Anda di halaman 1dari 2

HIPERALDOSTERONISME PRIMER

Pendahuluan

Hipertensi adalah peningkatan tekanna darah yang melebihi tekanan darah normal
yang lebih atau sama dengan 140/90 mmHg. Hiperaldosteronisme primer adalah
sindrom yang disebabkan oleh hipersekresi aldosteron yang terkendali dan
umumnya berasal dari korteks adrenal. Sindrom ini disebut juga sebagai sindrom
conn.

Insiden

Sekrang kejadian hiperaldosteronisme primer berkisar anatara 5-10%.

Gejala dan Tanda

Hipokalemia membuat pasien mengeluh adanya rasa lemas dan tekanan darah
biasanya tinggi dan sukar dikendalikan. Pada pasien tanpa hipokalemia tidak
terdapat gejala lemas.

Patofisiologi

Sel kelenjar adrenal yang mengalami hiperplasi atau asenoma menghasilkan


hormon aldostreon secara berlebihan. Peningkatan kadar serum aldosteron akan
merangsang penambahan jumlah saluran Natrium yang terbuka pada sel prinsipal
membran luminal dari dukstus kolektikus bagian korteks ginjal. Akibat
penambahan jumlah ini, reabsobsi natrium mangalami peningkatan. Absorbsi
natrium juga membawa air sehingga tubuh menjadi cenderung hipervolemia.

Sejlan dengan itu, lumen duktus kolektikus ini berubah menjadi bermuatan lebih
negatif yang mengakibatkan keluarnya ion kalium dari sel duktus kolektikus
masuk ke dalam lumen tubuli melalui saluran kalium. Akibat peningkatan
ekskresi kalium urin, terjadi kadar kalium darah berkurang. Peningkatan ekskresi
kalium juga dipicu oleh peningkatan aliran cairan menuju tubulus distal. Hal ini
mengakibatkan tubuh kekurangan kalium dan timbul gejala seperti lemas.

Hipokalemi yang terjadi akan merangsang peningkatan ekskresi ion H di tubulus


proksimla melalui pompa NH3+ , sehingga reabsorbsi bikarbonat meningkat di
tubulus proksimal dan ekmudian terjadi alkalosis metabolik. Hipokalemi bersama
dengan hiperaldosteron juga akan merangsang pompa H-K-ATPase di tubulus
distal yang mengakibatkan peningkatan ekskresi ion H, selanjutnya akan
memelihara keadaan alkalosis metabolik pada pasien ini.
Kadar renin plasma pada pasien ini sangat rendah. Hipervolemia yang terjadi
akibat reabsorbsi natrium dan air yang meningkat akan menekan produksi renin
sehingga kadar renin plasma tertekan. Hal ini berebda dengan hiperaldosteronisme
sekunder dimana terjadi peningkatan kadar renin maupun aldosteron adrah.
Hiperaldosteronisme skunder didapat pada hipertensi renovaskuler atau pmeberian
diuretik pada pasien hipertensi.

Hipertensi yang terjadi pada pasien ini sebagian besar disebbakan oleh
hipervolmia yang menetap.

Diagnosis

1. Pemeriksaan serum aldosteron dan plasma renin activity


2. Pemeriksaan ekskresi kalium dalam urin 24 jam
3. Analisi gas darah
4. CT scan/ MRI

Anda mungkin juga menyukai