Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TERHADAP TEORI EVOLUSI

Sejarah singkat dan pengertian evolusi

Sebenarnya Charles Darwin bukanlah orang pertama yang mempunyai gagasan tentang
evolusi. Jauh sebelumnya tokoh seperti Buffon (1707-1788), Lamark (1744-1804) dan
Schopenhauer (1788-1860) sering menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan adanya
kemajuan dalam diri manusia. Namun demikian, nama Darwin mulai terkenal dengan teori
evolusinya karena karyanya yang berjudul On the Origin of Species.

Dalam buku tersebut ia berusaha memaparkan dan memberikan argumentasi bahwa makhluk
hidup yang ada sekarang ini sebenarnya berasal dari satu induk yang sangat sederhana, yang
berangsur-angsur mengalami perubahan menuju ke arah yang kompleks dalam proses waktu
yang panjang. Setelah seratus tahun terbitnya buku Darwin , yaitu pada tahun 1959, Para
ilmuwan berkumpul di Chicago, Amerika Serikat, untuk merayakan Darwin centensial (seabad
Darwin ).

Dalam pertemuan tersebut, lima puluh tokoh yang hadir sepakat merumuskan evolusi sebagai
berikut : Evolusi adalah istilah umum yang dapat didefinisikan sebagai proses satu arah dalam
waktu yang tidak dapat dibalikkan, yang selama jalannya itu menghasilkan sesuatu yang baru,
keaneka-ragaman dan taraf organisasi yang lebih tinggi. Proses ini bekerja di segala sektor
jagad raya yang dapat dilihat, tetapi paling dianalisis dengan sepenuhnya dalam sektor biologi.

Pokok-pokok yang dipercayai sebagai bukti teori evolusi dan analisis terhadapnya.|

1. Perbandingan Anatomi
Dalam menyusun teorinya para penganut paham evolusi sering memakai perbandingan struktur
organ makhluk hidup. Mereka sering memakai berbagai organ tubuh dari berbagai vertebrata
misalnya anggota tubuh bagian depan manusia yang dipakai untuk memegang dibandingkan
organ tubuh bagian depan pada burung yang dipakai untuk terbang.

Menurut mereka kedua organ tersebut asalnya sama, tetapi karena terjadi evolusi, maka kedua
organ tersebut menjadi berbeda dan akibatnya terjadilah perubahan adaptif yang berbeda pula
sehingga fungsinya menjadi berbeda. Organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang
mempunyai bentuk asal yang sama dan kemudian mengalami perubahan struktur sehingga
fungsinya berbeda disebut homolog. Homolog lain yang sering dipakai oleh para penganut
paham evolusi untuk mempertahankan teori mereka adalah perbandingan struktur organ bagian
depan pada anjing dan ikan. Tetapi, sekalipun terdapat persamaan struktur di antara mereka,
masing-masing memiliki DNA dari spesies yang berbeda.

Di dalam hukum genetika, DNA dari spesies yang berbeda tidak dapat dimutasikan untuk
menghasilkan organisme baru. Menurut hukum Mendel, mutasi hanya dapat terjadi pada
organisme dalam satu spesies saja, dan hasilnyapun bukan organisme baru, tetapi variasi yang
masih dalam satu spesies. Dalam hal ini Mendel memakai tanaman ercis sebagai bahan
percobaannya. Walaupun percobaannya menghasilkan hal-hal baru dari kacang ercis, seperti
ukuran, warna dan sifat-sifat baru lainnya, hasil percobaannya tidak pernah menghasilkan jenis

1/5
ANALISIS TERHADAP TEORI EVOLUSI

tanaman baru diluar spesies ercis. Rekayasa genetika dari DNA organ bagian depan pada
anjing tidak akan dapat dan tidak akan mungkin menghasilkan organ tubuh bagian depan
manusia, demikian juga dengan ikan dan burung.

Jadi, kemiripan struktur organ bagian depan dari manusia, anjing, burung dan ikan tidak dapat
dijadikan praduga bahwa tangan manusia merupakan hasil evolusi dari kaki anjing bagian
depan. Dengan demikian adalah tidak sah untuk mengatakan adanya evolusi dengan memakai
perbandingan kemiripan anatomi tubuh makhluk hidup.

2. Perbandingan Embriologi
Melalui pengamatan didapati adanya persamaan pada tahap-tahap perkembangan makhluk
hidup dari fase zigot, morula, blastula, grastula, hingga fase tertentu, tetapi kemudian
mengalami perbedaan setelah mencapai fase embrio. Perkembangan individu mulai dari sel
telur dibuahi sampai individu tersebut mati disebut ontogeni.

Dengan adanya persamaan perkembangan pada semua golongan hewan vertebrata tersebut
sampai tahap tertentu (dalam hal ini manusia digolongkan ke dalamnya), para penganut paham
evolusi meyakini adanya hubungan kekerabatan. Jika hal tersebut dibandingkan dengan
filogeni, yaitu sejarah perkembangan organisme dari filum yang paling sederhana hingga yang
paling sempurna, maka kita akan mendapati adanya suatu kesesuaian, dimana ontogeni
merupakan filogeni yang dipersingkat.

Hubungan kekerabatan dan kesesuaian inilah yang diyakini oleh para penganut paham evolusi
sebagai adanya proses evolusi. Tetapi, adalah tidak sah apabila kita menyusun teori evolusi
hanya dengan mengambil ide dari persamaan pada tahap-tahap perkembangan makhluk hidup
sampai pada fase tertentu saja dan perkembangan dari yang sederhana menuju yang kompleks
dari embrio makhluk hidup yang dilihat. Hal ini lebih tepat dikatakan sebagai prasangka evolusi

3. Organ yang dianggap tidak bermanfaat


Paham evolusi mengemukakan bahwa organ pada tubuh manusia yang dianggap tidak
bermanfaat, yang jumlahnya kurang lebih 180 macam, diantaranya usus buntu, kelenjar gondok
dan amandel merupakan sisa-sisa dari terjadinya proses evolusi yang sangat panjang dari
materi amuba sampai pada akhirnya terbentuk manusia yang sangat kompleks susunannya.

Tetapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa 178 dari 180 organ
tubuh manusia yang dianggap sebagai sisa-sisa hasil evolusi yang sangat panjang itu ternyata
mempunyai fungsi yang penting dalam pertumbuhan manusia, seperti untuk mengatur
keseimbangan kalsium, dan yang lainnya. Jadi tidak benar apabila organ tubuh tersebut
dijadikan petunjuk adanya evolusi.

4. Variasi antar individu dalam satu keturunan


Dalam satu spesies kita sering melihat adanya perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan dan
cara hidup. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan
dan lain-lain. Variasi dalam spesies ini dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan
keturunan yang berbeda, tetapi masih dalam satu spesies.

2/5
ANALISIS TERHADAP TEORI EVOLUSI

Hal ini sering disebut evolusi mikro. Dalam hal ini Kekristenan tidak menolaknya. Yang tidak
disetujui oleh Kekristenan ialah apabila kenyataan evolusi mikro ini dijadikan petunjuk adanya
evolusi makro.

5. Fosil
Para tokoh evolusi mempercayai penemuan fosil-fosil sebagai bukti terjadinya evolusi. Apabila
paham evolusi mengandung kebenaran, maka penemuan fosil-fosil dalam lapisan-lapisan tanah
seharusnya menunjukkan adanya kesinambungan dari bentuk yang paling sederhana kepada
bentuk yang sangat kompleks, dan dari hasil fosil yang tertua sampai yang termuda sekarang
ini. Kenyataannya adalah sebaliknya, banyak mata rantai yang hilang dan adanya penemuan
fosil-fosil yang berusia tua berada pada lapisan tanah yang muda dan fosil yang berusia muda
berada pada lapisan yang tua, bahkan ada yang bercampur.

Teori evolusi tidak mampu menjawab kenyataan adanya bermacam-macam fosil bintang laut
yang tidak bertulang belakang yang bersifat multiseluler dalam batu-batuan zaman Cambrium
yang lebih rendah serta ketidak hadirannya dalam batu-batuan dari pembagian zaman yang
besar. Selain itu, penjelasan antara mata rantai yang satu dengan mata rantai yang lain akan
mengalami rintangan, yaitu lompatan yang sangat jauh yang tak terbayangkan.

6. Mutasi
Para penganut paham evolusi modern yang disebut Neo-Darwinisme masih menerima
konsep-konsep Darwin tentang seleksi alam dan menambahkan sesuatu yang baru di
dalamnya, yaitu mutasi. Mereka percaya bahwa sifat-sifat baru berasal/muncul dari pertukaran
acak secara kebetulan (new traits come about by chance - by random cange) didalam gen dan
disebut mutasi. Mereka menganggap munculnya sifat-sifat baru melalui mutasi ini sebagai bukti
terjadinya evolusi makro.

Pada dasarnya, terjadinya sifat-sifat baru pada makhluk hidup dalam satu spesies melalui
mutasi adalah benar, tetapi hal ini tidak dapat menciptakan spesies baru. Apabila kita
menganggap mutasi sebagai bukti terjadinya evolusi makro, kita akan menemukan dua
rintangan, yaitu:

a. Rintangan matematis
Pada dasarnya mutasi jarang terjadi. Secara perhitungan matematis tidak mungkin terjadi
serangkaian mutasi berkesinambungan/terus menerus seperti yang seharusnya terjadi dalam
teori evolusi.

b. Kenyataan 'down ward'


Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa dengan memblok fungsi normal gen-gen
tertentu, mutasi telah menghasilkan sejumlah gen abnormal dalam populasi makhluk hidup
yang dapat membawa kepada kemerosotan dalam banyak hal, seperti hemopholia (penyakit
bleeder). Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa mutasi acak tidak menyebabkan
peningkatan organisme ke arah yang lebih sempurna/kompleks tetapi justru sebaliknya, ke arah
penurunan.

7. Manusia kera

3/5
ANALISIS TERHADAP TEORI EVOLUSI

Para penganut paham evolusi mengklaim penemuan-penemuan fosil kera mereka sebagai
mata rantai yang hilang yang selama ini dicari dan dianggap sebagai nenek moyang manusia.

a. Pithecanthropos erectus
'pithecus' berarti kera dan 'anthropos' berarti manusia. Jadi Pitechanthropos erectus berarti
manusia kera. Fosil ini ditemukan oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda yang bernama
Eugene Dubois di tahun 1891-1892 di desa Trinil di tepi sungai Bengawan Solo. Tetapi,
sebelum meninggal dunia ia menyatakan bahwa fosil yang ditemukannya tersebut sebenarnya
adalah tulang-belulang seekor kera gibbon raksasa.

b. Manusia Peking
Fosilnya ditemukan di gua-gua dekat kota Peking pada tahun 1929. Penemuan dan pembuktian
selanjutnya menunjukkan bahwa manusia Peking ini tidak jauh berbeda dengan manusia
modern.

c. Manusia Piltdown
Fosilnya ditemukan oleh Charles Dawson pada tahun 1912. Pembuktian lebih lanjut di tahun
1953 menunjukkan bahwa tengkorak dan tulang-tulang pada fosil tersebut dipalsukan oleh
penemunya sebagai usaha untuk mempertahankan teori evolusi yang dipercayainya. Tulang
rahangnya diambil dari tulang rahang seekor kera yang giginya dikikir rata dan tulang
belakangnya sengaja diberi warna palsu.

d. Manusia Nebraska
Hanya dengan menemukan sebuah gigi di tahun 1922 dan bagian-bagian tulang tertentu yang
jumlahnya sangat sedikit di tahun berikutnya, para penganut paham evolusi berani menyatakan
penemuannya sebagai nenek moyang manusia yang berasal dari kera. Penelitian lebih lanjut
membuktikan bahwa itu semua adalah tulang-belulang seekor babi saja.

e. Manusia Colorado
Hanya dengan menemukan sebuah gigi, para penganut paham evolusi berani menyatakannya
sebagai gigi manusia Colorado yang merupakan nenek moyang manusia. Tetapi penelitian
lebih lanjut menunjukkan bahwa gigi tersebut adalah gigi seekor binatang yang tergolong dalam
keluarga kuda. Disini kita melihat besarnya permainan spekulasi dari para penganut paham
evolusi.

f. Ramapithecus
Penelitian lebih lanjut dari segi morfologis, ekologis dan tingkah lakunya membuktikan bahwa
itu bukanlah tergolong manusia atau kera setengah manusia, melainkan jenis kera yang sudah
punah.

g. Australopithecus
Fosil ini memiliki otak kera, tampang dan cara berjalannya (tingkah laku) seperti kera, tetapi gigi
mirip dengan manusia. Dengan bergigi seperti manusia para penganut paham evolusi
mempercayainya sebagai manusia setengah kera. Tetapi, Baboon di Ethiopia yang sekarang
masih hidup juga mempunyai tulang rahang dan gigi yang mirip dengan manusia.

4/5
ANALISIS TERHADAP TEORI EVOLUSI

Selain adanya permasalahan-permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh para penganut
paham evolusi, paham evolusi juga bertentangan dengan penemuan-penemuan baru dalam
science, seperti hukum termodinamika yang telah diterima secara umum. Termodinamika
adalah bidang ilmu fisika yang mempelajari hubungan yang menyebabkan panas berubah ke
dalam bentuk energi lainnya, terutama meyangkut tenaga mesin. Hukum ini terdiri dari dua
hukum pokok, yaitu:

a. Hukum kekelan energi yang berbunyi: "Tidak ada apapun yang dapat diciptakan dan
dimusnahkan, sehingga massa dan energi secara kuantitatif bersifat konstan. "Penemuan ini
telah menggulingkan paham evolusi yang selalu berusaha menjelaskan asal-usul segala
sesuatu di bumi ini dalam proses penciptaan yang masih tetap saja berlangsung.

b. "Semua sistem yang dibiarkan pada perkembangannya sendiri selalu cenderung untuk
bergerak dari keteraturan ke keadaan yang tidak teratur, sedangkan tenaganya cenderung
untuk beralih bentuk ke arah taraf yang lebih rendah kemampuannya, dan akhirnya akan
mencapai keadaan yang serba merosot sampai akhirnya kemampuannya lenyap sama sekali
dan tidak mempunyai daya kerja." Dengan perkataan lain, hukum ini menyatakan bahwa proses
alamiah itu bergerak ke arah taraf yang menurun menuju pada kemerosotan, kehancuran dan
kebinasaan. Jadi, ada awal dari segala sesuatu dan ada pula akhir dari segala sesuatu.

Hal ini bertentangan dengan prinsip Evolusi. Selain itu, secara logika pernyataan yang
terkandung dalam teori evolusi seperti "awal kehidupan di bumi sekarang ini berasal dari suatu
organisme yang sederhana" dan "manusia berasal dari kera" tidak bisa dikatakan sebagai
pernyataan scientific, tetapi metafisik, sebab tidak bisa diverifikasi (dinyatakan benar atau tidak
dengan pembuktian kebenaran) atau difalsivikasikan (dengan pembuktian salah). Lagi pula
bukti-bukti yang dikemukakan para penganut teori evolusi untuk mendukung teorinya tidak
lengkap dan mengandung banyak pertentangan yang sampai sekarang tidak dapat dijawab.

Melihat lemahnya toeri evolusi dan ketidakmampuannya menjawab


permasalahan-permasalahan yang timbul di dalamnya, serta besarnya unsur spekulasi di
dalam membangun teorinya, apakah kita akan percaya pada teori ini?

5/5

Anda mungkin juga menyukai