SPM Bab 4
SPM Bab 4
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT BIAYA DAN PUSAT PENDAPATAN
DOSEN PENGAMPU: SATRIA TRI NANDA, SE, M.Si
Disusun Oleh:
Febryana Belasari (1762201062)
Nila Septiana Wahyuni (1862201194)
Rizkiyani (1762201020)
A. Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Halim (2019) pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit
organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer pertanggungjawaban.
Menurut Anthony (2011) pusat tanggung jawab adalah suatu organisasi
yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
yang dilakukan.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:560) dalam Nugraha (2015) pusat
pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya
bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu.
Maka dapat disimpulkan pusat pertanggungjawaban adalah suatu organisasi
dibawah pimpinan seorang manajer yang mempunyai tanggung jawab atas
kegiatan yang dilakukan. Pada kenyataannya, perusahaan merupakan sekelompok
pusat-pusat tanggung jawab, yang biasanya berkenaan dengan unit-unit yang ada
di perusahaan.
Menurut Grigore, Nicolae et al (2010), penggunaan pusat tanggung jawab
mempunyai fungsi sebagai berikut:
Memfasilitasi pengendalian indikator keuangan oleh ahli anggaran yang
mana tanpa mengetahui aspek teknolgi.
Memungkinkan identifikasi kontribusi setiap pusat tanggung jawab untuk
mencapai keuntungan organisasi.
5. Peranan Laba
Tujuan utama setiap perusahaan yang berorientasi pada laba yaitu
memperoleh laba yang memuaskan. Laba merupakan pengurang antara
pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga merupakan ukuran
efisiensi. Dengan begitu, laba mengukur baik efektivitas maupun efisiensi.
Apabila ukuran secara keseluruhan itu ada, maka tidak perlu menentukan
pentingnya efektivitas maupun efisiensi. Tetapi apabila ukuran secara keseluruhan
itu tidak ada, maka sangat perlu dan bermanfaat untuk mengklasifikasikan ukuran
kinerja yang berkaitan dengan efektivitas maupun efisiensi.
C. Pusat Biaya
Menurut Nugraha, pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur berdasarkan input yang diukur secara moneter,
sedangakn output-nya tidak diukur.
Menurut Silalahi, pusat biaya adalah tempat organisasi (divisi, departemen,
bagian, atau seksi) dimana biaya dikumpulkan menurut tempat terjadinya yang
meliputi seluruh biaya yang dibebankan untuk aktivitas usaha. Atas dasar
karakteristik hubungan antara masukan dan keluaran pusat biaya dibedakan
menjadi dua yaitu:
Pusat Biaya Teknik
Menurut Silalahi, pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar
biayanya ditentukan secara pasti yang berhubungan dengan volume kegiatan pusat
biaya.
Menurut Halim (2019) pusat biaya teknik (pusat biaya standar) merupakan
pusat biaya yang sebagian besar biayanya memiliki hubungan fisik yang erat
dengan output yang dihasilkan. Pusat biaya teknik biasanya ditemukan dalam
operasi manufaktur yang menghasilkan suatu barang, misalnya departemen
produksi, pergudangan, distribusi, dan unit-unit yang serupa dalam organisasi
pemasaran.
Menurut Academia pusat biaya teknik memiliki ciri-ciri yaitu:
1. input dapat diukur secara moneter,
2. input dapat diukur secara fisik,
3. jumlah rupiah optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu
unit output yang ditentukan.
3) Ukuran Kinerja
Pengeluaran yang lebih dari direncanakan memerlukan perhatian, dan
pengeluaran yang kurang yang dari yang direncanakan rencana tidak berjalan
sesuai. Jika tidak dilakukan pemisahan biaya atas dasar biaya teknik dan biaya
kebijakan yang berasumsi bahwa laporan dari seorang manajer pusat biaya dasar
evaluasi dan efisiensi.
Menurut Demski dan Sappington (1989) dan Zimmerman (2003) dalam Al-
Shomaly (2013) ukuran kinerja digunakan untuk mengevaluasi prestasi manajer di
bawah penting bahwa evaluasi harus terbaik didasarkan pada apa yang dikontrol
manajer.
Al-Shomaly (2013) menyebutkan kecenderungan kearah desentralisasi
(pelimpahan wewenang) yang lemah ke lembaga-lembaga tertentu, yang memiliki
pengaruh signifikan oleh manajemen puncak dalam pengambilan keputusan serta
evaluasi kinerja.
Menurut Wordpress ciri-ciri pengendalian umum adalah
Penyusunan Anggaran
Membuat keputusan anggaran manajemen untuk pusat beban kebijakan
yang terpisah dari pusat beban teknik. Manajemen merumuskan anggaran
pusat beban kebijakan dengan menentukan besarnya pekerjaan yang harus
diselesaikan. Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat anggaran
untuk pusat beban kebijakan yang disebut sebagai manajemen berdasarkan
tujuan yaitu suatu proses formal dimana yg membuat anggaran
mengusulkan menyelesaikan pekerjaan dan menyarankan ukuran yang akan
dipakai dalam evaluasi kinerja.
4. Anggaran Tahunan
Anggaran tahunan adalah penjadwalan biaya yang diharapkan pada tahun
anggaran tersebut. Jika anggaran tahunan sejalan dengan rencana strategi dan
proyek yang disepakati, maka kesepakatan anggaran hal yang rutin, yang
mempunyai fungsi membantu perencanaan kas dan personalia.
5. Pengukuran Kinerja
Ada dua tipe pelaporan keuangan yaitu:
1. Membandingkan ramalan terakhir dari total keseluruhan biaya terhadap
jumlah biaya yang telah disepakati masing-masing kegiatan.
2. Laporan biaya sesungguhnya pada masing-masing pusat
pertanggungjawaban terhadap jumlah anggaran yang berfungsi membantu
pimpinan dalam meneliti rencana biaya dan menjamin biaya yang sudah
disepakati.
2. Kegiatan Pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan dalam memperoleh order. Termasuk
pengawasan kegiatan pemasaran; melakukan training, supervise dari salesman;
iklan; dan promosi penjualan. Adapun kegiatan dari pemasaran yaitu pertama,
jumlah penghasilan dimana kegiatan mempunyai implikasi teretntu. Kedua,
adanya kegiatan untuk mendapatkan order/pesanan dan kegiatan logistik. Ketiga,
adalah adanya biaya penawaran barang berupa biaya kebijakan, yang mana tidak
ada ukuran yang tepat berapa jumlah yang layak untuk dikeluarkan.
DAFTAR PUSTAKA