NIM : 16/394116/PA/17207
DEPARTEMEN KIMIA
2020
I.Tujuan
2. Menentukan tegangan cincin dalam sikloalkana dan sikloalkena dengan perhitungan semi
empiris AM1
1. Analisis sikloheksana
Sikloheksana memiliki bentuk tiga dimensi strain-free yang disebut konformasi kursi karena
bentuknya mirip dengan kursi. Konformasi kursi pada sikloheksana memiliki sudut regangan
maupun sudut torsi sebesar 109,5 0 dan semua ikatan C-Hnya staggered. Selain konformasi kursi,
sikloheksana juga memiliki konformasi alternatif yang disebut konformasi perahu terpilin.
Konformasi ini memiliki regangan sterik dan regangan torsi sekitar 23kJ/mol yang energinya
lebih tinggi daripada konformasi kursi sehingga menyebabkann molekul yang memiliki
konformasi perahu terpilin hanya ada dalam keadaan khusus(McMurry, 2012).
Konformasi adalah bentuk molekul sesaat akibat dari terjadinya rotasi ikatan tunggal.
Konformasi eklips dan staggered muncul akibat adanya rotasi ikatan tunggal yang dapat
digambarkan dengan menggunakan proyeksi Newman(Solomon,1982). Dalam penentuan
konformasi sikloheksana dapat digunakan metode ab initio molecular dynamics. Accelerated
AIMD sangat efisien dan metode yang baik dalam sampling untuk konformasi ruang(Bucher,
dkk., 2011).
Sikloalkana adalah alkane yang disusun menyerupai gelang. Sikloalkana dinamakan dengan
menambahkan awalan siklo kepada alkane yang menunjukkan bilangan atom karbon dalam
gelang. Biasanya ditulis dengan menggunakan struktur garis ikatan(Mahmood,2004).
Adisi katalitik gas hidrogen suatu alkena atau alkuna adalah suatu reduksi dari senyawa
berikatan π. Reaksi hidrogenasi bersifat eksoterm, tetapi reaksi ini tidak berjalan secara spontan
karena energy pengaktifan yang sangat tinggi . kalor hidrogenasi suatu alkena adalah selisih
energi antara alkena dan alkane produknya(Fessenden, 1982).
III. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis sikloheksana
Dari perbandingan energy yang diperoleh, konformasi kursi memiliki kestabilan yang
lebih tinggi daripada konformasi yang lain. Hal ini dikarenakan semakin rendah energi yang
diperoleh maka akan semakin stabil.
Tabel III.1.2. harga energi mutlak dan relative dari masing-masing konformasi
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil yang tidak sesuai dengan teori tersebut mungkin disebabkan oleh karena perhitungan
medan gaya AMBER yang kurang cocok apabila digunakan pada konformasi sikloheksana.
Tabel III.2.1. Data hasil percobaan tegangan cincin pada sikloalkana dan sikloalkena
Untuk menentukan kekangan cincin yaitu dengan cara menentukan panas reaksi dari
hidrogenasi tiap senyawa. Energy untuk reaksi hidrogenasi dapat diperoleh dengan cara panas
pembentukan produk (∆Hf produk) dikurangi dengan panas pembentukan reaktan (∆Hf reaktan).
Dengan menggunakan panas pembentukan H2 sebesar -5.2 kkal/mol, maka akan diperoleh data
sebagai berikut
Tabel III.2.2. Energi untuk reaksi hidrogenasi dari setiap sikloalkana sesuai dengan bentuk
alkana
Energi untuk reaksi hidrogenasi dari setiap sikloalkena sesuai dengan bentuk alkena
dapat diperoleh dari data sebagai berikut
Tabel III.2.3 Energi untuk reaksi hidrogenasi dari setiap sikloalkena sesuai dengan bentuk
alkena
Dari tabel III.2.1 diperoleh nilai sudut ikat dan sudut dihedral yang hampir sama untuk
alkane rantai terbuka. Hal ini dikarenakan tidak adanya kekangan cincin yang dapat
mempengaruhi sudut ikat dan sudut dihedral.
IV. Kesimpulan
1. Dari hasil yang diperoleh, konformasi yang paling stabil dari sikloheksana yaitu
konfotmasi kursi karena memiliki energi terendah.
2. Energi kekangan dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan energy reaksi
hidrogenasi yaitu untuk siklobutana -24,964 kkal/mol, siklopentana -4,001 kakal/mol,
sikloheksana -1,102, siklobutena -41,576 kkal/mol, siklopentena -26,598 kkal/mol,
siklohekesna -23,313 kkal/mol
1. Bucher, D., Pierce, L. C. T., McCammon, J. A., dan Markwick, P. R. L., 2011, On the
use of accelerated molecular dynamics to enhance configurational sampling in ab initio
simulations, J. Chem. Theory Comput. , 7, 890–897.
2. Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik Jilid I Edisi 3, Erlangga,
Jakarta.
3. Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1986, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
4. Mahmood, K., 2004, Kimia Organik Awalan, Sanon Printing Corporation SDN BHD,
Kuala Lumpur.
5. McMurry, J., 2012, Organic Chemistry 8 th edition, Cengage Learning, Belmont.
6. Solomons, T. W. G., 1982, Fundamentals of Organic Chemistry, John Wiley & Sons Inc.,
New York.
LAMPIRAN
1. Analisis sikoheksana
Konformasi kursi
Konformasi perahu terpilin
Konformasi perahu
Siklobutana
Siklobutena
Siklopentana
Siklopentena
Sikloheksana
Sikloheksena
Butana
Pentana
Heksana