Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah
Oleh :
Kelompok 11
Amanda Virginia A. (19010714071)
1. Latar Belakang
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan kebijakan dalam sistem
penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah yang dilakukan secara mandiri
dan bertanggungjawab. Sistem pengelolaan yang memberikan otonomi
atau kemandirian dan sebagai pendorong pengambilan keputusan
partisipatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
menjadi lebih berkualitas.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ?
2. Bagaimana konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah?
3. Apa saja bentuk-bentuk implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah di Indonesia ?
4. Mengapa Manajemen Berbasis Sekolah perlu diterapkan di
seluruh lembaga pendidikan ?
5. Kapan Manajemen Berbasis Sekolah lahir ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
2. Untuk mengetahui konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah di Indonesia
4. Untuk mengetahui manfaat Manajemen Berbasis Sekolah setelah
diterapkan
5. Untuk mengetahui sejarah lahirnya Manajemen Berbasis Sekolah
B. Materi
1. Sejarah
Negara yang pertama kali menerapkan MBS adalah Negara Ingris
Raya, New Zealand, beberapa nergara di Australia, dan Amerika Serikat
dalam agenda pendidikannya di tahun 1970-an. Kemudian pada tahun
1990-an, kebijakan MBS diadopsi oleh Negara-negara di asia, termasuk
wilayah Hongkong, Sri Langka, Korea, Nepal, dan seputar Arab. Di
tahun 1900-an di daerah Eropa Timur, relolusi politik telah menimbulkan
perubahan dalam kebijakan pendidikan, yang kemudian merambat ke
daerah Afrika, kawasan Latin Amerika, dan Negara berkembang lainnya
di seluruh dunia.
Pengembangan dan pelaksanaan MBS telah sampai ke Indonesia
melalui beberapa program dan kegiatan, baik dibiayai dana dari dalam
negeri maupun luar negeri. Seperti program, Managing Basic Education
(MBE) dari USAids, program Whole School Development (WSD) dan
Whole District Development (WDD) yang di biayai oleh Australia-
Indonesia Basic Education Program (AIBEP). Materi utama yang di
berikan melalui program tersebut, seperti MBS, selain pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan Peran Serta
Masyarakat (PSM).
MBS pada awalnya sempat berganti-ganti nama, yaitu tata kelola
berbasis sekolah (school based government), manajemen mandiri sekolah
(school selft management) dan manajemen yang bermarkas di sekolah
(school site management). Nama-nama tersebut memang memiliki
definisi yang berbeda-beda, namun memiliki arti yang sama, yakni
sekolah diharapkan menjadi lebih otonom dalam pelaksanaan manajemen
di sekolahnya, khususnya dalam menggunakan 3M (man, money,
material). Secara tidak langsung MBS diberikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan, oleh karena itu Direktorat Pembinaan SMP
menamakan sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS). (Rohiyat, 2012)
a. Pengertian
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu pendekatan politik yang
bertujuan untuk me-redisain pengelolaan sekolah dengan memberikan
kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang meliputi
guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat.
Model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian
kepala sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif
yang melibatkan semua warga sekolah sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, kabupaten, dan
kota.
d. Tujuan
Mutu pendidikan yang berkualitas yaitu melalui kemandirian
sekolah dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang ada
Sinergitas warga sekolah dan masyarakat yang baik dalam
penyelenggaran pendidikan melalui pengambilan kebijakan
bersama
Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua,
masyarakat, dan pemeritah tentang mutu sekolahya
Kompetisi mutu antar sekolah yang sehat untuk barometer
mutu penidikan yang sesuai dengan perkembangan saat ini.
e. Manfaat
Sekolah dapat menyesuaikan dan meningkatkan kesejahteraan
pendidik dan tenaga pengajar sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada tugasnya sebagai pendidik
Memiliki keleluasaan untuk pengelolaan sumber daya dan
penyertaan masyarakat dalam berpartisipasi di sekolah, serta
mendorong profesionalisme sivitas akademika yang ada di
sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun
pemimpin sekolah
Pendidik didorong untuk berinovasi rasa tanggap sekolah
terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin
layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah
dan peserta didik.
Meningkatkan akuntanbilitas kepala sekolah dan guru terhadap
peserta didik, orang tua siswa, dan masyarakat. Yang semula
mekanisme akuntanbilitas masih harus menunggu laporan
tertulis dari kepala sekolah atau para guru, maka dengan
penerapan mbs apa yang dilaporkan sejak awal dapat diketahui
lebih dulu.
MBS memberikan keterbukaan kepada semua pemangku
kepentingan dalam memberikan saran dan masukan untuk
penentuan kebijakan-kebijakan penting yang diperlukan oleh
sekolah. Dengan demikian aspirasi dari semua pemangku
kepentingan sangat dihargai untuk menjadi bagian penting
dalam memnentukan sebuah kebijakan yang akan diambil oleh
lembaga pendidikan sekolah.
f. Konsep Dasar
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based
Management (SBM) merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah
yang efektif dan produktif. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika
Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi
pendidikan dengan tuntutan dan pekembangan masyarakat setempat.
MBS merupakan paradigma baru manajemen pendidikan, yang
memberikan otonomi luas pada sekolah, dan pelibatan masyarakat
dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan
agar sekolah leluasa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber
belajar, dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta lebih
tanggap terhadap kebutuhan setempat.
MBS merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhannya. Otonomi dalam
manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan
kinerja para tenaga kependidikan menawarkan partisipasi langsung
kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap pendidikan.
g. Karakteristik
Karakteristik dasar MBS adalah pemberian otonomi yang luas
kepada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik
yang tinggi, kepemimpinan, kepala ssekola yang demokratis dan
profesional serta adanya team work yang tinggi dan profesional.
Apabila manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan pada tingkat
sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yng
komprehensif dan tanggap akan kebutuhan masyarakat dimana
sekolah itu berada. Ciri-ciri MBS bisa dilihat dari sudut sjauh mana
sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah,
pengelolaan sumber daya manusia (SDM), proses belajar mengajar
dan sumber daya.
a. Equifinality (Kesetaraan)
Prinsip ini berdasarkan teori modern yang berasumsi bahwa terdapat
beberapa metode yang berbeda dalam pencapaian tujuan. Karena rumitnya
job deskription sekolah saat ini dan adanya perbedaan yang spesifikasi
antara sekolah satu dengan yang lainnya, contohnya konkritnya adalah
perbedaan input peserta didik, sarana prasarana dan situasi akademik
sekolah, sekolah tidak dapat dijalankan dengan struktur yang sama di
seluruh kota, provisnsi, apalagi Negara.
b. Decentralization
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen
sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip
equifinality.
Prinsip equifinality yang dikemukakan sebelum mendorong adanya
desentralisasi kekuasaan dengan mempersilahkan sekolah memiliki ruang
yang lebih luas untuk bergerak, berkembang, dan bekerja menurutstrategi-
strategi unik mereka untuk menjalani dan mengelola sekolahnya secara
efektif.
c. Self-Management System
Manajemen sekolah yang bermutu harus menyadari bahwa pentingnya
mempersilahkan sekolah menjadi sistem pengelolaan secara mandiri di
bawahkebijakannya sendiri. Karena sekolah dikelola secara mandiri maka
sekolah lebih memliki inisiatif dan tanggungjawab sendiri.
d. Human Initiative
Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang
statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia
harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan. Lembaga
pendidikan harus menggunakan pendekatan human resource development
yang memiliki konotasi dinamis dan aset yang amat penting dan memliki
potensi untuk terus dikembangkan.
C. RANGKUMAN
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu pedekatan politik yang bertujuan
untuk me-redisain pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada
kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan
kinerja sekolah yang meliputi guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, dan
masyarakat.
Tujuan :
Mutu pendidikan yang berkualitas
Sinergitas warga sekolah dan masyarakat yang baik
Meningkatkan tanggungjawab sekolah
Kompetisi mutu antar sekolah yang sehat
Manfaat :
Sekolah dapat menyesuaikan dan meningkatkan kesejahteraan pendidik
dan tenaga pengajar
Memiliki keleluasaan untuk pengelolaan sumber daya dan penyertaan
masyarakat dalam berpartisipasi di sekolah
Pendidik didorong untuk berinovasi rasa tanggap sekolah terhadap
kebutuhan setempat
Karakteristik dasar MBS adalah pemberian otonomi yang luas kepada
sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi,
kepemimpinan, kepala ssekola yang demokratis dan profesional serta adanya
team work yang tinggi dan profesional.
Implementasi ini perlu didukung oleh perubanhan yanag mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim sekolah yang
kondusif, otonomi sekolah, kewajibaan skolah, kepemimpinan kepaala skolah
yang demokratis dan profesional, partisipasi manyrakat dan orang tua siswa
dalam merumuskan program sekolah.
Prinsip MBS :
a) Equifinality (Kesetaraan)
b) Decentralization
c) Self-Management System
d) Human Initiative
D. Glosarium
1 perihal bertanggung jawab; keadaan dapat
Akuntabilitas :
. dimintai pertanggungjawaban
1. sistem pemerintahan yang dijalankan
oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang pada hierarki dan jenjang
2 jabatan;
Birokrasi :
. 2. cara bekerja atau susunan pekerjaan
yang serba lamban, serta menurut tata
aturan (adat dan sebagainya) yang
banyak liku-likunya dan sebagainya
3 merancang ulang: produk ini semacam --
Me-redisain :
. dari produk sebelumnya
pemerintahan sendiri;
-- daerah hak, wewenang, dan kewajiban
4
Otonomi : daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
.
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5 Paradigma : 1. Ling daftar semua bentukan dari
. sebuah kata yang memperlihatkan
konjugasi dan deklinasi kata tersebut;
2. model dalam teori ilmu pengetahuan;
3. kerangka berpikir
perihal turut berperan serta dalam suatu
kegiatan; keikutsertaan; peran serta;
-- observasi kegiatan dalam riset, berupa
6
Partisipatif : pengamatan yang aktif dan turut serta dalam
.
kehidupan lapangan atau objek yang
diamati;