Anda di halaman 1dari 5

Nama : Imaduddin Kamal Thoriq Nim : 191910501048

Dosen Pengampu : Rindang Alfiah, S.T., M.T. Kelas: B

Makalah kami
memperkirakan hubungan
antara peningkatan akses
transportasi dan
perubahan struktur
perkotaan JMA untuk
sampel 1483 komunitas
(kelurahan) pada tahun
2000 dan 2010; perubahan
struktur perkotaan ini
tercermin oleh perubahan
kepadatan populasi dan
aktivitas ekonomi. Karena
indikator ekonomi saat ini
tidak dapat mengukur
kegiatan ekonomi di
tingkat masyarakat, kami
menggunakan data
intensitas cahaya sebagai
proksi untuk kegiatan
ekonomi. Untuk mengatasi
bias simultanitas potensial
dalam model regresi, kami
menggunakan spesifikasi
yang mengukur
peningkatan akses
transportasi menggunakan
akses infrastruktur
transportasi lama yaitu,
akses ke jaringan kereta
api lama, jalan primer
lama, dan Jalan Anyer-
Panarukan). Hasil kami
menunjukkan bahwa
peningkatan akses ke jalan
raya dan akses ke stasiun
kereta api telah
mempromosikan proses
suburbanisasi di JMA,
meskipun perannya
berbeda.
Studi kami berkontribusi
Judul: Transportation network and changes in urban structure: Evidence from the Jakarta
Metropolitan Area
Peneliti, Media Publikasi: Muhammad Halley Yudhistira, Witri Indriyani, Andhika Putra Pratama,
Yusuf Sofiyandi, Yusuf Reza Kurniawan
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0739885917301646
Tahun: 2019
Pokok Penelitian/Pokok Bahasan: Jurnal ini memperkirakan hubungan antara peningkatan akses
transportasi dan perubahan struktur perkotaan Jakarta Metropolitan Area (JMA) untuk sampel 1483
kelurahan pada tahun 2000 dan 2010; perubahan struktur perkotaan ini tercermin oleh perubahan
kepadatan populasi dan aktivitas ekonomi. Karena indikator ekonomi saat ini tidak dapat mengukur
Nama : Imaduddin Kamal Thoriq Nim : 191910501048

Dosen Pengampu : Rindang Alfiah, S.T., M.T. Kelas: B

Makalah kami
memperkirakan hubungan
antara peningkatan akses
transportasi dan
perubahan struktur
perkotaan JMA untuk
sampel 1483 komunitas
(kelurahan) pada tahun
2000 dan 2010; perubahan
struktur perkotaan ini
tercermin oleh perubahan
kepadatan populasi dan
aktivitas ekonomi. Karena
indikator ekonomi saat ini
tidak dapat mengukur
kegiatan ekonomi di
tingkat masyarakat, kami
menggunakan data
intensitas cahaya sebagai
proksi untuk kegiatan
ekonomi. Untuk mengatasi
bias simultanitas potensial
dalam model regresi, kami
menggunakan spesifikasi
yang mengukur
peningkatan akses
transportasi menggunakan
akses infrastruktur
transportasi lama yaitu,
akses ke jaringan kereta
api lama, jalan primer
lama, dan Jalan Anyer-
Panarukan). Hasil kami
menunjukkan bahwa
peningkatan akses ke jalan
raya dan akses ke stasiun
kereta api telah
mempromosikan proses
suburbanisasi di JMA,
meskipun perannya
berbeda.
Studi kami berkontribusi
kegiatan ekonomi di tingkat kelurahan, peneliti menggunakan data intensitas cahaya sebagai
representatif untuk kegiatan ekonomi. Untuk mengatasi bias simultanitas potensial dalam model
regresi, peneliti menggunakan spesifikasi yang mengukur peningkatan akses transportasi
menggunakan akses infrastruktur transportasi lama yaitu, akses ke jaringan kereta api lama, jalan
primer lama, dan Jalan Anyer-Panarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan akses ke
jalan raya dan akses ke stasiun kerena api telah mendatangkan proses suburbanisasi di JMA,
meskipun perannya berbeda.
Metode Penelitian: Untuk memperkirakan dampak peningkatan jaringan transportasi terhadap proses
suburbanisasi, peneliti mengadaptasi model regresi oleh Garcia-Lopez dan Angel., 2012. Penelitian
ini menggunakan dua variabel hasil di tingkat kelurahan untuk mengukur struktur ruang kota, yaitu
kepadatan penduduk dan intensitas cahaya malam. Kami menggunakan dua gelombang data sensus
Nama : Imaduddin Kamal Thoriq Nim : 191910501048

Dosen Pengampu : Rindang Alfiah, S.T., M.T. Kelas: B

Makalah kami
memperkirakan hubungan
antara peningkatan akses
transportasi dan
perubahan struktur
perkotaan JMA untuk
sampel 1483 komunitas
(kelurahan) pada tahun
2000 dan 2010; perubahan
struktur perkotaan ini
tercermin oleh perubahan
kepadatan populasi dan
aktivitas ekonomi. Karena
indikator ekonomi saat ini
tidak dapat mengukur
kegiatan ekonomi di
tingkat masyarakat, kami
menggunakan data
intensitas cahaya sebagai
proksi untuk kegiatan
ekonomi. Untuk mengatasi
bias simultanitas potensial
dalam model regresi, kami
menggunakan spesifikasi
yang mengukur
peningkatan akses
transportasi menggunakan
akses infrastruktur
transportasi lama yaitu,
akses ke jaringan kereta
api lama, jalan primer
lama, dan Jalan Anyer-
Panarukan). Hasil kami
menunjukkan bahwa
peningkatan akses ke jalan
raya dan akses ke stasiun
kereta api telah
mempromosikan proses
suburbanisasi di JMA,
meskipun perannya
berbeda.
Studi kami berkontribusi
populasi tahun 2000 dan 2010 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2000; 2010) untuk menghasilkan
angka populasi di tingkat kelurahan. Ukuran tanah dihitung dari peta digital vektor yang disediakan
oleh Badan Informasi Geospasial Indonesia. Kami menggunakan data cahaya stabil yang diperoleh
dari Program Satelit Pertahanan Meteorologi dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA)
sebagai representasi untuk kegiatan ekonomi. Data memiliki nilai piksel mulai dari 0 hingga 63.
Peneliti melakukan overlay data lampu-stabil dan Peta Jakarta Metropolitan Area di tingkat kelurahan.
Menggabungkan kedua dataset, peneliti menghasilkan nilai intensitas cahaya untuk setiap kelurahan
dengan rata-rata nilai piksel dalam setiap kelurahan. Lampu-stabil data memiliki resolusi mulai dari
0,55 hingga 2,77 km2 untuk setiap ukuran piksel. Karena rata-rata luas desa di JMA adalah sekitar
4,55 km2, peneliti percaya data lampu malam tetap representatif pada tingkat kelurahan.
Hasil:  Dengan menggunakan pendekatan variabel instrumental, peneliti menemukan jalan raya itu
Nama : Imaduddin Kamal Thoriq Nim : 191910501048

Dosen Pengampu : Rindang Alfiah, S.T., M.T. Kelas: B

Makalah kami
memperkirakan hubungan
antara peningkatan akses
transportasi dan
perubahan struktur
perkotaan JMA untuk
sampel 1483 komunitas
(kelurahan) pada tahun
2000 dan 2010; perubahan
struktur perkotaan ini
tercermin oleh perubahan
kepadatan populasi dan
aktivitas ekonomi. Karena
indikator ekonomi saat ini
tidak dapat mengukur
kegiatan ekonomi di
tingkat masyarakat, kami
menggunakan data
intensitas cahaya sebagai
proksi untuk kegiatan
ekonomi. Untuk mengatasi
bias simultanitas potensial
dalam model regresi, kami
menggunakan spesifikasi
yang mengukur
peningkatan akses
transportasi menggunakan
akses infrastruktur
transportasi lama yaitu,
akses ke jaringan kereta
api lama, jalan primer
lama, dan Jalan Anyer-
Panarukan). Hasil kami
menunjukkan bahwa
peningkatan akses ke jalan
raya dan akses ke stasiun
kereta api telah
mempromosikan proses
suburbanisasi di JMA,
meskipun perannya
berbeda.
Studi kami berkontribusi
dan jaringan kereta api dapat menjelaskan perubahan dalam struktur ruang kota di JMA. Peningkatan
akses jalan raya menyebabkan pertumbuhan populasi di pinggiran kota. Sebaliknya, kedekatan dengan
akses jalan raya yang tersedia menjelaskan mengapa cahaya malam sebagai representasi alternatif dari
kegiatan ekonomi menunjukkan kenaikan pertumbuhan di daerah pinggiran kota lainnya. Sementara
itu, akses ke kereta api meningkatkan pertumbuhan populasi dan cahaya malam di pinggiran kota
lainnya. Kontribusi penelitian ini relevan karena hasilnya memberikan bukti empiris untuk kasus
bertipe kota primer muda di Negara Asia. Analisis peneliti berpusat di Jakarta Metropolitan Area,
kota utama di Indonesia, yang memiliki karakeristik populasi lebih besar yang tidak proporsional dan
infrastruktur transportasi yang lebih baik daripada daerah perkotaan lainnya di Indonesia (Morichi &
Acharya, 2013). Dalam hal ini, kami menemukan peningkatan transportasi mendatangkan proses
urban sprawl, yang sumbernya bisa dibilang pendatang dari provinsi lain. Dengan demikian,
Nama : Imaduddin Kamal Thoriq Nim : 191910501048

Dosen Pengampu : Rindang Alfiah, S.T., M.T. Kelas: B

Makalah kami
memperkirakan hubungan
antara peningkatan akses
transportasi dan
perubahan struktur
perkotaan JMA untuk
sampel 1483 komunitas
(kelurahan) pada tahun
2000 dan 2010; perubahan
struktur perkotaan ini
tercermin oleh perubahan
kepadatan populasi dan
aktivitas ekonomi. Karena
indikator ekonomi saat ini
tidak dapat mengukur
kegiatan ekonomi di
tingkat masyarakat, kami
menggunakan data
intensitas cahaya sebagai
proksi untuk kegiatan
ekonomi. Untuk mengatasi
bias simultanitas potensial
dalam model regresi, kami
menggunakan spesifikasi
yang mengukur
peningkatan akses
transportasi menggunakan
akses infrastruktur
transportasi lama yaitu,
akses ke jaringan kereta
api lama, jalan primer
lama, dan Jalan Anyer-
Panarukan). Hasil kami
menunjukkan bahwa
peningkatan akses ke jalan
raya dan akses ke stasiun
kereta api telah
mempromosikan proses
suburbanisasi di JMA,
meskipun perannya
berbeda.
Studi kami berkontribusi
pemerintah daerah JMA disarankan menemukan paket kebijakan untuk menyeimbangkan efek urban
sprawl dan meningkatkan mobilitas penduduk melalui peningkatan transportasi.
Kelebihan: – Memaparkan secara jelas dan Kekurangan: – Tidak dijelaskan proses
lengkap latar belakang dari penelitian tersebut.
permasalahan mengapa dibuatnya
penelitian ini. – Pengimplementasian belum
dilakukan dengan real.
– Menyertakan referensi.

Anda mungkin juga menyukai