MENGENAL ISLAM
Oleh:
Rosania Ayu Ningtyas
Wahyu Ramadhani Trisnaningtyas
RTA Utsmani
Yogyakarta
2021
i
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Hamid selaku ustadz pengampu
pelajaran aqidah atas bantuannya dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga
berterima kasih kepada orang tua, kerabat, serta teman-teman atas dukungan yang
telah diberikan. Jaazakumullahu khayran, semoga Allah membalasnya dengan
kebaikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Makna Islam..............................................................................................2
3. Menurut Hadist...................................................................................6
B. Sifat Islam..................................................................................................7
4. Agama Fitrah....................................................................................10
1. Masalah Keyakinan..........................................................................11
2. Masalah Moral/Akhlak.....................................................................12
3. Tingkah Laku....................................................................................13
4. Perasaan............................................................................................13
5. Tarbawi (Pendidikan).......................................................................14
6. Sosial.................................................................................................14
iii
7. Politik................................................................................................15
8. Ekonomi............................................................................................17
9. Militer...............................................................................................17
10. Peradilan...........................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam ialah agama yang istimewa jika dibandingkan dengan agama yang lain.
Setidaknya hal itu lah yang harus diyakini sepenuh hati oleh umat Muslim itu sendiri.
Tidak ada kaitannya dengan intoleransi dan egoisme, tetapi hal ini berkaitan dengan
aqidah umat Muslim kepada Allah subhanallahu wa ta’ala. Islam bukanlah hanya
sekedar dogma-dogma bahkan dongeng seperti yang dituduhkan masyarakat
berpemikiran sekuler. Mereka hanya tidak benar-benar mengenal dan menghayati Islam
dengan baik. Sehingga mereka mengira bahwa Islam hanyalah seperangkat aturan tentang
hubungan manusa dengan Tuhannya, berisi ritual-ritual ibadah yang tidak ada kaitannya
dengan aktivitas sehari-hari manusia. Padahal, Islam jauh dari persangkaan mereka itu.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan islam?
C. Tujuan Makalah
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Islam
Secara bahasa, kata islam (al-islâm) diambil dari akar kata salima.
Dari akar kata ini, kita akan mendapati kata-kata diantaranya sebagai
berikut:
a. Islâmul wajhi yang berarti menundukkan wajah. Hal ini dilakukan
ketika seseorang mengakui kebesaran pihak lain dan ia merendahkan
hati di hadapannya.
b. Al-istislâm yang berarti berserah diri. Hal ini dilakukan ketika orang
sudah kalah atau merasa lebih aman kalau tidak menentang.
c. As-salâmah yang berarti keselamatan, kebersihan, kesehatan.
d. As-salâm yang berarti selamat dan sejahtera.
e. As-salm atau as-silm yang berarti perdamaian atau kedamaian.
3
a. Al-Khudhu' (Ketundukan)
Makna ini dapat kita lihat dalam Al-Quran yaitu sebagai
berikut:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ِ ْت َواَأْلر
ِهGا َوِإلَ ْيGGًا َوكَرْ هGGض طَوْ ًع َّ ْر ِدي ِن هَّللا ِ يَ ْب ُغونَ َولَ ٓۥهُ َأ ْسلَ َم َم ْن فِىGَ َأفَ َغي
ِ مٰ ٰوGالس
َيُرْ َجعُون
“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama
Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-
Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya
mereka dikembalikan?” (QS. Ali 'Imran [3]: Ayat 83)
ِم ْعنَاGوا َسGGُِإنَّ َما َكانَ قَوْ َل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإ َذا ُدع ُٓوا ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِهۦ لِيَحْ ُك َم بَ ْينَهُ ْم َأ ْن يَقُول
Gَ ولِٓئ
َك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون ٰ َوَأطَ ْعنَا ۚ َوُأ
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak
kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di
antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.”
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nur [24]:
Ayat 51) Segala yang ada di langit dan di bumi ini tunduk dan patuh
kepada Allah, baik dengan suka rela maupun terpaksa. Demikian
pula sikap orang-orang Islam kepada Allah dan Rasul-Nya, “Kami
dengar dan kami taat.”
4
“Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya),” (QS. An-Najm 53: Ayat 4)
َك ِإاَّل ِر َجااًل نُّو ِح ٓى ِإلَ ْي ِه ْم ۖ فَسَْئلُ ٓوا َأ ْه َل ال ِّذ ْك ِر ِإ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون
َ ََو َمٓا َأرْ َس ْلنَا قَ ْبل
“Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau
(Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri
wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang
berilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 7).
5
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap
umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang
telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan,” (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48).
ََأفَ ُح ْك َم ْال ٰج ِهلِيَّ ِة يَ ْب ُغونَ ۚ َو َم ْن َأحْ َسنُ ِمنَ هَّللا ِ ُح ْك ًما لِّقَوْ ٍم يُوقِنُون
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
meyakini (agamanya)?” (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50).
6
f. Salamatud Dunyâ wal Akhirah (Keselamatan Dunia dan Akhirat)
Karena kebaikan hidup yang diperoleh dengan Islam itu dapat
dirasakan di dunia dan di akhirat. Hal ini dapat kita pahami dari
firman-Nya yaitu:
َ ًةGَوةً طَيِّبGصلِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْن ٰثى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهۥُ َح ٰي
مGُْ ِزيَنَّهGْۖ ولَنَج ٰ َم ْن َع ِم َل
َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون َ َْأجْ َرهُ ْم بَِأح
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.
An-Nahl [16]: Ayat 97).
3. Menurut Hadist
7
tengah orang banyak, tiba-tiba seseorang datang. Tidak ada bekas
perjalanan padanya dan ia bukan penduduk negeri itu. Orang itu
melangkahi hadirin sampai ke tempat Rasulullah dan duduk di hadapan
beliau, ia bertanya 'Wahai Muhammad, apa itu Islam?’, Beliau menjawab
‘Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, dan kamu mendirikan shalat,
memberikan zakat, beribadah haji dan umrah, mandi jinabat,
menyempurnakan wudhu dan puasa Ramadhan.’
B. Sifat Islam
Sebagai agama atau sistem hidup yang Allah swt. turunkan kepada
manusia melalui para nabi dan rasul, Islam memiliki sejumlah sifat yang tidak
dimiliki agama dan sistem manapun di dunia ini. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Agama/Sistem yang Sempurna
8
Berikut riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW
menyempurnakan ajaran yang dibawa oleh nabi dan rasul sebelumnya:
إن مثلی ومثل األنبياء من قبلی کمثل رجل بنى بيتا فأحسنه
فجعل الناس يطوفون به، إال موضع لبنة من زاوية، أمله
ويقولون هال وضعت هذه اللبنة قال فأنا اللي، يحبون له
وأنا خاتم النبيين
“Perumpamaanku dan para nabi sebelumku bagai seorang yang
membangun rumah. Diperbagus dan dipercantiknya rumah itu kecuali
satu tempat batu bata di pojok. Orang-orang pun mengelilinginya.
Mereka kagum dan berkata, “Andai batu bata ini dipasang”. Akulah batu
bata itu, aku adalah penutup para nabi” (HR. Bukhari).
9
3. Agama/Sistem yang Diridhai
10
berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”
(QS. Al-Ma'idah [5]: Ayat 3).
4. Agama Fitrah
11
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-
umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di
dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (QS. Al-An'am
6: Ayat 38).
12
apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia
tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha
Besar.”
2. Masalah Moral/Akhlak
13
berarti jahiliah, tidak selamanya harus diwujudkan dalam bentuk
kekerasan. Seperti firman Allah yang berbunyi:
Gض َّن َع ْنهُ ُم ا ْبتِغَٓا َء َرحْ َم ٍة ِّم ْن َّربِّكَ تَرْ جُوهَا فَقُل لَّهُ ْم قَوْ اًل َّم ْيسُو ًرا ِ َوِإ َّما تُع
َ ْر
“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka
ucapan yang lemah lembut.” (QS. Al-Isra' 17: Ayat 28). Akidah yang
lurus akan mengendalikan akhlak seseorang, semakin baik akidahnya,
semakin baik pula akhlaknya.
3. Tingkah Laku
4. Perasaan
Suka dan duka, cinta dan benci, sedih dan gembira, halus dan
kasar, sensitif atau tidak, juga sangat dipengaruhi oleh akidah dan akhlak.
Karena itu, Rasulullah saw. mengatakan bahwa di antara kesempurnaan
iman seseorang adalah ketika seseorang mencinta karena Allah,
membenci karena Allah, memberi karena Allah, tidak memberi karena
Allah. Dalam materi makna syahadatain yang lalu kita bicarakan bahwa
di antara konsekuensinya adalah mencintai apa dan siapa yang dicintai
oleh Allah serta membenci apa dan siapa yang dibenci oleh Allah. Tentu,
14
perasaan ini juga tercelup dengan jiwa Al-Quran yang meresap ke dalam
hati sanubarinya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َ زي ُل َربِّ ْال ٰعلَ ِم
ين ِ َوِإنَّهۥُ لَتَ ْن
“Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam,”
ُح اَأْل ِمين
ُ نَ َز َل بِ ِه الرُّ و
“Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),”
َ ِع َٰلى قَ ْلب
َك لِتَ ُكونَ ِمنَ ْال ُم ْن ِذ ِرين
“ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang
memberi peringatan,”
ين
ٍ ِان ع ََربِ ٍّى ُّمب
ٍ بِلِ َس
“dengan bahasa Arab yang jelas.”
(QS. Asy-Syu'ara' [26]: Ayat 192-195)
5. Tarbawi (Pendidikan)
Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia sebagai bekal dalam
menjalani kehidupan. Terutama pendidikan mengenai Islam yang
merupakan pedoman hidup, harus dipahami dengan baik dan diwariskan
pemahamannya kepada generasi penerus agar mereka tidak sesat. Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َ ةGب َو ْال ِح ْك َم
َ م َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِك ٰتGْ َز ِّكي ُكGُا َويGGَوا َعلَ ْي ُك ْم َء ٰايتِنGGُواًل ِّم ْن ُك ْم يَ ْتلGَك َمٓا َأرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُس
َ تَ ْعلَ ُمونGم َّما لَ ْم تَ ُكونُواGْ َويُ َعلِّ ُم ُك
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul
(Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami,
menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan
Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151).
15
6. Sosial
16
Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat,
Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12).
7. Politik
Manusia diciptakan sebagai khalifah Allah di bumi. Karena itu,
kehidupannya tidak akan pernah lepas dari masalah politik, baik sebagai
subjek maupun objek. Politik yang tidak didasarkan kepada akidah dan
moral, selalu hanya merupakan cara untuk meraih kekuasaan dengan
segala cara. Sejarah telah mencatat bahwa banyak penguasa yang berlaku
zalim kepada rakyatnya bahkan ada di antara mereka yang mengklaim
dirinya sebagai tuhan lalu memperlakukan rakyatnya dengan kejam. Hal
yang tidak pernah dilakukan oleh Allah sendiri yang telah menciptakan
dan memberi rezeki kepada mereka.
Dengan Islam, Allah mengatur bagaimana seharusnya politik dan
berpolitik itu. Politik itu merupakan amanah yang penunaiannya harus
berorientasi pada kesalehan sebagaimana didefinisikan oleh Abul Wafa'
Ibnu Aqil, sebagaimana dikutip oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam
kitabnya, Ath-Thuruq Al-Hukmiyyah:
السياسة ما كان فقد يكون مع اللي أقرب إلى الصالح،
صلى هللا عليه وسلمG وإن لم يضعه الرسول، وأبعد عن الفساد،
وال تزل به وحي.
17
memperhatikan dan merujuk kepada kaidah-kaidah syariat yang telah
ditentukan. Bahwa politik itu amanah, dapat dipahami dari firman-Nya,
8. Ekonomi
18
berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana”. (QS. At-Taubah 9: Ayat 60).
9. Militer
10. Peradilan
19
manusia yang tidak lepas dari nafsu dan keterbatasan, undang-undang
dan hukum pasti selalu menyimpan berbagai kekurangan dan
subjektivitas. Selain itu, karena terlepas dari akidah dan moral, sering
kali hukum digunakan sebagai legitimasi bagi kecurangan dan
keberpihakan tertentu. Islam mewajibkan kaum muslim untuk berlaku
adil terhadap dirinya sendiri dan keluarganya. Hal ini tidak mungkin
dilakukan apabila orang tidak percaya bahwa apa yang ia ucapkan dalam
peradilan dicatat oleh Allah dan akan mendapat balasan di akhirat.
Keyakinan akan Hari Akhir inilah yang mendorong mukmin bahkan
minta dihukum di dunia. Baginya, hukuman di dunia tidak seberapa bila
dibandingkan dengan hukuman di akhirat.
اGG ِه ْم َح َر ًجG دُوا فِ ٓى َأ ْنفُ ِسGك اَل يُْؤ ِمنُونَ َح ٰتّى يُ َح ِّك ُموكَ فِي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِج
Gَ ِّفَاَل َو َرب
تَ ْسلِي ًماGضيْتَ َويُ َسلِّ ُموا َ َِّم َّما ق
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka
menerima dengan sepenuhnya” (QS. An-Nisa' [4]: Ayat 65).
ادُواGGَلَ ُموا لِلَّ ِذينَ هG ا النَّبِيُّونَ الَّ ِذينَ َأ ْسGGَورٌ ۚ يَحْ ُك ُم بِهGGُدًى َونG ُا هGGَةَ فِيهG ا التَّوْ ٰرىGGَِإنَّٓا َأ ْنزَ ْلن
ُواGهَدَٓا َء ۚ فَاَل ت َْخ َشG ِه ُشGْانُوا َعلَيGGب هَّللا ِ َو َك ِ تُحْ فِظُوا ِم ْن ِك ٰتGاس ْ اGGا ُر بِ َمGGََوال َّر ٰبّنِيُّونَ َواَأْلحْ ب
ك هُ ُم َ ولِٓئ
ٰ زَ َل هَّللا ُ فَُأGGَئايتِى ثَ َمنًا قَلِياًل ۚ َو َم ْن لَّ ْم يَحْ ُك ْم بِ َمٓا َأ ْن
ٰ ِ بGاخ َشوْ ِن َواَل تَ ْشتَرُوا ْ اس َو َ َّالن
َْال ٰكفِرُون
“Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri
kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga
para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
20
kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah.
Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itulah orang-orang kafir” (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 44).
م ع َٰل ٓى َأاَّلGٍ ْوGGَم َشنََئانُ قGْ ٰيَٓأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ُكونُوا قَ ٰ ّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ْالقِ ْس ِط ۖ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك
َ تَ ْع َملُونG هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر ۢبِ َماG هُ َو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق ٰوى ۖ َواتَّقُواGع ِدلُوا ْ تَ ْع ِدلُوا ۚ ا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap
apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8).
21
Akhlak ini harus selalu ditunjukkan dalam berinteraksi dengan Allah, dengan
rasul, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan alam
semesta.
1. Akhlak Kepada Allah
Inti dari akhlak manusia kepada Allah adalah beribadah kepada Dzat
yang telah menciptakannya. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi:
َ ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن
ِس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُون ُ َو َما خَ لَ ْق
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzâriyât [51]: 56). Hal ini dapat diwujudkan
dengan beriman kepada-Nya, menjalankan perintah-perintah-Nya, dan
menjauhi larangan-larangan-Nya.
22
Karena itu, seorang Muslim tidak boleh menghinakan, merendahkan,
atau meremehkan dirinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan hal-hal yang bermanfaat baginya dan menjauhi hal-hal dapat
merugikan. Kalau menghormati dirinya saja tidak bisa, siapakah yang
akan menghormati dirinya?
23
Konsep yang dijamin kebenarannya adalah konsep yang dibuat oleh Zat
Yang Maha Mengetahui, yang ilmunya meliputi segala yang ada di langit dan
di bumi, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang awal dan yang
akhir. Zat yang demikian itu tidak lain adalah Zat yang telah menciptakan
segala makhluk, yang tidak diciptakan oleh zat lain, yang awal dan yang
akhir. Zat yang demikian itu adalah Allah. Konsep dan agama yang dibuat-
Nya disebut dînullâh. Karena ilmunya yang Mahaluas itu, maka Allah adalah
Zat Yang Maha Bijaksana. Dia disebut juga sebagai Al-Haq dengan
kebenaran yang absolut. Karena itu, agama-Nya disebut juga sebagai dîn Al-
Haq atau dîn al-haq (Al-Haq, dengan huruf besar adalah Allah, al-haq dengan
huruf kecil adalah sistem yang dibuat-Nya). Dînul haq yang dimaksud tidak
lain adalah Al-Islam. Isi yang terkandung di dalamnya adalah petunjuk dalam
arti yang sebenar-benarnya, karena ia adalah petunjuk yang datang dari Zat
Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
ْ ق لِي
َُظ ِه َرهۥُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِِّۦه َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكون ِّ ى َأرْ َس َل َرسُولَهۥُ بِ ْاله ُٰدى َو ِدي ِن ْال َح
ٓ هُ َو الَّ ِذ
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Hadist
26