Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

AKAR, BATANG DAN DAUN

BOTANI FARMASI

Kelompok 3

Nama Kelompok :

Dewi Muthiah (155070501111033)

Dian Nugra N.F. (155070507111001)

Mutia (155070500111013)

Nova D.I. (155070500111029)

Sofyah P.R. (155070501111027)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTASKEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
AKAR DAN BATANG

Tujuan

1. Mengamati struktur morfologi dan anatomi pada akar dan batang tanaman.
2. Mengamati benda ergastik pada akar dan batang tanaman.

Akar Manis (Glycyrrhiza glabra)

Klasifikasi : (Astuti, 2009)

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas : Rosidae
 Ordo : Fabales
 Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
 Genus : Glycyrrhiza
 Spesies : Glycyrrhiza glabra L.

Deskripsi Tanaman

Akar manis atau 'Licorice' atau 'Liquorice' adalah akar Glycyrrhiza glabra. Tanaman
akar manis ini merupakan tanaman sejenis polong-polongan yang berasal dari Eropa Selatan
dan beberapa bagian wilayah Asia. Nama liquorice berasal dari bahasa Yunani kuno yang
artinya "akar manis".  Akar manis termasuk tanaman tahunan berbentuk terna dan dapat
tumbuh sampai satu meter dengan daun yang tumbuh seperti sayap (pinnate) yang panjangnya
7 sampai 15 cm. Daun-daunnya dapat berjumlah 9-17 helai dalam satu cabang. Bunga akar
manis tersusun secara inflorescens (berkelompok dalam satu cabang),warnanya berkisar dari
keunguan sampai putih kebiru-biruan serta berukuran panjang 0,8-1,2 cm. Buah akar manis
berpolong dan berbentuk panjang sekitar 2-3 cm, dan mengandung biji. (Ardiyansyah,2009)

Akar manis tumbuh seperti rerumputan (semak) di sebagian wilayah Eropa bagian
selatan (Glycyrrhiza glabra). Spesies lainnya adalah Licorice Amerika disebut G. lepidopta
yang tumbuh di Amerika Utara dan Licorice Cina (G.uralensis) yang banyak dipakai dalam
bahan obat-obatan Cina. Akar manis tumbuh dengan baik di tanah yang dalam, subur, cukup
air dan dalam iklim yang penuh cahaya matahari. Biasanya dipanen pada musim gugur 2 atau
3 tahun setelah penanaman. Ekstrak akar manis didapat dengan cara merebus akar
tanamannya dan menguapkan airnya, dapat dijual dalam bentuk bubuk ataupun sirup (cair).
Zat yang terkandung di dalamnya adalah glycyrrhizin, yang sangat manis, 50 kali lebih manis
daripada gula dan memiliki khasiat pengobatan. Spesies G.uralensis adalah jenis akar manis
yang paling banyak mengandung zat ini. Kandungan yang ada pada tanaman akar manis,
diantara nya adalah :

 saponin glikosida asam hidroksiglisirhitat

 sukora zat pahit asam glisiretina

 asparagin, glabrolida minyak astiri glukosa

 glisirhisin asm likuititat

Khasiat Akar Manis :

 Meredakan batuk 

 Mengatasi maag

 Mengobati penyakit darah tinggi

 Mengobati penyakit tukak lambung

Asam glisiretina merupakan salah satu kandungan yang ada pada tanaman akar manis,
berpungsi sebagai penghambat enzim pengubah hormon kortisol menjadi kortison.
(Ardiyansyah,2009)
Peringatan !!! Pemakaian atau mengkonsumsi yang berlebihan justru dapat mengakibatkan
rendahnya kadar kalium dalam darah yang disebut dengan hipoklamia. (Ardiyansyah,2009)

Hasil Pengamatan

Berikut ini merupakan gambar mikroskop, gambar tangan, dan literatur dari Akar
Manis (Glycyrrhiz glabra) pada perbesaran 400 X

Gambar 1: pengamatan mikroskop

3
2

Keterangan :

1. Serabut sklerenkim
Gambar 2 : hasil gambar 2. Hablur kalsium
oksalat
3. Sel batu
1 2

Gambar 3 : Literatur

(Hargono, 1995)

Pada preparat serbuk kayu manis yang diamati, didapati hasil uji mikroskpis dengan
adanya beberapa jenis sel pada serbuk kayu manis, di antaranya yaitu juga sesuai degan
gambar literature dari buku, dan ada beberapa bentuk sel yang tidak ditemukan, mungkin
dikarenakan kurang baiknya penyiapan preparat yang akan di amati.

Analisa dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : Khas

Warna : Kecoklatan
Rasa : Pahit sedikit manis

Uji Kimiawi

Sediaan + Sudan III minyak atsiri (+) merah

Sediaan + HCl 25% + Floroglusin lignin (+) merah

Sediaan + IKI amilum (-)

Dari hasil pengamatan uji mikroskopis dan juga uji kimiawi menggunakan beberapa
larutan yang mendeteksi adanya senyawa yang terkandung didalam serbuk akar manis, yaitu
diantaranya menggunakan reagen Sudan III untuk mendeteksi adanya minyak atsiri dan
suberin atau kutin, reagen HCl 25% yang ditambahkan dengan Floroglusin untuk mendeteksi
adanya lignin. Dan juga menggunakan reagen IKI untuk mendeteksi adanya kandungan
amilum pada akar manis, dari hasil pengujian reagen-reagen tersebut hasil yang didapat atau
yang terkandung pada serbuk akar manis ini yaitu miyak atsiri dan kutin atau suberin, dan
juga lignin, tapi serbuk akar manis tidak mengandung butir amilum didalamnya.

Rujukan Teori

Lignin

Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan. Komposisi
bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama terakumulasi pada
batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada batang, lignin berfungsi sebagai bahan
pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen
pada sebuah batang beton). Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat,
struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan
pada lignin, yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon.
Proses pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.
Lignin terlarut asam merupakan parameter yang dapat menunjukkan tingkat reaktivitas
monomer penyusun polimer lignin. Lignin terlarut asam juga sangat penting untuk dianalisis
mengingat hubungannya dengan kandungan lignin dan proses pulping. Lignin terlarut asam
merupakan bagian dari kandungan total lignin dalam kayu, akan tetapi seringkali diabaikan
karena jumlahnya yang relative kecil khususnya pada jenis softwood. Lignin adalah salah satu
komponen utama sel tanaman, karena itu lignin juga memiliki dampak langsung terhadap
karakteristik tanaman. Misalnya saja, lignin sangat berpengaruh pada proses pembuatan pulp
dan kertas. Kebutuhan bahan kimia untuk ‘memasak’ kayu dihitung berdasarkan kandungan
ligninnya. Kandungan lignin pada pakan ternak ruminansia sangat perpengaruh pada
kemudahan pakan itu untuk dicerna. Pakan yang rendah kandungan ligninnya mudah dicerna
oleh binantang. Tapi, kalau pakan yang diberikan terlalu banyak kandungan ligninnya, ternak
bisa ‘mencret’. Di alam keberadaan lignin pada kayu berkisar antara 25-30%, tergantung pada
jenis kayu atau faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kayu. Pada kayu, lignin
umumnya terdapat di daerah lamela tengah dan berfungsi pengikat antar sel serta menguatkan
dinding sel kayu. Kulit kayu, biji, bagian serabut kasar, batang dan daun mengandung lignin
yang berupa substansi kompleks oleh adanya lignin dan polisakarida yang lain. Kadar lignin
akan bertambah dengan bertambahnya umur tanaman. (Tersono , 2003)

Minyak Atsiri

MInyak atsiri mempunyai daya bias dan menguap contoh pada kulit citrus sp, daun kayu
putih, bunga mawar dan melati. (Tersono , 2003)

Amilum

Mempunyai rumus empiris(C6H10O5)n, berupa karbohidrat atau polisakarida yang


berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna
putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan
menghasilkan tepung asimilasi. Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut
hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum konsentris
bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila berada ditepi hilusnya. Menurut
banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi(Tersono , 2003):

a. Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus

b. Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing dikelilingi
lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya

c. Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi lamela,
sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya. (Tersono , 2003)

Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela


disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang
berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi
alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat
terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan
butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang
merah yang sedang berkecambah. (Sabarno, 2009)

PEMBAHASAN:

Pada pengamatan atau praktikum ditemukan pada serbuk akar manis adanya beberapa
sel yaitu sel batu,serabut sklerenkim, hablur kalsium oksalat, lignin dan juga sel minyak atau
atau suberin.dalam percobaan ini sel batu yang, serabut sklerenkim, dan juga kalsium oksalat
sudah terlihat dari awal tanpa dengan adanya pengujian reagen terlebih dahulu karena dalam
pengamatan tersebut kita bisa langsung membandingkan hasil yang didapatkan dengan
beberapa buku atau literature yang didapatkan. Dan untuk lignin dan sel minyak atau suberin
ini perlu dengan adanya penambahan reagen seperti Sudan III dan juga HCl 25% dengan
penambahan Floroglusin yang dengan itu membantu mendeteksi kandungan yang ada pada
pengamatan akar manis tersebut. Hasil yang didapatkan yaitu berupa perubahan warna pada
literature yaitu merah.Dan dari sumber buku yang digunakan sama dengan hasil pengamatan
yang diamati.

Kesimpulan :

Dapat disimpulkan bahwa serbuk dari akar manis menggandung lignin dan juga
minyak dan suberin atau kutin, dan juga didapatkan beberapa sel yang ada yaitu sel batu,
serabut sklerenim dan juga hablur kalsium oksalat

Kelembak (Rheum officinale Baill)

Klasifikasi : (Tersono, 2003)

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas : Hamamelidae
 Ordo : Polygonales
 Famili : Polygonaceae
 Genus : Rheum
 Spesies : Rheum officinale Baill

Deskripsi Tanaman

Kelembak atau klembak (Rheum officinale L., suku Polygonaceae) adalah tumbuhan
penghasil bahan obat dan wangi-wangian. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya. Akar
kelembak menjadi komponen dalam rokok "klembak menyan" yang populer di kalangan
masyarakat menengah ke bawah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.Kelembak juga dijadikan
campuran dalam pembuatan jamu. Khasiat obatnya adalah sebagai laksatif (pencahar). Dalam
pengobatan Tionghoa, ia dinamakan yào yòng dà huáng. Akar dan batangnya dipakai untuk
mengobati sembelit (konstipasi), dan membantu mengatasi penggumpalan darah dan nanah.
Orang Indian Amerika Utara juga memakainya sebagai bagian pengobatan herbal yang
dinamakan essiac tea. Kelembak diketahui sekarang juga mengandung bahan yang aktif
dalam pengobatan Hepatitis B. Tanaman kelembak menyukai daerah berhawa dingin. Pusat
penanamannya adalah di Dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Kelembak (dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai "Chinese rhubarb") berkerabat dengan rhubarb, yang juga merupakan
tumbuhan obat dari Eropa. (Sabarno, 2009)

 Habitat Tanaman Klembak

Tanaman klembak menyukai daerah berhawa dingin. Pusat penanamannya adalah di


Dataran tinggi Dieng. Semak, tahunan, tinggi 25-80 cm. Batang: Pendek, terdapat di dalam
tanah, beralur melintang, masif, coklat. Daun: Tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung
dan berbulu, ujung runcing, tepi rata, bertangkai 10-40 cm, pangkal tangkai daun memeluk
batang, panjang 10-35 cm, lebar 8-30 cm, hijau. Bunga: Majemuk, berkelamin dua atau satu,
benang sari sembilan, bakal buah bentuk segi tiga, tangkai putik melengkung, kepala putik
tebal, putih kehijauan. Buah: Padi, bersayap tiga, bulat telur, merah. Akar: Tunggang, lunak,
bulat, coklat muda. Bila dilihat sekilas daun kelembak hampir seperti daun jati. (Sabarno,
2009)

 Kandungan Tanaman Klembak

Kandungan Kimia yang terdapat pada Akar dan daun kelembak mengandung
flavonoida, Disamping itu akarnya juga mengandung glikosida dan saponin, sedangkan
daunnya juga mengandung polifenol. Daun kelembak jenis Rheum undulatum mengandung
beberapa antroglycoside. Tanaman rempah kelembak juga mengandung bahan yang
membahayakan yaitu anthrone, yang sangat beracun jika termakan, walaupun sudah direbus
terlebih dahulu. (Sabarno, 2009)

 Hasil penelitian Tanaman Klembak

Dalam sebuah penelitian, secangkir infus Kelembak segar yang diminum setiap pagi
atau malam menjelang tidur dapat mengatasi masalah konstipasi (susah buang air besar).

Berdasarkan Monografi Farmakope Eropa, kelembak dapat digunakan untuk mengatasi


konstipasi/ sembelit jangka pendek. Rhei Radix (Kelembak), mengandung senyawa
antrakinon yang berfungsi sebagai laksansia yang membantu melancarkan proses buang air
besar. (Sabarno, 2009)

 Manfaat Kelambak

Akar dan batang kelambak dipakai untuk mengobati sembelit (konstipasi), dan
membantu mengatasi penggumpalan darah dan nanah.

Klembak juga bermanfaat untuk memperlancar buang air besar (BAB). Senyawa aktif dari
akar kelembak akan diuraikan dulu oleh bakteri dalam usus sehingga menjadi bentuk senyawa
yang dapat merangsang sistem pencernaan, yang akhirnya dapat meningkatkan pergerakan
usus sehingga buang air besar menjadi mudah.(Tri Wahyu, 2010)

 Manfaat Lain Dari Kelambak

 Melancarkan haid.

 Membantu mengatasi sakit kuning.

 Membantu menghentikan perdarahan.

 Klembak diketahui sekarang juga mengandung bahan yang aktif dalam pengobatan
Hepatitis B. (Tri Wahyu, 2010)
Akar Wangi (Vitiveria zizanioides)

Klasifikasi(Asmara,2009).

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Liliopsida
 Ordo : Poales
 Famili : Poaceae
 Genus : Vetiveria
 Spesies : Vetiveria zizanoides

Deskripsi Tanaman

Akar wangi merupakan salah satu jenis tanaman obat berbentuk rumput yang diduga
berasal dari Negara India. Sesuai Klasifikasi, Akar wangi ini termasuk dalam kelompok
kerajaan Plantae, dan mempunyai nama latin atau ilmiah Vetiveria zizanioides, Tumbuhan
akar wangi ini tidak mengenal musim, sehingga tumbuhnya bisa kita temui disepanjang tahun.
Pada umumnya akar wangi dimanfaatkan sebagai bahan wangi-wangian yang mempunyai
fungsi sebagai pengharum lemari pakaian. Sehingga pakaian kita tidak apek dalam jangka
waktu yang relatif lebih lama. Dalam sukunya, akar wangi masih tergolong dalam keluarga
atau famili dari padi dan juga serai, jadi kita harus pintar membedakan agar tidak salah
mengambil dan memanfaatkan tanaman tersebut(Asmara,2009).

Rumput cegak tahunan, kuat membiak dan akhirnya merupakan rumpun-r u m p u n


besar, tinggi 1,50 hingga 2,50 m; dengan s u s u n a n akar yang
kuatmengembang dan berbau wangi semu-semu k e r a s ; batangnya tegak
ataupunm e n g h a m p a r ditanah pada pangkalnya serta berbiak
a k a r , daun-daunnya panjang, ciut, agak kaku, berwarna hijau seban dan tak berbau harum jika
memar;malai yang agak besar, hijau atau berwarna menjadi lembayung serta
berseleral e m b u t i t u t e r p a d u p a d a r a n t i n g - r a n t i n g b e r u p a b u l i r
y a n g s e g e n a p n y a mewujudkan malai cukup besar. Di sekitar Jakarta dan di
pulau kangean rumputini didapati tumbuh liar antara 5 dan 100 meter diatas
permukaan laut, di tanahyang lembab utau bencah dimusim hujan dan mengisat
kering benar di musimkemarau; kultivarnya yang tak berkotek ( dan jarang berguna) itu
didapati hingga k e t i n g g i a n k u r a n g l e b i h 9 0 0 m d i a t a s p e r m u k a a n l a u t ,
a c a p k a l i d i p i n g g i r    perairan (Backer) (Asmara,2009).

 Kandungan khasiat akar wangi(Asmara,2009). :

 Minyak Atsiri

 Asam Vevitena

 Asetat Vetivenyl

 Vetiverol

 Vetiverol Ester

 Vetiveron.

 Manfaat Dan Khasiat Akar Wangi Bagi Kesehatan(Asmara,2009). :

 Sebagai Peluruh atau memperlancar keringat

 Mengobati bengkak atau peradangan.

 Menurunkan panas atau demam.

 Mengobati dan mencegah batu ginjal.

 Memperbaiki dan menjaga sistem syaraf.

 Melancarkan peredaran darah.

 Mengobati encok dan pegal linu.

 Sebagai obat rematik alami.

 Mengobati luka akibat bekas gigitan Ular, tawon, kalajengking dan hewan lainnya.

Hasil Pengamatan atau Literatur (Nugraha,2012)


Keterangan

1. Rambut akar
2. Epidermis
3. Parenkim
4. Serabut sklerenkim
5. Rongga udara
6. Endodermis
7. Trakea
8. Jaringan empulur
9. Butir pat

Pada penampang melintang akar tampak epidermis


terdiri dari 1 lapis sel bentuk segi empat, pada epidermis
terdapat bulu akar terdiri dari 1 sel. Parenkimkorteks terdiri beberapa lapis sel berisi
butir pati, diantaranya terdapat beberapalapis serabut sklerenkim, rongga udara
besar tersusun melingkar dan sel miyak, dibawah parenkim terdapat endodermis, terdiri
dari 1 lapis sel dengan penebalanU dan berlignin, empulur terdiri dari parenkim,
diantaranya terdapat beberapa lapis serabut sklerenkim dan trakea yang besar.
sklerenkim, bulu akar terdiri dari 1 sel, trakea dengan penebalan noktah
d a n  bentuk Y, endodermis dengan penebalan U, warn kuning, butir pati dan
selminyak(Asmara,2009).

Batang Jagung (Zea mays)

Klasifikasi(Adisarwanto, T dan Widyastuti, Y.E., 2000.).

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledone
 Ordo : Graminae
 Famili : Graminaceae
 Genus : Zea
 Spesies : Zea mays
Deskripsi Tanaman

Jagung memiliki rasa yang manis dan bersifat netral. Jagung memiliki kandungan
potassium nitrat, vitamin K, α-tocopherylquinone, β- sitisterol, strigmasterol yushushu acid
dan volatile elkaloid sehingga memiliki khasiat untuk melancarkan pengeluaran empedu dan
menetralisir hati sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, meringankan infeksi dan
mencegah pembentukan batu di kandung empedu dan ginjal, meringankan penyakit radang
hati atau hepatitis, menurunkan tekanan darah dan glukosa darah yang tinggi serta vitamin K
yang membantu menghentikan pendarahan seperti mimisan dan batuk darah (Adisarwanto, T
dan Widyastuti, Y.E., 2000.).

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m, meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Perkembangan akar jagung (kedalam dan
penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan
air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap
cekaman aluminium. Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan
perkembangan (Plasticity) system perakaran dan jagung (Bachi, P., 2008).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus 7
pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin. Batang jagung berwarna hijau sampai keunguan, berbentuk bulat dengan
penampang melintang selebar 125 – 250 cm. Batang berbuku – buku yang dibatasi oleh ruas –
ruas (Adisarwanto, T dan Widyastuti, Y.E., 2000).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak, fungsi ligula adalah mencegah air
masuk kedalam kelopak daun dan batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut (Adisarwanto, T dan Widyastuti,
Y.E., 2000).

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Tanaman jagung memiliki bunga
jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (Monoecious). Bunga
betina berwarna putih panjang dan biasa disebut rambut jagung. Bunga betina dapat menerima
tepung sari disepanjang rambutnya. (Adisarwanto, T dan Widyastuti, Y.E., 2000).
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Varietas
Hibrida Bisi Dua rata – rata memiliki 2 tongkol. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelebot.
Tongkol jagung yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10 – 9 16 baris
biji jagung yang terdiri dari 200 – 400 butir biji jagung. Biji jagung terdiri dari tiga bagian.
Bagian paling luar disebut pericrap. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang
merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau
lembaga (Adisarwanto, T dan Widyastuti, Y.E., 2000).

Hasil Pengamatan

Berikut ini merupakan gambar mikroskop dan gambar tangan dari jagung(Zea mays)
pada perbesaran 400 X

Gambar 1 : Gambar mikroskopis batang Gambar 2 : Gambar tangan

Jagung pada perbesaran 100 X. mikroskopik batang jabung

Keterangan :

1. sklerenkim
2. xilem
3. floem
4. berkas pembuluh

Uji Analisis dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : Berbau manis


Warna : Hijau

Rasa : Manis

Uji Kimiawi

Sediaan batang jagung + IKI Biru Kehitaman ( Amilum +)

Berdasarkan pada praktikum yan telah dilakukan, batang jagung dilakukan uji amilum
dengan menggunakan reagen IKI. Hal pertama yang harus dilaakukan adalah menetesi slide
glas yang telah berisi air dan sampel dengan larutan reagen IKI. Setelah diamati terdapat
perubahan warna menjadi biru kehitaman pada beberapa butir amilum. jika perubahan warna
pada uji amilum ini menjadi biru kehitaman maka batang jagung mengandung amilum.

Sediaan batang jagung + Sudan III Hitam (Minyak atsiri -)

Seperti yang pernah dipelajarai pada bab inklusi sel bahwa perubahan warna
dikarenakan adanya minyak atsiri pada suatu bahan addalah warna kuning kemerahan. Namun
untuk uji minyak atsiri pada batang jjagung menghasilkan hasil yang negatif yaitu perubahan
warna yang tidak sesuai dengan teori.

Rujukan Teori

Amylum maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L.
(familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu
berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat dengan
diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah
2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk
silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan
amylum manihot (Robinson, T., 1983).

Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pengamatan yaitu xilem, floem,
sklerenkim dan juga jaringan perisade. Hasil yang berdasarkan pada teori juga mendapatkan
hasil yang hampir sama dengan hasil praktikum. Sehingga perbandingan yang terjadi diantara
hasil praktikum dengan hasil berdasarkan teori hampir sma. Pada praktikum sesuai teori
anatomi batang jagung terdiri dari jaringan epidermis dengan bentuk persegi. Terdapat pula
jaringan sklerenkim yang tebal. Didalam sklerenkim mengandung kumpulan sistem vaskular
yang melingkari batang seperti xilem dan floem yang menyebar dibagian tengah dalam pada
batang. Pada bagian tengah batang, sklerenkim digantikan oleh jaringan parenkim (Malti et al,
2011).

Kesimpulan :

Pada batang jagung yang diamati terlohat xilem, floem, parenkim dan juga
sklerenkim, serta terdapat kandungan amilum didalamnya.

Akar Jagung (Zea mays)

Klasifikasi (Warisno.2007)

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledone
 Ordo : Graminae
 Famili : Graminaceae
 Genus : Zea
 Spesies : Zea mays

Deskripsi Tanaman

Pada akar jagung seperti halnya pada jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman
jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur karena
sistem pengolahan tanahnya cukup baik, akan didapatkan jumlah akar yang cukup bnyak,
sedangkan pada tanah yang kurang baik (jelek) akar yang tumbuh jumlahnya terbatas (sedikit)
(Warisno.2007).

Batang tanaman jagung bulat silinder dan tidak berlubang seperti halnya batang
tanaman padi, tetapi padat dan berisi berkas=beras pembuluh sehingga makin memperkuat
berdirinya batang. Demikian juga jaringan kulit tipis dan keras yang terdapat pada batang
bagian luarnya (kulit luar batang)(Warisno.2007).
Batang tanaman jagung yang masih muda (hijau) rasanya manis karena cukup banyak
mengandung zat gula. Oleh sebab itu, batang tanaman jagung selain bisa digunakan untuk
bahan baku pembuatankertas, bisa juga diambil gulanya seperti halnya batang tanaman
tebu(Warisno.2007).

Batang tanaman jagung beruas-ruas, dan pada bagian pangkal batang beruas cukup
pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Jumlah ruas tersebut tergantung pada varietas jagung
yg ditanam dan umur tanaman. Pada umumnya buku setiap tanaman jagung jumlahnya
berkisar 8-48 buku. Demikian juga tinggi tanaman sangat bervariasi, tergantung pada jenis
atau varietas yang ditanam dan kesuburan tanahnya. Rata-rata tinggi tanaman jagung antara 1-
3 meter di atas permukaan tanah dengan diameter sekitar 3-4 cm(Warisno.2007).

Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis. Tangkai daun merupakan pelepah
yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung. Daun-daun tanaman
jagung tersebut memiliki telinga daun yang terletak di pangkal daun. Lidah daun yang juga
terletak di pangkal daun berfungsi untuk mengatasi masuknya air dari atas. Jumlah daun
sekitar 8-48 helai setiap batangnya. Panjang daun 30-45 cm dan lebarnya 5-
15cm(Warisno.2007).

Bunga pada setiap tanaman jagung biasanya terdapat bunga jantan dan betina yang
letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan
bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini yang biasa disebut tongkol,
selalu dibungkus oleh kelopak-kelopak bunga yang jumlahnya sekitar 6-14 helai. Tangkai
kepaa putik merupakan rambut atau benang yang berjumbai di ujung tongkol sehingga kepala
putiknya menggantung di luar tongkol(Warisno.2007).

 Manfaat

Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia,
jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Di daerah
Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok(Arianingrun,2011),

Tabel 1. Kandungan Komponen dalam 100 g Jagung Kuning Panen Baru(Arianingrun,2011),

Komponen Kadar Komponen Kadar

Air (g) 24 P (mg) 148


Kalori (kal) 307 Fe (mg) 2,1

Protein (g) 7,9 Vitamin A (SI) 440

Lemak (g) 3,4 Vitamin B1 (mg) 0,33

Karbohidrat (g) 63,6 Vitamin C (mg) 0

Ca (mg) 9

Bagian yang kaya akan karbohidrat adalah bagian biji. Sebagian besar karbohidrat
berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin(Arianingrun,2011),

Zat pemberi gizi terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga zat ini dalam
proses oksidasi di dalam tubuh menghasilkan energi dalam bentuk panas. Tubuh akan
mengubah panas menjadi energi gerak atau mekanis. Energi yang dihasilkan dinyatakan
dalam satuan kalori. Energi ini diubah oleh tubuh menjadi tenaga untuk aktivitas
otot(Arianingrun,2011),

Zat gizi pembentuk sel jaringan tubuh terdiri dari protein, berbagai mineral, dan air.
Meskipun protein termasuk juga kelompok energitika, fungsi pokoknya adalah untuk
membentuk sel jaringan tubuh Dalam jagung kaya akan energi, vitamin, bahkan mineral.
Kandungan zat-zat tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun sel-sel otot dan tulang,
membangun sel-sel otak dan sistem saraf, mencegah sembelit menurunkan resiko terkena
kanker dan jantung, dan mencegah gigi berlubang. Serat jagungnya membantu melancarkan
pencernaan(Arianingrun,2011),

Menurut sumber literatur lain, jagung juga berkhasiat untuk dijadikan obat.  Adapun
jagung yang digunakan adalah jagung yang dapat ditemui di pasar-pasar tradisional maupun
pasar swalayan. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang dapat ditanggulangi oleh jagung,
antara laian(Arianingrun,2011),

 Melancarkan Air Seni


Sebanyak 50 g rambut jagung segar dicuci, direbus dengan 1 liter air sampai airnya tinggal
setengah.  Ramuan diminum 2x sehari(Arianingrun,2011),

 Hipertensi
Segenggam rambut jagung dicuci, direbus dengan 1 liter air.  Air rebusannya untuk diminum
2x sehari. Setelah tekanan darah turun, ramuan ini tetap diminum 1x
sehari(Arianingrun,2011),

 Diabetes
Sebanyak 50g rambut jagung dicuci, direbus dengan 2 gelas air.  Air rebusan ini untuk
diminum 2x sehari(Arianingrun,2011),

 Melancarkan ASI

Beberapa biji jagung tua disangrai sampai meretak dan garing.  Makan sebagai kudapan, atau
cukup jagung direbus saja(Arianingrun,2011),

 Luka Bekas Cacar air

Sebanyak 10 buah jagung muda diparut lalu dibalurkan ke luka bekas cacar air.  Ulangi
selama beberapa hari(Arianingrun,2011),

 Diare
Tongkol jagung dicuci dan ditumbuk sampai halus.  Seduh dengan 1 gelas air.   Kemudian
minum ramuan tersebut 2x sehari(Arianingrun,2011),

Gambar literatur(Setiawan,2009).

Rujukan teori
Epidermis

Di belakang tudung akar, terbentuklah epidermis, jaringan dasar, dan jaringan vaskuler.
Epidermis akar adalah permukaan yang melaksanakan absorpsi dengan lingkungan. Beberapa
sel epidermis memiliki tonjolan keluar yang panjang, dinamakan rambut akar. Rambut-
rambut akarmemperluas permukaan akar untuk melakukan penyerapan air dan zat-zat terlarut.
Itulah alasannya mengapa petani tidak mencabut tumbuhan dari tanahnya ketika
memindahkan tumbuhan tersebut. Terlalu banyak permukaan penyerapan yang pecah jika
mencabutnya(Setiawan,2009).

Silinder vaskuler

Hampir semua jaringan vaskuler (jaringan pembuluh) pada akar tersusun sebagai suatu kolom
yang berada di bagian tengah, dinamakan silinder vaskuler. Jaringan dasar yang disebut
korteks akar mengelilingi silinder vaskuler. Pada jagung dan beberapa spesies lainnya,
susunan jaringanvaskuler seperti cincin yang membagi jaringan dasar menjadi korteks dan
empulur(Setiawan,2009).

Secang (Caesalpinia sappan)

Klasifikasi (Anonim,1980).

 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Dicolyledone
 Bangsa : Resales
 Suku : Caesalpiniaceae
 Marga : Caesalpinia
 Jenis : Caesalpinia sappan L.

Deskripsi tanaman
Secang (Caesalpinia sappan L) merupakan perdu yang umumnya tumbuh di tempat
terbuka sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut seperti di daerah pegunungan yang
berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Tingginya 5 – 10 m. Batangnya berkayu, bulat dan
berwarna hijau kecoklatan. Pada batang dan percabangannya terdapat duri-duri tempel yang
terbentuk bengkok dan letaknya tersebar. Daun secang merupakan daun majemuk menyirip
ganda dengan panjang 25- 40 cm, jumlah anak daunnya 10-20 pasang yang letaknya
berhadapan. Anak daun tidak bertangkai berbentuk lonjong, pangkal rompang, ujung bulat,
tepi daun rata dan hampir sejajar. Panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm dan berwarna
hijau. Bunga secang adalah bunga majemuk berbentuk malai, bunganya keluar dari ujung
tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bunga berbentuk tabung berwarna kuning. Buah
secang adalah buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji,
jika masak berwarna hitam. Bijinya bulat memanjang dengan panjang 15-18 mm dan lebar 8-
11 mm, tabalnya 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan. Akar secang adalah akar tunggang
berwarna coklat kotor(batubara,2008)

Deskripsi tanaman

Hasil Pengamatan

Gambar Literatur secang(Anonim,1980)

Analisis dan Pembahasan


Uji Organoleptis

Bau : Tidak berbau

Warna : Orange

Rasa : Agak kelat

Rujukan Teori

sel yang berisi butir pati kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau

trakhea umumnya berkelompok, kadang-kadang tunggal , garis tengah 25 sampai

120 µm, dinding tebal, berlignin,bernoktah yang berupa noktah halaman dengan

lubang berbentuk celah , lumen umumnya berisi zat yang berwarna merah keunguan ,

merah kekuningan sampai merah kecoklatan. Serabut Xilem : berkelompok, tersusun

radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut, dinding serabut tebal berlignin, lumen sempit,

kelompok serabut diliputi seludang sel parenkim, sel parenkim umumnya berisi

hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, ukuran hablur 3µm sampai 20µm, umumnya

15 µm. Serbuk : warna merah jingga kecoklatan , fragmen pengenal adalah berkas

serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat berbentuk prisma: fragmen pembuluh

kayu berpenebalan jala; umumnya panjang dan lumen sempit(Anonim,1980).

Pembahasan

Pada Literatur yang didapat xilem pada penampang melintang Secang terlihat jelas,
yang berisi butir pati kecil. Mempunyai dinding yang tebal, bernoktah yang berupa noktah
halaman dengan lubang berbentuk celah. Memiliki serabut xilem dan trakea dengan lumen
yang berisi zat berwarna

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada anatomi kayu secang memiliki strutruk xilem yang
jelas dengan jari-jari xilem terdiri dari 1-3 baris sel yang berisi butir pati kecil atau
berkelompok.

DAUN
Tujuan

1. Mengamati struktur morfologi dan anatomi pada daun tanaman.


2. Mengamati benda ergastik pada daun tanaman.

Sambiloto (Andrographis paniculata)

Klasifikasi : (Ardiyansyah, 2005)

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Scrophulariales
 Famili : Acanthaceae
 Genus : Andrographis
 Spesies : Andrographis paniculata Nees

Deskripsi Tanaman

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya
bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India
meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian
ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari
permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan
suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-
90% dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata
(Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah);
ki oray (Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina).
(Sabarno, 2009)

Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar


air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis,
dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan
darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10%
dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang
sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid. Selain itu, daun Sambiloto juga
dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun
yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya. (Astuti, 2009)

Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong
yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m
dpl. Terna semusim, tinggi 50 – 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat
(kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak
berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan
atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Perbungaan
rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun.
Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul
berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak
akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda.
Perbanyakan dengan biji atau setek batang. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m
– 700 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm – 3.000 mm/tahun · Bulan
basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4
bulan – 7 bulan · Suhu udara : 250 C – 320 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b.
Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 200 cm – 300 cm dari
permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman
(pH) : 5,5 – 6,5 · Kesuburan : sedang – tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah ·
Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan
dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah
disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m. (Astuti, 2009)

Hasil Literatur
A(Hargono,1995) B(Anonim,1980)

Dari kedua hasil gambar literature yang didapatkan yaitu pada gambar A hasil
pengamatan apabila sedian daun sambiloto berbentuk serbuk dan dapat dilihat bentuk-bentuk
sel yang didapatkan, dan pada gambar literature B pada irirsan membujur dapat dilihat
lapisan-lapisan sel dan jaringan dari daun sambiloto, mulai dari jaringan atau lapisan paling
atas yaitu epidermis jaringan pelindung yang ada pada bagian atas, jaringan sklerenkim
(jaringan mekanik) jaringan xylem dan floem dan lapisan sel yang lainnya.

Rujukan Teori

 Epidermis

Jaringan epidermis selalu terletak paling luar pada semua organ tumbuhan, begitu jua
dengan daun. Jaringan ini tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat. Keberadaan epidermis
sangat penting bagi tumbuh kembang tumbuhan. Peran utama sebagai pelindung jaringan
yang ada di bawahnya, baik dari kerusakan mekanis, paparan cahaya, patogen, atau perubahan
suhu yang ekstrem, dan sebagai pintu masuk keluarnya zat. Begitu banyaknya proses yang
terjadi di epidermis daun, jaringan ini mengalami modifikasi yang bervariasi pada tumbuhan.
Adapun modifikasi epidermis penyusun daun antara lain (Tri wahyu, 2010):

a. Kutikula

Merupakan lapisan lilis yang terdapat di epidermis atas daun. Terbentuk dari proses
penebalan dinding sel luar epidermis atas. Adanya kutikula berfungsi sebagai pelindung dan
mencegah penguapan yang menyebabkan kehilangan air melalui epidermis atas daun. (Tri
wahyu, 2010)

b. Stomata 

Atau mulut / celah daun yang terbentuk dari lapidan epidermis bawah daun. Berfungsi
sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida, dan juga dapat berlangsung
proses penguapan air. Oleh karena itu, tumbuhan xerofit (habitat kering) memiliki struktur
daun yang kecil (duri) atau tidak memiliki daun sama sekali. (Tri wahyu, 2010) 

c. Trikomata
Disebut juga sel rambut halus yang terbentuk di epidermis permukaan atau bawah
daun. Fungsinya tak jauh berbeda, yakni mencegah penguapan berlebih. (Tri wahyu, 2010)

d. Bulliform dan velamen

Sel penyimpanan air, yang terbentuk dari beberapa sel epidermis penyusun daun
membentuk sel yang ukurannya lebih besar dibanding sel epidermis lainnya. (Tri wahyu,
2010)

Meniran (Phyllanthus ninuri)

Klasifikasi (Anonim,1980)

 Kingdom : Plantae
  Subkingdm : Tracheobionta
  Super Divisi : Spermatophyta
  Divisi : Magnoliophyta
  Kelas : Magnoliopsida
  Sub Kelas : Rosidae
  Ordo : Euphorbiales
  Famili : Euphorbiaceae
  Genus : Phyllanthus
  Spesies : Phyllanthus ninuri

Deskripsi Tanaman

Meniran (Phyllanthus niruri) adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-


cabang, dan tingginya antara 30 cm – 50 cm. Batang Tanaman meniran (Phyllanthus niruri)
ini memiliki batang yang berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50cm,
berwarna hijau, diameternya ± 3 mm. Daun Tanaman ini memiliki daun majemuk, tata letak
daunnya berseling ( Deccussate ), bentuk daun bulat telur (ovale), ujung daunnya tumpul,
pangkalnya membulat, memiliki tepi daun yang rata ( Entire ), memiliki anak daun 15-24,
memiliki panjang ± 1,5 cm, lebar ± 7 mm, dan berwarna hijau. Daun meniran ini termasuk
pada tipe daun yang tidak lengkap yaitu pada bagian daun bertangkai karena tanaman ini
hanya memiliki tangkai dan beberapa heliaan daun. Bunga Tanaman ini memiliki bunga
tunggal yang terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung dan
berwarna putih. Memiliki daun kelopak yang berbentuk bintang, benang sari dan putik tidak
terlihat jelas, mahkota bunga kecil dan berwarna putih. Buah
Tanaman ini memiliki buah yang berbentuk kotak, bulat pipih dan licin, diameter  ± 2mm dan
berwarna hijau. Biji Tanaman ini memiliki biji yang kecil, keras dan berbentuk ginjal serta
berwarna coklat. Akar Tanaman ini memiliki akar tunggang yang berwarna putih(Batubara,
2008).

Deskripsi tanaman

Hasil Pengamatan

Berikut ini merupakan gambar mikroskop dan gambar literatur dari akar meniran
(Phyllanthus ninuri) pada perbesaran 100X

Gambar Mikroskop akar meniran perbesar 100x Gambar Literatur(

Gambar Literatur daun meniran(Anonim,1980).

Keterangan :
1. Sel Epidermis

Analisis dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : Menyengat

Warna : Coklat muda

Rasa : Pahit

Uji Kimiawi

Sediaan + IKI Merah Kehitaman (Amilum+)

Berdasarkan Hasil yang diperoleh pada praktikum akar meniran terdapat amilum
karena pada saat diuji mendapatkan hasil yang positif dengan Reagen IKI dengan cara slide
glass diberi setetes air, kemudian sediaan yang berupa irisan melintang akar meniran
diletakkan pada slide glass, ditutup dengan cover glass, dan diamati pada mikroskop.
Kemudian ditambahkan reagen IKI untuk menguji amilum yang terdapat pada sampel yang
menghasilkan warna merah kehitaman pada sampel menunjukkan bahwa amilum (+).

Rujukan Teori

Amilum merupakan butir-butir tepung yang dapat disimpan sebagai cadangan


makanan. Butir amilum mempunyai bentuk bundar atau lonjong. Butir amilum memiliki tipe
konsentris dan eksentris. Hilumnya berjumlah satu yang disebut monoadelph. Terdapat
lamella yang menglilingi hilum, disebabkan perbedaan kadar air pada waktu pembentukan
amilum(Anonim,1980).

Epidermis Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar(Anonim,1980).

Pembahasan
Pada Percobaan ini ditemukan sel epidermis pada akar meniran, menurut literatur
diatas sel epidermis yang membentuk epidermis. Karakter yang diamati pada penampang
lintang akar adalah bulu akar, bentuk, susunan sel epidermis, susunan jaringan pengangkut,
hypodermis, xylem dan silinder pusat. Karakter rambut akar tidak dapat dijumpai pada pada
pengamatan diatas. Pada sel parenkim, sel pada akar dari meniran hijau, tampak berongga
besar dibandingkan. Hal ini memperlihatkan pada akar meniran tidak memiliki tekstur keras.

Pada daun meniran menurut gambar literatur diatas terdapat kutikula, epidermis atas,
jaringan palisade, epidermis bawah, stomata, jaringan parenkim, jaringan kolenkim.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa akar meniran memiliki struktur epidermis dan memiliki
amilum. Dan tidak dijumpai rambut akar pada uji mikroskopik akar meniran.

Daun Sirsak (Annona muricata L).

Klasifikasi (Woelaningsih,1987).

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Polycarpiceae
 Familia : Annonaceae
 Genus : Annona
 Spesies : Annona muricata L.

Deskripsi tanaman

Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan bentuk daun
menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan daun mengkilap, serta berwarna hijau
muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam satu bunga sehingga diberi nama
bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat dalam lingkaran, dan sebagian lagi
membentuk spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota bunga yang berjumlah
6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal, dan kaku,
berwarna kuning keputih-putiham, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya.
Bunga umumnya keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon bentuknya sempurna
(hermaprodit) (Woelaningsih,1987).

Deskripsi tanaman

Hasil Pengamatan

Berikut ini merupakan gambar mikroskop dan gambar literatur dari daun sirsak
( Annona muricata L.) dengan perbesaran 400x

1. Epidermis atas
Perbessaran 400x 2. Parenkim
3. Fragmen epidermis
bawah dan stomata
Keterangan :
4. Mesofil
5. Berkas pembuluh
1. Rambut penutup 6. Rambut penutup
2. Stomata 7. Fragmen kulit bawah
3. Sel tetangga (Anonim,1980).

Analisis dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : Khas Sirsak

Warna : Hijau

Rasa : Pahit
Uji Kimiawi

Sediaan + HCL 25% + Fluoroglusin Merah (Lignin +)

Pada penelitian daun sirsak mendapatkan hasil lignin+ . Adapun cara mengujinya
yaitu slide glass diberi setetes air, kemudian sediaan yang berupa irisan membujur daun sirsak
diletakkan pada slide glass, ditutup dengan cover glass, dan diamati pada mikroskop.
Kemudian ditambahkan reagen HCL 25% + Fluoroglusin untuk menguji lignin yang terdapat
pada sampel yang menghasilkan warna merah pada sampel menunjukkan bahwa lignin (+).

Rujukan Teori

Lignin bukan termasuk dalam golongan karbohidrat, tetapi berada dalam tanaman dan
merupakan bagian atau kesatuan dalam karbohidrat. Lignin sebagai lapisan pelindung
menyatu dengan selulosa dan hemiselulosa pada struktur jaringan tanaman pada saat
pertumbuhan yang dapat melindunginya dari serangan bakteri. Lignin selalu berasosiasi
dengan selulosa dan hemiselulosa sehingga dari segi nutrisi perlu diperhatikan sebagai bagian
penting pada serat kasar. Lignin merupakan gabungan dari beberapa senyawa yang erat
hubungannya satu dengan lainnya. Lignin sangat tahan terhadap setiap degradasi kimia,
termasuk degradasi enzimatik(Woelaningsih,1987).

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung
di daun. Anatomi daun dapat dibagi tiga bagian yaitu epidermis, parenkim, jaringan
pembuluh. Epidermis tersusun dari satu atau lebih lapis sel yang biasanya dilindungi oleh
lapisan kutikuladan lilin(Woelaningsih,1987).

Pembahasan

Dari hasil yang telah diteliti didapatkan rambut penutup yang berwarna merah,
stomata yang bertipe anomositik karena sel tetangganya tidak bisa dibedakan dengan
parenkim. Pada literatur diatas bahwa struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil,dan
jaringan pelindung. Pada pengamatan tidak didapatkan epidermis, mesofil dan jaringan
pelindung karena pada pengamatan ini memggunakan irisan membujur.

Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan bahwa pada daun sirsak terdapat lignin, dan memiliki stomata,
rambut penutup yang jelas.

Daun Senna (Cassia angustifolia)

Klasifikasi (Woelaningsih,1987).

 Kingdom: Plantae

 Ordo: Piperales

 Family: Fabales

 Genus: Fabaceae

 Species: Cassia

 Nama Binomial: Cassia angustifolia

Deskripsi Tanaman

Semak rendah, tinggi sampai 1,5 m. Daun majemuk menyirip genap (tanpa anak daun
ujung), mempunyai 3-7 pasang helai, menyempit atau membulat, hijau terang hijau
kekuningan. Bunga lengkap dan sempurna, berbilangan lima, bersimetri tunggal. Kelopak
memiliki 5 daun kelopak. Daun mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah, susunan sirap.
Benang sari memiliki bagian steril (staminodia). Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih,
buah masak pecah, panjang 4-7cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah. (Batubara, 2008).

Daun dan biji mengandung glikosida antrasena yaltu senosida A,B,C,D,E,F; glikosida
rhein, sejumlah kecil aloeemodin, musilago (10%), flavonoid (turunan kaemferol), glikosida
naftalena, isoramnetin, asam krisofanat, senakrol, senapikrin, katartomanit, ß-
sitosterol(Batubara, 2008).

Deskripsi tanaman

Berikut ini merupakan gambar literatur dari senna pada perbesaran 100x
Gambar Literatur daun senna (Anonim,1980).

Keterangan :

1. Sel Epidermis

Rujukan Teori

Lignin bukan termasuk dalam golongan karbohidrat, tetapi berada dalam tanaman dan
merupakan bagian atau kesatuan dalam karbohidrat. Lignin sebagai lapisan pelindung
menyatu dengan selulosa dan hemiselulosa pada struktur jaringan tanaman pada saat
pertumbuhan yang dapat melindunginya dari serangan bakteri. Lignin selalu berasosiasi
dengan selulosa dan hemiselulosa sehingga dari segi nutrisi perlu diperhatikan sebagai bagian
penting pada serat kasar. Lignin merupakan gabungan dari beberapa senyawa yang erat
hubungannya satu dengan lainnya. Lignin sangat tahan terhadap setiap degradasi kimia,
termasuk degradasi enzimatik(Woelaningsih,1987).

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung
di daun. Anatomi daun dapat dibagi tiga bagian yaitu epidermis, parenkim, jaringan
pembuluh. Epidermis tersusun dari satu atau lebih lapis sel yang biasanya dilindungi oleh
lapisan kutikuladan lilin(Woelaningsih,1987).

Daun Jambu Biji (Psidium guajava)

Klasifikasi(Hapsoh, 2011).

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas : Rosidae
 Ordo : Myrtales
 Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
 Genus : Psidium
 Spesies : Psidium guajava L (Jambu Biji)

Deskripsi Tanaman

Jambu biji yang memiliki bahasa ilmiah Psidium guajava L. adalah salah satu
contoh tanaman yang sering kita jumpai di alam sekitar kita, pekarangan rumah, sekolah atau
dipinggir jalan. Tanaman atau tumbuhan jambu biji ini memiliki rasa yang enak dan memiliki
khasiat yang banyak.Tanaman buah jambu biji merupakan salah satu tanaman tropis yang
tumbuh banyak di kawasan indonesia. Di Indonesia sendiri tanaman ini disebut sebagai
tanaman jambu biji. Sejak dahulu tanaman ini sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Pemanfaatan tanaman jambu biji mulai dari daun, kulit serta buahnya (Hapsoh, 2011).

Jambu biji perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak. Batangnya
berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua
licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, Universitas Sumatera Utara ujung
tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6-
14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun,
berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat
telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak
bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul
di tengah, kecil-kecil. Keras, berwarna kuning kecoklatan (Hapsoh, 2011).

Jambu biji merah adalah tumbuhan dengan batang yang berkayu, mengelupas,
bercabang, dan berwarna cokelat, kulit batang licin,. Daun berwarna hijau dan tunggal, ujung
tumpul, pangkal membulat, tepi rata berhadapan, petulangan daun menyirip berwarna hijau
kekuningan. Bunganya termasuk bunga tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak
bunga berbentuk corong. Pada mahkota bunga berbentuk bulat telur, benang sari pipih
berwarna putih atau putih kekuningan. Berbentuk bulat seperti telur dan bijinya kecil-kecil,
keras, dan dalam nya berwarna merah pada jambu biji merah (Sabarno, Muhammad
Yusuf.2009).
Sedangkan ditemukan pada tanaman jammbu biji sebagai uji mikroskopik memiliki
epidermis atas dan bawah. Stomata bertipe anomositik yang banyak terdapat pada permukaan
bawah. Rambut penutup terdapat pada kedua permukaan . Indoblas terdapat pada beberapa
tempat, Kelenjer minyak dimana rongganya berbentuk lisigen besar dan Jaringan palisade
terdiri dari 5 sampai 6 lapis sel.

Hasil Pengamatan

Berikut ini merupakan gambar mikroskop dan gambar tangan dari jagung(Zea mays) pada
perbesaran 400 X

Gambar 1 : Gambar mikroskopis daun Gambar 2 : Gambar tangan

jambu biji pada perbesaran 400 X mikroskopik daun jambu biji

Keterangan :

1. epidermis bawah
2. epidermis atas
3. rambut penutup

Uji Analisis dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : Berbau seperti jambu

Warna : Hijau

Rasa : Seperti jambu


Uji Kimiawi

Sampel daun jambu biji + HCl Kristal Ca Oksalat larut (Ca oksalat +)

Rujukan Teori

Kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan
parenkim xilem. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat yang bersifat racun
bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapan-
endapan ini kemudian membentuk kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat.
Sifat kristal kalsium oksalat, apabila ditambahkan asam cuka dan sedikit dipanaskan, maka
akan terbentuk gelembung-gelembung gas karbondioksida. Selain menggunakan asam cuka,
dapat pula digunakan asam klorida dan asam sulfat. Salah satu benda ergastis yang menarik
untuk diamati pada bidang anatomi tumbuhan adalah kristal kalsium oksalat (Ca oksalat).
Kristal kalsium oksalat mempunyai beragam bentuk, bergantung jenis tumbuhannya (Wagner,
H. and Bladts, S., 1996).

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pada daun jambu biji hanya dapat ditemukan rambut
penutup dan juga epidermis. Dan untuk kandungaya hanya ditemukan kristal Ca oksalat.

Tempuyung (Sonchus arvensis)

Klasifikasi(Tersono A, 2003).

 kingdom : plantae
 divisio : magnoliophyta
 classis : magnoliopsida
 sub classis : asteriidae
 ordo : asterales
 familia : asteraceae
 genus : sonchus
 species : sonchus arvensis
Deskripsi Tumbuhan

Nama lain untuk tumbuhan ini, di jawa disbut dengan ga-ling, di sunda disebut rayana,
jawa tengah tempuyung, cina disebut niu she tou, di perancis disebut laiton des champs
sedangkan di inggris disebut dengan sow thistle. Tanaman tempuyung hidup liar di sawah,
ladang yang memiliki tanah yang lembab dan mendapat cukup sinar matahari. Pada umumnya
tanaman ini tumbuh diatas ketinggian 1700 m diatas permukaan laut. Dengan tinggi tanaman
sekitar 2 meter. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji. Benih memerlukan penyemaian
terlebih dahulu agar tidak mati karena kekeringan, rusak oleh terik matahari, terlalu basah
atau lembab dan pengaruh lain dari keadaan lingkungan yang buruk (Ardiansyah, 2005).

Daun tunggal, tidak bertangkai; helai daun berbentuk lonjong atau berbentuk lanset,
berlekuk menjari atau berlekuk tidak teratur; panggal daun menyempit atau berbentuk panah
sampai berbentuk jantung; pinggir daun bergerigi tidak teratur; panjang daun 6 cm sampai 48
cm, lebar daun 2 cm sampai 10 cm; permukaan daun sebelah atas agak kasar dan berwarna
lebih pucat (Tersono A, 2003).

Tempuyung sudah lama digunakan sebagai obat tradisional, terutama untuk penyakit
batu ginjal karena sifatnya yang diuretik (peluruh). Namun, kandungan tempuyung yang
terdiri dari berbagai mineral dan senyawa aktif membuat tempuyung juga mampu mengatasi
aneka penyakit lainnya. Kandungan-kandungan tadi lebih banyak terdapat pada daun
tempuyung. Daun tempuyung mengandung ion-ion mineral seperti silika, kalium, magnesium,
dan natrium. Daun tempuyung juga mengandung senyawa organic seperti flavanoid
(kaempferol, luteolin-7-0 glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida), taraksasterol, inositol,
kumarin (skepoletin), dan asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat) (Soenanto, H dan Sri
Kuncoro, 2005).

Deskripsi tanaman

Berikut ini merupakan gambar literatur dari senna pada perbesaran 100x

Gambar Literatur daun senna (Anonim,1980).

Keterangan : flavonoid berwarna kuning


dengan pereaksi identifikasi
Rujukan Teori

Dalam analisis flavonoid digunakan kontrol negatip daun paku. Menurut Samuelsson, 1999,
flavonoid tersebar dalam tumbuhan paku dan tumbuhan tinggi, berada dalam bentuk bebas
maupun glikosida. Mereka berbeda dalam kandungannya, berbeda pada gugus hidroksil atau
metoksil, dan posisi residu gula yang terikat pada aglikon. Hasil penelitian terhadap hidrolisat
asam 40 tumbuhan paku, suku Aspleniaceae menunjukkan bahwa 13% diantaranya
mengandung flavon termetilasi, 13% flavon C-glikosida, dan proantosianidin. Aglikon
flavonoid dari Angiospermae didasarkan pada kaemferol dan kuersetin (Umikalsom dan
Harborne, 1991). Adanya gugus OH yang termetilasi menyebabkan flavonoid tersebut tidak
dapat teridentifikasi dengan pereaksi amoniak, NaOH, AlCl3, dan sitroborat (Mabry dkk.,
1970; Robinson, 1983).

Kumis Kucing (Orthosiphon stamienus)

Klsifikasi(Budiman,2013)

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub Divisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Tubiflorae
 Family : Lamiaceae
 Genus : Orthosiphon
 Spesies : Orthosiphon aristatus

Deskripsi Tanaman

Kumis kucing meru

pakan tumbuhan semak tahunan yang dapat tumbuh mencapai 50-150cm. Kumis
kucing berjenis akar tunggang, batangnaya berkayu berbentuk persegi empat agak beralur,
beruas-ruas, bercabang dan berwarna hijau keunguan. Daun berbentuk bulat telur, lonjong,
berwarna hijau, panjang <10 cm dan lebar 3-5 cm. Tangkai berbentuk bulat berwarna ungu
kehijauan, atau hijau tergantung varietas. Posisi daun pada batang berhadapan dan selang-
seling, tulang daun bercabang-cabang(Cyntia,2012). Pada bagian tepi daun bergerigi dengan
ujung dan panjang runcing. Bunga kumis kucing berupa bunga majemuk berbentuk malai
yang terletak di ujung ranting dan cabang dengan mahkota bunga berbentuk bibir. Pada bunga
terdapat kelopak yang berlekatan dengan ujung terbagi empat dan berwarna hijau. Benang sari
pada bunga berjumlah empat dengan kepala sariberwarna ungu. Sedangkan putik pada bunga
berjumlahsatu dan berwarna putih. Kumis kucing memiliki buah berbentuk kotak dan bulat
telur, yang berwarna hijau ketika masih muda dan berubah warna menjadi hitam setelah tua.
Biji kumis kucing berukuran kecil dan berwarna hijau ketika masih muda yang menghitam
setelah tua(Budiman,2013).

 Manfaat

Ada dua jenis kumis kucing yang dikenal: Orthosiphon stamineus yg berbunga ungu
dan Orthosiphon aristatu yang berbunga putih. Kandungan senyawa kimia di dalamnya
adalah: saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, myoinositol, orthosipon glikosida, minyak
atsiri, dan garam kaliu. Daun kumis kucing berkhasiat sebagai peluruh air seni, obat ginjal,
obat kencing manis, obat tekanan darah tinggi, dan obat encok(Cyntia,2012).

Flavonoid yang terkandung di dalam kumis kucing memiliki kemampuan dalam


menghambat enzim glukosidase dan alfa amilase yang berfungsi dalam memecah karbohidrat
menjadi monosakarida. Dengan penghambatan tersebut maka pemecahan karbohidrat menjadi
monosakarida menjadi gagal sehinggat tidak terdapat glukosa (monosakarida) yang dapat
diserap oleh usus dan terjadilah penurunan kadar glukosa dalam darah(Cyntia,2012).

Saponin juga merupakan zat terkandung di dalam kumis kucing yang berfungsi dalam
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Saponin memiliki pengaruh dalam menghambat
Na+/D-glucose cotransport system (SGLUT) di membran brush border intestinal, sehingga
tidak terdapat transport glukosa di intestinal. Hal ini kemudian mempengaruhi penyerapan
glukosa menjadi penyerapan glukosa di intestinalterhambat dan menyebabkan efek
hipoglikemik(Cyntia,2012).

Pegagan (Centella asiatica)

Klasifikasi (Musyarofah et al, 2007)

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Kelas : Dicotyledone
 Ordo : Umbillales
 Family : Umbilliferae
 Genus : Cantella
 Spesies : Cantella asiatica

Deskripsi Tanaman

Tanaman pegagan (Centella asiaticaL. Urban) merupakan tanaman liar yang banyak
tumbuh di berbagai tempat seperti di ladang, perkebunan maupun di pekarangan. Pegagan
berasal dari Asia tropik, menyukai tanah yang agak lembab, cukup sinar atau agak terlindung
serta dapat ditemukan di dataran rendah sampai dengan ketinggian 2500 m dpl(Musyarofah et
al, 2007). Pegagan tumbuh merayap menutupi tanah,tidak berbatang, tinggi tanaman antara
10-50 cm, memiliki daun satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan terdiri dari 2-10
helai daun. Daun berwarna hijau, berbentuk seperti kipas, buah pinggang, atau ginjal;
permukaan dan punggungnya licin; tepinya agak meengkung ke atas, bergerigi, dan kadang-
kadang berambut; tulangnya berpusat di pangkal dantersebar ke ujung; serta berdiameter 1-7
cm. tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang berukuran 5-15 cm tergantung dari
kesuburan tempat tumbuhnya. Sepanjang tangkai daun beralur dan di pangkalnya terdapat
sisik yang sangat pendek, licin, tidak berbulu, berpadu dengan pangkal tangkai
daun(Winarto,2003).

Tangkai bunga pegagan sangat pendek, keluar dari ketiak daun, tersusun dalam
karangan seperti paying, berwarna putih sampai merah muda atau agak kemerah-merahan.
Junmlah tangkai bunga antara 1-5. Bentuk bunga bundar lonjong, cekung, dan runcing ke
ujung dengan ukuran sangat kecil. Kelopak bunga tidak bercuping serta tajuk bunga
berbentuk bulat telur dan meruncing ke bagian ujung(Winarto,2003).

Buah pegagan berukuran kecil, panjang 2-2,5 mm, lebar 7 mm, berbentuk lonjong atau
pipih, menggantung, baunya wangi, rasanya pahit, berdinding agak tebal, kulitnya keras,
berlekuk dua, berusuk jelas,dan berwarna kuning. Sementara itu, akarnya rimpang dengan
banyak stolon (akar berbentuk rumpun), berkelompok dan lama kelamaan meluas hingga
menutupi tanah, merayap, dan berbuku-buku. Akar keluar dari buku-buku tersebut dan
tumbuh menjurus ke bawah atau masuk ke dalam tanah. Akar berwarna agak kemera-
merahan. Perkembangbiakan pegagan bisa dari stolon dan bisa pula dengan
biji(Winarto,2003).
Tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat penyembuh luka, radang, reumatik,
asma, wasir, tubercolosis, lepra, disentri, demam dan penambah darah. Fungsi lain dari
pegagan antara lain sebagai obat penenang, obat penghilang sakit, antidepressive,
antimicrobial, antiviral. Kandungan kimia pegagan antara lain asiaticoside, asiatic acids,
thankunisid, isothankuniside, made-cassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid,
madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carote-noids, hydrocotylin, vellarine, tannin serta
garam mineral seperti K, Na, Mg, Fe, minyak atsiri (1%), pektin (17.25%) dan vitamin
B(Musyarofah et al, 2007).

Penampang melintang daun pegagan perbesaran 100x (Winarto,2003).

Keterangan

Ea : epidermis atas

Eb : epidermis bawah

P : parenkim palisade

S : parenkim bunga karang

Rs : ruang antar sel

Rujukan teori pegagan

Berdasarkan pengamatan mikroskopik daun pegagan memiliki epidermis atas terdiri


dar 1 lapis sel jernih berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, kutikula bergaris. Sel
epidermis bawah mirip sel epidermis atas, tetapi lebih kecil. Stomata tipe anisositik berbentuk
corong, dengan 2 sel tetangga yag kecil dan 1 sel tetangga llebih besar, terdapat lebih banyak
pada epidermis bawah daripada epidermis atas(Andhika,2012)
Daun Sirih (Piper betle)

Klasifikasi (Anonim,1980)

 Kingdom: Plantae

 Ordo: Piperales

 Family: Piperaceae

 Genus: Piper

 Species: P. betle

 Nama Binomial: Piper betle

Deskipsi Tanaman

Tanaman merambat ini bisa mencapai


tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan
bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5
- 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk
berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1
mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan
panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua
benang sari yang pendek sedang pada bulir betina
panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna
putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.
Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan(Batubara, 2008).

Deskripsi tanaman

Hasil Pengamatan
Berikut ini merupakan gambar mikroskop dan gambar literatur dari daun sirih :

2
3

Gambar penampang melintang daun sirih perbesar 100x Gambar sayatan paradermal (400x)

Gambar penampang melintang aun sirih (Hargono,1995).

Keterangan :

1. Sel epidermis atas

2. Kandungan lignin
3. Stomata

Analisis dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : aromatik khas

Warna : hijau
Rasa : pedas

Uji Kimiawi

Sediaan + Sudan III Merah (Minyak Atsiri+)

Sediaan + HCl 25%+ Fluoroglusin Merah (Lignin +)

Berdasarkan Hasil yang diperoleh pada praktikum daun sirih terdapat minyak atsiri
karena pada saat diuji mendapatkan hasil yang positif dengan Reagen Sudan III dengan cara
slide glass diberi setetes air, kemudian sediaan yang berupa irisan melintang daun sirih
diletakkan pada slide glass, ditutup dengan cover glass, dan diamati pada mikroskop.
Kemudian ditambahkan reagen Sudan III untuk menguji minyak atsiri yang terdapat pada
sampel yang menghasilkan warna merah pada sampel menunjukkan bahwa amilum (+).
Berdasarkan uji mendapatkan hasil positif dengan reagen HCL 25% dan fluoroglisin.

Rujukan Teori

Lignin bukan termasuk dalam golongan karbohidrat, tetapi berada dalam tanaman dan
merupakan bagian atau kesatuan dalam karbohidrat. Lignin sebagai lapisan pelindung
menyatu dengan selulosa dan hemiselulosa pada struktur jaringan tanaman pada saat
pertumbuhan yang dapat melindunginya dari serangan bakteri. Lignin selalu berasosiasi
dengan selulosa dan hemiselulosa sehingga dari segi nutrisi perlu diperhatikan sebagai bagian
penting pada serat kasar. Lignin merupakan gabungan dari beberapa senyawa yang erat
hubungannya satu dengan lainnya. Lignin sangat tahan terhadap setiap degradasi kimia,
termasuk degradasi enzimatik(Woelaningsih,1987).

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung
di daun. Anatomi daun dapat dibagi tiga bagian yaitu epidermis, parenkim, jaringan
pembuluh. Epidermis tersusun dari satu atau lebih lapis sel yang biasanya dilindungi oleh
lapisan kutikuladan lilin(Woelaningsih,1987).

Pembahasan

Dari hasil yang telah diteliti didapatkan rambut penutup yang berwarna merah, stomata
yang bertipe anomositik karena sel tetangganya tidak bisa dibedakan dengan parenkim. Pada
literatur diatas bahwa struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil,dan jaringan
pelindung.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa daun sirih terdapat stomata bertipe anomositik, serta
mengandung minyak atsiri dan lignin.

Salam (Syzygium polyanthum Wigh Walp.)

Klasifikasi : (Woelaningsih,1987).

 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan p dengan pembuluh)

 Super Divisi: Spermatophyta (Mampu menghasilkan biji)

 Divisi: Magnoliophyta (Memiliki kemampuan


berbunga)

 Kelas: Magnoliopsida (memiliki keping dua atau


dikotil)

 Sub Kelas: Rosidae

 Ordo: Myrtales

 Famili: Myrtaceae (dari suku jambu-jambuan)

 Genus: Syzygium

 Spesies: Syzygium polyanthum Wigh Walp

Deskripsi Tanaman

Nama latin daun salam ini sendiri adalah Syzygium polyanthum Wigh Walp. Apabila
dilihat dari sub poin kerabat/familinya yakni Myrtaceae (suku jambu-jambuan) maka berarti
daun salam ini masih berkerabat dengan Duwet, Cengkeh, Jambu Mawar, jambu semarang,
jambu bol, kopo dan masih banyak lagi lainnya. Masih dari informasi klasifikasi di atas, kita
bisa menyimpulkan tanaman ini memiliki pohon dengan batang berkambium. Kabarnya ia
bisa mencapai ketinggian 30 meter. Adapun bagian kulit batangnya memiliki warna abu-abu,
teksturnya pecah-pecah dan terlilah bersisik kasar. Daun dari tanaman salam ini memiliki
tangkai dengan panjang hingga 12 mm. Helai daunnya berbentuk jorong sedikit lonjong
(lanset). Sebagai tumbuhan, ia juga bisa berbunga dan umumnya dijumpai tumbuh pada
bagian bawah daun dan terkadang juga di ketiak daun. Bunga tumbuhan salam ini cenderung
kecil, baunya harum dengan kelopak serupa mangkuk. Dalam kajian lainnya, ia terkadang
juga disebut dengan nama lain yakni Eugenia polyantha Wight. Kedua nama latin ini
bersinonim dan sama-sama merujuk pada tumbuhan salam. Tak hanya nama latin daun salam
saja yang beragam. Dalam kehidupan sehari-hari ia juga dikenal dengan berbagai nama antara
lain: Meselengan (Sumatera), Manting (Jawa), Ubar Serai (Melayu), Kastolam (Kangean) dan
lain-lain. (Woelaningsih,1987).

Hasil Pengamatan

Sel sekret

Stomata

Perbesaran 100x
Perbesaran 400x

Analisa Hasil dan Pembahasan

Uji Organoleptis

Bau : Khas aromatik

Warna : Hijau

Rasa : Sedikit pahit

Uji kimiawi

Sediaan + Sudan III minyak atsiri


(+) merah

Sediaan + HCl 25% + Floroglusin


lignin (-)

Sediaan + IKI amilum (-)

Dari percobaan dengan penambahan


reagen untuk mendeteksi adanya lignin
ataupun benda ergastik lainnyaditemukan adanya atau mengandung minyak pada daun salam,
karena pada penambahan menunjukan adanya warna merah pada pengamatan dari sayatan
daun salam. Dan pada daun salam tidak ditemukannya adanya lignin ataupun butir amilum.

Rujukan Teori

Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial,
minyak terbang serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati  atau berasal
dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok
(untuk pengobatan) alami dan mempunyai aroma khas. Dalam perdagangan minyak atsiri
dikenal sebagai bibit minyak wangi. Adapun beberapa ciri-ciri dari Minyak atsiri bersifat
mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan senyawa komponennya kuat
mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga memberikan efek psikologis
tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi
sesuai dengan bau tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut dalam air. (Woelaningsih,1987).

Pembahasan

Dari hasil yang telah diteliti dengan sayatan membujur pada daun salam yang tampak
terlihat adalah stomata dan juga sel parenkima, dibandingkan dengan literature yang didapat
tidak sama dikarenakan pada literature yang didapatkan adalah sediaan dari sediaan dengan
sayatan melintang sehingga tampak berbeda dari sel yang ditemukan dan juga bentuknya.tapi
dalam sediian sayatan ataupun melintang tetap masih didapatkan stomata pada daun salam.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dapat sediaan preparat daun melintang ataupun membujur akan
tetap selalu Nampak adanya stomata walau dalam pandangan yang berbeda.
Daftar Pustaka
Abubakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu Pati Amilum. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner 2005.

Adisarwanto, T dan Widyastuti, Y.E., 2000. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering,
Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anwar, E. et al. 2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam
Formula Sediaan Tablet dan Niosom. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 1, No. 1, 34-46.

Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Ardiansyah,2005, Pangan Tradisional Sebagai Pangan Fungsional, Artikel IPTEK, Jakarta,


22,59,24

Asmara, T. Daru.2009.Akar Wangi (Andropopagon zizanoides. urban).Bandung: Universitas


Islam Bandung.

Astuti, Yeti, 2009, Analisi Amilum, Gramedia, Jakarta.

Batubara, P. L., 2008, Farmakologi Dasar, Jakarta: penerbit leskonfi.

Juniarso, E., T., Safari, A., dan Pamungkas, R., A., 2007, Pemanfaatan Pati (Sardinella Sp.)

Hapsoh, 2011. Morfologi tumbuhan untuk sintesis obat. Cempaka press. Bandung.

Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio-resorces and Stress


Management, 2(3):250-256

Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative Anatomy of

Bachi, P., 2008. Southern Corn Rust. University of Kentucky Research, Bugwood.
Rahmat, MiftaNur, 2010, Ulasan Sekilas Mengenai KLT, Kendari: Zam-zam Office.

Sitompul, S., 2004, Analisis Amilum dalam Tepung jagung dan kentang, Buletin Tekhnik
Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.

Sabarno, Muhammad Yusuf.2009. Konservasi tumbuhan obat. Volume 34

Tjitrosoepomo, Gembong.  2005 . Morfologi tumbuhan . Yogyakarta. Gadjah   Mada


University Press

Tersono, A, 2003, Permanfaatan Obat dan Jus Obat, Cipta Adi Pustaka, Jakarta, 113.

Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan
Biologi Fak. Tarbiyah Dan Keguruan UIN SGD Bandung.

Woelaningsih, Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : UT.

Anda mungkin juga menyukai