Bab 3 Nih
Bab 3 Nih
TINJAUAN PUSTAKA
2) Teknik Bisekting
Pada teknik ini dilakukan dengan menggunakan film holder untuk
mempertahankan posisi film dalam mulut pasien, film diletakkan sedekat
mungkin dengan gigi, jadi posisi film tidak sejajar dengan sumbu panjang
bidang film, dan pada teknik ini konus yang digunakan adalah konus
pendek.
Teknik ini memiliki beberapa prinsip, yaitu :
(a) Pada teknik ini digunakan prinsip geometri
(b) Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual/palatal dari
gigi
(c) Film kontak dengan gigi, kemudian bidang film dan aksis
panjang gigi membentuk sudut
(d) Adanya imaginary bisector
(e) Pusat sinar-x tegak lurus terhadap garis bisektris sehingga
menghasilkan dua segitiga yang sama
(f) Film holder digunakan untuk menstabilkan film selama
penyinaran.
Keuntungan teknik ini adalah dapat digunakan tanpa
menggunakan film holder, penempatan film nyaman untuk dilakukan
pada seluruh area rongga mulut, serta penentuan posisi relatif mudah dan
sederhana. Namun kerugian teknik ini menyebabkan mudah terjadinya
distorsi dan masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan).
b. Radiografi Bitewing
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Raper pada tahun 1925. Tipe
radiografi interproksimal ini bertujuan untuk mendeteksi karies di puncak
alveolar yang secara klinis tidak dapat dideteksi, memeriksa mahkota,
kerusakan tulang alveolar di maksila dan mandibula dalam satu film dan film
yang dipakai pada tipe ini adalah film khusus. Teknik ini juga bisa digunakan
untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan kerusakan
tulang antara dua gigi.
Gambar 1. Hasil radiografi bite-wing
c. Radiografi Oklusal
Tipe radiografi oklusal ini bertujuan untuk melihat area yang lebih
luas lagi yaitu maksila atau mandibula dalam satu film dan film yang
digunakan juga film khusus. Yang bisa dilihat menggunakan teknik ini
adalah melihat lokasi akar gigi, lokasi supernumerary, tidak erupsi,
atau gigi yang impaksi, salivary stone di saluran kelenjar
submandibular, serta memeriksa pasien dengan trismus dimana pasien
tidak dapat membuka mulut terlalu besar.
e. Lateral Jaw
f. Lateral Cephalometri
g. Postero-Anterior
h. Submentovertec
i.Reverse Towne
j. Transcranial
k. Tomografi Projections
2.3 Prosesur Pembuatan Radiografi
Jarak dari target adalah jarak dari target anoda (sumber sinar) ke film
untuk film size 1 (standard) dan size 0 (anak) serta bite-wing adalah 8 inchi,
long cone tehnik 16-20 inchi.3,10
2. Milliampere
Merupakan ukuran jumlah dari energi listrik yang melewati x-ray tube.
Untuk
3. Voltase
Merupakan ukuran kualitas dari energi listrik yang melewati x-ray tube
yaitu sekitar 65-90 Kv.3,10
4. Posisi Kepala Pasien
Untuk maksila garis imajiner adalah garis yang ditarik dari alanasi ke
tragus (sejajar dengan lantai) sedangan pada mandibula garis imaginer adalah
garis yang ditarik dari sudut bibir ke tragus (sejajar dengan lantai) dengan
catatan sagital plane tegak lurus terhadap lantai.3,10
5. Posisi Film
Posisi film pada prinsipnya harus meliputi gigi yang menjadi perhatian
untuk di foto. Untuk daerah anterior, film diletakkan pada posisi vertikal.
Sedangkan untuk daerah posterior, film diletakkan pada posisi horizontal.
Rahang atas film dipegang dengan ibu jari sedangkan rahang bawah film
dipegang dengan telunjuk (tangan yang
berlawanan dengan regio yang akan difoto). Permukaan film sejajar dengan
dataran oklusal, sekurang-kurangnya 1/8 inchi sampai ¼ inchi melebihi
permukaan oklusal.
Dalam peletakan posisi film ini bisa saja terjadi berbagai hal misalnya
seperti tersedak yang biasanya terjadi pada pengambilan foto ronsen pada
daerah posterior. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara operator
bekerja dengan lebih baik atau mungkin pasien bisa berkumur-kumur dengan
air dingin terlebih dahulu, pada pasien sensitif gunakan anastesi topikal.3,10
6. Sudut Penyinaran
Sandaran kepala pada kursi gigi harus ditempatkan tepat pada lobus
oksipital di dasar bagian belakang kepala. Ini akan mendukung kepala selama
prosedur radiografi dan mengurangi kemungkinan gerakan. Penempatan
sandaran kepala yang tepat menentukan posisi dataran oklusal sejajar lantai
dan midsagital tegak lurus ke lantai untuk radiografi periapikal rahang atas dan
bitewing. Hal ini membantu untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan menaikkan dagu pasien sedikit untuk
radiografi periapikal pada rahang bawah. Hal ini meningkatkan penglihatan
operator ke dalam dasar mulut pasien untuk meletakkan film dan membuat
dasar mulut lebih santai.13
n. Refleks muntah
Gambar 4.
Pembengkokan film13
t. Elongasi (Perpanjangan)
Gambar 7. Foreshortening13
Angulasi horizontal yang tepat dari sinar x-ray akan membuka kontak
interproksimal dan memfasilitasi evaluasi karies menyeluruh dan penilaian
tingkat tulang, yang semua komponen terdiri dari pemeriksaan klinis dan
radiografi menyeluruh. Sinar x-ray harus ditujukan langsung antara gigi
ditargetkan untuk membuka permukaan interproksimal. Kesalahan angulasi
horizontal menyebabkan gambar bergeser ke anterior atau posterior, yang
mengakibatkan tumpang tindih permukaan interproksimal.9,13
Gambar 8.
Overlapping13
A. Kesalahan Pemaparan
v. Under Exposure
Hasil paparan ganda ketika film digunakan dua kali dan dua gambar
muncul bersamaan. Hal ini sangat penting untuk dihindari karena pengulangan
membuat pasien terkena radiasi dua kali. Untuk menghindari kesalahan ini,
radiografer harus menjaga ruang kerja agar terorganisir, di mana setiap film
ditempatkan di daerah berbeda.9,13
Gambar 9 Double exposure13
B. Kesalahan Prosessing
- Cracked / Pecah-Pecah
Radiografi
Prosedur Pembuatan
Berperan Dalam
Faktor yang
Pembuatan
Radiografi
Radiografi
Pembuatan
Kesalahan
Radiografi Intra
Periapikal Oral
Bite-wing Oklusal
Da
Co
Fo
Elo
Op