Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Nama : Jefr Alamsyah


NIM : H1031181070
Kelompok :8
Nama Anggota: 1. Hafidz Khamarul Hadj 6. Katarina Elgia
2. Eko Wasis Setyabudi 7. Nurmanisari
3. Tenti Puspita 8. Fina Erika Wardani
4. Dewi Natalie 9. Herwana Putri
5. Maleha

Enzim
Olga

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
I. Judul Percoban: ENZIM

II. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini sebagai berikut:

1. Menentukan kadar protein dengan uji biuret

2. Menentukan jumlah produk yang terbentuk dari aktivitas invertase

3. Membuat standar gula invertase

III. Tinjauan Pustaka

Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat


mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi
karena reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan tidak
beracun. Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri
produk pertanian, kimia dan industri obat-obatan. Menurut Akhdiya,
(2003) Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah menaikkan kecepatan
reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta control
kinetik.
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan
makanan maupun proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh.
Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang
diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat
energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis
oleh enzim mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah, dengan
demikian membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlangsungnya reaksi
tersebut. Enzim mempercepat reaksi kimiawi secara spesifik tanpa
pembentukan hasil samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan suhu
dan ph tertentu. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu dan ph (Pelczar dan
Chan, 2005).
Invertase (Sakarase; Sukarase; –fructosidase; -D–fructofuranoside
fructohydrolase;) adalah suatu enzim yang menghidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Hasil hidrolisisnya berupa glukosa dan fruktosa yang
rasanya sangat manis, dan biasanya digunakan sebagai zat pemanis
(Alegre, 2009). Invertase atau -fructofuranosidase merupakan enzim yang
dapat menghidrolisis disakarida sukrosa menjadi monosakarida glukosa
dan fruktosa (Aranda,2006). Invertase dapat dihasilkan dari beberapa
mikroorganisme, seperti Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae,
Zymomonas mobilis dan lain-lain. Pada Aspergillus niger, invertase dapat
dihasilkan secara intraseluler maupun ekstraseluler (Sirisansaneeyakul,
2000). Sel utuh Aspergillus sp. Diketahui dapat menghasilkan invertase (-
fructofuranosidase). Invertase memiliki aktivitas hidrolisis dan
transfruktosilasi yang dapat dikontrol aktivitasnya sebagai kondisi reaksi
(ph, suhu, dan konsentrasi sukrosa)( Gibson, 2008).
Gula invert merupakan hasil hidrolisis dari sukrosa yaitu α-D-
glukosa dan -D-fruktosa. Hidrolisis terjadi pada larutan dengan suasana
asam atau dengan enzim invertase (Junk dan Pancoast, 1980). Gula invert
memiliki cita rasa yang lebih manis dibandingkan sukrosa, selain itu gula
invert dapat mempertahankan tekstur, memperbaiki rasa dan warna produk
makanan dan minuman (Maxinvert, 2006).Produk gula invert berpotansi
untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan coklat, permen, selai, madu
buatan, minuman (soft drink) dan sirup( Indriani, 2015).
Sukrosa (C12H22O11) membentuk kristal keras anhydrous dalam
bentuk monoklin, yang mempunyai tiga sumbu asimetris berbeda
panjangnya. Mempunyai densitas 1,606 g/cm3, berat molekul 342, berat
jenis 1,033 sampai 1,106 (Suparmo dan Sudarminto, 1991). Glukosa
merupakan salah satu karbohidrat yang sangat penting dan dibutuhkan
sebagai sumber energi dan merupakan bahan bakar utama bagi otak dan
sel darah merah. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang mengandung
karbohidrat (Marks, 1996). Fruktosa merupakan isomer dari glukosa,
keduanya memiliki rumus molekul yang sama (C6H12O6) tetapi memiliki
struktur yang berbeda (mulyono, 2005)
Larutan Bovine Serum Albumin (BSA) digunakan sebagai larutan
standar dalam penentuan kadar protein dengan metode Bradford.
Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah NaCl pada
larutan BSA, yang berfungsi sebagai  pelarut protein yang akan diukur.
Penambahan NaCl ini, akan menyebabkan nilai absorbansinya menurun
atau semakin kecil, karena pengompleksan protein dan zat warna CBB
dalam reagen Bradford akan semakin sedikit. Dengan semakin kecilnya
nilai absorban, menunjukkan bahwa protein yang larut semakin banyak
(Khopkar 2007). Ragi adalah suatu macam tumbuh- tumbuhan bersel satu
yang tergolong kedalam keluarga cendawan. Ragi berkembang biak
dengan suatu proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang
menyebabkan terjadinya peragian. Peragian adalah istilah umum yang
mencangkup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung
udara ( aerobic dan anaerobic ) yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis
Saccharomyces cerevisiae . Ragi merupakan bahan pengembang adonan
dengan produksi gas karbondioksida (Ahmad, 2005).
Buffer asetat termasuk kedalam buffer asam. Buffer asetat
terdiri asam lemah yakni asam asetat dan natrium hidroksida sebagai basa
konjugasinya. Asam asetat diencerkan dengan aquadest. Lalu asam asetat
di campurkan dengan natriumhidroksida. Reagen Biuret berisi Na K
Tartrat , ion cupri dan larutan alkali. ( Sumardjo.2008 ). Reagen biuret
terdiri dari larutan NaOH dan CuSO4 ( Burtis, Aswood. 2008 ).
Pembuatan reagen nelson menurut (Sudarmadji dkk., 1984). Reagen
Nelson dibuat dengan mencampur 25 bagian reagensia Nelson A dan 1
bagian reagen Nelson B. Reagen Nelson A dibuat dengan 12,5 gr natrium
karbonat anhidrat, 12,5 gr natrium kalium tartrat, 10 gr natrium bikarbonat
dan 100 gr natrium sulfat anhidrat dilarutkan dalam 350 mL akuades lalu
diencerkan sampai 500 mL. Reagen Nelson B dibuat dengan 7,5 gr
CuSO4.5H2O dilarutkan dalam 50 Ml akuades dan ditambah satu tetes
H2SO4 pekat. Pembuatan Larutan arsenomolybdat menurut(Mulyono,
2005) Dialirkan secara perlahan, 21 mL H2SO4 pekat ke dalam gelas
kimia 500 mL yang berisi mL aquades, kemudian tambahkan garam
(NH4)2Mo7O274H2O 25 gr dan aquades 450 mL dalm labu ukur 500 mL,
aduk sampai melarut, Garam arsenat 3,0 gr dilarutkan dengan aquades 25
mL dalam labu ukur 25 mL. Dituangkan b secara perlahan sambil diaduk
ke dalam a, dipindahkan ke dalam botol reagen coklat disimpan 24 jam
pada suhu 370C. Larutan harus berwarna kuning (tidak boleh ada warna
hijau).
IV. Metodologi
4.1 Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Blender, Tabung Reaksi, Water-
Bath, Gelas Beaker, Erlenmeyer, Pipet Tetes, Pipet Volume,
Spektrofotometri, Neraca, Kapas.
Bahan-bahan yang digunakan adalah Sukrosa, Glukosa, Fruktosa,
Larutan BSA, Nahco3, Ragi Roti, Larutan Buffer Asetat Ph 4,5,
Reagen Biuret, Reagen Nelson, Reagen Arsenomolibdat.
4.2 Prosedur kerja
4.2.1 Preparasi enzim intervase
Preparasi Enzim Invertase (dilakukan sehari sebelum
pelaksanaan praktikum) Blender 50 gram ragi roti 100 ml 0.1 M
NaHCO, selama 2-5 menit. Bubur ragi dituang dalam erlenmeyer dan
ditutup mulut Erlenmeyer dengan kapas. Selanjutnya diinkubasi pada
suhu 40°C selama 24 jam dan disentrifase pada kecepatan 12.000
selama 15 menit. Didekantasi supernatant kedalam gelas ukur, dicatat
volumnya dan disimpan dalam lemari es. Larutan enzim encer (dibuat
dengan larutan enzim 1:10, 1:100, 1:1000, 1:10.000).
4.2.2 Penentuan kadar protein secara Biuret
Larutan protein srtandar dipipet kedalam tabung reaksi 1 ml
larutan protein yang mengandung 2; 4; 6; 8; 10 mg/ml. Ditambahkan 4
ml reagen Biuret. dikocok dan diamkan selama 10 menit pada suhu
37°C. Dibaca serapannya pada panjang gelombang 540nm. untuk
larutan blanko digunakan 1 ml aquades dan 4 ml reagen Biuret.
Sampel adalah larutan enzim sebelum pengenceran dan enzim yang
telah diencerkan masing- masing sebanyak 1 ml (1:10; 1:100; 1:1000;
1;10.000).
4.2.3 Penentuan jumlah produk yang terbentuk dari aktivitas
invertase.
Dimasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing 1 ml
larutan enzim (larutan enzim tanpa pengenceran dan enzim dengan
pengenceran 1:10; 1:100; 1;1000; 1:10.000), sebagai blanko
digunakan 1 ml aquades. Pada masing-masing tabung baik sampel dan
blanko ditambahkan 1 ml buffer pH 4,5. Lalu, pada interval waktu 15
menit ditambahkan pada masing-masing tabung (sampel dan blanko) 1
ml sukrosa 0,25 M dan diaduk dan disimpan kembali pada suhu kamar
selama 15 menit. Kemudian dihentikan reaksi dengan menambahkan 1
mi reagen Nelson pada masing-masing tabung. ditutup semua tabung
dengan kapas dan dimasukkan semua tabung kedalam penangas air
mendidih selama 15 menit. Lalu, didinginkan dan ditambahkan 1 ml
reagen Arsenomolibdat, vortex dan didiamkan selama 5 menit.
Tambahkan air hingga volume akhir 10 ml. selanjutnya dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang 510nm.
4.2.4 Standar Gula Invert
Standar gula invert dibuat dengan dimasukkan kedalam
tabung-tabung reaksi 0,1; 0,3; 0,5; 0,7 dan 1 ml larutan 0,0025 gula
invert (campuran 0,0025 M glukosa dan 0,0025 fruktosa). Kemudian,
dibuat volume tabung menjadi 1 ml buffer asetat. Selanjutnya
ditambahkan 1 ml reagen Nelson pada masing-masing tabung. Lalu,
ditutup semua tabung dengan kapas dan dimasukkan kedalam
penangas air mendidih selama 15 menit. Didinginkan dan
ditambahkan 1 ml reagen Arsenomolibdat, vortex dan didiamkan
selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan air hingga volume akhir 10
ml. setelah itu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm.

V. Hasil dan Pembahasan


Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi
karena reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan
tidak beracun. Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai
industri produk pertanian, kimia dan industri obat-obatan. Menurut
Akhdiya, (2003) Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah
menaikkan kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi
dan produk serta control kinetik. Invertase ( Sakarase; Sukarase; –
fructosidase; -D–fructofuranoside fructohydrolase; ) adalah suatu
enzim yang menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Hasil hidrolisisnya berupa glukosa dan fruktosa yang rasanya sangat
manis, dan biasanya digunakan sebagai zat pemanis (Alegre, 2009).
Fungsi enzim invertase ialah meghasilkan produk gula invert
berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan coklat, permen,
selai, madu buatan, minuman (soft drink) dan sirup( Indriani, 2015).

5.1 Preparasi Enzim Invertase


Fungsi blender agar ragi menjadi halus dan mudah bereaksi.
Ragi roti mengandung banyak Saccharomyces ceriviseae yang dapat
menghasilkan banyak enzim invertase (Bintang, 2010). Enzim
invertase adalah enzim intraselular yang yang berada pada lapisan
dinding sel khamir (Amin, et.al., 2010).

Gambar 5.1 hasil blender Gambar 5.2 proses blender

Fungsi penambahan larutan NaHCO3 sebagai perenggang


struktur protein yang menyusun enzim lipoksigenase agar lebih mudah
didegradasi sehingga aroma langu dapat dikurangj (Ginting, dkk.,
2008).
Gambar 5.3 inkubasi enzim Gambar 5.4 Sentifase Ragi

Fungsi inkubasi pada suhu 40ᵒC adalah untuk mendapatkan


hasil yang optimal dan kalau suhunya terlalu tinggi akan membuat
bakterinya mati dan tidak bekerja. Prinsip sentrifase adalah suspensi
terdapat partikel yang akan mengendap ke dalam dasar wadah karena
pengaruh gravitasi, pemisahan partikel dari larutan dikarenakan
ukuran partikel, bentuk, densitas, viskositas dalam medium serta
kecepatan rotor (Chauhan,2000). Selanjutnya larutan didekantasi yang
dimaksudkan untuk memisahkan antara supernatant dengan residu ,
lalu dicatat volumenya dan disimpan di dalam lemari es yang
berfungsi agar enzim tidak aktif (bekerja) (Vashinta dan Sinha, 2010).
Fungsi variasi pengenceran enzim yaitu agar dapat mengurangi jumlah
mikroba yang tersuspensi di dalam cairan pada setiap tabung sehingga
didapat variansi konsentrasi (Judoadmidjojo, 1991).

Gambar 5.5 Hasil Dekantasi Supernatan

Gambar 5.6 Hasil Pengenceran


Larutan Enzim Invertase

5.2 Penentuan Kadar Protein dengan uji Biuret


Protein adalah komponen utama jaringan tubuh yang berfungsi
sebagai pertumbuhan sel (Jubaidah dkk., 2016). reagen Biuret
berfungsi untuk bereaksi bereaksi dengan ikatan peptida dari protein
pada suasana basa dan mengakibatkan terjadinya perubahan warna
dari larutan Biuret yang berwarna biru menjadi berwarna ungu.

Gambar 5.7 Hasil penambahan reagen Biuret

Pengocokan dilakukan untuk membuat larutan menjadi


homogen dan disimpan pada 37ᵒC karena pada suhu itu adalah suhu
optimum untuk enzim. Selanjutnya adsorbsinya dibaca pada panjang
gelombang 540nm, karena panjang gelombang tersebut merupakan
panjang gelombang yang dapat diserap maksimum oleh sampel
(Atkins, 1991). . Larutan blanko ialah larutan yang tidak berisi sampel
hanya berisi reagen yang berfungsi sebagai pembandingan dengan
larutan sampel (abcd). Fungsi dari pengenceran bertingkat untuk
mengurangi kadar mikroba yang dikandung dalam larutan sampel
sehingga mendapat variansi hasil yang bias dibandingkan
(Judoamidjojo, 1991).

Tabel 5.1 Putih Telur (blanko:0,000)

Sampel (mg/mL) Absorbansi

0,2 0,132

0,4 0,159

0,6 0,236

0,8 0,323

1 0,485
Tabel 5.2 Enzim Pengenceran

Sampel (mg/mL) Adsorbansi


1:10 0,394
1:100 0,182
1:1000 0,057
1:10000 0,009

5.3 Penentuan Jumlah Produk Yang Terbentuk dari Aktivitas


Inverase.

larutan yang yang digunakan adalah yang telah diencerkan karena


agar mendapat hasil yang bervariansi dan dapat melihat kemampuan dari
larutan dalam mengadsorbansi cahaya UV. . fungsi larutan buffer pH 4,5
karena bakteri yang menghasilkan enzim invertase yaitu Saccharomyces
Cerevisiae memiliki pH optimum 4,5 (Wang, 2010). Reagen Nelson
berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan gula
pereduksi membentuk endapan merah bata, Kalium Na-Tartrat yang
terkandung dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencega h
terjadinya pengendapan kuprioksida. Dengan membandingkannya terhadap
larutan standar, konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan (Lang, 2004).
Penambahan arsenomolibdat betujuan melarutkan padatan yang terbentuk
sehingga warna biru semakin pekat. Namun perlu diketahui juga bahwa
warna yang terlalu pekat dapat dikurangi dengan penambahan akuades
(Bintang 2010). Penambahan reagen Arsenomolibdat bertujuan agar bisa
bereaksi dengan endapankuprooksida. Pada peristiwa ini kuprooksida akan
mereduksi kembali arsenomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna biru.
Warna biru tersebut nantinya akan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer (Mudanifah & Susanto, 2010).

Tabel 5.3 Enzim Pengenceran

Sampel (mg/mL) Adsorbansi


1:10 4,000
1:100 0,579
1:1000 -0,041
1:10000 -0,120

5.3 Standar Gula Invert

larutan yang yang digunakan adalah yang telah diencerkan


karena agar mendapat hasil yang bervariansi dan dapat melihat
kemampuan dari larutan dalam mengadsorbansi cahaya UV. . fungsi
larutan buffer pH 4,5 karena bakteri yang menghasilkan enzim
invertase yaitu Saccharomyces Cerevisiae memiliki pH optimum 4,5
(Wang, 2010). Reagen Nelson berfungsi sebagai oksidator antara
kuprooksida yang bereaksi dengan gula pereduksi membentuk
endapan merah bata, Kalium Na-Tartrat yang terkandung dalam
reagen Nelson berfungsi untuk mencega h terjadinya
pengendapan kuprioksida. Dengan membandingkannya terhadap larutan
standar, konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan (Lang, 2004).
Penambahan arsenomolibdat betujuan melarutkan padatan yang
terbentuk sehingga warna biru semakin pekat. Namun perlu diketahui
juga bahwa warna yang terlalu pekat dapat dikurangi dengan
penambahan akuades (Bintang 2010). Penambahan reagen
Arsenomolibdat bertujuan agar bisa bereaksi dengan
endapankuprooksida. Pada peristiwa ini kuprooksida akan mereduksi kembali
arsenomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna biru. Warna biru
tersebut nantinya akan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
(Mudanifah & Susanto, 2010).

Tabel 5.4 Perlakuan Terhadap Gula Invert

Gula +1 mL Setelah +1 mL +7 mL
Invert reagen dipanaskan Arsenomolibdat akuades
(mL) Nelson
0,1 Biru Biru Kuning Bening Kuning
Bening
0,3 Biru Biru Hijau Biru Kehijauan Biru
pekat
0,5 Biru Biru kuning Biru Tua Biru
0,7 Biru Biru hijau Biru Hijau Biru
pekat
1 Hijau Kuning Biru Biru Hitam Biru
Biru

Tabel 5.5 Gula Invert

Sampel (mL) Adsorbansi


0,1 0,009
0,3 0,106
0,5 0,185
0,7 0,156
1 0,339

VI. Simpulan

Berdasarkan dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa


menentukan kadar protein dapat dilakukan menggunakan uji buret.
Penentuan jumlah produk yang terbentuk dari aktivitas intervase dan
standar gula invert dapat ditentukan menggunakan reagen nelson dan
reagen arsenomolibdat dengan bantuan larutan buffer asetat pH 4,5.
Kemudian, dapat disimpulkan juga bahwa nilai adsorbansi berbanding
lurus dengan volume dan konsentrasi sampel yang mana ketika sampel
volumenya besar maka adsrobansinya juga besar dan begitu juga kalau
dilakukan pengenceran, maka kadar atau konsentrasi juga kecil sehingga
daya adsorbansinya juga kecil.
PROTEIN PUTIH TELUR
TELUR VII. Daftar Pustaka

Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces


cereviseae Untuk Ternak. Jurnal Wartaroza Vol. 1 No. 1.
Bogor: Balai Penelitian Veteriner.
Akhdiya, A. 2003. Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin
Termostabil. Jurnal Buletin Plasma Nutfah 9(2): 38 - 44.
Alegre, A, C, P, Maria De Lourdes,Hector Franciscoterenzi, Joao Atilio
Jorge,Luis Henrique. 2009. Production Of Thermostable
Invertase By Aspergiluss Caespitosus Under Submerged
Or Solid State Fermentation Using Argoindustrial
Residues As Carbon Source. Brazilian Journal Of
Microbiology 40:612-622
Amin F., Bhatti H.N., Asgher M., 2010, Partial Purification and
Characterization of Acid Invertase From Saccharum
Offinarium L. Pak. J.Bot, 42(4): 2531-2540.
Aranda, C., A. Robledo., O. Loera., J. C. Contreras-Esquivel., R.
Rodriguez.,C. N. Aguilar.2006. Fungal Invertase
Expression In Solid-State Fermentation. Food
Technology Biotechnology, 44 (20): 229-233
Atkins P.W., 1991, Kimia Fisik, edisi 4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Bintang M., 2010, Biokimia Teknik Penelitian, Jakarta: Erlangga.

Burtis, C.A., Ashwood, E.R., & Bruns, D.E., 2006. Lipids, Lipoproteins,
Apolipoproteins and Other Cardiovascular Risk Factor.
In: Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular
Diagnostic. Vol. 1. St. Louis, Missouri: Elsevier: 903-
968.
Chauhan, 2008, Principle of Biochemistry and Biophysics, Uni Sci Pr,
New Delhi.

Gibson, G.R.& Robertford, M.B. 2008. Handbook Of Prebiotics Boca


Raton, USA, CRC Press Taylor & Francis Group.
Ginting E., S.S. Antarlina, I. Sudaryono, A. Winarto, Sugiono, 2008,
Resep Produk Olahan Umbi-Umbian dan Kacang-
Kacangan, Balitkabi, Malang

Indriani,D, O, Luqvia Noer Islami Syamsudin, Feronika Heppy Sriherfyna,


Agustin Krisna Wardani. 2015. Invertase Dari
Aspergillus Niger Dengan Metode Solid State
Fermentation Dan Aplikasi Di Industri: Kajian Pustaka.
Jurnal Pangan Dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1405-
1411.

Jubaidah Siti, Nurhasnawati Henny, Wijaya Heri, 2016, Penetapan Kadar


Protein Tempe Jagung (Zea mays L.) Dengan Kombinasi
Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Secara
Spetrofotometri Sinar Tampak, Jurnal Ilmiah
Manuntung, 2(1): 111-119, e-ISSN 2477-1821.

Judoadmidjojo M., 1991, Teknologi Farmasi, ITB-Press, Bogor

Junk Dan Pancoast. 1980. Handbook Of Sugar. The Avi Publ, Co, Inc,
Westport.
Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia analitik. Jakarta: UI Press.
Lang, A.T.P. 2004. Physico-chemichal Properties of Starch in Sago Palm at
Different GrowthStages . Universiti Sains Malaysia.
Marks, B D; A. D. Marks; dan C. M. Smith. 1996. Biokimia Kedokteran
Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. Alih Bahasa Brahm
U. Pandit. Jakarta : EGC kedokteran.
Maxinvert. 2006. Maxinvert The Leading Brand Of Invertase Wordwide.
DSM Food Specialties, Delft, The Netherlands
Maxinvert. 2006. Maxinvert The Leading Brand Of Invertase Wordwide.
DSM Foodspecialties, Delft, The Netherlands.
Mudanifah & Susanto, W. H. 2010. Proses Pembuatan Kombucha Murbei
(Kajian jenis Gula dan Lama Fermentasi). Malang:
Universitas Brawijaya.
Mulyono,HAM. 2005. Kamus kima lengkap. Jakarta: Binarupa Aksara
Pelczar, M. J. Dan Chan, E. C. S., 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1,
Alih Bahasa: Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo,
S.S. Dan Angka, S. L., Jakarta:UI Press.
Sirisansaneeyakul, S.,S. Jitbanjongkit., N. Prasomsart., P. Luangpituksa.
2000. Production Of -Fructofuranosidase From
Aspergillus Niger ATCC 20611. Kasetsart Journal
(Natural Sciences), 34: 378-386
Sudarmadji, S., dkk, 1984. Prosedur Analisa untuk makanan Dan
Pertanian., Yogyakarta: Liberti.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta.
Jakarta: EGC.
Suparmo dan Sudarmanto, S. 1991. Proses Pengolahan Gula Tebu. PAU
Pangan dan Gizi, UGM. Yokyakarta.
Vashinta B.R. dan Sinha A.K., 2010, Botany for Degree Students Fungi, S.
Chand and Company Ltd., Ram Nesar, New Delhi.
Wang, 2010, Enzyme Kinetics of Invertase Via Initial Rate Determination,
Departement of Chemichal Engineering, Maryland.
Lampiran foto

Gambar 1 Proses divortex Gambar 2 Nilai absorbansi standar gula


invert

Gambar 3 Hasil spektrofotometri Gambar 4 Hasil spektrofotometri


penentuan kadar protein secara Biuret jumlah produk yang terbentuk dari
aktivitas invertase

Gambar 5 rangkaian alat pemanasan


Lampiran pertanyaan
Tentukan kadar protein enzim hasil isolasi percobaan anda!
Kadar protein yang dihasilkan:
1:10 = 1,179%
1:100 = -1,501%
1:1000 =-1,769%
1:10000 = -1,769%
Buatlah kurva standar gula invert!

Hitung jumlah produk yang terbentuk dari semua seri larutan enzim!
1:10 yang terbentuk 0,002753

1:100 yang terbentuk -0,00716

1:1000 yang terbentuk -0,00815

1:10000 yang terbentuk -0,00825

Hitunglah aktivitas total isi sel ragi dalam µmol produk yang terbentuk tiap menit!
1:10 yang terbentuk 0,000184

1:100 yang terbentuk -0,000477

1:1000 yang terbentuk -0,000543

1:10000 yang terbentuk -0,00055


Lampiran Perhitungan
X Y1 Y2 Y3 Ý
0,2 0,132 0,14 0,17 0,147
0,4 0,159 0,165 0,2 0,175
0,6 0,236 0,235 0,25 0,240
0,8 0,323 0,328 0,35 0,334
1 0,485 0,49 0,5 0,492
SD
PROTEIN PUTIH TELUR 0,1396
TELUR

ENZIM
X=Y-
X Y1 Y2 Y3 Ý C/M
0,01179 M=3,357
0,1 0,394 0,384 0,389 0,389 3 9
0,16766
0,01 0,182 0,142 0,179 7 -0,01501 C=0,0604
0,05133
0,001 0,057 0,047 0,05 3 -0,01769
0,000 0,00666
1 0,009 0,005 0,006 7 -0,01796
SD 0,1709

Penentuan Jumlah Produk Yang Terbentuk Dari Aktivitas Invertase

X=Y-
X Y1 Y2 Y3 Ý C/M
0,94666 0,00275
0,1 0,978 0,908 0,954 7 3 M= 9,0806
0,54433
0,01 0,579 0,5 0,554 3 -0,00716 C= 0,075
- - -
0,001 0,041 0,051 0,046 -0,046 -0,00815
0,000 -
1 -0,12 -0,15 0,139 -0,13633 -0,00825
SD 0,5115
Unit
Unit (mmol/menit Unit (mikro Aktivitas
(mg/menit) ) mol/menit) (U)
0,000183541 1,83541E-05 0,018354147 0,183541469
-
0,000477208 -4,77208E-05 -0,047720782 -0,47720782
- -
0,000543283 -5,43283E-05 -0,054328275 0,543282749
-
-0,00054989 -5,4989E-05 -0,054989024 0,549890242

Standar Gula Invert


X Y1 Y2 Y3 Ý
0,1 0,009 0,011 0,02 0,013333
0,3 0,106 0,122 0,115 0,114333
0,5 0,185 0,21 0,2 0,198333
0,7 0,156 0,32 0,25 0,242
1 0,339 0,4 0,35 0,363
SD 0,1319

Standar Gula Invert

0.4
0.35 f(x) = 0.38 x − 0.01
0.3
0.25
0.2 Seri1
0.15 Linear (Seri1)
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Penentuan Jumlah Produk Yang Terbentuk Dari Aktivitas Invertase


1.2
1
0.8 f(x) = 9.08 x + 0.07
0.6 Seri1
0.4 Linear (Seri1)
0.2
0
-0.2 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

PROTEIN PUTIH TELUR


TELUR
0.600
0.500
0.400 f(x) = 0.42 x + 0.02
0.300 Seri1
0.200 Linear (Seri1)
0.100
0.000
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1

ENZIM

0.45
0.4
ENZIM 0.35 f(x) = 3.36 x + 0.06
0.3
0.25
Seri1
0.2
Linear (Seri1)
0.15
0.1
0.05
0
0 0.05 0.1 0.15

Anda mungkin juga menyukai