Abstrak—Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi implementasi Mass Rapid Transit (MRT) untuk kemudahan
untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi. masyarakat dalam mencapai tujuan dengan pengalihan
Keinginan pengguna jalan khususnya pejalan kaki bergantung penggunaan kendaraan pribadi dan peningkatkan
pula dengan tingkat aksesibilitasnya. Kawasan Mass Rapid
penggunaan transportasi massal [3]. Namun infrastruktur
Transit (MRT) Cipete memiliki skor audit aksesibilitas paling
rendah dijadikan lokasi peningkatan aksesibilitas oleh ITDP penunjang transportasi massal khususnya untuk pejalan kaki
dan PT. MRT dengan metode tactical urbanism. Tactical belum dikatakan maksimal, ditambah lagi dengan
urbanism merupakan salah satu gerakan intervensi berskala pembangunan trotoar yang hanya terfokus pada daerah
kecil, menggunakan biaya yang rendah, dalam implementasi sepanjang MRT tidak ditingkatkan sampai titik origin
dengan waktu yang singkat yang menghasilkan dampak jangka pengguna jalan sehingga penggunaan transportasi massal
panjang dengan keterlibatan warga sebagai karakteristik
pagi pejalan kaki belum maksimal.
utama. Namun saat ini konsep tactical urbanism masih menjadi
hal yang baru dan belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia PT. MRT Jakarta sedang mengembangkan rencana induk
khususnya di Jakarta, Maka dari itu penelitian ini menganalisis kawasan transit terpadu di lima stasiun, yaitu Stasiun Lebak
pengaruh tactical urbanism terhadap aksesibilitas, sehingga Bulus, Stasiun Fatmawati, kawasan Cipete (yang mencakup
hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pilihan untuk Stasiun Cipete, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A), kawasan
mememaksimalkan peningkatan aksesibilitas pada kawasan Blok M (termasuk Stasiun Sisingamangaraja), dan Stasiun
transit seperti MRT. Penelitian ini menggunakan Content
Dukuh Atas. Kawasan Cipete sebagai kawasan perdagangan
analysis untuk mengidentifikasikan karakteristik tactical
urbanism pada kawasan MRT Cipete, Kemudian Deskriptif dengan konsep shopping street berpotensi pada peningkatan
Kualitatif dengan skala likert untuk melihat tingkat pergerakan yang akan berpengaruh terhadap aksesibilitas.
aksesibilitas berdasarkan persepsi responden, dan Analisa Peningkatan aksesibilitas tersebut diutamakan untuk pejalan
Korelasi Spearman untuk melihat hubungan antara pengaruh kaki dan non-motorized vehicles.
tactical urbanism dan aksesibilitas, penelitian ini mengambil Dalam hal ini, Kawasan MRT Cipete berdasarkan audit
sampel pejalan kaki di area Kawasan MRT Cipete sebagai
aksesibilitas yang dilakukan ITDP dan PT. MRT pada tahun
objek penelitian. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya
karakteristik tactical urbanism pada Kawasan MRT Cipete, 2019 menggunakan Transit Oriented Development (TOD)
sedangkan tingkat aksesibilitas berdasarkan persepsi Standard 3.0 sebagai indikator penilaian dan panduan
responden setelah adanya tactical urbanism tergolong pada “Pedestrian First” yang dikeluarkan oleh ITDP , dari seluruh
kategori “Baik” dengan skor 72,4% di area MRT Cipete Raya area stasiun MRT sejumlah 13 stasiun yang telah diaudit
dan 77,29% di area MRT Haji Nawi. Berdasarkan hasil analisa aksesibilitas dihasilkan bahwa stasiun MRT Cipete Raya ini
korelasi spearman ditemukan adanya hubungan antara
memiliki jumlah penumpang yang termasuk dalam stasiun
pengaruh tactical urbanism dengan aksesibilitas dengan hasil
korelasi yang positif dengan variabel karakteristik tactical layang selain stasiun awal dan stasiun akhir yang memiliki
urbanism yang berarti jika tactical urbanism ditingkatkan akan skor aksesibilitas yang rendah sehingga dijadikan lokasi
meningkatkan pula tingkat aksesibilitas. penelitian. PT. MRT dengan ITDP telah melakukan kerja
sama dalam peningkatan aksesibilitas di Kawasan MRT
Kata Kunci—Aksesibilitas, Tactical Urbanism, Perilaku Cipete khususnya di area MRT Cipete Raya dan MRT Haji
Pengguna Jalan Nawi sebagai bagian dari Kawasan MRT Blok A dalam
rangka peningkatan aksesibilitas melalui tactical urbanism.
I. PENDAHULUAN Tactical Urbanism merupakan gerakan dalam bidang
"Perbaikan Kota" dan Do It Yourself (DIY) Urbanisme yang
J AKARTA Selatan sebagai salah satu kota administrasi di
DKI Jakarta memiliki kegiatan ekonomi yang tinggi dan
memiliki kawasan permukiman yang padat [1], Pertumbuhan
bertujuan untuk meningkatkan pengalaman kehidupan
perkotaan melalui tindakan perbaikan [4]. Interverensi
penduduk setiap tahunnya mengakibatkan peningkatan dengan Implementasi waktu yang singkat dan dampak yang
berbagai kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan untuk panjang, sumber daya yang seadanya dan keterlibatan warga
mobilisasi yang ditunjang dengan adanya transportasi berupa dikatakan sebagai karakteristik utama dari gerakan yang
kendaraan pribadi dan kendaraan umum [2]. muncul dalam urbanisme ini [5]. Dapat disimpulkan bahwa
Jakarta dalam penanganan kemacetan melakukan upaya tactical urbanism adalah intervensi untuk mendesain ulang
dalam peningkatan transportasi publik Salah satu bentuk jalan dengan pelibatan masyarakat. Metode tactical urbanism
pengendalian pemerintah terhadap kemacetan di Jakarta yaitu tersebut telah diimplementasi pada Juli 2019 pada area MRT
Cipete Raya dan November 2019 pada area MRT Haji Nawi.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C203
Tabel 1.
Indikator dan Variabel Penelitian
Indikator Variabel
Karakteristik Tactical Urbanism Tujuan (Specialising)
Tindak Lanjut (Following-Up)
Elemen (Adding)
Dampak (Settling)
Partisipasi Masyarakat (Claiming)
Pemantauan (Monitoring)
Kerjasama Stakeholder (Merging)
Aksesibilitas Keterjangkauan
Desain Jalan
Keamanan
Kenyamanan
Keselamatan
Perilaku Pengendara Aggressive Behaviour
Defensive Behaviour Gambar 2. Marka pejalan kaki pada Zona Selamat Sekolah (ZOSS)
SDN 01 Gandaria Selatan.
Gambar 3. (a) Jalur hijau pejalan kaki pada area MRT Cipete Raya (b)
Jalur wayfinding pada area MRT Haji Nawi
Urgensitas penelitian ini dapat dlihat dari sejalannya menggunakan akal sebagai panutan dalam menganalisa suatu
program peningkatan aksesibilitas melalui tactical urbanism masalah. Fakta empiris menjadi sumber data yang digunakan
di kawasan MRT Cipete dengan tujuan program Pemrov DKI dalam pendekatan rasionalistik. Dalam penelitian ini
Jakarta tahun 2017-2022 yang menggunakan konsep City 4.0 peningkatan aksesibilitas kawasan MRT Cipete secara nalar
dengan prinsip utama pemerintah sebagai kolaborator dan dan indera didukung oleh pendekatan tactical urbanism.
warga menjadi ko-kreator. Namun saat ini konsep tactical Selanjutnya adalah tahap pengumpulan data dari hasil
urbanism yang berpotensi besar dalam peningkatan kualitas observasi, kuisioner, wawancara serta sumber pendukung
infrastruktur pejalan kaki ini masih menjadi hal yang baru dan lainnya untuk kemudian dianalisis dan penarikan kesimpulan
belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia khususnya di dari hasil analisis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Jakarta, Maka dari itu penelitian ini menganalisis pengaruh dengan jenis pendekatan metode campuran yaitu kualitatif
tactical urbanism terhadap aksesibilitas. Keberhasilan dan kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk sasaran
tactical urbanism dapat kemudian digunakan untuk 1 yaitu identifikasi karakteristik tactical urbanism dan
memperluas pengembangan desain jalan yang nantinya dapat sasaran 2 yaitu menganalisis tingkat aksesibilitas, sedangkan
diimpelentasikan pada daerah lainnya. penelitian kuantitatif untuk sasaran 3 yaitu menganalisis
pengaruh tactical urbanism terhadap aksesibilitas.
II. METODE ANALISA B. Indikator dan Variabel Penelitian
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan berbagai literatur dan hasil kajian pustaka,
Penelitian ini menggunakan metode penelitian penelitian ini mendapatkan 3 indikator yaitu Aksesibilitas,
rasionalistik. Fokus permasalahan didapat melalui Tactical Urbanism, dan Perilaku Pengguna Jalan. Dari tiap
pemahaman intelektual di lapangan untuk mendapatkan indikator tersebut menghasilkan beberapa variabel yang
pemaknaan lebih dalam dari tactical urbanism. Pendekatan menjadi fokusan penelitian. Terdapat 14 variabel yang
rasionalistik merupakan sebuah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel 1.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C204
Tabel 2.
Karakteristik Tactical Urbanism
Keterangan
Aspek Parameter Konfir-masi
Tujuan Tujuan untuk membentuk
Keberlanjutan Tujuan lingkungan yang ramah
X
(Specialising) Ekologis Pejalan Kaki
Tabel 5.
Hasil Korelasi Spearman Pengaruh Tactical Urbanism Terhadap
Aksesibilitas pada Area MRT Cipete Raya
Variabel Nilai Hubungan Intepretasi
Korelasi
Aksesibilitas 0,545 Sedang Adanya hubungan yang
dan elemen substansial antar
aksesibilitas dan
elemen, responden
merasa adanya
perubahan suasana saat
berjalan kaki jadi lebih
Gambar 5. Permainan lokal urban games pada area stasiun MRT bersemangat, dan
Cipete Raya dan MRT Haji Nawi. peningkatan keamanan
jalan karena ada
Tabel 3. pembatas pejalan kaki
Distrisbusi Skor Tingkat Aksesibilitas Persepsi Pengguna Jalan pada dan kendaraan
Area MRT Cipete Raya Aksesibilitas 0,347 Rendah Adanya tingkat korelasi
Variabel STB TB B CB SB Total (%) Kategori dan Dampak yang rendah antar
Keterjangkauan 4 18 39 80 20 161 64,4% B aksesibilitas dan
Desain Jalan 1 2 24 52 135 214 85,6% SB dampak karena adanya
Keamanan 1 4 48 112 15 180 72% B pembagian ruang jalan
Kenyamanan 1 8 36 92 50 187 74,8% B berdampak pada
Keselamatan 1 10 27 104 45 187 74,8% B pengguna jalan
Aggresive Behaviour 0 8 30 116 35 189 75,6% B khususnya pada jam
Defensive Behaviour 4 18 75 32 20 149 59,6% C sibuk, namun selain jam
RATA-RATA (SKOR TINGKAT AKSESIBILITAS) 72,4% B sibuk pengguna jalan
terkadang tidak
menggunakan marka
Tabel 4. tersebut
Distrisbusi Skor Tingkat Aksesibilitas Persepsi Pengguna Jalan pada Aksesibilitas 0,422 Sedang Adanya hubungan yang
Area MRT Haji Nawi dan substansial karena
Variabel STB TB B CB SB Total (%) Kategori Partisipasi terdapat perwakilan
Keterjangkauan 1 2 24 44 145 216 86,4% SB warga di MRT Cipete
Raya yang ikut andil
Desain Jalan 0 4 12 72 130 218 87,3% SB dalam perumusan
Keamanan 1 8 51 80 40 180 72% B desain elemen sampai
Kenyamanan 1 4 24 112 55 196 78,4% B hari H implementasi
Keselamatan 0 0 42 96 60 198 79,0% B
aksesibilitas. Studi ini mendapatkan informasi yang
Aggresive Behaviour 0 2 42 80 75 199 79,0% B
bersumber dari buku, jurnal, skripsi, dan penelitian terkait
Defensive Behaviour 4 14 87 24 20 149 59,0% C
konsep tactical urbanism dan aksesibilitas.
RATA-RATA (SKOR TINGKAT AKSESIBILITAS) 77,29% B
b. Survei Instansional
Dalam pengumpulan data instansi, peneliti mengunjungi
adalah variable-variabel penelitian yang telah ditentukan
instansi yang memiliki data dan informasi dokumen-
sebelumnya.
dokumen yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang
b. Kuisioner
ditemukan dari ITDP dan PT.MRT
Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar
pertanyaan mengenai suatu masalah dalam penelitian D. Teknik Analisis Data
berdasarkan hasil persepsi atau preferensi responden Dalam teknik analisa data ini digunakan untuk membantu
Pemberian pertanyaan kepada responden ditunjukan kepada menganalisa sasaran yang dicapai dalam penelitian ini.
pengguna jalan yaitu pejalan kaki, pengguna kendaraan Terdapat 3 sasaran untuk mencapai tujuan penelitian intuk
bermotor dan masyarakat yang tinggal pada kawasan MRT sasaran (1) menggunakan teknik deskriptif kualitatif dari
Cipete Jakarta. hasil observasi dan content analysis dari hasil wawancara
c. Wawancara instansi oleh ITDP, deskripsi kualitatif juga digunakan pada
Wawancara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data hasil kuisioner dibagikan kepada pengguna jalan untuk
dan memberikan pembuktian terhadap informasi dari variabel menentukan karakteristik yang mempengaruhi willingness to
yang telah ditentukan. Wawancara dilakukan dengan teknik walk para pejalan kaki. Pasa sasaran (2) menggunakan teknik
wawancara terstruktur, dimana wawancara digunakan untuk analisis deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
menjawab sasaran ke I mengenai karakteristik tactical menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
urbanism dengan responden dari masyarakat dan ITDP menggambarkan data yang telah terkumpul, Input data
sebagai penyelenggara pilot project tersebut, serta menjawab didapat menggunakan teknik purposive sampling
sasaran ke II mengenai tingkat aksesibilitas dengan salah satu dikarenakan ada kriteria sampel yang akan diambil.
variabel nya yaitu walkability dengan responden dari Kuisioner yang disebarkan menggunakan skala likert dan
masyarakat, dan sasaran ke III mengenai pengaruh tactical data yang diambil dari responden terpilih dijadikan dalam
urbanism terhadap aksesibilitas berdasaran walkability. bentuk prosentase dan dideskripsikan dengan teknik
2) Survei Sekunder deskriptif kuantitatif. Untuk sasaran (3) Analisis korelasi
a. Survei Literatur spearman menggunakan software SPSS. Analisis data ini
Studi literatur dengan melakukan penelusuran data dan dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hubungan kedua
informasi mengenai konsep tactical urbanism dan variabel antara variabel tactical urbanism dan variabel
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C206
transportasi umum khususnya MRT, selain itu juga terdapat aksesibilitas pada Kawasan MRT Cipete. Analisis untuk
mural bentuk lainnya. Gambar mural pada adalah bentuk melihat pengaruh menggunakan SPSS 24.0 for windows
kerja sama dari ITDP, MRT, Dinas Bina Marga dan dengan analisis korelasi rank spearman. Pada Tabel 5 dan 6
Masyarakat dan khususnya pada area MRT Haji Nawi hasil analisis pengaruh tactical urbanism terhadap
berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Seni Rupa Desain aksesibilitas.
Universitas Tarumanegara. Berdasarkan wawancara terhadap
masyarakat, Mural pada dinding membuat suasana menjadi
IV. KESIMPULAN
ramai dan meningkatkan kenyamanan dalam berjalan.
4. Urban Games Impelementasi tactical urbanism yang menggunakan biaya
rendah dengan dampak yang panjang yang melibatkan
Urban Games yang diimplementasikan pada MRT Haji
partisipasi masyarakakat merupakan metode yang tergolong
Nawi berupa permainan lokal seperti lompat angka pada jalan
baru karena baru diprakarsai oleh ITDP juni 2019 pada
dekat perumahan warga. Permainan tersebut mayoritas
kawasan MRT Cipete. Metode tactical urbanism ini sejalan
dimainkan oleh kalangan anak kecil. Berdasarkan observasi,
dengan tujuan program DKI Jakarta tahun 2017-2022 yang
bentuk permainan tersebut sering dimainkan oleh kalangan
menggunakan konsep City 4.0 dimana pemerintah
anak kecil pada sore hari sekitar jam 16.00-18.00. Permainan
berkolaborasi dengan elemen masyarakat dalam membangun
tersebut memberikan dampak yang baik karena masyarakat
dan menyelesaikan berbagai permasalahan kota.
merasa dengan adanya ini dapat menghadirkan kehidupan di
Dengan begitu dari hasil penelitian pengaruh tactical
ruang terbuka untuk bermain maupun bersosialiasi dan
urbanism terhadap aksesibilitas tersebut dapat diketahui
menyatukan komunitas.
pengembangan apa saja yang harus dilakukan untuk
C. Analisis Tingkat Aksebilitas Pengguna Jalan pada impelementasi tactical urbanism yang akan dilanjutkan
Kawasan MRT Cipete Jakarta kedepan. Berikut adalah kesimpulan dari hasil analisis dan
Setelah menghitung skor per-variabel, dapat dilihat pembahasan yang telah dilakukan antara lain: (1)Bentuk
presentase sebagai angka representatif tingkat aksesibilitas tactical urbanism yang diimplementasikan pada kawasan
pada Area di MRT Cipete Raya dan MRT Cipete Haji Nawi. MRT Cipete terdiri dari perbaruan blok, perbaikan jalan,
Pada Tabel 3 hasil perhitungan dari skala likert untnuk tingkat katalis visual, dan urban games dengan karakteristik tactical
aksesibilitas pada Area di MRT Cipete Raya. urbanism pada kawasan MRT Cipete yaitu Karakteristik
Berdasarkan tabel 3 dan diagram jaring diatas, dapat tactical urbanism di kawasan MRT Cipete yang paling
disimpulkan bahwa variabel yang termasuk pada kategori” berpengaruh menurut responden pengguna jalan pada
Sangat Baik” ada pada Desain Jalan sebesar 85,6%, variable kawasan MRT Cipete yaitu Elemen, Dampak, dan Partisipasi;
yang termasuk pada kategori “Baik” dari yang paling besar (2)Tingkat aksesibilitas berdasarkan walkability pada area
ada pada Aggressive Behaviour sebesar 75,6%, Kenyamanan MRT Cipete Raya memiliki skor agregat tingkat aksesibilitas
dan Keselamatan dengan skor yang sama sebesar 74,8%, dan kawasan MRT Cipete Raya sebesar 72,4 dengan kategori
Keamanan sebesar 72%, untuk kategori yang memiliki nilai BAIK, Sedangkan untuk area MRT Haji Nawi nilai memiliki
paling kecil berada pada kategori “Cukup” yaitu Defensive skor agregat tingkat aksesibilitas area MRT Haji Nawi
Behaviour sebesar 59,6%. Sehingga secara keseluruhan, jika sebesar 77,29 dalam katergori BAIK. Sehingga dapat
semua skor dirata-rata menghasilkan skor tingkat disimpulkan bahwa tingkat aksesibilitas pada kawasan MRT
aksesibilitas pada Area di MRT Cipete Raya sebesar 72,4% Cipete Raya berdasarkan persepsi pengguna jalan dalam hal
pada kategori BAIK dimana tidak ada variabel aksesibilitas walkability nya keduanya memiliki nilai yang baik dengan
di Area di MRT Cipete Raya yang buruk. adanya impelementasi tactical urbanism; (3)Berdasarkan
Berdasarkan table 4, dapat disimpulkan bahwa variabel analisis korelasi spearman, Impelentasi tactical urbanism
yang termasuk pada kategori ” Sangat Baik” ada pada Desain pada kawasan MRT Cipete memiliki pengaruh pada tingkat
Jalan sebesar 87,2% dan Keterjangkauan sebesar 86,4%, aksesibilitas. Variabel aksesibilitas memiliki hubungan
Sedangkan pada kategori “Baik” dari urutan yang paling korelasi yang positif dengan variabel karakteristik tactical
tinggi yaitu Aggressive Behaviour dan Keselamatan yang urbanism yang paling berpengaruh yaitu elemen, dampak,
memiliki skor yang sama yaitu 79%, Kenyamanan sebesar dan partisipasi masyarakat yang berarti jika tactical
78,4%, dan Keamanan sebesar 72%, Sedangkan skor urbanism ditingkatkan akan meningkatkan pula tingkat
terendah terdapat pada kategori “Cukup” yaitu Defensive aksesibilitas, meskipun belum menujukan hubungan korelasi
Behaviour yaitu sebesar 59%, Sehingga secara yang tinggi namun dengan adanya tactical urbanism terbukti
keseluruhan, jika semua skor dirata-rata menghasilkan skor berpengaruh pada aksesibilitas pada Kawasan MRT Cipete
tingkat aksesibilitas pada Area di MRT Cipete Raya sebesar Jakarta.
77,29% pada kategori BAIK dimana tidak ada variabel
aksesibilitas di Area MRT Haji Nawi yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
D. Pengaruh Tactial Urbanism Terhadap Akssesibilitas [1] B. P. S. P. D. Jakarta, “Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2019,”
pada Kawasan MRT Cipete Jakarta Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2020.
https://jakarta.bps.go.id/publication/2019/08/16/eea4f4b387c3024bb4
Pengaruh tactical urbanism diambil dari karakteristik a3a7fc/provinsi-dki-jakarta-dalam-angka-2019.html.
tactical urbanism yang paling penting berdasarkan responden [2] Zhra Mustaqima, I. Widyawati, and D. Utomo, “Karakteristik moda
pada kawasan MRT Cipete Raya yaitu adalah Elemen, angkutan umum berbasis online di jakarta selatan,” tata kota dan drh.,
vol. 10, no. 2, pp. 99–106, 2018, doi:
Dampak, dan Partisipasi [6]. Maka 3 variabel yang paling 10.21776/ub.takoda.2018.010.02.5.
penting tersebut diambil untuk diliat pengaruh nya terhadap [3] F. Septiadi and A. Sarbini, “Analisis kebijakan penyediaan transportasi
darat di daerah perkotaan padat penduduk,” Institut Sosial dan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C208
Manajemen STIAMI, 2018. approach?,” Environ. Plan. B Plan. Des., vol. 43, no. 6, pp. 1040–1051,
[4] C. Courage, “The global phenomenon of tactical urbanism as an Nov. 2016, doi: 10.1177/0265813516657340.
indicator of new forms of citizenship,” Engag. 32 Citizsh. Belong., no. [6] M. Lydon and A. Garcia, “Tactical urbanism: short-term action for
32, pp. 88–97, 2013, [Online]. Available: www.engage.org/journal. long-term change,” J. Am. Plan. Assoc., vol. 81, no. 2, pp. 154–155,
[5] P. Silva, “Tactical urbanism: towards an evolutionary cities’ Apr. 2015, doi: 10.1080/01944363.2015.1054708
.