1. Kelainan jar. Periapeks dalam gambaran 1. Tidak untuk kerusakan jaringan alikal yang
radiografi kurang dari 1/3 apikal melibatkan kebih dari 1/3 panjang akar
2. Gigi tidak menunjukan mobilitas dan 2. bila saluran akar tanpa pulpa dengan daerah
periodontal normal radiolusen terhalang oleh akar bengkok, akar
berlika liku, dentin sekunder, batu pulpa yang
3. Foto rotgen menunjukan reabsobsi akar tidak dapat diambil atau dihindari, gigi
tidak lebih daei 1/3 apikal malforasi
4. Kondisi umum pasien baik serta giginya 3. Bila terdapat perkembangan apeks akar yang
ingin dipertahankan dan bersedia untuk tidak lengkap dengan matinya pulpa
menjaga oral hygiene
4. Bila apeks akar terkena fraktur
5. Ekonomi pasien yang memungkinkanh
5. Gigi tidak dapat direstorasi lagi
6. Untuk gigi sulung, infeksi yang melwati
kamar pulpa baik gigi vital, nekrosis 6. Kondisi umum pasien buruk
sebagian maupun gigi non vital
7. Reabsobsi akar 1/3 apikal ( Grossman , 1995)
1. Tahap preparasi biomekanis saluran akar : suatu tahap
pembersihan serta pembentukan saluran akar dengan
cara membuka jalan masuk menuju kamar pulpa dari
arah koronal
2. Tahap sterilisasi : suatu tahap dengan cara irigasi dan
desinfeksi saluran akar
3. Tahap pengisian saluran akar
§ Outline form cavity entrance
Saluran Akar Ganda :
§ Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau tapered fissure diamond bur pada tengah fossa di
bagian oklusal atau endo access.
§ Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin / atap pulpa, preparasi dilanjutkan menggunakan fissure diamond
bur sampai ditemukan orifice ke 3 saluran akar.
§ Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari orifice yang paling besar terlebih dahulu,
kemudian atap pulpa diangkat dengan bur sesuai letak orifice.
§ Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan menarik keluar kavitas,
sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan bebas.
§ Penentuan panjang kerja
§ Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran akar.
§ Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi sebenarnya, untuk menghindari rusaknya apical
constriction (penyempitan saluran akar di apical) dan perforasi ke apical.
§ Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo) yakni denganMasukkan jarum miller atau file nomor kecil yang
diberi stopper dengan guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto Rö.
§ Pembersihan saluran akar
-Membentuk saluran akar melebar secara kontinyu dari apeks ke arah korona.
- Pelebaran:
§ Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang baik dan dapat
memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan meterial obturasi dengan baik tapi tidak
sampai melemahkan gigi serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur.
- Ketirusan
§ Ketirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak dan pemampat gutta perca
dapat berpenetrasi cukup dalam.
§ Ekstirpasi Pulpa
Menggunakan jarum ekstirpasi.
1. Gutta perca
2. Semen ZnO-resin
3. Semen Kalsium hidroksida
4. Semen paraformaldehid
§ Digunakan untuk membantu meningkatkan prognosis perawatan
saluran akar. Diharapkan dapat berpenetrasi ke dalam tubuli
dentinalis dan membunuh bakteri didalamnya. Bermacam macam
medikamen digunakan untuk disinfeksi saluran akar yang
menyeluruh.
§ Senyawa fenol : eugenol, timol, kresol
§ Senyawa aldehida/formaldehida : formokresol
§ Senyawa halida/halogen : sodium hipokhlorit
§ Steroid/kortikosteroid : triamsinolon 1%, demeklosiklin 3%
§ Kalsium hidroksida
§ Antibiotik : PBSC ( penisilin, basitrasin, streptomisin, kaprilat
sodium) (Torabinejad dkk, 2009)
§ Berhasil jika :
1. Lesi radiolusen di apeks tidak ada
2. Tidak ada pembengkakan dan nyeri
3. Hilangnya saluran sinus
4. Tidak ada bukti rusaknya jaringan lunak, termasuk defek probing
§ Gagal jika :
1. Patosisnya secara radiografik jelas menetap atau berkembang
2. Timbul nyeri (nyeri tumpul)
3. Pembengkakan
4. Sensitive saat mengunyah (Tarigan, 2004)