Anda di halaman 1dari 199

1 B.

Diabetes insipidus ec
defisiensi
• Pria, 20 thn hormon ADH
• BAK terus menerus, dalam sehari

pasien bisa 25-30 kali

• Haus yang berlebihan.
Hasil pemeriksaan laboratorium GDP 90
mg/dl, GDS
Keluhan 155lapar
sering mg/dl, osmolaritas
dan penurunanurin
• 150 mOsm/kg, osmolaritas plasma 350
berat badan disangkal.
Apa diagnosis dan etiologinya?
• Diabetes insipidus (DI) is defined
as the passage of large volumes (>3 L/24 hr)
of dilute urine (< 300 mOsm/kg).
• 2 forms : central and nephrogenic
diabetes insipidus
Diabetes lnsipidus
• Bila pasien
kekurangan ADH
(Diabetes Insipidus),
• maka osmolaritas
urin akan tetap
rendah setelah tes
deprivasi
Bila pasien polidipsi,
maka osmolaritas
urin akan meningkat
setelah tes deprivasi
Tatalaksana
• Fluid replacement
• Synthetic analogue of antidiuretic hormone (ADH):
desmopressin (oral, subcutaneous, intranasal, IV)
2 A. Penyakit Addison
• Pria 30 thn
• Mudah lelah, tidak nafsu makan, disertai

penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu.

Kulitnya semakin menghitam dan memiliki riwayat
• sistemik lupus eritematosus (SLE).
TD 100/60 mmHg, laju nadi 77 kali/menit, laju

nafas 17 kali/menit, afebris
Tampak makula hiperpigmentasi generalisata, gizi
kurang, tidak adanya rambut ketiak dan pubis .

Diagnosis pada kasus ini?


Addison Disease
• Kondisi insufisiensi kelenjar adrenal akibat destruksi atau disfungsi
korteks adrenal yang menyebabkan gangguan sekresi hormone
• glukokortikoid dan mineralokortikoid
• Penyebab paling sering: insufisiensi adrenokorteks autoimun idiopatik
dan Tuberkulosis kelenjar adrenal
Manifestasi klinis: kronik vs akut  akut: krisis adrenal
Manifestasi klinis kronik

• Defisiensi androgen : tidak ada rambut pubis dan ketiak, amenore


• ACTH berlebih : stimulasi MSH  Hiperpigmentasi kulit dan membran mukosa
• Defisiensi kortisol: lemas, letih, nafsu makan ↓, BB ↓
• Gejala GIT: mual, muntah, diare
• Kepala terasa ringan + hipotensi
Addison Disease
Penurunan kadar
kortisol:
hipoglikemi, hipotensi,
penurunan BB, lemah
Bisa disertai
hiperpigmentasi
Primer (insufisiensi
adrenal) vs sekunder
(kelainan di
hipotalamus)
3 B. Anti tyhroid peroxidase
• Perempuan 45 tahun
• mudah lelah dan badan terasa lemah,

disertai keluhan tidak tahan dingin.

Rasa penuh di leher.
• PF : teraba pembesaran kelenjar tiroid
difus, edema pretibia, puffy face, dan
rambut kering

Apakah yang paling berperan pada kasus


ini?
Hashimoto tiroiditis
• Gambaran klinis: hipotiroid, dapat diawali dengan
gejala hipertiroid (akibat hormonal leaking)
• Deskripsi:
1. Makro struma difusa, permukaan tiroid menyerupai
limfonodi, interlobular fibrosis
2. Mikro infiltrasi limfosit, folikel limfoid dominan, atrofi
folikel, fibrosis, Hürthle cells
Diagnosis
• Hipotiroid primer : TSH meningkat, T4 menurun
• Anti-thyroglobulin antibodies (Tg Ab) dan anti-thyroid
peroxidase antibodies (TPO Ab)
85-90% pasien dengan tiroiditis hashimoto kronik memiliki
serum anti-TPO antibodi yang tinggi

Tatalaksana
• Replacement therapy : Levothyroxine
4 A. Joffroy
• perempuan usia 39 tahun
• Seluruh badan terasa lemas, mudah lelah dan berkeringat,

serta berat badan tidak naik padahal makan banyak.
• TD: 130/70 mmHg, laju nadi 105 kali/menit, laju nafas 20
kali/menit, suhu 36,8oC, kedua mata tampak menonjol,

kemerahan, dan berair.

Leher teraba massa difus, kenyal, batas tegas, tidak nyeri saat
• ditekan, ukuran 2 x 2 cm.
Pada saat dilakukan gerakan mata ke atas tidak didapatkan
adanya lipatan pada dahi.
fT4 meningkat sedangkan TSH kurang dari normal.
Tanda pada mata berdasarkan kasus di atas disebut ?
Penyakit Tiroid
Adalah pembesaran kelenjar tiroid

Defisiensi iodium (struma difus nontoksis/
Goiter •

goiter endemik)

Hipertiroidis • GGoRiAteVrEsSpDolrSaEdAikSE(jarang)
Struma nodular toksis

me • Adenoma toksik
• Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor
Hipotiroidis • hipofisis, dDlel)fisiensi iodium berat
Neoplasma
me • Tiroiditis hashimoto
Iatrogenik

Lain-lain (hipopituitari kongenital, dll )

• Jinak (misal adenoma folikular) Ganas (misal
adenokarsinoma tiroid)
GRAVES
DlSEASE

Pada Graves Disease terdapat antibodi


terhadap reseptor TSH  Memacu produksi T4 di tiroid
Kadar T4 tinggi Negative Feedback ke Piutari TSH
turun
Jadi T4 meningkat, TSH rendah
Thyroid-Associated Orbitopathy
• Vigouroux sign: eyelid fullness.
• Stellwag sign: incomplete and infrequent blinking.
• upper lid. sign: resistance to pulling down the retracted
Von graefe
• Joffroy
gaze. sign: absent creases in the forehead or superior
• Mobius sign: poor convergence.

Ballet sign: restriction of one or more extraocular muscles.

Dalrymple sign: lid retraction.

Kocher sign : stariing and frightened appearance of eyes

Rosenbach's sign : tremor on closing eyelids
Lid lag on down gaze
(von Graefe 's sign)

*-.
Fig 1 : Dal.tymple sign- Lid retraction Fig 2: Kod111r'1 sign· Sluing look

Joffroy's sign
• Absence of wrinkling on the f ore
head when the patient looks upwards
with the f ace indined downwar ds

Fig 5 ; �loebius' sign- wuk:n.ss ot com,ergence


Fig. 4 : Exophthalmos, proptosis
5 A. Insulin
• Wanita usia 25 tahun
• Keluhan sering buang air kecil,
• selain itu
• pasien juga mengeluh mudah
lapar dan
• Terapi
mudahpadahaus.pasien ini adalah ?
Riwayat lupus dan rutin minum
kortikosteroid.
Hasil pemeriksaan GDP 130 mg/dl,
GD2PP 238 mg/dl.
DM tipe lain
Steroid induced diabetes
Tatalaksana
Non-insulin therapies : sulfonilurea
Insulin therapies : morning administration of basal human insulin
Administration of oral non-insulin therapies is unlikely to be effective in controlling
the resultant hyperglycaemia. A trial of gliclazide 40mg twice daily (BD) may be
indicated and titrated daily to a maximum of 160mg BD. Metformin and
pioglitazone are unlikely to be of significant benefit and there is no evidence to
Subcutaneous
support the useinsulin using
of GLP-1, a basal
DPP-4 or multiple
inhibitors daily inhibitors
or SGLT-2 injection regimen
in these will be the
most appropriate choice of treatment
circumstances. http://www.diabetologists-
abcd.org.uk/JBDS/JBDS_IP_Steroids.pdf
6 D. Kretinisme ec hipotiroid
kongenital
• Anak 10 tahun
• Pasien terlihat lebih pendek
• dibandingkan dengan teman
• sebayanya.
• Pasien sempat tidak naik kelas 2 kali.
Hasil IQ 56.
• Diagnosis dan etiologi pada kasus ini?
TB 101 cm, BB 30 kg, kulit kering dan
kasar, makroglosia, dan terdapat hernia
umbilikalis.
Cretinism Dwarfism
• Hypothyroidism • Hypopituitary
• Decrease T3, T4
Short stature, ugly look,
• Decrease GH
• disporpotionately small • Short stature, smart look,

• body parts proportionate body parts

• Abnormal dev. of nervous Mentally normal
Mentally retarded •
• Abnormal
system reproductive Normal dev. of nervous system
function, small gonads
Reproductive function may be normal
7 A.Kelebihan growth hormone
sesudah lempeng epifisis tertutup
• Pria 27 tahun
• Keluhan tangan dan kakinya membesar dan

bentuk wajahnya berubah.
• Banyak berkeringat. Sepatu dan sendal pasien
• sebelunya sudah tidak ada lagi yang muat untuk
• digunakan.
Perbesaran abnormal pada bagian bawah bibir,
hidung, telapak tangan dan telapak kaki.
Kuku pasien jga tampak menebal dan mengeras
Apakah kemungkinan penyebab ?
GIGANTISME VS AKROMEGALI
•Overproduksi GH saat lempeng epifisis masih
Gigantismes terbuka
•Pada anak/ remaja
•Pertumbuhan simetris

•Overproduksi GH saat lempeng epifisis sudah


tertutup
Akromegali •Pada dewasa
• Tidak simetris (tangan-kaki lebih besar, makroglosia, makrognatia/
rahang dan gusi lebih besar)

AKROMEGALI
• Perlahan dan progresif
• 95% kasus: adenoma pituitari
Etiologi:
• 5%: tumor pankreas, paru, yang menghasilkan GH secara
• Jika disebabkan
independenadenoma pituitari� pasien datang biasanya
• Bitemporal
karena efek kompresi tumorakibat
hemianopia padakompresi
jaringanoptik
lokal:kiasma
• Kelainan endokrin lain yang menyertai akromegali akibat
• Prolaktinoma
adenoma pituitari:
• Cushing disease
• Hipopituitarisme � jika akut/mendadak = pituitary aploplexy
� mortalitas tinggi
http://emedicine.medscape.com/article/1157189-clinical#showall
www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/endocrine/acromegaly/Pages/fact-sheet.aspx
GIGANTISME
• Sering disebabkan adenoma pituitari,
genetik.

Bisa berkaitan dengan sindrom lain, seperti
• McCune Albright Syndrome,
neurofibromatosis, dll. dari normal/ sebaya.
• Pertumbuhan lebih
• Delay puberty.
Manifestasi:
• Serupa dengan akromegali namun terjadi
pada anak atau remaja dan pertumbuhan
cenderung simetris/ proporsional dibanding
akromegali.
8 C. Defisiensi niasin
• Pria berusia 45 tahun
• keluhan gatal dan kemerahan di kulit wajah hingga leher,

lengan bawah dan kaki. Terasa gatal dan pedih.

Jika terkena matahari : Kulit teraba lebih kering dan
• pecah-pecah.
Diare berulang, nafsu makan berkurang, pusing, dan
• Apakah penyebabnya ?
sering lupa.
Pasie memiliki riwayat penyakit sirosis hati dan kebiasaan
konsumsi alkohol sejak sepuluh tahun lalu.
2 macam:
PRlMER: intake
inadekuat.
SEKUNDER: gangguan
proses atau metabolisme
meski intake cukup. Misal:
alkoholik, sirosis, kolitis
ulseratif, obat INH, dll.

Dermatitis terutama di
area terkena sinar matahari
Tatalaksana
• IV atau oral niacin/ nicotinamide.
• Diet protein dan suplementasi vitamin B.
• Sekunder � sesuai etiologi.
• Kulit � pelembab topikal, tabir surya.
Vitamin Larut Air Fungsi khas Oefisiensi Toksisitas Keterangan
Bl (Tiamin) Beri-beri (saraf + jantung)
82 (riboflavin) Stomatitis angularis, keilosis, dermatitis
Metabolisme makronutrien seboroik
83 (niasin) Pellagra
86 (piridoksin) Kebas [akibat isoniazid]
Metabolisme asam amino
Tidak ada
89 (asam folat) Anemia megaloblastik karena bisa Dibutuhkan terutama
Kelemahan umum diekskresi pada ibu hamil
Metabolisme asam nukleat Spina bifida melalui urin
812 (kobalamin) {DNA-RNA) Anemia pernisiosa 8iasanya pada
Anemia megaloblastik vegetarian
Vitamin C Antioksidan, kolagen Scurvy
Pembekuan darah Hiperkeratosis kulit
9 D. Impetigo Bockhart
• Anak, 14 tahun
• Keluhan bisul kecil di kepala

sejak 2 hari yang lalu.

Bila benjolan pecah, akan keluar
nanah dan nyeri.
• Diagnosis?
PF: lesi pustuloeritematosa dan
terdapat rambut di bagian
tengah lesi.
FOLlKULlTlS (lmpetigo Bockhart)
• • Tatalaksana:
Adalah infeksi folikel rambut.
• Pruritus (+). • Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.
Persisten / rekuren � rambut tidak tumbuh
• • Antibiotik, misal klindamisin.
• lagi.
PF: multipel papul/ pustul dasar eritem,
Rambut di tengah (+)
rambut di tengah.
10 E. White
dermatographism
• Wanita 24 tahun
• Mual dan muntah sejak 1 jam yang lalu.
• Sebelumnya pasien diberi obat antinyeri
• Pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80

mmHg, laju nadi 100 kali/menit, laju napas
• 80 kali/menit,
Tanda suhu
lain yang afebris.
juga dapat ditemukan?
Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan
kemerahan pada tubuh dan urtika
Urtikaria
• Bisa terjadi di kulit mana saja.
• Berkaitan dengan reaksi alergi.
• khusus, tanpaumumnya
Onset cepat, bekas kecuali bekas
remisi garukan
dalam 24 jam(eksoriasi).
tanpa terapi
• AKUT dan KRONIK
• Akut: bisa bertahan hingga 6 minggu.
• Kronik: >6 minggu.
Angioedema
Lebih berat daripada urtikaria, edema kulit dan mukosa
Akut � bibir, wajah, palpebra, tapi bisa dimana saja hingga mukosa
respirasi dan GIT. Laryngeal swelling can be life-threatening.
Urtikaria
• Bentuk polimorfik, bisa membesar dan koalesens.
• Berupa edema/ plak, batas tegas, permukaan serupa
dengan kulit atau eritema, sangat gatal,
dermografisme (+), blanching (+).
Tatalaksana Urtikaria
Generasi • Chlorpheniramine;
Dimenhydrinate;
1 Promethazine;
• Diphenhydramine;
CDeotxiyrilzaimnein;eLo;rHaytdardoinxyezine
• Levocetirizine
Generasi
• Fexofenadine
2 • Norastemizole;
• Bila berat � berlanjut angioedema &/ syokDescarboethoxyloratadine
anafilaktik � epinefrin IM.
• Generasi
Ringan : antihistamin H1; kortikosteroid; antileukotrien; trisiklik antidepresan.

3
Antihistamin generasi 1 = sangat lipofilik sehingga mudah menembus barier otak (BBB),
menyebabkan efek SSP berupa sedasi, drowsiness. Generasi pertama juga mempunyai waktu
paruh pendek sehingga perlu diberikan berulang dalam sehari.
11 B. Paederus fuscipes
• Pria 20 tahun
• Muncul gelembung berisi
• cairan di lipat siku yang
terasa panas.
• Sebelumnya pasien
Apakah kemungkinan
bermain
seranggadi luar rumah dan
penyebabnya ?
terkena gigitan serangga.
Dermatitis
Venenata/paederus/whiplash
dermatitis
• Definisi : Merupakan Dermatitis Kontak iritan yang disebabkan oleh
toksin tomcat

• Etiologi : Paederus fuscipes, paederus littorarius
• Tinggal pada area lembab dan tertarik pada cahaya fluoresens.

Tidak menggigit ataupun menyengat � lesi timbul akibat cairan
perut (coelomic fluid): keluar karena serangga remuk tertindih
• Manifestasi klinis:
• < 24 jam pasca-paparan
Morfologi: Plak eritema yang tersusun secara linier, kemudian muncul
vesikel yang berubah menjadi pustul. kissing lesion khas ditemukan pada
fleksura
Tatalaksana: kortikosteroid topikal
Kissing Lesion di fleksura Lesi linier khas Dermatitis Venenata
Paederus sp
12 E. Valasiklovir 3 x 1000 mg
• Pria 65 tahun, nyeri dan
• ruam di perut kiri.
Sejak 2 hari dan meluas
hingga ke pinggang kiri.

TATALAKSANA yang sesuai


adalah..
Herpes Zoster
• Infeksi virus varicela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa

Reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita
• mendapat varisela
• Sebelum timbul gejala kulit, timbul gejala
prodormal.
• Penunjang: Tzanck test
Lokasi unilateral dan� sel datia berinti banyak
dermatomal.
• Tatalaksana: asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari atau
valasiklovir 3x1000 mg Tzank test: giant cell
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Terapi AVERAGE COST MEDICATION
DOSAGE (GENERIC)*
Acyclovir (Zovirax)† 800 mg orally five times daily $174 to 248 (129 to 200)
for 7 to 10 days 10 mg per kg IV
every 8 hours for 7 to 10 days‡
Famciclovir (Famvir)† 500 mg orally three times daily 140
for 7 days
Valacyclovir (Valtrex)† 1,000 mg orally three times 84
daily for 7 days
Prednisone (Deltasone) 30 mg orally twice daily on days 2 (2 to 4) for days 1
1 through 7; then 15 mg twice through 7 2 (1 to 3) for
daily on days 8 through 14; days 8 through 14 1 (1 to
IV = intravenously. 15 through 21
*—Estimated cost to the pharmacist based on average wholesale prices then 7.5to mg
(rounded
2000. Cost to the patient will be higher, depending on prescription filling fee .
twice
the nearest dollar),daily
for seven on days
days of 2)N.J.:
therapy, in Red book. Montvale, forMedical
days 15 toData,21
Economics

†—Antiviral therapy has been shown to be beneficial only when patients are treated within 72 hours of onset of the herpes zoster rash. Antiviral agents are not used in combination, and
selection of an agent is based on dosage schedule and cost .
‡—Acyclovir can be administered IV to severely immunocompromised patients or patients who are unable to take medications orally .
J Turk Acad Dermatol 2011; 5 (2): 1152r1.
13 C.Retinoid topikal +
klindamisin topikal
• Wanita usia 21 tahun,
• Mengeluhkan jerawat di wajah

• yang bertmbah banyak dari


biasanya sejak dua minggu terakhir
• dan terasa
Apakah gatal.
tatalaksana yang sesuai ?
Komedo 11, papul dan pustul
sebanyak 13, dan tidak ada nodul.
Acne Vulgaris
• Peradangan menahun pada
unit folikel pilosebasea,
pada daerah wajah, leher,
dada, punggung dan lengan
• Ditandai
atas dengan adanya
komedo (khas/
patogmonomik), papul,
pustul, nodul, kista dengan
sisa sequele berupa
hiperpigmentasi dan
jaringan parut
Acne Vulgaris
Komedo (khas/patogmonomik)
� papul miliar yang di tengahnya
mengandung sumbatan sebum
• Black comedo, open comedo
: berwarna hitam,
• mengandung nsur melanin
comedo : berwarna
White comedo, closeputih,
letak lebih dalam, tidak
mengandung unsur melanin
Ringan Sedang Berat
Komedo <20 20-100 >100 atau kista >5
Lesi inflamasi <15 15-50 >50
Total lesi <30 30-125 >125
Derajat Acne vulgaris
Derajat Derajat
Derajat Berat
Ringan
• Komedo <20,
Sedang
• Komedo 20-100, • Kista >5,
• Lesi inflamasi • Lesi inflamasi 15- • Komedo >100,
<15, atau 50, atau • Lesi inflamasi
• Total lesi <30 • Total lesi 30-125 >50, atau
• Total lesi >125
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
14 A.Rifampisin 600 mg/bulan +
Dapson 100 mg/hari selama 6
Pria 65 tahun, bercak kemerahan yang
bulan
tak terasa gatal maupun nyeri.
PF: 4 makula eritem (soal di-ralat)
diskret di punggung dan dada, ukuran
bervariasi,
TERAPlnya hipestesi,
adalah... anhidrosis.
MORBUS HANSEN Pembersaran
N.aurikularis
magnus
Lepra = Kusta
• lnfeksi Mycobacterium leprosum
• Tanda
• kardinal:
Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan saraf tepi dengan/tanpa gangguan subjektif:
• mencakup n. aurikularis magnus, n. ulnaris, dan n. Peroneus.
• Spesimen: sayatan kulit
Pemeriksaan

BTA
Jumlah: 3 spesimen,
telinga kanan, biasanya dari lesi kulit paling aktif, cuping
dan kiri.
• Parameter: indeks bakteri (lB) yang dinilai dalam 100 lapang
+1 = 1 – 10 pandang
BTA dalam 100 LP
(LP)
+2 = 1 – 10 BTA dalam 10 LP
+3 = 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP
+4 = 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP
+5 = 101 – 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
+6 = > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
Klasifikasi Lepra (WHO)
PB MB
Lesi kulit, dapat berupa: • Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi
• Makula • Berupa • Lebih sering lesi yang
• Papul meninggi hipopigmentasi/eritema menimbul
• Infiltrat, plak eritem (lesi cenderung tidak • Distribusi simetris
Kerusakan
• Nodul saraf, • menimbul)
Hilang sensasi jelas • Hilang sensasi kurang ditandai dengan:
• Hanya melibatkan satu jelas
• Distribusi tidak simetris
• Hilangnya sensasi cabang saraf • Melibatkan banyak
• Kelemahan otot cabang saraf
Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.
Tatalaksana � multidrug therapy WHO

• Regimen MB (lesi > 5 buah) atau BTA


positifDapson(terlepas
Rifampisin
klasifikasi
Klofazimin
klinis)
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan • 50 mg/hari DAN
diawasi • 300 mg/bulan diawasi
Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan • 50 mg selang sehari DAN
diawasi • 150 mg/bulan diawasi

Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan • 50 mg 2 kali seminggu


(1-2 mg/kg BB) Diawasi DAN
(5 – 15 mg/kg) • 100 mg/bulan diawasi
(1 Kelompok
Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta mg/kg Studi
BB/hari)
MH 2003.
• Rejimen PB (lesi 2 – 5 buah)
Dapson Rifampisin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan diawasi
Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan diawasi
Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan diawasi
(1-2 mg/kg BB) (5 – 15 mg/kg)

• Rejimen PB (lesi tunggal)


• Rifampisin 600 mg dosis tunggal
• Ofloksasin
Minosiklin 400
100 mg
mg dosis
dosis tunggaltung g a l S um be r: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.


15 A.Infeksi HPV tipe 6 dan 11
• Pria usia 26 tahun,
• Benjolan yang tidak nyeri di

• daerah kelamin, tidak mudah


berdarah, tidak gatal, namun

bertambah banyak.
Pasien belum menikah dan bekerja
sebagai sopir
ETlOLOGlnya truk antar luar kota.
adalah...
Tampak multipel papul yang
sewarna kulit, berjonjot,
permukan kasar, papilomatosa
Kondiloma Akuminata
• Infeksi HPV (terutama subtipe 6 dan 11) pada area
anogenital.

• Termasuk ke dalam penyakit menular seksual.
Lokasi predileksi:
• Laki-laki: perineum, sekitar anus, sulkus koronarius, glans
• penis, muara uretra eksterna, korpus penis, dan pangkal
penis.
• Perempuan: vulva, introitus vagina, porsio serviks.
Manifestasi:
• Massa vegetasi bertangkai, warna merah s.d. hiperpigmentasi
• Permukaan: papilomatosa
Modalitas Terapi
• Imiquimod 5%
• 3x/minggu (sebelum tidur) selama 16 minggu
• Podofilox 0,5%
• • 3 Tambahan
hari: 2x/hari provider
� 4 hari:administered
tidak diobati sebanyak 4 siklus
• Tincture podofilin 10– 25% � oleskan pada kutil �
bilas 4 jam kemudian � kontrol 3 hari setelahnya
� jika masih ada: dapat diulangi

http://www.cdc.gov/std/tg2015/warts.htm
Pedoman penatalaksanaan IMS Depkes RI 2010
Buku ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. 6 th ed
16 A.Permetrin 5 %
• Anak 7 tahun,
• Tampak sering menggaruk jari tangan

dan kaki juga pantat.
Pasien ini bersekolah dan tinggal di

asrama, serta menceritakan bahwa
teman sekamarnya
TERAPlnya adalah... juga pernah
mengalami hal serupa.
PF: multipel papul dan vesikel di
interdigiti manus dan pedis, eskoriasi (+).
Skabies
• Sinonim: gudik, budukan, gatal agogo
• Etiologi: Sarcoptes scabiei
• • klinis
Gejala Pruritus
� 2 nocturna
dari 4 tanda kardinal:
• Menyerang sekelompok orang Ditemukan
• terowongan/ kunikuli Ditemukan tungau
• Pemeriksaan
• penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan � taruh di kaca objek
� lihat dengan mikroskop

Menyikat kulit � tamping di kertas putih � lihat dengan kaca pembesar

• Biopsi irisan � lihat dengan mikroskop Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI

Biopsi eksisional � periksa dengan pewarnaan HE


Tatalaksana

• Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam; tidak efektif untuk stadium telur
• sehingga harus digunakan >3 hari
Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua stadium, diberikan malam
• hari selama 3 hari; sulit ditemukan
Gameksan 1%: efektif untuk semua stadium, dihindari untuk anak <6 tahun
dan wanita hamil, efek neurotoksik dan teratogenik
Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau), dioleskan
ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih. Bila belum sembuh,
diulang 1 minggu kemudian. Kontraindikasi: anak kurang dr 2 bulan
17 C. Eritrasma
18 B. Eritromisin 4 x 500
mg/hari selama
Bercak kemerahan di ketiak. 7 Hari
Lesi makula eritematosa dengan skuama
halus, lampu wood: merah bata.

Diagnosisnya adalah...

ERITRASMA
• Disebabkan oleh
Corynebacterium minutissimum.
Biasa terjadi pada daerah lipatan
• kulit dan menyerang penderita
diabetes mellitus. Merupakan
flora normal kulit sehingga
tergolong infeksi oportunistik
Warna coral red pada lampu
Wood's
Tatalaksana
• Farmakologi: Topikal: asam fusidat dapat diberikan;
Sistemik: Erythromycin atau tetracyclin.
• Non-farmakologi: Menjaga kebersihan diri, segera membersihkan
diri setelah berkeringat
19 A. Minoksidil topikal
• Pria usia 52 tahun
• Kerontokan rambut terutama di

daerah dahi dan pelipis.

Keluhan lain (-)
Sekitar setahun lalu dan mengganggu
Tatalaksana yangtampk
pasien karena sesuairambut
adalah...
daerah
dahi dan pelipis semakin tampak tipis.
Alopesia Androgenik/
• Manifestasi:
Androgenetik Pilihan terapi saat ini:
• Onset penipisan rambut • Transplantasi rambut
• gradual • Micropigmentasi (tato)
Transisi dari rambut
terminal yang tebal
• Minoxidil
PRlA menjadi rambut lebih •WANITA
Tablet finasteride
Resesi halus dan pendek, hingga Umumnya berupa penipisan rambut di
menjadi velus. area crown, bukan tampak sebagai
gradual pada
kebotakan seperti pada pria.
garis
rambut
frontal,
kemudian
area
temporal.
Stage alopesia
androgenetik:
Wania� ludwig
Pria � norwood
hamilton
20 B. Asam salisilat 50%
• Benjolan pada punggung tangan kanan, tidak
• nyeri, tidak gatal.
Lesi papul berbentuk kubah warna serupa dengan
kulit sekitar, dengan perabaan kasar, serta ada
yang tunggal dan berkelompok.

Tatalaksana yang sesuai adalah...


Veruka Vulgaris
• Kutil/ common warts terutama di ekstremitas (ekstensor)
• Papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit,
permukaan kasar/ verukosa dan berbatas tegas, dapat

tunggal maupun berkelompok
• Etiologi: human papilloma virus tipe 1, 2, 4, 7, 27, 29, 57, dan 63.
• Penularan: kontak langsung dan tidak langsung, atau autoinokulasi.
• Bedah kaustik: larutan AgNO3 25%, asam trikloroasetat 50%, fenol
Terapi:
• likuifaktum
Bedah beku: CO2, N2, N2O

Bedah skalpel, bedah listrik, dan bedah laser
Veruka Vulgaris
Massa keabuan, soliter atau multipel
• Eksofitik
Tatalaksana
• Lini pertama umumnya berupa:
• Krioterapi
• Dengan nitrogen cair, potensi tetap ada
• Asam salisilat (destruktif) – konsentrasi tinggi: 17-40%
Jumlah Kaki dan Tangan Wajah Tempat Lain
Sedikit Cryotherapy Salicylic Cryotherapy Cryotherapy
acid Adhesive tape Salicylic acid
Exicision
Laser
Banyak Salicylic acid Cryotherapy Imiquimod
Cryotherapy Tretinoin cream Tretinoin cream
Squaric acid or Squaric acid or
DCNB Laser DCNB
21 D. Karsinoma sel basal
• Perempuan berusia 40 tahun
• Borok yang makin meluas di hidung

sejak 1 tahun yang lalu.
• Lesi awal tampak mengkilap seperti
• mutiara, kemudian menjadi borok
• berwarna sama dengan kulit di sekitar
Nyeri (+)
PF: di dapatkan nodul ulseratif
Diagnosis?
22 D. Toxic Epidermal
Necrolytic
• Perempuan 25 tahun
• Lepuh hampir di seluruh tubuh

setelah konsumsi obat antinyeri
• Pemeriksaan kulit generalisata vesikel
• dan bula, erosi dan ekskoriasi pada
Diagnosis?
bibir dan genitalia, pada mata.
Tes nikolsky (+).
SJS/TEN
• Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan kulit dan
• lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat.
• TEN •= Lyell disease
Sulfonamides: cotrimoxizole;
Obat• yang paling sering
Beta-lactam: menyebabkan:
penicillins, cephalosporins
• Anti-convulsants: lamotrigine, carbamazepine, phenytoin,

• phenobarbitone
• Allopurinol
• Paracetamol/acetominophen
• Patogenesis belum(non-nucleoside
Nevirapine diketahui dengan pasti
reverse-transcriptase inhibitor) Nonsteroidal anti-
inflammatory drugs (NSAIDs) (oxicam type mainly)

http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html
SJS/TEN
• Onset: paling sering dalam minggu
pertama setelah konsumsi obat
(biasanya kalau obat berupa

muncul 2 ).
antibiotik bulan setelah inisiasi obat.
• Prodromal
SJS-TEN signsobat
akibat andantikejang
symptomsbisa
• Demam Jenis lesi
• Nyeri tenggorokan Makula, plak, vesikel, bula, atau papul
• Sekret hidung meningkat, batuk berkonfluensi
• Lesi• kulit Purpura
• Konjungtivitis
Ruam kemarahan dan lepuh: dimulai di Eritema difus
badan � menyebar ke wajah dan Targetoid
ekstremitas Keterlibatan mukosa: mata, mulut (cheilitis,
stomatitis), faring-esophagus, respiratory
tract, GIT
Tatalaksana
• Tatalaksana umum
• Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan SJS/TEN
• Terapi cairan dan nutrisi via NGT
• Termoregulasi � ruangan hangat 30 – 32oC
• • Kontrol nyeri
Skin care
• Antiseptik topical: silver nitrat, chlorhexidine (NOT silver sulfadiazine)
Bisa
• dipertimbangkan
Dressing lembabkortikosteroid
dengan petrolatumsistemik,
jel IVIG, TNF antagonis, thalidomid, siklosporin, dll
(imunosupresan)
• Jangan gunakan adhesive tape
23 B. Albendazole 400
mg/hari
• Anak usia 12selama
tahun 3 hari
• gatal di paha kanan sejak tiga hari lalu.
• Keluhan lain (-)
• Pasien berlibur ke pantai bersama keluarga

namun keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa.
• Terapi?
Efloresensi berupa papul eritema berbentuk
serpiginosa, panjang 4 cm, dan terdapat
ekskoriasi bekas garukan.
Creeping Eruption/ Cutaneus
Larva Migran
• Etiologi: Ancylostoma
• braziliense, ancylostoma
caninum

Saat masuknya larva
terasa gatal dan panas.
Muncul papul, lalu lesi
http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx; Buku Kulit FKUI
linier atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi
serpiginosa. Rasa gatal
biasanya lebih hebat pada
malam hari.
• Bentuk infektif: larva
filariform

Cutaneous larva migrans is self-
limiting; migrating larvae usually
die after 5–
6 weeks. Albendazole is
the treatment of choice.
Ivermectin is effective but
not approved for this
indication.
Terapi
Drug Adult Dose Pediatric Dose
Children aged > 2 years: 400 mg per day
400 mg per day by mouth for by
Thismouth
drug isfor 3 days
contraindicated in
Albendazole
3 to 7 days
200 mcg/kg by mouth as a single Children over 15 kg
children younger weight:
than 200
2 years age.
Ivermectin mcg/kg by mouth as a single dose
dose
24 D. Elevasi tungkai, kompres
terbuka, antibiotik per oral
• Pria 70 tahun,
• Tangan kanan bengkak berwarna kemerahan

sejak kemarin.

• Awalnya ada luka kecil di tangannya.
• PF: lengan kanan bengkak, kemerahan, berbatas
• tidak tegas.
Terapi?
Riw DM (+), demam (+)
Lab: leukosit 13.900/ul, hitung jenis segmen 65%
Selulitis
• Inflamasi non-nekrotik kulit dan jaringan subkutan akibat
• infeksi akut.
• Manifestasi
Etiologi:
• Tanda
klinis:
Streptococcus grup nyeri,
inflamasi: eritema, A danedema,
Staphylococcus
hangat pada aureus.
perabaan.
Batasan •
erisipelaslesi tidak jelas; tidak meninggi � membedakan dengan
Predileksi: ekstremitas
• Infeksi
• berat ditandai dengan adanya:
• Demam, menggigil, malaise berat
• Penyebaran saluran limfe � garis merah menjauhi area infeksi
• Selulitis sirkumferensial
• Nyeri tidak proporsional dengan hasil PF
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Medscape
Erisipelas Selulitis

Eritema berwarna merah batas jelas Eritema berwarna merah batas tidak jelas
Lapisan yang diserang epidermis dan Lapisan mencapai jaringan subkutan dermis

Disertai gejala konstitusi demam dan malaise


Etiologi Streptocosccus B hemolyticus
• Tidak perlu pemeriksaan penunjang jika lesi terbatas, nyeri tidak
hebat, tidak ada tanda keterlibatan sistemik maupun komorbiditas

• Gejala lokal ringan, tanpa keterlibatan sistemik � rawat jalan
Tatalaksana:
• 90% kasus: antibiotik; 10% butuh tindakan (selulitis dengan abses)
• Selulitis tanpa abses maupun fistel � antibiotik beta laktam
1. Dicloxacilin, amoxicillin, cephalexin
2. Clindamycin atau makrolida � alternatif jika pasien alergi penisilin
3. Levofloksasin � biasanya utk bakteri gram negative yg sudah terbukti
sensitif
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Medscape
25 D. Autoantibodi IgG
terhadap desmoglein
• Pria 49 tahun,
• Lepuh lepuh pada kulitnya. Nyeri (+), gatal(-
• )2 minggu sebelum muncul lepuh, pasien
• mengalami sariawan yang cukup banyak
pada mulutnya.
• PF: bula denganpenyebabnya
Kemungkinan dinding kendur.
adalah ?
Patofisiologi
Tatalaksana : Steroid sistemik adalah manajemen
utama untuk kasus pemfigus vulgaris
26 E. Otomikosis
• Gatal di telinga kiri
• Tampak meatus akustikus eksterna
hiperemis
• Debris warna putih seperti kapas,
• Diagnosis ?
Buku ajar THT FKUI

OTOMIKOSIS
• Otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur
• Etiologi: Pytirosporum dan Aspergilus.
• Predisposisi: cuaca yang lembab,
yang immunocompromised adanya serumen, instrumentasi
, dan peningkatan pemakaian
preparat steroid
pada telinga, danpasien
status antibiotik topikal.
• Gejala
• Otalgia
• Otorrhea
• Kehilangan
• pendengaran
• Rasa penuh
• pada telinga
Gatal
Tinnitus
• PF:
• Liang telinga merah, ditutupi oleh skuama, dapat meluas
• sampai muara liang telinga dan daun telinga
• Cairan serosanguinos.
• Akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen
putih
• Preparat dan panjang
langsung: skuama dari kerokan kulit liang telinga
diperiksa
dapat
• hifa dengan KOH 10
ditemukan
lebar, %dan kadang-kadang
elemen
berseptum, jamur (miselia) dapat ditemukan
spora-spora kecil dengan diameter 2-3 u.

Prinsip penatalaksanaan:
- higienitas
- asam asetat 2-5 % dalam alkohol
- antifungal topikal � nistatin, klotrimazol, ketokonazol.
Itrakonazol oral diberikan untuk infeksi aspergilus jika tidak
membaik dengan topikal
27 A. Tampon Adrenalin
- keluhan tidak bisa bernapas apabila tidur miring
ke kanansering bersin pada pagi hari. Pada
- Pasien
pemeriksaan terdapat benjolan berwarna putih
keabuan, bertangkai, mudah digerakkan, tidak
nyeri.
• Diagnosis Polip nasal dd/hipertrofi konka
• Apa pemeriksaan sederhana yang dapat
disarankan untuk menyingkirkan diagnosis
banding ?
Polip Nasal
• Pertumbuhan massa • Polip VS Hipertrofi Konka
• Bertangkai
bertangkai jinak di hidung
• Mudah digerakkan
• (putih keabu-abuan) • Lunak
• Rhinitis alergi
Predisposisi:
• Sinusitis kronik • Tidak nyeri
•• Tidak mengecil dengan
• Iritasi • Terapi:
vasokonstriktor
• Kelainan • Steroid intranasal
Tidak mudah berdarah
• Gejala:
anatomi • Operasi (polipektomi)
• Hidung terasa tersumbat;
hidung:
• progresif
deviasi
• Gangguan
septum,
penciuman
Nyeri kepala
hipertrofi
konka
28 A. Kina
• keluhan pendengaran terganggu, telinga
berdenging kadang disertai pusing berputar

Pasien mengeluhkan hal ini sejak 2 minggu lalu
yang semakin lama semakin memberat. Pada
• pemeriksaan penala ditemukan rinne kanan dan
kiri (+), Weber tidak ada lateralisasi, Swabach
kanan dan kiri memendek
Apa kemungkinan obat yang menjadi penyebab keluhan
pasien ?
Ototoxic Drugs
• Gejala : Tinitus, gangguan pendengaran (tuli
sensorineural), dan vertigo
• Obat Ototoksik
• Aminoglikosida � streptomisin, neomisin, kanamisin,
• gentamisin, amikasin
• Eritromisin
• Tetracycline
• Anti
Loop
Tetes
Malaria
Diuretik � kina
� furosemid
Telinga � aspirin
dan
neomisin dan polimiksin B
klorokuin
Anti inflmasi


29 D. Mastoidektomi +
Timpanoplasti
• Penurunan pendengaran sejak 8 bulan yang
lalu.

• Krusta keputihan berbau busuk
Massa putih di cavum timpani lesi opak
• dalam cavum timpani dengan gambaran lesi
litik tulang.
CT scan menunjukkan gambaran
• Tatalaksana yang tepat ?
KLASIFIKASI OMSK:
OMSK TIPE AMAN/BENIGNA OMSK TIPE BAHAYA/MALIGNA/TULANG
• PERADANGAN HANYA MUKOSA
• PERADANGAN SAMPAI TULANG
• PERFORASI SENTRAL • PERFORASI MARGINAL / ATIK
• KOLESTEOTOMA (-)
• KOLESTEOTOMA (+)
Tatalaksana :
Benigna : tetes telinga antibiotik, ear
toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan
kauterisasi bila ada jaringan granulasi
Maligna : operasi eradikasi kolesteatoma +
timpanoplasti/ miringoplasti
Terapi OMSK
• Edukasi
• Tidak mengorek telinga
• Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi
• Dilarang berenang
• Segera berobat
• Bila penyakit sudah tenang � sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta
gangguan pendengaran.
30 C. Arteri Sfenopalatina
• Keluhan mimisan 30 menit yang lalu ketika
sedang mengikuti upacara Hidung kanan
dipencet ±10 menit dan darah tidak dapat

berhenti.
tenggorokan.
• Darah terasa mengalir
Riw hipertensi (+) hingga ke
• Dari manakah sumber kelainan pada pasien
ini?
Epistaksis (perdarahan hidung)
• Etiologi: trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi
local, tumor, kelainan darah, gangguan hormonal, dll
• Sumber perdarahan:
Epistaksis anterior: plexus kisselbach, arteri etmoidalis anterior
• Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior, arteri
sfenopalatina
WAJIB DIBEDAKAN
EPlSTAKSlS ANTERlOR EPlSTAKSlS POSTERlOR
• UMUMNYA BERDARAH- • PERDARAHAN SERING
• BERHENTI SPONTAN BILATERAL SAMPAI TERLIHAT DI
• UNILATERAL • FARING
PEMBULUH: PLEXUS • PREDISPOSISI PADA ORANG TUA
• KIESSELBACH ATAU PENCETUS = EPISTAKSIS

A.ETMOIDALIS ANTERIOR ANTERIOR + ASPIRIN JANGKA
• PENCETUS: PANAS, UDARA • LAMA, LEUKEMIA
DINGIN DAN KERING, PEMBULUH: A. ETMOlDALlS
MENGOREK-NGOREK POSTERlOR, A. SFENOPALATlNA
HIDUNG TATALAKSANA: PASANG
TATALAKSANA: TEKAN, BILA TAMPON BELLOCQ 48-72 JAM.
PERLU TAMPON ANTERIOR
Pertolongan Pertama Epistaksis
Anatomy of the medial nasal wall

Posterior
Anterior • l h m o ld a l
e l h m o ld a l a r t e r y S p h e n o p a la t ln e
artery
ar t er y

KJ--lbach'•

Gr e a t e r
p a l a t in e
ar t e r y
Blood supply to the nasal septum, demonstrating Kiesselbach's plexus.
G r a p h i c 5 4 1 8 0 Ve r s i o n 3 . 0

© 2016 UpToOate, I nc . Al l ri ghts reserved .


BUKU AJAR THT FKUI

Tampon anterior biasanya dilapisi vaselin dan salep


antibiotik. Dipakai bila perdarahan masih terus
berlangsung meski telah ditekan maupun di tampon
vaskon.
Tampon anterior bisa dipasang 1-2 hari.
Wajib dibedakan
• Tampon Belloq � untuk epistaksis posterior.
• Dipasang 2-3 hari.
Tampon adrenalin � untuk tatalaksana awal
• epistaksis anterior (menghentikan perdarahan,
memastikan sumber perdarahan).
Larutan kaustik � bila sumber perdarahan
epistaksis anterior terlihat, alternatif tatalaksana
awal selain tampon adrenalin.
31 D. Uji cukit kulit
• sering pilek, hidung tersumbat, dan bersin-
bersin terutama pagi hari.
• berulang sehingga mengganggu
aktivitasnya.
sering
• Ibu alergi

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat disarankan?
Pemeriksaan penunjang rinitis
•alergi
In vitro
• Eosinofil darah tepi RAST atau ELISA
• • IgE total atau IgE spesifik dengan
• Uji Cukit Kulit/ skin prick test � spesifik
• In vivo
Imaging
• Nasoendoskopi

BUKU AJAR THT-KL. Edisi ke-6. FKUI


Skin Prick Test

(+) R. Alergi
(-) R. Vasomotor
32 C. Antihistamin oral, dekongestan, topikal,
steroid nasal spray
• Hidung tersumbat, berair dan bersin-bersin
• Keterangan 2 minggu dihapuskan saja (ralat)
• Hampir setiap hari dan mengganggu
• aktivitas.
terakhir.
• Keluhan sudah
Ayah pasien berlangsung
juga mengalamidalam 6 bulan
hal serupa.
• Apa tatalaksana yang tepat ?
Rhinitis Alergi
• Atopi � • PF:
Tipe I • Allergic shiner
Hypersensitivitas • Allergic crease
(e.c. Allergen) • Allergic
Mukosa pucat/livid
salute
• Gejala
• Bersin berulang • Sekret cair, bening
• Hidung tersumbat •
• Tatalaksana
• Rhinorea + gatal • Avoid allergens!
• Konjungtivitis alergi Post • Antihistamin
• nasal drip • Steroid intranasal
KLASIFIKASI
Intermittent symptoms Persistent symptoms
• -< 4 days per week • > 4 days per week
• and > 4 weeks
-
• or< 4 weeks

Mild Moderate-severe
•all
of the following
normal sleep one or more items
• no impairment of daily • abnormal
impairment of daily
sleep
• activities, sport, leisure • activities, sport, leisure
• normal work and school • abnormal work and school
Adapted
nofrom http://www.whiar.org
troublesome symptoms (full permission obtained)troublesome symptoms
33 C. Hook
• Kemasukan baterai jam (baterai kancing) di
telinga kanannya.
• Alat apa yang digunakan untuk
mengeluarkan baterai jam tersebut?

Ekstraksi korpal telinga
• Pengambilan benda asing tergantung
Indikasi: terdapat visualisasi yang letak, jenis dan bentuk

baik dari benda asing yang Pilihan meliputi irigasi air, forsep
• teridentifikasi di dalam liang pengangkat (misal: forsep alligator),
• Perforasi membran timpani,
• loop cerumen, right-angle ball hooks,
telinga luar. antara benda asing dengan membran
• kontak
• timpani, dan kateter hisap.
Kontraindikasi:
tidak bagusnya visualisasi liang • Serangga hidup dapat dibunuh cepat
telinga, sehingga diindikasikan untuk
• Apabilakonsultasi
terdapatemergensi
baterai alat
THT bantu
untuk • dengan menanamkan alkohol, 2%
lidokain (Xylocaine), atau minyak
dengar,pengangkatan
konsultasi emergensi THT
melalui operasi
selalu dilakukan
mikroskopikkarena dapat
dan spekulum. • mineral ke liang.
menyebabkan nekrosis dalam waktu Benda asing berbentuk bulat tidak dapat
singkat dan menyebabkan perforasi diangkat dengan forsep.
membran timpani dan komplikasi
lainnya. Teknik irigasi dapat dilakukan untuk
benda yang kecil dan dekat dengan
membran timpani.
Aseton dapat digunakan untuk
melarutkan benda asing styrofoam
atau untuk melunakkan lem perekat
Forcep / Alligator

Pinset telinga

• Forceps aligator

Hook
Korpus alienum
• Objek yang bulat atau mudah hancur, permukaan
licin � keluarkan dengan hook
• Misalnya button battery.
/

Ear curette Alligator forceps


Figure 28·5 The right·angle hook is best suited for
Right-angle hook
removing hard objects from the ear, whereasalligator
forcepsworkbest onsoft objects.

0 If the object is light and moves easily, you can attempt to suction it out with a standard
metal suction tip or (if available) a specialized flexible tip, by making an effective vacuum seal on
the foreign body (Figure 28-6).

0 A small magnet or Iron-containing metalllc foreign body can be removed by touching a


0pacemaker
Alligator forceps
magnet to are goodforceps
a metal for grasping softatobjects,
and then, the samesuch astouching
time, cotton, paper, and certain
the forceps to the
insects.
foreign body, withdrawing all of the magnetized objects together.
34 C. Hematom aurikula
• Telinga kanannya membentur tanah.
• Telinga merah, edema, nyeri tekan (+).
• Pada aspirasi ditemukan darah.
• Apa diagnosis yang tepat ?
Hematoma aurikuler
• Penyebab : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada telinga perikondrium
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko
perikondritis.
i
1

(/ I

!.
Pseudokista
• Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan
kekuningan di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan
telinga
Tidak nyeri, tidak diketahui
• Tatalaksana: penyebabnya
keluarkan cairan secara steril (mencegah
perikondritis) � balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk
melekatkan perikondrium ke tulang rawan)
Perikondritis � Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi
lama merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma, gigitan serangga,
luka bakar, menindik telinga pada tulang rawan.
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi (bila supuratif), eksisi
(bila nekrosis) : telinga kisut (cauliflower
Komplikasi ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
35 D. Fistula pre aurikula
• Keluar cairan kuning kental dan kadang
berbau pada lubang di area depan telinga
• kanan
Lubang depan tragus diameter 1 mm, bila
dipencet keluar cairan kekuningan sedikit,
• Diagnosis yang tepat ?
tidak ada tanda peradangan, nyeri tekan (-).
Fistel preaurikula
• kelainan kongenital akibat kegagalan untuk bersatu dari
• tuberkulum arkus pertama ke tuberkulum-tuberkulum
• lainnya.
• Sekret yang keluar dari kel. Sebasea.
Berisiko untuk terjadi infeksi. Bila tidak ada gejala tidak
perlu diterapi.
Prognosis baik. Terapi yang dibutuhkan yaitu
Pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari
manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan
dengan alcohol atau cairan antiseptic lainnya. Pada
kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan
antibiotik dan kompres hangat.
Accessory Tragus : benign congenital
anomaly of the external ear that presents as a
small elevation of the skin that is made up of skin,
subcutaneous fat, and/or elastic cartilage.
Perikondritis : infeksi pada perikondrium
kartilago daun telinga.
gigitan serangga, luka Faktorbakar,
risiko menindik
: trauma, telinga
pada tulang rawan.
Microtia : congenital
deformity affecting the outer
ear (pinna) where the ear does
not fully develop during the
first trimester of pregnancy
Perikondritis � Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi
lama merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma, gigitan serangga,
luka bakar, menindik telinga pada tulang rawan.
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi (bila supuratif), eksisi
(bila nekrosis) : telinga kisut (cauliflower
Komplikasi ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
36 A. Asiklovir
• Tn. Bonang, 69 tahun
• Muncul ruam gatal dan terbakar di

dada dan punggung sebelah kanan.

Demam (+), TV lain dbN
PF: ruam makulopapular &
vesikel di sisi sebelah kanan
dinding dada dan punggung
pasien.
Tatalaksana?
Ramsay-Hunt Syndrome
• Trias:
• Paralisis fasialis ipsilateral
• Nyeri telinga
• Vesikel pada kanalis auditorius/aurikel atau palatum durum,
• Neuropati Nervus V, IX, X
atau 2/3
• Tinitus, anterior lidah
hiperakusis, lakrimasi, persepsi pengecapan, vertigo

• Lebih berat daripada Bell's palsy
Terapi: Antivirus
• Antivirus: + Steroid
acyclovir 5x800mg selama 7 hari
Steroid
-->• pengobatan dalam 3 hari setelah onset gejala
• Vestibulosupresan
37 D. Abses bezold
• Nyeri di belakang telinga kiri, 3 hari.
• Demam, cairan bau
sejak satu bulan.
dari telinga kiri hilang timbul

Benjolan di belakang telinga kiri


yang kemerahan, nyeri tekan,
fluktuasi (-).

Komplikasinya adalah…
MASTOIDITIS
• Seringkali merupakan komplikasi dari OMA atau OMSK
• Manifestasi: nyeri belakang telinga, tanda radang (+), daun telinga
• terdorong keluar.
Diagnosis : CT scan atau Rontgen schuller
• Rontgen lateral: menilai sinus sphenoid
• Rontgen schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus eksternus, TMJ
KOMPLIKASI Mastoiditis

Posterior extension to the sigmoid sinus can cause thrombosis OR to the occipital
• bone to create
Superior an osteomyelitis
extension of calvaria
to the posterior cranial or a citelli
fossa, abscess.
subdural space,
and meninges.

Anterior extension to the zygomatic root.

Lateral extension to form a subperiosteal abscess.

Intratemporal involvement
Inferior extension to form aof the facial
bezold nerve and/ or labyrinth.
abscess.

Medscape
• Medial extension to the petrous apex.
38 D. Hidrops cairan
endolimfe
• Ny. ina, 35 tahun mengeluhkan
pendengaran menurun beberapa minggu
lalu. Ia juga merasakan pusing berputar dan
telinga berdenging. Mekanisme yang
menyebabkan keluhan pada pasien ?
Diagnosisnya meniere disease (trias: tuli
tinitus dan vertigo)
Patof?
39 C. Otosklerosis
• Wanita 35 tahun, penurunan pendengaran,
sejak 3 bulan, memberat.
• Tinitus (+).

PF: MT tampak
Riwayat keluargakemerahan
(+). di daerah
• promontorium � schwartze sign.
• Tuli konduktif.

Diagnosisnya adalah…
OTOSKLEROSIS
• Gangguan pada kapsul tulang labirin yang mengalami
• spongiosis di daerah
Awal penyakit: kaki stapes � stapes
tuli konduktif � kaku,
dapattidak bisa tuli
menjadi hantar getaran
campur bila
suara
sudahke labirin dengan
menyebar baik.
ke koklea
Otosklerosis
• Gejala :
• Pendengaran terasa berkurang secara progresif
• Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
• Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki- laki, antara 11-
• 45•tahun
Membran timpani intak, tuba paten
Pemeriksaan
• Gambaran: membran timpani yang kemerahan karena pelebaran pembuluh darah
• promontium (Schwartz sign)
Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan bising (Paracusis
willisii)
Schwartz sign
=Flemingo’s pink sign
40 C. Kejadian tidak
diharapkan
• Terdapat pasien yang dirawat karena
demam berdarah.
• Perawat salah mengatur tetesan cairan infus
sehingga pasien mendapatkan cairan yang
lebih dari seharusnya, akibatnya terjadi
edema paru.
• Termasuk kesalahan apakah yang terjadi ?
NEAR MISS
Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien, tetapi tidak
mengakibatkan cedera karena faktor kebetulan,
ERRORS pencegahan atau mitigasi
VIOLATION Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh
manajemen medis drpd akibat penyakitnya
ADVERSE
EVENTS
UNPREVENTABLE
ACCEPTABLE UNFORESEEABLE DISEASE /
RISKS RISKS COMPLICATION
Co. Kasus anafilaktik, dan di
status tidak ada riw alergi obat
SENTINEL Events
• Peristiwa yang terjadi mengakibatkan
• Death (kematian)
• Permanent harm (catat permanen)
• Severe temporary harm and intervention required to sustain life (gangguan
• Tidakberat,
terkait perjalananbantuan
membutuhkan penyakit pasien,
hidup)
• Penyebabnya misalnya
• Bayi tertukar di rumahseperti:
sakit
• Instrumen medis tertinggal di tubuh pasien yang dioperasi
• Salah operasi anggota tubuh
• Transfusi hemolitik yang terjadi akibat salah golongan darah
41 C. 15/200.000
• Puskesmas ABC melakukan pendataan kasus
Demam Berdarah Dengue mulai tanggal 1
Januari hingga 31 Desember 2015. Jumlah
• penduduk tengah tahun di kecamatan
tersebut adalah 200.000 orang.
• Dari jumlah tersebut, ternyata ada penderita
kurun waktu
kasus DBD tersebut?
baru sebanyak 15 orang dimana 3
orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah
penderita tahun sebelumnya adalah 21 orang.
Berapa insiden Demam Berdarah Dengue di
42 A. Acceptance
• Tn. Bijak terdiagnosis kanker buli. Setelah melalui
sekian pemeriksaan diputuskan untuk
• menjadwalkan kemoterapi. Pasien merupakan
perokok berat
“Jika memang ini ketentuan Tuhan, saya hanya
• bisa berserah
Di tahap diri dan
manakah Tn. berusaha semampu saya
Bijak sekarang?
dokter. Saya mohon dokter juga berusaha sekuat
yang dokter bisa untuk membantu saya. Saya
akan berusaha maksimal untuk berhenti
merkokok"
5 Stages of Grief
• Denial � menyangkal terhadap kondisi penyakit
• Anger � marah/emosi, melampiaskan kemarahan
• kepada orang lain atau kepada diri sendiri, “…
kenapa harus saya, Tuhan?"
• Bargaining � pasien mau melakukan apa saja untuk sembuh
• � masih berupaya sembuh
Depression � MLM turun (mood lelah minat) Acceptance �
fase penerimaan pada pasien
43 E. Implied Consent
• Tn. Zainal, 36 tahun datang ke IGD dengan
keluhan luka robek setelah mengalami
tabrakan. Dokter IGD kemudian meminta ijin
untuk memeriksa pernafasan pasien. Pasien
langsung berbaring dan membuka bajunya
• Hal tersebut
untuk termasuk dalam
memperlihatkan ?
dadanya
• Expressed consent: persetujuan secara lisan dan
tertulis

Implied consent: persetujuan dari
• gerakan/komunikasi non verbal diberi
• Refusal
Informed consent: penolakan,
consent: informed
persetujuan setelahrefusal:
penolakan setelah
informsi secara dijelaskan
lengkap
44 C. 12/80
• Jumlah penduduk tengah tahun di
kecamatan tersebut 200.000 orang.

terdapat 80 kasus penyakit DBD dan 200
kasus Demam Dengue saja. Dari 80 kasus
DBD, terdapat 32 orang yang mengalami
perburukan hingga syok dan akhirnya 12
orang meninggal dunia. Berapa case fatality
rate DBD pada kasus ini?
Case Fatality Rate
45 C. Membuat program
tambahan
• Jumlah kader 5 orang, penimbangan
10x/tahun

• Cakupan KIA, KB, Imunisasi, dana sehat
berturut-turut 75%, 70%,85%, dan 45%.
• Tahun
Apakahiniupaya
posyandu
yang ini akandilakukan
harus ditingkatkan
statusnya
posyandu menjadi
tersebutpurnama.
?
POSYANDU
Program wajib KB, KIA, Gizi Imunisasi, penanggulangan diare

Kader Posyandu, Cakupan Program


Jenis Penyelenggaraan Tambahan
Program Wajib dan
Pratama (Merah) <5 Dana Sehat
<50% Tidak ada
Madya (Kuning)
Purnama (Hijau) ≥5, terselenggara Ada, <50%
Mandiri (Biru) >8 kali/tahun >50% Ada, >50%
46 B. Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) + Fogging Focus
• Dalam 1 minggu terakhir ada penderita DBD
lain yang tinggal bersebelahan dengan rumah
• pasien
• House index 6,5% dari total rumah/bangunan yng diperiksa
pada radius 100 meter dari lokasi.
Status KLByang
• Tindakan belum dinyatakan
tepat oleh
dilakukan Dinkes
oleh setempat.
Puskemas
?
Pengendalian Vektor Dengue
• PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dilakukan
dengan metode 3 M
• MENGURAS
• MENUTUP
• MENGUBUR
• Fogging bila terdapat laporan kasus dan hasil
Penyelidikan Epidemiologis (PE) menemukan data
• Ditemukan penderita ≥1 DBD lainnya atau ≥3 penderita demam tanpa
sebab
DAN
• Ditemukan jentik nyamuk ≥ 5% (Angka bebas nyamuk
<95%) pada radius 100 m dari lokasi rumah penderita.
• Fogging Fokus
• Dilaksanakan 2 putaran, interval 1 minggu, radius 200 meter

• Fogging Massal
• Serentak, menyeluruh, interval pada saat KLB, selama 2 putaran,
1 minggu.
• Apabila syarat kriteria fogging fokus belum
terpenuhi, maka dilakukan PSN, larvasidasi
(pemberian abate), dan penyuluhan
Sumber : dinkes.pakpakbharatkab.go.id
�· . . . •'. .. .
47 D. Intoksikasi CO
• Mayat di gudang
• Mesin generator tampak menyala (ruang
tertutup dengan adanya gas buangan)
• Ditemukan livor mortis di belakang kepala,
punggung, dan belakang paha berwarna merah
• cerah.
tubuh.
Rigor mortis ditemukan menetap di seluruh
• Apa kemungkinan penyebab kematian pada
kasus tersebut ?
Toksikologi Forensik
� Keracunan Karbon Monoksida (CO)
• Keracunan CO � Pada kasus keracunan CO, lebam
jenazah berwarna merah terang (cherry red)
disebabkan oleh kadar oskihemoglobin dan CO-Hb
• yang
Sumber gas CO adalah hasil pembakaran
tinggi tidak
sempurna dari karbon
• Api/kebakaran
• Mesin berbahan bakar bensin
• Gas arang
• Alat pemanas air berbahan gas
Pemeriksaan Dugaan Keracunan
Karbon Monoksida
• Uji dilusi alkali � pemeriksaan kualitatif COHb
• Lebam mayat berwarna merah muda terang (cherry pink
colour), yang tampak jelas bila kadar CO dalam darah mencapai
• 30% atau lebih
• Jaringan otot dan visera berwarna merah terang
(karena CO berikatan dengan hemoglobin)
Kadang dapat ditemukan tanda asfiksia
Sumber: dan
Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI
hiperemia visera, pada otak besar� ptekiae pada
substansia alba (bila korban bertahan hidup lebih
dari 30 menit)
WAJIB DIBEDAKAN
• Lebam merah terang (cherry red) dapat dijumpai
pada intoksikasi CO maupun intoksikasi CN (sianida).

- Khas pada
Namun, ditemukan bau amandel/bitter
intoksikasi sianida : almond, jika dada
- mayat ditekan sehingga keluar gas
- Penampang otot dan visera umumnya tidak merah terang
- Lebam bisa berupa merah terang maupun merah livid
Umumnya akibat bunuh diri/pembunuhan. Tetapi,
mungkin pula terjadi akibat kecelakaan diILMU
laboratorium,
KEDOKTERAN FORENSIK FKUI
pada penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian, dan
penyemprotan di gudang-gudang perkapalan.
48 C. Infantisida
• Mayat bayi, BB 2800 gram, PB 48 cm, plasenta
masih melekat, lanugo (+), panjang kuku jari
• melebihi panjang jari tangan dan kaki
• Memar pada daerah bibir dan wajah, ujung kuku
kebiruan.
• Paru menutupi
Kematian ronggakasus
bayi dalam dada,ini
teraba seperti spons dan
tergolong
gambaran
sebagai? mengkilap mozaik.
Penilaian Mayat Bayi
• dicari tahu
penyebab
Bila bayi itu
ditemukan mati:
mayat bayi, maka harus
• Aborsi?
• Infanticide?
• Pembunuhan?
• Pada kasus aborsi, bayi belum sempat dilahirkan. Pada
kasus infanticide, bayi langsung dibunuh setelah
dilahirkan. Pada kasus pembunuhan, bayi sempat
dirawat terlebih dahulu sebelum dibunuh.
3/27/18
Sumber : Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
Apakah bayi sudah matur? (Kalau
belum matur,
tapi bisa jugabisa karena
karena lahiraborsi,
prematur)
– Bayi matur memiliki PB > 45cm, BB
– 2500-3500 g, dan LK > 34 cm Bayi matur
Testis dua-duanya sudah turun (laki-
– laki) atau labia mayora sudah
menutupi labia minora (perempuan) Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
Panjang kuku melebihi panjang jari
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
• Apakah paru sudah mengembang? Kalau paru
sudah mengembang, berarti sudah terjadi
pernapasan, berarti rongga
• Paru memenuhi bayi sudah
dada sempat lahir Bayi sudah
• Gambaran
(bukan aborsi, tapi infanticide
mozaik atau karena
(seperti marmer) sempat
• adanya berbagai tingkatan aerasi
pembunuhan)
• Tepi paru-paru tumpul lahir
• Adatanda-tanda
• Adakah krepitasi (seperti spons)
perawatan? Kalau ada
Tes apung paru (+)
perawatan, berarti sudah ada kasih sayang ibu, Belum ada
sehingga digolongkan ke pembunuhan biasa, perawatan�
bukan infanticide. Kalau belum ada perawatan,
akan ditemukan:
infanticide
Plasenta masih melekat dengan tali pusat dan
berhubungan dengan umbilkus
• Masih ada lanugo
Pembunuhan anak sendiri
•(INFANTISIDA)
Ibu kandung yang membunuh anak sendiri tidak lama/pada
• saat dilahirkan. Motif adalah "takut ketahuan bahwa ia
melahirkan seorang anak"

Perhatikan bahwa untuk memenuhi kriteria infantisida,
• bayi harus:
Viabel, artinya usia gestasi >28 minggu, BB >1000 gram,

lingkar kepala >32 cm, panjang tumit-kepala >35 cm, tidak
ada cacat bawaan berat
Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru seperti
spons, permukaan paru seperti marmer (mengkilap seperti
mozaik), uji apung paru positif)
Tanpa adanya tanda perawatan, yakni plasenta masih ada,
tali pusat belum dipotong, verniks kaseosa masih ada, tanpa
adanya makanan/susu, tidak ada pakaian yang dikenakan
Kriteria PAS
• Pelaku harus ibu kandung
• Korban harus anak kandung pada saat kelahiran atau tidak
• Pembunuhan harus dilakukan lama
• Motifnya karena psikis (takut ketahuan)
setelahnya
Jika tidak memenuhi kriteria di atas, termasuk dalam
pembunuhan umum (KUHP pasal 338 � tanpa
rencana atau pasal 340 � dengan rencana)
Lainnya
• Jika tanpa tanda lahir hidup, digolongkan sebagai
mati dalam kandungan
• Jika sudah ada tanda perawatan, maka digolongkan sebagai
pembunuhan biasa (hukuman lebih berat)
49 D. Arborescent Mark
• Meninggal di tengah lapangan di tengah
hujan dengan pakaian terbakar dan robek-
• robek.
Pada pemeriksaan luar ditemukan bercak
kebiruan seperti cabang batang pohon di
• Apakah nama tanda tersebut?
sekitar area dada.
Luka akibat petir
• Khas :
- Pakaian compang
-
camping terbakar
- Aboresent mark
(kemerahan kulit seperti
-
cabang pohon)
Metalisasi (perpindahan
partikel metal yang
dipakai ke dalam kulit)
Magnetisasi (partikel
metal yang dipakai
korban menjadi magnet)
50 C. Mengumpulkan data
postmortem
• Terjadi bencana alam yang melanda Kota
PQR 6 jam yang lalu.

Tim identifikasi telah tiba dan
mengamankan lokasi serta membuat
• Langkah yanglokasi
dokumentasi haruskejadian.
dilakukan selanjutnya
adalah?
Disaster Victim Identification (DVI)
Prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap korban kematian akibat bencana massal
Tahapan
1. The scene of incidents atau tempat kejadian peristiwa (TKP).
2. Collecting
Dilakukan post mortem
pembatasan data
area dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak
Terdiri dari pemeriksaan medik - antropologi,
rusak serta dapat dilakukan pengumpulan pengambilan
korban, foto,
labeling dan pengambilan
dokumentasi sidik jari,
untuk
pemeriksaan
kepentingan rontgen, pemeriksaan odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan
identifikasi.
3. DNA dan mencegah perubahan post mortem
4. Collecting ante mortem data
Dilakukan dengan menanyakan pada keluarga � dibuat analisis � dibuat resume
5. Comparing am-pm data (rekonsiliasi)
Data post mortem dan ante mortem yang telah didapatkan dibandingkan dan
dicocokkan. Kecocokan semakin banyak � identitas korban semakin mudah diketahui
Returning to the family
Korban telah teridentifikasi � rekonstruksi hingga didapatkan kondisi/kosmetik terbaik untuk kemudian
dikembalikan pada keluarganya.
ANALISIS
• Dalam kasus ini, tim sudah mengamankan lokasi
dan dokumentasi lokasi kejadian
• Maka selanjutnya adalah mengumpulkan data post mortem

Anda mungkin juga menyukai