Diabetes insipidus ec
defisiensi
• Pria, 20 thn hormon ADH
• BAK terus menerus, dalam sehari
•
pasien bisa 25-30 kali
•
• Haus yang berlebihan.
Hasil pemeriksaan laboratorium GDP 90
mg/dl, GDS
Keluhan 155lapar
sering mg/dl, osmolaritas
dan penurunanurin
• 150 mOsm/kg, osmolaritas plasma 350
berat badan disangkal.
Apa diagnosis dan etiologinya?
• Diabetes insipidus (DI) is defined
as the passage of large volumes (>3 L/24 hr)
of dilute urine (< 300 mOsm/kg).
• 2 forms : central and nephrogenic
diabetes insipidus
Diabetes lnsipidus
• Bila pasien
kekurangan ADH
(Diabetes Insipidus),
• maka osmolaritas
urin akan tetap
rendah setelah tes
deprivasi
Bila pasien polidipsi,
maka osmolaritas
urin akan meningkat
setelah tes deprivasi
Tatalaksana
• Fluid replacement
• Synthetic analogue of antidiuretic hormone (ADH):
desmopressin (oral, subcutaneous, intranasal, IV)
2 A. Penyakit Addison
• Pria 30 thn
• Mudah lelah, tidak nafsu makan, disertai
•
penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu.
•
Kulitnya semakin menghitam dan memiliki riwayat
• sistemik lupus eritematosus (SLE).
TD 100/60 mmHg, laju nadi 77 kali/menit, laju
•
nafas 17 kali/menit, afebris
Tampak makula hiperpigmentasi generalisata, gizi
kurang, tidak adanya rambut ketiak dan pubis .
Tatalaksana
• Replacement therapy : Levothyroxine
4 A. Joffroy
• perempuan usia 39 tahun
• Seluruh badan terasa lemas, mudah lelah dan berkeringat,
•
serta berat badan tidak naik padahal makan banyak.
• TD: 130/70 mmHg, laju nadi 105 kali/menit, laju nafas 20
kali/menit, suhu 36,8oC, kedua mata tampak menonjol,
•
kemerahan, dan berair.
•
Leher teraba massa difus, kenyal, batas tegas, tidak nyeri saat
• ditekan, ukuran 2 x 2 cm.
Pada saat dilakukan gerakan mata ke atas tidak didapatkan
adanya lipatan pada dahi.
fT4 meningkat sedangkan TSH kurang dari normal.
Tanda pada mata berdasarkan kasus di atas disebut ?
Penyakit Tiroid
Adalah pembesaran kelenjar tiroid
•
Defisiensi iodium (struma difus nontoksis/
Goiter •
•
goiter endemik)
Hipertiroidis • GGoRiAteVrEsSpDolrSaEdAikSE(jarang)
Struma nodular toksis
•
me • Adenoma toksik
• Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor
Hipotiroidis • hipofisis, dDlel)fisiensi iodium berat
Neoplasma
me • Tiroiditis hashimoto
Iatrogenik
•
Lain-lain (hipopituitari kongenital, dll )
•
• Jinak (misal adenoma folikular) Ganas (misal
adenokarsinoma tiroid)
GRAVES
DlSEASE
*-.
Fig 1 : Dal.tymple sign- Lid retraction Fig 2: Kod111r'1 sign· Sluing look
Joffroy's sign
• Absence of wrinkling on the f ore
head when the patient looks upwards
with the f ace indined downwar ds
Dermatitis terutama di
area terkena sinar matahari
Tatalaksana
• IV atau oral niacin/ nicotinamide.
• Diet protein dan suplementasi vitamin B.
• Sekunder � sesuai etiologi.
• Kulit � pelembab topikal, tabir surya.
Vitamin Larut Air Fungsi khas Oefisiensi Toksisitas Keterangan
Bl (Tiamin) Beri-beri (saraf + jantung)
82 (riboflavin) Stomatitis angularis, keilosis, dermatitis
Metabolisme makronutrien seboroik
83 (niasin) Pellagra
86 (piridoksin) Kebas [akibat isoniazid]
Metabolisme asam amino
Tidak ada
89 (asam folat) Anemia megaloblastik karena bisa Dibutuhkan terutama
Kelemahan umum diekskresi pada ibu hamil
Metabolisme asam nukleat Spina bifida melalui urin
812 (kobalamin) {DNA-RNA) Anemia pernisiosa 8iasanya pada
Anemia megaloblastik vegetarian
Vitamin C Antioksidan, kolagen Scurvy
Pembekuan darah Hiperkeratosis kulit
9 D. Impetigo Bockhart
• Anak, 14 tahun
• Keluhan bisul kecil di kepala
•
sejak 2 hari yang lalu.
•
Bila benjolan pecah, akan keluar
nanah dan nyeri.
• Diagnosis?
PF: lesi pustuloeritematosa dan
terdapat rambut di bagian
tengah lesi.
FOLlKULlTlS (lmpetigo Bockhart)
• • Tatalaksana:
Adalah infeksi folikel rambut.
• Pruritus (+). • Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.
Persisten / rekuren � rambut tidak tumbuh
• • Antibiotik, misal klindamisin.
• lagi.
PF: multipel papul/ pustul dasar eritem,
Rambut di tengah (+)
rambut di tengah.
10 E. White
dermatographism
• Wanita 24 tahun
• Mual dan muntah sejak 1 jam yang lalu.
• Sebelumnya pasien diberi obat antinyeri
• Pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80
•
mmHg, laju nadi 100 kali/menit, laju napas
• 80 kali/menit,
Tanda suhu
lain yang afebris.
juga dapat ditemukan?
Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan
kemerahan pada tubuh dan urtika
Urtikaria
• Bisa terjadi di kulit mana saja.
• Berkaitan dengan reaksi alergi.
• khusus, tanpaumumnya
Onset cepat, bekas kecuali bekas
remisi garukan
dalam 24 jam(eksoriasi).
tanpa terapi
• AKUT dan KRONIK
• Akut: bisa bertahan hingga 6 minggu.
• Kronik: >6 minggu.
Angioedema
Lebih berat daripada urtikaria, edema kulit dan mukosa
Akut � bibir, wajah, palpebra, tapi bisa dimana saja hingga mukosa
respirasi dan GIT. Laryngeal swelling can be life-threatening.
Urtikaria
• Bentuk polimorfik, bisa membesar dan koalesens.
• Berupa edema/ plak, batas tegas, permukaan serupa
dengan kulit atau eritema, sangat gatal,
dermografisme (+), blanching (+).
Tatalaksana Urtikaria
Generasi • Chlorpheniramine;
Dimenhydrinate;
1 Promethazine;
• Diphenhydramine;
CDeotxiyrilzaimnein;eLo;rHaytdardoinxyezine
• Levocetirizine
Generasi
• Fexofenadine
2 • Norastemizole;
• Bila berat � berlanjut angioedema &/ syokDescarboethoxyloratadine
anafilaktik � epinefrin IM.
• Generasi
Ringan : antihistamin H1; kortikosteroid; antileukotrien; trisiklik antidepresan.
•
3
Antihistamin generasi 1 = sangat lipofilik sehingga mudah menembus barier otak (BBB),
menyebabkan efek SSP berupa sedasi, drowsiness. Generasi pertama juga mempunyai waktu
paruh pendek sehingga perlu diberikan berulang dalam sehari.
11 B. Paederus fuscipes
• Pria 20 tahun
• Muncul gelembung berisi
• cairan di lipat siku yang
terasa panas.
• Sebelumnya pasien
Apakah kemungkinan
bermain
seranggadi luar rumah dan
penyebabnya ?
terkena gigitan serangga.
Dermatitis
Venenata/paederus/whiplash
dermatitis
• Definisi : Merupakan Dermatitis Kontak iritan yang disebabkan oleh
toksin tomcat
•
• Etiologi : Paederus fuscipes, paederus littorarius
• Tinggal pada area lembab dan tertarik pada cahaya fluoresens.
•
Tidak menggigit ataupun menyengat � lesi timbul akibat cairan
perut (coelomic fluid): keluar karena serangga remuk tertindih
• Manifestasi klinis:
• < 24 jam pasca-paparan
Morfologi: Plak eritema yang tersusun secara linier, kemudian muncul
vesikel yang berubah menjadi pustul. kissing lesion khas ditemukan pada
fleksura
Tatalaksana: kortikosteroid topikal
Kissing Lesion di fleksura Lesi linier khas Dermatitis Venenata
Paederus sp
12 E. Valasiklovir 3 x 1000 mg
• Pria 65 tahun, nyeri dan
• ruam di perut kiri.
Sejak 2 hari dan meluas
hingga ke pinggang kiri.
†—Antiviral therapy has been shown to be beneficial only when patients are treated within 72 hours of onset of the herpes zoster rash. Antiviral agents are not used in combination, and
selection of an agent is based on dosage schedule and cost .
‡—Acyclovir can be administered IV to severely immunocompromised patients or patients who are unable to take medications orally .
J Turk Acad Dermatol 2011; 5 (2): 1152r1.
13 C.Retinoid topikal +
klindamisin topikal
• Wanita usia 21 tahun,
• Mengeluhkan jerawat di wajah
•
15 A.Infeksi HPV tipe 6 dan 11
• Pria usia 26 tahun,
• Benjolan yang tidak nyeri di
http://www.cdc.gov/std/tg2015/warts.htm
Pedoman penatalaksanaan IMS Depkes RI 2010
Buku ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. 6 th ed
16 A.Permetrin 5 %
• Anak 7 tahun,
• Tampak sering menggaruk jari tangan
•
dan kaki juga pantat.
Pasien ini bersekolah dan tinggal di
•
asrama, serta menceritakan bahwa
teman sekamarnya
TERAPlnya adalah... juga pernah
mengalami hal serupa.
PF: multipel papul dan vesikel di
interdigiti manus dan pedis, eskoriasi (+).
Skabies
• Sinonim: gudik, budukan, gatal agogo
• Etiologi: Sarcoptes scabiei
• • klinis
Gejala Pruritus
� 2 nocturna
dari 4 tanda kardinal:
• Menyerang sekelompok orang Ditemukan
• terowongan/ kunikuli Ditemukan tungau
• Pemeriksaan
• penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan � taruh di kaca objek
� lihat dengan mikroskop
•
Menyikat kulit � tamping di kertas putih � lihat dengan kaca pembesar
•
• Biopsi irisan � lihat dengan mikroskop Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Diagnosisnya adalah...
•
ERITRASMA
• Disebabkan oleh
Corynebacterium minutissimum.
Biasa terjadi pada daerah lipatan
• kulit dan menyerang penderita
diabetes mellitus. Merupakan
flora normal kulit sehingga
tergolong infeksi oportunistik
Warna coral red pada lampu
Wood's
Tatalaksana
• Farmakologi: Topikal: asam fusidat dapat diberikan;
Sistemik: Erythromycin atau tetracyclin.
• Non-farmakologi: Menjaga kebersihan diri, segera membersihkan
diri setelah berkeringat
19 A. Minoksidil topikal
• Pria usia 52 tahun
• Kerontokan rambut terutama di
•
daerah dahi dan pelipis.
•
Keluhan lain (-)
Sekitar setahun lalu dan mengganggu
Tatalaksana yangtampk
pasien karena sesuairambut
adalah...
daerah
dahi dan pelipis semakin tampak tipis.
Alopesia Androgenik/
• Manifestasi:
Androgenetik Pilihan terapi saat ini:
• Onset penipisan rambut • Transplantasi rambut
• gradual • Micropigmentasi (tato)
Transisi dari rambut
terminal yang tebal
• Minoxidil
PRlA menjadi rambut lebih •WANITA
Tablet finasteride
Resesi halus dan pendek, hingga Umumnya berupa penipisan rambut di
menjadi velus. area crown, bukan tampak sebagai
gradual pada
kebotakan seperti pada pria.
garis
rambut
frontal,
kemudian
area
temporal.
Stage alopesia
androgenetik:
Wania� ludwig
Pria � norwood
hamilton
20 B. Asam salisilat 50%
• Benjolan pada punggung tangan kanan, tidak
• nyeri, tidak gatal.
Lesi papul berbentuk kubah warna serupa dengan
kulit sekitar, dengan perabaan kasar, serta ada
yang tunggal dan berkelompok.
http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html
SJS/TEN
• Onset: paling sering dalam minggu
pertama setelah konsumsi obat
(biasanya kalau obat berupa
•
muncul 2 ).
antibiotik bulan setelah inisiasi obat.
• Prodromal
SJS-TEN signsobat
akibat andantikejang
symptomsbisa
• Demam Jenis lesi
• Nyeri tenggorokan Makula, plak, vesikel, bula, atau papul
• Sekret hidung meningkat, batuk berkonfluensi
• Lesi• kulit Purpura
• Konjungtivitis
Ruam kemarahan dan lepuh: dimulai di Eritema difus
badan � menyebar ke wajah dan Targetoid
ekstremitas Keterlibatan mukosa: mata, mulut (cheilitis,
stomatitis), faring-esophagus, respiratory
tract, GIT
Tatalaksana
• Tatalaksana umum
• Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan SJS/TEN
• Terapi cairan dan nutrisi via NGT
• Termoregulasi � ruangan hangat 30 – 32oC
• • Kontrol nyeri
Skin care
• Antiseptik topical: silver nitrat, chlorhexidine (NOT silver sulfadiazine)
Bisa
• dipertimbangkan
Dressing lembabkortikosteroid
dengan petrolatumsistemik,
jel IVIG, TNF antagonis, thalidomid, siklosporin, dll
(imunosupresan)
• Jangan gunakan adhesive tape
23 B. Albendazole 400
mg/hari
• Anak usia 12selama
tahun 3 hari
• gatal di paha kanan sejak tiga hari lalu.
• Keluhan lain (-)
• Pasien berlibur ke pantai bersama keluarga
•
namun keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa.
• Terapi?
Efloresensi berupa papul eritema berbentuk
serpiginosa, panjang 4 cm, dan terdapat
ekskoriasi bekas garukan.
Creeping Eruption/ Cutaneus
Larva Migran
• Etiologi: Ancylostoma
• braziliense, ancylostoma
caninum
•
Saat masuknya larva
terasa gatal dan panas.
Muncul papul, lalu lesi
http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx; Buku Kulit FKUI
linier atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi
serpiginosa. Rasa gatal
biasanya lebih hebat pada
malam hari.
• Bentuk infektif: larva
filariform
•
Cutaneous larva migrans is self-
limiting; migrating larvae usually
die after 5–
6 weeks. Albendazole is
the treatment of choice.
Ivermectin is effective but
not approved for this
indication.
Terapi
Drug Adult Dose Pediatric Dose
Children aged > 2 years: 400 mg per day
400 mg per day by mouth for by
Thismouth
drug isfor 3 days
contraindicated in
Albendazole
3 to 7 days
200 mcg/kg by mouth as a single Children over 15 kg
children younger weight:
than 200
2 years age.
Ivermectin mcg/kg by mouth as a single dose
dose
24 D. Elevasi tungkai, kompres
terbuka, antibiotik per oral
• Pria 70 tahun,
• Tangan kanan bengkak berwarna kemerahan
•
sejak kemarin.
•
• Awalnya ada luka kecil di tangannya.
• PF: lengan kanan bengkak, kemerahan, berbatas
• tidak tegas.
Terapi?
Riw DM (+), demam (+)
Lab: leukosit 13.900/ul, hitung jenis segmen 65%
Selulitis
• Inflamasi non-nekrotik kulit dan jaringan subkutan akibat
• infeksi akut.
• Manifestasi
Etiologi:
• Tanda
klinis:
Streptococcus grup nyeri,
inflamasi: eritema, A danedema,
Staphylococcus
hangat pada aureus.
perabaan.
Batasan •
erisipelaslesi tidak jelas; tidak meninggi � membedakan dengan
Predileksi: ekstremitas
• Infeksi
• berat ditandai dengan adanya:
• Demam, menggigil, malaise berat
• Penyebaran saluran limfe � garis merah menjauhi area infeksi
• Selulitis sirkumferensial
• Nyeri tidak proporsional dengan hasil PF
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Medscape
Erisipelas Selulitis
Eritema berwarna merah batas jelas Eritema berwarna merah batas tidak jelas
Lapisan yang diserang epidermis dan Lapisan mencapai jaringan subkutan dermis
OTOMIKOSIS
• Otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur
• Etiologi: Pytirosporum dan Aspergilus.
• Predisposisi: cuaca yang lembab,
yang immunocompromised adanya serumen, instrumentasi
, dan peningkatan pemakaian
preparat steroid
pada telinga, danpasien
status antibiotik topikal.
• Gejala
• Otalgia
• Otorrhea
• Kehilangan
• pendengaran
• Rasa penuh
• pada telinga
Gatal
Tinnitus
• PF:
• Liang telinga merah, ditutupi oleh skuama, dapat meluas
• sampai muara liang telinga dan daun telinga
• Cairan serosanguinos.
• Akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen
putih
• Preparat dan panjang
langsung: skuama dari kerokan kulit liang telinga
diperiksa
dapat
• hifa dengan KOH 10
ditemukan
lebar, %dan kadang-kadang
elemen
berseptum, jamur (miselia) dapat ditemukan
spora-spora kecil dengan diameter 2-3 u.
•
Prinsip penatalaksanaan:
- higienitas
- asam asetat 2-5 % dalam alkohol
- antifungal topikal � nistatin, klotrimazol, ketokonazol.
Itrakonazol oral diberikan untuk infeksi aspergilus jika tidak
membaik dengan topikal
27 A. Tampon Adrenalin
- keluhan tidak bisa bernapas apabila tidur miring
ke kanansering bersin pada pagi hari. Pada
- Pasien
pemeriksaan terdapat benjolan berwarna putih
keabuan, bertangkai, mudah digerakkan, tidak
nyeri.
• Diagnosis Polip nasal dd/hipertrofi konka
• Apa pemeriksaan sederhana yang dapat
disarankan untuk menyingkirkan diagnosis
banding ?
Polip Nasal
• Pertumbuhan massa • Polip VS Hipertrofi Konka
• Bertangkai
bertangkai jinak di hidung
• Mudah digerakkan
• (putih keabu-abuan) • Lunak
• Rhinitis alergi
Predisposisi:
• Sinusitis kronik • Tidak nyeri
•• Tidak mengecil dengan
• Iritasi • Terapi:
vasokonstriktor
• Kelainan • Steroid intranasal
Tidak mudah berdarah
• Gejala:
anatomi • Operasi (polipektomi)
• Hidung terasa tersumbat;
hidung:
• progresif
deviasi
• Gangguan
septum,
penciuman
Nyeri kepala
hipertrofi
konka
28 A. Kina
• keluhan pendengaran terganggu, telinga
berdenging kadang disertai pusing berputar
•
Pasien mengeluhkan hal ini sejak 2 minggu lalu
yang semakin lama semakin memberat. Pada
• pemeriksaan penala ditemukan rinne kanan dan
kiri (+), Weber tidak ada lateralisasi, Swabach
kanan dan kiri memendek
Apa kemungkinan obat yang menjadi penyebab keluhan
pasien ?
Ototoxic Drugs
• Gejala : Tinitus, gangguan pendengaran (tuli
sensorineural), dan vertigo
• Obat Ototoksik
• Aminoglikosida � streptomisin, neomisin, kanamisin,
• gentamisin, amikasin
• Eritromisin
• Tetracycline
• Anti
Loop
Tetes
Malaria
Diuretik � kina
� furosemid
Telinga � aspirin
dan
neomisin dan polimiksin B
klorokuin
Anti inflmasi
•
•
29 D. Mastoidektomi +
Timpanoplasti
• Penurunan pendengaran sejak 8 bulan yang
lalu.
•
• Krusta keputihan berbau busuk
Massa putih di cavum timpani lesi opak
• dalam cavum timpani dengan gambaran lesi
litik tulang.
CT scan menunjukkan gambaran
• Tatalaksana yang tepat ?
KLASIFIKASI OMSK:
OMSK TIPE AMAN/BENIGNA OMSK TIPE BAHAYA/MALIGNA/TULANG
• PERADANGAN HANYA MUKOSA
• PERADANGAN SAMPAI TULANG
• PERFORASI SENTRAL • PERFORASI MARGINAL / ATIK
• KOLESTEOTOMA (-)
• KOLESTEOTOMA (+)
Tatalaksana :
Benigna : tetes telinga antibiotik, ear
toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan
kauterisasi bila ada jaringan granulasi
Maligna : operasi eradikasi kolesteatoma +
timpanoplasti/ miringoplasti
Terapi OMSK
• Edukasi
• Tidak mengorek telinga
• Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi
• Dilarang berenang
• Segera berobat
• Bila penyakit sudah tenang � sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta
gangguan pendengaran.
30 C. Arteri Sfenopalatina
• Keluhan mimisan 30 menit yang lalu ketika
sedang mengikuti upacara Hidung kanan
dipencet ±10 menit dan darah tidak dapat
•
berhenti.
tenggorokan.
• Darah terasa mengalir
Riw hipertensi (+) hingga ke
• Dari manakah sumber kelainan pada pasien
ini?
Epistaksis (perdarahan hidung)
• Etiologi: trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi
local, tumor, kelainan darah, gangguan hormonal, dll
• Sumber perdarahan:
Epistaksis anterior: plexus kisselbach, arteri etmoidalis anterior
• Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior, arteri
sfenopalatina
WAJIB DIBEDAKAN
EPlSTAKSlS ANTERlOR EPlSTAKSlS POSTERlOR
• UMUMNYA BERDARAH- • PERDARAHAN SERING
• BERHENTI SPONTAN BILATERAL SAMPAI TERLIHAT DI
• UNILATERAL • FARING
PEMBULUH: PLEXUS • PREDISPOSISI PADA ORANG TUA
• KIESSELBACH ATAU PENCETUS = EPISTAKSIS
•
A.ETMOIDALIS ANTERIOR ANTERIOR + ASPIRIN JANGKA
• PENCETUS: PANAS, UDARA • LAMA, LEUKEMIA
DINGIN DAN KERING, PEMBULUH: A. ETMOlDALlS
MENGOREK-NGOREK POSTERlOR, A. SFENOPALATlNA
HIDUNG TATALAKSANA: PASANG
TATALAKSANA: TEKAN, BILA TAMPON BELLOCQ 48-72 JAM.
PERLU TAMPON ANTERIOR
Pertolongan Pertama Epistaksis
Anatomy of the medial nasal wall
Posterior
Anterior • l h m o ld a l
e l h m o ld a l a r t e r y S p h e n o p a la t ln e
artery
ar t er y
KJ--lbach'•
Gr e a t e r
p a l a t in e
ar t e r y
Blood supply to the nasal septum, demonstrating Kiesselbach's plexus.
G r a p h i c 5 4 1 8 0 Ve r s i o n 3 . 0
(+) R. Alergi
(-) R. Vasomotor
32 C. Antihistamin oral, dekongestan, topikal,
steroid nasal spray
• Hidung tersumbat, berair dan bersin-bersin
• Keterangan 2 minggu dihapuskan saja (ralat)
• Hampir setiap hari dan mengganggu
• aktivitas.
terakhir.
• Keluhan sudah
Ayah pasien berlangsung
juga mengalamidalam 6 bulan
hal serupa.
• Apa tatalaksana yang tepat ?
Rhinitis Alergi
• Atopi � • PF:
Tipe I • Allergic shiner
Hypersensitivitas • Allergic crease
(e.c. Allergen) • Allergic
Mukosa pucat/livid
salute
• Gejala
• Bersin berulang • Sekret cair, bening
• Hidung tersumbat •
• Tatalaksana
• Rhinorea + gatal • Avoid allergens!
• Konjungtivitis alergi Post • Antihistamin
• nasal drip • Steroid intranasal
KLASIFIKASI
Intermittent symptoms Persistent symptoms
• -< 4 days per week • > 4 days per week
• and > 4 weeks
-
• or< 4 weeks
Mild Moderate-severe
•all
of the following
normal sleep one or more items
• no impairment of daily • abnormal
impairment of daily
sleep
• activities, sport, leisure • activities, sport, leisure
• normal work and school • abnormal work and school
Adapted
nofrom http://www.whiar.org
troublesome symptoms (full permission obtained)troublesome symptoms
33 C. Hook
• Kemasukan baterai jam (baterai kancing) di
telinga kanannya.
• Alat apa yang digunakan untuk
mengeluarkan baterai jam tersebut?
•
Ekstraksi korpal telinga
• Pengambilan benda asing tergantung
Indikasi: terdapat visualisasi yang letak, jenis dan bentuk
•
baik dari benda asing yang Pilihan meliputi irigasi air, forsep
• teridentifikasi di dalam liang pengangkat (misal: forsep alligator),
• Perforasi membran timpani,
• loop cerumen, right-angle ball hooks,
telinga luar. antara benda asing dengan membran
• kontak
• timpani, dan kateter hisap.
Kontraindikasi:
tidak bagusnya visualisasi liang • Serangga hidup dapat dibunuh cepat
telinga, sehingga diindikasikan untuk
• Apabilakonsultasi
terdapatemergensi
baterai alat
THT bantu
untuk • dengan menanamkan alkohol, 2%
lidokain (Xylocaine), atau minyak
dengar,pengangkatan
konsultasi emergensi THT
melalui operasi
selalu dilakukan
mikroskopikkarena dapat
dan spekulum. • mineral ke liang.
menyebabkan nekrosis dalam waktu Benda asing berbentuk bulat tidak dapat
singkat dan menyebabkan perforasi diangkat dengan forsep.
membran timpani dan komplikasi
lainnya. Teknik irigasi dapat dilakukan untuk
benda yang kecil dan dekat dengan
membran timpani.
Aseton dapat digunakan untuk
melarutkan benda asing styrofoam
atau untuk melunakkan lem perekat
Forcep / Alligator
Pinset telinga
• Forceps aligator
Hook
Korpus alienum
• Objek yang bulat atau mudah hancur, permukaan
licin � keluarkan dengan hook
• Misalnya button battery.
/
0 If the object is light and moves easily, you can attempt to suction it out with a standard
metal suction tip or (if available) a specialized flexible tip, by making an effective vacuum seal on
the foreign body (Figure 28-6).
(/ I
!.
Pseudokista
• Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan
kekuningan di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan
telinga
Tidak nyeri, tidak diketahui
• Tatalaksana: penyebabnya
keluarkan cairan secara steril (mencegah
perikondritis) � balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk
melekatkan perikondrium ke tulang rawan)
Perikondritis � Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi
lama merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma, gigitan serangga,
luka bakar, menindik telinga pada tulang rawan.
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi (bila supuratif), eksisi
(bila nekrosis) : telinga kisut (cauliflower
Komplikasi ear)
KOMPLIKASI
MEDSCAPE
35 D. Fistula pre aurikula
• Keluar cairan kuning kental dan kadang
berbau pada lubang di area depan telinga
• kanan
Lubang depan tragus diameter 1 mm, bila
dipencet keluar cairan kekuningan sedikit,
• Diagnosis yang tepat ?
tidak ada tanda peradangan, nyeri tekan (-).
Fistel preaurikula
• kelainan kongenital akibat kegagalan untuk bersatu dari
• tuberkulum arkus pertama ke tuberkulum-tuberkulum
• lainnya.
• Sekret yang keluar dari kel. Sebasea.
Berisiko untuk terjadi infeksi. Bila tidak ada gejala tidak
perlu diterapi.
Prognosis baik. Terapi yang dibutuhkan yaitu
Pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari
manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan
dengan alcohol atau cairan antiseptic lainnya. Pada
kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan
antibiotik dan kompres hangat.
Accessory Tragus : benign congenital
anomaly of the external ear that presents as a
small elevation of the skin that is made up of skin,
subcutaneous fat, and/or elastic cartilage.
Perikondritis : infeksi pada perikondrium
kartilago daun telinga.
gigitan serangga, luka Faktorbakar,
risiko menindik
: trauma, telinga
pada tulang rawan.
Microtia : congenital
deformity affecting the outer
ear (pinna) where the ear does
not fully develop during the
first trimester of pregnancy
Perikondritis � Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi
lama merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma, gigitan serangga,
luka bakar, menindik telinga pada tulang rawan.
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi (bila supuratif), eksisi
(bila nekrosis) : telinga kisut (cauliflower
Komplikasi ear)
KOMPLIKASI
MEDSCAPE
36 A. Asiklovir
• Tn. Bonang, 69 tahun
• Muncul ruam gatal dan terbakar di
•
dada dan punggung sebelah kanan.
•
Demam (+), TV lain dbN
PF: ruam makulopapular &
vesikel di sisi sebelah kanan
dinding dada dan punggung
pasien.
Tatalaksana?
Ramsay-Hunt Syndrome
• Trias:
• Paralisis fasialis ipsilateral
• Nyeri telinga
• Vesikel pada kanalis auditorius/aurikel atau palatum durum,
• Neuropati Nervus V, IX, X
atau 2/3
• Tinitus, anterior lidah
hiperakusis, lakrimasi, persepsi pengecapan, vertigo
•
• Lebih berat daripada Bell's palsy
Terapi: Antivirus
• Antivirus: + Steroid
acyclovir 5x800mg selama 7 hari
Steroid
-->• pengobatan dalam 3 hari setelah onset gejala
• Vestibulosupresan
37 D. Abses bezold
• Nyeri di belakang telinga kiri, 3 hari.
• Demam, cairan bau
sejak satu bulan.
dari telinga kiri hilang timbul
Komplikasinya adalah…
MASTOIDITIS
• Seringkali merupakan komplikasi dari OMA atau OMSK
• Manifestasi: nyeri belakang telinga, tanda radang (+), daun telinga
• terdorong keluar.
Diagnosis : CT scan atau Rontgen schuller
• Rontgen lateral: menilai sinus sphenoid
• Rontgen schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus eksternus, TMJ
KOMPLIKASI Mastoiditis
•
Posterior extension to the sigmoid sinus can cause thrombosis OR to the occipital
• bone to create
Superior an osteomyelitis
extension of calvaria
to the posterior cranial or a citelli
fossa, abscess.
subdural space,
and meninges.
•
Anterior extension to the zygomatic root.
•
Lateral extension to form a subperiosteal abscess.
•
Intratemporal involvement
Inferior extension to form aof the facial
bezold nerve and/ or labyrinth.
abscess.
•
Medscape
• Medial extension to the petrous apex.
38 D. Hidrops cairan
endolimfe
• Ny. ina, 35 tahun mengeluhkan
pendengaran menurun beberapa minggu
lalu. Ia juga merasakan pusing berputar dan
telinga berdenging. Mekanisme yang
menyebabkan keluhan pada pasien ?
Diagnosisnya meniere disease (trias: tuli
tinitus dan vertigo)
Patof?
39 C. Otosklerosis
• Wanita 35 tahun, penurunan pendengaran,
sejak 3 bulan, memberat.
• Tinitus (+).
•
PF: MT tampak
Riwayat keluargakemerahan
(+). di daerah
• promontorium � schwartze sign.
• Tuli konduktif.
Diagnosisnya adalah…
OTOSKLEROSIS
• Gangguan pada kapsul tulang labirin yang mengalami
• spongiosis di daerah
Awal penyakit: kaki stapes � stapes
tuli konduktif � kaku,
dapattidak bisa tuli
menjadi hantar getaran
campur bila
suara
sudahke labirin dengan
menyebar baik.
ke koklea
Otosklerosis
• Gejala :
• Pendengaran terasa berkurang secara progresif
• Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
• Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki- laki, antara 11-
• 45•tahun
Membran timpani intak, tuba paten
Pemeriksaan
• Gambaran: membran timpani yang kemerahan karena pelebaran pembuluh darah
• promontium (Schwartz sign)
Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan bising (Paracusis
willisii)
Schwartz sign
=Flemingo’s pink sign
40 C. Kejadian tidak
diharapkan
• Terdapat pasien yang dirawat karena
demam berdarah.
• Perawat salah mengatur tetesan cairan infus
sehingga pasien mendapatkan cairan yang
lebih dari seharusnya, akibatnya terjadi
edema paru.
• Termasuk kesalahan apakah yang terjadi ?
NEAR MISS
Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien, tetapi tidak
mengakibatkan cedera karena faktor kebetulan,
ERRORS pencegahan atau mitigasi
VIOLATION Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh
manajemen medis drpd akibat penyakitnya
ADVERSE
EVENTS
UNPREVENTABLE
ACCEPTABLE UNFORESEEABLE DISEASE /
RISKS RISKS COMPLICATION
Co. Kasus anafilaktik, dan di
status tidak ada riw alergi obat
SENTINEL Events
• Peristiwa yang terjadi mengakibatkan
• Death (kematian)
• Permanent harm (catat permanen)
• Severe temporary harm and intervention required to sustain life (gangguan
• Tidakberat,
terkait perjalananbantuan
membutuhkan penyakit pasien,
hidup)
• Penyebabnya misalnya
• Bayi tertukar di rumahseperti:
sakit
• Instrumen medis tertinggal di tubuh pasien yang dioperasi
• Salah operasi anggota tubuh
• Transfusi hemolitik yang terjadi akibat salah golongan darah
41 C. 15/200.000
• Puskesmas ABC melakukan pendataan kasus
Demam Berdarah Dengue mulai tanggal 1
Januari hingga 31 Desember 2015. Jumlah
• penduduk tengah tahun di kecamatan
tersebut adalah 200.000 orang.
• Dari jumlah tersebut, ternyata ada penderita
kurun waktu
kasus DBD tersebut?
baru sebanyak 15 orang dimana 3
orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah
penderita tahun sebelumnya adalah 21 orang.
Berapa insiden Demam Berdarah Dengue di
42 A. Acceptance
• Tn. Bijak terdiagnosis kanker buli. Setelah melalui
sekian pemeriksaan diputuskan untuk
• menjadwalkan kemoterapi. Pasien merupakan
perokok berat
“Jika memang ini ketentuan Tuhan, saya hanya
• bisa berserah
Di tahap diri dan
manakah Tn. berusaha semampu saya
Bijak sekarang?
dokter. Saya mohon dokter juga berusaha sekuat
yang dokter bisa untuk membantu saya. Saya
akan berusaha maksimal untuk berhenti
merkokok"
5 Stages of Grief
• Denial � menyangkal terhadap kondisi penyakit
• Anger � marah/emosi, melampiaskan kemarahan
• kepada orang lain atau kepada diri sendiri, “…
kenapa harus saya, Tuhan?"
• Bargaining � pasien mau melakukan apa saja untuk sembuh
• � masih berupaya sembuh
Depression � MLM turun (mood lelah minat) Acceptance �
fase penerimaan pada pasien
43 E. Implied Consent
• Tn. Zainal, 36 tahun datang ke IGD dengan
keluhan luka robek setelah mengalami
tabrakan. Dokter IGD kemudian meminta ijin
untuk memeriksa pernafasan pasien. Pasien
langsung berbaring dan membuka bajunya
• Hal tersebut
untuk termasuk dalam
memperlihatkan ?
dadanya
• Expressed consent: persetujuan secara lisan dan
tertulis
•
Implied consent: persetujuan dari
• gerakan/komunikasi non verbal diberi
• Refusal
Informed consent: penolakan,
consent: informed
persetujuan setelahrefusal:
penolakan setelah
informsi secara dijelaskan
lengkap
44 C. 12/80
• Jumlah penduduk tengah tahun di
kecamatan tersebut 200.000 orang.
•
terdapat 80 kasus penyakit DBD dan 200
kasus Demam Dengue saja. Dari 80 kasus
DBD, terdapat 32 orang yang mengalami
perburukan hingga syok dan akhirnya 12
orang meninggal dunia. Berapa case fatality
rate DBD pada kasus ini?
Case Fatality Rate
45 C. Membuat program
tambahan
• Jumlah kader 5 orang, penimbangan
10x/tahun
•
• Cakupan KIA, KB, Imunisasi, dana sehat
berturut-turut 75%, 70%,85%, dan 45%.
• Tahun
Apakahiniupaya
posyandu
yang ini akandilakukan
harus ditingkatkan
statusnya
posyandu menjadi
tersebutpurnama.
?
POSYANDU
Program wajib KB, KIA, Gizi Imunisasi, penanggulangan diare
• Fogging Massal
• Serentak, menyeluruh, interval pada saat KLB, selama 2 putaran,
1 minggu.
• Apabila syarat kriteria fogging fokus belum
terpenuhi, maka dilakukan PSN, larvasidasi
(pemberian abate), dan penyuluhan
Sumber : dinkes.pakpakbharatkab.go.id
�· . . . •'. .. .
47 D. Intoksikasi CO
• Mayat di gudang
• Mesin generator tampak menyala (ruang
tertutup dengan adanya gas buangan)
• Ditemukan livor mortis di belakang kepala,
punggung, dan belakang paha berwarna merah
• cerah.
tubuh.
Rigor mortis ditemukan menetap di seluruh
• Apa kemungkinan penyebab kematian pada
kasus tersebut ?
Toksikologi Forensik
� Keracunan Karbon Monoksida (CO)
• Keracunan CO � Pada kasus keracunan CO, lebam
jenazah berwarna merah terang (cherry red)
disebabkan oleh kadar oskihemoglobin dan CO-Hb
• yang
Sumber gas CO adalah hasil pembakaran
tinggi tidak
sempurna dari karbon
• Api/kebakaran
• Mesin berbahan bakar bensin
• Gas arang
• Alat pemanas air berbahan gas
Pemeriksaan Dugaan Keracunan
Karbon Monoksida
• Uji dilusi alkali � pemeriksaan kualitatif COHb
• Lebam mayat berwarna merah muda terang (cherry pink
colour), yang tampak jelas bila kadar CO dalam darah mencapai
• 30% atau lebih
• Jaringan otot dan visera berwarna merah terang
(karena CO berikatan dengan hemoglobin)
Kadang dapat ditemukan tanda asfiksia
Sumber: dan
Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI
hiperemia visera, pada otak besar� ptekiae pada
substansia alba (bila korban bertahan hidup lebih
dari 30 menit)
WAJIB DIBEDAKAN
• Lebam merah terang (cherry red) dapat dijumpai
pada intoksikasi CO maupun intoksikasi CN (sianida).
•
- Khas pada
Namun, ditemukan bau amandel/bitter
intoksikasi sianida : almond, jika dada
- mayat ditekan sehingga keluar gas
- Penampang otot dan visera umumnya tidak merah terang
- Lebam bisa berupa merah terang maupun merah livid
Umumnya akibat bunuh diri/pembunuhan. Tetapi,
mungkin pula terjadi akibat kecelakaan diILMU
laboratorium,
KEDOKTERAN FORENSIK FKUI
pada penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian, dan
penyemprotan di gudang-gudang perkapalan.
48 C. Infantisida
• Mayat bayi, BB 2800 gram, PB 48 cm, plasenta
masih melekat, lanugo (+), panjang kuku jari
• melebihi panjang jari tangan dan kaki
• Memar pada daerah bibir dan wajah, ujung kuku
kebiruan.
• Paru menutupi
Kematian ronggakasus
bayi dalam dada,ini
teraba seperti spons dan
tergolong
gambaran
sebagai? mengkilap mozaik.
Penilaian Mayat Bayi
• dicari tahu
penyebab
Bila bayi itu
ditemukan mati:
mayat bayi, maka harus
• Aborsi?
• Infanticide?
• Pembunuhan?
• Pada kasus aborsi, bayi belum sempat dilahirkan. Pada
kasus infanticide, bayi langsung dibunuh setelah
dilahirkan. Pada kasus pembunuhan, bayi sempat
dirawat terlebih dahulu sebelum dibunuh.
3/27/18
Sumber : Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
Apakah bayi sudah matur? (Kalau
belum matur,
tapi bisa jugabisa karena
karena lahiraborsi,
prematur)
– Bayi matur memiliki PB > 45cm, BB
– 2500-3500 g, dan LK > 34 cm Bayi matur
Testis dua-duanya sudah turun (laki-
– laki) atau labia mayora sudah
menutupi labia minora (perempuan) Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
Panjang kuku melebihi panjang jari
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
• Apakah paru sudah mengembang? Kalau paru
sudah mengembang, berarti sudah terjadi
pernapasan, berarti rongga
• Paru memenuhi bayi sudah
dada sempat lahir Bayi sudah
• Gambaran
(bukan aborsi, tapi infanticide
mozaik atau karena
(seperti marmer) sempat
• adanya berbagai tingkatan aerasi
pembunuhan)
• Tepi paru-paru tumpul lahir
• Adatanda-tanda
• Adakah krepitasi (seperti spons)
perawatan? Kalau ada
Tes apung paru (+)
perawatan, berarti sudah ada kasih sayang ibu, Belum ada
sehingga digolongkan ke pembunuhan biasa, perawatan�
bukan infanticide. Kalau belum ada perawatan,
akan ditemukan:
infanticide
Plasenta masih melekat dengan tali pusat dan
berhubungan dengan umbilkus
• Masih ada lanugo
Pembunuhan anak sendiri
•(INFANTISIDA)
Ibu kandung yang membunuh anak sendiri tidak lama/pada
• saat dilahirkan. Motif adalah "takut ketahuan bahwa ia
melahirkan seorang anak"
•
Perhatikan bahwa untuk memenuhi kriteria infantisida,
• bayi harus:
Viabel, artinya usia gestasi >28 minggu, BB >1000 gram,
•
lingkar kepala >32 cm, panjang tumit-kepala >35 cm, tidak
ada cacat bawaan berat
Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru seperti
spons, permukaan paru seperti marmer (mengkilap seperti
mozaik), uji apung paru positif)
Tanpa adanya tanda perawatan, yakni plasenta masih ada,
tali pusat belum dipotong, verniks kaseosa masih ada, tanpa
adanya makanan/susu, tidak ada pakaian yang dikenakan
Kriteria PAS
• Pelaku harus ibu kandung
• Korban harus anak kandung pada saat kelahiran atau tidak
• Pembunuhan harus dilakukan lama
• Motifnya karena psikis (takut ketahuan)
setelahnya
Jika tidak memenuhi kriteria di atas, termasuk dalam
pembunuhan umum (KUHP pasal 338 � tanpa
rencana atau pasal 340 � dengan rencana)
Lainnya
• Jika tanpa tanda lahir hidup, digolongkan sebagai
mati dalam kandungan
• Jika sudah ada tanda perawatan, maka digolongkan sebagai
pembunuhan biasa (hukuman lebih berat)
49 D. Arborescent Mark
• Meninggal di tengah lapangan di tengah
hujan dengan pakaian terbakar dan robek-
• robek.
Pada pemeriksaan luar ditemukan bercak
kebiruan seperti cabang batang pohon di
• Apakah nama tanda tersebut?
sekitar area dada.
Luka akibat petir
• Khas :
- Pakaian compang
-
camping terbakar
- Aboresent mark
(kemerahan kulit seperti
-
cabang pohon)
Metalisasi (perpindahan
partikel metal yang
dipakai ke dalam kulit)
Magnetisasi (partikel
metal yang dipakai
korban menjadi magnet)
50 C. Mengumpulkan data
postmortem
• Terjadi bencana alam yang melanda Kota
PQR 6 jam yang lalu.
•
Tim identifikasi telah tiba dan
mengamankan lokasi serta membuat
• Langkah yanglokasi
dokumentasi haruskejadian.
dilakukan selanjutnya
adalah?
Disaster Victim Identification (DVI)
Prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap korban kematian akibat bencana massal
Tahapan
1. The scene of incidents atau tempat kejadian peristiwa (TKP).
2. Collecting
Dilakukan post mortem
pembatasan data
area dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak
Terdiri dari pemeriksaan medik - antropologi,
rusak serta dapat dilakukan pengumpulan pengambilan
korban, foto,
labeling dan pengambilan
dokumentasi sidik jari,
untuk
pemeriksaan
kepentingan rontgen, pemeriksaan odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan
identifikasi.
3. DNA dan mencegah perubahan post mortem
4. Collecting ante mortem data
Dilakukan dengan menanyakan pada keluarga � dibuat analisis � dibuat resume
5. Comparing am-pm data (rekonsiliasi)
Data post mortem dan ante mortem yang telah didapatkan dibandingkan dan
dicocokkan. Kecocokan semakin banyak � identitas korban semakin mudah diketahui
Returning to the family
Korban telah teridentifikasi � rekonstruksi hingga didapatkan kondisi/kosmetik terbaik untuk kemudian
dikembalikan pada keluarganya.
ANALISIS
• Dalam kasus ini, tim sudah mengamankan lokasi
dan dokumentasi lokasi kejadian
• Maka selanjutnya adalah mengumpulkan data post mortem