Lesi Pigmentasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Lesi Pigmentasi

1. Diffuse and bilateral


 Early Onset
Physiologic pigmentation (ada di ARUM)
Peutz Jeghers Syndrom
Etioligi, gangguan autosomal dominan.
Tanda-tanda klinis,
Macula hiperpigmentasi perioral dan pada mukosa labial atau bukal jarang pada anggota gerak
atas atau bawah.
Polip gastro intestinal biasanya jinak dan berada pada usus kecil, merupakan predisposisi dari
intususepsi.
Pemeriksaan, tanda-tanda patognomonik klinis.
Diagnosa, bedakan dengan pigmentasi ras dan bercak-bercak merah pada wajah (epulis).
Perawatan, lakukan pemotongan untuk pemeriksaan histologi.
 Predominantly Adult Onset
With systemic signs and symptoms
Addison Disease
Hipoadrenokortism
Etiologi. Penyebabnya hipoadrenalisme autoimun kadang-kadang bisa terjadi pada penderita
AIDS.
Tanda-tanda klinis, Hiperpigmentasi terutama pada daerah yang memiliki pigmen terutama
trauma.
Mulut : Pigmentasi kecoklatan dari gingiva.
Kulit : Hiperpigmentasi areola dan genital pada anggota gerak dan daerah trauma. Kadang –
kadang disertai penyakit autoimun lainnya.
Pemeriksaan, tekanan darah, elektrolit plasma dan kadar kortisol serta respon terhadap ACTH
(test sinakten).
Diagnosisi, bedakan dengan penyebab pigmentasi lainnya terutama karena rasa dan obat.
Perawatan, penyakit addison (autoimun) idiopatik : terapi penggantian fludrokortison dan
kortikosteroid.
Heavy metal pigmentation (ada di RINA)
Kaposi’s Sarcoma
Etiologi, tidak jelas. Neoplasma endothelial ganas sering berhubungan dengan AIDS dan
mungkin juga dengan infeksi sitomegalivirus.
Tanda Klinis, lesi tahap awal berupa macula yang merah, keunguan atau coklat. Tahap lanjut lesi
berubah menjadi nodular, yang luas serta menyebar dan terulserasi. Kaposi sarcoma pada
dasarnya menyerang palatum, walaupun dapat juga mengenai daerah mulut lainnya.
Pemeriksaan, biopsy untuk mempertegas diagnose, bedakan dengan lesi pigmentasi lainnya
terutama haemangioma dan purpura.
Perawatan, ditujukan untuk menghilangkan factor predisposisi. Radioterapi.

No systemic sign and symptoms


Drug-induced pigmentation
Etiologi, berbagai macam obat kadang-kadang menimbulkan pigmentasi, seringkali melalui
mekanisme yang tidak diketahui.
Hormone Adrenokortokotropik (ACTH) dapat menimbulkan pigmentasi melalui aktivitas seperti
MSH (neoplasma pembentuk ACTH bekerja dengan cara serupa). Berbagai logam berat
misalnya timah dapat menimbulkan garis pigmentasi karena membentuk deposit sulfide pada
poket gingiva. Obat-obat masa sekarang yang dapat menimbulkan pigmentasi adalah
antimalarial, busulfan, fenotiasin, ACTH, dan kontrasepsi oral.
Tanda Klinis, berbagai macam warna berupa bercak atau terlokalisir menurut peneybabnya.
Pemeriksaan, riwayat penggunaan obat.
Diagnosa, bedakan dengan penyebab pigmentasi lainnya.
Perawatan, hentikan obat penyebab.

Postinflammatory pigmentation (ada di JELIENS)


Smoker’s melanosis (ada di ARUM)

2. Focal
 Red-blue-purple
Blenching
Hemangioma
Etiologi, hamartoma atau tumor jinak.
Tanda-tanda klinis, lesi lunak, tidak sakit, berwarna merah atau biru, adang-kadang menonjol,
biasanya pucat bila ditekan, kebanyakan timbul semasa bayi.
Pemeriksaan, aspirasi, biopsy (eksisi bila mungkin).
Diagnosa, bedakan dengan palangiektasia, purpura, Kaposi sarcoma. Kadang-kadang dengan
haemangioendotelioma, syndrome maffucchi, penyakit fabri.
Perawatan, biasanya mereda dengan sendirinya, bias juga dengan kraiosurgery, terapi laser
argon, embolisasi arteri (jarang bila pendarahan sangat mengganggu).
Varix

Nonblanching
Thrombus
Hematoma
Etiologi,
 Blue-grey
Amalgam Tattoo
Other foreign-body tattoos
Blue nevus

 Brown
Melanotic macule (JELIENS)
Pigmented nevus
Etiologi, kongenital.
Tanda-tanda klinis, macula berwarna kecoklatan atau kebiruan, biasanya besar 1 cm, dan tidak
sakit.
Pemeriksaan, biopsy.
Diagnose, bedakan dengan pigmentasi lainnya terutama amalgam tattoo dan melanoma.
Perawatan, biopsy eksisional untuk membuktikan sifat jinaknya.

Melano-acanthoma
Melanoma Ganas
Etiologi, tidka diketahui. Tumor ganas melanocyt.
Tanda-tanda klinis, macula pigmentasi yang besar (kadang-kadang tidak terpigmentasi) pada
tahap berikutnya menjadi nodula dan ulserasi. Menyebar sebesar beberapa centimeter. Paling
sering menganai palatum, menyebar ke limfenode dan kemudian ke aliran darah.
Pemeriksaan, niopsi eksisional yang melebar dan pemeriksaan kedalaman serangan.
Diagnose, bedakan dengan nevus dan lesi pigmentasi lainnya.
Perawatan, eksisi yang lebar tetapi prognosanya buruk, kecuali bila dirawat dari awal. Jadi lesi
pigmentasi yang kecil perlu di biopsy.

(Scully, C and Caoson. R. A, 1991, Atlas Bantu Kedokteran Gigi: Penyakit Mulut, Jakarta:
Hipokratess)

Anda mungkin juga menyukai