Anda di halaman 1dari 14

TERAPI MODALITAS

ELEKTROMAGNETIK (INFRARED)

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah:
Teknologi Modalitas dalam Keperawatan II

Dosen Pengampu:
Rismadefi Woferst, M.Biomed

Disusun Oleh

KELOMPOK 1 (A 2017 1)

Alya Nabila Meilisa Deby Rianda


Amalia Sari Cindy Lestari
Amanda Eflin Pradana Citra Dewi Arum Sari
Apriyani Darwin Citra Pratiwi
Arisa Salasi Firdynando
Ayu Wahyuni M. Irnadi Perwira
Ayu Puspika Sari Siti Nurmaliza
Chantika Amaya Tasya Suci Azzani Senja
Choirunnisa Meinanda Sri Wahyu Gusti Fajri

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020T
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Terapi Modalitas
Elektromagnetik (Infrared)”. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Modalitas dalam
Keperawatan II pada Semester genap (VI) Fakultas Keperawatan, jurusan Ilmu
Keperawatan tahun ajaran 2020/2021.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 03 Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Infrared................................................................................................5
2.2 Jenis Infrared.....................................................................................................5
2.3 Karakteristik Infrared........................................................................................5
2.4 Alat Infrared......................................................................................................6
2.5 Manfaat Terapi Infrared bagi Kesehatan...........................................................6
2.6 Prosedur Terapi Infrared...................................................................................6
2.7 Cara Kerja Terapi Infrared................................................................................7
2.8 Indikasi Terapi Infrared.....................................................................................8
2.9 Kontraindikasi Terapi Infrared..........................................................................8
2.10 Efek Samping Terapi Infrared...........................................................................9

BAB III EVIDENCE BASED


3.1 Evidence Based................................................................................................10

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................12
4.2 Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inframerah merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang


gelombang, dimana panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Gelombang
elektromagnetik sendiri memiliki defines adalah gelombang yang dapat merambat walau
tidak ada medium. Dalam gelombang elektromagnetik ada pengertian tentang radiasi. Radiasi
itu sendiri memiliki pengertian, yaitu mendeskripsikan setiap proses di mana energi
bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Dan
terjadinya radiasi adalah energi yang memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus
ke segala arah) dari suatu sumber.
Radiasi adalah fenomena atau peristiwa penyebaran energi gelombang elektromagnetik
atau partikel subatom melalui vakum atau media material. Sehingga dapat dikatakan radiasi
gelombang elektromagnetik adalah suatu fenomena atau peristiwa penyebaran gelombang
yang dapat merambat walau tidak ada medium atau perambatan gelombang partikel subatom
melalui vakum atau media material.
Inframerah penggunaannya sudah banyak dimanfaatkan, terutama dalam bidang
kedokteran. Menurut Nurhayati (2010) dalam penelitian tentang sistem pencitraan inframerah
untuk mengetahui perbedaan temperatur dan mengukur temperatur dari obyek dan
dikeluarkan dalam bentuk gambar. Penelitian yang dilakukan dalam bidang kedokteran oleh
Nurhayati dapat dijelaskan bahwa, dengan mengubah intensitas pengukuran dari radiasi
inframerah kedalam temperatur, maka merupakan satu aplikasi radiasi inframerah pada
bidang kedokteran. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa, kulit manusia dapat menyerap
hampir seluruh sinar inframerah dan dirasakan kehangatan. Sebagian besar radiasi
inframerah yang datang pada kulit akan diserap lapisan kulit bagian luar.
Penelitian yang dilakukan Mitchell (2010), juga menjelaskan dan menunjukkan bahwa
cahaya inframerah-dekat menjadi metode untuk merawat pasien yang menderita kelainan
pada kaki. Kelainan kaki atau restless kaki sindrom (RLS) adalah gangguan sensorimotor
kronis, ditandai dengan dorongan yang kuat untuk bergerak, disertai atau disebabkan oleh
paresthesia tidak nyaman atau bahkan sakit yang berlebih pada kaki. fungsi infa merah
adalah dengan menunjukkan fungsi sinar infa merah sebagai pancaran panas. Dimana
pancara panas dimanfaatkan untuk mendeteksi organ – organ tubuh yang mengalami
gangguan dengan memberi informasi kondisi kesehatan organ tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari infrared?
b. Apa saja jenis-jenis infrared?
c. Apa saja karakteristik dari infrared?
d. Apa itu alat terapi infrared?
e. Apakah manfaat dari terapi infrared bagi kesehatan?
f. Bagaimanakah prosedur terapi infrared?
g. Bagaimanakah cara kerja terapi infrared?
h. Apa saja indikasi dari terapi infrared?
i. Apa saja kontraindikasi terapi infrared?
j. Apa efek samping dari terapi infrared?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari infrared
b. Untuk mengetahui jenis-jenis infrared
c. Untuk mengetahui karakteristik dari infrared
d. Untuk mengetahui alat terapi infrared
e. Untuk mengetahui manfaat dari terapi infrared bagi kesehatan
f. Untuk mengetahui prosedur terapi infrared
g. Untuk mengetahui cara kerja terapi infrared
h. Untuk mengetahui indikasi dari terapi infrared
i. Untuk mengetahui kontraindikasi terapi infrared
j. Untuk mengetahui efek samping dari terapi infrared
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Infrared

Infrared atau dalam bahasa Indonesia disebut inframerah merupakan sebuah radiasi
elektromagnetik di mana panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi juga
lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Infrared ini berasal dari bahasa latin dimana red
alias merah merupakan warna dari cahaya tampak dari gelombang terpanjang sedangkan
infra berarti bawah. Inframerah ditemukan oleh (Sir William Herschell), seorang astronom
kerajaan Inggris secara tidak sengaja ketika William sedang melakukan penelitian untuk
mencari bahan penyaring optik.

Inframerah ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada


cahaya tampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar inframerah merupakan cahaya yang
tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya inframerah akan
tampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang
cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya inframerah akan tidak tampak
oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkan masih terasa.

Inframerah memiliki karakteristik tersendiri yaitu tidak bisa dilihat oleh manusia, tidak
dapat menembus materi yang tidak tembus pandang, inframerah bisa ditimbulkan oleh
komponen yang menghasilkan panas dan terakhir panjang gelombang pada inframerah
memiliki hubungan yang berlawanan alias berbanding terbalik dengan suhu, pada saat suhu
mengalami kenaikan maka panjang gelombang akan menurun.

2.2 Jenis-Jenis Infrared

Jenis-jenis inframerah berdasarkan panjang gelombang (Arif, 2010)

a. Inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang 0.75 – 1.5 μm


b. Inframerah jarak menengah dengan panjang gelombang 1.50 – 10 μm
c. Inframerah jarak jauh dengan panjang gelombang 10 – 100 μm

2.3 Karakteristik Infrared


a. Tidak dapat dilihat oleh manusia
b. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
c. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas
d. Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau
berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang
gelombang mengalami penurunan.

2.4 Alat Terapi Infrared

Alat terapi inframerah merupakan alat yang digunakan di rumah sakit dengan
memancarkan sinar yang akan di berikan pada pasien. Alat terapi ini juga menggunakan
sensor suhu untuk mengubah besaran panas. Alat terapi adalah alat fisioterapi yang
menggunakan sinar inframerah untuk mengobati pasien. Lampu terapi inframerah ini bukan
hanya untuk orang sakit, tapi juga bisa digunakan orang yang sehat.

Lampu terapi inframerah tidak diperbolehkan untuk penderita diabetes. timbulnya luka
bakar karena biasanya penderita diabetes yang kadar gulanya sangat tinggi indra perasa
panasnya berkurang, akibatnya jika jaringan sudah terlalu panas, pasien tidak merasakannya
dan mengakibatkan luka bakar. Fisioterapi menggunakan inframerah juga bisa diberikan
pada pasien lumpuh untuk melancarkan peredaran darah dan melemaskan otot.

2.5 Manfaat Infrared bagi Kesehatan

a. Mengaktifkan molekul air dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena inframerah
mempunyai getaran yang sama dengan molekul air. Sehingga, ketika molekul tersebut
pecah maka akan terbentuk molekul tunggal yang dapat meningkatkan cairan tubuh.
b. Meningkatkan sirkulasi mikro. Bergetarnya molekul air dan pengaruh inframerah akan
menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler membesar, dan meningkatkan
temperatur kulit, memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi tekanan jantung.
c. Meningkatkan metabolisme tubuh. Jika sirkulasi mikro dalam tubuh meningkat, racun
dapat dibuang dari tubuh kita melalui metabolisme. Hal ini dapat mengurangi beban liver
dan ginjal.
d. Mengembangkan Ph dalam tubuh. Sinar inframerah dapat membersihkan darah,
memperbaiki tekstur kulit dan mencegah rematik karena asam urat yang tinggi.
e. Terapi inframerah fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk
mengembalikan fungsi suatu organ pergerakan manusia dengan menerapkan ilmu fisik
terapan seperti sinar laser inframerah.

2.6 Prosedur Terapi Inframerah

Sebelum mendapatkan terapi inframerah sebaiknya menggunakan baju longgar yang


memudahkan untuk proses terapi, untuk bagian atas dianjurkan untuk menggunakan baju
tanpa lengan atau baju longgar yang nyaman, untuk bagian bawah sebaiknya menggunakan
rok longgar yang nyaman atau celana pendek. Bila tidak mempersiapkan pakaian seperti
yang dianjurkan di atas, terapis atau dokter akan memberikan baju khusus untuk terapi yang
nyaman,seperti kemben atau rok.

Sebaiknya juga tidak menggunakan lotion ataupun obat-obatan gosok yang dapat
menyebabkan iritasi kulit pada saat diberikan pemanasan dengan inframerah, bila
menggunakan lotion atau obat-obatan yang dioles sebaiknya beritahukan kepada terapis atau
dokter sebelum terapi dimulai. Prosedur terapi inframerah:

a. Menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman.


b. Dokter atau terapis akan memeriksa kembali daerah yang akan diberikan terapi dan
melakukan wawancara kembali mengenai kelainan yang diderita dan kemungkinan
kontraindikasi untuk pemberian terapi dan riwayat alergi terhadap suhu panas. Dokter
maupun terapis akan menjelaskan sekali lagi tujuan terapi inframerah sesuai kondisi dan
keadaan seseorang, tiap individu berbeda.
c. Dokter atau terapis akan membersihkan daerah yang akan diterapi dari minyak ataupun
kotoran yang menempel di kulit termasuk dari lotion atau obat-obat gosok yang dipakai
sebelumnya menggunakan kapas alkohol atau kapas yang diberi air. Bila mempunyai
kulit yang sensitif dan kering sekali sebaiknya diberitahukan kepada dokter atau terapis
yang akan menerapi, sehingga tidak akan digunakan kapas alkohol yang kadang dapat
menyebabkan iritasi kulit.
d. Dokter atau terapis akan memposisikan bagian yang akan diterapi senyaman mungkin,
bagian yang akan diterapi tidak ditutupi oleh pakaian sehingga inframerah akan langsung
mengenai kulit dan memberikan hasil yang optimal.
e. Dokter atau terapis akan melakukan setting dosis waktu dan posisi alat inframerah.
f. Kemudian segera inframerah akan diberikan, jangan menatap langsung lampu
inframerah.
g. Bila terasa nyeri atau panas berlebihan saat terapi berlangsung segera bilang kepada
terapis atau dokter yang menerapi.
h. Selesai terapi akan ditandai oleh bunyi timer dari alat inframerah. Jangan langsung
berdiri atau duduk, tetap berbaring beberapa saat untuk
i. mengembalikan aliran darah ke normal. i. Dokter atau terapis akan kembali melakukan
pemeriksaan dan wawancara mengenai efek yang dirasakan setelah selesai terapi.

2.7 Cara Kerja Terapi Inframerah

Terapi inframerah akan memberikan pemanasan superfisial pada daerah kulit yang
diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang diperlukan untuk
penyembuhan. Efek-efek fisiologis tersebut berupa mengaktifasi reseptor panas superfisial di
kulit yang akan merubah transmisi jatau konduksi saraf sensoris dalam menghantarkan nyeri
sehingga nyeri akan dirasakan berkurang, pemanasan ini juga akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah (vasodilatasi) dan meningkatkan aliran darah pada daerah tersebut sehingga
akan memberikan oksigen yang cukup pada daerah yang diterapi, menigkatkan aktifitas
enzim-enzim tertentu yang digunakan untuk metabolisme jaringan dan membuang sisa-sisa
metabolisme yang tidak terpakai sehingga pada akhirnya akan membantu mempercepat
proses penyembuhan jaringan.

Terapi pemanasan dengan Inframerah ini juga dapat memberikan perasaan nyaman
dan rileks sehingga dapat mengurangi nyeri karena ketegangan otot-otot terutama otot-otot
yang terletak superfisial, meningkatkan daya regang atau ekstensibilitas jaringan lunak
sekitar sendi seperti ligamen dan kapsul sendi sehingga dapat meningkatkan luas pergerakan
sendi terutama sendi-sendi yang terletak superfisial seperti sendi tangan dan kaki.

2.8 Indikasi Terapi Inframerah

a. Nyeri otot, sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. Misal: nyeri punggung bawah, nyeri
leher, nyeri punggung atas, nyeri sendi tangan, sendi lutut, dan sebagainya
b. Kekakuan sendi atau keterbatasan gerak sendi karena berbagai sebab
c. Ketegangan otot atau spasme otot
d. Peradangan kronik yang disertai dengan pembengkakan
e. Penyembuhan luka di kulit

2.9 Kontraindikasi Terapi Inframerah

a. Kelainan perdarahan
b. Kelainan pembuluh darah vena atau peradangan pembuluh darah, seperti
thrombophlebitis (inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan
pembekuan darah)
c. Gangguan sensoris berupa rasa raba maupun terhadap suhu
d. Gangguan mental
e. Tumor ganas atau kanker
f. Penggunaan inframerah pada mata

Kontra indikasi relatif ( boleh diberikan tetapi dengan pengawasan ketat dari dokter ataupun
terapis yang memberikan ) meliputi :

a. Trauma atau peradangan akut


b. Kehamilan
c. Gangguan sirkulasi darah
d. Gangguan regulasi suhu tubuh
e. Bengkak atau edema
f. Kelainan jantung
g. Adanya metal di dalam tubuh
h. Luka terbuka
i. Pada kulit yang sudah diolesi obat-obat topikal atau obat gosok
j. Kerusakan saraf
2.10 Efek Samping Terapi Inframerah

Secara umum terapi inframerah (IR) sangat jarang menimbulkan efek samping, bila
terjadi efek samping pun bersifat reversibel atau dapat kembali sempurna setelah terapi
dihentikan atau dalam waktu 2-3 hari. Efek samping yang dapat terjadi :

a. Luka bakar derajat ringan


b. Bertambahnya peradangan
c. Nyeri yang bertambah
d. Alergi kulit, terutama pada penderita yang mempunyai riwayat alergi terhadap suhu
panas
e. Perdarahan yang bertambah pada luka terbuka
f. Pingsan

Terapi Inframerah akan memberikan pemanasan superfisial pada daerah kulit yang
diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang diperlukan untuk
penyembuhan. Efek-efek fisiologis tersebut berupa mengaktifasi reseptor panas superfisial
dikulit yang akan merubah transmisi atau konduksi saraf sensoris dalam menghantarkan
nyeri sehingga nyeri akan dirasakan berkurang, pemanasan ini juga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah pada daerah tersebut sehingga
akan memberikan oksigen yang cukup pada daerah yang diterapi, menigkatkan aktifitas
enzim-enzim tertentu yang digunakan untuk metabolisme jaringan dan membuang sisa-sisa
metabolisme yang tidak terpakai sehingga pada akhirnya akan membantu mempercepat
proses penyembuhan jaringan. Terapi pemanasan dengan Inframerah ini juga dapat
memberikan perasaan nyaman.
BAB III

EVIDENCE BASED

Peneliti Judul Sampel Metode Penelitian Hasil


Arshy Optimalisasi Penelitian studi Penelitian ini Pasien dengan
Prodyanatasari Energi kasus dilakukan menggunakan desain kondisi Penyakit
Gelombang di Rumah Sakit studi kasus, yaitu Paru Obstruksi
Elektromagnetik Paru Dungus peneliti menyelidiki Kronik setelah
Melalui Terapi Madiun pada secara cermat suatu dilakukan terapi
Infrared pada seorang p peristiwa, proses, sebanyak enam
Penderita asien penderita aktivitas, atau belas kali dalam
Penyakit Paru PPOK sekelompok individu, waktu 8 hari
Obstruktif Kronik dimana kasus-kasus diperoleh hasil,
dibatasi waktu dan yaitu: (1)
aktvitas.Penelitian Terjadi
dilkukan pada seorang penurunan
pasien penderita paru derajat
konstruktif kronis sesak napas dan
(PPOK) yang dirawat otot pernafasan
di RS Paru Dungus menjadi rileks,
Madiun.Variabel (2) terjadi
independen yaitu peningkatan
terapi infrared mobilitas
Sedangkan variabel sangkar thorak,
dependen yaitu efek (3) terjadi
terapi infrared peningkatan
terhadap proses aktifitas
penyembuhan fungsional, dan
penyakit paru (4) terjadi
obstruktif kronik yang pembersihan
diidentifikasi jalan nafas dan
melalui ukuran pengurangan
sangkar thorak batuk berdahak.
dan pengukuran
intensitas sesak nafas
pasien.

Risna Effectiveness of Besar sampel Penelitian ini Berdasarkan


Widowati, Acupuncture and penelitian yang merupakan penelitian hasil penelitian
Bhisma Murti, Infrared diambil peneliti ekspe-rimen dengan menunjukkan
Eti Poncorini Therapies for adalah desain RCT bahwa
Pamungkasari Reducing sebanyak 60 (Randomised kombinasi
Musculoskeletal lanjut usia Controlled Trials). terapi
Pain inthe Elderly yang Terapi dengan akupunktur dan
mengalami menggunakan alat inframerah dapat
nyeri yang disebut infrafill. menurunkan
muskuloskeletal. Terapi dilakukan nyeri
dengan cara dengan melakukan muskuloskeletal
simple random penyinaran ke area paling efektif
sampling. keluhan jika diban-
subjekpenelitian. dingkan dengan
Penyinaran dilakukan terapi
hingga kulit akupunktur,
subjekpenelitian terasa terapi
hangat dan tampak inframerah
eritema. maupun terapi
akupresur.Terapi
akupunktur yang
dikombinasi
dengan terapi
inframerah
memiliki efek
ganda dalam
menurunkan
nyeri muskulo-
skeletal.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Inframerah ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada


cahaya tampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar inframerah merupakan cahaya yang
tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya inframerah akan
tampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang
cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya inframerah akan tidak tampak
oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkan masih terasa.

Alat terapi inframerah merupakan alat yang digunakan di rumah sakit dengan
memancarkan sinar yang akan di berikan pada pasien. Alat terapi ini juga menggunakan
sensor suhu untuk mengubah besaran panas. Alat terapi adalah alat fisioterapi yang
menggunakan sinar inframerah untuk mengobati pasien. Lampu terapi inframerah ini bukan
hanya untuk orang sakit, tapi juga bisa digunakan orang yang sehat.

Terapi Inframerah akan memberikan pemanasan superfisial pada daerah kulit yang
diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang diperlukan untuk
penyembuhan. Efek-efek fisiologis tersebut berupa mengaktifasi reseptor panas superfisial
dikulit yang akan merubah transmisi atau konduksi saraf sensoris dalam menghantarkan
nyeri sehingga nyeri akan dirasakan berkurang, pemanasan ini juga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah pada daerah tersebut sehingga
akan memberikan oksigen yang cukup pada daerah yang diterapi, menigkatkan aktifitas
enzim-enzim tertentu yang digunakan untuk metabolisme jaringan dan membuang sisa-sisa
metabolisme yang tidak terpakai sehingga pada akhirnya akan membantu mempercepat
proses penyembuhan jaringan. Terapi pemanasan dengan Inframerah ini juga dapat
memberikan perasaan nyaman.

4.2 Saran

Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama
dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri.
Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. (2011). Pengendalian Bahan Radiasi Elektromagnitik ditempat Kerja, Radiasi


Elektromagnitk. Jakarta: Higiene Industri, Universitas Esa Unggul

Aderson. 2013. Infrared Spectroscopy (FTIR), http://www.andersonmaterials.com/ftir.html

Mardiman Sri, et. al. 1998. Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi, Akademi
Fisioterapi. Surakarta: Dep.Kes. RI.

Prodyanatasari, A. (2015). Optimalisasi Energi Gelombang Elektromagnetik Melalui Terapi


Infrared pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Madiun

Swamardika A.I.B. (2009). Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan


Manusia, Kajian Pustaka.

Yudha, W. (2013). Efektifitas Jarak Infra Merah Terhadap Ambang Nyeri. Surakarta: Portal
Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah

Juan, S.H (2003). Efek Inframerah Terhadap Ambang Nyeri pada Subjek sehat. Manado: Tesis
Fakultas Ilmu kedokteran Universitas Dipenogoro

Anda mungkin juga menyukai