Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SKILL LAB

SPACE MAINTAINER

BLOK 18. PARADIGMA SEHAT

Oleh :

Elindah Ayunin Arrum 171610101031


Kelompok : A2

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2020
DAFTAR ISI

Cover 1

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Space Maintainer 5

2.2 Indikasi dan Kontraindikasi Space Maintainer 5

2.3 Macam-Macam Space Maintainer 6

2.4 Syarat Space Maintainer 8

2.5 Analisis Perhitungan Ruang 9

2.6 Macam-Macam Analisis Ruang pada Geligi Campuran 11

2.7 Macam-Macam Desain Space Maintainer 13

BAB III PEMBAHASAN 19

BAB IV KESIMPULAN 22

BAB V DAFTAR PUSTAKA 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gigi sulung memiliki peranan yang penting bagi anak, gigi sulung berfungsi untuk
membantu proses pencernaan, pengucapan dan estetika. Selain itu, gigi sulung juga
mempunyai fungsi istimewa, yaitu sebagai pedoman penentu atau petunjuk gigi
permanen agar kelak tumbuh pada tempatnya dan menjaga pertumbuhan lengkung
rahang.
Tujuan utama pada bidang kedokteran gigi anak adalah menjaga gigi sulung
tersebut tetap berada didalam rongga mulut hingga waktunya tanggal. Perlu diingat
bahwa sebagai praktisi dalam bidang kedokteran gigi, kesehatan gigi yang normal tidak
hanya dilihat dari mahkota klinisnya saja yang dikelilingi oleh jaringan gingiva yang
sehat, akan tetapi dilihat juga dari segi jumlah, bentuk, ukuran, posisi, angulasi, kontak
oklusal, fonetik, dan estetik (Major, 1984).
Perkembangan oklusi dari gigi desidui menuju gigi permanen merupakan
suatu rangkaian kejadian yang dapat terjadi secara bertahap dan tepat waktu. Periode
pergantian dari gigi ini berpengaruh pada beberapa faktor seperti faktor fungsional,
estetik dan oklusi, apabila rangkaian ini terganggu maka akan muncul beberapa masalah
yang akan mempengaruhi perkembangan oklusi dan gigi permanen (Clarice, 2013).
Kehilangan geligi sulung yang terlalu dini/prematur dapat mengakibatkan lengkung
gigi dan oklusi yang tidak normal pada geligi tetap yang akan erupsi. Tanggal prematur
gigi sulung dapat disebakan oleh adanya karies gigi ataupun karena pencabutan.
Akibatnya gigi permanen yang akan tumbuh tidak mempunyai petunjuk sehingga sering
salah arah dan akan mengakibatkan gigi tetangganya bergeser karena adanya gaya ke
mesial dari gigi posterior yang erupsi pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan
dan perkembangan (Andlaw & Rock, 1992).
Gigi molar pertama desidui merupakan faktor penentu dalam perkembangan oklusi
gigi. Apabila ekstraksi dini gigi molar pertama desidui atau premature loss tidak dapat
dihindari karena karies yang sangat luas, maka dokter gigi harus mempertimbangkan
resiko kehilangan ruang sehingga dapat terjadinya maloklusi (Barberia dkk., 2006).

3
Pilihan yang dapat digunakan untuk mempertahankan dengan menggunakan space
maintainer. Space maintainer digunakan untuk mempertahankan ruang sampai gigi
permanen pengganti erupsi (Setia dkk, 2013). Oleh karena itu, penggunaan space
maintainer diharapkan dapat mempertahankan ruang gigi desidui yang hilang tersebut
sehingga calon gigi yang akan tumbuh di tempat tersebut dapat tumbuh dengan benar.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Space Maintainer

Premature ekstraksi memerlukan penanganan yang tepat dan terapi yang


terbaik ialah penggunaan space maintainer. Space maintainer yaitu alat yang
bersifat pasif dan digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi
sulung, alat ini yang dipasang diantara dua gigi. Ruang yang terjadi akibat gigi
tanggal prematur perlu dipertahankan sebelum gigi tetangga bergeser, sehingga
untuk mencegah agar ruangan tersebut tidak ditempati gigi-gigi yang berdekatan
perlu dipasang piranti yang disebut space maintainer (AAPD,2009; Rahardjo,
2009). Meskipun berguna dalam mempertahankan ruang bekas pencabutan tetapi
penggunaan space maintainer terkadang menimbulkan kerusakan pada jaringan
lunak mulut terutama pada penggunaannya dalam waktu yang lama. Oleh karena
itu indikasi dan kontra indikasinya harus diperhatikan dengan baik agar perawatan
dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

2.2 Indikasi dan Kontra Indikasi Space Maintainer

Indikasi perawatan space maintainer :


1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap
erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan
masih terdapat ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya.
2. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di
tempat yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space
maintainer ini dapat diinstruksikan sambil memberi efek menghilangkan
kebiasaan buruk.
3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang
4. Kebersihan mulut baik.

Kontraindikasi perawatan space maintainer :

1. Tulang alveolus di atas gigi pengganti tidak ada dan cukup ruang untuk erupsi

2. Tersedia cukup ruang dan tidak ada gejala adanya penutupan ruang

5
3. Terdapat beda yang cukup besar antara pencabutan dengan yang diperlukan
untuk perawatan ortodonsia
4. Gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.

2.3 Macam-Macam Space Maintainer

Space maintainer diklasifikasikan berdasarkan cara pemasangannya yaitu

removable, semifixed dan fixed (Foster, 1997); berdasarkan fungsionalnya yaitu

space maintainer fungsional dan space maintainer non fungsional; serta

berdasarkan kemampuannya menggerakkan gigi yaitu space maintainer aktif dan

pasif.

A. Space Maintainer berdasarkan cara pemasangannya :


1. Removable
Ada dua macam konstruksi removable space maintainer:
a. Removable Space maintainer tanpa klamer retensi (seluruhnya terbuat dari
akrilik), dibuat bila kehilangan gigi bilateral simetris. Retensinya
didapatkan dari tepi-tepi servikal gigi. Dapat dibuat dengan self curing
acrylic karena mudah dan mempercepat waktu pembuatan
b. Removable Space maintainer dengan klamer retensi dibuat pada kasus
yang memerlukan retensi dari kawat klamer.

Gambar 1, removable space maintainer

2. Semi fixed atau Fixed space maintainer


Fixed space maintainer adalah space maintainer cekat yang mempunyai 2
gigi abutment atau pada sebelah mesial dan distal diastema, sedangkan yang

6
dimaksud dengan Semifixed space maintainer adalah space maintainer cekat
dengan pegangan pada satu sisi dari diastema.

Gambar 2, fixed space maintainer

B. Klasifikasi Space Maintainer Berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya, Space maintainer dibagi menjadi Space maintainer
fungsional dan Space maintainer non fungsional. Space maintainer fungsional
ditujukan untuk mendukung fungsi pengunyahan. Contohnya, pada daerah
diastema dapat dibuat dengan tambahan elemen gigi atau tanpa elemen gigi
tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berkontak dengan gigi
antagonisnya.
Keuntungan penggunaan space maintainer fungsional adalah pasien dapat
mengunyah sesuai dengan fungsi gigi. Namun, perlu diperhatikan waktu erupsi
gigi pengganti karena bila kurang kontrol dapat mengganggu erupsi gigi tetap
akibat terhalangi oleh plat.

Gambar 3. Space maintainer Fungsional

C. Klasifikasi Space Maintainer Berdasarkan Kegunaannya


Space maintainer pasif merupakan space maintainer yang hanya berfungsi
untuk menahan ruang. Space maintainer ini dapat dikombinasikan dengan jenis
fungsional seperti menambahkan elemen gigi geligi. Space maintainer aktif
atau disebut juga space regainer, yaitu digunakan untuk mendapatkan ruang
7
kembali akibat penyempitan diastema. Space regainer ini merupakan space
maintainer removable yang ditambahkan dengan kawat yang dapat diaktifkan
seperti menggunakan klamer, kawat stainless steel, atau expansion screw.
Pemakaian alat ini membutuhkan kontrol rutin yang direncanakan agar
evaluasi sesuai yang diharapkan.

Gambar 4, Space Regainer


Adapun klasifikasi space maintainer menurut Snawder 1980 :
a) space maintainer cekat dengan band
b) space maintainer cekat tanpa band atau dengan etsa asam,
c) space maintainer lepasan dengan band atau semi-cekat
d) space maintainer lepasan tanpa band
e) space maintainer fungsional atau dapat dikunyah
f) space maintainer non fungsional

(Hprimaywati, 2008; AAPD, 2009).

2.4 Syarat Space Maintainer

Space maintainer harus memenuhi syarat seperti berikut:


a. Harus mempertahankan dimensi proksimal yang diiginkan disebabkan oleh
kehilangan gigi
b. Harus bersifat fungsional
c. Tidak boleh mengganggu erupsi gigi yang beroklusi
d. Tidak boleh mengganggu erupsi pengganti gigi permanen
e. Tidak boleh mengganggu bicara, mastikasi atau gerakan fungsional mandibular
f. Harus sederhana dan kuat
g. Tidak boleh memberi tekanan yang lebih di gigi sebelah
h. Mudah dibersihkan
i. Tidak membatasi pertumbuhan dan fungsi normal
(Rao, 2012).

2.5 Analisi Perhitungan Ruang Pada Penerapan Space Maintainer


8
Ada dua metode penilaian yang umum digunakan, yaitu pengamatan langsung dan
analisis gigi bercampur.

a. Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung dari ukuran lengkung rahang atau ruang tempat mana gigi
tetap yang akan bererupsi dapat dilakukan dengan melihat langsung ukuran gigi-
gigi sulung dalam mulut anak sehingga dapat diperkirakan ukuran gigi pengganti.
Penilaian potensi ruang dengan pengamatan langsung dapat juga dilakukan dengan
bantuan foto rontgen dari gigi-gigi yang belum bererupsi yang dapat menunjukkan
ukuran lengkung gigi dari gigi pengganti.

a. Analisis Gigi-geligi Campuran

Analisis gigi-geligi campuran dilakukan untuk mengukur ruang yang ada dalam
mulut anak dan membandingkan dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang
sesuai dari gigi permanen. Ruang paling penting yang harus dipertimbangkan
dalam analisis manapun adalah ruang yang ditempati oleh gigi kaninus, premolar
satu dan premolar dua. Sebagai pedoman umum, ruang untuk gigi-gigi kaninus dan
premolar permanen atas kurang lebih 23,0 mm dan 21,0 mm untuk RB. Ada
beberapa metode analisa gigi geligi campuran yang sering digunakan diantaranya
adalah: analisis Moyers dan analisis Nance. Penggunaan analisis ruang cara Moyers
pada masa gigi-geligi campuran membuat dokter gigi dapat bertindak secara dini
untuk memecahkan beberapa masalah yang dapat diatasi dengan prosedur
interseptif seperti space maintainer (McDonald, 1987).

Pemakaian sistem analisa ini memungkinkan dokter gigi untuk memprediksikan


kemungkinan pengaturan gigi-gigi permanen dalam ruang lengkung yang ada, juga
dapat memprediksikan seberapa besar ruang yang dibutuhkan untuk mencapai
pengaturan yang baik. Terdapat beberapa metode perhitungan yang digunakan
dalam analisis periode gigi bercampur, yaitu : Metode Nance, metode Moyers,
metode Huckaba, metode Johnson dan Tanaka (Sim,1977).

Diskrepansi = tempat yang tersedia – tempat yang dibutuhkan

9
Dalam menganalisa kebutuhan ruang pada perawatan ortodonti, kita mengenal
beberapa istilah antara lain :

1. Diskrepansi ruang adalah ketidakseimbangan antara ruang yang dibutuhkan


dengan ruang yang tersedia pada lengkung gigi pada masa gigi pergantian.

2. Ruang yang dibutuhkan (required space) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi
kaninus, premolar satu dan premolar kedua yang belum erupsi/sudah erupsi, serta
keempat gigi insisivus.

3. Ruang yang tersedia (available space) adalah ruang di sebelah mesial molar
pertama permanen kiri sampai mesial molar pertama permanen kanan yang akan
ditempati oleh gigi-gigi permanen pada kedudukan yang benar yang dapat diukur
pada model studi.

Ada beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu menganalisa
kebutuhan ruang dalam perawatan ortodonti, yaitu :

1. Model studi
2. Rontgenogram
3. Tabel perkiraan
4. Rumus
5. Alat ukur : sliding calipers (jangka sorong), symmetograph, brass wire, jangka
berujung runcing dan penggaris

Ada berbagai analisa yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang
dalam perawatan ortodontik, hal ini tergantung pada fase pertumbuhan gigi.

a. Analisa pengukuran ruang pada fase geligi permanen : Nance, Lundstrom,


Bolton, Howes, Pont, dan diagnostic setup (Kesling). Diskrepansi = tempat yang
tersedia – tempat yang dibutuhkan

b. Analisa pengukuran ruang pada fase geligi campuran : Analisa gambaran


radiografi, Analisa menggunakan Tabel Probabilitas (Moyers), dan analisa Tanaka-
Johnston.
10
2.6 Macam-Macam Analisis Ruang pada Geligi Campuran
I. Metode Nance
Dasar : Adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi desidui dengan gigi
pengganti.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh memiliki cukup
ruang, kekurangan ruang, atau kelebihan ruang.
Gigi-gigi yg dipakai sebagai dasar : C M1 M2 dan gigi pengganti 3 4 5.
Lee Way Space : selisih ruang anterior ruang yang tersedia dan ruang yang
digunakan. Masing-masing sisi rahang atas 0,9 mm dan rahang bawah 1,7 mm.
II. Metode Moyers
Metode Moyers diuraikan oleh: Moyers, Jenkins, dan staf Ortodonsi
Universitas Michigan. Pada analisis ini, sebelum menempatkan space
mainteiner atau memulai pergerakan gigi, dokter gigi harus mengevaluasi
panjang lengkung gigi secara menyeluruh. Hal ini sangat penting selama
pertumbuhan gigi permanen dan periode gigi bercampur. Pada analisis Moyers
harus diperhatikan mengenai panjang lengkung dan ukuran dari gigi geligi.
Analisis Moyer memilki beberapa manfaat. Analisis ini didasarkan pada
ukuran gigi baik salah satu gigi maupun sekelompok gigi dan memperkirakan
secara akurat ukuran gigi yang lain pada mulut. Gigi insisivus rahang bawah,
erupsi lebih awal pada pertumbuhan gigi bercampur dan mungkin diukur secara
akurat (McDonald,1987).
Keuntungan :
a. Kesalahan sedikit dan ralat kecil sehingga diketahui dengan tepat.
b. Dapat dikerjakan ahli atau bukan ahli
c. Tidak butuh banyak waktu
d. Tidak perlu alat khusus
e. Dapat dikerjakan dalam mulut atau model
f. Baik pada rahang atas atau rahang bawah.
Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain
Kelompok gigi yang dipakai sebagai pedoman 21 12
Alasan :
1. Gigi tetap yang tumbuh paling awal
2. Mudah diukur dengan tepat pada intraoral/extraoral
3. Ukuran tidak bervariasi banyak dibandingkan pada rahang atas
Prosedur

11
A. Siapkan:
- model RA & RB
- jangka sorong
- tabel kemungkinan
B. RB: misal sisi kanan dulu
1. Ukur lebar mesiodistal 21 12, jumlahkan
2. Tentukan jumlah ruang yang diperlukan jika gigi tersebut diatur dalam
susunan yang baik, caranya: beri tanda, cari ruang yang disediakan untuk c m1
m2 sisi kanan atau kiri, berapa ruang 3 4 5 yang seharusnya, lihat tabel rahang
atas, bandingkan, kemungkinan hasilnya.
· Perbedaan:
1. Tabel kemungkinan dipakai rahang atas
2. Overjet harus dipertimbangkan
III. Metode Huckaba
Untuk mengkompensasi karena pembesaran bayangan gigi pada roentgen foto
maka diusulkan rumus untuk menentukan ukuran mahkota gigi permanen yang
belum erupsi dengan roentgen foto sebagai berikut :
x=y
x’ y’
dimana,
y’ = lebar gigi sulung yang diukur pada X-ray film
y = lebar gigi sulung yang sama yang diukur pada studi model atau dalam mulut
x’ = lebar gigi permanen pengganti pada X-ray film

x = lebar sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi


IV. Metode Johnson dan Tanaka
Tujuan dari analisis ini, yaitu : Untuk menganalisis lebar lengkung gigi
(merupakan variasi dari metode Moyers).18
Prosedur
- Ukur jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah
- Lalu gunakan rumus :
jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah = X
2
12
Jadi, Available space RB = X+10,5 mm
Available space RA = X+11mm

2.7 Macam-Macam Desain Space Maintainer

Ada berbagai jenis klamer yang dapat dipergunakan pada Removable Space
Maintainer, yaitu:

Klamer Labial bow

Klamer labial bow berfungsi untuk mencegah gigi bergerak ke depan pada
rahang atas dan pada rahang bawah hanya perlu digunakan jika terjadi
overbite.Tujuan pembuatan labial bow pada rahang bawah hanya untuk retensi
supaya alat tetap pada tempatnya. Letak labial bow harus cukup jaraknya dari
gingiva dan jangan sampai mengenai interdental papila karena dapat mengiritasi
gingiva. Sebaiknya lengan labial bow dibuat melalui cusp dari gigi C tetapi
tidak boleh mengganggu oklusi.

Gambar 5 Klamer Labial Bow


Occlusal rest
Occlusal rest berfungsi untuk menghindari kemungkinan terjadinya hambatan
pertumbuhan rahang ke arah lateral. Pada umunya digunakan pada rahang bawah
yang tidak menggunakan labial bow.

13
(A) (B)
Gambar 6 (A dan B) Occlusal Rest
Interproximal spur atau interproximal loop
Interproximal loop dipakai sebagai retensi tambahan pada anak-anak karena
sering memainkan lidahnya. Space maintainer yang tetap dipakai waktu makan
perlu dibuatkan klamer retensi. Klamer ini dapat dipakai pada rahang atas
maupun rahang bawah.

Gambar 7. Interproximal Loop

Klamer C
Klamer C dibuat hampir mengelilingi gigi dan dapat menghasilkan retensi yang
cukup baik. Namun demikian, pemasangan klamer C dapat menghalangi
pertumbuhan tulang rahang ke arah lateral. Oleh karena itu, diperlukan kontrol
yang teratur pada penggunaan klamer C. Jika terlihat gejala akan terjadi
crossbite maka pemakaian klamer ini dapat diganti dengan occlusal rest.

Adapun berbagai jenis desain yang dapat dipergunakan pada Fixed Space
Maintainer, yaitu:
Band/crown and loop
Indikasi dari penggunaan band / crown and loop ini adalah kehilangan gigi
molar satu sulung unilateral sebelum atau setelah erupsi gigi molar satu
permanen atau kehilangan bilateral gigi molar sulung pertama sebelum erupsi
gigi molar pertama permanen. Band and loop terdiri dari sebuah band yang
ditempatkan di gigi abutment dengan loop di daerah edentulous disolder dengan
band. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain loop. Lengan dari
loop harus ditempatkan pada sepertiga tengah dan servikal dan tidak menganggu
14
oklusi. Kontur dari loop harus disesuaikan dengan kontur gingiva dan lebar
bukolingual dari loop harus cukup untuk erupsi premolar dalam loop. Loop
harus disesuaikan minimal berjarak 0,5 mm dari jaringan gingiva dan sebebas
mungkin dari gaya kunyah.
Keuntungan penggunaan band/crown and loop antara lain konstruksinya
yang mudah dan cepat, waktu kunjungan yang lebih sedikit, dan banyak
modifikasi yang bisa digunakan. Sementara itu, kekurangannya antara lain tidak
bisa menyeimbangkan lengkung rahang, tidak fungsional, tidak bisa digunakan
untuk kehilangan beberapa gigi, dan kadang alat bergerak karena tekanan
kunyah

Gambar 8 Band/Crown dan Loop


Distal shoe
Distal shoe digunakan untuk kasus kehilangan gigi molar sulung kedua
namun gigi molar satu permanennya belum/hampir erupsi. Kehilangan dini gigi
molar dua sulung menyebabkan gigi molar satu tetap yang belum erupsi tersebut
bergeser ke mesial dalam tulang alveolar. membuat molar tipping. Setelah alat
siap di aplikasikan, lakukan ekstraksi gigi molar kedua sulung.
Distal shoe terdiri dari sebuah band dengan loop di bagian distal dan ujung
intraalveolar yang memanjang dari loop. Ujung intraalveolar diposisikan pada
pertengahan bukolingual dari alveolar ridge. Ujung tersebut harus memanjang
sekitar 5-7 mm ke dalam permukaan gingival, berkontak dengan permukaan
tulang pada bagian mesial dari M1 yang sedang tumbuh. Ujung tersebut
berfungsi sebagai pedoman erupsi M1 melalui tulang. Nantinya, ketika gigi M1
telah erupsi, ujung intraalveolar dapat dilepas dan alat dapat dipasang kembali
atau distal shoe dapat diganti dengan band and loop yang baru.

15
\

Gambar 9. Distal Shoe

Lingual arch wire


Lingual arch wire digunakan pada kasus kehilangan satu atau lebih gigi
posterior atau kehilangan gigi sulung posterior setelah erupsi gigi insisif tetap
rahang bawah, baik unilateral ataupun bilateral. Lingual arch terdiri dari
lengkung kawat stainless steel 0.9 mm yang biasanya disolder langsung dengan
band yang disementasikan pada molar kontralateral. Keuntungan penggunaan
lingual arch wire antara lain dapat digunakan untuk mempertahankan ruang dan
juga banyak jenis modifikasinya. Kekurangannya adalah konstruksinya yang
sulit dan dapat terjadi distorsi pada alat karena pergerakan lidah.

Gambar 10. Lingual Arch Wire


Nance holding arch
Nance holding arch diindikasikan untuk memelihara ruang pada
kehilangan dini gigi sulung posterior maxilla di dua kuadran. Selain itu alat ini
juga berfungsi untuk stabilisasi dan mencegah rotasi atau mesial drifting dari
gigi M1 RA sebelum erupsi premolar. Sama seperti lingual arch, nance holding
arch terdiri dari lengkung kawat stainless steel 0.9 mm yang disolder langsung
pada band yang disementasikan pada molar kontralateral. Bagian palatal
menggabungkan acrylic botton yang berkontak dengan jaringan palatal,
memberikan perlawanan terhadap gerakan anterior gigi posterior. Alat ini dapat

16
menjadi space maintainer yang efektif, namun, inflamasi di bawah acrylic
botton dapat terjadi, dan pemeliharaan oral hygiene juga menjadi sulit.

Gambar 11. Nance Holding Arch

Transpalatal arch
Transpalatal arch (TPA) digunakan untuk memelihara ruang pada
kehilangan dini gigi sulung posterior maksila baik di satu ataupun kedua
kuadran. Dalam aplikasi transpalatal arch, iritasi dan inflamasi jaringan palatum
dapat dihindari. Hal ini disebabkan TPA berada di atas palatal vault, sehingga
menghindari kontak dengan jaringan lunak. Kawat yang mengikuti vault nyaman
dan tidak mengganggu pengucapan normal.

Gambar 12. Transpalatal Arch

17
BAB III

PEMBAHASAN

Nama Pasien : Aichila S. S.


Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

Dari analisis model pasien didapatkan perhitungan sebagai berikut:


1. Relasi molar 1 permanen pertama kanan dan kiri RB menunjukan
relasi molar klas 1 karena cusp mesio bukal gigi molar pertama
permanen RA berada pada bukal groove gigi molar pertama
permanen RB.
2. Relasi Incisivus tidak dapat didefinisikan karena gigi permanen RB
belum erupsi sempurna
3. Tempat tersedia (available space) diukur dengan lengkungan kawat
(brass wire) didapatkan jumlah 69 mm. Begitupun diukur dengan
menggunakan perhitungan segmental pada gigi geligi rahang bawah
dimana didapatkan jumlah 33 mm di segmen kanan dan 36 di segmen
18
kiri. Jadi, dari hasil perjumlahan segmen kanan dan kiri didapatkan
nilai jumlah tempat yang yang sama yaitu 69 mm.
4. Perhitungan tempat yang dibutuhkan (required space)
a) Pertama dilakukan pengukuran 4 gigi I berurutan sebesar 6mm;
5mm; 5mm; dan 6mm = 22mm
b) Lalu dimasukkan ke tabel perkiraan moyers dan didapatkan hasil
sebesar 21,6mm x 2 = 43,2mm
c) Sehingga didapatkan required space sebesar 22mm+43,2mm=
65,2mm
5. Setelah besar required space dan available space ditentukan dan
dilakukan pengurangan, didapatkan kelebihan ruangan sebesar
3,8mm.
Dari hasil perhitungan RB didapatkan kelebihan ruang sebanyak
3,8mm sehingga tidak indikasi untuk Space Maintainer.

19
Karena tidak ada indikasi untuk pemakaian space maintainer maka
dianggap gigi 85 hilang dan akan dipasangkan SM fungsional.
Pertimbangan memakai SM fungsional adalah umur pasien yang masih 7
tahun sehingga belum mengganggu pertumbuhan gigi Molar atas saat
erupsi. Klamer labial bow digunakan untuk meretraksikan gigi yang
berada di luar lengkung (dalam model gigi I dan C) depan kearah lingual,
mempertahankan lengkung gigi dari arah labial, dan mempertinggi
retensi serta stabilitas alat. Wrap Around Clasp digunakan pada gigi 36
dan 46 yang belum erupsi sempurna sebagai retensi dan mencegah
pergerakan gigi ke arah mesial.

20
BAB IV
KESIMPULAN

Kehilangan geligi sulung yang terlalu dini/prematur dapat mengakibatkan


lengkung gigi dan oklusi yang tidak normal pada geligi tetap yang akan erupsi.
Tanggal prematur gigi sulung dapat disebakan oleh adanya karies gigi ataupun
karena pencabutan. Akibatnya gigi permanen yang akan tumbuh tidak
mempunyai petunjuk sehingga sering salah arah dan akan mengakibatkan gigi
tetangganya bergeser karena adanya gaya ke mesial dari gigi posterior yang erupsi
pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.

Pilihan yang dapat digunakan untuk mempertahankan dengan menggunakan


space maintainer. Space maintainer digunakan untuk mempertahankan ruang
sampai gigi permanen pengganti erupsi. Oleh karena itu, penggunaan space
maintainer diharapkan dapat mempertahankan ruang gigi desidui yang hilang
tersebut sehingga calon gigi yang akan tumbuh di tempat tersebut dapat tumbuh
dengan benar.

21
Pemilihan Space maintainer fungsional dalam kasus (dimisalkan)
ditujukan untuk mendukung fungsi pengunyahan. Contohnya, pada daerah
diastema dapat dibuat dengan tambahan elemen gigi tetapi dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat berkontak dengan gigi antagonisnya. Keuntungan
penggunaan space maintainer fungsional adalah pasien dapat mengunyah
sesuai dengan fungsi gigi. Namun, perlu diperhatikan waktu erupsi gigi
pengganti karena bila kurang kontrol dapat mengganggu erupsi gigi tetap
akibat terhalangi oleh plat. Perhitungan dan pemilihan perawatan yang tepat
membantu pasien anak yang mengalami hal tersebut untuk mempertahankan
ruang untuk gigi erupsi serta meminimalisir penggunaan alat ortodontik cekat
di kemudian hari.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Andlaw, R.J dan Rock, W.P., 1992, Perawatan Gigi Anak (terj), edisi 2, Widya
Medika, Jakarta.

Barberia, E., Lucavechi, T., Cardenas, D., Maroto, M., 2006, Free-end space
maintainers : design, utilization and advantages, J Clin Pediatr Dent., 31(1):5-
8.

Clarice, S., 2013, Management of Premature Primary Tooth Loss in The Child
Patient, CDA Journal, 41(8): 612-6

Hprimaywati, 2008, Space Maintainer Ceka Sederhana yang Direkatkan dengan


Komposit Resin Berkemampuan Mengalir pada Kehilangan Dini Gigi Molar
Satu Sulung Rahang Atas, Laporan Kasus.

Major, M., 1984, Wheeler’s dental anatomy, physiology, and occlusion 6 th ed.,
Philadelphia: W B. Saunders Co: 29.

22
McDonald, Ralph.E. Dentistry for the child and adolescent. The CV Mosby
Company: St. Louis;1987.

Rahardjo P. Ortodonti Dasar, Airlangga University Press: Surabaya, 2009: 2-4,


198-202.

Rao, A., 2012, Principles and Practice of Pedodontics, Jaypee, New Delhi.

Setia, V., Pandit, IK., Srivastava,N., Gugnani, N., dan Sekhon, HK., 2013, Space
Maintainers in Dentistry: Past to Present, Journal of Clinical and Diagnosis
Research, & (10): 2402-2405.

T D Foster (1997). Buku Ajar Orthodonti edisi 3. Jakarta: EGC

Tim Penyusun Buku Ajar Ortodonsia III Buku ajar ortodonsia III kgo III. Available
from www.google.com/search/Spacemaintainer. Diakses pada tanggal 09 Maret
2020.

Sim JM. Minor tooth movement in children. Ed.3rd. The CV Mosby:St.Louis;1977.

23

Anda mungkin juga menyukai