Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Budaya Kampus

Budaya kampus terdiri dari dua kata, budaya dan kampus. Budaya diartikan
sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan
pengertian kampus menurut Rosichim adalah sebuah tempat yang bukan hanya
wahana dan proses belajar mengajar , pewarisan ilmu pendewasaan dan
pemberdayaan namun lebih dari itu kampus menjadi sebuah pusat kebudayaan
diantara pusat kebudayaan diantara pusat kebudayaan yang ada dalam
masyarakat.
Budaya kampus secara umum memiliki arti suatu totalitas dari kehidupan
dan kegiatan akademik yang dihayati , dimaknai, dan diamalkan oleh warga
masyarakat akademik di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Menurut konsepnya, budaya kampus merupakan budaya atau sikap hidup yang
selalu mencari kebenaran ilmiah melalui kegiatan akademik dalam masyarakat
akademik yang mengembangkan kebebasan berpikir , keterbukaan, pikiran
kritis-analisis,rasional, dan objektif oleh warga masyarakat yang akademik.

Adapun jenis budaya yang dapat ada dilingkungan kampus, yakni :


1. Budaya intelektual
2. Budaya moralitas
3. Budaya perbaikan kualitas
4. Budaya penelitian dan pengembangan

Pengaplikasian Budaya kampus :

1. Adanya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa ataupun dosen (civitas


akademika),
2. Tidak adanya plagiat dalam suatu karya ilmiah,
3. Menghasilkan karya keilmuan berdasar pada sumber dan penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan,
4. Menyampaikan pendapat, pikiran , serta gagasan yang sesuai dengan bidang
ilmu yang ditekuni sehingga dapat memberikan solusi dan sumbangsih yang
bermanfaat baik bagi kehidupan kampus, maupun masyarakat.

B. Budaya Kampus Berbasis Karakter

Dunia kampus merupakan dunia yang sangat diharapkan halayak untuk


menggebrak kemajuan di negara ini, kampus bukan hanya untuk motor
penggerak dalam bidang tekhnologi dan komunikasi, kampus juga diharapkan
mampu untuk menjembatani perubabahan perubahan dalam segala lini
kehidupan di Republik ini.
Kampus sebagi pusat pendidikan dan pengembangan budaya karakter
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia :
1. Yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa
2. Berakhlak mulia
3. Sehat
4. Berilmu
5. Cakap
6. Kreatif
7. Mandiri, dan
8. Menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tiga basis Desain Pendidikan karakter

1. Desain pendidikan karakter berbasis kelas


Desain ini berbasis pada relasi dosen sebagai pengajar dan mahasiswa
sebagai pembelajaran di dalam kelas. Konteks pendidikan karakter adalah
proses relasional komunitas kelas dalam konteks pembelajaran. Hubungan
dosen dan pembelajaran bukan monolog, melainkan dialog dengan banyak
arah sebab komunitas kelas terdiri dari dosen dan mahasiswa yang sama-
sama berinteraksi dengan materi. Memberikan pemahaman dan pengertian
akan keutamaan yang benar terjadi dalam konteks pengajaran ini, termasuk
di dalamnya pula adalah ranah noninstruksional, seperti manajemen kelas,
konsensus kelas, dan lain-lain yang membantu terciptanya suasana belajar
yang nyaman.

2. Desain pendidikan karakter berbasis kultur kampus


Desain ini mencoba membangun kampus yang mampu membentuk karakter
mahasiswa . Untuk menanamkan nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan
memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik. Pesan moral ini mesti
diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui pembuatan tata
peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku
ketidakjujuran.
Perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai agen penyebar virus positif
terhadap karakter dan budaya bangsa. Tidak ada yang menolak tentang
pentingnya karakter dan budaya bangsa, tetapi jauh lebih penting adalah
bagaimana menyusun dan mengatur secara sistematis sehingga anak-anak
dapat lebih berkarakter dan lebih berbudaya.

3. Desain pendidikan karakter berbasis komunitas


Dalam mendidik, komunitas sekolah tidak berjuang sendirian. Masyarakat
di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga, masyarakat umum, dan negara
juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengintegrasikan pembentukan
karakter dalam konteks kehidupan mereka. Ketika lembaga negara lemah
dalam penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak pernah
mendapatkan sanksi yang setimpal, negara telah mendidik makna tatanan
sosial bersama.

Penerapan kegiatan karakter di kampus

Pendidikan karakter / budi pekerti merupakan upaya untuk membekali


peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan, penerapan
pendidikan budi pekerti dapat dilakukan dengan berbagai strategi
pengintegrasian, dalam kehidupan sehari hari dapat dilakukan melalui
beberapa cara sebagai berikut :
a. Memberikan keteladanan / contoh
Memberikan keteladan atau contoh hendaklah dilakukan masing masing
warga kampus, terutama dosen sebagai staf pengajar sangat dituntut
untuk memberikan keteladanan dikalangan mahasiswa, dosen hendaklah
memiliki beberapa sikap disiplin, santun, menghargai mahasiswa sebagai
bagian dari warga kampus.

b. Teguran
Dosen Juga perlu menegur mahasiswa yang melakukan perilaku yang
menyimpang dan mengingatkan agar mengamalkan nilai nilai baik, saat
ini banyak diantara para dosen hampir tidak perduli dengan sikap sang
mahasiswa, sehingga sering kita melihat jika seorang siswa sudah
menjadi mahasiswa mereka beranggapan bebas melakukan apa saja
untuk kepentingan dirinys dan kelompok.

c. Pengkondisian Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang penting untuk pembentukan
karakter, penyedian sarana pisik yang memadai akan membantu kita
dalam pembentukan karakter, untuk memciptakan budaya bersih di
kampus hendaklah kita membikin fasilitas tempat sampah yang
memadai, bagaimama mungkin kampus akan menciptakan lingkungan
budaya bersih sementara di kampus kurang tersedia tong sampah.

d. UKM motor penggerak pendidikan karakter


Kampus banyak memiliki UKM diantaranya, Himpala, Lembaga
Dakwah, Pramuka dan Resimen Mahasiswa, sudah selayaknya UKM ini
menjadi patron utama dalam mengkampanyekan budaya karakter baik di
lingkungan kampus maupun di luar kampus, UKM wadah yang sangat
cocok dalam mengembangkan bakat mahasiswa di kampus.

C. Pembentukan-Implementasi Budaya Kampus

Implementasi pendidikan karakter bangsa di perguruan tinggi dapat


menggunakan tiga jalur strategi, yaitu melalui : 
1. Jalur pembelajaran
2. Jalur pengembangan budaya kampus
3. Pemberdayaan pemangku kepentingan pendidikan atau komunitas
pendidikan. 
Pertama, implementasi pendidikan karakter bangsa melalui jalur
pembelajaran berarti mengintegrasikan atau memadukan komponen-komponen
atau anasir karakter bangsa ke dalam pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian). Standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator ketercapaian
kompetensi, dan proses atau skenario pembelajaran dapat dimuati komponen
karakter bangsa sehingga silabus dan RPP serta proses pembelajaran bermuatan
karakter bangsa. 
Kedua, implementasi pendidikan karakter bangsa melalui jalur
pengembangan budaya perguruan tinggi berarti memadukan atau
mengintegrasikan komponen atau anasir karakter bangsa sebagai muatan
program pengembangan budaya sekolah. Di sini komponen karakter bangsa bisa
dipadukan dengan berbagai program dan kegiatan dalam rangka pengembangan
budaya sekolah, misalnya penciptaan lingkungan hidup sehat, lingkungan bersih,
dan lingkungan saling menghormati sesama warga sekolah. Dengan kata lain,
penciptaan lingkungan budaya yang kondusif atau nyaman bagi pembentukan
karakter bangsa.
Ketiga, implementasi pendidikan karakter bangsa melalui jalur
pemberdayaan pemangku kepentingan pendidikan atau komunitas perguruan
tinggi berarti mengintegrasikan atau memasukan komponen atau anasir karakter
bangsa dengan program dan atau aktivitas di masyarakat dan atau keluarga
siswa. Misalnya, mengadakan karyawisata ke suatu tempat, kunjungan ke tempat
bersejarah, bergotong royong dengan masyarakat, dan lomba seni-sains-olahraga
dengan unsur masyarakat. Di sini berbagai program dan atau aktivitas komunitas
masyarakat atau pemangku kepentingan pendidikan menjadi bermuatan karakter
bangsa sehingga pemangku kepentingan pendidikan atau komunitas masyarakat
menjadi ajang pembentukan karakter bangsa yang fungsional.
Dalam rangka mencapai keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan
karakter bangsa melalui ketiga jalur tersebut diperlukan rencana tindakan
(action plan) implementasi pendidikan karakter bangsa di sekolah. Rencana
tindakan itu meliputi (i) integrasi komponen karakter bangsa ke dalam
pembelajaran, (ii) pembudayaan komponen karakter bangsa ke dalam budaya
sekolah, dan (iii) pemberdayaan komunitas perguruan tinggi atau pemangku
kepentingan pendidikan untuk pembentukan karakter bangsa. Rencana tindakan
tindakan pertama mewujud atau mengejawantah dalam silabus dan RPP serta
proses pembelajaran. 
Rencana tindakan kedua dan ketiga bisa menggunakan format sebagai
berikut :
1. Struktur atau organisasi rencana tindakan implementasi pendidikan karakter
bangsa di perguruan tinggi adalah sebagai berikut.
Rencana Tindakan Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa di Sekolah
a) Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
b) Strategi Pendidikan Karakter Bangsa di Sekolah
(1) Permasalahan Pendidikan Karakter Bangsa di Sekolah
(2) Tantangan Pendidikan Karakter di Sekolah
(3) Strategi Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa di Sekolah
c) Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Karakter Bangsa
(1) Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Bangsa
(2) Faktor Pendukung Pendidikan Karakter Bangsa
d) Program Kegiatan Pendidikan Karakter di Sekolah
(1) Program Pembelajaran Terintegrasi Karakter Bangsa
(2) Program Karakter Bangsa melalui Pengembangan Budaya
Sekolah
(3) Program Karakter Bangsa melalui Pemberdayaan
Pemangku Kepentingan Pendidikan atau Komunitas Sekolah.
e) Penutup.
2. Format rencana tindakan pengembangan budaya perguruan tinggi untuk
pembentukan karakter bangsa adalah sebagai berikut.
3. Format rencana tindakan pemberdayaan pemangku kepentingan pendidikan
atau komunitas masyarakat untuk pembentukan karakter bangsa sebagai
berikut.

Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter sebaiknya melalui


pendekatan holistik, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke dalam
setiap aspek kehidupan, termasuk kehidupan di kampus. Menurut Suyatno
(2010), mengacu pada konsep pendekatan holistik serta berbagai upaya yang
dilakukan lembaga pendidikan, perlu diyakini bahwa proses pendidikan karakter
harus dilakukan secara berkelanjutan (continually), sehingga nilai-nilai moral
yang telah tertanam dalam pribadi anak tidak sekadar sampai pada tingkatan
pendidikan tertentu atau hanya muncul di lingkungan keluarga saja. Selain itu,
praktik-praktik moral yang ditunjukannya agar tidak terkesan bersifat formalitas,
melainkan memang benar-benar tertanam dalam jiwanya. Telah berulang kali
disebutkan bahwa pendidikan merupakan tulang punggung strategi pembentukan
karakter bangsa. Salah satu strategi pembangunan karakter pada mahasiswa,
dapat dilakukan melalui kegiatan kemahasiswaan. Dalam kegiatan kokurikuler
dan/atau kegiatan ekstra-kurikuler, perlu dikembangkan suatu proses pembiasaan
dan penguatan dalam rangka pengembangan karakter. Kegiatan ekstrakurikuler
dapat diselenggarakan melalui kegiatan olahraga dan seni dalam
bentuk pembelajaran, pelatihan, dan kompetisi. Berbagai kegiatan olahraga dan
seni tersebut diorientasikan terutama untuk penanaman dan pembentukan sikap,
perilaku, dan kepribadian para pelaku olahraga atau seni agar menjadi manusia
Indonesia berkarakter. Kegiatan ekstra-kurikuler yang diselenggarakan oleh
gerakan pramuka, misalnya, dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi muda
sebagai calon pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian, dan akhlak
mulia serta keterampilan hidup prima. Mengacu pada konteks mikro
pengembangan karakter (Pemerintah Republik Indonesia, 2010) dan ilustrasi
yang digambarkan oleh Bendesa (2011), pelaksanaan pendidikan karakter di
perguruan tinggi, dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan tri dharma perguruan
tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
berkarakter. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di perguruan tinggi dapat
terintegrasi ke dalam budaya perguruan tinggi (kampus) atau budaya organisasi.
Sementara, implementasi pendidikan karakter bangsa dapat diintegrasikan ke
dalam kegiatan kemahasiswaan dalam bentuk aktifitas ko-kurikuler dan/atau
ekstrakurikuler, seperti: pramuka, olah raga, karya tulis, seni, dll. Selain itu,
penerapan pembiasaan kehidupan keseharian dalam rangka pendidikan karakter
bangsa dapat disisipkan dalam setiap interaksi di lingkungan keluarga, asrama,
dan masyarakat.

Perspektif nilai-nilai karakter dalam totalitas budaya akademik pada


gilirannya akan membentuk budaya akademik yang berkualitas. Program
pengembangan mahasiswa pada dasarnya merupakan kegiatan ekstrakurikuler
sebagai penunjang kurikuler, yang dirancang sedemikan rupa agar menjadi
program yang terintegrasi. Pendekatan yang digunakan adalah berproses, terpadu
dan kontinyu. Ranah pembinaan kegiatan kemahasiswaan di perguruan tinggi
biasanya terbagai ke dalam pembinaan :
1) Penalaran, keilmuan dan keprofesian;
2) Minat, bakat dan kegemaran;
3) Organisasi mahasiswa;
4) Sosial kemasyarakatan.
Masing-masing ranah memiliki tujuan, seperti menanamkan sikap ilmiah
dan profesionalisme; mengaktualisasikan minat dan kegemaran serta bakat untuk
menunjang perkembangan jasmani dan rohani; mengembangkan organisasi
kemahasiswaan di lingkungan perguruan tinggi; mengaktualisasikan hasrat dan
kepekaan sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat. Bendesa (2011)
memberikan beberapa contoh implementasi pelaksanaan pendidikan karakter
pada kegiatan kemahasiswaan di perguruan tinggi, seperti diringkas pada Tabel
1 berikut.
Tabel 1. Contoh Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa pada Kegiatan
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.

No. Jenis Nilai yang Strategi Implementa Waktu


kegiatan dikembangkan kegiatan si kegiatan
1. Penalaran dan Kejujuran, Pelaksanaan Seminar, Terjadwal
Keilmuan kecerdasan, ormawa, Lokakarya,
etika, disiplin, kompetisi, Diskusi,
ketangguhan pendampinga Lomba,
n, pelatihan, PKM,
workshop Pinmas,
Mawapres,
dll
2. Minat, Bakat, Sportifitas, Kompetisi, Pomda, Terjadwal
dan Kegemar- kerjasama, pendampinga Pomnas,
an estetika, n, pelatihan Peksimida,
kepedulian, Peksiminas,
toleransi, MTQ,
ketangguhan, Pesparawi,
percaya diri Kontes
robot, UKM,
IMTGT, dll
3. Kesejahtraan Kejujuran, Pelaksanaan Seminar, Terjadwal
kepedulian, ormawa, Lokakarya,
etika, disiplin, kompetisi, Diskusi,
inovatif, kreatif, pendampinga Lomba,
moral n, PKM,
pemagangan, Pimnas,
pelatihan Mawapres
4. Penunjang / Kesopanan, Pendampinga Orientasi Terjadwal
Sosial kejujuran, n, Kerjasama mahasiswa
Kemasya- kecerdasan, dengan baru,
rakatan etika, disiplin, eksternal Pameran
ketangguhan kampus yang buku,
terkait Student Day,
English Day,
dll

http://coretanseadanya.blogspot.co.id/2011/11/implementasi-pendidikan-karakter-2.html
https://fkh.unud.ac.id/uploads/wp/2014/09/Pnddkn-Karakter-Bngs-NS-Dharmawan-2014.pdf

Anda mungkin juga menyukai