Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat professional tentu saja memahami kode etik atau aturan yang harus
dilakukan, sehingga dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mampu berpikir
kritis untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan sesuai prosedur yang benar
tanpa ada kelalaian. Namun mengapa masih banyak terjadi berbagai bentuk kelalaian
tanpa tanggung jawab dan tanggung gugat? Hal ini dikarenakan oleh kurangnya
pengetahuan perawat dalam memahami kode etik itu sendiri. Sehingga tindakan yang
dilakukan adakalanya akan berdampak pada keselamatan pasien. Oleh sebab itu,
banyak perawat dimata masyarakat di anggap kurang berpotensi dalam melakukan
asuhan keperawatan yang pada akhirnya berdampak pada persepsi masyarakat pada
seluruh tenaga keperawatan. Oleh karena itu, sebagai calon perawat maupun para
perawat harus mampu memahami dengan baik dan benar tentang kode etik dan salah
satu kuncinya yaitu banyak membaca dan memahami pentingnya keselamatan pasien
sehingga keinginan untuk mempelajari kode etik sebagai landasan tindakan bisa lebih
bermanfaat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian nilai norma dan etika?
2. Apa perbedaan etika dengan moral, etikat, hukum?
3. Bagaimana hubungan etika dengan moral, dan nilai norma?
4. Mengenal apa itu nilai dalam keperawatan
5. Apa saja tata nilai yang menjadi sifat keperawatan?
6. Apa saja pinsip moral praktik keperawatan?
7. Apa yang menjadi nilai-nilai dasar dan moral dalam praktik keperaawatan
8. Apa saja nilai-nilai esensial dalam praktik keperawatan?
1.3 Tujuan

1
1. Mengetahui tentang pengertian nilai norma dan etika
2. Mengetahui perbedaan etika dengan moral, etikat, hukum
3. Menegetahui hubungan etika dengan moral, dan nilai norma
4. Mengenal nilai dalam keperawatan
5. Memahami tata nilai yang menjadi sifat keperawatan
6. Memahami prinsip moral praktik keperawatan
7. Memehami nilai nilai dasar dan moral dalam praktik keperaawatan
8. Memahami nilai nilai esensial dalam praktik keperawatan

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Nilai Norma dan Etika

2
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral
kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi
oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik
untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik
profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.
Nilai - nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada
sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-
nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Norma berasal dari bahasa latin yakni “norma” yang berarti penyikut atau
siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita
dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran atau kebiasaan. Jadi norma
adalah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah
ukuran. Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu
perbuatan. (K. Bertens, 2007)
2.2 Perbedaan Etika dengan Moral, Etikat, Hukum
1. Etika dan Etiket :
Dari asal katanya saja berbeda, yakni Ethics dan Ethiquetle. Etika
berarti moral sedangkan Eiket berarti sopan santun. Perbedaannya yang
penting antara lain yaitu : Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket
menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan
dalam suatu kalangan tertentu. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya
suatu perbuatan. Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh
dilakukan atau tidak. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada
saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku. Etika selalu berlaku meskipun
tidak ada saksi mata, tidak tergantung pada ada dan tidaknya seseorang. Etiket
bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, isa
saja diangap sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih bersifat absolut.

3
Prinsip-prinsipnya tidak dapat ditawar lagi. Etiket hanya memadang
mausiadari segi lahiriah saja.
2. Moral dan Hukum :
Karena anatara satu dengan yang lain saling mempegaruhi dan saling
membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Karena itu hukum
harus dinilai/diukur dengan norma moral. Undang-undang moral tidak dapat
diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran moralnya mencapai tahap
cukup matang. Secaliknya moral pun membutuhkan hukum, moral akan
mengambang saja apabil atidak dikukuhkan, diungkapkan dan dilembagakan
dalam masyarakat. Dengan demikian hukum dapat meningkatkan dampak
social moralitas. Walaupun begitu tetap saja antara Moral dan Hukum harus
dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain : Hukum bersifat obyektif karena
hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka hkum lebih
memiliki kepastian yang lebih besar. Norma bersifat subyektif dan akibatnya
seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang menginginkan
kejelasan tentang etis dan tidaknya. Hukum hanya membatasi ruang
lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja.Sedangkan moralitas
menyangkut perilaku batin seseorang. Sanksi hukum bisanya dapat
dipakasakan.Sedangkan sanksi moral satu-satunya adalah pada kenyataan
bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang. Sanksi hukum pada dasarnya
didasarkan pada kehendak masyarakat. Sedangkan moralitas tidak akan dapat
diubah oleh masyarakat
3. Etika dan Moral
Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu
etika lebih sering dikenal sebagai kode etik. Moralitas adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk.
4. Etika dan Hukum
A. Etika keberadaannya tidak tertulis sedangkan hukum dalam bentuk tertulis
atau terbukukan sebagai hukum negara.
B. Etika bersifat subyektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat obyektif

4
dan tegas.
C. Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis, sebaliknya
hukum memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis.
D. Etika tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hokum
memerlukan alat penegak hukum untuk pelaksanaannya.Selain itu etika
juga
mengajarkan pemahaman tentang tanggung jawab dan kewajiban.
2.3 Hubungan Etika dengan Moral dan Nilai Norma

Nilai adalah sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia,baik lahir maupun batin.Bagi manusia,nilai di jadikan
landasan,alasan,atau motifasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik di sadari
nya maupun tidak.nilai tersebut di jelaskan pulah macam-macamnya.berbeda
dengan fakta yang dapat di oferfasi secara empirik,tidak demikian halnya dengan
nilai,karena nilai berkaitan sifat subjektif. Nilai yang serta subjektif tersebut,
agar dapat lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia perlu
lebih dikonkretkan lagi. Untuk itu nilai harus dirumuskan kedalam simbol-
simbol tertentu yang tujuannya agar lebih mudah dipahami secara interpersonal.
wujud yang lebih konkret dari nilai ini adalah norma. Dari norma-norma yang
ada norma hukum adalah norma yang paling kuat karena dapat dipaksakan
pelaksanaannya oleh kekuasaan eksternal(penguasa).

Nilai dan norma ini selanjutnya berkaitan erat dengan moral dan
etika.istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia.Derajat
kepribadiaan seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.makna
moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh
moralitas yang dimilikinya.maka moral yang terkandung dalam dalam
kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.makna
moral yang tergantung dalam kepridadian seseorang itu tercermi dari sikap dan
tingkah lakunya.Di sini lalu kita memasuki wilayahnya norma sebagai penuntut
sikap dan tingkah laku manusia.setelah diketahui terkaitan antara nilai,norma,dan

5
moral,berikut ini secara khusus akan diuraikan lebih lanjut keterkaitan,sekaligus
perbedaan antara etika dan moral. (darmodiharjo,dkk,2006)

2.4 Mengenal Nilai dalam Keperawatan


a. menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktik etikal.
b. menerapkan hubungan-hubungan professional yang harus dipatuhi , yaitu
hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi
keperwatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan keperawatan.
c. memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi. Perawat membutuhkan
kemampuan untuk menghubungkan dan mempertimbangkan peran prinsip
moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan dengan
kaidah-kaidah yang telah diterapkan organisasi profesi.
2.5 Tata Nilai yang Menjadi Sifat Keperawatan
Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide,
tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang
mempengaruhi tingkah laku. Nilai-nilai berhubungan satu sama lain serta
membentuk sistem nilai. Perawat juga telah menetapkan nilai dan harus
mengembangkan kesadaran tentang bagaimanan sistem nilai mereka sendiri akan
mempengaruhi perawatan klien. Tata nilai merupakan rambu rambu atau aturan
yang dapat membatasi perilaku, peran dan etika internal perawat. Tata nilai
keperawatan adalah nilai yang terkandung didalam proses caring yang dilakukan
oleh perawat, serta sangat mempengaruhi berbagai tindakan keperawatan.
Gambaran nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, penafsiran,
pemahaman, pemberian makna, serta sikap perawat mengenai nilai-nilai
keperawatan, yang meliputi tujuh nilai esensial keperawatan yang tersebar dalam
beberapa pernyataan, yakni altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat
manusia, keadilan, dan kebenaran. Dari tujuh nilai esensial keperawatan tersebut,

6
maka seorang perawat harus memiliki tata nilai dan sikap yang berupa care,
altruisme, dan empati.
2.6 Prinsip Moral Praktik Keperawatan
1. Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan
pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh : Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan
keperawatan yang diberikan.
2. Kebenaran (Veracity) à truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry
(1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak
bohong. Suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak
membohongi orang lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam
membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Perawat sering tidak
memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah.
Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan
bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).
Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP
yang berlaku dimana klien dirawat.
3. Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut
beauchamp dan childress adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan
sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat,
sesuai dengan kebutuhan mereka. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan
kesehatan yang besar, maka menurut prinsip ini harus mendapatkan sumber-

7
sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan keperawatan yang
dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus sama
dan sesuai SAK
4. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan
orang lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan
kesadaran, maka harus dipasang side driil.
5. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan
merugikan/membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal
yang baik untuk orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik
dan tidak merugikan orang lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan
dalam praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering
memberikan dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian
yang jelas apakah perawat bertanggung jawab atas semua cara yang
menguntungkan pasien.Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan
memperlakukan klien dengan baik dan benar.
6. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung
jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung
jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam
konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji,
mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian. Peduli
kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada
pasien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan,
terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian
perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan
individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan
kemampuan profesional

8
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka
tidak boleh mengingkari janji tersebut.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwwa perawat
menghargai semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa
pasien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan
informasi pasien tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken, 2003).
Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain,
kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi kepentingan hukum.
8. Hak (Right)
Berprilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan
moralitas, berhubungan dengan hukum legal.(Webster’s, 1998). Contoh :
Klien berhak untuk mengetahui informasi tentang penyakit dan segala sesuatu
yang perlu diketahuinya
2.7 Nilai-Nilai Dasar dan Moral dalam Praktik Klinis Keperawatan

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat/bidan diperlukan untuk

menempatkan nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat/bidan bisa

menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasen

yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini

disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama

yang dilakukan oleh perawat/bidan adalah berusaha membantu pasen untuk

mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.

Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang

pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri

sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya

dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia

perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika

9
kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk

mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena

pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis.

Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat

menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya,

“Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah

ini ?” Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:

1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau

membaca).

2. Meluangkan waktu bersama keluarga.

3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.

4. Menonton televisi.

5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.

6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.

Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang

dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-

nilai sebagai berikut:

A. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan

pasen, misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan

mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas

nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya,

maka hal ini menunjukkan tanda positif.

B. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan

promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan

10
dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila

anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis

anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.

C. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan

baru yang konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada

pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk

dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat/bidan

kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara kehidupan

yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi

kesehatan anda”.

2.8 Nilai-Nilai Esensial dalam Praktik Keperawatan


Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat
mempengeruhi tindakan dan mempertahankan apa yang yang dilakukannya.
Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan
nilainilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada
pasien. Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang “American Association of
Colleges of Nursing (AACN)” menetapkan tujuh nilai dan perilaku keperawatan
esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia,
keadilan, dan kebenaran.
A. Alturisme
Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu
sebagai individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan
hati, dan ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan
perhatian yang penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka
tidak dapat melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan
perhatian pada masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.
B. Persamaan

11
Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah
menerima,asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan
perilaku profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih
pasien dari karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain,
mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan
atau kesehatan.

C. Estetika

Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya,


kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu
dapat beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien,
menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang
lain, menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif
dalam keperawatan.

D. Kebebasan
Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan,
kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai
perawat profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak
perawatan, mendukung hak teman sejawat untuk memberikan berbagai
alternatif pada rencana perawatan, mendukung diskusi terbuka terhadap isu-
isu yang kontroversi dalam profesi.
E. Martabat Manusia

Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan pertimbangan,


empati, kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri. Perilaku
profesonal sebagai perawat dapat melindungi hak pasien terhadap
kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai dengan yang mereka
inginkan, mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien
dengan hormat tanpa memandang latar belakang.

12
F. Keadilan
Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan
objektivitas. Perilaku profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak
sebagai advokasi dalam perawatan kesehatan pasien, mealokasikan sumber
daya secara adil, dan melaporkan praktik yang tidak kompeten, tidak etis, dan
ilegal secara objektif dan aktual.
G. Kebenaran
Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran, kejujuran,
keingintahuan, rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang
dimiliki seorang perawat yaitu dapat mendokumentasikan keperawatan secara
akurat dan jujur, mendapatkan data yang cukup untuk membuat suatu
keputusan sebelum melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi,
berpartisipasi dalam usaha profesional untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan informasi mengenai kesehatan.

BAB 3

13
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Sudarto, Totok . 2006 . Moral Manusia suatu Pengantar Etika Umum . Sambela
Medika : Jakarta

Sumijatun . 2012 . Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan . Sambela


Medika : Jakarta

Bertens, K.2007. Etika . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dalami, Ermawati . 2002 . Etika Keperawatan . Trans Info Media : Jakarta

http://liaanissyf25.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/prinsip-prinsip-etika-
keperawtan/

14

Anda mungkin juga menyukai