Anda di halaman 1dari 4

Viskositas adalah suatu fluida untuk menahan laju ketika deformasi terjadi apabila fluida dikenai

gaya gaya geser. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar keciln$a
gesekan di dalam fluida untuk menentukan kekentalan dari suatu fluida cair dapat dilakukan dengan
cara mmenjatuhkan benda padat ke dalam suatu fluida sejati. Cara tersebut didasarkan atas hukum
Stokes (Welty, 2014)

Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (t) pada
waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara
partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekulmolekul
yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat
cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (μ) atau kekentalan (Fatimah, 2015)

Viskositas zat cair dapat diukur dengan menggunakan viskometer silinder berotasi. Dalam alat ini
silinder luar ditahan tetap dan silinder dalam dirotasi dengan kecepatan angular, w. Torsi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan w diukur dan viskositas dihitung dari kedua pengukuran ini.
Viskositas fluida memainkan peran sangat penting dalam menentukan bagaimana suatu fluida
mengalir. Nilai dari viskositas tergantung bukan saja pada fluida tertentu te
tapi juga pada temperatur fluida. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa apabila sebuah zat cair
dibawah suatu tekanan penggerak yang konstan, didorong dengan kecepatan rendah V, melalui
sebuah pipa horizontal kecil, kecepatannya diberikan oleh persamaan V = K/ohm(gt dah simbolnya
bangku kebalik) Viskositas hanya sedikit bergantung pada tekanan, dan biasanyapengaruh tekanan
diabaikan. Viskositas sangat sensitif terhadap temperatur. Viskositas zat cair berurang dengan
kenaikan temperatur, hal ini terjadi karena perbedaan struktur molekulnya. Molekul zat cair
jaraknya saling berdekatan dengan gaya kohesi yang kuat antara molekul dan hambatan terhadap
gerak relatif antara lapisan lapisan fluida yang bersebelahan berhubungan dengan gaya antar
molekul ini. Dengan meningkatnya temperatur, gaya kohesi ini berkurang dan mengakibatkan
berkurangnya hambatan terhadap gerakan (Munson, dkk, 2004)

Berdasarkan pertimbangan bola padat atau jari jari r bergerak dengan kecepatan v melalui cairan
viskositas. George Stokes menentukan bahwa gaya gesekan F yag menahan gerak bola dapat
dinyatakan sebagai (Rumus stokes) Hukum stokes cenderung paling kurat untuk partikel kecil yang
bergerak lambat dalam cairan kental. Hukum Stokes memiliki aplikasi praktis dalam perindustrian,
dimana ketika mempelajari sendimentasi yang terjadi selama pemisahan suspensi partikel padat
dalam cairan. Pada tahun 1920 hukum stokes disempurnakan untuk memperhitungkan efek yang
mungkin dihasilkan oleh dinding kontainer yang melampirkan keceoatan kental karena media tidak
kontinyu dan cairan sedikit dikompersi terhadap sisi wadah bola menurun. Hukum Stokes juga
berlaku untuk tetesan air yang sangat kecil jatuh ke bumi tanpa adanya angin dan tubulensi. Namun
Hukum Stokes tidak akurat untuk skydriver yang melompat dari pesawat karena turbulensi yang
dialami skydriver ketika jatuh. untuk memcahkan masalah kecepatan terminal v menggunakan
rumus v = mg/6πrμ massa m dari tetesan air hujan dapat di estimasi dengan menganggap sesuatu yg
jatuh tersebut adalah volume bola kasar (4πr*3/3)g/ 6πrρ = 2ρgr*3/9μ
Rumus dari kecepatan terminal partikel jatuh umumnya ditulis sebagai berikut v = 2(ρp - ρs)gr*/9μ
(Pickover, 2008)
Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan percobaan tentang viskositas, percobaan kali ini bertujuan untuk
menentukan koefisien viskositas yang dalam hal ini menggunakan kelereng besar dan kelereng kecil.
Sebelum melekukan percobaan kami mengakalibrasi semua alat. Pertama, kami mengukur massa
kelereng dengan menggunakan neraca ahaus. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali, pengukuran
dilakukan dengan menyeimbangkan neraca ohaus atau meletakkan pada angka nol, kemudian
melihat hasilnya SU dan SN. Setelah mengukur massa kelereng, kemudian kami mengukur diameter
kelereng. Pengukuran dilakkukan dengan menggunakan jangka sorong, kelereng diletakkan diantara
rahang tetap bawah dan rahang geser, kemudian putar pengunci dan dilihat skala utama dan skala
nonius.
Lanngkah selanjutnya yaitu menghitung waktu jatuhnya kelereng kedalam oli, sebelumnya gelas
ukur yang berisi oli diletakkan gelang karet yang berjarak 270 mm dari permukaan zat cair (oli)
dalam tabung reaksi. Setelah diukur jarak dari gelang 1 dan gelang karet 2, kemudian persiapkan
stopwatch sebagai tolak ukur penghitung jalannyapercobaan ini, kemudian kelereng dijatuhkan
kedalam tabung gelas dan sesuai dengan jatuhnya kelereng kedasar tabung stopwatch dihentikan,
dan menghitung dengan menggunakan stopwatch tersebut, saat kelereng jatuh dari gelang karet 1
ke gelang karet 2. Percobaan kali ini menggunakan kelereng besar dengan jarak (d) yang sama yaitu
270 mm, dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
· Rata-rata diamater (d) : 24,6 mm
· Rata-rata ketidakpastian diameter : 0 m
· Rata-rata massa bola besar : 19,23 gram
· Rata-rata nilai kerapatan bola : 2,475 gr/cm3
· Rata-rata ketidakpastian p bola : O,O5 gr/cm3
· Hasil kerapatan bola : [ 2,475 ± 0,008 ]
· Nilai waktu rata-rata t : 0,80 s
· Rata-rata ketidakpastian nilai : 0,06×103 kg/m3
· Ketidakpastian relatif KR : 3,5 %
· Ketidakpastian mutlak KM : 0,035

Kemudian percobaan yang kedua yaitu menentukan koefisien viskositas dengan bola padat II
(kelereng kecil) dengan jarak yang sama yaitu 270 mm, langkahnya yaitu mengukur massa kelereng
kecil menggunakan neraca ohaus sehingga didapatkan hasil 3,96 gram, kem,udian menghitung
diameter kelereng kevil sehingga didapatkan hasil sebesar 15,8 m, setelah itu menghitung waktu
jatuhnya kelereng dari karet 1 ke karet 2 yang jaraknya 270 mm menggunakan stopwatch. Kemudian
menekan tombol ON pada stopwatch berkenaan dengan jatuhnya bola dari karet 1, apabila telah
sampai ke karet 2 segera tekan off stopwatch. Setelah dilakukan percobaan diatas maka dapat kita
ketahui bahwa :
· Rata-rata diameter d : 1,58×10-3 m
· Rata-rata ketidakpastian diameter :0m
· Rata-rata massa bola : 3,94×10-3 kg
· Rata-rata nilai kerapatan bola : 9,33×106 kg/m3
· Ketidakpastiaan rata-rata kerapatan bola : 0,01×106 kg/m3
· Hasil kerapatan bola :[ 9,33×106 ± 0,01×106 ] kg/m3
· Nilai rata-rata waktu t : 0,51 s
· Ketidakpastian rata-rata nilai t : 0,05 s
· Rata-rata nilai µ : 4,38 kg/m3
· Ketidakpastian nilai µ rata-rata : 0,4 kg/m3
· Ketidakpastian relatif KR :9%
· Ketidakpastian mutlak KM : 0,09
Percobaan yang ketiga yaitu menentukan koefisien viskositas dengan bola padat 1 (kelereng besar
dengan memveriasikan jarak bola. Langkahnya sama dengan percobaan pertama tdengan diameter
sebesar 24,6 m serta massa bendanya sebesar 19,26 gram, setelah itu menghitung waktu jatuhnya
kelereng dengan memvariasikan jarak dari karet 1 dan 2. Jarak yang pertama kami mengambil 250
mm dan waktu yang dibutuhkan mencapai 0,30 s , sedangkan jarak 240 mm, waktu yang ditempuh
sebesar 0,10 s. Dari percobaan yang ketiga ini didapatkan hasil bahwa:
· Rata-rata diameter d : 24,6 mm
· Rata-rata ketidakpastian diameter : 0 mm
· Rata-rata massa bola m : 19,23 gram
· Rata-rata kerapatan bola : 2,475 gr/cm3
· Rata-rata ketidakpastian kerapatan bola : 0,05 gr/cm3
· Hasil kerapatan bola : [ 2,475 ± 0,008 ]
· Nilai rata-rata waktu t : 0,2 s
· Rata-rata nilai µ : 1,7×103 kg/m3
· Ketidakpastian nilai µ rata-rata : 0,06×103 kg/m3
· Ketidakpastian relatif KR : 3,5 %
· Ketidakpastian KM :0,035
Pada percobaan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) ini, didapatkan hasil yang tertera
pada lampiran sebagai patokan dalam pembahasan ini, dapat kita ketahui bahwa pangaruh antara
diameter terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah semakin besar diameter bola, maka semakin
cepat bola jatuh, namun hal ini juga sangat bergantunng pada massa benda (bola) yang digunakan.
Jika 2 bola dijatuhkan dengan massa yang berbeda kedalam zat cair, maka bola yang bermassa paling
besar yang akan mengalami kecepatan terbesar, hal ini terjadi karena berat benda akan dipengaruhi
oleh gravitasi, sehingga benda yang memiliki massa yang besar akan memiliki berat yang besar pula
dan mengalami kecepatan yang besar.
Pengaruh kekentalan oli terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat cair atau
fluida, maka daya untuk memperlambat gerakan jatuhnya bola semakin besar, sehingga semakin
kental suatu zat cair, maka akan semakin lambat pergerakan benda yang jatuh didalamnya,
sebaliknya semakin encer suatu fluida maka akan semakin cepat bola jatuh kepermukaan. Sementar
pengaruh massa juga berperan penting, jika bola yang kita dijatuhkan kedalam zat cair atau fluida
terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa benda tersebut, maka semakin besar
pula kecepatan jatuhnya benda tersebut. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa massa suatu
benda yang dijatuhkan kedalam fluida berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya bola kedalam
fluida (zat cair).

Pengaruh anatara diameter terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah smakin besar diameter
bola, maka semakin cepat bola jatuh. Namun, hal tersebut sangat bergantung pada massa bola itu
sendiri. Jika ada bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, maka bola yang bermassa
paling besar yang akan mengalami kecepatan paling besar. Hal ini terjadi karena berat benda akan
dipengaruhi oleh kecepatan gavitasi bumi. Sehingga benda yang memiliki massa yang besar akan
memiliki berat yang besar pula dan memiliki percepatan dan kecepatan menjadi yang
besar.Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat cair
atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu jatuhnya bola semakin besar, sehingga semakin
kental suatu zat cair, semakin lambat pergerakan benda yang jatuh didalamnya. Sebaliknya, semakin
encer suatu zat cair atau fluida, maka semakin cepat benda yang dijatuhkan kedalamnya. Sementara
pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair atau fluida terhadap keceptan
jatuhnya bola ialah semakin besar massa benda tersebut, maka semakin besar pula jatuhnya benda
tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis data didapatkan bahwa koefisien viskositas minyak adalah
0,42 pa.s sedangkan diameter (db) dan massa bola adalah masing-masing 25,7 X 10
-3
dan 9,84 X 10
-3
kg, sehingga dapat diketahui bahwa koefisien viskositas (
ƞ
m) dari minyak atau fluida lebih besar dari massa maupun diameter bola dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwafluida atau koefisien viskositas dari minyak akan mampu menghambat dari
lajunya bola plastik, atau daya tekan dari fluida lebih besar dari daya tekan bola.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan mengenai viskositas zat cair, dapat disimpulkan bahwa Viskositas suatu
fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan.
Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap
gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar .
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau
viskositas (viscosity). Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida itu mengalir. dapat
disimpulkan bahwa massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair (fluida) bebanding lurus
terhadap kecepatan jatuhnya bola tersebut dalam fluida (zat cair).Adapun hubunga antara viskositas
dengan kelajuan benda yaitu semakin besar kelajuan benda maka dapat dipastikan bahwa menilai
koifisien viskositas semakin kecil. Demikian sebaliknya, semakin kecil kecepatan atau kelajuan suatu
benda, maka nilai koefisien viskositstnya semakin besar, sehingga nilai viskositas berbanding terbalik
dengan kelajuan benda. Koefisien viskositas minyak (ηm) lebih besar dari pada diameter (db) dan
massa bola (mb) sehingga fluida dapat menghambat jatuhnya bola.

Anda mungkin juga menyukai