MAKALAH Indonesia
MAKALAH Indonesia
MAKALAH Indonesia
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun
saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan evaluasi penulis kedepannya.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas partisipasinya
dalam membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Simpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Batik merupakan salah satu kekayaan karya seni warisan budaya yang
telah menjadikan Negara Indonesia memiliki ciri yang khas di mancanegara.
UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 menetapkan batik sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the
Oral and Intangiable Heritage of Humanity). Batik dikatakan sebagai hasil
budaya yang bernilai tinggi, karena proses pembuatan Batik dilakukan secara
tradisional serta turun temurun sejak zaman dulu sampai
sekarang.Perkembangan batik telah melahirkan berbagai jenis dan corak
batik yang khas disetiap daerahnya.
1
d) Mengapa batik harus dilestarikan?
e) Seberapa besar minat remaja dalam pemakaian batik terhadap pelestarian
batik Pekalongan?
f) Bagaimana evolusi batik dari zaman ke zaman?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Batik Pekalongan merupakan salah satu jenis batik yang paling terkenal
diantara batik Indonesia lainnya. Pekalongan sendiri terletak di provinsi Jawa
Tengah, sehingga corak batik dari Pekalongan memiliki kemiripan pada batik
lainnya yang berasal dari provinsi yang sama. Salah satu dari ciri khas batik
Pekalongan adalah sering disebut batik pesisir, dikarenakan kebanyakan dari
pengrajin batik saat ini hidup di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Berikut ini
adalah beberapa macam motif batik dari Pekalongan :
2. Motif Liong
Pada zaman dahulu kala, banyak etnis Tionghoa yang menetap di
Pekalongan. Mereka inilah yang turut andil dalam perkembangan busana
pada masa lampau. Salah satu bentuk kontribusinya adalah dengan
menciptakannya batik Liong. Dilihat dari sisi ornament, batik motif Liong
ini cenderung mengadopsi wuju d makhluk imaginir seperti bentuk ular
naga.
3. Motif Semen
Batik semen merupakan motif batik klasik dari Pekalongan.
Penampilannya dari batik semen ini hampir mirip dengan motif batik
semen dari Jogja yang lebih terkenal dari daerah Solo, hanya saja motif
Semen dari Pekalongan tidak terdapat unsur binatang cecak dan lebih
3
didominasi oleh bentuk garis-garis dekoratif. Ornament pendukung pada
batik semen ini umumnya berupa burung garuda atau tumbuhan-tumbuhan
tertentu. Filosofi motif semen yaitu lambang burung garuda yang gagah
perkasa yang mampu bertahan dalam kondisi apapun. Siapapun yang
menggunakan batik tersebut diharapkan memiliki keteguhan hati yang
kuat.
1. Gawangan
Yaitu perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan kain
sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari kayu, atau bamboo. Gawangan
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi
harus kuat dan ringan.
2. Kain
Merupakan bahan baku batik, dari mori (katun), sutra, dobby, saten
atau viscos. Kualitas kain sangat menentukan baik buruknya kain batik
yang dihasilkan.
3. Bandul
Dibuat dari timah, kayu atau batu yang dikantongi. Fungsinya
untuk menahan kain yang sedang dibatik agar tidak mudah tertiup angina,
atau tarikan si pembatik secara tidak sengaja.
4. Pola
Yaitu suatu motif batik pada kain yang akan dibatik, diperlukan
untuk batik tulis dan batik cap.
5. Lilin/Malam
Ialah bahan yang digunakan untuk membatik. Sebenarnya
lilin/malam tidak habis/hilang, karena akhirnya diambil kembali pada
proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi
kain. Malam yang digunakan untuk membatik berbeda dengan
malam/lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada
kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
6. Saringan malam
Yaitu alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya.
Jika malam disaring, maka kotoran dapat dibuang sehingga tidak
mengganggu jalannya malam pada cucuk canting sewaktu depergunakan
untuk membatik.
7. Canting
4
Adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai
pegangannya, merupakan alat yang dipakai untuk memindahkan atau
mengambil cairan. Canting ini digunakan untuk menuliskan pola batik
dengan cairan lilin. Canting terbuat dari batok kelapa, namun karena
sudah jarang ditemukan, maka diganti dengan Teflon atau plastik.
8. Wajan
Untuk mencairkan malam. Wajan sebaliknya bertangkai supaya
mudah diangkat dan diturunkan dari perapian.
9. Kompor
Untuk membuat api yang digunakan dalam merebus lilin/malam
yang ada diwajan supaya berubah menjadi cairan yang akhirnya
digunakan dalam proses pengecapan.
10. Taplak
Yaitu kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena
tetesan malam panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.
Proses pembuatan batik cap tidak seperti proses pembuatan batik tulis
dalam proses pembuatannya menggunakan canting tulis. Pada proses
pembuatan batik cap alat yang digunakan yaitu canting cap berupa stempel
besar yang terbuat dari tembaga yang sudah didesain daengan motif tertentu
dengan dimensi 20 x 20 Proses pembuatan batik cap adalah sebagai berikut :
1. Kain mori diletakkan diatas meja datar yang telah dilapisi dengan alas
yang lunak.
2. Malam / lilin direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam
ini tetap dalam kondisi 60 sampai dengan 70O Celcius.
5. Setelah proses cap selesai, kain mori selanjutnya akan masuk ke proses
pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori ke dalam tangki yang
berisi pewarna kain.
5
6. Cairan malam/lilin telah terserap pada permukaan kain, tidak akan terkena
dalam proses pewarnaan ini. Setelah proses pewarnaan selesai, dilanjutkan
dengan proses berikutnya yaitu penghilangan berkas motif cairan malam
melalui proses pelorotan atau merebus kain. Sehingga akan Nampak dua
warna. Yaitu warna dasar asli kain mori berasal dari mori yang tertutup
malam/lilin, dan warna setelah proses pewarnaan yang dilakukan. Bila
akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, maka harus dimulai lagi dari
proses pengecapan cairan malam, pewarnaan, dan pelorotan lagi. Sehingga
diperlukan proses berulang untuk setiap warna. Hal yang menarik dari
batik cap adalah pada proses perkawinan warna, karena permukaan kain
mori yang telah diberi warna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses
pewarnaan berikutnya. Sehingga perlu keahlian khusus dalam proses
pemilihan dan perkawinan warna.
7. Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan
pencerahan warna dengan soda.
Untuk itu, memakai batik pada hari tertentu diwajibkan agar batik tersebut
tetap lestari. Namun, hanya menggunakannya tanpa mengetahui mengapa
kita harus memakai batik akan membuat kita hanya sekedar mengenakan.
Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa kita harus melestarikan batik,
antara lain :
6
keberagaman pemikiran dan budaya Indonesia. Dengan melihat batik-batik
tersebut, sudah seharusnya kita sudah mengerti pesan atau makna dari
batik tersebut.
Tanpa adanya identitas, seseorang atau sesuatu itu tidak akan dapat
dikenal. Kita telah memiliki sebuah identitas yang telah menempel selama
berates-ratus tahun yang dihasilkan oleh nenek moyang. Untuk
menghormati dan memberikan rasa terima kasih, tidak ada salahnya kita
mempelajari sejarah dari batik itu sendiri agar bisa semakin mengenali
Indonesia lebih luas lagi.
Dapat diartikan juga sebagai arti jati diri. Biasanya jati diri banyak
dicari oleh orang-orang muda sebagai bekal utama untuk melanjutkan
hidup dimasa yang akan dating. Jati diri juga banyak diartikan sebagai
karakteristik kemampuan diri dalam memecahkan sebuah permasalahan.
Bagi manusia mengenal jati diri atau mengenal diri sendiri adalah
langkah awal untuk menyusun rencana yang akan dibuat pada waktu
mendatang. Tapi ternyata tidak hanya manusia saja yang memiliki jati diri.
Sebuah bangsa juga memiliki jati diri. Ini dilihat bahwa setiap bangsa
selalu memiliki karakteristik tersendiri yang tidak sama dengan bangsa
lainnya. Begitu juga dengan bangsa Indonesia yang memiliki karakteristik
tersendiri.
Jadi ketika sebuah budaya hilang karena suatu sebab, maka itu
adalah langkah awal dari hilangnya bagian dari karakteristik bangsa
Indonesia yang sudah pernah dibentuk nenek moyang bangsa Indonesia.
Jadi sangat disayangkan jika sebuah budaya yang ada di Indonesia hilang.
Oleh karena itu berarti karakteristik bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
besar dan kuat pada masa lalu juga akan hilang.
7
Sebuah ironi yang telah terjadi di bangsa ini. Memakai batik hanya
sekedar memakai tanpa mengetahui apa arti goresan batik itu. Apakah
kita ingin kembali kehilangan salah satu hasil budaya, karena sudah tidak
lagi dilestarikan oleh orang-orangnya sendiri?
Karena hal tersebut tentunya akan membuat sebagian orang
menjadi sinis dan tetap tidak peduli. Diantara banyaknya orang yang
sudah meninggalkan batik sebagai esensi dari Indonesia, ada beberapa
orang yang terus berjuang agar batik tetap lestari dan bisa dinikmati
selamanya. Sudah banyak batik berkualitas nomor satu yang
menyesuaikan dengan tren fashion saat ini.
Berawal dari sebuah titik, batik telah melalui perjalanan panjang. Kini,
batik bukan lagi hanya milik para tetua yang mapan. Batik sudah menjadi
bagian dari gaya hidup para kawula muda. Kaum muda tak segan lagi
berbatik. Mereka tak sekedar mengenakan kain tradisional tersebut sebagai
pakaian, menjadikannya aksen penampilan. Tak sedikit dari mereka yang
belajar mengenal, mempelajari, sampai membuat sendiri.
Remaja sebagai agen perubahan adalah alat untuk mengukur apakah suatu
bangsa dapat berubah menjadi lebih baik atau justru mengalami kemunduran.
Remaja memegang peranan penting, kaitannya dengan pelestarian batik
8
remaja memiliki potensi untuk dapat melestarikan kebudayaan bangsa yang
telah diwariskan oleh leluhur dan menjadi karakteristik suatu bangsa tersebut.
Oleh karena itu, beberapa jenis pola batik hasil pengaruh dari berbagai
Negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan.
Desain itu yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negara di Asia serta Arab.
Lalu batik Encim serta Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Tiongkok.
Batik Belanda, batik Pagi Uncomfortable, serta batik Hokokai, tumbuh pesat
sejak pendudukan Jepang. Perkembangan budaya teknik cetak batik tutup
celup dengan menggunakan malam/lilin di atas kain yang kemudian disebut
batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh Negara-negara itu. Itu
memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.
9
Pasang surut perkembangan batik di Pekalongan, memperlihatkan
Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon
bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman serta
selalu dinamis. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam
kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim serta
keberadaan serat-serat setempat, factor sejarah, perdagangan serta kesiapan
masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru. Batik yang
merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam
tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun
yang mampu hadir seindah serta sehalus batik Pekalongan.
Batik asli Pekalongan terkenal dengan istilah batik pesisir kaya akan
warna. Sehingga, batik pesisir ini lebih dikenal dengan ragam hiasnya yang
bersifat naturalis serta dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif.
Bahkan dalam sehelai kain batik Pekalongan kita dapat menjumpai hingga 8
warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Jika dibandingkan dengan
batik pesisir lainnya, batik Pekalongan iin sangat dipengaruhi keturunan
Belanda dan Cina. Motif yang paling popular dan terkenal dari Pekalongan
adalah motif batik Jlamprang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
10. Retno Astuti Handayani, 2016. Pengaruh Minat Remaja dalam Pemakaian
Batik terhadap Pelestarian Batik Kudus. Skripsi Strata Satu Universitas
Negeri Semarang
11. Juari dan Mawarzi Idris, 2011. Batik Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah
12. Kusrianto Adi, 2013. Batik Filosofi Motif dan Kegunaan. Yogyakarta: CV
Andi Offset
12