Anda di halaman 1dari 24

BAB II kerangka kerja sebaik mungkin untuk mengantisipasi perkembangan

KAJIAN TEORI dan perubahan dalam masyarakat ( Hester, JR, 1984: 20). Sebaliknya ,
ruang terbuka umum merupakan ungkapan drama kehidupan
2.1 PENGERTIAN ALUN-ALUN manusia yang juga memberikan pengaruh pada perubahan
Alun-alunmerupakan sebuah ruang publik yang digunakan semua kehidupan manusia ( Carr, 1992 : 3).
orang (apapun kelas sosialnya) untuk berinteraksi. Interaksi tersebut antara  Ruang Terbuka merupakan perpaduan antara komponen sosial dan
lain : pertandingan olahraga, pasar malam, kegiatan luar kelas anak-anak fisik suatu lingkungan atau kota. Selain melayani aktivitas sosial, ruang
sekolah, orang-orang berpacaran, melaksanakan upacara bendera pada terbuka juga memiliki elemen fisik pembentuk kualitasnya. Ruang
saat hari besar negara, dan lain sebagainya.Alun-alun adalah karikatur diri terbuka adalah skema ruang sosial yang mengkombinasikan
khas kota Jawa. Bukan tradisi yang membuat alun-alun khas. komponen sosial dan fisik suatu lingkungan menjadi sebuah skema
tunggal ( Hester, JR,1994 : 5). Ruang terbuka memberikan kesempatan
2.2 ALUN-ALUN SEBAGAI RUANG TERBUKA KOTA kepada masyarakat untuk berekreasi dengan mempertahankan visual
2.2.1. Pengertian Ruang Terbuka Kota dan sumber daya alamnya, dan keberadaannya memberikan bentuk
Pengertian ruang terbuka yang dikemukakan dari beberapa ahli pada komunitas kota ( Van Dorer,1979:26)
perencanaan kota bermacam-macam. Beberapa pengertian ruang  Ruang terbuka merupakan elemen vital dalam sebuah kota karena
terbuka tersebut ialah, sebagai berikut : keberadaannya
 Ruang Terbuka adalah lahan tidak terbangun didalam kota dengan  dikawasan berintensitas kegiatan tinggi. Sebagai lahan tidak
penggunaan tertentu. Pertama: ruang terbuka didefinisikan terbangun, ruang terbuka biasanya berada di lokasi strategis dan
secara umum sebagai bagian dari lahan kota yang tidak ditempati banyak dilalui orang ( Nazarudin, 1994: 26 )
oleh bangunan dan hanya dapat dirasakan keberadaannya jika Berdasarkan bermacam-macamnya pengertian ruang terbuka, maka
sebagian atau seluruh lahannya dikelilingi pagar. Kedua:ruang dalam studi ini istilah ruang terbuka kota adalah semua kenampakan lansekap,
terbuka kota didefinisikan sebagai lahan dengan pengguna spesifik hardscape ( jalan,trotoar,dan sebagainya), taman, dan ruang rekreasi di kota (
yang fungsi atau kualitasnya terlihat dalam komposisinya ( Rapuano, Hamid Shirvani,1985:27 ). Elemen – elemen ruang terbuka kota termasuk taman
1964 :11 ). dan alun-alun , ruang hijau kota , kios-kios, perabot jalan/ ruang kota (seperti :
 Ruang Terbuka merupakan aktivitas sosial yang melayani dan juga lampu,paving,areal parkir, kolam air,dsb), patung, jam kota , dan jalur pedestrian
mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Ruang terbuka (pejalan kaki). Sistem ruang terbuka kota dibentuk oleh pengaturan elemen-
merupakan wadah kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang elemen ruang terbuka kota dalam suatu urutan pengaturan yang berurutan dan
mempertemukan sekelompok masyarakat , dalam rutinitas normal saling berkaitan antar elemen sehingga menciptakan bentuk ruang terbuka yang
kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan-kegiatan periodik fungsional.
(Carr,1992:3). Fungsi ruang terbuka dapat berubah sejalan dengan Ruang umum adalah ruang yang timbul karena adanya kebutuhan akan
berubahnya kebutuhan pengguna. Ruang terbuka menyediakan tempat-tempat pertemuan bersama. Dengan adanya pertemuan bersama dan
relasi antaraorang banyak maka kemungkinan akan timbul bermacam-macam  Taman Umum (Public Park), yang dikembangkan dan dikelola sebagai
kegiatan di ruang umum terbuka atau dapat dikatakan pula bahwa ruang bagian dari sistem ruang terbuka kota ; seringkali berlokasi dekat pusat
terbuka ini pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung kota dan lebih besar dari taman lingkungan. Termasuk jenis ini adalah
kegiatan aktivitas tertentu dari warga lingkungan tersebut baik secara individu central park, downtown park, commons, neighbourhood park, dan
atau secara kelompok. Sehingga dapat dirangkaikan pengertian dan batasan mini/vest-pocket park ( Carr,1992: 79).
pola ruang umum terbuka adalah bentuk dasar ruang terbuka di luar bangunan,  Ruang Terbuka untuk masyarakat luas ( community space), melayani
yang dapat digunakan oleh publik (setiap orang), dan memberikan kesempatan 20.000 penduduk (3 sampai 6 lingkungan) dan berorientasi pada pejalan
bagi timbulnya bermacam-macam kegiatan (Hakim,1993: 16). Contoh ruang kaki dan pengguna kendaraan. Ruang terbuka ini berlokasi didekat
terbuka: alun-alun, taman, lapangan olahraga, plaza, pedestrian, pemakaman, sekolah menengah dan pusat keramaian / perbelanjaan
lapangan terbang, dan jalan. (M.Gold,1980:117).
Sebagaimana keragaman definisinya , jenis ruang terbuka juga bermacam- 3. Ruang Terbuka skala kota yang lingkup pelayanannya sampai keseluruh
macam sesuai karakteristiknya. Peng-kategorian jenis ruang terbuka dapat dilihat bagian kota. Ruang terbuka skala kota ( ctywide space), melayani seluruh
sebagai berikut : masyarakat (10.000 penduduk atau lebih) ( M.Gold, 1980 :117).
1. Ruang Terbuka skala lingkungan dengan luas dan lingkup pelayanan kecil, 4. Ruang Terbuka skala wilayah dengan lingkup pelayanan untuk beberapa
seperti : kota dalam wilayah tertentu. Ruang terbuka skala wilayah (regional space),
 Ruang sekitar tempat tinggal ( home-oriented space ), disebut sebagai melayani kebutuhan kota dan umumnya merupakan area yang berorientasi
ruang privat ( M. Gold, 1980: 117 ). pada sumber daya. Akses untuk menjangkaunya menngunakan kendaraan
 Ruang dalam perumahan, merupakan bagian luas penggunaan lahan pribadi atau umum (M.Gold,1980: 117).
dalam satu unit lingkungan yang terdiri dari jalan, fasilitas rekreasi serta area Ruang Terbuka di Indonesia sering disebut dengan Alun-alun. Bentuk
lain seperti taman dan penyangga ( Rapuano,1964: 24-28). dari ruang terbuka ini biasanya berbentuk segiempat. Arah 4 mata
 Ruang terbuka lingkungan ( neighbourhood space ), biasanya didekat angin ini dipegang orang Jawa dalam hubungannya dengan 4 unsur
sekolah dasar dan berorientasi pada pejalan kaki. Ruang terbuka ini pembentuk keberadaan bhuwana yaitu : air, bumi, udara, dan api (
mengakomodasikan kegiatan aktif dan pasif ( M.Gold, 1980: 117 ) A.Bagoes P.Wiryomartono, 1995 : 48 ). Pada waktu itu alun-alun
2. Ruang Terbuka skala bagian kota yang melayani beberapa unit lingkungan, digunakan sebagai tempat upacara kerajaan. Bisa dikatakan ada
seperti : kesan bahwa Alun-alun mempunyai makna spiritual. Tetapi perubahan
 Taman , yang mencakup sarana bermain dan olahraga serta tempat konsep alun-alun sebagai tempat upacara negara menjadi taman
interaksi masyarakat. Taman ( Park ) adalah area yang disediakan untuk umum kota berlangsung di Bandung sejak tahun 1967 pada masa
penggunaan estetika, pendidikan, rekreasi, atau budaya. Sistem taman kota pemerintahan Hindia Belanda.
pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan rekreasi aktif , termasuk taman 5. Ruang Terbuka dengan fungsi tertentu dalam kawasan tertentu , seperti :
kecil yang indah dan taman kota yang lebih besar yang umumnya
berkarakter alami ( Rapuano,1964: 28-29 )
 Ruang sirkulasi kendaraan, terdiri dari jalan raya lintas (freeways), jalan
arteri , jalan-jalan dikawasan perdagangan dan perumahan,parkir
(Rapuano,1964: 21-24).
 Ruang terbuka dipusat komersial, terdiri dari area parkir dan
pelayanan serta plaza, mall atau area dekoratif lainnya
(Rapuano,1964: 33-34).
 Ruang dalam institusi kota, yaitu ruang terbuka kampus dan ruang macam tipe ruang terbuka digabungkan dalam suatu jaringan keterhubungan
institusi lainnya seperti : kuburan, museum, perpustakaan umum dan ruang terbuka. Misalnya : ruang terbuka yang dihubungkan ke area rekreasi,
tempat ibadah ( Rapuano,1964: 36). piazza, jalan air, penahan air, dan sebagainya.(De Chiara and Kopplemen,1975:
 Ruang terbuka kawasan industri ( Rapuano,1964: 36). 42)
 Ruang untuk peringatan ( memorial ), yaitu ruang terbuka yang Ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya, dapat dikelompokkan menjadi 2
memperingati seseorang atau peristiwa penting, lokal maupun yaitu:
nasional (Carr, 1992: 79). 1. Ruang Terbuka Aktif ,adalah ruang terbuka yang mengundang unsur-unsur
 Pasar terbuka (markets) ,yaitu ruang terbuka atau jalan yang kegiatan didalamnya,antara lain : bermain, olahraga, upacara,
digunakan untuk perdagangan kaki lima atau pasar loak ;bersifat berkomunikasi, berjalan-jalan, tempat bermain, penghijauan ditepi sungai
temporer atau terjadihanya selama jangka waktu tertentu pada sebagai tempat rekreasi,dll.
ruang yang ada seperti taman, daerah pinggir jalan atau area parkir. 2. Ruang Terbuka Pasif, adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak
Termasuk dalam jenis ini adalah farmers`markets (Carr,1992:79). mengandung kegiatan manusia antara lain berupa penghijauan/taman
sebagai sumber pengudaraan lingkungan, penghijauan sebagai jarak
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis dan penggunaan ruang terhadap rel kereta api,dll. (Hakim,1993:17). Menurut Laurit ( Laurit dalam
terbuka berbeda-beda tergantung fungsi dan lingkup pelayanannya, luas dan Hakim,1993:17), ruang-ruang terbuka dalam lingkungan hidup yaitu
maknanya. Jenis ruang terbuka yang penting untuk mendapat perhatian lingkungan alam dan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
terutama adalah fungsinya vital dengan lingkup pelayanan luas. 1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi,antara lain berupa:perhutanan,
pertanian,produksi mineral,peternakan,perairan( reservoir,energi
2.2.2. Klasifikasi Ruang Terbuka ),perikanan,dll.
Berdasarkan sistem penggunaannya ruang terbuka dibedakan menjadi sistem 2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan
penggunaan tunggal manusia,misalnya: cagar alam berupa hutan,kehidupan laut/air,daerah
( single use system) dan sistem penggunaan majemuk (multi use system). Pada budaya dan bersejarah.
penggunaan tunggal berdasarkan pada bentuk fisik atau kenampakan alamiah 3. Ruang terbuka untuk kesehatan dan kenyamanan,antara lain termasuk :
atau sebuah tipe ruang terbuka yang dikembangkan seperti taman kota. a) Untuk melindungi kualitas air tanah
Sedangkan pada penggunaan ruang terbuka yang majemuk berbagai. b) Pengaturan;pembuangan air;sampah;dll
c) Memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara selalu dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas.
d) Rekreasi;taman lingkungan;taman kota;dan seterusnya Beberapa manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Menurut sifatnya ( Hakim,1993:18) , ruang terbuka dibagi menjadi 2, yaitu :  Ruang terbuka melayani kebutuhan sosial masyarakat kota dan
1) Ruang Terbuka Lingkungan, yaitu ruang terbuka yang terdapat pada suatu memberikan pengetahuan kepada pengunjungnya. Ruang terbuka
lingkungan dan sifatnya umum. umum dimanfaatkan untuk melakukan berbagai aktivitas dalam
2) Ruang Terbuka Bangunan, yaitu ruang terbuka oleh dinding bangunan dan kehidupan masyarakat. Pemanfaatannya bisanya untuk aktivitas kerja
lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini berfungsi umum atau pribadi (rutinitas) maupun aktivitas di waktu senggang. Ruang terbuka dapat
sesuai dengan fungsi bangunannya. memperkenalkan hal-hal dan pengalaman baru melalui interaksi,
memberi makna, serta kekuatan dalam kehidupan masyarakat , menjadi
2.2.3. Fungsi Ruang Terbuka penawar setelah sibuk kerja , memberikan kesempatan bersantai, hiburan
Ruang terbuka memiliki fungsi sosial dan ekologi.( Hakim,1993: 18). dan kontak sosial serta memberikan kesempatan belajar melalui musik
Fungsi Sosial ruang terbuka : dan hiburan lain yang menjadi program dari fungsi ruang terbuka tersebut
1) Tempat bermain , berolah-raga ( Carr,1992:45 ). Masyarakat dapat memanfaatkan ruang terbuka untuk
2) Tempat bersantai aneka keperluan, sebagai tempat bersantai, bermain, berjalan-jalan, dan
3) Tempat komunikasi sosial membaca. ( Nazarudin,1994: 83).
4) Tempat peralihan , tempat menunggu  Ruang terbuka merupakan pegikat sosial untuk menciptakan interaksi
5) Tempat mendapatkan udara segar dari lingkungan antara kelompok masyarakat, sebagai tempat berkumpul sehari-hari
6) Sarana penghubung antar tempat dan pada kesempatan khusus ( Carr,1992:3). Semua ruang terbuka
7) Pembatas atau jarak antar massa bangunan didalam kota menyampaikan pesan secara fungsional, sebagai
Fungsi Ekologi ruang terbuka : simbolis mengkomunikasikan arti ruang tersebut ( Trancik,1986:86).Peran
1) Penyegaran udara yang dimiliki sebuah ruang terbuka umum dapat mengungkapkan nilai
2) Menyerap air hujan /arti ruang terbuka tersebut bagi masyarakat, diantaranya
3) Pengendalian banjir menyampaikan nilai-nilai budaya (Carr,1992: 3). Ruang terbuka yang
4) Pemeliharaan ekosistem lebih
5) Pelembut arsitektur bangunan mengkomunikasikan nilai budaya memberikan lebih banyak manfaat
kepada masyarakat (Trancik,1986:86).
2.2.4. Manfaat Ruang Terbuka  Ruang terbuka merupakan alternatif bagi masyarakat kota dalam
Manfaat ruang terbuka dapat dirasakan dalam berbagai fungsi dan lingkup melakukan pergerakan. Selain merupakan wadah pertemuan dan
pelayannya. Sebuah ruang terbuka selalu menjadi kebutuhan, baik dalam sarana kegiatan pendidikan,ruang terbuka dapat menjadi
fungsinya sebagai ruang terbuka umum maupun sebagai sarana rekreasi. persinggahan dalam pergerakan (Hester,JR,1984:15). Dengan sifatnya
Dalam lingkup pelayanan kecil maupun yang lebih luas , ruang terbuka yang dinamis, ruang terbuka menjadi bagian penting dalam suatu
kawasan yang dapat memberikan pilihan dalam melakukan pengembangan ruang terbuka agar keberadaannya tidak
pergerakan (Carr,1992:3). terabaikan sehingga mengurangi manfaat yang dapat diberikan.
 Melalui komponen pergerakan yang dimilikinya terutama komponen
fisik,ruang terbuka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan 2.2.5. Pertimbangan dalam Pengembangan Ruang Terbuka
meningkatkan kualitas lingkup kota. Taman dalam bentuk aslinya Upaya menciptakan ruang terbuka yang berhasil dalam suatu kota
mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota yang memberikan udara perlu mempertimbangkan beberapa aspek penting sebagai pengarah dan
segar dan sinar matahari cukup untuk menciptakan suasana santai dan pengendali dalam pengadaan dan pengembangannya. Aspek –aspek
bebas , sebagai penawar tekanan fisik dan psikologis kehidupan kota ( pertimbangan tersebut meliputi kondisi dan karakteristik ruang terbuka,
Cranz,1982; Heckscher & Robinson,1997). Taman merupakan pelengkap standart perencanaan ruang terbuka serta peraturan perundangan yang
keindahan kota yang juga berfungsi sebagai penyejuk mata terkait dengan pengembangan ruang terbuka.
(Nazaruddin,1994:83). Kemudian pengembangan taman dan tempat a. Kondisi fisik dan Karakteristik sosial
bermain ditujukan untuk melayani kegiatan rekreasi bagi kesejahteraan Perkembangan ruang terbuka dalam suatu kota sangat dipengaruhi
masyarakat (Carr,1992:10). Program rekreasi dalam ruang terbuka kondisi fisik dan karakteristik sosial didalamnya. Ruang terbuka dengan
dapat meningkatkan kualitas kehidupan penggunanya, karena berbagai kondisi dan karakteristiknya merupakan aspek vital dalam
pengadaannya mempertimbangkan perilaku pengguna tersebut. bentuk dan fungsi kota. Ruang dan fasilitas waktu senggang yang
Orientasi pendekatan dalam upaya pendekatan tidak hanya pada dirancang dengan baik ,berlokasi strategis , cukup pemeliharaan dan
aspek aktivitas dan program kegiatan saja, tetapi juga pada aspek melayanikebutuhan penggunanya, dapat meningkatkan kualitas hidup
pengalaman manusia (human experience) dalam aktivitas tersebut. dan lingkungan kota (M.Gold,1980:1). Dengan demikian aspek penting
Dengan demikian kegiatan rekreasi memberi kesempatan kepada yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan sebuah ruang
masyarakat untuk mengekspresikan, mengindentifikasi dan menjauhkan terbuka meliputi kualitas fisik dan karakter sosialnya. Kedua aspek tersebut
diri dari pekerjaan rutin (Van Dorer,1979:xi). Ruang terbuka juga saling mendukung dan secara bersama-sama mempengaruhi
memberikan kesempatan kepada masyarakat golongan rendah, perkembangan ruang terbuka. Pengabaian salah satu aspek akan
memberikan tantangan dan resiko, menciptakan perasaan sebagai mengakibatkan kegagalan dalam upaya pengembangan ruang terbuka.
bagian dari alam dan pengungkapan emosional. Dalam suatu kota, Kualitas fisik seringkali menjadi pertimbangan utama dalam
ruang terbuka dapat memanipulasi material secara langsung, pengembangan ruang terbuka . Kaplan (1989) mengemukakan bahwa
memperlihatkan kebesaran suatu kota, memberikan suasana yang kualitas lingkungan menjadi motivasi dalam upaya pengembangan ruang
berbeda, memberikan bentuk/relief fisik dari lansekap kota,perspektif , terbuka , karena pohon dan penghijauan secara estetis maupun
variasi pemandangandan juga orientasi (Van Doren,1979:17). psikologis merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat
(Carr,1992:11).
Berdasarkan banyaknya manfaat yang dapat diperoleh, maka b. Standart Pelayanan
diperlukan perhatian khusus dalam upaya pengadaan dan
Pengembangan ruang terbuka dalam suatu kota diarahkan dan  Elemen ruang terbuka pembentuk kegiatan, sehingga dibutuhkan unsur
dikendalikan oleh standart-standart . standart yang digunakan dalam penarik.
perencanaan ruang terbukamerupakan standart yang berlaku didalam  Ruang terbuka disukai atau tidak disukai ,tergantung pada elemen fisik
kota bersangkutan atau standart lain yang pemakaiannya dapat ruang terbuka
disesuaikan dengan karakteristik ruang terbuka tersebut. Beberapa  Intensitas dengan kepadatan tinggi dan pola kegiatan yang terjadi
standart yang dapat dipergunakan untuk mengarahkan perencanaan diruang terbuka ,terlihat pada daerah yang memiliki elemen.
ruang terbuka adalah : Jenis elemen ruang terbuka menurut acuan Whyte(1980) dan Hester
 Standart kebutuhan ruang aktivitas (M.Gold,1980:188), (1984) sebagai berikut :
memperlihatkan luas lahan yang dibutuhkan untuk melakukan  Adanya tempat aktivitas yang diinginkan yaitu dengan adanya elemen
berbagai aktivitas waktu senggang. Standart ini merupakan pedoman ruang terbuka yang dapat menimbulkan kegiatan diruang terbuka,
untuk menata ruang kegiatandidalam ruang terbuka. seperti: olahraga dengan tersediaanya lapangan olahraga, jalan-jalan
 Standart kebutuhan ruang dalam ruang terbuka kawasan (district
park) (M.Gold,1980: 284 ). Merupakan luas lahan yang dibutuhkan
berbagai unit kegiatan didalam ruang terbuka yang berukuran lebih
dari 8 ha. 2.3 TEORI ELEMEN FISIK PERANCANGAN KOTA HAMID SHIRVANI
 Sistem klasifikasi ruang terbuka ( M.Gold,1980:267), merupakan Hamid Shirvani, 1985 (dalam Dharmawan, Eddy, Teori dan Implementasi
pedoman arahan fungsi, desain dan lingkup pelayanan berbagai jenis Perancangan Kota, 2003), menentukan elemen urban design dalam
ruang terbuka,yang dikeluarkan Ministry of Culture and Recreation delapan kategori sebagai berikut :
Sport and Fitness Division,Ontario,Canada,1976. 1. Tata Guna Lahan (Land Use)
 Sistem klasifikasi ruang terbuka yang didasarkan pada rasio populasi Land use merupakan salah satu elemen kunci dalam perancangan
(M.Gold,1980:283), merupakan arahan luas dan lingkup pelayanan kota, untuk menentukan perencanaan dua dimensional, yang kemudian
ruang terbuka berdasarkan jumlah penduduk. akan menentukan ruang tiga dimensional. Penentuan land use dapat
 Standart perencanaan kebutuhan sarana kota atau pedoman menciptakan hubungan antara sirkulasi atau parkir, mengatur
perencanaan pemukiman kota,merupakan standart kebutuhan ruang kepadatan kegiatan / penggunaan di area lahan kota. Terdapat
terbuka berdasarkan penduduk pendukung yang berlaku di perbedaan kapasitas dalam penataan ruang kota, apakah dalam aspek
Indonesia. pencapaian, parkir, sistem transportasi yang ada, dan kebutuhan untuk
2.2.6. Elemen Ruang Terbuka penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya, pengertian land
Elemen ruang terbuka berperan penting dalam menarik orang untuk use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan
datang ke ruang terbuka, elemen ini akan membentuk kecenderungan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara
kepada karakter kegiatan yang terjadi ruang terbuka : umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-
daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan sehingga daur
2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing) lingkungan menjadi terhambat.
Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh ketinggian atau e. Garis Sempadan Bangunan
besarnya bangunan, penampilan maupun konfigurasi dari massa Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bangunan terhadap
bangunannya. Dalam bentuk dan massa bangunan, seharusnya as jalan. Garis ini sangat penting dalam mengatur keteraturan
diperhatikan berbagai aspek, meliputi: bangunan di tepi jalan kota.
a. Ketinggian bangunan f. Langgam
Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
pemerhati, baik yang berada dalam bangunan maupun yang berada karakteristik bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi
pada jalur pejalan kaki. Ketinggian bangunan pada suatu kawasan digabungkan di dalam satu periode atau wilayah tertentu. Peran dari
membentuk skyline. Sky line dalam skala kota mempunyai makna : langgam ini dalam skala urban jika direncanakan dengan baik apat
 Sebagai simbol kota menjadi guideline yang mempunyai kekuatan untuk menyatukan
 Sebagai indeks sosial fragmen-fragmen kota.
 Sebagai alat orientasi
 Sebagai perangkat estetis g. Skala
 Sebagai perangkat ritual Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian
b. Kepejalan Gedung (Bulky) ruang atau bangunan dapat memainkan peranan dalam
Arti dari kepejalan adalah tebal, besar, dan gemuk. Dalam hal ini menciptakan kontras visual yang dapat membangkitkan daya hidup
yang dibicarakan adalah penampilan gedung dalam konteks kota. dan kedinamisan.
Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh tinggi, luas-lebar-panjang, h. Material
olahan massanya, dan variasi penggunaan material. Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam
c. Koefisien Lantai Bangunan perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan
Koefisien Lantai Bangunan adalah jumlah luas lantai bangunan antar elemen visual.
dibagi dengan luas tapak. Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi i. Tekstur
oleh daya dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai harga tanah Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) sesuatu
dan faktor-faktor khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat
kepercayaan daerah setempat. menimbulkan efek-efek tekstur
d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage) j. Warna
Adalah luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna),
keseluruhan.Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk dapat memperluas kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan.
menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan agar
3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)  Pengaturan parkir di pinggir jalan dan tanaman sebagai penyekat
a. Sirkulasi jalan
Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang kuat dalam membentuk  Meningkatkan lingkungan alami yang terlihat dari jalan.
struktur lingkungan perkotaan. Sirkulasi dapat berupa bentuk, b. Kedua, jalan harus dapat memberi petunjuk orientasi bagi para
hubungan atau satu pola bagi yang dapat mengontrol aktivitas pengendara dan dapat menciptakan lingkungan yang dapat
kawasan, seperti aktivitas jalan raya, jalur pejalan kaki, dan pusat- dibaca.
pusat kegiatan yang bergerak. Lebih khusus lagi, yakni :
b. Tempat Parkir  Menciptakan bentuk lansekap untuk meningkatkan kualitas
Unsur yang sangat penting dalam sirkulasi kota adalah tempat lingkungan kawasan sepanjang jalan tersebut,
parkir kendaraan. Keberadaan tempat parkir sangat menentukan  Mendirikan perabot jalan yang berfungsi pada siang dan malam
hidup tidaknya suatu kawasan komersial. Oleh sebab itu dalam hari dengan hiasan lampu yang mendukung suasana jalan
merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya memenuhi  Termasuk perencanaan umum jalan dengan pemandangan kota
persyaratan sebagai berikut : (vistas) dan beberapa visual menarik yang dapat berperan
- keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktivitas di sekitar sebagai tetenger (landmark)
kawasan  Pembedaan susunan dan jalan – jalan penting dengan
- pendekatan program penggunaan berganda memberikan perabot jalan (streetscaping), trotoir, maju mundurnya
- tempat parkir khusus batas bangunan (setback), penggunaan lahan yang cocok, dan
- tempat parkir di pinggiran kota. sebagainya.
Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan c. Ketiga, sektor publik dan swasta merupakan partner untuk mencapai
pemikiran mendasar, antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk tujuan di atas.
struktur kota, fasilitas pelayanan umum yang berpengaruh terhadap
padatnya kegiatan dan masalah jumlah kendaraan bermotor yang 4. Ruang Terbuka (Open Space)
semakin meningkat. Di samping itu juga perlu diperhatikan perilaku Ruang terbuka bisa menyangkut semua lansekap : elemen keras
masyarakat kota yang memanfaatkan jalan tersebut. (hardscape, yang meliputi jalan, trotoir dan sebagainya), taman dan
Tiga prinsip utama dalam menangani sirkulasi, yakni : ruang rekreasi di kawasan kota.
a. Pertama, jalan seharusnya didesain menjadi ruang terbuka yang Elemen–elemen ruang terbuka juga menyangkut lapangan hijau,
memiliki pemandangan yang baik, antara lain : ruang hijau kota,
 Bersih dan elemen lansekap yang menarik pepohonan, pagar, tanaman, air, penerangan, paving, kios–kios, tempat
 Persyaratan ketinggian dan garis sempadan bangunan yang sampah, air minum, sculpture, jam dan sebagainya. Secara keseluruhan,
berdekatan dengan jalan elemen–elemen tersebut harus dipertimbangkan untuk mencapai
kenyamanan dalam perancangan kota. Dan ruang terbuka merupakan
elemen yang sangat esensial dalam perancangan kota. Desain ruang Menurut Wood ( 1979 ), perancangan pedestrian area diidentifikasi
terbuka harus dipertimbangkan secara terintegral terhadap bagian dari menjadi lima kriteria yang harus dipertimbangkan, yakni kecocokan,
perancangan kota. skala, material, infrastruktur dan jumlah atau dimensi.
Rustam Hakim, 1987 membagi ruang terbuka berdasarkan kegiatan Akhir-akhir ini berkembang mal pedestrian ( pedestrian mall ) termasuk
yang terjadi sebagai berikut : di kota – kota besar di Indonesia. Secara tradisional, pengertian mall
a. Ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang mengundang unsur- adalah areal memanjang yang terbentuk oleh deretan pepohonan dan
unsur kegiatan di dalamnya, misalnya plaza, tempat bermain. digunakan masyarakat umum untuk berjalan kaki.Sekarang mall
b. Ruang terbuka pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak merupakan bentuk jalan atau plaza di kawasan pusat bisnis yang
mengundang kegiatan manusia. berorientasi pada pola pedestrianarea sebagai ruang transit. Harvey
Rubenstein ( 1992 ) membagi mall menjadi tiga tipe,yakni ;
5. Area Pedestrian (Pedestrian Area) a. Mal penuh (Full Mall)
Pedestrian merupakan elemen penting dalam perancangan kota, Direncanakan dengan menutup satu penggal jalan bagi
karena tidak lagi hanya berorientasi pada keindahan semata, akan kendaraan bermotor dan dikembangkan untuk jalan pedestrian atau
tetapi juga masalah kenyamanan dengan didukung oleh kegiatan plasa dengan bentuk linier yang didesain dengan paving baru,
pedagang eceran yang dapat memperkuat kehidupan ruang kota yang pohon-pohon di tepi jalan, perabot jalan, dan elemen– elemen estetis
ada. Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan terhadap seperti air mancur, patung atau sculpture. Mal penuh ini seharusnya
kendaraan di kawasan pusat kota, meningkatkan penggunaan pejalan dapat memberi visual yang mengalir, karakter yang istimewa, dan
kaki, mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem perancangan yang dapat menciptakan imajinasi dan rasa yang mendalam di kawasan
manusiawi, menciptakan kegiatan pedagang kaki lima yang lebih pusat kota.
banyak dan akhirnya akan membantu dalam meningkatkan interaksi b. Mal untuk Transit (Transit Mall)
antara dasar–dasar elemen perancangan kota dalam suatu kawasan Merupakan mal yang dikembangkan bagi pedestrian di suatu
hunian dengan berbagai bentuk kegiatan pendukungnya. penggal jalan dengan tetap mengijinkan khusus bagi transit
Isu kunci dalam perancangan pedestrian adalah menjaga kendaraan umum seperti bus, taksi dan
keseimbangan antara penggunaan pedestrian area dan fasilitas untuk kereta listrik. Lokasi yang dipilih seharusnya memiliki image yang unik
kendaraan bermotor. Hal ini untuk mendukung suasana kota menjadi untuk kawasan pusat kota dan biasanya berhubungan dengan
hidup, dengan ruang–ruang publik yang menarik, namun dalam waktu kegiatan panjang yang berupa deretan pedagang eceran,
yang bersamaan dapat dijalin hubungan yang baik antara kegiatan– perkantoran, hotel, pertunjukan dan perumahan.
kegiatan tersebut dengan kegiatan pelayanan umum dan fasilitas yang c. Setengah Mal (Semi Mall)
dimiliki oleh masyarakat secara individual. Direncanakan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan parkir
di sepanjang jalan, dengan cara memperluas area untuk pedestrian
yang dilengkapi dengandesain paving, pohon–pohon di sepanjang
jalan, perabot jalan seperti pembatas jalan penerangan, tanda – e. Pembatasan tanda-tanda yang berukuran besar mendominir di lokasi
tanda dan elemen lain yang dapat memberi kenyamanan pemandangan kota (vistas) yang mestinya tampak dari area
dantercipta visual yang mengalir, karakter jalan linier yang kuat serta berkumpulnya pengunjung seperti lapangan hijau dan taman
image baru di pusat kota tersebut. (Richardson, 1976).
Di samping itu mempertimbangkan unsur estetika atau visual yang
6. Tanda-tanda (Signages) menitikberatkan pada kesederhanaan. Kemudian dibedakan antara
Tanda adalah suatu tulisan (huruf, angka atau gambar), gambar iklan komersial dan non komersial, waktu pemasangan (duration of
(ilustrasi atau dekorasi), lambang (simbol atau merek dagang), bendera, display) yang biasanya berkaitan dengan pengumuman obral dan
atau sesuatu gambar yang ; standar perawatannya.
a. Ditempelkan atau digambar pada suatu bangunan atau struktur lain Secara lebih rinci fungsi tanda menurut De Chiara & Koppelman
b. Digunakan sebagai pemberitahuan, penatrik perhatian, iklan (dalam ”Standart Perencanaan Tapak”, 1997, hal 33), pada dasarnya
c. Terlihat di luar bangunan. simbol dan tanda (rambu) harus memenuhi empat fungsi,yaitu:
Papan reklame merupakan elemen visual yang semakin penting  Bersifat penunjuk, biasanya dilengkapi dengan panah, digunakan
artinya dalam perancangan kota. Perkembangan papan-papan untuk perubahan dalam lintasan atau penjelasan dari suatu arah
reklame terutama, mengalami persaingan yang berlebihan baik dalam yang benar
penempatan titik-titiknya, dimensi atau ukuran billboardnya, kecocokan  Bersifat keterangan, digunakan sebagai keterangan untuk penataan
bentuk, dan pengaruh visual terhadap lingkungan kota. umum serangkaian unsur, di antaranya denah suatu kampus atau
Perlu dipertimbangkan: kecepatan kendaraan dan jarak reaksi, jumlah shopping mall, rute bus, tata letak bangunan dan sebagainya.
kata-kata yang harus dicantumkan pada pesan tersebut, seberapa  Bersifat pengenal, memberikan keterangan lokasi, mengadakan
dimensi tulisan pada pesan di papan tersebut. pengenalan terhadap hal-hal khusus, misalnya ”area parkir A”;
Pedoman teknis mengenai signages menurut Richardson (dalam Edy bangunan No. 4 dan lain-lain.
Dharmawan, 2003, hal 21) meliputi hal-hal sebagai berikut:  Bersifat pengaturan, memberikan persyaratan gerak larangan atau
a. Penggunaan tanda-tanda harus merefleksikan karakter kawasan memberikan, biasanya digunakan untuk lalu lintas di antaranya
tersebut ”tanda berhenti bus”, ”larangan parkir”, ”satu arah” dan sebagainya.
b. Jarak dan ukuran tanda-tanda harus memadai dan diatur sedemikian
rupa agar menjamin jarak penglihatan dan menghindari kepadatan 7. Kegiatan Pendukung (Activity Support)
dan kekacaubalauan, Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-
c. Penggunaan tanda-tanda harus harmonis dengan bangunan kegiatan yang mendukung ruang-ruang publik suatu kawasan kota.
arsitektur di sekitar lokasi tersebut, Antara kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang fisik selalu memiliki
d. Pembatasan tanda-tanda dengan lampu hias, kecuali penggunaan keterkaitan satu sama lain. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan
khusus seperti theater dan tempat pertunjukan, yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh pula terhadap fungsi,
penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Sebaliknya kegiatan memperhitungkan masalah konservasi suatu perencanaan kota menjadi
yang memperhatikan lokasi tapak yang layak dan baik tergantung tidak lengkap (Nahoum Cohen, 1999). Konsep tentang konservasi kota
seberapa besar aktivitas penggunaan lahan tersebut. memperhatikan beberapa aspek yakni: bangunan-bangunan tunggal,
Pendukung kegiatan tidak hanya menyediakan jalan pedestrian atau struktur dan gaya arsitektur, hal-hal yang berkaitan dengan kegunaan,
plaza, tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama dan penggunaan umur bangunan atau kelayakan bangunan.
elemen-elemen kota yang dapat menggerakan aktivitas. Apakah fungsi Beberapa terminologi dalam konservasi sangat penting untuk
bangunan pusat perbelanjaan, taman menentukan kategori tiap-tiap bangunan yang akan dikonservasi, antara
rekreasi, pusat perkantoran, perpustakaan umum, dsb. Menutup suatu lain:
jalan untuk trafik dan merubah menjadi pedestrian mall tidaklah cukup a. Preservasi (preservation)
menjamin bahwa orang-orang Menjaga dan melestarikan bangunan kuno dari kerusakan,
akan berdatangan menunjukkan bahwa yang paling dipadati pembongkaran dan perubahan apapun. Dalam preservasi tidak
pengunjung adalah tempat berbelanja, makan, nonton, istirahat atau diperbolehkan mengganti elemen aslinya dengan elemen lain.
santai, pergi ke dan dari tempat kerja. Hal tersebut menunjukkkan tanda- b. Konservasi (conservation)
tanda suatu pusat kota yang sehat dan hidup (lively). Satu strategi atau kegiatan menangani secara preventif terhadap
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity kehancuran bangunan kuno, memperbaikinya agar dapat bertahan
supportadalah : lebih lama dengan mengganti beberapa elemen yang sudah rusak
a. Adanya koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan binaan yang dengan elemen baru seperti aslinya.
dirancang
b. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan pada ruang
tertentu c. Rehabilitasi (rehabilitation)
c. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual Mengembalikan bangunan-bangunan kuno yang tidak berfungsi
d. Pengadaan fasilitas lingkungan menjadi berfungsi dengan merestorasi utilitas yang diperlukan dan
e. Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk dan lokasi dan meningkatkan efisiensi kegunaannya.
fasilitas yang menampung activity support yang bertitiktolak dari skala d. Peningkatan (improvement)
manusia. Kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan nilai, penampilan,
tingkat kenyamanan, utilitas yang memenuhi standar teknis dan
8. Konservasi (Conservation) tingkat efisiensi baik secara fisik, sosial budaya, nilai ekonomis
Konservasi suatu bangunan individual selalu harus dikaitkan secara bangunan kawasan dan kota.
keseluruhan kota, agar meyakinkan bahwa konservasi akan harmonis e. Monumen bersejarah (historical monument)
dengan lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya masalah perencanaan
kota dan konservasi bukan suatu yang harus dipertentangkan, tanpa
Kegiatan mencari bukti-bukti yang mencakup bangunan arsitektur Menurut Kevin Lynch (1979), citra atau kesan dari suatu kota
tunggal dan kawasan desa atau kota, peninggalan sejarah, seni dan merupaka gambaran yang didasari oleh realitas fisik sebuah kota. Citra
sebagainya. sebuah kota dibentuk oleh elemen pokok yaitu :
f. Warisan budaya (cultural heritage)
2.4.1 Path ( jalur pergerakan )
Yang dapat diklasifikasikan ini adalah monumen, kelompok bangunan
Path adalah jaringan dimana masusia akan bergerak dari
kuno, tapak yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
suatu tempat ke tempat lain. Pembentuk karakter path yaitu :
Suatu kawasan bersejarah harus memiliki persyaratan karakteristik
1. Aktivitas khusus sepanjang jalan, misalnya perdagangan,
tertentu, seberapa jauh tingkat kualitasnya perlu diidentifikasi
perkantoran, dan lain-lain
berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut:
2. Karakteristik fasade bangunan, misalnya : façade bangunan kuno,
 Tingkat infrastruktur kota
fasade bangunan kaca, dan lain-lain.
 Perbandingan terhadap elemen kota yang lain jauh lebih baik
3. Tampilan path itu sendiri, msialnya : aspal, paving block, dan lain-lain
 Jumlah dan ukuran
Path merupakan kerangka kota yang membentuk struktur kota.
 Memiliki keterkaitan dengan kota dan wilayah yang penting
Struktur kota yang terbentuk adalah :
 Memiliki kegunaan dan potensial
 Linier
 Kepemilikan dan perawatan
 Radial
 Memiliki peraturan
 Grid
 Transportasi dan parkir
Beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk menentukan kualitas 2.4.2 District ( Kawasan )
konservasi suatu kawasan atau kota, antara lain:
Pada dasarnya, sebuah kota merupakan integrasi dari berbagai
 Aspek estetis
kegiatan fungsional, biasanya memusat pada suatu kawasan tertentu
 Nilai sejarah
dalam kota. Distrik terdiri atas satu jenis kegiatan fungsional atau
 Situasi kota
campuran dari berbagai macam kegiatan fungsional. Adapun
 Ruang-ruang yang ada
komponen-komponen yang menentukan karakteristik fisik distrik yaitu :
 Kekompakan dari konfigurasi kota
tekstur, space, form, topografi, detail, simbol, tipe bangunan, tingkat
 Apakah memeberikan rasa terkejut
perawatan, use, aktivitas, dan pemukiman.
 Dapat memberikan suasana hidup di kawasan kota tersebut
 Bangunan-bangunan yang ada memiliki ragam arsitektur yang unik. 2.4.3 Edge ( Batas )

Batasan adalah elemen-elemen linear yang bukan merupakan path


2.4 TEORI FISIK PERANCANAGN KOTA MENURUT TATA CITRA KOTA dan biasanya berupa batas antara dua area. Dapat diartikan bahwa
batasan merupakan pengakhiran distrik tertentu, meskipun
kenyataannya sulit melihat batasan yang jelas antar kawasan dengan
fungsi yang berbeda. Edge bersifat menerus dan tidak terasa tajam. e. Kedudukan landmark
Di Negara maju, misalnya kawasan perdagangan intensitas - Secara tidak terencana, seperti terjadi pada kota-kota kuno
bangunan sangat tinggi. Batasan dapat berup fungsionla alam - Terencana, melalui kesadaran tentang urban design
(sungai, gunung, hutan, dan lain-lain). f. Fungsi landmark
- Sebagai sarana informasi
2.4.4 Landmark
- Sebagai orientasi lingkungan
Landmark merupakan tanda fisik yang dapat memberikan info bagi
pengamat dari suatu jarak. 2.4.5 Node ( Simpul )

a. Unsur landmark, yaitu: Salah satu bentuk landmark adalah node, yaitu pusat aktivitas
1. Tanda fisik, berupa elemen visual atau kegiatan. Contohnya adalah square yang merupakan suatu
2. Informasi yang memberikan gambaran secara cepat dan pusat kegiatan atau aktivitas rekreatif dan budaya. Node
pasti merupakan suatu titik pusat kegiatan fungsional suatu kota.
3. Jarak, harus dikenali pada suatu jarak 1. Ciri-ciri node :
b. Kriteria landmark, yaitu:  Pusat kegiatan
1. visual  Pertemuan beberapa ruas jalan
2. Nilai lebih dibanding historis dan Ciri khas yang mudah diingat  Tempat pergantian alat transportasi
3. Bentuk yang jelas  Perwujudan Node
4. Mudah dikenali  Secara konseptual, berupa titik kecil dalam kota
5. Memiliki hirarki fisik secara estetis  Secara realitas, berupa square skala besar, bentuk linear,
Elemen visual diperkuat dengan suara dan bau keseluruhan pusat distrik pada tingkat yang luas
c. Macam landmark 2. Tipe Node
1) Ditinjau dari aspek bentuk  Junction Node, missal, stasiun bawah tanah, stasiun
- Dibentuk dari suatu elemen atau bangunan kereta api utama
- Berupa kawasan/urban space yang memanjang atau cluster  Thematic Concentration, berfungsi sebagai inti yang
2) Ditinjau dari aspek jarak merupakan focus dan symbol sebuah wilayah penting
- Distant landmark  Junction and Concentration
- Local landmark 3. Kualitas Node
d. Proses pembentukan landmark  Introvert Node, memberikan sedikit kesan mengarahkan
- Memperluas arah pandang  Ekstrovert Node, yaitu menerangkan arah-arah umum,
- Membuat kontras penghubung yang jelas ke berbagai distrik, pendekatan
- Meletakkan landmark pada suatu tempat yang memiliki hirarki terlihat datang dari sisi tertentu
visual secara strategis atau istimewa
2.5 TEORI FIGURE GROUND gournd secara mikro berfokus pada ciri khas tekstur dan masalah
2.5.1 Teori Figure Ground tekstur sebuah kawasan secara mendalam.
Teori-teori figure ground dapat dipahami dari tata kota sebagai
hubungan tekstural antara bentuk yang dibangun (building mass) dan
ruang terbuka (open space). Analisis figure ground adalah alat yang
sangat baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola
sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric), serta mengidentifikasikan
masalah keteraturan massa/ruang perkotaan.

 Pola Sebuah Tempat

Di dalam kota, pola-pola kawasan secara tekstural yang


mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara
arsitektural dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok sebagai Gambar 2.1 Figure ground dalam skala makro kecil (kawasan), yaitu kawasan kota
berikut: Dresden, Jerman
1. Susunan kawasan bersifat homogen yang jelas, dimana ada
hanya satu pola penataan;
2. Susunan kawasan bersifat heterogen, dimana ada dua (atau  Dua Pandangan Pokok terhadap Pola Kota
lebih) pola berbenturan; a. Organisasi Lingkungan
3. Susunan kawasan yang bersifat menyebar dengan Susunan kota adalah pengorganisasian makna tertentu yang
kecenderungan kacau. dikomunikasikan di dalam ruang melalui bentuk-bentuk tertentu.
Figure ground di dalam tingkat kota dapat dilihat dengan dua Suatu keseimbangan dapat dicapai dengan menyesuaikan dua
skala: sudut pandang konfigurasi berikut ini:
1. Skala makro - Figure yang Figuratif
Dalam Skala makro, figure ground memperhatikan kota Pandangan pertama memperhatikan konfigurasii figure atau
keseluruhan. Artinya sebuah kawasan kota yang kecil dalam dengan kata lain konfigurasi massa atau blok yang dilihat
skala ini menjadi tidak terlalu penting karena gambar figure secara figurative. Artinya perhatian diberikan pada figure
ground secara makro berfokus pada ciri khas tekstur dan massanya.
masalah tekstur sebuah kota secara keseluruhannya.
2. Skala mikro
Dalam skala mikro yang diperhatikan adalah sebuah figure ground - Ground yang Figuratif
kota dengan focus pada satu kawasan saja. Artinya pada skala ini
kota secara keseluruhan tidak terlalu penting, karena gambar figure
Pandangan kedua mengutamakan konfigurasi ground Dalam linkage yang visual dua atau lebih banyak fragmen kota
(konfigurasi ruang atau void). Artinya konfigurasi ruang atau dihubungkan menjadi satu kesatuan secara visual. Pada dasarnya atau
void dilihat sebagai bentuk tersendiri. dua pokok perbedaan linkage visual, yaitu:
Yang menghubungkan dua daerah secara netral;
 Solid dan Void sebagai Elemen Perkotaan
Yang menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu
Ada tiga elemen dasar yang bersifat solid serta empat elemen
daerah.
dasar yang bersifat void. Tiga elemen solid atau blok adalah blok
Selanjutnya akan diperkenalkan lima elemen linkage visual yang
tunggal, blok yang mendefinisi sisi, dan blok medan. Empat elemen
menghasilkan hubungan secara visual, yakni garis, koridor, sisi, sumbu,
void yakni sistem tertutup yang linier, sistem tertutup yang
dan irama.
memusat, sistem terbuka yang sentral, dan sistem terbuka yang
Elemen garis menghubungkan secara langsung dua tempat dengan
linier
satu deretan massa. Elemen koridor yang dibentuk oleh dua deretan

 Void dan Solid sebagai Unit Perkotaan massa (bangunan atau pohon) membentuk sebuah ruang. Elemen sisi
sama dengan elemen garis, menghubungkan dua kawasan dengan
Sebuah unit adalah jumlah beberapa massa beserta ruang
satu massa. Elemen sumbu mirip dengan elemen koridor yang bersifat
tertentu yang mempunyai identitas sebagai satu kelompok.
spasial. Namun, perbedaan ada pada dua daerah yang
Elemen-elemen solid atau void tidak boleh dilihat terpisah satu
dihubungkan oleh elemen tersebut. Elemen irama menghubungkan
dengan yang lain, karena secara bersama-sama membentuk unit-
dua tempat dengan variasi massa dan ruang.
unit perkotaan yang sering menunjukkan sebuah tekstur
perkotaan. Dii dalam dimensi yang lebih besar, dibedakan enam  Linkage Struktural
pola kawasan kota secara tekstural, yaitu grid, angular, kurvelinier,
Dalam lingkage yang struktural, dua atau lebih bentuk struktur kota
radial konsentris, aksial, serta organis.
digabungkan menjadi satu kesatuan dalam tatanannya. Sama seperti
Dalam analisis perlu diperhatikan tiga variabel tekstur, yakni
linkage yang visual, dalam linkage yang struktural, pada dasarnya
tingkat keteraturan, tingkat keseimbangan, dan tingkat kepadatan
dapat diamati dua perbedaan pokok sebagai berikut:
antara massa dan ruang supaya pengelompokan dapat dicapai.
 Menggabungkan dua daerah secara netral;

2.5.2 Teori Linkage  Menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah.

Teori Lingkage memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan Dalam linkage struktural yang baik, pola ruang perkotaan dan

gerakan-gerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan atau urban bengunannya sering berfungsi sebagai sebuah stabilisator dan

fabric. koordinator.

 Linkage Visual
Istilah linkage visual dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Bentuk Kolektif yang berbeda dengan
Lingkungannya
- Sebuah bentuk kolektif yang tidak dapat dilihat
tanpa sedikitnya
wujud perbedaan terlihat pada lingkungannya. Hal
itu berarti batas
batasan visual atau struktural baik berupa
elemen alamiah maupun elemen buatan diperlukan
supaya bentuk kolektif jelas dalam keseluruhannya.
- Bentuk Kolektif yang berhubungan dengan lingkungannya
Hubungan visual atau struktural boleh menjadi
Gambar 2.2 Tiga elemen linkage struktural elemen diperluk
diperlukan supaya bentuk kolektif jelas
dalam keseluruhannya.
Ada tiga elemen linkage struktural yang mencapai Fumihiko Maki melihat tiga tipe bentuk kolektif yaitu :
hubungan secara arsitektural, yaitu tambahan, sambungan,  Compositional form
serta tembusan. Elemen tambahan melanjutkan pola Komposisi dua dimensi dan individual yang hubungan antara
pembangunan yang sudah ada. Elemen sambungan masing-masing
masing agak abstrak. Sering dipakai dalam desain fungsionalism
fungsionalisme
memperkenalkan elemen pola baru pada lingkungan atau gerakan Modernisme Klasik pada tahun 1930
1930-an sampai sekarang.
kawasannya. Elemen tembusan tidak memperkenalkan pola Namun, penghubung tersebut kurang memperhatikan fungsi ruang
baru yang belum ada. terbuka di dalam segala aktivitas pelakunya.

 Linkage sebagai Bentuk Kolektif

Roger Trancik membandingkan dinamika susunan dan Gambar 2.3


Compositional Form
hubungan bagian-bagian kota seperti suatu komposisi
musik dengan suatu sistem datum. Suatu datum yang
bersifat spasial merupakan sebuah garis-garis lahan, aliran
gerakan yang diarahkan, sumbu yang organisasional
atau sisi sebuah kelompok bangunan. Ching mengamati
bahwa sebagai pengatur yang efektif, sebuah garis
datum harus memiliki kontinuitas visual untuk menembus
 Megaform
atau melintasi semua unsur yang diorganisir sebagai figure
Menghubungkan struktur
struktur-struktur seperti bingkai yang linear atau
yang dapat merangkum dan mengumpulkan semua
sebagai grid. Linkage dicapai melalui hirarki
hirarki-hirarki yang bersifat open
unsur-unsur yang terorganisir didalam lingkungannya.
ended (masih terbuka untuk berkembang). Contoh sederhana Teori place sendiri menekankan pada makna sebuah kawasan sebagai
megaform adalah bentuk dan pola pohon. tempat perkotaan secara arsitektural. Sebuah space dibentuk sebagai
sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana ter
tertentu yang berarti bagi
lingkungannya. Tujuh prinsip sebuah place secara estetis, yaitu:
a. Keseluruhan Unit
Sebuah kawasan harus dilihat dalam batasannya, masing
masing-masing harus
ditata sesuai dengan hirarkinya dalam kawasan tersebut.
b. Bentuk Unit
Sebagai sebuah unit place seharusnya memilki bentuk jelas dalam hal
tipologi, ukuran, skala, baik dalam dua dimensi maupun tiga dimensi.
c. Kekosongan Pusatnya
Berfungsi sebagai ruang statis seharusnya memiliki pusat kosong seperti
Gambar 2.4
Megaform pohon, tugu, monumen ditempatkan diluar p
pusat ruang.
 Groupform d. Penutupan Batasnya
Muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang Ini merupakan syarat pokok sebuah place perkotaan secara tiga
biasanya berdiri di samping ruang terbuka public.Tipe ini dikembangkan dimensi.
secara organis.Contoh penerapannya adalah pada kota-kota kuno dan e. Hubungan lahan/tampak
desa tradisional.Namun saat ini elemen groupform juga sering dipakai Place yang berkualitas seharunya mempunyai hubungan jelas antara
dalam perancangan kawasan baru dengan dibuat suatu akumulasi lahan dan tampak.
bangunan sebagai suatu kelompok. f. Perabotan Tempat
Sebuah place diisi dengan perabo
perabotan perkotaan, seperti: lampu,
penghijauan, papan pengumuman, tiang
tiang-tiang, dan sebagainya.
g. Gambaran Visual
Sebuah place seharusnya mempunyai citra yang menarik. Maksudnya
adalah sebuah place seharusnya mempunyai ciri khas.

2.6 KONSEP PENATAAN UNTUK PENGEMBANG


PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA
Konsep dan prinsip perancanagn di ruang terbuka menguraikan
Gambar 2.5
Groupgorm kriteria dan komponen perencanaan ruang terbuka agar berhasil menjadi
2.5.3 Teori Place elemen vital di dalam kota. Vitalitas suatu ruang terbuka akan meningkat
bila ruang terbuka tersebut ”hidup” didalam kota dan memberikan banyak
manfaat kepada masyarakatnya.Upaya menghidupkan ruang terbuak penataan dan manajemen ruang, yaitu pendekatan yang
dapat dilakukan melalui berbagai cara. menekankan pada pemahaman kebutuhan masyarakat.Revitalisasi
Berikut akan diuraikan kriteria dan komponen beberapa konsep harus berpedoman pada karakteristik tertentu yang merupakan
perencanaan untuk menghidupkan ruang terbuka, yaitu: identitas suatukawasan, buakn pada ide atau konsep yang
 konsep revitalisasi ruang terbuka diterapkan tanpa menyesuaian dengan lingkungan kawasan tersebut
 konsep monumentalitas dalam ruang terbuka (tailor,1981:82)
 konsep perencanaan ruang terbuka sebagai tempat rekreasi Revitalisi ruang terbuka terkait dengan berbagai aspek
 konsep perencanaan berorientasi pada masyarakat didalamnya, terutama sosial budaya dan ekonomi.Tahap awal dalam
program revitalisasi adalah analisa fungsi atau penggunaan
2.6.1 Konsep Revitalisasi masyarakat untuk saat ini.Kemudian proses revitalisasi difokuskan pada
Revitalisasi merupakan upaya untuk meningkatkan vitalitas upaya pengembanagn sumber kekuatan komersial dan peningkatan
suatu kawasan kota melalui peningkatan kualitas lingkungan atau kualitas sarana pendukungnya (taylor,1981:82)
melalui peningkatan pengembangan kegiatan sosial, tanpa
menimbulkan perubahan yang berarti dari struktur fisik kawasan 2.6.2 Konsep Monumentalis
tersebut.Revitalisasi dalam piagam Burra dinyatakan sebagai upaya Pembentukan ruang terbuka yang vital di dalam kota sekaligus
merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih vital bagi masyarakat penggunanya, dapat diupayakan melalui
sesuai, yaitu kegunaan yang tidak menuntut perubahan drastis atau konsep monumentalitas yang diterapkan bersamaan dengan konsep
yang hanya memerlukan sedikit perubahan.Revitalisasi dengan komunitas.Dalam kenyataanya, kedua konsep ini saling berjalan
mengandalkan kekuatan pasar dapat tanpa saling mendukung, fenomena yang terjadi saat ini adalah
memperbaiaki perekonomia suatu kawasan kota (Irawan,1996:18) kegiatan olahraga,rekreasi, pameran dan pertunjukan serta upacara
Revitalisasi adalah satuan area bagian wilayah kota atau seremonial di lapangan yang berkesan formal, sering tidak diikuti
seluruh kota, satuan pandanagn (visual lansekap) yang dapat pemenuhan kebutuhan yang mampu mewadahi kegiatan-kegiatan
mempunyai arti dan peran yang penting bagi suatu kota, berupa tersebut.Dilain pihak keramaian komunitas didalam maupun disekitar
aspek yang dapat memberi bayangan mental atau citra yang khas ruang terbuka umum dapat menggagu keberadaan monumentalitas
tentang suatu lingkungan kota, serta satuan fisik (linch,1960:46- dan membuat persepsi yang salah, dimana masyarakat menjadi sulit
90).Dengan demikiankonsep revitalisasi dapat diterapkan dalam skala untuk menikmati elemen ruang terbuk yang monumental
kecil maupun skala besar. (Permana,1995:9)
Keberhasilan program revitalisasi dalam suatu kawasan sangan Pentingnya konsep monumentalitas dalm ruang terbuka
dipengaruhi aspek sosial dan karakteristik kawasan tersebut.Arne dikemukakan dalam teori yang mengungkapkan pentingnya
Abrasom dalm buku Urban Open Space mengemukakan bahwa keberadaan monumen secara jelas dan berorientasi jauh kedepan,
upaya revitalisasi membutuhkan pendekatnn menyelurauh terhadap dimana pertimbanagn yang digunakan buka hanya dari hal-hal
terukur, tetapi juga dari ayng tidak terukur (daya cipta, cita rasa dan  Integrasi dan harmonisasi hal-hal yang kontradiktif yaitu
persepsi manusia) yang akhirnya akan membentuk budaya sebagai monumentalitas dengan komunitas dalam satu disain.
sendi kehidupan kita, gagasan terbaru tentang monumentalitas  Disain yang adaptif dan bertahan dalam kurun waktu yang lama
meliputi (Permana,1995:9) sebagai manifestasi konsep monumental sekaligus orientasi
 Monumentalitas sebagai human landmark yang akomodatif dan kawasan.
hidup lebih lama dari kurun periode lamanya.  Tetap mempertahankan monumen sebagai orientasi kawasan
 Monumentalitas sebagai ekspresi dari kebutuhan budaya yang meskipun ada infiltrasi terhadap disain kawasan.
merupakan tahapan tertinggi dari eksistensi daya nalar manusia.  Monumentalitas dapat dihadirkan dengan menjaga dominasi
 Monumen adalah kebutuhan urban yang lebih dari sekedar objek, ditonjolkan melalui penataan ruang atau ketinggian
fungsional semata dimana tahapan kebutuhan akomodasi fungsi bangunan
sudah terpenuhi. 2.6.3 Konsep Penataan Ruang Terbuka Sebagai Sarana Rekreasi
 Monumen merupakan kumpulan aturan-aturan simbol Pengembangan kegiatan rekreasi di dalam ruang terbuka kota
Sedangkan pentingnya konsep komunitas dikemukakan dalam dapat meningkatkan nilai vital ruang terbuka tersebut terutama bagi
teori komunitas dalam lingkup kontribusinya ternadap pembetukan masyarakat penggunanya.Rekreasi perperan penting dalam konteks
fisik kawasan (Redman,1984:35) waktu senggang yang sangat vital dalam kehidupan manusia.Rekreasi
 Komunitas sebenarnya bisa menjamin preservasi suatu kawasan dan mekanisme ruang terbuka harus dilandasi pemahaman akan
atau bangunan penting dan bersejarah serta bersama-sama keterkaitan dengan organisasi lingkungan, kelompok wanita,
mengadakan penetrasi nilai yang akan merusaknya. masyarakat (1979:7).Berdasarkan pemahaman ini konsep utama
 Ada saatnya sebuah komunitas bisa menghasilkan disain dalam rekreasi dan mekanisme ruang terbuka harus
guidelines yangterkadang komunitas tersebut mampu mempertimbangkan psikologi kemanusiaan, peniadaan
mewujudkanya secara efektif. penyalahgunaan teknologi, ketrentaman, upaya peningkatan
 Komunitas mampu menyusun dan menyaring konteks ruan yang kesehatan sebagai simbol identitas, upaya peningkatan pendidikan
terbaik (terpilih) bagi dirinya bahkan kemudian dapat digunkan dan interalsi antar kelompok (Van Doren,1979:12)
sebagai acuan pengembangan baru. Startegi samapai prinsip perancangan ruang terbuka berkaitan
Perencanaan ruang terbuka umum yang mengandung elemen dengan pemanfaatannya sebagai sarana rekreasi dikemukakan
monumentalitas harus mengupayakan keseimbangan antara prinsip sebagai berikut :
monumentalitas dan prinsip komunitas.Penerapan keduanya secara  Stategi dalam perancangan ruang terbuka sebagai sarana
bersamaan dapat meningkatkan rekreasi (M.Gold,1980:44) adalah sebagai berikut :
vitalitas ruang terbuka tersebut bagi kota sekaligus bagi - Mempertimbangakn faktor-faktor sosial selain faktor fisik,
masyarakat penggunanya.Beberapa prinsip perancangan dengan sehingga pengguna ruang lebih tergantung padsa siapa yang
menerapkan kedua konsep tersebut adalah (Permana,1995,9) datang ke sana daripada apa ynag ada di sana
- Mengikutsertakan dalam proses disain meliputi pandangan - Fasilitas harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang akan
tentang wilayah perencanaan, preferensi dan kebutuhan sosial datang.
yang merupakan informasi vital bagi suksesnya perencanaan. - Mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan.
- Mempertimbangkan faktor-faktor penting dalam taman kota - Terintegrasi dengan perencanaan lokal dan regional.
yang teritorial, status, konflik, kerjasama, kenyamanan, ”kelas” - Fasilitas harus memberikan kemudahan, keamanan dan
dan gaya hidup. kenyamanan bagi pengguan serta memperlihatkan tatanan
 Konsep perencanaan taman rekreasi (M.Gold,1980:14) adalah : yang baik.
- Penekanan pada peningkatan kesejahteraan sosial dan Konsep perencanaan ruang terbuka sebagai sarana rekreasi
integrasi masyrakat, dimana pelayanan disediakan berdasarkan pada dasarnya merupakan upaya menghidupkan ruang terbuka
pengalaman?kebiasaan masyarakat. yang lebih berorientasi pada masyarakat (pengguna) meskipun tidak
- Pelayanan kebutuhan kelompok-kelompok tertentu dan mengabaikan aspek fisiknya.Pertimbanagn preferensi dan kepuasan
mengintergasi-nya dengan pelayanan masyarakat lainnya. penggunan merupakan hal mendasar dalam merencanakan ruang,
- Pelayanan juga diarahkan pada keindahan lingkungan, pelayanan maupun fasilitas rekreasi kota.Vitalitas ruang terbuka
perencanaan ruang dan pertimbangan seluruh aspek sebagai sarana rekreasi akan dirasakan bila pengembang kegiatan
lingkungan hidup. rekreasinya memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Pendekatan dalam menyusun prinsip perancangan ruang terbuka 2.6.4 Konsep Penataan yang Berorientasi Pada Masyarakat
sebagai sarana rekreasi diantaranay (M.Gold,1980:14) Ruang terbuka umum berperan penting dalam kehidupan
- Klasifikasi masyarakat menjadi kelompok-kelompok pengguan masyarakat, sehingga pengadaan dan pengembangannya harus
yang membutuhkan karakteristik lingkungan tertentu. lebih berorientasi pada masyarakat sebagai pengguna
- Memabgi setiap wilayah perencanaan menjadi beberapa jenis potensial.Program perencanaan suatu kawasan yang
area berdasarkan karakteristik lingkungan. berorientasi pada kebutuhan manusia harus sedekat mungkin
- Menempatkan kegiatan rekreasi yang diinginkan pada area mengenal dan menyesuaikan dengan kondisi pudaya, pola sosial dan
sesuai. gaya hidup masyarakat pengguna kawasan tersebut.(Van
- Menyusun pedoman perencanaan berdasarkan analisa Doren,1979:16) Dalam perencanaan ruang terbuka teknik penelitian
kebutuhan pengguna dan kebutuhan area. sosial dapat digunakan untuk mengetahui perilaku waktu senggang
 Prinsip perancangan menurut M.gold diantaranya : meliputi prefernsi atau tingkat kepuasan masyarakat terhadap
- Semua orang harus mempunyai akses terhadap aktifitas dan berbagai jenis aktivitas dan lingkungan (M.Gold,1980:1).Setelah
fasilitas. dilakukan studi aktivitas eksisting, atribut untuk setiap kondisi aktivitas
- Kegiatan rekreasi harus tertinggal dengan pelayanan umum dapat direncanakan berdasarkan11 komponen yaitu :
lainya seperti pendidikan, kesehatana dan transportasi.  Fisik
 Manusia
 Sosial Konsep-konsep tentang pengetahuan ineraksi antara pola tata
 Interaksi ruang dengan perilaku manusia sebagai pelaku ruang dapat
 Sirkulasi diabstraksikan dalm hal-hal sebagai berikut (Snyder,1994)
 Kesenanagan 1. Personal Space
 Keamanan Individu memiliki batas maya disekitanya dan tidak boleh dilalui
 Kenyamanan oleh orang lain.Luas atau sempitnya ruang tersebut tergantung
 Rasa memiliki pada kadar dan sifat hubungan antar individu dengan individu
 Aturan dan perkembangan (Hester,1984:87) lainya.Sebagai saran hubungan atau komunikasi antar individu
Aktifitas masyarakat yang berlangsung dalam ruang terbuka mempengaruhi inilah persepsi ruang seseorang dinamakan personal space.Faktor-
fungsi pengguna ruang terbuak tersebut, dengan demikian hal tersebut juga faktor yang mempengaruhi personal spce ialah jenis kelamin, latar
mempengaruhi penataannya.Evaluasi penataan ruang terbuka perlu belakang, umur dan keadaan lingkungan fisik dalam ruang.
mempertimbangkan arti ruang tersebut berdasarkan penggunaan dan Menurut Hall (Hall dalam Holahan,1982:275 dan Fisher,1984:153)
tujuanya, dengan kata lain kebutuhan psikologi dan sosial pengguan ruang, terdapat 4 macam jarak personal space, yaitu :
faktor psikologiyang mempengaruhi preferensi individu dan aksesbilitas  Jarak intim, aktivitas yang terjadi pada jarak ini ialah hubungan
terhadap pencapaian lokasi, fasilitas dan pelayanan (Hester, Jr ,1984:18). yang terjadi antar anggota keluarga atau orang-orang terdekat
Penataan ruang terbuka berhubungan dengan pola tingkahlaku serta niali- dengan fase jauh 15-45 cm dan fase dekat 0-15 cm
nilai dalm masyarakat.Perilaku sosial yang harsus dopertimbangkan adalah  Jarak personal, aktifitas yang terjadi pada jarak ini ialah
rangkaian proses interaksi, proses kompetisi, hal milik serta simbolik. Kegiatan percakpan antar 2 individu dengan fase jauh 0.45-0.75 m dan
aktif dan pengalaman baru(discovery) fase dekat 0.75-1,2 m
 Jarak Sosial, aktifitas yang terjadi pada jarak ini ialah hubungan
yang bersifat formal seperti antar relasi bisnis dan sebagainya
dengan fase jauh 2.1-3.6 m dan fase dekat 1.2-2.1 m
 Jarak publik, Aktifitas yang terjadi pada jarak ini ialah hubungan
2.7 INTERAKSI ANTARA LINGKUNGAN DAN PERILAKU yang lebih formal ketimbang hubungan pada jarak publik
2.7.1 Gejala Persepsi Manusia Terhadap Lingkungan Binaan dengan fase jauh >7.5 m dan fase dekat 3.6-7.5 m
Manusia memiliki kebutuahan-kebutuhan biologis, sosial, 2. Privasi
personalitas dan kultural yang diekspresikan pada lingkungan.Salah Privasi merupakan keinginan atau kecenderungan pada diri
satu hal yang dipersepsikan manusia tentang lingkunganya ruang seseorang untuk tidak diganggu, ada 2 jenis privasi yang
(space) disekitarnya. dibedakan berdasarkan golongan diantaranya :
 Keinginan untuk tidak diganggu secara fisik
 Keinginan untuk dpat dekat dengan anggota keluarga tetapi ini constraint), sedangkan kesesakan ialah respon subjektif terhadap
menjauh dari orang lain ruang yang sesak (tight space),(stokols dalam Holahan,1982:198)
3. Teritorialitas
Teritorialitas merupakan tingkah laku yang ada hubunganya 2.8 KRITERIA DISAIN TAK TERUKUR
dengan kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok Ada 3 tipe dasar kriteria disain, yaitu kriteria terukur (reaonnable
terhadap suatu tempat atau lokasi geografis.Pola tingkah laku ini criteria), kriteria tak terukur (non reasonable criteria) dan kriteri umum
menyangkut personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan (generic criteria) (Shirvani,1985:121)
dari luar (Holahan dalam Snyder,1982:235) Kriteria tak terukur adalh kriteria yang tidak dapat diukur secara kuantitatif
4. Kenyamanan tetapi dapat dilihat dan dirasakan (kualitatif).
Secara alamiah manusia berusaha untuk mendapatkan Kriteria disan tak terukur diperkenalkan oleh tiga kelompok yaitu :
kenyaman baik secara fisik maupun psikis dalam lingkungan Urban Design Planet san Fransisco (1970), Urban Research And Engineering,
binaan sehingga manusia cenderung untuk menempati daerah Inc (1977), dan Lynch (1981)
yang memenuhi atribut tersebut.Adapun dorongan untuk
mendapatkan kenyamanan terjadi karena adanya property dan 2.8.1 Kriteria Disain tak Terukur Oleh San Fransisco Urban Development Plan
terpenuhinya syarat-syarat kenyamanan komponen dari Urban Design Planet san Fransisco (1970) mengidentifikasinkan
lingkungan binaan tersebut sepuluh prinsip atau konsep dasar yang menjelaskan tentang metode
5. Perasaan Aman dan Terlindungi yang diperkenalkan untuk mencapai tujuan dan sasaran, yaitu :
Salah satu hal yang menjadi kebutuhan manusia berdasarkan 1. Kesenangan/kenyamanan
hierarki kebutuhan dari Malow cenderung memilih lingkungan Daya hidup lingkungan kota dengan mengakomodasi pedestrian
sekitar yang dapt memeberikan perlindungan dengan street furniture, pepohonan, disain jalan, perlindungan dari
kepadanya.Manusia akan merasa tidak tenang apabila dirinya cuaca, silau dn sebagainya.
selalu merasa terancam atau tidak aman. 2. Ketertarikan visual
6. Kesesakan dan kepadatan Kualitas estetika lingkungan yang secara khusus berkenaan dengan
Manusia yang telah terbiasa hidup dengan orang banyak karakter arsitektural dan secara visual menyenangkan.Detail
mungkin sudah merasa tidak sesak lagi namun sebaliknya manusia ditunjukan secara khusus oleh lingkungan terbangun
yang terbiasa hidup sendiri akan teras sesak jika ditempatkan 3. Aktivitas
pada kondisi yang sama.Kepadatan berkaitan dengan jumlah Seperangkap umum kriteria (metode) yang menekankan
manusia dalam suatu batas ruang tertentu.Makin banyak manusia pentingnya pergerakan gairah dan ”jalan hidup” lingkungan kota
berbanding luas ruangan yang tetap makin padatlah 4. Kejelasan dan kesesuaian
keadaanya.kepadatan adalh kendala keruanagn (spatial
Dicapai dengan pengarah jalan sebagai karakteristik yang MenurutUSR and E Kualitas visual tidak dapat didrfinisikan
memberikan fasilitas untuk para pejalan kaki yang ada dilingkungan secara tepat tergantung orang yang memandangnya, maka dari itu
kota adalah mungkin untuk
5. Kekhususan mendapatkan kesempatan terhadap permasalahan visual.
Pentingnya menunjukan definisi dan identitas sebagai bagian dari USR and E mengelompokan criteria kualitas visual ke dalam 8
lingkungan dan memiliki kontribusi indifidu untuk keseluruhan nkategori :
lingkungan. a. Kecocokan dengan penataan (fit with setting) :
6. Pengertian ruang Evaluasi ketepatan harmoni/kecocokan desain dengan
Berkaitan dengan penghubungan komponen bangunan dan ruang permukiman atau kota dalam hal lokasi site, kepadatan, warna,
terbuka struktur kota, untuk menggapai ”kejelasan tentang bentuk,dan material. Aspek lain ketepatan ialah berdasarkan nilai
ketajaman dan bentuk ruang terbuka”secara alamiah sejarah,atau budaya; apapun desain yang memasukkan artefak
7. Prinsip tentang view (peninggalan sejarah) dan bangunan yang memiliki
Berhubunagn erat dan memiliki penekanan terhadap maslah nilai,penggunaan,dan bentuk tradisional, dengan memasukkan
estetika sebagai nilai ”kesenangan terhadap pemandangan” dan “pengingatan visual “, termasuk obyek fisik,penggunaan atau
detail ditunjukan secara khusus oleh lingkungan terbangun. aktivitas.
8. Variasi atau kontras b. Ekspresi jati diri (expression of identity) :
Permasalah arsitektural seperti gaya bangunan dan pengubahan, Pentingnya fungsi dan sosial dari suatu ekspresi jati diri,status,dan nilai kesan
hal itu memiliki kontribusi terhadap wilayah lingkungan yang dapat pribadi oleh pengguna dan masyarakat. Aturan warna,material bangunan
diidentifikasi dan terhadap pusat ketertarikan yang ada didalm dan segala sesuatu yang lebih mengungkapkan kesan
masyarakat personal,adalahdipertimbangkan untuk membuat kota memiliki kesan yang
9. Harmoni menyeluruh yang menyeluruh secara visual.
Berfokus pada kecocockan aspek estetika dan arsitektur seperti c. Akses dan orientasi ( Access and Orientation ):
hubungan antara topografi dan bentuk bangunan dalam konteks Masalah kejelasan dan keamanan desain tentang
peralihan, perlengkapan skala dan massa keanggotaan,bentuk,dan tujuan penting lokasi setempat. Elemen
10. Skala dan Bentuk desain termasuk kenampakan dan penerangan ruang publik
Menggabungkan keragaman perhatian yang ada disekitar tujuan sebagai tujuan/orientasi (untuk itu,tetenger/ landmark dan elemen
pencapaian suatu ”skala manusia” yang ada di lingkungan skala besar pada atau didekat tapak/site sebagai pesan yang
kota.Perhatian diberikan kepada ukuran, kepadatn, pemassaan dijelaskan oleh arsitektur dan dikomunikasikan melalui
bangunan sebagai dimensi estetika dari kepekaan kontekstual dan warna,tanda,dsb) tentang kemana akan pergi dan apa yang
efek tekstur skala bangunan dipandang dari sesuatu jarak tertentu dilakukan.
2.8.2 Kriteria Tak Terukur Oleh Urban Research And Engineering, Inc (1977) d. Aktivitas penunjang (Activity Support) :
Pengarahan kewilayahan sebagai perilaku yang didefinisikan (Efficiency and Justice) dan Lynch berpendapat bahwa mereka
secara spasial.Perhatian dimana lingkungan menunjukkan struktur ”selalu ditambahkan pada setiap daftar sesuatu yang baik”.
yang fisibel (layak) tentang wilayah (territory) dan atau  Vitalitas (Vitality) : ukuran dasar tingkat dimana bentuk
penghubungan perilaku yang tepat melalui tanda. Desain yang hunian/permukiman menunjang fungsi vital,biologi dan
spesifik termasuk pembagian,ukuran,dan lokasi ruang sepanjang kemampuan umat manusia diatas semua kebutuhan. Vitalitas ialah
fasilitas yang ingin ditunjukkan di ruangan tersebut. kriteria umum yang memiliki sumbangan terhadap
e. Pemandangan (view): keberlanjutan,keamanan,dan persesuaian,termasuk perbedaan
Dorongan alternatif desain dimana campur tangan nilai aktifitas dan elemen seperti hasil lahan,tanah dan mengolah
pemandangan eksisting diminimalkan dan dimana jika mungkin limbah.
menunjukkan peluang akses visual yang baru dari bangunan dan  Kesan (Sense) : memasukkan pertimbangan tentang aturan
ruang publik. bentuk dan kualitas dalam menajamkan persepsi dan identitas
f. Elemen alamiah (Natural Element) : yang ada dalam lingkungan. Kesan dicapai melalui:1). Identitas,
Menunjukkan pemeliharaan/penjagaan,penggabungan,dan jika atau kesan tentang tempat,diciptakan oleh arti bentuk khusus,atau
mungkin penciptaan kehadiran alam secara tepat pada tapak/site intensitas keterbiasaan/kedekatan (Intense familiarity)
melalui kepekaan terhadap topografi,perlindungan tanaman,sinar  Kecocokan (fit) berkaitan dengan kecukupan pengaturan
matahari,air dan pemandangan langit. perilaku, mengukur pertemuan antara tempat dan seluruh bentuk
g. Kenyamanan Pandangan (Visual comfort) : berlaku. Secara esensial, hal ini adalah perencanaan atau proses
Perlindungan terhadap masuknya pengamat dari tapak (on-site) masalah dimana dikaitkan dengan pemrograman kelompok
atau diluar tapak (off-site) yang dapat mengurangi pengalaman pengguna dan memonitor fungsi yang berhubungan dengan
yang dapat menyenangkan secara visual terhadap lingkungan tempat yang khusus. Unkuran penampilan adaptasi ialah
kota. kemampuan untuk memanipulasi efek baik yang dapat
h. Kepedulian dan perawatan (care and maintenance) : diperbaharui dari lingkungan dimana kelompok pengguna adalah
Mengacu kepada komponen desain yang memperkenalkan aspek penting kecocokan.
kemudahan perawatan dan pengaturan,khususnya oleh kelompok  Akses (access) ialah kemampuan seseorang untuk
pemakai meningkatkan aktivitas sumber daya, pelayanan, informasi atau
tempat termasuk kualitas atau keragaman elemen yang dapat
2.8.3 Kriteria Tak Terukur menurut Kevin Lynch ditingkatkan.
Lynch menyebutkan 5 dimensi penampilan sebagai kriteria  Kontrol (control) menguraikan aspek dasar akses pengguna.
desain,yaitu: Vitalitas (Vitality), Kesan (Sense), Kecocokan (Fit), Akses Tingkat dimana penggunaan dan pencapaian ruang, aktivitas dan
(Access),dan Kontrol (Control),sebagai tambahan Lynch penciptaan mereka, memperbaiki, memodifikasi dan
menyarankan dua ”meta-criteria”,yaitu efisiensi dan keadilan pengaturanruang terbuka

Anda mungkin juga menyukai