Anda di halaman 1dari 18

I Putu Visnu/ 10617049

Abses periapikal merupakan kondisi inflamasi yang


menyebabkan terbentuknya eksudat pus karena
nekrosis pulpa gigi. Ciri khas abses periapikal adalah
lesi yang terletak pada ujung akar gigi, gigi non-vital,
restorasi atau tambalan yang besar, peka terhadap
makanan dingin atau panas, dan tidak adanya penyakit
periodontal (Sanz dkk, 2007)
Selain itu , abses periapikal akut dapat
berkembang dari abses periapikal kronis
yang mengalami eksaserbasi akut. Hal ini Terjadi akibat dari infeksi
dapat terjadi karena beberapa faktor meliputi yang mengikuti karies gigi
: terganggunya keseimbangan sistem imun dan infeksi pulpa, setelah
dan virulensi dari M.O yang mempertahankan trauma pada gigi yang
keadaan infeksi kronis. mengakibatkan pulpa
nekrosis, iritasi jaringan
Jika sistem imun pasien menurun, maka MO periapikal baik oleh
manipulasi mekanik maupun
mqmpu menyerang jaringan dengan lebih oleh aplikasi bahan-bahan
mudah dan menhhasilkan abses yang akut. kimia di dalam prosedur
endodontik dan dapat
Bakteri yang umum ada pada abses periapikal berkembang secara
yaitu tipe bakteri anaerob seperti Treponema langsung dari periodontitis
denticola, Streptococcus species, Traponema periapikal akut
medium (Hargreves & Stephen, 2011) (Sitanggang,2002)
Manifestasi Abses Periapikal Akut
1. Sakit saat mengunyah dengan intensitas yang berlevel,
perkusi (+), palpasi (+) Terjadi karena respon inflamasi
parah terhadap iritan mikroba/non
2. Rasa sakit pada abses periapikal akut disebabkan karena mikroba dari pulpa yang nekrosis.
adanya eksudat supuratif (yang baru terbentuk) didaerah Merupakam akumulasi pus di
periapikal, jaringan disekitar itu mengalami peningkatan dalam tulang alveolar pada apeks
akar gigi non vital. Abases
tekanan semacam stimulus mekanis yang dapat alveolar akut dihasilkan dari
mengaktivasi terminal nociceptive neuron dalam jaringan penyebaran infeks dari pulpa
periapikal yang terinflamasi. melalui foramen apikal ke dalam
jaringan periradikular. Terdapat
3. Mobilitas gigi, gigi sedikit ekstrusi dari soketnya. pengecualian pada gigi molar
sulung, infeksi lebih banyak
4. Terjadi demam, malaise (Hargreaves & Stephen, 2011) menyebar melalui area furkasi
daripada foramen apikal. (Regezi,
2003)
Manifestasi Klinis
§ Abses periapikal kronis umumnya asimtomatik,
namun ada juga yang simtomatik. Tidak merespon
pada tes vitalitas pulpa dan tidak sensitiv pada Terjadi apabila abses periapikal
tekanan (Hargreaves & Stephen, 2011). akut yang tidak dirawat, adanya
perubahan jaringan sekitar abses
§ Abses periapikal kronis berkembang dan membesar dari inflamasi akut menjadi
tanpa gejala yang subjektif, hanya dapat dideteksi kronis. Ciri khasnya yaitu
dengan pemeriksaan radiografis atau dengan adanya adanya fistula. Abses periapikal
fistula didaerah sekitar gigi yang terkena. Fistula kronis adalah keadaan yang
merupakan ciri khas dari abses apikalis kronis. Fistula timbul akibat lesi yang bertahan
lama yang telah menyebabkan
merupakan saluran abnormal yang terbentuk akibat abses dengan drainase ke
drainase abses. . (Torabinejad, 1964) permukaan. (Torabinejad, 1964)
§ Anamnesa ( Pem. Subjektif ) Pemeriksaan penunjang
§ Pemeriksaan Klinis § Radiograf : radiolusen diffuse,
lamina dura hilanh/terputus (
1. Tes Mobilitas : mengetahui Walton, 2003)
derajat kegoyangan, kadang-
kadang (+)
2. Tes Perkusi : untuk mengetahui
keadaan periapikal (+)
3. Tes Palpasi : untuk batas
inflamasi dan kualitas
pembengkakan (+)
4. Tes Pulpa : termal + elektrik,
megetahui vitalitas pulpa (-)
Perio ( Insisi dan Drainase)

1. Aplikasikan larutan antiseptik sebelum insisi § Ekstraksi


2. Anastesi pada daerah yang akan dilakukan Indikasi apabila mobilitas lebih dari 1mm,
drainase dengan anastesi infiltrasi Keterlibatan furkasi kelas 2-3, probing lebih
dari 8 mm dan kehilangan tulang alveolar
3. Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada lebih dari 40% ( Peterson,2003)
bagian superfisial pada titik terendah akumulasi
untuk menghindari sakit dan pengeluaran pus
sesuai gravitasi
4. Drainase dimulai dengan memasuka hemostat ke
rongga abses dengan ujung tertutup , lakukan
eksplorasi kemudian dikeluarkan dengan ujung
terbuka. Ketika eksplorasi, lakukan pijatan agar
pus keluar
5. Penempatan drain karet di dalam rongga abses
dan difiksasi dengan jahitan pada salah satu tepi
insisi untuk menjaga insisi menutup dan kasa
tidak terlepas
6. Peresepan antibiotik serta obat analgesik

7. Pencabutan gigi penyebab secepatnya


Perawatan saluran akar merupakan pilihan perawatan untuk penyakit
pulpa pada saluran akar dengan menghilangkan bakteri dan produk
metabolismenya dari sistem saluran akar (Stock dkk., 2004).
Tujuan perawatan saluran akar yaitu
1. Membersihkan dan mendisinfeksi sistem saluran akar sehingga
mengurangi munculnya bakteri
2. Menghilangkan jaringan nekrotik
3. Membantu proses penyembuhan periapikal
4. Menghilangkan penyakit pulpa, menghilangkan penyakit periapikal
dan memperceoat penyembuhan serta memperbaiki jaringan yang
sakit tersebut , (Rhodes, 2006)
Indikasi Kontraindikasi

1. Kelainan jar. Periapeks dalam gambaran 1. Tidak untuk kerusakan jaringan alikal yang
radiografi kurang dari 1/3 apikal melibatkan kebih dari 1/3 panjang akar
2. Gigi tidak menunjukan mobilitas dan 2. bila saluran akar tanpa pulpa dengan daerah
periodontal normal radiolusen terhalang oleh akar bengkok, akar
berlika liku, dentin sekunder, batu pulpa yang
3. Foto rotgen menunjukan reabsobsi akar tidak dapat diambil atau dihindari, gigi
tidak lebih daei 1/3 apikal malforasi
4. Kondisi umum pasien baik serta giginya 3. Bila terdapat perkembangan apeks akar yang
ingin dipertahankan dan bersedia untuk tidak lengkap dengan matinya pulpa
menjaga oral hygiene
4. Bila apeks akar terkena fraktur
5. Ekonomi pasien yang memungkinkanh
5. Gigi tidak dapat direstorasi lagi
6. Untuk gigi sulung, infeksi yang melwati
kamar pulpa baik gigi vital, nekrosis 6. Kondisi umum pasien buruk
sebagian maupun gigi non vital
7. Reabsobsi akar 1/3 apikal ( Grossman , 1995)
1. Tahap preparasi biomekanis saluran akar : suatu tahap
pembersihan serta pembentukan saluran akar dengan
cara membuka jalan masuk menuju kamar pulpa dari
arah koronal
2. Tahap sterilisasi : suatu tahap dengan cara irigasi dan
desinfeksi saluran akar
3. Tahap pengisian saluran akar
§ Outline form cavity entrance
Saluran Akar Ganda :
§ Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau tapered fissure diamond bur pada tengah fossa di
bagian oklusal atau endo access.
§ Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin / atap pulpa, preparasi dilanjutkan menggunakan fissure diamond
bur sampai ditemukan orifice ke 3 saluran akar.
§ Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari orifice yang paling besar terlebih dahulu,
kemudian atap pulpa diangkat dengan bur sesuai letak orifice.
§ Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan menarik keluar kavitas,
sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan bebas.
§ Penentuan panjang kerja
§ Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran akar.
§ Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi sebenarnya, untuk menghindari rusaknya apical
constriction (penyempitan saluran akar di apical) dan perforasi ke apical.
§ Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo) yakni denganMasukkan jarum miller atau file nomor kecil yang
diberi stopper dengan guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto Rö.
§ Pembersihan saluran akar

Debridement: Pembuangan Iritan dari sistem saluran akar.


Tujuan: Membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam kenyataan praktisnya hanyalah sebatas
pengurangan yang signifikan saja.
Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris organik, darah dan kontaminan
lain.
§ Pembentukan saluran akar

-Membentuk saluran akar melebar secara kontinyu dari apeks ke arah korona.
- Pelebaran:
§ Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang baik dan dapat
memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan meterial obturasi dengan baik tapi tidak
sampai melemahkan gigi serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur.
- Ketirusan
§ Ketirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak dan pemampat gutta perca
dapat berpenetrasi cukup dalam.
§ Ekstirpasi Pulpa
Menggunakan jarum ekstirpasi.
1. Gutta perca
2. Semen ZnO-resin
3. Semen Kalsium hidroksida
4. Semen paraformaldehid
§ Digunakan untuk membantu meningkatkan prognosis perawatan
saluran akar. Diharapkan dapat berpenetrasi ke dalam tubuli
dentinalis dan membunuh bakteri didalamnya. Bermacam macam
medikamen digunakan untuk disinfeksi saluran akar yang
menyeluruh.
§ Senyawa fenol : eugenol, timol, kresol
§ Senyawa aldehida/formaldehida : formokresol
§ Senyawa halida/halogen : sodium hipokhlorit
§ Steroid/kortikosteroid : triamsinolon 1%, demeklosiklin 3%
§ Kalsium hidroksida
§ Antibiotik : PBSC ( penisilin, basitrasin, streptomisin, kaprilat
sodium) (Torabinejad dkk, 2009)
§ Berhasil jika :
1. Lesi radiolusen di apeks tidak ada
2. Tidak ada pembengkakan dan nyeri
3. Hilangnya saluran sinus
4. Tidak ada bukti rusaknya jaringan lunak, termasuk defek probing
§ Gagal jika :
1. Patosisnya secara radiografik jelas menetap atau berkembang
2. Timbul nyeri (nyeri tumpul)
3. Pembengkakan
4. Sensitive saat mengunyah (Tarigan, 2004)

Anda mungkin juga menyukai