalsemia

o Keram otot, paraestesi, kejang,


nefrolitiasis

• Penatalaksanaan:

Kalsium oral dan vitamin


D

6. Diabetes Melitus

a. Klasifikasi

• DM tipe 1 (90% autoimun) : defek insulin


absolut

• DM tipe 2: resistensi insulin

• DM gestasional: pertama kali menderita DM saat


hamil

b. Diagnosis

• Gejala klasik DM: polifagia (sering lapar), polidipsi (sering haus),


poliuria (banyak

buang air kecil), penurunan berat badan yang tidak jelas


sebabnya

• Kriteria diagnosis DM:

Gejala klasik DM
ditambah:

o Gula Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200


mg/dl

o Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 126


mg/dl

Atau Gula Darah 2 Jam Post Prandial (GDPP) setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral

≥ 200 mg/
dl
• Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) : Kadar GDP 100 –
125 mg/ dl

• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Kadar GDPP setelah TTGO 140


– 199

mg/dl

• Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : diberikan beban glukosa 75 gram


kemudian

2 jam kemudian di cek gula


darah

• Diagnosis DM dengan kriteria HbA1C ≥ 6,5% di Indonesia belum


dapat digunakan

secara nasional karena standarisasi laboratorium


belum baik

c. Penatalaksanaan

• Modifikasi gaya hidup


7 Black Books for UKMPPD

• Farmakologi

o DM tipe I : insulin

o DM tipe II:

Golongan Cara Kerja Keterangan

Sulfonilurea , ex:

• Tolbutamid • Stimulasi reseptor pada

• Chlorpropamide permukaan sel B dengan

• Glibenclamid cara memblok kanal K+

• Glimepirid

• Glikuidone

• Glipizid • First line untuk DM tipe 2 non-


obese
• Glikazid • First line untuk DM tipe 2 non-
kan sekresi obese
• Diberikan 15-30 menit sebelum • Efek samping pada sistem GIT: mual,
makan
muntah, diare
• Diberikan 15-30 menit sebelum
makan • Kontraindikasi untuk CKD, CHF, dan
• Efek samping: hipoglikemia dan Sirr
penurunan ber
• Efek samping: hipoglikemia dan
insu
penurunan

berat badan Glitazon


berat badan (Thiazolidindion)
• Bekerja pada jaringan
• Glikuidon→ bagus untuk DM + • Tidak bergantung pada jadwal
gangguan makan
• Glikuidon→ bagus untuk DM + • Tidak bergantung pada jadwal
gangguan makan
ginjal karena bisa dieksresikan di
ex: •
hepar
Rosiglitazone
• Glipizid→ bagus untuk DM +
obesitas • Plogitazone
• Glikazid → bagus untuklemak,
DM +hepar, dan otot
riwayat PJK dengan meningkatkan

potensiasi aktifitas
insulin
• Efek samping: retensi cairan dan
Biguanide (Metformin) • Meningkatkan sensitifitas • Efek samping: retensi cairan dan
• First line untuk DM tipe 2
obese hepatotoksik
hepatotoksik
insulin

• Menghambat

glukoneogenesis • PPAR y Agonis


• Meningkatkan ambilan (mengurangi

glukosa otot HbA1c 1%)


• Diberikan saat/sesudah Acarbose • Alpha Glukosilase Inhibitor
makan
• Menginhibisi disacaridase di
• Tidak menyebabkan
hipoglikemia usus.
• Menghambat pencernaan makan

kompleks • Efek samping: flatus, perut kembung,


karbohidrat diare
• Diberikan bersama suapan pertama
8 Black Books for UKMPPD

• Menghambat absorbsi

Exenatide, Liraglutide • Inhibitor DPP – IV Diberikan sesaat sebelum makan

Insulin • Diberikan pada:

o Penurunan BB cepat

o HHS, DKA

o Gagal dengan kombinasi


OHO

o Kehamilan

o Gangguan fungsi ginjal dan


hepar

o Stres berat (infeksi sistemik,

operasi, stroke,
AMI)

d. Kegawatdaruratan

• Diabetik Ketoasidosis (DKA) atau


KAD

o Trias : hiperglikemik (GD > 250 mg/dl) , asidosis (pH arteri < 7.3),

Ketonuria. Tambahan: anion gap ↑ , HCO3 <15


mEq (rendah)

o Tampilan klinis: nafas kusmaul, dehidrasi, hipovolemia, syok,


nafas bau

aseton

o Lebih sering pada penderita DM


tipe 1

o Riwayat berhenti suntin insulin, demam, infeksi,


gastroparesis

o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, bicarbonat,


koreksi kalium

• Hiperglikemik Hiperosmolar State (HHS) atau


HONK

o Kriteria: hiperglikemik (GD > 600 mg/dl), Hiperosmolar


(osmolaritas serum ≥

320 mOSm/kg), dehidrasi, gangguan kesadaran,


ketoasidosis ( - )

o Tampilan klinis: kehausan, produksi urin meningkat, infeksi, riw.


konsumsi

diuretik, riw. konsumsi


alkohol

o Penatalaksanaan: rehidrasi, insulin, koreksi


kalium

• Hipoglikemia

o Kriteria: Hipoglikemik (GD < 60 mg/dl atau 80 mg/dl dengan gejala


klinis),

gejala hipoglikemik (lemas, lapar, mual, keringat dingin, gangguan

kesadaran), membaik setelah dilakukan koreksi


glukosa plasma

o Tatalaksana:

▪ Sadar

Berikan gula murni 30


gram
9 Black Books for UKMPPD

Pertahankan GDS sekitar 200


mg/dl
▪ Tidak Sadar

➢ D 40% 2 flakon (50 ml) bolus


IV

➢ Infus D 10% 6 jam /


kolf

➢ Periksa GDS:

❖ < 50 mg/dl → bolus D 40%


50 ml IV

❖ < 100 mg/dl → bolus D 40%


25 ml IV

➢ Periksa GDS

❖ < 50 mg/dl → bolus D 40%


50 ml IV

❖ < 100 mg/dl → bolus D 40%


25 ml

❖ 100 – 200 → tidak usah


berikan D 40

❖ > 200 → ganti infus D 10 dengan


NaCl 0,9%

➢ Monitor setiap 2
jam

➢ Penggunaan insulin
reguler SC

Gula darah Dosis Insulin

<200 0

200-250 5 unit

250-300 10 unit

300-350 15 unit

>350 20 unit
➢ Bila hipoglikemia tidak teratasi, pertimbangkan
pemberian

antagonis insulin (adrenalin, glukagon,


kortison)

e. Komplikasi

• Mikrovaskuler

Retinopati, neuropati, macular edema, katarak,


galukoma

• Neuropati

Sensorik, motorik,
autonomik

• Makrovaskuler

ACS, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit


cerebrovaskuler

• Nefropati DM
10 Black Books for UKMPPD

Kriteria: DM > 5 tahun, retinopati diabetikum, macroalbuminuria (>


300 mg/dl/24

jam dalam 3-4x pemeriksaan selang 2 minggu) tanpa penyebab


albuminuria

lainnya. OAD sebaiknya glikuidon karena tidak


diekskresikan di ginjal.

• Gastrointestinal

Diare,
gastroparesis

• Genitourinari

Disfungsi ereksi, ejakulasi


retrograde

• Ulkus Diabetikum
Angiopati: ganggren kering, pulsasi arteri dorsali pedis (-),
sensibilitas (+)

Neuropati: ganggren basah, pulsasi arteri dorsalis pedis (+),


sensibilitas (-)

7. Menghitung Jumlah Kalori


Basal

a. Jumlah Kalori Basal per


Hari

• Laki-laki: 30 kal/kgBB
idaman

• Perempuan: 25 kal/kgBB
idaman

b. Menghitung Berat Badan


Idaman

• BB idaman = (TB – 100) –


10%

• Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm tidak dikurangi


10%

• BB kurang: < 90% BB


idaman

• BB normal: 90 – 100 % BB
idaman

• BB lebih: 110 – 120% BB


idaman

• Gemuk: >120% BB idaman

c. Penyesuaian

• BB gemuk: - 20% kal

• BB lebih: -10% kal

• BB kurang: +20% kal

• Umur >40 tahun: -5% kal


• Stres metabolik (infeksi, operasi): + 10-30%
kal

• Aktifitas ringan: + 10% kal

• Aktifitas sedang: + 20% kal

• Aktifitas berat: + 30% kal

• Hamil trimester I,II: + 300


kal

• Hamil trimester III/laktasi: + 500


kal

d. Komposisi Makanan yang


Dianjurkan
11 Black Books for UKMPPD

• Karbohidrat: 45- 65%

• Protein: 15- 20%

• Lemak: 20- 25%

8. Diabetes Insipidus

a. Definisi

Kondisi volume urin yang banyak (>3 L/hari) karena gangguan resorbsi
air oleh ginjal

yang disebabkan penurunan ADH oleh hipofisis posterior (DI sentral)


atau gangguan

respon ginjal terhadap ADH (DI


perifer)

b. Tampilan klinis

• Gejala: poliuria, polidipsia, dehidrasi, gejala


hipernatremia

• Osmolalitas urin normal 300 – 450


mOSM/kg

• Osmolalitas urin pada DI 50-150 mOSM/kg (urin tidak


terkonsentrasi)

• Deprivation test (diberikan


desmopresin):

Normal • Osmolalitas urin >600 mOSM/kg

• Kemampuan mengkonsentrasikan
urin

normal

Polidipsia primer • Osmolalitas urin 400-600 mOSM/kg

• Urin terkonsentrasi, kemampuan

mengkonsentrasikan urin
berkurang)

DI Sentral • Osmolalitas urin naik (> 600

mOSM/kg) setelah pemberian

desmopressin

DI nefrogenik Osmolalitas urin tidak naik setelah

pemberian
desmopresin

c. Penatalaksanaan

- diet rendah
garam

- atasi penyebab

- Indometachin,
chlorprompamide

9. Dislipidemia

• Peningkatan kadar kolesterol total (200 mg/dl) , LDL (>130 mg/dl),


trigliserid (>250

mg/dl), serta penurunan HDL (<40


mg/dl)
• Kategori risiko untuk menentukan sasaran
LDL
12 Black Books for UKMPPD

• Obat hipolipidemik

Golongan Cara Kerja Efek

Statin, ex: hepar


• Menurunkan trigliserid,
• Simvastatin
meningkatkan
ntesis kolesterol di
• Menurunkan trigliserid,
meningkatkan
• Efektif menurunkan kadar
HDL
LDL
HDL
• Efektif menurunkan kadar
LDL • Efek samping jarang

• Efek samping jarang • Meningkatkan aktifitas reseptor


• Efek samping jarang LDL

Asam Fibrat, ex: Asam Nikotinat,


ex:
• Gemfibrozik
aktifitas lipoprotein • Niaspan
• Menurunkan produksi VLDL di hepar • Menurunkan LDL, trigliserid,

meningkatkan
• Menghambat produksi VLDL di
HDL hipertrigliserid:
• Kontraindikasi pada
hipertrigliserid:

dapat meningkatkan trigliserid dan

menjadi asam
empedu
Resin pengikat menurunkan HDL
empedu di
Penghambat
• Menghambat absorbsi kolesterol
• Menurunkan kolesterol total,
LDL
• Menurunkan LDL
• Menurunkan kolesterol total,
• Menurunkan LDL
LDL
absorbsi
asam empedu,
kolesterol,
ex:

• Kolestriramin ex: •
esirkulasi asam
Ezetimibe

• Tidak mempengaruhi absorbsi


• Peningkatan konversi kolesterol
trigliserid, asam lemak, asam
• HDL naik sedikit
• HDL naik sedikit
dan vitamin larut
• Kontraindikasi pada
lemak
13 Black Books for UKMPPD

10. Sindrom
Metabolik

Minimal 3 dari 5 kriteria dibawah


ini:

• Obesitas sentral (lingkar pinggang ≥ 102 cm pada laki-laki, ≥ 88


cm pada wanita)

• Peningkatan Trigliserid (≥ 150 mg/dl) , penurunan HDL (< 40 mg/dl


pada laki-laki,
< 50 mg/dl pada
wanita)

• Tekanan darah ≥ 130/85


mmHg

• Kadar glukosa darah puasa >110


mg/dl

• Resistensi insulin

11. Sindrom
Cushing

• Etiologi

Peningkatan kadar glukokortikoid. Biasanya karena penggunaan


steroid jangka

panjang. Jika terdapat adenoma hipofisis yang menyebabkan


peningkatan ACTH

disebut Cushing
Disease

• Tampilan klinis

o Peningkatan berat badan, akne, amenore,


penurunan libido,

o Moon face, buffalo hump, memar, striae, kulit tipis, fraktur patologis,
proksimal

miopati

o Yang membedakan dengan obesitas adalah penurunan protein


(kulit tipis,

mudah memar, dan proximal


weaknes)

12. Penyakit
Addison

• Etiologi

Defisiensi glucocorticoid dan mineralcorticoid karena destruksi atau


disfungsi
glandula adrenal. Biasanya autoimun. Lebih banyak terjadi pada wanita
usia 30 – 50

tahun.

• Tampilan klinis

o Penurunan berat badan, tampak kurus, pigmentasi,


rambut rontok

o Penurunan kadar kortisol, hormon kelamin,


aldosteron

o Hiponatremia, hipokalemia, hipoglikemia, hiperkalsemia,


ACTH / MSH ↑

• Penatalaksanaan

Steroid replacement
therapy

• Krisis Addison

o Pemicu: infeksi, pembedahan, luka bakar, kehaminal, steroid


withdrawal
14 Black Books for UKMPPD

o Tampilan klinis: syok yang tidak diketahui penyebabnya, membaik


dengan

resusitasi cairan. Hipertermia / hipotermia. Mual, muntah, nyeri


pinggang.

o Penatalaksanaan: Resusitasi cairan,


hidrokortison

PULMONOLOGI

13. Bronkiektasis

a. Etiologi

Paling sering infeksi, aspirasi, penyakit jaringan


ikat, dll

b. Tampilan klinis

• Keluhan: batuk berdahak hampir setiap hari selama lebih dari satu
bulan, bisa

terdapat hemoptisis bila terjadi infeksi, sesak nafas, nyeri dada,


wheezing,

demam, penurunan berat


badan

• Khas sputum berwarna seperti karat atau sputum 3


lapis.

• Gambaran Rontgen thoraks tampak Honeycomb


Appearance

c. Penatalaksanaan

• Bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid inhalasi,


antibiotik

14. Bronkhitis
Akut

a. Definisi

Peradangan pada bronkus yang ditandai dengan batuk yang berlangsung


kurang dari

3 minggu. Disebabkan oleh virus (paling sering), bakteri, atau


paparan zat iritan.

b. Klinis
• Faringitis diikuti oleh batuk (dapat batuk kering atau berdahak, dapat
pula

berdarah)

• Wheezing dan Ronkhi Basah


Kasar

• Demam (jarang sampai lebih dari


40°C)
15 Black Books for UKMPPD

• Rontgen thoraks dapat normal atau tampak gambaran corakan


bronkovesikuler

meningkat

c. Penatalaksanaan

• Oksigenasi

• Antitusif

• Ekspektoran

• Bronkhodilator

• Antibiotik

15. Penyakit Paru Obstruksi


Kronis

a. Definisi

• PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di

saluran nafas yang bersifat progresif non-reversibel atau reversibel


parsial. Terdiri

dari bronkitis kronik dan atau


emfisema.

• Bronkitis kronik: batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam


setahun

sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut tanpa disebabkan


penyakit lain.

• Emfisema: kelainan anatomis berupa pelebaran rongga udara distal


bronkhiolus

terminal, disertai kerusakan dinding


alveoli.

b. Tampilan klinis

• Anamnesis

o Batuk berulang dengan atau tanpa


dahak

o Sesak dengan atau tanpa


mengi

o Riwayat paparan kronik rokok, zat


iritan

• PF o Pursed lip breathing (mulut setengah terkatup

mencucu)

o Barrel chest (diameter antero-posteriol dan transversal


sebanding)

o Penggunaan otot bantu


nafas

o Pelebaran sela iga

o Bisa terjadi gagal jantung kanan (JVP meningkat, edema


tungkai)

o Pink puffer (kurus, kulit kemerahan, pernafasan pursed lip) , khas


pada

emfisema

o Blue bloater (gemuk, sianosis, edema tungkai, RBH di basal


paru), khas

pada bronkhitis
kronik
16 Black Books for UKMPPD
o Fremitus melemah, perkusi hipersonor, ekspirasi memanjang,
ronkhi,

wheezing, suara jantung


menjauh

o Eksaserbasi: sesak bertambah, produksi sputum meningkat,


perubahan

warna sputum

• Penunjang

o Spirometri : FEV1 <


80

o Uji Bronkodilator
<20%

o Rontgen thoraks:

▪ Emfisema: hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar, ruang

retrosternal melebar, diafragma mendatar, jantung


menggantung

(pendulum)

▪ Bronkhitis kronik: corakan bronkovaskuler


meningkat

• Klasifikasi

o Derajat I / ringan: gejala tidak sering, VEP


>80%

o Derajat II / sedang: sesak saat aktifitas, VEP


<80%

o Derajat III / berat : sesak lebih berat, eksaserbasi sering,


penurunan

kualitas hidup, VEP


<50%

o Derajat IV / sangat berat: gejala gagal nafas dan ketergantungan


oksigen,
VEP <50%

c. Penatalaksanaan

o Stop rokok atau


paparan

o Bronkodilator (ipatropium bromide dan atau


salbutamol)

o Steroid inhalasi

o Oksigen

o Antibiotik (amoxiclav, doksisiklin,


sefalosporin)

16. Asma

a. Tampilan klinis

• Riwayat atopik / riwayat keluarga asma/alergi, ada pemicu,


reversibel

• Sesak nafas episodik, batuk berdahak yang memburuk pada malam


hari,

mengi

• Tanda patognomonis: Sesak nafas, mengi, digunakannya otot


bantu nafas
17 Black Books for UKMPPD

b. Klasifikasi

• Derajat asma
18 Black Books for UKMPPD

c. Tatalaksana
• Pelega (reliever)

▪ Saat serangan akut

▪ Agonis beta-2 kerja singkat (salbutamol, fenoterol, terbutalin. ES:


rangsang

kardiovaskuler, tremor, hipokalemia), kortikosteroid sistemik


(predsinon.

Digunakan jika reliever yang lain tidak ada perbaikan),


antikolinergik

(ipatropium bromide), metilsantin (aminofilin),


adrenalin

• Pengontrol (controler)

▪ Sebagai pengontrol jangka


panjang
19 Black Books for UKMPPD

▪ Kortikosteroid inhalasi (budesonid, flutikason), kortikosteroid


sistemik

(prednison), sodium kromoglikat, nedokromil sodium, metilsantin


(teofilin),

agonis beta-2 kerja lama inhalasi (salmeterol, formeterol) dan oral,


leukotrien

modifier (zileuton),
antihistamin 1

d. Evaluasi

• Spirometri Tujuan untuk diagnosis, klasifikasi, menilai respon


pengobatan

secara objektif. Dilakukan saat awal kunjungan, awal pengobatan,


monitor 1

tahun sekali.

• Arus puncak ekspirasi (APE) bertujuan untuk klasifikasi, respon


pengobatan saat
serangan akut, deteksi perburukan, respon pengobatan jangka
panjang.

Dilakukan saat serangan akut di IGD, saat kontrol, dan pemantauan


mandiri

sehari-hari di
rumah

• Asthma Control Test bertujuan untuk penyesuaian tatalaksana. Test


dilakukan

dengan kuesioner. Skor < 19 perlu peningkatan


terapi.

• Level of Asthma Control:

o Controlled

Muncul gejala < 2x /minggu. Tidak ada gangguan


aktifitas.

o Partly controlled

Muncul gejala lebih dari 2x /minggu. Ada gangguan


aktifitas

o Uncontrolled

Eksaserbasi minimal 1x
/minggu

e. Serangan Asma

• Derajat serangan

o Ringan

Bisa bicara kalimat utuh, sesak saat


berjalan.

Penatalaksanaan
:

▪ Jika dalam 1 kali nebulisasi →


membaik

▪ Observasi 1-2 jam → respon bertahap


→ pulang

▪ Dibekali B-agonis (inhalasi / oral) tiap 4-6


jam

▪ Jika dalam 2 jam gejala timbul kembali →


derajat sedang

o Sedang

Bicara berupa frasa (beberapa


kata).

Penatalaksanaan
:
20 Black Books for UKMPPD

▪ Jika 2-3 kali nebulisasi → incomplete


respon

▪ Rawat inap

▪ Kortikosteroid oral (metilprednisolon 0,5-1 mg/KgBB/hari


selama 3-5

hari)

o Berat

Bicara hanya satu kata, duduk


ditopang.

Penatalaksanaan
:

▪ Jika 3 kali nebulisasi → tidak ada


respon

▪ Berikan Oksigen 2-4 lpm termasuk saat


nebulisasi

▪ Steroid intravena (0,5 – 1 mg/KgBB/hari) diberikan


6-8 jam

▪ Nebulisasi: Beta agonis + antikolinergik + O2 dilanjutkan tiap 1-


2 jam. Bila membaik dikurangi menjadi tiap 4-6 jam
▪ Aminofilin IV

▪ Jika membaik, berikan nebulisasi tiap 6 jam selama 24 jam.


Ganti

steroid dan aminofilin menjadi


oral

▪ Jika dalam 24 jam stabil → pulangkan, bekali B-agonis


(inhalasi/oral) +

steroid oral

▪ Pertimbangkan ICU

17. Tuberkulosis

a. Etiologi

M.
tuberculosis

b. Tampilan klinis

• Keluhan: batuk berdahak > 2 minggu, batuk berdarah, sesak nafas,


nyeri dada,

demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan,


berkeringat di

malam hari, atau ada gejala TB ekstra


paru

• PF: suara nafas bronkhial, ronkhi basah kasar di apex,


amforik

• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid Fast Bacill (AFB))
SPS

(sewaktu-pagi-sewaktu), dengan pengecatan Ziehl


Nelsen

• Rontgen Thoraks: tampak kavitas atau


infiltrat
21 Black Books for UKMPPD
c. Diagnosis
22 Black Books for UKMPPD

d. Tipe Kasus

• Kasus Baru

Penderita belum pernah mendapat OAT atau pernah mendapat


OAT kurang

dari satu bulan.


• Kasus Kambuh (relaps)

Pernah mendapat pengobatan TB lengkap dan dinyatakan sembuh


kemudian

berobat kembali dengan hasil pemeriksaan BTA


positif

• Kasus Setelah Putus Berobat


(Default)

Telah mendapat pengobatan minimal satu bulan namun putus obat


selama

dua bulan lebih dengan BTA


positif
23 Black Books for UKMPPD

• Kasus Gagal (Failure)

Penderita BTA positif yang masih positif atau kembali menjadi


positif pada

akhir bulan ke 5

• Kasus Pindah

Penderita yang sedang mendapat pengobatan OAT namun pindah


ke

kabupaten / kota
lain

• Kronik

Penderita dengan hasil pemeriksaan BTA positif setelah selesai


pengobatan

kategori 2 dengan pengawasan yang


baik

• Bekas TB

Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada fibrosis pada
rontgen thoraks

e. Penatalaksanaan
• Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)

o Kasus baru BTA


positif

o BTA negatif, rontgen thoraks


positif

o TB ekstra paru

o Jika pada akhir fase intensif (2RHZE) BTA masih positif, diberikan
OAT

sisipan (1RHZE)

• Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/


5H3R3E3)

o Pasien kambuh

o Pasien gagal

o Pasien dengan pengobatan setelah putus


obat

f. Evaluasi sputum dilakukan pada akhir fase intensif, 1 bulan sebelum


pengobatan

berakhir, dan saat pengobatan


berakhir

g. TB pada anak

Menggunakan scoring TB
anak
Parameter 0 1 2 3

Kontak Tb Tidak Jelas Laporan


BTA positif
24 Black Books for UKMPPD
negatif atau

BTA tidak

jelas

Uji tuberkulin Negatif Positif (≥ 10 mm,

atau ≥ 5 mm
pada

keadaan

immunokompromai
s

Status Gizi Bawah garis <60%)

merah KMS atau Demam tanpa


BB/U <80% sebab yang jelas
Klinis gizi ≥2
minggu
buruk (BB/u

Batuk ≥ 3 minggu

Pembesaran Ada

KGB pembengkakan
≥ 1 cm, jumal
Foto thoraks Normal /
>
tidak jelas
1, tidak nyeri
Kesan TB
Pembengkakan

tulang / sendi Jumlah

• Jika skor ≥ 6 maka ditatalaksana


sebagai TB

• Kategori anak: 2RHZ / 4RH

• Jika skor <6 dan ada riwayat kontak TB maka diberikan


profilaksis

• Profilaksis TB: INH 5-10 mg/kgBB/ hari selama 6


bulan
• Cara tes mantoux / uji
tuberkulin

Injeksikan PPD serum sebanyak 0,1 ml secara intrakutan (sudut 30°)


di bagian

volar lengan bawah sampai terjadi indurasi 6-10 mm. Pembacaan


dilakukan 48-72

jam kemudian

h. TB pada kehamilan

OAT diberikan kecuali


streptomisin

i. TB pada ibu menyusui

Semua OAT aman pada ibu menyusui. Anak


diskoring TB

j. TB dengan HIV/AIDS
25 Black Books for UKMPPD

Regimen sama dengan yang tidak disertai HIV. Pengobatan TB


didahulukan

dibanding pengobatan HIV. Pengobatan ARV dimulai tergantung jumlah


CD4 dan

stadium klinis. ARV nevirapin diganti dengan


Efavirenz.

• CD4 < 200 : mulai ARV 2 – 8 minggu dari pengobatan OAT


dimulai

• CD4 200 – 350 : ARV dimulai setelah fase intensif


selesai

• CD4 >350 : Tunda ARV sampai pengobatan TB


selesai

• Stadium klinis 3 + CD4 <350: pertimbangkan mulai ARV sebelum


CD4 <200

• Stadium klinis 3 + kehamilan +CD4 <350: mulai


ARV

• Stadium klinis 4: mulai ARV

k. TB dengan Hepatitis
Akut

Pengobatan TB ditunda sampai hepatitis akut mengalami penyembuhan.


Jika

terpaksa maka streptomisin dan etambutol masih


diperbolehkan.

l. TB dengan Kelainan Hati


Kronik

Jika terdapat peningkatan SGPT / SGOT 3 kali dari normal semua obat
TB

dihentikan, jika peningkatan 2 kali nilai normal obat TB dilanjutkan


dengan

pengawasan ketat. Pirazinamid tidak boleh diberikan. Regimen menjadi

2RHES/6RH atau
2SHE/10HE

m. TB dengan Gagal
Ginjal

Streptomisin dan etambutol dihindari. Regimen


2RHZ/4RH

n. TB dengan DM

Rifampisin mengurangi efektifitas sulfonilurea sehinga dosis OHO perlu

ditingkatkan.

o. TB dengan
Meningitis

Perlu ditambahkan
kortikosteroid

p. Efek samping obat


TB

Obat Efek Samping


Rifampisin • Menurunkan efektifitas KB hormonal

• Menstruasi irreguler

• Urin berwarna merah

• Purpura dan renjatan

• Defisiensi asam folat

• Strong enzyme inducer

• Hepatotoksik
26 Black Books for UKMPPD

Isoniazid • Neuropati perifer → berikan vit. B6

• Anemia

Pirazinamid • Paling hepatotoksik

• Meningkatkan kadar asam


urat

• Nyeri sendi

Ethambutol • Gangguan pengelihatan, Neuritis optik, buta warna pada

anak

Streptomisin • Ototoksik, embriotoksik (kontraindikasi pada ibu hamil),

nefrotoksik

18. Pneumonia

a. Etiologi

Bakteri, virus, jamur, parasit, kecuali M. Tuberculosis. Onset akut


biasanya S.

pneumoniae. Pada orang tua atau immunokompromais Klebsiella,


Pseudomonas,

Enterobacter,
jamur.
b. Klasifikas

• Pneumonia komuniti

• Pneumonia nosokomial

• Pneumonia aspirasi

• Pneumonia pada penderita


immunokompromais

c. Tampilan Klinis

• Keluhan

Demam, menggigil, suhu tubuh dapat >40° C, batuk dengan dahak


purulen /

mukoid kadang disertai darah, sesak, nyeri


dada

• PF Bagian sakit tertinggal saat bernafas, fremitus mengeras, perkusi

redup,

auskultasi terdengar suara bronkovesikuler sampai bronkhial, ronkhi


basah halus

hingga ronkhi basar


kasar

• Penunjang

o Rontgen thoraks: konsolidasi/ infiltrat dengan air bronkhogram,


biasanya

lobaris. Pada bronkopneumonia tampak infiltrat


bilateral.
27 Black Books for UKMPPD
Pneumonia

Bronkhopneumoni
a

o Leukositosis (AL >


10.000)

d. Penatalaksanaan

Golongan penisilin, beta laktam, sefalosporin,


fluorokuinolon

19.
Pneumothoraks

a. Definisi

Terdapatnya udara bebas dala rongga pleura, dapat primer (tidak ada
riwayat

penyakit / trauma), dan sekunder (riwayat penyakit / trauma, biasanya


disebakan

pecahnya bullae akibat


TB).

b. Tampilan Klinis

• Sesak, riwayat trauma / penyakit


sebelumnya

• Pengembangan dada tidak simetris, fremitus menurun, perkusi


hipersonor,

suara nafas
menurun

• Rontgen thorkas: tampak daerah lusen, tampak


pleural line
28 Black Books for UKMPPD

Pneumothoraks
sinistra

c. Penatalaksanaan

WSD / chest tube (di SIC V antara linea axilaris anteroir dan linea
axilaris media)

20. Efusi Pleura

a. Definisi

Terisinya rongga pleura oleh cairan. Normalnya hanya 1 ml cairan


pleura. Tipe:

hidrothoraks (terisi cairan), hemothoraks (terisi darah), Empiema (terisi


pus),

chylothorax (terisi cairan


limfe)

b. Klinis

• Keluhan

Sesak (biasanya > 500 ml), nyeri dada, gejala lain sesuai
penyebab

• PF:
Pengembangan dada asimetris, fremitus menurun, perkusi redup,
suara nafas

menurun, egofoni, pleural friction rub, mediastinal


shifting

• Penunjang

Pada rontgen thoraks didapatkan sudut


kostofrenikus tumpul

Efusi pleura
sinistra
29 Black Books for UKMPPD

Efusi pleura masif


kanan

c. Tatalaksana

• Terapi sesuai penyebab

• WSD
21. Abses Paru

a. Definisi

Terdapatnya kavitas berisi pus pada paru disebabkan oleh infeksi. Bakteri
anaerob

(Peptostreptococcus, Fusobacterium) biasanya kronis, aerob


(Streptococcus/

staphylococcus) biasanya akut. Dapat berasal dari sekret yang tertelan


dari mulut

pada pasien yang menderita ginggivitis atau oral


higine buruk.

b. Klinis

• Batuk berdahak, demam, keringat malam, penurunan berat badan,


dahak berbau

dan tidak enak, kadang dapat


hemoptisis

• Riwayat ginggivitis

• Rontgen tampak kavitas berdinding tebal dengan air-fluid level


(bedakan

dengan bulla, pada bulla dinding


tipis)

Abses Paru
Kanan

c. Tatalaksana
Antibiotik (klindamisin),
drainase
30 Black Books for UKMPPD

22. Kanker Paru

• Riwayat merokok

• Keluhan: batuk, sesak, hemoptisis, penurunan berat


badan

• Rontgen thoraks / CT scan tampak massa


tumor

23. Sindrom Gagal Nafas


Akut

Kriteria:

• Dalam satu minggu terdiagnosis klinis atau gejala pernafasan baru atau
memburuk

• Rontgen thoraks radioopak bilateral, tak sepenuhnya efusi, lobus paru


kolaps atau

nodul

• Gagal nafas tidak berhubungan dengan gagal


jantung

• PaO2 / FiO2 : ringan (200 -300 mmHg), sedang (100 – 200 mmHg), berat
(<100
mmHg)

GASTROENTEROHEPATOLO
GI

24. Esofagitis

• Terdiri dari reflux esophagitis, infectious esophagitis, pill esophagitis,


eosinophilic
esophagitis

• Tampilan klinis: disfagia, odinofagia, heartburn, mual,


muntah

• Gambaran radiologi: cobble-stone


appearance

25. Akalasia

• Sfingter esofagus tidak bisa


relaksasi

• Gejala berupa kesulitan


menelan

26. Penyakit Refluks Gastroesofagus dan Laringo-


pharyngeal Reflux

• Disebabkan karena sfingter esofagus menutup tidak adekuat sehingga

menyebabkan refluks asam


lambung

• Faktor risiko: usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, kopi, alkohol,
coklat,

makanan berlemak, nitrat, teofilin, verapamil, pakaian ketat, sering


mengangkat berat

• GERD: heart burn

• LPR: suara serak, rasa mengganjal di


tenggorokan

• Penatalaksanaan:

o PPI (omeprazole)

o Modifikasi faktor
risiko
31 Black Books for UKMPPD

o Makan teratur, porsi sedikit tapi sering, tidur minimal 2 jam


setelah makan
27. Dispepsia

• Menurut ROMA III:

o Adanya 1 atau lebih keluhan rasa cepat penuh setelah makan,


cepat kenyang,

nyeri ulu hati / epigastrik, rasa terbakar di


epigastrium

o Tidak ada bukti kelainan struktural /


organik

o Keluhan minimal terjadi 3


bulan

• Alarm Symptom

o Usia > 55 tahun atau dispepsia onset


baru

o Penurunan BB yang tidak jelas


sebabnya

o Disfagia atau
odinofagia

o Anemia

o Muntah persisten

o Teraba massa atau adanya


limfadenopati

o Jaundice

o Hematemesis
melena

• Drug Induced Dyspepsia

NSAID, CCB, Bifosfonat, Kalium, eritromisin, metronidazole,


akarbose

• Penatalaksanaan

o Jika ada alarm simptom → endoskopi (EGD/


esofagogastroduodenoskopi))
o PPI (omeprazole)

o Tes H. pylori dengan urea breath test atau dengan antigen H. pylori.
Jika

positif tatalaksana dengan PAC (PPI + amoksisilin + clarytromisin)


atau PMC

(PPI + metronidazole +
clarytromisin)

28. Ulkus
Peptikum

• Etiologi

H. pylori.

• Tampilan klinis: nyeri epigastrium berulang, dipengaruhi


makanan

• PF: nyeri tekan epigastrium

• Lokasi

o Ulkus gaster: makanan memicu nyeri dengan


segera

o Ulkus duodenum: nyeri berkurang dengan makanan, beberapa


jam

kemudian baru timbul


nyeri
32 Black Books for UKMPPD

• Penunjang: endoskopi (EGD) →


ulkus

• Penatalaksanaan

PPI , Anti-histamin 2, jika ada H. pylori tatalaksana dengan PAC


atau PMC

• Diagnosis Banding: gastritis erosif, dari pemeriksaan EGD


→ erosi mukosa
29. Kolesistitis, Kolelitiasis, Kolangitis,
Koledokolelitiasis

Nyeri Kolik Murphy Sign Demam Ikterik


Diagnosis

+---
Kolelitiasis / kolesistolitiasis Batu pada kantung empedu

+--+
Koledokolelitiasis Batu pada duktus koledokus

+/- + + (low) -
Kolesistitis Radang pada kantung empedu

+/- + + (high) +
Kolangitis Radang pada duktus koledokus

• Faktor risiko cholelitiasis: 4F (female, fat, fourty,


fertile)

• Trais Charcot (demam, ikterik, nyeri di kuadran kanan


atas) → kolangitis

• Murphy sign: ketika dipalpasi/penekanan di kuadran kanan atas


abdomen dan

pasien diminta inspirasi, pasien menahan karena


kesakitan.

• Alkali Phospatase (ALT) : menilai obstruksi post


hepatal

• Gamma GT : menilai obstruksi


intrahepatal;

• SGPT, SGOT, LDH : meningkat jika ada kerusakan sel


hepar

• Pemeriksaan imaging: USG

Kolesistitis: penebalan dinding


mukosa

Kolelitiasis: posterior accoustic


shadow

30. Hepatitis
a. Klasifikasi

• Hepatitis akut: Hepatitis A dan E, menular melalui fekal oral. Jarang


menjadi

kronis

• Hepatitis kronik: Hepatitis B dan C, menular lewat darah dan kontak


seksual.

Hepatitis B dapat menjadi hepatoma tanpa melalui


sirrosis

b. Tampian Klinis

• Stadium I / prodromal (minggu pertama) : flu like


symptom
33 Black Books for UKMPPD

• Stadium II / ikterik (minggu kedua) : ikterik, kencing coklat, kondisi tubuh


baik,

nafsu makan baik, hepatomegali teraba tajam, nyeri tekan.


Bilirubin naik →

memuncak →
turun

• Stadium III / konvalesen (minggu III-IV): KU membaik, bilirubin naik,


SGPT/SGOT

turun

c. Penunjang

• Seromarker

o Hepatitis A : IgM anti-HAV (akut), jarang menjadi kronis. IgG anti-


HAV (post

infeksi)

o Hepatitis B :

Penanda Serologis Keterangan

HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat


Anti-HBs Sembuh dan imun

HBeAg Replikasi aktif HBV

Anti-Hbe Replikasi tidak aktif atau integrasi

Anti-HBc IgG Riwayat kontak dengan HBV

HBV DNA Replikasi aktif HBV

DNA-polymerase Replikasi aktif HBV

▪ Akut: HBsAg (+), IgM Anti-HBc (+), Anti HBc (+), Anti-
HBs (-)

▪ Window period: HBsAg (-), Anti-HBc (+), Anti-


HBs (-)

▪ Sembuh: HBsAg (-), Anti-HBs (+), Anti-HBc (+), Anti-


HBe (+)

▪ Hepatitis kronis: HBsAg (+), HBeAg (+), IgG Anti-HBc (+), Anti-
HBe (-),

IgM Anti-HBc (-), Anti-HBs


(-)

▪ Carrier: HBsAg (+), HBeAg (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe (+),


Anti-HBs (-)

▪ Imunisasi: Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-


Hbe (-)

o Hepatitis C : Anti HCV

• Membedakan akut dan


kronik

LFT Hepatitis Akut Hepatitis Kronik

SGOT / SGPT < 1 > 1

Bilirubin direk ↑↑ ↑

Bilirubin Indirek ↑ ↑
34 Black Books for UKMPPD
o SGOT ↑ pertanda kronik, SGPT ↑
pertanda akut

o Kronik: rasio albumin / globulin


<1

d. Penatalaksanaan

• Bed rest total

• Diet TKTPK

• Roborantia

31. Hepatoma / Hepatocelluler


Carcinoma

a. Etiologi

• Primer

• Sekunder : HBV, HCV

b. Tampilan Klinis

• Riwayat merongkol perut dan pertumbuhan


progresif

• Hepatomegali, berbenjol-benjol, nyeri


tekan

• USG: nodul, disarsitek

• AFP meningkat (>15)

• Biopsi

c. Penatalaksanaan

• Bed rest

• Diet TKTP

• Roborantia

• Lobektomi

• Sitostatik

32. Sirrosis
Hepatis

• Tampilan klinis: sklera ikterik, spider nevi, ginecomastia, atropi testis,


palmar eritem,

varises esofagus, splenomegali, kolateral dinding perut,


ascites, hemoroid

• Pemeriksaan Fisik: hepar teraba keras, ukuran mengecil,


permukaan rata

• SGOT > SGPT, Gamma GT ↑, ALP ↑, bilirubin ↑,


hipoalbuminemia

• Komplikasi: ensefalopati hepatik (kelebihan amonia, penurunan


kesadaran),

pecah varises esofagus, peritonitis bakterial spontan, ascites permagna,

endotoxemia

33. Pankreatitis
Akut

a. Etiologi

Batu empedu (tersering), alkohol, obat-obatan (estrogen, asam


valproat), infeksi
35 Black Books for UKMPPD

b. Klinis

• Keluhan: nyeri abdomen, mual, muntah, distensi abdomen,


demam, ikterik

• PF: nyeri tekan epigastrium, Cullen’s Sign,


Turner’s Sign

• Cullen’s Sign: warna kebiruan di sekitar umbilikus akibat


hemoperitoneum

• Turner’s Sign: warna blue-red-purple / green brown pada panggul akibat

katabolisme jaringan
tersebut
• Amilase dan lipase meningkat >
3x

c. Tatalaksana

• Puasakan

• Pasang NGT

• Antibiotik spektrum luas

34. Karsinoma
Pankreas

• Faktor risiko: laki-laki usia > 40 tahun, diet tinggi protein dan lemak,
alkohol, DM,

pankreatitis
kronik

• Klinis: ikterik, nyeri epigastrium, gejala obstruksi akibat kanker


menekan

duodenum

• PF: massa di epigastrium, distensi dan pembesaran kantung empedu


yang tidak

nyeri (Courvoiser;s
sign)

35. Diare Akut

Dilihat berdasarkan
patogen

a. E. Coli

• Gram negatif, anaerobik fakultatif, bentuk batang, bisa ditemukan di


intestinal

distal. Pada biakan di agar Mc Conkey didapatkan pertumbuhan koloni


bundar,

halus, memfermentasi
glukosa.

• Entetotoxin E. coli (ETEC)


Diare tanpa lendir, darah. Riwayat bepergian ke negara
berkembang (makanan

tidak higienis).

• Enterohemoragic E.Coli
(EHEC)

Diare dapat atau tidak disertai lendir, darah. Riwayat mengkonsumsi


daging

ayam, daging sapi, daging babi, dll yang tidak


dimasak

• Enteroinvasive E.Coli
(EIEC)

Diare disertai lendir, darah. Riwayat konsumsi daging ayam dan


susu yang tidak

dimasak, keju.
36 Black Books for UKMPPD

• Terapi: fluorokulinolon,
azitromisin

b. Shigella

• Menyebabkan disentri basiler


(shigellosis)

• Bentuk paling berat (fluminan) biasanya disebabkan S.


dysentriae

• Diare disertai lendir dan darah, darah > lendir, demam,


tenesmus

• Terapi: cotrimoksazol (bisa membunuh shigella dan E. hystolitica),

fluorokuinolon,
azitromisin

c. Entamoeba hystolitica

• Menyebabkan disentri amoeba


(amoebiasis)
• Diare lendir dan darah, lendir > darah,
tenesmus

• Pemeriksaan mikroskopis didapatkan trofozoit dengan sitoplasma


mengandung

eritrosit. Kista: berinti


empat.

• Jika tidak terdapat pemeriksaan mikroskopis untuk membedakan


disentri basiler

atau disentri amoeba, maka dianggap menderita disentri basiler


karena insidensi

lebih banyak.

• Dapat menyerang hepar.

• Terapi: metronidazole

d. Vibrio colera

• Menyebabkan Kolera

• Menyebabkan gangguan absorbsi ion


klorida

• Riwayat konsumsi makanan laut yang tidak


dimasak

• Diare seperti cucian beras, sering dan banyak


(profuse)

• Terapi: doksisiklin, tetrasiklin (anak),


eritromisin
e. Giardia lambdia

• Menyebabkan giardiasis

• Diare dengan tinja berminyak/berlemak


(steatorrhea)
37 Black Books for UKMPPD

• Mikroskopis: trofozoit dengan 2 nukleus dan 2 aksonema, berflagel


(bentuk

seperti layang-
layang)

• Terapi: metronidazole

f. Stafilokokus aureus

• Bakteri gram positif, bentuk rantai/coccus,


aerob

• Riwayat konsumsi daging ayam, sapi, babi, dll yang tidak


dimasak

• Terapi: fluorokuinolon,
azitromisin

g. Salmonella thypii

• Bakteri berbentuk batang, berflagel, anaerob, gram


negatif

• Demam, mual, muntah, nyeri perut, diare dapat atau tanpa disertai
lendir dan
darah

• Terapi: kloramfenikol, ciprofloksasin, amoxicillin,


cotrimoxazole

h. Rotavirus

• Diare cair, kekuningan, tidak disertai darah, disertai demam,


nyeri perut

• Terapi: rehidrasi, zinc

i. Balantidium coli

• Protozoa bersilia, mempunyai makronukleus dan mikronukleus,


protozoa terbesar

yang menginfeksi
manusia

• Riwayat kontak dengan babi atau konsumsi air / makanan yang


tercemar

kotoran babi

• Diare lendir darah, profus

• Habitan protozoa di colon


ascenden

• Terapi: cairan,
metronidazole

j. C. dificle

• Terganggunya flora normal usus karena penggunaan


antibiotik
38 Black Books for UKMPPD

• Diare cair, banyak (profuse)

• Terapi: metronidazole

k. C. botulinum

• Riwayat konsumsi makanan kaleng


kadaluwarsa
• Diare, terdapat gangguan saraf (paralisis/
paresis)

• Terapi: metronidazole

36. Iritable Bowel


Syndrom

a. Definisi

Gangguan fungsi gastrointestinal tanpa adanya kelainan


organik.

b. Tampilan Klinis

Kriteria menurut Roma


III:

Adanya nyeri perut atau abdominal discomfort berulang minimal 3 hari


per bulan

selama 3 bulan dan diikuti 2 gejala


berikut:

• Lega setelah buang air


besar

• Perubahan frekuensi buang air besar (konstipasi /


diare)

• Perubahan konsistensi
tinja

• Perut kembung

• Muccorhea

c. Penatalaksanaan

• Diet tinggi serat, bebas kafein, bebas gluten


(kontroversial)

• Terangkan pada pasien bahwa tidak ada gangguan organik


(psikoterapi)

37. Iritable Bowel


Disease
• Gangguan fungsi GIT disertai kelainan
organik

• Terdiri dari Crohn disease dan ulceratif


colitis

Crohn Disease Ulceratif Colitis

• Dapat mengenai segmen GIT • Rekuren

manapun • Inflamasi pada seluruh mukosa

• Diare kronik, nyeri perut, lelah, colon dan


rektum
penurunan BB
• Diare disertai lendir darah
• Inflamasi sampai ke otot
GIT • Endoskopi: peningkatan post-
rectal
• Bisa terdapat fistula ani, abses, atau
space
ulkus
39 Black Books for UKMPPD

• Endoskopi: cobblestone

appearance

GINJAL DAN
HIPERTENSI

38. Infeksi Salurah


Kemih

a. Etiologi

Eschercia coli (paling sering), Proteus sp, Klebsiella sp,


Staphylococcus sp

b. Klasifikasi

• ISK atas

o Meliputi pielonefritis akut, pielonefritis


kronik

o Gejala: demam tinggi, mual, muntah, keram punggung, NKCV


(+),

penurunan BB

• ISK bawah

o Meliputi sistitis, sindrom uretra akut, epididimitis,


prostatitis

o Nyeri suprapubik, disuria, polakisuria, hematuria, urgensi,


tranguria,

nokturia

c. Pemeriksaan
Penunjang

Kultur urin dengan midstream urin (urin pancaran


tengah)

d. Penatalaksanaan

Minum air putih banyak,


fluorokuinolon

39. Gagal Ginjal


Akut

a. Perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba ditandai dengan


oligouria (Urine

output < 0,5 cc/kgBB/jam) atau anuria dan peningkatan


kreatinin.

b. Etiologi

• Prerenal

Hipovolemia (diare), edema, penurunan cardiac output, renal


vacular disease

(stenosis a. Renalis),
NSAID

• Renal
Glomerulonefritis, sindrom nefrotik, emboli, acute interstitial
nefritis (AIN),

acute tubular necrosis (ATN), NSAID,


siklosporin

• Post renal

Karena obstruksi: batu ureter, batu uretra, BPH,


striktur uretra
40 Black Books for UKMPPD

c. Kriteria RIFFLE

• Risk: creatitin ↑
50%

• Injury: creatinin ↑
100%

• Failure: creatitin ↑
150%

• Loss: berlangsung >4


minggu

• End-stage: berlangsung > 3


bulan

40. Gagal Ginjal


Kronik

a. Definisi

Keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi ginjal secara


irreversibel

b. Etiologi

• DM

• Penyakit glomerular: autoimun, infeksi sistemik, obat


(NSAID)

• Penyakit vaskular: hipertensi,


mikroangiopati
• Penyakit polikistik kistik
ginjal

• Keracunan obat (siklosporin,


takrolismus)

c. Tampilan Klinis

• Trias CKD: hipertensi, anemia,


edema

• Dispneu (edema pulmo)

• Nyeri pinggang menjalar

d. Klasifikasi

Grade I: GFR >


90%

Grade II: GFR 60-


89%

Grade III: GFR 30-


59%

Grade IV: GFR 15-


29%

Grade V: GFR
<15%

e. Indikasi CITO HD

Asidosis (pH <7,2), hiperkalemia berat, uremia (ureum > 200), overload
cairan

(sesak karena edema


pulmo)

40. Sindroma
Nefrotik

• Klinis

o Proteinuria (>3 g/24 jam atau dipstik


+3)
o Hipoalbuminemia

o
Hiperkolesterolemia
41 Black Books for UKMPPD

o Edema

• Terminologi

o Remisi

Proteinuria negatif 3 hari berturut-turut dalam satu


minggu

o Relaps

Proteinuria ≥ +2 3 hari berturut-turut


dalam satu minggu

Relaps jarang: kurang dari 2x dalam 6 bulan atau 4x dalam


satu tahun

Relaps sering: ≥ 2x dalam 6 bulan atau ≥ 4x


dalam setahun

o Dependen steroid

Relaps 2x berurutan saat dosis steroid diturnkan atau 14 hari


setelah dosis

steroid dihentikan

o Sensitif steroid

Remisi pada pengobatan steroid dosis penuh selama 2mg/KgBB/hari


selama 4

minggu

o Resisten steroid

Tidak terjadi remisi pada pengobatan steroid dosis penuh. Indikasi


biopsi ginjal.

41. Sindroma
Nefritik
• Disebabkan glomerulonefritis
akut

• Klinis: hematuria, proteinuria, hipertensi, penurunan fungsi ginjal,


silinder eritrosit

• Biasanya pada anak-anak. Didahului infeksi oleh Streptococcus B


hemolitikus grup

A (biasanya faringitis atau impetigo). Reaksi hipersensitifitas tipe 3


(melibatkan

komplemen C3)

• Pemeriksaan penunjang dengan


ASTO
42 Black Books for UKMPPD

42. Hipertensi

a. Guidline hipertensi menurut


JNC8
43 Black Books for UKMPPD
b. Obat Antihipertensi Oral
Hydroclorotiazid
Drug Class Examples Other Indication Contraindication Diuretics Thiazid
Diabetes, dyslipidemia, gout,
Chlothalidone hyperuricemia, hypokalemia Loop Diuretic
Furosemide CHF due to systolic

Spironolaktone CHF due to


dysfunction, Ethacrynic acid renal failure Aldosterone antagonist
systolic

Amiloride
dysfunction, Renal failure, hyperkalemia Eplerenone primary aldosteronism K retaining
Atenolol Angina, CHF, post-MI, sinus Asthma, COPD,
Triamterene Beta Blockers Cardioselective
2nd - 3 rd

degree Metoprolol tachycardia, ventricular heart block, sick-sinus syndrome Nonselective


Propanolol Arythmia

Labetalol Post-MI, CHF


Propanolol LA Combined alpha/beta
Carvediol
ACE inhibitors
Captopril Post-MI, coronarry syndrome, Acute renal failure, bilateral Lisinopril CHF with low EF,
nephropathy renal artery stenosis, pregnancy, Ramipril Hyperkalemia
Angiotensin II reseptor blockers
Losartan CHF with low EF, nephropathy Acute renal failure, bilateral Valsartan ACE-I cough
renal artery stenosis, pregnancy, Candesartan Hyperkalemia Calcium canal blockers / calcium
antagonists Dyhydropyridines Nifedipine Post-MI, SVT, angina 2nd or 3rd heart block Non-
Verapamil
dihydropyridines
Diltiazem
c. Hipertensi Urgensi
o Tekanan darah sangat tinggi (≥ 180/110 mmHg)
o Tidak disertai kelainan / kerusakan organ target
o Terapi dengan antihipertensi oral untuk menurunkan tekanan darah dalam
beberapa jam
d. Hipertensi Emergensi
o Tekanan darah sangat tinggi (≥ 180/100 mmHg)
44 Black Books for UKMPPD

o Disertai / akan terjadi kerusakan organ target. Harus dibuktikan


dengan

pemeriksaan
penunjang

o Kerusakan organ target: diseksi aorta akut, edema paru akut, AMI,
ACS, PEB,

eklampsia, gagal ginjal akut, ensefalopati hipertensi, SAH, ICH, stroke,


hipertensi

post-operatif akut, krisis


simpatis

o Terapi dengan antihipertensi IV: nicardipin, clonidin (hati-hati


efek rebound)

o Target penurunan tekanan darah 25% MAP dalam satu jam,


kemduian

diturunkan secara
gradual
KARDIOLOGI

43. Penyakit Jantung Koroner (Acute Corronarry


Syndrome / ACS)

• Terdiri dari UAP, STEMI, dan Non-


STEMI

• Faktor risiko: usia, riwayat keluarga ACS <55 tahun, rokok, LDL tinggi,
hipertensi,

obesitas, DM, stres, physical


inactivity

• Klinis: nyeri dada khas (sulit dilokalisir, terasa seperti terhimpit benda berat,
menjalar

ke bahu/lengan/dagu), mual, muntah, berkeringat dingin.


Berlangsung >20 menit

• Angina pektoris stabill (tidak termasuk


ACS)

Angina “sehari-hari”, sering dirasakan, muncul saat aktifitas, frekuensi


beratnya tetapt

sama, membaik dengan istirahat atau


nitrogliserin

• Angina pektoris tidak stabil


(UAP)

Angina yang pertama kali dirasakan, dirasakan saat istirahat dan lebih dari
20 menit,

Angina yang semakin berat (cressendo), tidak membaik dengan istirahat /


nitrogliserin.

EKG dapat normal (low risk UA) atau ST Depresi (High risk UA). Cardiac
marker

normal

• Non-STEMI

EKG menunjukkan ST Depresi atau T Inverted. Cardiac marker


meningkat. Tidak
perlu trombolitik.

• STEMI

EKG menunjukkan ST Elevasi. Cardiac marker meningkat. Perlu


trombolitik.

• Trombolitik diberikan pada pasien dengan onset kurang dari


12 jam

• Cardiac markers

Biomarker Meningkat Puncak Kembali ke normal


45 Black Books for UKMPPD

Myoglobin 1-4 jam 6-7 jam 24 jam

CKMB 3-12 jam 24 jam 48-72 jam

Troponin I 3-12 jam 24 jam 5-10 hari

Troponin T 3-12 jam 12-72 jam 5-14 hari

• Tatalaksana awal (guidline AHA


2014):

o Oksigen bila SaO2 94% atau nafas


memendek o Aspirin 160-320 mg

o Nitrogliserin sublingual / spray. Jangan diberikan pada riwayat infark


ventrikel

kanan

o Pain control (morfin,


fentanyl)

• Gambaran EKG

Evolusi STEMI
ST Depresi

o Lokasi infark

Anterior: V1-V6

Anteroseptal: V1-
V4

High Lateral: I, aVL, V5,


V6

Inferior: II, III,


aVF
46 Black Books for UKMPPD

Posterior: tampak gambaran resiprokal (biasanya ST depresi) di V1,


V2. Saat

dipasang lead posterior tampak ST


Elevasi

44. Gagal Jantung

a. Definisi Suatu kondisi dimana cardiac output tidak mampu memenuhi

kebutuhan

tubuh. Hal ini disebabkan oleh remodelling progresif akibat meningkatnya


beban

miokard. Secara fungsi dibagi menjadi gagal jantung kanan dan gagal

jantung kiri.

Dapat juga dibagi menjadi gagal jantung sistolik (Ejection fraction <50%)
dan gagal

jantung diastolik (EF


>50%).

Gagal jantungn akut adalah perubahan kondisi yang cepat dan tiba-
tiba dari

seseorang yang telah mengalami gagal jantung


sebelumnya.

b. Tampilan Klinis

Gejala Tanda

Gagal jantung kiri • Dyspneu de effort mengeras

• Orthopneu • S3 gallop

• Paroxysmal nocturnal Gagal jantung kanan • Edema


perifer
dyspneu
• Right upper quadra
• Fatique
• Diaphoresis discomfort
• JVP meningkat
• Takikardi
• Hepatomegaly
• Suara jantung 2
• Edema perifer

Jika didapatkan gejala gagal jantung kanan dan kiri maka disebut gagal
jantung

kongestif.

c. NYHA Functional
Class

I : Sesak saat aktifitas berat (lari, naik


tangga)

II : Sesak saat aktifitas lebih


ringan

III : Sesak saat aktifitas sehari-


hari
IV : sesak saat
istirahat

d. Tatalaksana

Diuretik, ACE-i / ARB, Beta blocker (bila hemodinamik stabil),


digoksin, vasodilator

45. Aritmia
47 Black Books for UKMPPD

• Aritmia adalah kelainan pada frekuensi, regularitas, lokasi asal, atau


kondiksi

listrik jantung. Irama sinus normal adalah irama yang dicetuskan oleh
nodus sinus

(sinoartrial node) yang kemudian diteruskan ke AV node, berkas hiss,


cabang berkas

kanan dan kiri, serabut purkinje, kemudia ke ventrikel dengan irama yang
reguler dan

frekuensi 60-100 x/menit. Selain dari itu disebut


aritmia.

• Aritmia dibagi menjadi supraventrikular dan ventrikular. Dalam ekg aritmia

supraventrikular ditandai dengan kompleks QRS yang sempit,


sedangkan aritmia

ventrikuler ditandai dengan kompleks QRS


yang lebar.

• Aritmia supraventrikel tersering: sinus bradikardia, sinus takikardia,


paroksismal

supraventrikular takikardi, atrial fibrilasi, atrial


flutter

• Aritmia ventrikular tersering: ventrikel takikardia dan ventrikel


fibrilasi

• Aritmia letal atau yang dapat menyebabkan kematian adalah VF, VT


pulseless, PEA,
dan asistol

• Sinus bradikardia

o Irama berasal dari SA


node

o Dipengaruhi oleh sistem


simpatis

o Frekuensi <60
x/menit

o Gelombang P diikuti kompleks QRS. Interval P-R <0,2 detik,


kompleks QRS

sempit (< 0,12


detik)

o Terapi diberikan
atropin

• Sinus takikardia

o Irama berasal dari SA


node

o Dipengaruhi oleh sistem


simpatis

o Frekuensi >60
x/menit
48 Black Books for UKMPPD
o Gelombang P diikuti kompleks QRS. PR interval <0,2 detik,
kompleks QRS

<0,12 detik

• Paroksismal supraventrikular
takikardia

o Irama berasal dari


atrium

o Disebabkan oleh adanya siklus


reenterant

o Frekuensi 150 – 250


x/menit

o Gelombang P sulit terlihat, jika terlihat biasanya retrograd


(setelah QRS)

o Interval R-R reguler, kompleks QRS <0,12


detik

• Atrial fibrilasi

o Irama berasal dari berbagai tempat di


atrium

o Gelombang P sejati (P yang berasal dari SA node) tidak


nampak

o Gelombang P jauh lebih banyak dibanding


kompleks QRS
o Interval R-R
irreguler

o Kompleks QRS <0,12


detik

• Atrial flutter

o Irama berasal dari


atrium

o Akibat adanya siklus


reenterant

o Tidak ada gelombang P


sejati

o Seperti gambaran
gergaji

o Perbandingan jumlah gelombang P dan kompleks QRS bisa 1:2,


1:3, 1:4 dst.

Jumlahnya
reguler
49 Black Books for UKMPPD

o Interval R-R reguler

o Kompleks QRS <0,12


detik

• Ventrikel Ekstrasistol (VES) / Premature Ventricular


Contraction (PVC)
o Gelombang ventrikel yang muncul diantara
gelombang sinus

o VES jarang (<5 x/menit), VES frekuen (>5


x/menit)

o VES multifokal: terdapat berbagai bentuk VES dalam


satu lead

o Tidak ada gelombang P sebelum muncul irama


ventrikel

o Kompleks QRS >0,12


detik

• Ventrikel takikardia

o Irama berasal dari


ventrikel

o Frekuensi 120 – 200 x /


menit

o Dapat monomorfik atau


polimorfik

o Denyut nadi bisa ada atau


hilang

o Tidak ada gelombang P. Kompleks QRS >


0,12 detik

• Ventrikel fibrilasi

VF halus (fine
VF)
VF kasar (coarse
VF)

o Irama berasal dari


ventrikel

o Tanpa nadi
(pulseless)
50 Black Books for UKMPPD

• Pulseless Electrical Activity

Segala bentuk irama dimana irama tersebut tidak menghasilkan


denyut jantung

• Penatalaksanaan
51 Black Books for UKMPPD
52 Black Books for UKMPPD
53 Black Books for UKMPPD

46. Blokade
Konduksi

• Blokade konduksi adalah obstruksi atau hambatan impuls listrik di


sepanjang jalur

normal konduksi

• Blokade konduksi yang banyak ditemui diantaranya adalah


AV block

• AV block dibagi dalam 3


derajat

• AV Block derajat I

o P-R interval melebar (>0,2


detik)

o Semua denyut dihantarkan ke


ventrikel

o Tidak ada drop beat (gelombang


hilang)

o Bisa terjadi pada orang


sehat

• AV Block derajat II tipe 1 /


Weekenbach

o P-R interval memanjang secara progresif kemudian disusul


dengan adanya

drop beat

o Bisa terjadi pada orang


sehat

• AV Block derajat II tipe 2

o P-R interval sama, namun tiba-tiba muncul


drop beat

• AV Block derajat III

o Tidak ada impuls dari SA node yang dihantarkan ke


ventrikel
54 Black Books for UKMPPD

o Gelompang P dan kompleks QRS berjalan sendiri-


sendiri

o Etiologi: infark miokard inferior atau


anterior

47. Endokarditis

• Proses peradangan pada endokardium oleh karena


infeksi

• Biasanya mengenai katup mitral dan


aorta

• Klinis:

diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Duke (2 kriteria mayor/ satu


mayor 3

minor/ 5 minor)

Kriteria mayor:

o Kultur darah positif untuk organisme penyebab endokarditis (strep.


Viridins /

bovis, HACEK, enterococcus, staph. Aureus tanpa fokus primer di


tempat lain)

yang di ambil dari 2 waktu


berbeda

o Ekokadriografi menunjukkan adanya gambaran seperti terombag-


ambing pada

katup, biasanya di katup


mitral

Kriteria minor:
o Faktor predisposisi atau penggunaan
obat IV

o Demam >38 °C

o Fenomena vaskular: emboli, intracranial bleeding, perdarahan


konjungtiva,

Janeway lession

o Fenomena immunologis: osler node, glomerulonefritis, Roth spots,


rheumatoid

factor

o Microbiological evidence: kultur darah positif tapi tidak memenuhi


kriteria mayor

• Tatalaksana

Penisilin G

48. Demam Rematik

• Infeksi Grup A Streptococcus B Hemolitikus → terbentuk antibodi →


1-3 minggu

kemudian antibodi tersebut menyebabkan kerusakan pada katup


jantung, sendi,

jaringan subkutan, dan ganglia


basalis

• Diagnosis ditegakkan dengan kriteria


Jones:

1 required criteria + 2 major criteria atau 1 required criteria + 1 major


criteria + 2

minor criteria
55 Black Books for UKMPPD

▪ Required Criteria: bukti terdapatnya infeksi streptococcus


(ASTO (+) )

▪ Major Criteria:
o Carditis

o Poliarthritis

o Chorea

o Erytema marginatum

o Nodul subkutan

▪ Kriteria minor:

o Demam

o Atrhalgia

o Riwayat demam rematik atau penyakit jantung


rematik

o Reaktan fase akut: Leukositosis/ CRP/


ESR

o Interval P-R
memanjang

• Tatalaksana:

o Antibiotik (benzathine penisilin /


sulfadiazine)

o Salisilat

o Steroid

o Diazepam bila terjadi Sydenham’s


chorea

49. Diseksi Aorta

• Masuknya darah ke dalam tunika intima aorta akibat lapisan dinding aorta
terpisah

(tunika intima terpisah dari tunika


media)

• Riwayat DM dan Hipertensi

• Tampilan klinis:
o Keluhan:

Nyeri dada menjalar ke punggung/ intrascapular/ leher, sinkop,


stroke,

perubahan status
mental

o Pemeriksaan Fisik:

Hipotensi/ hipertensi, perbedaan tekanan darah lengan kanan dan


kiri, takikardi,

denyutan pada
epigastrium

o Pemeriksaan
Penunjang:

Rontgen toraks, EKG, echocardiografi, CT-


Scan, MRI

• Tatalaksana:
56 Black Books for UKMPPD

o Medikamentosa: antihipertensi (Beta bloker IV pilihan pertama),


analgetik

narkotik

o Pembedahan

50. Penyakit Arteri Perifer


(PAD)

• Tersumbatnya aliran darah arteri perifer oleh karena


aterosklerosis

• Tampilan klinis:

o Claudicatio (nyeri pada ekstremitas bawah saat aktifitas akibat


kurangnya

suplai oksigen ke
otot)
o Berukrang dengan
istirahat.

o Nyeri selalu dirasakan pada kelompok otot yang


sama

51. Thromboangitis Obliterans (Buerger’s


Disease)

• Terbentuknya trombus hingga terjadi oklusi pada end


arteri

• Berhubungan erat dengan riwayat


merokok

• Tampilan klinis:

o Usia <45 tahun

o Keluhan terjadi pada end arteri (jari-


jari)

o Claudicatio (nyeri pada otot saat aktifitas karena kekurangan


suplai darah)

o nyeri saat istirahat

o ulkus, ganggrene

52. Deep Vein


Thrombosis

• Diakibatkan karena gangguan aliran darah (statis, kurang gerak,


imobilisasi)

• Lokasi tersering di ekstremitas


bawah

• Unilateral

• Klinis: nyeri, bengkak, kemerahan, tidak ada penyebab


lainnya

• Homan Sign: ketika posisi kaki ekstensi, kemudian dilakukan dorsofleksi


pedis,

maka akan terlihat


bendungan

• Tatalaksana:

o Antikoagulan (heparin,
dll)

RHEUMATOLOG
I

53. Gout Artritis


57 Black Books for UKMPPD

• Merupakan artrhritis yang disebabkan karena terdapatnya kristal urat di


dalam

cairan sinovial.

• Klinis:

o Onset akut

o Paling sering
monoartikuler

o Paling sering mengenai sendi kecil (tangan, kaki, jari-jari), bisa juga
mengenai

lutut

o Serangan akut dapat dicetuskan oleh konsumsi alkohol, konsumsi


makanan

tinggi purin, trauma, dehidrasi, obat-obatan


(diuretik)

o Gejala akut: nyeri, bengkak, kemerahan, dapat disertai


demam

o Dapat ditemukan tofus dan podagra (bengkak, nyeri pada


metatarsophalangeal

I, sebagai inisial artritis pada 50%


kasus)

o Dari pemeriksaan lab dapat ditemui


hiperurisemia

• Diagnosis banding

o Psuedogout

Monoartikuler, biasnya menyerang sendi besar, terdapat kristal


calsium

phospat dari biopsi, dapat ditemukan kalsifikasi pada


tulang rawan

o Septic arthritis

Monoartikuler, paling sering menyerang lutut, leukositosis


(>50.000), kultur

(+), tidak ditemukan


kristal

• Tatalaksana

o Akut

NSAID, kortikosteroid, kolkisin (uricosuric


agent)

o Preventif

Alopurinol,
probenecid

54. Osteoartritis

• Kerusakan sendi akibat proses


degenerasi

• Faktor risiko : usia >50 tahun, obesitas, pada orang dengan penggunaan
sendi

yang berlebihan, riwayat


imobilisasi

• Klinis
o Onset perlahan

o Dapat mengenai sendi lutut (tersering), pinggang,


vertebra, dan jari

o Biasanya poliartritis
58 Black Books for UKMPPD

o Gejala umum: nyeri terutama bila digerakkan, pengurangan ROM,


kekakuan

(biasanya di pagi hari / morning stiffnes) <30 menit.


Krepitasi

o Pada OA di tangan dapat ditemukan nodul khas yaitu Heberden’s


node (nodul

pada DIP (distal interphalanx)) dan Bouchard’s node (nodul di PIP (


proksimal

interphalanx))

o Temuan radiologis dapat berupa osteofit dan penyempitan celah


sendi,

deformitas

• Tatalaksana

NSAID (lebih bagus yang dominan menghambat COX2 seperti


diklofenak,

meloksikam), glucosamin, chondroitin sulfat. Pada penderita gastritis


diberikan

NSAID selektif menghambat COX2 yang tidak mengganggu sistem


proteksi lambung

(seloksib, rofekoksib,
lumirakoksib)

55. Rheumatoid
Arthritis

• Merupakan inflamasi sendi kronis yang belum diketahui pasti


penyebabnya
• Kriteria diagnosis ACR

Kriteria 1-4 harus ada minimal selama 6


minggu

1) Morning stiffness

2) Artritis melibatkan 3 sendi atau


lebih

3) Atritits pada sendi-sendi


tangan

4) Atritits simetris

5) Nodul rheumatoid

6) Rheumatoid faktor
positif

7) Perubahan
radiografis

• Tanda khas RA akibat deformitas


sendi:

o Boutonniere deformity (pada jempol


tangan)

o Swan neck (jari seperti leher


angsa)

o Ulnar deviation

• Tatalaksana

NSAID, Kortikosteroid, DMARDs


(metrotrexate)

56. Osteoporosis

• Osteroporosis merupakan penyakit tulang sistemik dimana terjadi


penurunan massa

tulang dan perubahan microarcithectural tulang yang menyebabkan


tulang menjadi

rapuh
59 Black Books for UKMPPD

• Faktor risiko: usia tua, wanita, defisiensi estrogen, merokok, penggunaan


jangka

lama steroid , penggunaan jangka lama


hormon tiroid

• Klinis biasanya pasien datang dengan fraktur patologis (fraktur dimana


pada orang

normal dengan beban tulang tersebut tidak terjadi fraktur) atau


kifosis (bungkuk)

• Bone Mineral Density / BMD

Normal ≥
-0,1

Osteopenia antara -0,1 sampai


-2,5

Osteoporosis ≤
-2,5

• Tatalaksana

Perubahan gaya hidup, suplemen kalsium, vitamin D, estrogen,


paratyroid hormon

57. Systemic Lupus


Erythematosus

• SLE merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi kronik


yang dapat

mengenai banyak
organ

• Kriteria diagnosis menurut


ACR

Diagnosis ditegakkan minimal ada 4 kriteria dari


11 kriteria

o Malar rash: bercak kemerahan seperti kupu-kupu


pada wajah

o Discoid rash: lesi patch eritem dengan skuama dan


krusta

o Fotosensitifitas

o Ulkus oral

o Arthritits: ≥ 2 sendi perifer,


bengkak, nyeri

o Serositis: pleuritis,
pericarditis

o Renal disorder: persisten proteinuria,


celluler cast

o Neurologic disorder: kejang tanpa sebab lainnya, psikosis tanpa


sebab lainnya

o Hematologic disorder: anemia hemolitik,


leukopenia

o Immunological disorder: Anti-DNA, anti-SM, antiphospolipid


antibody

o Antinuclear antibody

• Tatalaksana

Antimalaria (klorokuin), steroid,


NSAID

58. Osteitis Deformans (Paget’s


Disease)

• Terjadi penghancuran tulang kemudian terjadi remodeling yang tidak


terorganisir

• Biasanya mengenai tulang axial, vertebra, tengkorak, pelvis,


femur, tibia

• Klinis: nyeri tulang, deformitas, osteoarthritis, gangguan neurologis


(karena

penekanan saraf)
60 Black Books for UKMPPD
• Gambaran radiologis ditemukan osteolitik dan pembentukan tulang berlebihan
yang irreguler / tidak terorganisir
HEMATOONKOLOGI
59. Anemia
a. Definisi
Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan dari massa sel darah merah.
Indikatornya menggunakan kadar haemoglobin
• Balita (0,5 – 4,9 tahun) : < 11 g/dl
• Anak (5 – 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
• Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
• Wanita hamil : < 11 g/dl
• Laki-laki : < 13 g/dl
b. Klinis
• Gejala umum anemia adalah mudah lelah, pucat, berdebar-debar, tinitus,
sesak, pusing, konjungtiva pucat.
• Indikasi transfusi bila Hb < 7 g/dl
c. Klasifikasi
Anemia
Mikrositik Hipokromik
Besi Serum

ADB
Penyakit Kronik
Normositik normokromik
Retikulosit
↑ Anemia Hemolitik
Perdarahan Akut
Makrositik

Defisiensi Asalm folat


N
N / ↓ Defisiensi
B12
Thalassemia

Aplastik
Sideroblastik
Leukemia,etc
61 Black Books for UKMPPD
• Istilah:
o Anemia makrositik: MCV, MCHC ↓
o Anemia normositik: MCV, MCHC normal
o Anemia Makrositik: MCV ↑
o Mean Corpuscular Volume (MCV) :ukuran volume rata-rata eritrosit
o Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH): jumlah rata-rata hemoglobin dalam
eritrosis
o Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC): ukuran rata-rata
konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit
o Ferritin adalah cadangan besi intraseluler
o Total Iron Binding Capacity (TIBC) adalah kapasitas darah untuk mengikatkan
besi dengan transferin
• Anemia Hipokromik Mikrositik
Anemia Mi-Hi
Besi Serum
Menurun
TIBC ↑, Feritin ↓
Besi sumsum tulang negatif
ADB
o Anemia Defisiensi Besi
▪ Kurang asupan besi, penyakit cacing tambang
Normal
TIBC ↓, Feritin N/↑
Feritin Normal
Besi sumsum
Elektroforesis tulang positif
Hb
Anemia akibat penyakit kronik
Hb A2↑, HbF ↑
Thalassemia Beta
Ring Sideroblastik dalam sumsum

tulang Anemia Sideroblastik


62 Black Books for UKMPPD

▪ MCV ↓, MCHC ↓, TIBC ↑,


Feritin ↓

▪ Apusan darah: anemia Mikrositik Hipokromik, Central Pallor (bagian


tengah

yg pucat / cekung pada eritrosit) melebar, sel


pensil (+).

▪ Terapi: ferrous sulfat 3x200 mg. Ferrous sulfat 325 mg = 65 mg


besi

elemental. Ferrous gluconat 325 mg = 38 mg besi


elemental

▪ Edukasi untuk makan makanan yang banyak kandungan besi


(daging, ati,

dll)

▪ Menurunkan absorbsi besi: antasida, fitat (sereal), tanin


(teh), fosfat

▪ Meningkatkan absorbsi besi: sitrat, fruktosa, asam askorbat


(vit. C)

▪ Eefek samping SF: gastric upset → berikan


dosis awal kecil

▪ Target Hb meningkat 1 g/dl tiap 2-3


minggu

o Anemia Akibat Penyakit


Kronik

▪ Terjadi gangguan utilitas


besi

▪ Dapat normositik-normokromik atau mikrositik-


hipokromik

▪ TIBC ↓, Ferritin N
/↑

o Thalassemia

▪ Akibat gangguan pada hemoglobin


(hemoglobinopathy)

▪ Terdiri dari Thalassemia alpha dan beta (lebih


parah)

▪ Penyakit yang diturunkan

▪ Tampilan Klinis
Riwayat keluarga (+), ikterik, deformitas tulang, splenomegali,
onset

biasanya pada anak-


anak

▪ Penunjang

❖ Apusan darah: mikrositik-hipokromik, sel target,


anisositosis,

poikilositosis

❖ Bilirubin indirek
meningkat

❖ Elektroforesis Hb (Gold Standart):


HbA2↑ , HbF

▪ Penatalaksanaan: transfusi berkala + iron


chelating

o Anemia Sideroblastik

▪ Genetk (X linked)

▪ Ketidakmampuan mengubag besi tidak bisa menjadi


hemoglobin

▪ Pada Aspirasi sumsum tulang (BMP) ditemukan ring


sideroblast

• Anemia Normokromik
Normositik

➢ Anemia
aplastik :
Hereditary Autoimun
Autoimun
sperocyte
Membran

Warm
Warm
Warm
Warm
Infeksi
Infeksi
Infeksi
Infeksi

Malaria, etc
Malaria, etc
Malaria, etc
Malaria, etc
Malaria, etc
Microangiopa

thy
Microangiopa

thy
Microangiopa

thy
Microangiopa

thy
Microangiopa

thy

Prostetic

valve, ITP,
assemia DIC, etc
assemia Prostetic
Hemoglobin
Hemoglobin valve, ITP,
DIC, etc
Prostetic

Sickle Cell valve, ITP,


Sickle Cell DIC, etc
Sickle Cell Prostetic
Autoimun
valve, ITP,
DIC, etc Prostetic
Prostetic
valve, ITP,
valve, ITP, DIC, etc
DIC, etc
o Akibat defek intrinsik dari sel hemopoietik, trauma eksternal pada
sel

hemopoietik, defek
stroma

o Tidak ada
organomegali

o Pansitopenia

o BMP: gambaran
hipoplastik

➢ Anemia
hemolitik

o Klinis: anemia, ikterik, splenomegali, retikulosit ↑,


bilirubin direk ↑

Osmotic

fragility test Elektroforesis


Cold
b Cold
Cold
ektroforesis
o Hereditary Sperocyte

▪ Permeabilitas Na menigkat → peningkatan glikolisis →


penurunan lemak

intrinsik → membran menjadi rapuh, bentuk sel menjadi


sferis →

penghancuran prematur di
lien

▪ Apusan darah : sel berbentuk sferis (central pallor


menghilang)

▪ Osmoti fragility test

▪ Tatalaksana dengan
splenektomi

o Defisiensi G6PD

▪ G6PD: enzim yang berfungsi melindungi eritrosit dari kerusakan


oksidatif

▪ Pencetus: infeksi (paling sering), obat (antimalaria, sulfonamid,


aspirin)

▪ Apusan darah tampak Bite cell (sel seperti tergigit), Heinz body
(tampak

badan iklusi di dalam


eritrosit)

o Anemia Sickle Cell

▪ Pada apusan darah ditemukan eritrosit berbentuk bulan sabit


(sickle cell)
Intrinsik Ekstrinsik

64 Black Books for UKMPPD

o Autoimune Hemolytic Anemia


(AIHA)

Warm Cold
Eritrosit berikatan pada suhu 37° C 0 – 4° C

Klinis • Akut dan berat • Post infeksi

• Penyakit kolagen, • Idiopatik


idiopatik

Antibodi yang terlibat IgG IgM dengan komplen C3

Mekanisme Ekstravaskular hemolisis Intravaskular hemolisis

Apusan Darah Sferosit (central pallor Tatalaksana • Kortikosteroid

menghilang) • Splenektomi
Cold aglutinin (eritrosit • Menghindari dingin
menggumpal)

▪ Coomb’s Test merupakan tanda anemia


hemolitik

o Microangiopathic
Anemia

▪ Disebabkan penyakit mikrovaskular (ITP, DIC), katup jantung


buatan,

trauma, implanted
devices

• Anemia Makrositik

o Karena defisiensi asam folat (post-OP GIT, gangguan lambung yang

menyebabkan defisiensi faktor intrinsik untuk membantu


penyerapan B12),

asam folat, penyakit


hepar

o Glositis (pada defisiensi


B12)

o Apusan darah: eritrosit makrositik, hipersegmented


netrofil

60. Immune Thrombocytopenic


Purpura

• Akibat adanya antibodi anti-


platetel

• Akut < 3 bulan (biasanya pada anak, berhubungan dengan infeksi virus),
kronik > 3

bulan (pada
dewasa)

• Tampilan Klinis:

o Petekiae, purpura,
ekimosis

o Biasanya didahului infeksi 1-2 minggu


sebelumnya

o Tidak ada
organomegali

• Penatalaksanaan
65 Black Books for UKMPPD

o Steroid (metilpredinsolon, prednison) jika AT < 30.000 atau AT


<50.000 dengan

risiko perdarahan

o IvIg jika mengancam jiwa, atau anak dengan AT <20.000 disertai


perdarahan

61. Disseminated Intravascular


Coagulation

• Adanya aktivasi sistem koagulasi sistemik, dimana terjadi penumpukkan


fibrin dan

menimbulkan trombus-trombus di mikrovaskular yang menyebabkan


iskemia dan

gangguan organ. Akibat aktivasi sistem koagulasi secara masif, terjadi


kekurangan

faktor koagulasi dan platelet yang dapat menyebabkan


perdarahan.

• DIC dipicu oleh berbagai keadaan, yaitu: sepsis, infeksi, keganasan,


emboli air

ketuban, eklampsia, trauma, snake bite,


transfusi, dll

• Klinis:

o Perdarahan
(tersering)

o Gangguan kulit (purpura, sianosis,


ganggren)

o Gangguan ginjal (asidosis, azotemia, hematuria,


oligouria)

o Gangguan hepar

o Gangguan pernafasan (ARDS, pleural


friction rub)

o Gangguang SSP (gangguan kesadaran,


TIA)

o Syok

• Penunjang:

Bleeding time ↑, PT ↑, APTT ↑, trombositopenia,


fibrinogen ↓, D-dimer ↑

62. Evaluasi Laboratorium Gangguan


Perdarahan

• Hitung trombosit (AT)

Pemeriksaan kuantitatif
trombosit

• Bleeding Time (BT)

Pemeriksaan kualitatif
trombosit

• Clotting Time (CT)

Pemeriksaan untuk mengevaluasi faktor koagulasi (tidak


spesifik)

• Protrombin Time (PT) atau International Normalized


Ratio (INR)

Pemeriksaan untuk mengevaluasi faktor ekstrinsik


(faktor VII)

• Active Partial Thromboplastin Time


(APTT)

Pemeriksaan untuk mengevaluasi faktor intrinsik (VIII, IX,


X, XI, XII)

• Trombin Time (TT)

Pemeriksaan untuk mengevaluasi pembentukan fibrin (jalur


bersama)
66 Black Books for UKMPPD

• Fibrinogen

Pemeriksaan untuk mengevaluasi


fibrinolitik

• Fibrin Degradation Product / D-


dimer

Pemeriksaan untuk mengevaluasi


fibrinolitik

63. Polisitemia

• Peningkatan jumlah eritrosit dan kadar


hemoglobin

• Primer

o Contoh: polisitemia
vera
o Diakibatkan keganasan yang menyebabkan peningkatan
jumlah eritrosit

o Eritropoietin normal atau


menurun

o Peningkatan AE, AT, dan


AL

o Splenomegali

• Sekunder

o Diakibatkan peningkatan stiumulasi oleh eritropoietin yang


disebabkan oleh

hipoksia atau keganasan pada


ginjal

64. Leukemia

Akut Kronik

Hb Anemia Anemia

AL Leukositosis Leukositosis

AT Trombositopenia N / trombositosis

Trombositopenia pada CML blast


crisis

Diff. -aur rod (+)


-lebih sering
Count
oli +) Granulosit immatur anak-anak

-limfoblast
AML ALL CML CLL
Pada dewasa
-90% pada anak Pada dewasa
dan dewasa dengan
dengan
-myeloblast
Philadelphia
≥20%
Philadelphia
cromoson Limfositosis
>50 tahun, >50.000
>50 tahun,
>50 tahun,

Limfositosis
>50.000
Limfositosis
>50.000 65. Limfoma

• Tumor padat di jaringan


limfoid

• Klinis:
67 Black Books for UKMPPD

o tumor padat, kenyal, terfiksir, tidak


nyeri

o B symptom (lebih dominan pada Hodgkin): BB turun, lemas, demam,


keringat

malam

• Hodgkin limfoma

Histopatologi: Reed Stenberg cell (owl’s


eyes)

• Non-Hodgkin limfoma (Burkitt


limfoma)

Histopatologi: Starry
Sky

• Diagnosis banding

o Limfadenitis akut

Berhubungan dengan infeksi akut di daerah


sekitarnya

o Limfadenitis kronik

Histopatologi didapatkan limfosit matur, uniform, tidak


ada sel blast

o Limfadenitis TB

Riwayat TB, histopatologi gambaran perkejuan, tuberkel, sel


datia langhans

66. HIV/AIDS

• Penularan melalui darah dan hubungan


seksual

• Klinis: curiga pada diare kronik, kandidiasis oral, infeksi oportunis


lainnya, BB turun

• Penegakkan dengan pemeriksaan HIV (ELISA, western blot), penilaian


selanjutnya

untuk menentukan terapi dengan


menggunakan CD4

• Tahapan Infeksi HIV

o Infeksi HIV akut → 2-6 minggu setelah infeksi → sindrom


retroviral akut / flu

like symptom. Window period hingga 3 bulan → sudah dapat


menularkan

HIV, pemeriksaan antibodi


negatif

o Infeksi HIV asimptomatik (masa laten): tidak ada gejala, tetapi


pemeriksaan

antibodi positif, dapat positif sampai 10


tahun

o Limfadenopati persisten menyeluruh → nodus limfe


berdiameter >1 cm pada

dua atau lebih daerah ekstrainguinal selama lebih


dari 3 bulan

o Infeksi simptomatik (AIDS) →


CD4 <200

• Stadium Klinis HIV


o Stadium I

Tidak ada gejala, limfadenopati generallisata


persisten

o Stadium II
68 Black Books for UKMPPD

BB turun <10%, infeksi saluran nafas berulang, herpes zooster,


ulkus oral

berulang, ruam kulit, dermatitis seboroik, infeksi jamur


pada kuku

o Stadium III

BB turun >10 %, diare kronis >1 bulan, demam menetap,


kandidiasis oral

menetap, oral hairy leukoplakia, TB paru, infeksi bakteri berat,


stomatitis,

ginggivitis, anemia, netropenia,


trombositopenia

o Stadium IV

Sindrom wasting HIV (BB turun >10% + diare kronik >1 bulan +
demam >1

bulan), PCP, TB
ekstraparu

• Tatalaksana

o Kriteria mulai ARV: CD4 <350, stadium klinis 3-4, HVI dengan TB,
HIV dengan

Hepatitis B, Ibu hamil


HIV

o Anjuran pengobatan lini


pertama:

▪ AZT (Zidovudin) + 3TC (Lamifudin) +NVP


(Nevirapin)
▪ AZT + 3TC + EFV (Efavirenz) : pada TB dan Hepatitis B
kronik

• Toxoplasmosis pada HIV

Gambaran CT Scan: lesi nodular, ring enhancement, edema cerebri,


75% pada

ganglia basalis.

INFEKSI TROPIS

67. Demam Dengue dan Berdarah


Dengue

a. Etiologi

Virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk


Aedes aegypti

b. Klasifikasi

DF/DHF Grade Gejala dan Tanda Lab

DF Demam dengan minimal dua gejala di bawah ini: • Ruam


• AL ≤5000
• Sakit kepala
• AT ≤
• Nyeri retro-orbital
150.000)
• Mialgia
• Peningkatan hematokrit
• Athralgia
5% - 10%
69 Black Books for UKMPPD

• Manifestasi perdarahan

• Tidak ada manifestasi kebocoran


plasma

DHF I • Demam dengan manifestasi perdarahan (Uji • Ada kebocoran plasma (efusi

torniket positif) asites,


hipoproteinemia) tekanan nadi < 20 mmHg,
• AT < 100.000 hipotensi)
• AT < 100.000
• Hematokrit meningkat
• Hematokrit meningkat
≥20%

DHF IV / DSS Grade III dengan nadi dan tekanan dar


DHF II Grade I + perdarahan spontan (epistaksis,

perdarahan gusi, hematemesis, teraba


melena) • AT < 100.000
• AT < 100.000 • Hematokrit meningkat
• Hematokrit meningkat

DHF III / DSS Grade I dan II + kegagalan sirkulasi (nadi lemah,


c. Penunjang

• NS1 (antigen virus): dapat dideteksi sejak hari pertama setelah gejala
muncul,

menghilang sejak hari ke


5

• IgM anti-dengue : dapat dideteksi sejak hari ke 3-5 setelah


gejala muncul

• IgG anti-dengue : dapat dideteksi sejak hari ke 7 setelah gejala


muncul

d. Tatalaksana

o DHF grade I – II

Cairan kristaloid (lebih baik ringer asetat karena tidak


membebani hepar)

Anak (ml/KgBB/jam) Dewasa (ml/jam)

Maintenance 3 40-50

Manitenance + 5% defisit 5 80-100

Maintenance + 7% defisit 7 100-120

Maintenance +10% defisit 10 300-500


Cek laboratorium tiap 6
jam

o DHF grade III


70 Black Books for UKMPPD

ABC. Kristaloid 10 cc/kgBB/jam dalam untuk 1 – 2 jam. Jika ada


perbaikan

cairan diturunkan. Jika tidak ada perbaikan pertimbangkan koloid


atau transfusi

WB atau PRC

o DHF grade IV

ABC. Kristaloid 10 cc/KgBB dalam 10-15 menit. Jika ada


perbaikan lanjutkan

seperti pada grade


III

68. Demam Tifoid

a. Etilogi

Salmonella thypii /
parathypii

b. Klinis

• Minggu ke-1: demam yang perlahan-lahan bertambah tinggi,


menggigil,

anoreksia, malaise, nyeri kepala frontal, lidah kotor, konstipasi,


kembung, nyeri

abdominal ringan difus,


hepatosplenomegali

• Minggu ke-2: demam mencapai plateau, insomnia, mengigau,


bradikardia relatif,

diare, perdarahan
GI

• Minggu ke-3: tampilan klinis bertambah berat, sering terjadi status tifoid
(penurunan kesadaran / psikosis). Perforasi
tetapi jarang

c. Penunjang

• Darah: leukopenia, trombositopenia,


anemia

• Kultur

o Minggu 1-2: darah (dalam agar


empedu)

o Minggu ke-2: feses

o Minggu 3-4: urin

• Widal

Mulai positif pada akhir minggu pertama. Diagnosis ditegakkan


apabila ada 4

kali lipat peningkatan titer dalam pemeriksaan ulang 5-7 hari. Atau
peningkatan

titer O sebanyak
1:200

• Igm anti-salmonella (TUBEX), sensitifitas dan spesifitas


tinggi

d. Tatalaksana

• Lini pertama: kloramfenikol 4x500 mg sampai 7 hari bebas demam,


tetapi

kontraindikasi pada AL < 2000. Kloramfenikol pada ibu hamil


menyebabkan

grey baby
syndrome

• Lini kedua: flurokuinolon (kontraindikasi pada usia < 18


tahun)
71 Black Books for UKMPPD
• Ibu hamil: amoksisilin.

69. Malaria

a. Definisi

Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang


menyerang eritrosit

dan ditandai dengan adanya bentuk aseksual dalam darah. Penyakit ini
disebarkan

oleh vektor nyamuk


Anopheles

b. Klinis

• Ringan

Demam menggigil disertai keringat dingin, sakit kepala, anemia,

splenomegali, dan ada riwayat bepergian ke daerah


endemis.

Pola demam:

Vivax dan ovale : tertiana (tiap 48


jam)

Malariae : kuartiana (tiap 72


jam)

Falciparum : demam sepanjang hari / tidak


teratur

• Berat (hanya disebabkan oleh


falciparum)

Malaria serebral, anemia berat, gangguan pernapasan,


gagal ginjal

• Black water fever: demam, urin berwarna gelap, lab


pansitopenia

• Cerebral malaria: gangguan kesadaran, funduskopi: retinal


whitening

c. Penunjang
• Pemeriksaan penunjang dengan apusan darah (tebal / tipis) dengan
pengecatan

Giemsa

• Dikatakan negatif apabila dalam 3x pemeriksaan tidak ditemukan

plasmodium

Jenis Apusan darah

Falciparum:

• Intraeritrosit berbentuk cincin,

terletak marginal
(acole)

• Titik Maurer pada


eritrosit

• Bentuk Headphone
(tropozoit)

• Gambaran stary sky


(merozoit)

• Gametosit berbentuk

sabit/pisang/sosi
s

• Tidak punya hipnozoit


(stadium
72 Black Books for UKMPPD

tidak lengkap)

Vivax:
• Eritrosit membesar, bentuk

ameboid, terdapat titik

Schuffner

• Gametosit berbentuk
bulat

• Ditemukan skizon berisi 12-24

merozoit

• Mempunyai hipnozoit (fase

dorman yang akan


bersembunyi

di hepar dan dapat aktif


kembali)

Ovale

• Hampir sama dengan vivax,

namun eritrosit berbentul


oval

• Skizon berisi 8-12


merozoit

• Mempunyai
hipnozoit
73 Black Books for UKMPPD

Malariae

• Eritrosit yang terinfeksi

ukurannya lebih kecil, band

form atau basket


form.
• Ziemann’s dot →
skizon

• Merozoit dan skizon


berbentuk

rosset

• Tidak punya hipnozoit


(stadium

tidak lengkap)

d. Tatalaksana

• Falsiparum

o Lini pertama : ACT (3 hari) + primakuin (3 tablet


single dose)

o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (3 tablet single dose) +

doksisiklin/tetrasiklin (7
hari)

• Vivax / ovale

o Lini pertama : ACT (3 hari) + primakuin (1x1 tablet selama


14 hari)

o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (1x1 tablet selama 14


hari)

• Malariae

o Lini pertama : ACT (3


hari)

o Lini kedua : Kina (7 hari) + primakuin (14 hari) + doksisiklin


(7 hari)

• Malaria berat (falsiparum): Artesunat IV atau


artemether IM

• Wanita Hamil

o Trimester I : kina + klindamisin (falsiparum), kina saja


(vivax/ovale)

o Trimester II - III : ACT

• Profilaksis

o Sensitif klorokuin :
74 Black Books for UKMPPD

klorokuin 2 tab /minggu dari 1 minggu sebelum berangkat ke


daerah

endemis hingga 4 minggu setelah


kembali

o Resisten klorokuin :

▪ doksisiklin 1x1 dua hari sebelum hingga 4 minggu setelah


kembali.

▪ Meflokuin 250 mg /minggu sejak 3 minggu sebelum


keberangkatan.

▪ Indonesia termasuk resisten


klorokuin.

• Keterangan

ACT: artemisinin combination therapy (dihidroartemisinin +


piperakuin atau

artesunat +
amodiakuin)

e. Monitoring

Klinis dan laboratorium pada hari ke


3,4,5,6,7,14,21,28
70. Tetanus

a. Etilogi

C. tetani (basil gram positif anaerob berspora). Menghasilkan toksin


tetanolisin dan

tetanospasmin

b. Klinis

• Derajat I

o Trismus ringan sampai


sedang

o Kaku kuduk, epistotonus, perut


papan

o Tidak ada disfagia

o Tidak ada kejang

o Tidak ada gangguan


respirasi

• Derajat II

o Trismus sedang

o Kekakuan jelas

o Kejang rangsang, tidak ada kejang


spontan

o Takipneu

o Disfagia ringan

• Derajat III

o Trismus berat

o Otot spastik

o Kejang spontan

o Takikardia, takipneu
75 Black Books for UKMPPD
o Serangan apneu

o Disfagia berat

o Aktifitas autonom
meningkat

• Derajat IV

o Derajat III ditambah:

o Gangguan autonom
berat

o Hipertensi berat dan takikardia atau hipotensi berat dan


bradikardia

c. Tatalaksana

• Isolasi di ruang tenang, ICU, support


ventilasi

• Bersihkan luka, debridemen

• Metronidazole atau penisilin (menyingkirkan sumber


infeksi)

• Anti-tetanus serum (ATS) atau Tetanus Immunoglobulin (TIG) (untuk


mengikat

toksin bebas)

• TT (untuk menginduksi
imunitas)

• Diazepam (mengatasi
kejang)

d. Pencegahan Saat Terkena


Luka

Diberikan terutama luka tusuk (jarum, paku, dll) karena pada luka tusuk
yang dalam

menjadi lingkungan yang bagus untuk tumbuh bagi


bakteri anaerob

Riwayat Imunisasi
a Kecil dan Bersih Luka Lainnya tahun → Ya
Tidak Imunisasi
TIG TD TIG
terakhir >5
Tidak tahu / < 3
tahun → ya
dosis
Tidak
Tidak Ya Ya
Tidak

> 3 dosis Imunisasi

terakhir >10 TD: imunisasi aktif tetanus


difteri

TIG: imunisasi pasif dengan langsung memberikan antibodi


(immunoglobulin 250 unit

IM)

71. Leptospirosis

a. Etiologi

Leptospira interogans. Reservois oleh


tikus.

b. Klinis

• Riwayat terpapar urin binatang (banjir,


dll)
76 Black Books for UKMPPD

• Demam tinggi

• Nyeri otot gastroknemius

• Mata merah

• Sindrom Weil (leptospirosis berat): ikterik disertai kegagalan organ


(misal

gagal ginjal →
oligouria)

c. Penunjang
• Pemeriksaan langsung: mikroskop lapang
gelap

• Pemeriksaan tidak
langsung:

o Kultur: terdeteksi setelah hari ke 4


gejala

o Rapid antibodi test: Latex agglutination test, IgM ELISA


(terdeteksi hari 3-5)

o Microscopic angglutination test (MAT): terdeteksi setelah


1 minggu

d. Tatalaksana

• Ringan: doksisiklin (2 x100 mg), ampisilin (4 x 500 mg), amoksisilin (4


x 500

mg)

• Berat: penisilin G 1,5 juta unit /6 jam IV atau Ceftroaxon 2 x


1 gr IV

• Profilaksis: doksisiklin 200 mg


/minggu

72. Parotitis

a. Definisi

Peradangan kelenjar
parotis

b. Klinis

• Akut

o Demam

o Pembengkakan kelenjar parotis mulai dari depan telinga


sampai rahang

bawah

o Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut


terasa kering
o Dapat disebabkan bakteri, virus (gondongan, pada anak-
anak), dan TB

• Kronik

o Sjogren syndrome

Pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar parotis berulang


yang tidak

diketahui penyebabnya, mata dan mulut


kering

o Sarkoidosis

Nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar


parotis

c. Tatalaksana
77 Black Books for UKMPPD

Analgetik, antipiretik,
antibiotik

73. Infeksi Cacing

a. Trematoda

• Schistosoma

o Menyebabkan skistosomiasis /
bilharziasis

o Terdiri dari S. japonicum, S. mansoni, S.


haematobium

o Klinis: diare dapat disertai lendir darah, hematuri, riwayat


bepergian ke

daerah endemis

o Mikroskopis feses: telur bentuk oval dengan salah satu kutub


membulat

disertai spina terminal di kutub


lain
o Stadium infektifnya
serkaria

o Tatalaksana:
Prazikuantel

• Fasciolopsis buski

o Menyebabkan
fasciolopsiasis

o Klinis: diare, mual, muntah, nyeri


perut

o Mikroskopis feses: telur bulat besar


beroperkulum

o Habitat parasit di
duodenum

o Menyebabkan gangguan penyerapan


B12

o Stadium infektifnya
metaserkaria

o Tatalaksana:
Prazikuantel

b. Nematoda

• Enterobious vermicularis / Osciuris


vermicularis

o Menyebabkan
enterobiasis

o Klinis: gatal pada


anus
78 Black Books for UKMPPD

o Mikroskopis feses: telur berdinding tipis berlapis 2, terdapat sisi


cembung

dan sisi datar (seperti huruf


D)

o Scotch tes: menempelkan selotip ke dubur kemudian diperiksa

mikroskopis

o Tatalasksana: Pyrantel pamoat / mebendazole /


albendazole

• Trichuris trichuria

o Klinis: diare, prolaps


rekti

o Mikroskopis feses: telur berbentuk seperti tempayan, ada sisi


datar di

kedua ujungnya

o Tatalaksana: Mebendazole /
albendazole
• Ascaris lumbricoides

o Menyebabkan
ascariasis

o Klinis: anemia, malnutrisi, obstruksi


(ileus)

o Cacing dapat mengembara ke saluran empedu, apemdiks atau ke

bronkhus

o Cacing dapat keluar melalui


anus
79 Black Books for UKMPPD

o Sindrom Loeffler: batuk, demam, eosinofilia. Akibat infeksi larva


pada

paru.

o Mikroskopis: telur bular-oval dengan dinding tebal


berlapis-lapis

o Tatalaksana: Mebendazole / Pyrantel


pamoat
• Hookworm (cacing
tambang)

o Terdiri dari Ancylostoma duodenale dan Necator


americanus

o Klinis: anemia (def. Besi), ground itch (larva cacing masuk


melalui kaki)

o Mikroskopis: telur dengan segmented


ovum

o Tatalaksana: mebendazole / pyrantel pamoat /


albendazole

c. Cestoda

• Taenia saginata

o Reservoir pada sapi


80 Black Books for UKMPPD

o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati,


penurunan berat

badan

o Mikroskopis feses

▪ Proglotid: segmen gravid 15-30 cabang


uterus
▪ Scolex: Rostellum (-)

o Tatalaksana:
Albendazole

• Taneia solium

o Reservoir pada babi

o Klinis: diare / konstipasi, mual, rasa tidak enak di ulu hati,


penurunan berat

badan

o Mikroskopis feses

▪ Proglotid: segmen gravid 5-10 cabang


uterus

▪ Scolex: Rostellum (+)

o Tatalaksana:
albendazole

• Hymenolepsis nana

o Reservoir atropoda
(tikus,dll)

o Klinis: diare

o Mikroskopis feses: telur bulat, 6 kait, dan


filamen polar

o Bentuk infektif dan diagnostik adalah


telur

o Tatalaksana:
Prazikuantel

74. Filariasis

a. Etiologi

Wucheria bancrofti (tersering), Brugia malayi, Brugia timori. Vektor:


culex, anopheles

b. Klinis

• Akut: demam, limfadenitis,


limfangitis

Anda mungkin juga menyukai