Anda di halaman 1dari 3

AMER SABILI

1405619032

PENDIDIKAN SOSIOLOGI A 2019

UJIAN AKHIR SEMESTER

DASAR-DASAR ILMU POLITIK

1. a. Kekuasaan secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatnya dan dalam hal
ini yang dimaksud ialah pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Carl J.
Friedrich memakai istilah pembagian ke- kuasaan secara teritorial (territorial division of
power). Pembagian kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita bandingkan
antara negara kesatuan, negara federal, serta konfederasi.
Kekuasaan secara horizontal, yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsinya secara
horizontal. Pembagian ini menunjukkan pembedaan antara fungsi-fungsi pemerintahan yang
bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang lebih dikenal sebagai Trias Politika atau
pembagian kekuasaan (division of powers).

b. Negara Konfederasi, menurut L. Oppenheim konfederasi terdiri dari beberapa negara


yang berdaulat penuh yang untuk mempertahankan kemerdekaan ekstern dan intern,
bersatu atas dasar perjanjian internasional yang diakui dengan menyelenggarakan beberapa
alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai kekuasaan tertentu terhadap negara anggota
konfederasi, tetapi tidak terhadap warga negara dari negara-negara itu. Kekuasaan alat
bersama itu sangat terbatas dan hanya mencakup persoalan-persoalan yang telah
ditentukan. Negara-negara yang tergabung dalam konfederasi itu tetap merdeka dan
berdaulat, sehingga konfederasi itu sendiri pada hakikatnya bukanlah merupakan negara,
baik ditinjau dari sudut ilmu politik maupun dari sudut hukum internasional.

Negara Kesaatuan, menurut C.F. Strong: “Negara kesatuan ialah bentuk negara di mana
wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam satu badan legislatif nasional/pusat.”
Kekuasaan terletak pada pemerintah pusat dan tidak pada pemerintah daerah. Pemerintah
pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah
berdasarkan hak otonomi (negara kesatuan dengan sistem desentralisasi), tetapi pada tahap
terakhir kekuasaan tertinggi tetap di tangan pemerintah pusat. Jadi kedaulatannya, baik
kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar, sepenuhnya terletak pada pemerintah
pusat.

Negara Federak, C.F. Strong salah satu ciri negara federal ialah bahwa ia mencoba
menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulapoktan negara
federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan negara bagian. Penyelenggaraan kedaulatan
ke luar dari negara- negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintah federal,
sedangkan kedaulatan ke dalam dibatasi.

2. A. Partai Politik adalah adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya


mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk
memperoleh ke- kuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara
konstitusional untuk melaksanakan programnya.
Partai politik memiliki fungsi pada negara demokrasi, yaitu :
 Sebagai Sarana Komunikasi Politik
 Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
 Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
 Sebagai Sarana Pengatur Konlik (Conlict Management)

B.

3. A. Pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban
dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila
dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bias diartikan sebagai usaha sadar dan
tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai
politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan
kewajibannya sebagai warga negara.

Politik pendidikan adalah sikap yang konsisten dalam hal mengarahkan control social,
baik mengenai tujuan maupun metodenya terhadap sistem pendidikan. Politik dan pendidikan
berada dalam satu sistem yang saling berhubungan dekat. Dari kiprahnya, para pendidik selalu
memelihara politik karena proses pendidikan yang memberikan sumber nilai dan memberikan
kontribusi terhadap politik.

Contoh dari pendidikan politik adalah adanya penyuluhan berpolitik oleh parpol dari tiap daerah.
Demi menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berpolitik, karena pemahaman masyarakat
hingga saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa sistem politik itu bukan urusan mereka
melainkan urusan pemerintah. Sehingga dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam politik
menyebabkan masyarakat masih mudah dibodoh-bodohi oleh janji manis para pelaku politik.

Contoh dari politik pendidikan adalah siswa yang mengikuti kegiatan keorganisasian di sekolah,
berpatisipasi dalam pemilihan ketua OSIS, mengawasi kinerja OSIS di sekolah, dan lain-lain.

B. Pentingnya pendidikan politik pada masyarakat bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran


masyarakat dalam partisipasi politik. Dengan tingginya partisipasi masyarakat dalam berpolitk
masyarakat akan lebih peka pada isu politik yang ada di negaranya. Lalu partisapi dalam politik
beguna untuk mengawasi, mengawal, dan memberi masukan kepada para wakil rakyat yang ada
di pemerintahan agar Negara yang dipmpin oleh elit bias menghasilkan produk kebijakan yang
baik untuk masyarakat serta memajukan Negara.

4.

Anda mungkin juga menyukai