Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN KHAMIR SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUK

TERNAK

RIZA ZAINUDDIN AHMAD

Balai Penelitian Veteriner, PC Box 151, Bogor 16114

ABSTRAK

Saccharonryces cerevisiae merupakan salah satu jenis cendawan tergolong khamir yang bermanfaat untuk manusia dan
ternak . Pertamakali dimanfaatkan untuk pembuatan makanan, sejalan dengan waktu kemudian mulai dipakai untuk keperluan
bioteknologi, industri . S. cerevisiae dipakai sebagai probiotik dan imunostimulan untuk meningkatkan kesehatan dan
produktivitas ternak seperti ruminansia, unggas ataupun ikan . Hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara umum menunjukkan
pemakaian S. cerevisiae feed additive berkorelasi positif terhadap penampilan bobot badan tenak . Tulisan ini menguraikan
pentingnya penggunaan S. cerevisae untuk produktivitas dan kesehatan ternak .
Kata kunci : SS cerevisiae, probiotik, imunostimulan, ternak

ABSTRACT

THE ADVANTAGE OF YEAST SACCHAROMYCES CEREVISIAE FOR LIVESTOCK

Saccharo nyces cerevisiae is a yeast that is useful for human and animal . It can be used for producing food and for
biotechnology of industrial purposes . Recently . it is used as probiotic and immunostimulant to improve livestock productivity
and health . Research results indicate that the utilization of S . cerevisiae as feed additive in animal feed has a positive correlation
to the body weight gain of the animal . This paper describes the importance of S. cerevisiae in improving livestock productivity
and health.
Key words : S. cerevisiae, probiotic, immunostimulant, livestock

PENDAHULUAN mempunyai kemampuan untuk disisipkan dengan gen


mikroba lain (NIKON, 2004) . Untuk mencapai produk
Cendawan selain merugikan karena menimbulkan yang diinginkan harus melalui proses teknologi tinggi
penyakit seperti aspergilosis dan aflatoksikosis, banyak dan modern, biayanya relatif mahal namun produk
pula yang tergolong menguntungkan dan dipakai untuk yang dihasilkan bermutu tinggi, sehingga jika
kepentingan manusia misalnya kapang sebagai kontrol diperhitungkan secara ekonomi lebih menguntungkan .
biologi cacing dan ragi khamir sebagai probiotik dan Selain untuk keperluan pembuatan roti dan
imunostimulan . Pemakaian ragi sebagai salah satu bioteknologi untuk manusia secara langsung, juga telah
bahan utama pembuatan roti dan kue sudah sejak lama dilakukan berbagai usaha penelitian untuk ternak
dipakai pada zaman Mesir kuno, yang belakangan ini hingga akhirnya diperoleh khamir S. cerevisiae.
diketahui sebagai khamir Saccharomyces cerevisiae . Khamir tersebut dipakai untuk meningkatkan kesehatan
Bersamaan dengan kemajuan zaman pada abad ke-18, ternak yaitu sebagai probiotik dan imunostimulan dalam
pembuatan bir dilakukan pula dengan menggunakan bentuk feed additive. Ternak yang dapat
khamir genus Saccharomyces spp ., sebagai biostater mengkonsumsi S. cerevisiae adalah golongan ikan,
(SGD, 2004) . Di Indonesia S. cerevisiae sebagai khamir ruminansia dan unggas . Keuntungan penggunaan S.
telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan cerevisiae sebagai probiotik adalah tidak membunuh
pembuatan roti, dan tape singkong . Pada masa kini, mikroba bahkan menambah jumlah mikroba yang
khamir paling banyak digunakan untuk keperluan menguntungkan, berbeda dengan antibiotika dapat
berbagai industri dalam proses produksi minuman membunuh mikroba yang merugikan maupun
beralkohol, biomasa, ekstrak untuk keperluan industri menguntungkan tubuh, dan mempunyai efek resistensi .
kimia, senyawa beraroma dan produksi protein Demikian pula dengan penggunaan S. cerevisiae
rekombinan untuk menunjang kegiatan bioteknologi sebagai bahan imunostimulan . Imunostimulan berfungsi
khususnya bidang molekuler biologi (WATSON et al., untuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara
1988) . Peranan khamir dalam bidang biologi molekuler meningkatkan sistem pertahanan terhadap penyakit-
adalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yang penyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, virus dan

49

RIZA ZAINUDDIN AHMAD : Pemanfaalan Khamir Saccharomyces cerevisiae unluk Ternak

lainnya, sedangkan penggunaan antibiotika hanya muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
membunuh bakteri . Meskipun demikian kita harus memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah (NIKON,
berhati-hati dalam menentukan dosis probiotik yang 2004 ; LANDECKER, 1972 ; LODDER, 1970) .
dianjurkan di dalam penggunaannya di mana bila Taksonomi Saccharomyces spp . menurut SANGER
berlebihan dapat menimbulkan penyakit (2004), sebagai berikut :
"Saccharomikosis" . Hal ini terjadi karena terganggunya Super Kingdom : Eukaryota
keseimbangan mikroflora di dalam tubuh, akibat Phylum : Fungi
populasi khamir meningkat melebihi populasi mikroba Subphylum : Ascomycota
lainnya . Tujuan tulisan ini untuk membahas pentingnya Class : Saccharomycetes
kegunaan S. cerevisiae untuk ternak . Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
SACCHAROMYCES CEREVISIAE Genus : Saccharomyces
Species : Saccharomyces cerevisiae
S. cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong
eukariot yang secara morfologi hanya membentuk Khamir dapat berkembang biak dalam gula
blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau sederhana seperti glukosa, maupun gula kompleks
bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya (Gambar 1). disakarida yaitu sukrosa (MARX, 1991) . Selain itu
Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui untuk menunjang kebutuhan hidup diperlukan oksigen,
"budding cell" . Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh karbohidrat, dan nitrogen . Pada uji fermentasi gula-
keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia gula mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa,
bagi pertumbuhan sel . Penampilan makroskopik galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinosa, trehalosa, dan
mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning negatif pada gula laktosa (LODDER, 1970) .

Gambar 1 . Saccharomvces cerevisiae pembesaran 10 x 40


Sumber : JEAN-MICHEL (2005)

50
WARTAZOA Vot. 15 No . I Th. 2005

Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri atas : protein PEMANFAATAN S. CEREVISIAE


kasar 50-52%, karbohidrat ; 30-37% ; lemase 4-5% ;
dan mineral 7-8% (REED dan NAGODAWITHANA, Khamir S. cerevisiae dapat dimanfaatkan sebagai
1991) . SURIAWIRIA (1990) melaporkan komposisi probiotik, prebiotik dan imunostimulan dan kegunaan
kimia sel khamir yang hampir sama (Tabel 1) dan lainnya di dalam meningkatkan produksi ternak (Tabel
kandungan asam aminonya (Tabel 2) . 3) . Sehubungan dengan prebiotik lebih banyak dipakai
untuk kepentingan manusia secara langsung maka tidak
Tabel 1 . Komposisi sel khamir S. cerevisiae dibahas dalam bagian ini .

Senyawa Jumlah (%)


S. cerevisiae sebagai probiotik
Abu 5,0-9,5

Asam nukleat 6,0-12,0 Menurut definisi FULLER (1992) dan KARPINSKA


Lemak 2,0-6,0 et al. (2001), probiotik adalah imbuhan pakan
berbentuk mikroba hidup yang menguntungkan dan
Nitrogen 7,5-8,5
mempengaruhi induk semang melalui perbaikan
Sumber: SURIAWIRIA (1990) keseimbangan mikroorganisme dalam saluran
pencernaan. Sedangkan prebiotik adalah bahan
Tabel 2 . Kandungan asam amino dalam khamir S cerevisiae makanan yang tidak tercerna dan memberikan
keuntungan pada inang melalui simulasi yang selektif
Asam amino Jumlah (%) terhadap pertumbuhan aktivitas dari satu atau sejumlah
Fenilalanin 4,1-4,8 bakteri yang terdapat di dalam kolon (ROBERFROID,
Isoleusin 2000) . Di bidang peternakan penggunaan probiotik
4,6-5,3
bermanfaat untuk kesehatan, produksi dan pencegahan
Lisin 7,7-7,8 penyakit . Selanjutnya SOEHARSONO (1994)
Leusin 7,0-7,8 mengemukakan bahwa mikroba yang termasuk dalam
Metionin 1,6-1,7
kelompok probiotik bila mempunyai ciri sebagai
berikut yaitu : dapat diproduksi dalam skala industri,
Sistin 0,9
jika disimpan di lapangan akan stabil dalam jangka
Treonin 4,8-5,4 waktu yang lama, mikroorganisme harus dapat hidup
Triptofan 1,1-1,3 kembali di dalam saluran pencernaan, dan memberikan
Valin manfaat pada induk semang . COLE (1991) menyatakan
5,3-5,8
probiotik merupakan salah satu pilihan pakan tambahan
Sumber : SURIAWIRIA (1990) pada ternak yang sehat dan aman bagi lingkungan .
SHIN et al. (1989) menyatakan bahwa S. cerevisiae
S. cerevisiae mempunyai beberapa enzim yang termasuk salah satu mikroba yang umum dipakai untuk
mempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidase ternak sebagai probiotik, bersama-sama dengan bakteri
dan zimase . Enzim peptidase mempunyai 96 gen dan dan cendawan lainnya seperti Aspergillus niger, A .
yang homolog inaktif sebanyak 32 (PEPTIDASE, 2004) . oryzae, Bacillus pumilus, B. centuss, Lactobacillus

Tabel 3. Pemanfaatan S. cerevisiae untuk berbagai jenis ternak

Jenis ternak Pemanfaatan Sumber (Pustaka)


Ruminansia
Sapi Meningkatkan produksi susu dan bobot badan WINA (2000)
Domba Meningkatkan bobot badan RATNANINGSIH (2002)
Unggas
Ayam Menurunkan kuman E.coli KUMPRECI-rr et al. (1994)
Meningkatkan bobot badan KOMPIANG (2002) ; KUMPRECHTOVA et a!.
(2001)
Hewan air
Udang Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Fox (2002)
lkan Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Fox (2002)
Aneka ternak
Kelinci Meningkatkan bakteri yang menguntungkan TEDESCO et al. (1994)

51
RIZA ZAINUDDIN AHMAD : Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae unluk Ternak

acidophilus, Saccharomyces crimers, Streptococcus bahan pertimbangan seperti ekonomi, pengaruh buruk
lactis dan S. termophilus . terhadap ternak, zat khasiat yang terkandung di
Pengujian terhadap S. cerevisiae yang dipakai dalamnya . Dari segi ekonomi harus diperhitungkan
sebagai feed additive dalam bentuk probiotik terlebih ongkos produksi dalam skala besar dibandingkan
dahulu diuji secara in vitro dengan melakukan uji dengan keuntungan yang diperoleh . Perlu
kemampuan daya hidup terhadap asam-asam organik, dipertimbangkan pengaruh buruk jika pemberian secara
garam empedu, dan pH rendah (AGARWAL et al., 2000) . berlebihan akan mengganggu keseimbangan mikroflora
TEDESCO et al. (1994) mendapatkan korelasi dari di dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya
pemberian S. cerevisiae terhadap bakteri pada kelinci, pengaruh patogen pada ternak yaitu penyakit
yaitu dengan cara mengurangi jumlah bakteri patogen "Saccharomikosis " . Bila zat khasiatnya dapat diolah
dan meningkatkan jumlah bakteri aerob, anaerob yang berupa prebiotik mungkin akan lebih balk dan efisien
menguntungkan di dalam usus . KUMPRECHT et al. seperti Beta D-glukan untuk imunostimulan yang
(1994) memberikan campuran S. cerevisiae dengan diperoleh dari dinding sel S. cerevisiae.
Streptococcus faecum pada ayam broiler sehingga
jumlah kuman Eschericha coli berkurang sebesar 50%
Imunostimulan dan sistem pertahanan tubuh
di dalam sekumnya . Selanjutnya KOMPIANG (2002)
menggunakan "khamir (ragi) laut" dengan S. cerevisiae
Sistem pertahanan tubuh atau imunitas terdiri dari
di dalam pakan ayam dan mendapatkan hasil yang
substansi, sel-sel dan organ-organ yang diperlukan
positif yaitu meningkatnya bobot badan setelah
untuk membentuk sistem pertahanan yang kompeten .
pemberian S. cerevisiae . Selanjutnya KUMPRECHTOVA
Hampir semua hewan mempunyai kombinasi
et al. (2000) memberi S. cerevisiae 47 dengan dosis
pertahanan tubuh antara kekebalan alamiah dan proses
200 g/100 kg pakan untuk meningkatkan penampilan
stimulasi berupa adaptasi pertahanan tubuh melalui
daging dan mengurangi bau amonia nitrogen pada feses
antigen untuk menanggulangi serangan infeksi . Sistem
ayam . Hasil lain dari pemberian S. cerevisiae ialah
kekebalan ini yang dikenal dengan nama imun . Sistem
meningkatkan penampilan bobot ayam dan secara in
ini dapat terjadi secara buatan ataupun alamiah . Di
vitro mampu menekan pertumbuhan S. typhimurium
dalam proses pengebalan tubuh ini dapat pula dibantu
meski secara in vivo tidak memberikan hasil yang
dengan imunostimulan (TIZARD, 1987) .
signifikan (ISTIANA et al., 2002 ; GHOLIB et al., 2003) .
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa
Pemberian S. cerevisiae pada ternak ruminansia
imunostimulan adalah suatu bahan bila diberikan pada
akan meningkatkan bakteri selulolitik dan asam laktat
hewan dan manusia dapat menyebabkan peningkatan
pada saluran pencernaan . Meski tidak semua
sistem pertahanan tubuh untuk menghadapi serangan
memberikan respon positif terhadap pemberian pakan
penyakit . Imunostimulan meningkatkan limfosit T
imbuhan ini namun pada sapi dapat meningkatkan
sebagai imunitas seluler yang penting artinya dalam
produksi susu rata-rata sebesar 4,3% dan pertambahan
rangka proteksi terhadap bakteri dan virus intra seluler .
bobot badan rata-rata sebesar 8,7% . Sementara ini
Limfosit B juga ditingkatkan, dalam rangka
beberapa produk khamir komersial yang diperjual
meningkatkan imunitas humoral, dan tingkat serum
belikan di Indonesia adalah Diamond V (USA), CYC-
antibodi . Serum ini untuk menetralisasi endotoksin,
100 (Korsel), Yea-Sacc (USA) (WINA, 2000) .
sehingga pada akhirnya imunostimulan digunakan
Pada ternak domba dilakukan pencampuran S
ternak untuk meningkatkan kemampuan membunuh
cerevisiae dengan Bioplus di dalam ransum untuk
bakteri, dan menurunkan waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan peningkatan bobot badan serta
memperbanyak antibodi (BETA GLUKAN, 2004d) .
menurunkan konversi pakan (RATNANINGSIH, 2000)
Lebih rinci lagi imunostimulan dapat digolongkan
dan basil yang diperoleh menunjukkan korelasi yang
yang bekerja spesifik dan non spesifik . Beberapa
positif yaitu dengan dosis 4 g/hari (1 g S. cerevisiae
materi atau subtansi yang terlibat di dalam proses
ekivalen mengandung 14 x 10 10 koloni) menghasilkan
sistem yang spesifik adalah imunisasi aktif dan pasif
konversi pakan sebesar 6 kg/kg pertambahan bobot
balk oleh virus, bakteri maupun cendawan sedangkan
badan . Namun tidak semua isolat S. cerevisiae dapat
yang non spesifik berupa stimulasi limfosit, dan
digunakan sebagai probiotik, karena harus melalui
makrofag (TIzARD, 1987) . Manfaatnya secara umum
beberapa macam seleksi dan dari sejumlah khamir
imunostimulan dapat meningkatkan aktivitas
tersebut hanya sedikit yang dapat digunakan, misalnya
pertahanan tubuh dan mempercepat proses
seperti yang diteliti oleh AGARWAL et al. (2000), dari 9
penyembuhan . Sistem pertahanan tubuh dapat dibagi
isolat yang diuji hanya 1 yang dapat digunakan sebagai
menjadi 2 golongan yaitu kekebalan humoral dan
probiotik .
Melihat keberhasilan penelitian-penelitian di atas selular . Humoral terdapat pada darah yang dikenal
dengan antibodi, juga dapat ditemui sebagai molekul
maka S. cerevisiae dapat digunakan sebagai probiotik
namun beberapa faktor harus diperhatikan sebagai protein serum . Sedangkan respon selular berupa
mekanisme fagositosis dengan cara peningkatan

52
WARTAZOA Vol. 15 No. I Th . 2005

sensitivitas dari sistem R .E .S (Reticulo endothelial mencari benda-benda asing yang masuk ke dalam
system) yaitu : ginjal, hati, limpa dan timus . Limfosit tubuh, selain itu pula untuk meningkatkan jumlah set-
dapat digolongkan menjadi set B dan set T . Set T set makrofag . Pada khamir di bagian tertentu dapat
ditemukan dalam peredaran darah hewan tingkat tinggi dijadikan imunostimulan (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .
dan memegang peranan penting dalam imunitas selular . S. cerevisiae tergolong cendawan berupa khamir
Set B pada mamalia dihasilkan oleh sumsum tulang (yeast) pembuat kue dan roti ternyata mempunyai
dan untuk unggas set B dihasilkan oleh bursa Fabricius, potensi kemampuan yang tinggi sebagai
set T dihasilkan oleh timus . Selanjutnya set B imunostimulan, dan bagian yang bermanfaat tersebut
menghasilkan antibodi, yang merupakan salah satu adalah dinding selnya yang mengandung (3 (1,3 dan
elemen humoral untuk beradaptasi secara imunitas, 1,6) glukan . Bahan inilah yang dipakai sebagai
sedangkan set T membantu set B dengan mengaktivasi imunostimulan setelah berhasil dipisahkan pada bagian
makrofag untuk mempertahankan tubuh terhadap dinding set S. cerevisiae (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .
serangan infeksi mikroba . Set makrofag merupakan
salah satu set yang termasuk dalam kekebalan alamiah
Manfaat beta 1-3 dan 1-6 glucan
dengan cara menghasilkan subtansi kimia . Selanjutnya
substansi ini menjadi pertahanan set imun yang penting
Beta-D glukan meningkatkan fungsi imun
dengan cara bergerak ke arah sisi yang diserang oleh termasuk fagositosis (kemampuan untuk menangkap
set asing . Makrofag ini mempunyai reseptor pada set benda asing, partikel yang dilepaskan sitokin ; hormon
membran untuk 7 macam residu gula . Saat reseptor
interseluter yaitu : IL-1, IL-6, GM-CSF, interferon) dan
berikatan dengan residu, makrofag diaktifkan dan
pembuatan antigen . Beta-D glukan juga menstimulasi
kemudian menghasilkan sitokin . Sitokin inilah yang
RES, di dalam proses peningkatan jumlah makrofag,
berfungsi sebagai pengatur respon imun tubuh
dan aktivasi sel-sel darah putih selain makrofag . Sel-sel
(TIZARD, 1987) . Demikanlah sistem tersebut secara
bersama-sama membentuk sistem pertahanan di dalam tersebut ialah : granulosit dan monosit . Beta-D glukan
dapat sebagai imunomodulator untuk meningkatkan
tubuh melawan serangan infeksi penyakit .
kemampuan set T, set B, dan makrofag di dalam
Dari uraian di atas maka jetas bahwa
rangka melawan infeksi penyakit . Selain itu membantu
imunostimulan sangat bermanfaat untuk peningkatan
perbaikan jaringan yang rusak pada tubuh melalui
sistem kesehatan tubuh, dan salah satu imunostimulan
proses regenerasi dan penyembuhan (BETA GLUCAN,
adalah Beta-D glukan yang akan diuraikan selanjutnya .
2004d) .
Di dalam terapannya tidak melalui suntikan tetapi
Saccharomyces cerevisiae sebagai imunostimulan melalui oral, bersama-sama makanan, sedangkan
peningkatan atau penurunan mekanisme pertahanan
Salah satu bahan yang esensial sebagai tubuh tergantung pada jumlah glukan yang dikonsumsi
imunostimulan adalah beta-D glukan, dan bahan ini oleh ternak . Oleh karena itu respon terhadap ternak
terdapat pada barley dan khamir (S. cerevisiae) . sangat bervariasi tergantung ada atau tidaknya reseptor
Penemuan substansi beta-D glukan berawal dari yang dikenal oleh komponen gula dari beta-D glukan
penelitian LOUIS PILLEMER (1940) (dalam LIFE SOURCE (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .
BASIC, 2002), meneliti suatu substansi yang memiliki Dari beberapa hasil penelitian laboratorium dan
kemampuan menghasilkan aktivator mekanisme komersil secara umum sudah terbukti manfaat khamir
pertahanan tubuh yang disebut zymosan . Meski dikenal (S. cerevisiae) pada ayam broiler, petelur, babi, ikan
sebagai substansi yang berkemampuan menstimulasi lele, sapi dan udang sehingga dapat mengurangi biaya
secara nonspesifik terhadap respon imun, namun zat obat-obatan dan vaksinasi . Berikut beberapa contoh
aktifnya sendiri betum diketahui . Pada penelitian pemakaian S. cerevisiae sebagai imunostimulan pada
setanjutnya NICHOLAS DILUZIO (1970) (dalam LIFE ternak. Transfer gen betaglukan dapat dilakukan pada
SOURCE BASIC, 2002) berhasil menemukan substansi udang dan mikroorganisme kelautan lainnya seperti
tersebut, dan komponen aktifnya adalah beta-D glukan . mikroalga dan bakteri non patogenik lainnya dalam
Komponen tersebut berasal dari ekstrak dinding set rangka meningkatkan kekebalan tubuh . Pada ikan Iele
khamir roti yang tergolong cendawan . Komponen dumbo, Beta glukan dengan dosis 750 mg/kg pakan
tersebut mempunyai sebuah campuran unik dengan mempunyai peran imunostimulan yang positif terhadap
efektivitas dan intensitasnya sebagai suatu sistem respon kebal non spesifik yang dilakukan dengan uji
pertahanan tubuh melalui aktivasi set darah putih yang tantang terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila
spesifik seperti makrofag dan set NK (natural killer) . (RUKYANI et al ., 1987) . Pada udang hitam (Penaeus
Beta-D glukan akan berikatan dengan permukaan set monodon) pemberian 1 g/kg pakan Beta glukan
makrofag dan set NK dan berfungsi sebagai triger memperlihatkan peran imun yang positif terhadap
untuk proses aktivasi makrofag . Hasil proses ini berupa kenaikan hematosit (SITTHIPuN et al., 2000) . Pada
peningkatan sirkulasi makrofag di dalam tubuh untuk udang dan ikan penggunaan S. cerevisiae dapat sebagai

53
RIZA ZAINUDDIN AHMAD : Pemanfaalan Khmnir Saccharomyces cerevisiae unluk Ternak

imunostimulan untuk mengatasi serangan bakteri dan ISTIANA . E . KUSUMANINGTYAS, D . GHOLIB dan S . HASTIONO .
kuman lainnya seperti Aeromonas salmonicida, 2002 . Isolasi dan identifikasi Saccharomyces
vibriosis, dengan dosis 50 mg/kg bobot udang atau ikan cerevisae beserta in vitro terhadap (Salmonella
(Fox, 2002). typhimurium) . Pros. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Ciawi, Bogor 30 Sept .-1
Dari uraian di atas tersaji dosis tertentu untuk
Okt . 2002 . Puslitbang Peternakan, Bogor . hlm .
jenis jenis ternak yang cukup bervariasi jumlahnya dan
459-462 .
untuk penerapannya relatif mudah . Selain itu
pemakaian imunostimulan Beta-D glukan relatif lebih JEAN-MICHEL. 2005 . Saccharomyeces cerevisiaes . h ttp ://
aman dari pada antibiotika yang mempunyai efek www . inra. fr/Internet/Directions/DIC/PRESSE /
resistensi . COMMUNIQUES/ images/sia2004/saccharomyces-
cerevisiael .jpg (24 April 2005) .
KARSPINSKA, E ., B . BLASZCAK, G . KOSOWSKA, A . DEGRSKI,
KESIMPULAN DAN SARAN M . BINEK and W .B . BORZEMSKA . 2001 . Growth of the
intestinal anaerobes in the newly hatched chicks
Penelitian tentang S. cerevisiae sebagai probiotik according to the feeding and providing with normal
dan imunostimulan telah banyak dilakukan namun gut flora . Bull . Vet. Pulawy. 45 : 105-109.
masih terus diteliti untuk peningkatan produksi dan
KoMPIANG, I.P . 2002 . Pengaruh ragi Saccharomyces cereviae
kesehatan ternak . Penampilan bobot badan ternak dan ragi laut sebagai pakan imbuhan probiotik
setelah mengkonsumsi S. cerevisiae menunjukkan hasil terhadap kinerja unggas. JITV 7(1) : 18-21 .
yang positif sebagai probiotik, sehingga prospek
perkembangan penggunaannya sangat balk untuk masa KUMPRECHT, I., P. ZOBAC ; Z . GASNAREK dan E . ROBOSOVA .
mendatang . 1994 . The effect of continues applications of
probiotics preparations based on S. cerevisae var
Walaupun telah banyak penelitian tentang Beta-D
elipsoideus and Streptococcus faecium C-68 (SF-68)
glukan yang berasal dari dinding sel khamir S.
on chicken broiler yield . Zivocisma-yroba 39(6) :
cerevisiae sebagai imunostimulan dan bahan makanan
491-503 .
kesehatan namun harus disempurnakan, diteliti lebih
lanjut terutama isolat-isolat lokal di Indonesia . Selain KUMPRECHTOVA, D ., P .ZoBAC dan 1. KUMPRECT . 2000 . The
itu dengan adanya dukungan potensi plasma nutfah effect of Saccharomyces cerevisae Sc 47 on chiken
broiler performance an nitrogen out put . Czech. J.
dan ketersediaan teknologi merupakan dukungan yang
Anim Sci. 45 : 169-77 .
tak boleh diabaikan untuk pengembangan
imunostimulan dan probiotik pada masa sekarang dan LANDECKER, E.M . 1972 . Fundamental of the Fungi . Prentice
mendatang . Hall Inc . NewYork University. NewYork . USA . pp .
59-61 .

DAFTAR KEPUSTAKAAN LIFE SOURCE BASICS . 2002 . WGP . Beta glucan . http : www .
Life Source basics.Com/beta_glucan .htm . (10
Desember 2002) .
AGARWAL, N ., D .N . KAMRA, L .C.CHAUDHARY, A . SAHoo and
PATHAK. 2000 . Selection of Saccharomyces cerevisae LODDER, J . 1970 . The Yeast : A Taxonomic Study Second
strains for use as a microbial feed additive . Revised and Enlarged Edition . The Netherland,
http :/www .B l ackwell .synergy.com/links/doi / 10 .1046 Northolland Publishing Co ., Amsterdam .
/J .1472-765X.2000 .00826.X/Full / (15 Oktober 2003) .
MARX JEAN, L . 1991 . Revolusi Bioteknologi . Terjemahan :
BETA GLUCAN. 2004d. Beta glucan research . Saccharomyeces WILDER YATIM . Edisi I, Cetakan l, kota : Jakarta .
cerevisiae. httpJ/ www .betaglucan .org/ . (20 Yayasan Obor Indonesia : 69-73 .
Desember 2004) .
NIKON . 2004 . Saccharomyeces Yeast Cells : Nikon
COLE, D .J .A . 1991 . The role of The nutrionist in design feed Microscopy . Phase Contrast lmageGaIlery .http//
for future in feed industry . Proc. of Alltechs, Seventh w ww .microscopyu .com/galleries/pliasecontrast/sacc h
Annual Symposium . Alltech Technical Publication, aromvcessmall .html (15 Juni 2004) .
Nicholasville Kentucky : 1-2 .
SANGER . 2004. Peptidase of Saccharomyces cerevisae .
Fox, J .M . 2003 . Immunology of fish and shrimp. http :// http //merops . Sanger.ac. Uk/speccards/peptidase/spOO
www .Sci .tamucc.edu/pals/maric/inedx/webpage/dlec 0895 .htm . (20 Desember 2004) .
2 .html . (15 Oktober 2003) .
RATNANINGSIH, A. 2000. Pengaruh pemberian Probiotik S.
FULLER, R. 1992 . Probiotics the Scientific Basis . Chapman & cerevisiae dan bioplus pads ransum ternak domba
Hall . The University Press Cambridge . terhadap konsumsi bahan kering, kecernaan dan
GHOLIB, D., ISTIANA, TARMUDn dan R .Z . AHMAD . 2003 . konversi ransum (in vivo). Skripsi Fakultas
Laporan hasil Penelitian Potensi Sacchromyces Peternakan Universitas Padjajaran . Bandung .
cerevisae APBN 2002 Sebagai Probiotik. Balai
Penelitian Veteriner, Bogor .

54
WARTAZOA Vol. 15 No . I Th. 2005

REED, G. and T.W. NAGODAWITHANA. 1991 . Yeast SOEHARSONO. 1994 . Probiotik (alternatif pengganti antibiotik
Technology . g od edition . Van Nostrad, Rein Hold. dalam bidang petemakan) . Laboratorium Fisiologi
NewYork . USA . dan Biokimia . Fakultas Peternakan . Universitas
Padjajaran .
ROBERFOID, M .B . 2000 .Prebiotics and probiotics :are they
functional foods 1-3 Am . J. Clin . New . 71 (Suppl) : SURIAWIRIA, U . 1990. Pengantar Biologi Umum . Penerbit
16828-16878. Angkasa. Bandung.

RUKYANI, A ., E . SILVIA, A . SUNARTO dan TAUKHID . 1997 . TEDESCO, D ., C .CASTROVILLI, G . CONI, D . BARTOLI, V.
Peningkatan respons kebal non-spesifik pada ikan Iele VOLLRTO dan F . POLIDORI . 1994 . Use of probiotics in
dumbo (Clarios spp) dengan pemberian the feeding of meat rabbits : Effects on performance
immunostimulan (Beta-glucan) . Jurnal Penelitian and intestinal microorganism . Rivista dj.
Perikanan Indonesia . 111(1) . Coniglicoltura 31(10) : 41-46.
SGD . 2004. What are Yeasts? h ttp :// www .yeastgenome . TIZARD, 1 . 1987 . Veterinary Immunology an Introduction .
org/Ul. .-What are veast .html (15 Juni 2004) . W .B . Saunders Company. Philadelphia. USA. pp.
1-387 .
SHIN, T., S. HYUNG, K . KYUN and A . CHOONG . 1989 . Effects
of CYC on the performance of Dairy, Beef cattle and WATSON, J .D ., J . ToozE dan D.T. KURTZ. 1988 . DNA
swine . Seoul, Korea. Rekombinan Suatu Pelajaran Singkat . Alih bahasa
Wisnu Gunarso . Penerbit Airlangga .
SITTHIPUN M, A .H . KITTIKUN dan K . SUPAMATTAYTA . 2000 .
Immmunostimulant and Vaccination in black tiger WINA, E . 2000. Pemanfaatan ragi (yeast) sebagai pakan
shrimp, Penaeus inonodon Fabricius : Extraction of imbuhan untuk meningkatkan produktivitas ternak
Beta_glucan from yeast and It is application in black ruminansia. Wartazoa 9(2) : 50-56 .
tiger shrimp (Penaeus monodon Fabricius) .
httpi/ www .clib .psu .ac .th/acad 43/smol I .htm (27
Desember 2000) .

55

Anda mungkin juga menyukai