Anda di halaman 1dari 17

ELASTISITAS

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada

Mata Kuliah Ekonomi Mikro Islam

Disusun Oleh kelompok III :

Khairani Marpaung (0506183050)

Dosen Pengampu:

Reni Ria Armayani Hasibuan, M.E.I

MANAJEMEN 1-A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang  “Elastisitas
Permintaan dan Penawaran”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Ekonomi Mikro Islam. Dalam Penulisan
makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen saya yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

                                                                                
Medan, 08 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

BAB II ELASTISITAS......................................................................................................2

A. Defenisi Elastisitas Dan Jenis Elastisitas.................................................................2


B. Elastisitas Permintaan..............................................................................................2
C. Elastisitas dan Total Penerimaan.............................................................................7
D. Manfaat dari Mengetahui Nilai ED.........................................................................8
E. Elastisitas Penawaran...............................................................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

A. Kesimpulan..............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi
adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran  yakni
apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran  jika ada perubahan
harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar
pengaruhnya.
Dengan adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur
sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada.
Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain,
elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan  dan penawaran terhadap
perubahan harga. Oleh karena itu elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana
pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang
dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas
merupakan derajat kepekaan permintaan  dan penawaran terhadap perubahan
harga.

1
BAB II
ELASTISITAS

A. DEFENISI ELASTISITAS DAN JENIS ELASTISITAS

Elastisitas adalah konsep kuantitatif yang sangat penting untuk


mengidentifikasi secara kuantitatif respons sebuah variabel karena perubahan
variabel lainnya. Dimana elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan
yang ditimbulkan oleh perubahan harga. 1

Dalam pandangan Islam mengharuskan untuk berlaku adil dan berbuat


kebajikan dimana berlaku adil harus didahulukan dari berbuat kebajikan. Dalam
perniagaan, persyaratan adil yang paling mendasar adalah dalam menentukan
mutu dan ukuran (takaran maupun timbangan). Berlaku adil akan dekat dengan,
karena itu berlaku tidak adil akan membuat seseorang tertipu pada kehidupan
dunia. Karena itu dalam perniagaan, Islam melarang untuk menipu bahkan
sekedar membawa kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang dapat
menyesatkan atau gharar.

Dalam al-Qur’an surat Hud ayat 85 dinyatakan:

Artinya:

“Dan syu’aib berkata: hai kaumku, cukupkan lah takaran dan timbangan
dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan jangan lah kamu membuat kejahatan dimika bumi dengan
membuat kerusakan”.

Jenis- jenis elastisitas ada 5 yaitu:


1
T. Sunaryo, Ekonomi Manajerial: Aplikasi Teori Ekonomi Mikro (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm.
110.

2
1. Elastisitas ( Ed > 1)
2. Inelastis ( Ed < 1)
3. Uniter ( Ed = 1)
4. Inelastis Sempurna ( Ed = 0)
5. Elastis Sempurna ( Ed = ~).2

B. ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan


sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan
permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap
barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin
banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen
perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga.3

peruba h an persentase jumla h permintaan


Elastisitas harga permintaan =
peruba h an persentase h arga

Jenis- Jenis Elastisitas Permintaan

1. Kurva Permintaan Elastis (E > 1)

Permintaan Elastis kalau perubahan harga


pengaruhnya cukup besar terhadap
perubahan kuantitas barang yang diminta.
Dengan kata lain persentase perubahan
jumlah yang diminta relatif lebih besar dari
persentase perubahan harga. Jadi kalau
harga turun 10% maka kuantitas barang
yang diminta akan mengalami kenaikan
lebih dari 10%. Contohnya: Barang Mewah.

2. Kurva Permintaan Inelastis (E < 1)

2
Imsar, et al., Ekonomi Mikro Islam (Medan: Febi UIN- SU PRESS, 2019), hlm. 57.
3
Ibid., hlm. 59

3
Permintaan Inelastis perubahan harga kurang berpengaruh terhadap perubahan
kuantitas barang yang diminta. Permintaan Inelastis atau sering disebut
Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka
perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Contohnya: kebutuhan
pokok.

3. Kurva Permintaan Uniter (E = 1)

Permintaan uniter perubahan harga


pengaruhnya sebanding terhadap perubahan
kuantitas barang yang diminta. Dengan kata
lain persentase perubahan jumlah yang
diminta sama dengan persentase perubahan
harga. Jadi kalau harga berubah turun
sebesar 10% maka kuantitas yang diminta
juga akan berubah yaitu naik sebesar 10%.

4. Kurva Permintaan Elastis Sempurna (Ed


= ~)

Permintaan Elastis Sempurna terjadi


jika ada perubahan jumlah yang diminta
meskipun tidak ada perubahan harga. Kasus
permintaan elastis sempurna terjadi pada
bila permintaan suatu barang dapat berubah-
ubah meskipun harga barang tersebut tetap.
Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai
produk, yang jelas kalau permintaan akan
produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun
harga produk itu tetap.

5. Kurva Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)

4
perubahan harga sebesar apapun sama sekali
tidak berpengaruh terhadap jumlah yang
diminta. Kasus permintaan inelastis
sempurna terjadi bila konsumen dalam
membeli barang tidak lagi memperhatikan
harganya, melainkan lebih memperhatikan
pada seberapa besar kebutuhannya. Contoh:
Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga
atau pembelian Obat ketika sakit. Konsumen
membeli garam atau obat lebih
mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan
pada berapa harganya.4

Elastisitas Permintaan Dibedakan Menjadi Tiga Konsep5

1. Elastisitas Harga

Merupakan perbandingan antara presentase perubahan jumlah produk


yangdiminta dengan presentase perubahan harga:

Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu presentase harga tertentu bergantung
pada besar kecilnya presentase perubahan jumlah barang yang diminta. Semakin
besar nilai E berarti permintaan semakin elastis, demikian sebaiknya dikatakan
kurang elastis bila nilai E kecil. Jika E >1, maka permintaan elastis, dan
permintaan tidak elastis jika E <1. Koefesien elastisitas sering dituliskan negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa jika harga naik, maka jumlah produk yang diminta
turun, demikian pula sebalikmya jika harga turun, maka jumlah produk yang
diminta naik.

2. Elastisitas Pendapatan

4
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi 3 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013),
hlm. 111.
5
Tedy Herlambang, Ekonomi Manajerial Dan Strategi Bersaing (Jakarta: PT RajaGrafindo,2002),
hlm. 60- 74.

5
Elastisitas pendapatan atau income elasticity adalah persentase perubahan
jumlah barang yang diminta (Q) akibat perubahan pendapatan riil (Y) konsumen.
Rumus elastisitas pendapatan sebagai berikut:

Produk barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai Ei = 0 maka
barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok. Bila Ei < 0 maka barang
tersebut termasuk barang mewah. Apabila barang dengan Ei > 0 permintaan
terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan riil meningkat. Hal
itu mengindikasikan bahwa  barang tersebut adalah barang inferior atau barang
yang mempunyai kualitas kurang baik di mata konsumen.
3. Elastisitas Harga Silang

Elastisitas silang atau cross elasticity adalah elastisitas yang mengukur tingkat


kepekaan perubahan jumlah barang tertentu yang diminta (misalnya barang x)
akibat perubahan harga barang lainnya (misalnya barang y). Elastisitas silang
berlaku baik bagi barang-barang substitusi maupun barang komplementer. Bila
dirumuskan, maka rumusnya sebagai berikut:

Besarnya nilai elastisitas hasil dari


penghitungan menggunakan rumus tersebut akan menunjukkan bentuk hubungan
antara barang X dengan barang Y. Sifat hubungan antarbarang itu dapat berupa
hubungan komplementer (complementer) atau berupa hubungan barang yang
menggantikan (substitute) atau tidak ada hubungan sama sekali (netral).

Hubungan antar barang yang bersifat komplementer bisa terjadi antara dua
jenis barang yang berfungsi saling melengkapi. Misalnya, kopi dan gula pasir.
Lalu, hubungan antar barang yang bersifat subtitusi atau saling menggatikan
terjadi antara dua barang yang saling menggantikan. Misalnya, teh dengan kopi.

6
Dan hubungan antar barang yang bersifat netral terjadi pada dua barang yang
secara logika tidak memiliki hubungan langsung. Misalnya, air dengan komputer.

Pada elastisitas silang terdapat beberapa rumus sifatnya. Berikut rumus atas
sifat-sifat tersebut:

1. Jika Exy > 0 untuk barang substitusi, misalnya jika harga beras naik, maka
beras yang diminta akan turun sehingga gandum yang diminta akan naik.
2. Jika Exy < 0 untuk barang komplementer, misalnya jika harga gula naik
sehingga menyebabkan gula yang diminta turun, maka teh yang akan diminta
juga turun.
3. Jika Exy = 0 untuk dua barang yang netral atau tidak memiliki hubungan
sama sekali.

Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas


permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah :6

1. Banyaknya Barang Pengganti yang Tersedia. Dalam perekonomian terdapat


banyak barang yang dapat digantikan dengan barang lain yang sejenis
dengannya. Jika suatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Sedangkan permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah
bersifat tidak elastis (inelastis).
2. Persentasi Pendapatan yang Dibelanjakan. Semakin besar bagian pendapatan
yang diperlukan untuk membeli suatu barang, semakin elastis permintaan
terhadap barang tersebut.
3. Jangka Waktu Analisis. Semakin lama jangka waktu dimana permintaan itu
dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang.

C. ELASTISITAS DAN TOTAL PENERIMAAN


6
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi 3 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013),
hlm.112- 113.

7
Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh
penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi
kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan
meningkatkan total penerimaan, vice versa.
2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta <
dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan
meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase
perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total
penerimaan.
4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari
prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan
total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan
menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil
apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga
akan menurunkan total penerimaan.

D. MANFAAT MENGETAHUI NILAI ED

1. Kebijakan Impor
Dalam hal ini pemerintah yang berkepentingan mengendalikan impor, dimana
seandainya suatu negara mengimpor suatu barang yang tingkat elastisitasnya
diketahui maka akan dapat diambil suatu kebijakan akan melanjutkan mengimpor
ataukah akan berhenti.
Seandainya elastisitas barang impor tersebut bersifat elastis (yang berarti jika
harganya naik maka permintaan akan turun lebih besar dari persentase (%)
kenaikan harganya) maka pemerintah akan berusaha agar barang impor tersebut
tersedia dalam jumlah yang cukup dan akan berusaha mempertahankan kurs
valuta mata uangnya relatif stabil (atau sebisa mungkin menghentikan impor
barang tersebut).

8
Sebaliknya apabila bersifat inelastis (yaitu apabila kenaikan harga diikuti oleh
penurunan permintaan yang persentasenya lebih kecil dari persentase kenaikan
harga) maka kebijakan pemerintah adalah mempertahankan jumlah impor tersebut
dan berusaha memperkenalkan produksi (produk substitusi) dalam negeri.

2. Perpajakan
Apabila diketahui bahwa permintaan atas suatu produk bersifat elastis, maka
pemerintah relatif tidak akan meningkatkan pungutan pajak atas barang tersebut,
sebaliknya jika bersifat inelastis maka pemerintah cenderung akan meningkatkan
pungutan pajak atas barang yang dimaksud.
Bagi kalangan pebisnis, mengetahui nilai elastisitas permintaan bila bersama-
sama elastisitas penawaran akan membantu strategi penggeseran beban pajak
(sebab tidak semua atau sebagian besar beban pajak yang dikenakan oleh
pemerintah akan dibebankan kepada konsumen).

3. Kebijakan/Strategi Penetapan Harga atas Barang


Produsen dalam rangka meningkatkan hasil penjualan akan berusaha
menempuh dengan cara semaksimal mungkin agar keuntungan tercapai. Salah
satu strategi yang digunakan adalah kebijakan harga.
Secara teori, apabila suatu produk bersifat elastis, maka kebijakan menaikkan
harga merupakan langkah yang kurang tepat karena akan menurunkan
penerimaan. Sebaliknya bila bersifat inelastis, maka menaikkan harga pada tingkat
yang moderat/wajar akan meningkatkan penerimaan.7

E. ELASTISITAS PENAWARAN

7
Ibid, hlm.112

9
Elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai akibat
perubahan harga. Penawaran suatu barang dikatakan elastis apabila jumlah barang
yang ditawarkan berubah banyak jika harganya berubah. Dan penawaran
dikatakan inelastis apabila jumlah barang yang ditawarkan berubah hanya sedikit
saja jika harganya berubah.8

persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan


Es =
persenrasi perubahan harga

Jenis- jenis elastisitas penawaran

Faktor Penentu Elastisitas Penawaran

8
Imsar, et al., Ekonomi Mikro Islam (Medan: Febi UIN- SU PRESS, 2019), hlm.72

10
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu :

1. Kemampuan penjual/ produsen merubah jumlah produksi.


Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan
cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
a. Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika
produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal,
maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan
mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
b. Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas
akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi
besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah
sebaliknya.

2. Jangka waktu analisis.


Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah,
para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka
menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga
tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
a. Masa amat singakat, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat
dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa
hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak
dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen
bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan
tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka
waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah
penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.

b. The short run/ jangka pendek, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk
memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan

11
menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan
lebih banyak bahan). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas
produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik,
mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat
juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas
produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan
masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat
dinaikkan dalam persentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak
elastis.
c. The long run/ jangka panjang adalah suatu priode waktu yang sangat panjang
bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama
untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan perusahaan yang lebih
memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk
kurva penawarannya lebih elastis. Selain itu juga terdapat faktor lain yang
mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu  Stok persediaan dan Kemudahan
substitusi faktor produksi/input.9

BAB III

9
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi 3 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013),
hlm.118-121.

12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang
dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan
ditunjukkan dalam bentuk peresentase perubahan atas kuantitas yang diminta
sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang
dan jasa berubah ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam
bentuk presentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari
satu persen perubahan harga.
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi
sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut,
perbedaan diantara satu barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan
perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya
sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang
menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan
mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.

B. Saran
Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan
harga pasar, apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta
konsumen, sama persis dengan jumlah yang di tawarkan produsen, secara grafis
keseimbangan pasar bisa tercapai apabila kurva permintaan dan penawaran
berpotongan, titik perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

13
Sukirno, Sadono. 2013. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada

Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Jakarta:


Erlangga

Imsar. dkk. 2019. Ekonomi Mikro Islam. Medan: Febi UIN-SU PRESS

Herlambang, Tedy. 2002. Ekonomi Manajerial Dan Strategi Bersaing. Jakarta:


PT RajaGrafindo

14

Anda mungkin juga menyukai