Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL”

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai asuhan keperawatan pada
lansia.Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.

Makalah ini membahas mengenai proses pengkajian kasus pada lansia, diagnose,
hingga intervensi keperawatan yang diberikan kepada lansia berdasarkan kasus.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekali lagi penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan serta memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Tomohon , Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
1.4 Manfaat...................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.1 Pengkajian..............................................................................................................................5
2.2 Diagnosa.................................................................................................................................5
2.3 Intervensi................................................................................................................................5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus,
dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik
seseorang yang telah memasuki usia lanjut mengalami perubahan, dan sebagian
besar perubahan itu terjadi ke arah yang memburuk/ mengalami penurunan,
misalnya, organ reproduksi lebih cepat usang dibanding organ yang lain,
perubahan penampilan, perubahan panca indra, perubahan seksual (Hurlock, 1999).
Bertambahnya usia selalu meninggalkan  bekas pada setiap  makhluk
hidup.,dan prinsip ini berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ,
danorganism). Rentang hidup manusia menunjukkan periode perkembangan secara
bertahap dengan  meningkatnya efisiensi tubuh pada  masa anak-anak dan remaja
sampa mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang panjang dengan
perubahan yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam  kekuatan ,khususnya
kekuatan fisik. Ini biasa disebut periode menua.(Padila, 2013).
Proses penuaan adalah  proses yang  tersembunyi, dan permulaannya berbeda-
beda antara tiap individu, demikian pula kecepatan  penurunannya. Perubahan  ini
meliputi perubahan kekuatan jantung, penurunan sekresi cairan pencernaan
,penurunan aktivitas endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses penuaan  ini
ditandai dengan  melambatnya waktu  beraksi, melambatnya  proses belajar, serta
penurunan daya ingat dan efisiensi  intelektual. (Sunaryo, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat merumuskan apa saja yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa dan bagaimana pengkajian pada lansia?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia ini?
3. Bagaimana intervensi keperawatan pada lansia tersebut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh tujuan apa saja yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengkajian pada lansia.
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia ini
3. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada lansia tersebut.

1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh manfaat apa saja yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagi dosen:
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa:
Mampu mengetahui cara mengkaji lansia dengan baik dan benar serta mampu
menentukan diagnose pada lansia hingga dapat menegakan intervensi yang
sesuai.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Nenek Y
b. Umur : 03 April 1947, 68 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Suku/bangsa : Indonesia
g. Status marital : -
h. Tanggal pengkj : 11 Desember 2017
i. Ruang : ruang 09
j. Alamat : Gonilan

2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 34 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Hub. Dgn klien: Anak
g. Alamat : Gonilan

3. Status Kesehatan Saat Ini


Kesehatan saat ini tidak terlalu baik (tangan kanan klien tidak dapat digerakan, pada
kaki kanan klien terjadi deformitas tulang, dan pada kaki kiri klien terdapat luka
cedera), klien mengatakan kaki dan tangan nya sakit dan sulit saat digerakkan.

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh kesakitan pada saat berjalan dan duduk akibat cedera pada
kakinya, kaki kiri klien terdapat sejumlah luka dan balutan luka yang masih basah.

b. Kesehatan dahulu
Pasien memiliki riwayat terkena Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi. Pasien
mengalami kecelakaan beberapa tahun silam

c. Kesehatan keluarga
Keluarga mempunyai riwayat kesehatan dengan penyakit hipertensi.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos Mentis (Kesadaran penuh)
Penampilan : Rapi & bersih
Tanda vital
Tekanan Darah : 150/90mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
Suhu : 36,80C

b. Kepala dan leher


Rambut : Tampak beruban
Kulit kepala : Tampak bersih
Bentuk kepala : Simetris, mesocepal
Bentuk leher : Simetris

c. Sistem respirasi
Inspeksi : Dada simetris, bernafas tanpa batuan otot tambahan

Palpasi : Tidak ada pembesaran abnormal, ictus cordis teraba

Perkusi : Suara paru kanan kiri sama dan seimbang

Auskultasi : Suara pekak, redup dan tanpa wheezing

d. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Keadaan umum baik

Palpasi : Tidak ada pelebaran pembuluh darah, dan tidak ada pembesaran
jantung

Perkusi : Tidak ada suara redup, pekak dan lainnya

Auskultasi : Irama jantung teratur

e. Sistem gastrointestinal
Klien mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh anaknya. Ditambah dengan
konsumsi kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makan yang disediakan tanpa
keluhan mual. Klien setelah operasi membuatnya makan teratur. Klien makan
3x/hari dengan snack 2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien
merasa badannya lebih gemuk. BB sekarang 56kg, keadaan gigi klien sudah
ompong, klien mengatakan tidak kesulitan menelan dan mengunyah.
f. Sistem genitourinaria
Klien mengatakan biasa buang air kecil dikamar mandi, frekuensi 3-4x perhari,
jumlah biasa (100cc). Tidak mengalami ngompol. Akan tetapi setelah sakit klien
tidak dapat ke kamar mandi sendiri dan menggunakan pispot.

g. Sistem musculoskeletal
klien tidak mampu berjalan sendiri karena terjadi cidera pada kaki kiri, kaki kanan
klien mengalami deformitas dan tangan klien tidak dapat digerakkan. Skala nyeri 6
seperti tersayat – sayat, saat berjalan klien sering tersandung.

h. Sistem integumen
Kulit terlihat keriput, kendor dan terdapat bekas luka pada kaki kiri

i. Sistem neurosensori
Respon komunikasi klien baik , biicara normal jelas suara tidak pelo, bahasa yang
digunakan adalah bahasa indonesia dan jawa

Keadaan mata kanan terdapat sekret, penglihatan agak kabur akan tetapi mampu
pergi keluar rumah. Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50meter.

Kemampuan pedengaran agak menurun sehingga lawan bicara harus bicara agak
keras agar klien mendengar.

j. Sistem endokrin
Klien mengatakan menderita kencing manis. Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid.

6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


1) Psikososial
Kondisi psikososialnya baik (klien bersahabat), mampu komunikasi dengan baik dan
terbuka namun pendengaran agak menurun.

2) Emosional
Kondisi emosional stabil

Identifikasi masalah emosional :


Pertanyaan tahap I
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
Tidak

 Apakah klien sering merasa gelisah


Iya (kadang-kadang)

 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?


Tidak

 Apakah klien sering was-was atau khawatir ?


Iya
Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
Pertanyaan tahap II
 Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Tidak

 Ada masalah atau banyak pikiran ?


Klien sering memikirkan keadaan cucu dan anak-anaknya

 Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?


Tidak

 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?


Tidak menggunakan obat

 Cenderung mengurung diri ?


Iya, klien cenderung mengurung diri (lebih suka di kamar daripada di luar)

Jika ada minimal 1 jawaban “ya” maka : masalah emosional (+)

Masalah emosisonal klien : (+)

3) Spiritual
Baik, klien rajin beribadah, melakukan solat 5 waktu dan mengikuti pengajian.

7. Pengkajian Fungsional Klien


a. Kartz Indeks
A. Mandiri dalam makan, kontinensia
(BAB/BAK), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain 
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan semua fungsi di atas
H. Lain-lain

b. Bartel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan

Makan Frekuensi : 3x sehari


1. 10 Jumlah : seimbang
Jenis : sayur dan lauk

Minum Frekuensi : Sering


2. 10 Jumlah : Seimbang
Jenis : Air putih

Berpindah dari kursi roda ke


3. tempat tidur atau sebaliknya 15

Personal toilet (cuci muka, Frekuensi :


4. menyisir rambut, dan gosok 0 Dituntukan oleh keluarga
gigi)

Keluar masuk toilet (mencuci


5. pakaian, menyeka tubuh, 5 Klien dimandikan dan sering BAK
atau menyiram) sembarangan

6. Mandi 5 Frekuensi : 1x sehari

7. Jalan di permukaan datar 5 Dapat berjalan dengan baik

8. Naik turun tangga 5 Tidak mampu

9. Mengenakan pakaian 5 Dipakaikan oleh keluarga

Kontrol bowel Frekuensi : terkadang


10. 5
sembarangan

Kontrol bladder Frekuensi : jarang


11. 5
Olahraga dan latihan Jenis : olahraga senam

Rekreasi dan pemanfaatan Klien tidak merajut, tidak


12. waktu luang 5 melakukan aktivitas, hanya
duduk-duduk

Total Score : 70
Klien Ketergantungan sebagian
Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :
Mandiri : 130
Ketergantungan sebagian : 65-125
Ketergantungan total : < 60
8. Pengkajian Status Mental Gerontik
a. Short Portable Mental Status Quisioner
Benar Salah No Pertanyaan

X 1 Tanggal berapa hari ini ?

X 2 Hari apa sekarang ?

X 3 Apa nama tempat ini ?

X 4 Dimana alamat anda ?

X 5 Berapa umur anda ?

X 6 Kapan anda lahir ?

X 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?

X 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

X 9 Sebutkan nama ibu anda ?

X 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun

Total score : Salah 4

Jadi klien mengalami :


Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10
b. Mini Mental Status Exam
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
Maks Klien

Menyebutkan dengan benar


o Tahun
o Musim
1 Orientasi 5 0 o Tanggal
o Hari
o Bulan

Dimana kita berada ?


o Negara Indonesia
o Provinsi Jawa Barat
Orientasi 5 5 o Kota Bandung
o PSTW.......
o Wisma ......

Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa


masing-masing 1 detik kemudian minta
klien untuk menyebutkan ulang ketiga
2 Registrasi 3 3 objek tersebut ?
o Objek .....
o Objek .....
o Objek .....

Minta klien untuk memulai angka 100


dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
o 93
Perhatian dan
3 5 o 86
kalkulasi
5 o 79
o 72
o 65

Minta klien untuk mengingat objek pada


nomor 2 (registrasi) dan nilai 1 poin untuk
4 Mengingat 3 3
jawaban benar untuk masing-masing objek

5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


minta pada klien menyebutkan namanya
o Jam tangan
o Pulpen
Minta klien untuk mengulang kata-kata
4 berikut “tak ada jika atau tetapi”
 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,
tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah yang


terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai”

o Ambil kertas ditangan anda


o Lipat dua
o Taruh dilantai

Perintahkan klien untuk mengikuti hal


berikut :

o “Tutup mata anda”

Perintahkan klien untuk membuat kalimat


dan suatu gambar
o Tulis satu kalimat
o Manyalin gambar

Total Nilai 30 20

Total Score :
Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22

Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17

mental berat

9. Pengkajian Status Mental Gerontik


Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Komponen Langkah Kriteria Nilai
utama dalam
bergerak

Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat


posisi/gerakan Bangun dari duduk dengan satu gerakan,
keseimbangan kursi tetapi mendorong tubuhnya
keatas dengan tangan atau 1
bergerak ke depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali

Duduk ke kursi Menjatuhkan diri ke kursi,


tidak duduk ditengah kursi 1

Menahan Pemeriksa mendorong


dorongan pada sternum (perlahan-lahan
sternum sebanyak 3 kali). Klien
menggerakkan kaki, 1
memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya

Mata ditutup Kriteria sama dengan kriteria


Bangun dari untuk mata terbuka 1
kursi

Duduk ke kursi Kriteria sama dengan kriteria


untuk mata terbuka 1

Menahan Kriteria sama dengan kriteria


dorongan pada untuk mata terbuka 1
sternum

Perputaran Menggerakkan kaki,


leher memegang obyek untuk
dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya, 0
keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil
Gerakan Tidak mampu untuk
menggapai menggapai sesuatu dengan 1
sesuatu bahu fleksi max, sementara
berdiri pada ujung-ujung jari
kaki tidak stabil, memegang
sesuatu untuk dukungan

Membungkuk Tidak mampu membungkuk


untuk mengambil objek-objek
kecil dari lantai, memegang
objek untuk bisa berdiri, 1
memerlukan usaha-usaha
multiple untuk bangun

Gaya berjalan Minta klien Ragu-ragu tersandung,


dan gerak untuk berjalan memegang objek untuk
ke tempat yang dukungan 1
ditentukan

Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai


langkah kaki secara konsisten (menggeser
(saat berjalan) atau menyeret kaki), 1
mengangkat kaki terlalu tinggi
(>50 cm)

Kontinuitas Setelah langkah-langkah awal,


langkah kaki langkah-langkah menjadi tidak
(diobservasi konsisten, memulai 1
dari sampinh mengangkat satu kaki
klien) sementara yang lain
menyentuh tanah

Kesimetrisan Tidak berjalan pada garis


langkah lurus, bergelombang dari sisi
(diobservasi ke sisi 0
dari samping
klien)

Penyimpangan Tidak berjalan pada garis


jalur pada saat lurus, bergelombang dari sisi
berjalan ke sisi
(diobservasi
dari belakang 0
klien)

Berbalik Berhenti sebelum berbalik,


jalan sempoyongan, 1
bergoyang, memegang obyek
untuk dukungan

Total Score :
11
0-5 : Resiko jatuh rendah
6-10 : Resiko jatuh sedang
11-15 : Resiko jatuh tinggi

Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

Berdasarkan data pengkajian data


di atas diperoleh lah data sebagai
deformitas tulang Gangguan mobilitas fisik
berikut.
akibat kecelakaan
1) DO: beberapa tahun silam
- Ditemukan deformitas pada
kaki kanan klien
- Terdapat luka cidera padaa
kaki kiri klien
- Tangan kanan klien tidak
dapat digerakkan
DS:
- Klien mengatakan tangan
dan kakinya sulit saat
digerakkan

2) DO:
- P: saat digerakkan
Q: tersayat-sayat
R: kaki kiri
S: 6
T: kadang-kadang
- Pada kaki kiri klien
ditemukan sejumlah luka Agen cedera fisik
dan terdapat balutan luka
yang masih basah. Nyeri
DS:
- Klien mengeluh kaki kirinya
sakit dan terus memegang
balutan luka.
- Klien mengatakan kakinya
sering / tersandung.
- Klien memiliki riwayat
Diabetes Melitus (DM)

3) DO:
- Bentuk tulang klien tidak
sama (tidak simetris)
- Klien tidak mampu untuk
berjalan dengan baik
- Deformitas pada kaki kanan
DS:

- Klien mengatakan sering


tersandung ketika berjalan
- Klien mengatakan dibantu
ketika berjalan
Gangguan pada kaki.

Resiko jatuh

1.2 Diagnosa
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas tulang akibat
kecelakaan beberapa tahun silam
2. Nyeri berhubungan dengan Agen cedera fisik
3. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan fisiologis (Deformitas kaki kanan)

2.3 Intervensi
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas tulang akibat kecelakaan
beberapa tahun silam
Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:
- Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem muskuloskeletal dan
fleksibilitas sendi-sendi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur.
Intervensi Keperawatan Rasional

i. Observasi tanda dan gejala penurunan Memberikan informasi sebagai dasar dan
mobilitas sendi, dan kehilangan pengawasan keefektifan intervensi.
ketahanan

ii. Observasi status respirasi dan fungsi


jantung klien.
Memberikan informasi tentang status
respirasi dan fungsi jantung klien.
iii. Observasi lingkungan terhadap bahaya-
bahaya keamanan yang potensial. Ubah
lingkungan untuk menurunkan bahaya-
bahaya keamanan.
Mencegah risiko cedera pada lansia
iv. Ajarkan tentang tujuan dan pentingnya
latiha

v. Ajarkan penggunaan alat-alat bantu


yang tepat

Meningkatkan harga diri: meningkatkan


rasa kontrol dan kemandirian klien

Membantu perawatan diri dan


kemandirian pasien.

2. Nyeri berhubungan dengan Agen cedera fisik


Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:
- Klien menyatakan nyeri terkontrol
- Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur
- Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi
kompensasi tubuh.
- TTV dalam batas normal
Intervensi Keperawatan Rasional

1. Evaluasi atau lanjutkan pemantauan Tingkat aktifitas atau latihan tergantung


tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi. dari perkembangan atau resolusi dari
proses inflamasi

2. Bantu dan ajari keluarga klien untuk


pertahankan istirahat tirah baring atau Istirahat sistemik dianjurkan selama
duduk jika diperlukan, jadwal aktifitas eksaserbasi akut dan seluruh fase
untuk memberikan periode istirahat yang penyakit yang penting untuk mencegah
terus menerus dan tidur dimalam hari yang kelelahan dan mempertahankan
tidak terganggu. kekuatan.

3. Bantu  dan ajari keluarga dengan


rentang gerak aktifatau pasif, demikian
Mempertahankan atau menigkatkan
juga latihan resistif dan isometric jika
fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina
memungkinkan.
umum. Catatan: latihan yang tidak
adekuat dapat menyebabkan kekakuan
sendi
4.  Ajari klien dan keluarga ubah posisi
dengan sering dengan personel cukup serta
demonstrasikan atau bantu tehnik
  Menghilangkan tekanan pada jaringan
pemindahan dan penggunaan bantuan
dan meningkatkan  sirkulasi, tehnik
mobilitas, mis: trapeze.
pemindahan yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit.

5.  Dorong klien mempertahankan postur


tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan.

Memaksimalkan fungsi sendi,


6. Ajarkan keluarga untuk memberikan mempertahankan mobilitas.
lingkungan yang aman, mis: menaikkan
kursi atau kloset, menggunakan pegangan
tangga pada bak atau pancuran dan toilet, Menghindari cedera akibat kecelakaan
penggunaan alat bantu mobilitas atau kursi atau jatuh.
roda

3. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan fisiologis (Deformitas kaki kanan)


Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan :
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Nugroho, 2000).

Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori
biologis sosial dan fungsional telah ditemukan  untuk menjelaskan dan mendukung
berbagai definisi mengenai proses penuaan. pendekatan  multi disiplin mengenai teori
penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut
dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk
aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian  pendekatan
eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat  merencanakan suatu asuhan
keperawatan berkualitas pada klien lansia.

3.2 Saran
Penulis sadari dalam  penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
mungkin jauh dari tahapan  kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi tercapainya
penyusunan makalah yang  jauh lebih baik dimasa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai