Sudradjat Wiradihardja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model. Model yang akan
dikembangkan adalah Model latihan Gerak Multilateral untuk cabang olahraga
Renang, Studi penengembangan dilakukan pada perenang yang berada pada
kelompok umur IV (dibawah 10 tahun). Pengembangan model latihan gerak
multilateral ini merupakan suatu pengembangan model latihan yang berbasis pada
keleluasaan gerak pada anak sebagai upaya penanaman gerak dasar yang luas
(broad base ). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( R & D ) mengacu
kepada model Borg dan Gall. Data instrument penelitian divalidasi oleh beberapa
pakar ahli dibidangnya yang kemudian diterapkan pada perenang yang berada
dikelompok umur IV, Analisis data hasil pengamatan dengan kualitatif deskriptif
menunjukkan keinginan anak untuk berlatih dengan suasana yang menyenangkan,
sedangkan uji keefektifan dengan menggunakan statistik uji t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan model latihan gerak multilateral untuk
perenang yang berada pada kelompok umur IV, efektif dan efisien. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkansesuai dengan
karakteristik anak, serta dapat meningkatkan kemampuan gerak umum, dan
keterampilan gerak dasar renang anak yang berada pada kelompok umur IV putra.
49
Tabel 1. Pemecahan Rekor dalam Kejurnas Renang Kelompok Umur Tahun
2005 – 2013
Rekor Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KU 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
I 4 4 4 5 3 4 3 1 2
II 5 5 6 6 4 5 4 4 4
III 6 6 6 4 5 6 4 3 2
IV 8 7 5 4 6 5 5 4 4
Sumber: Data Pribadi
9
8
7
6
Rekornas KU
5 KU - I
4 KU-II
3
KU-III
2
KU-IV
1
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
50
kelompok umur IV? Bagaimana Dewan Negara meluncurkan
menerapkan pengembangan model program kebugaran nasional. Meski
latihan gerak multilateral diuji tahun 1990 program kebugaran ini
cobakan dalam proses latihan yang sudah pernah diluncurkan bagi
dilakukan pada perenang kelompok semua lapisan masyarakat. Hasilnya,
umur IV dan bagaimana hasilnya para atlet China memenangkan 1123
terhadap keterampilan gerak dasar kejuaraan dunia, memecahkan rekor
renang? 880 kali dan menduduki ranking ke-1
dalam Asian Games, memecahkan
KAJIAN TEORI beberapa rekor pada Olympiade.
Menurut Bompa & Haff
Multilateral
(2010: 36) pembinaan multilateral
Istilah multilateral
yang juga disebut multi-skill adalah
sebenarnya sudah tidak asing lagi
pengembangan berbagai
dalam dunia olahraga. Bahkan lebih
keterampilan dan kemampuan
dari 25 tahun Rusia telah melakukan
motorik (motor ability Improvement)
penelitian tentang hal ini. Alhasil,
dengan adaptasi berbagai kebutuhan
lebih dari 90% atlet-atlet Rusia yang
beban latihan untuk mengembangkan
menjadi juara dunia baik pada multi
adaptasi menyeluruh. Artinya
even seperi Olympiade, maupun
seorang anak harus memiliki
single even, adalah produk dari
kemampuan gerak dasar yang baik
pembinaan multilateral. (Bompa,
dan harmonis.
2010:34)
Anak yang memiliki landasan
Pembinaan multilateral
multilateral yang kuat akan dapat
tersebut juga diterapkan pada
mencapai kinerja olahraganya
beberapa negara seperti; Cina,
dengan lebih baik jika dibandingkan
Jerman, Amerika, Australia dan
anak yang tidak memiliki fondasi ini.
beberapa negara maju lainnya. Pada
(Bompa & Haff, 2010:32).
tahun 1995 UU Olahraga Cina dan
51
Pengetahuan teknologi keolahragaan, Aspek Fisiologis
serta kurang bertanggung jawab, Kerja maksimal dari fungsi
menghasilkan berbagai akibat yang organ tubuh seperti jantung, paru-
buruk yang disebabkan oleh berbagai paru, ginjal, pembuluh darah, yang
aspek seperti aspek psikologis, aspek secara langsung mempengaruhi
fisiologis dan aspek fisik. sistem hormon, beberapa kasus
menunjukan bahwa atlet yang terlalu
Aspek Psikologis. dini mendapatkan pembebanan
Anak pada umunya belum dalam latihan, akan mengalami
siap menerima kekalahan bahkan pembesaran (hyperthropy) tidak
tidak siap menerima kemenangan. normal pada otot jantung dengan
Sebaliknya, tidak mau bertanding ditandai penebalan. Kasus lain
karena dikalahkan oleh orang yang menyebutkan beberapa atlet
jauh lebih bagus, lebih besar postur mengalami gangguan ginjal karena
tubuhnya, lebih baik tekniknya. mengalami ekskresi yang berlebih
Dalam teori motivasi Harter tanpa diimbangi dengan intake air
mengatakan: Individual are yang cukup. Akibatnya kekeringan
motivated to be successful in various pada ginjal yang terus menerus,
achievement areas such as sports, mengakibatkan kerusakan pada
accademic, or human relation. When fungsi ginjal karena dehidrasi.
performance attempts are successful Pembesaran pada beberapa
in the individual experiences a pembuluh darah, beberapa lokasi
positive effect (Gregory Payne & ditubuh anak begitu terlihat
Larry D Isaacs, 1995: 300) mengalami gangguan hormonal.
Amerika Serikat Sukses
dalam setiap Olympic Games, Aspek Fisik
dimulai sejak Olympiade Atlanta Pada anatomis manusia,
1984, program yang direncanakan terdapat tulang-tulang sebagai
mulai pada tahun 1972 dengan penyangga tubuh yang lebih kurang
melakukan studi analisis kepada terdapat 150 bagian yang
anak-anak usia dini ( 7 – 14 tahun) dihubungkan oleh persendian dan
yang melakukan aktivitas olahraga di diikat oleh tendon yang elastis,
perkumpulan-perkumpulan olahraga, disetiap persendian dilapisi dengan
salah satunya adalah menganalisa tulang rawan atau epipisis pada anak
mengapa anak-anak tersebut “senang” yang sedang mengalami
berolahraga? Menurut Gregory pertumbuhan. Tulang rawan ini
Payne, dkk (2012:422) ternyata dari berfungsi sebagai bantalan sendi,
2000 respoden anak laki-laki, dan yang pada setiap masa berfungsi
1900 responden anak perempuan, pesat untuk pertumbuhan.
menyatakan bahwa dalam olahraga Spesialisasi kecabangan
yang penting; to have fun, to Improve olahraga yang terlalu dini pada anak,
my skill, to stay in shape, to do akan menuntut volume latihan dan
something I’m good at, to do intensitas yang tinggi. Pada
competition, to get exercises, to play spesialisasi kecabangan ini menuntut
as part in team, to lern a new anak melakukan gerakan sejenis
skill....etc). secara berulang, sehingga hanya otot
tertentu saja yang bergerak, tanpa
diimbangi perkembangan otot pada
52
bagian tubuh yang lain. Hal ini oleh James Tangkudung (2006: 68)
sering menjadi penyebab overuse untuk mencapai prestasi yang
syndrome serta kelelahan yang optimal atlet harus memiliki
berlebihan dan memudahkan anak kemampuan fisik seperti daya tahan,
rentan terhadap cedera. kekuatan, dan kecepatan yang baik
atau disebut juga dominant motor
Gerak Multilateral untuk Cabang ability, karenanya gerakan
Olahraga Renang multilateral inilah yang dapat
Cabang olahraga renang membentuk motor ability sebagai
adalah cabang olahraga yang paling fondasi yang dibutuhkan.
banyak melibatkan otot besar Apabila secara khusus cabang
maupun otot kecil. Sehingga cabang olahraga renang dispesialisasikan
olahraga ini menjadi salah satu terlalu dini maka kekhawatiran dan
cabang olahraga terbaik (the best of hal-hal yang telah disebutkan diatas
sport) yang dapat membantu akan menjadi lebih banyak
percepatan pertumbuhan dan korbannya pada usia lebih awal.
perkembangan baik secara fisik Adapun bentuk-bentuk latihan
maupun kemampuan intelegensi. multilateral yang dibutuhkan pada
Seperti yang dikemukakan oleh cabang olahraga renang diantaranya
Widiastuti (2011:14) bahwa atlet gerak lokomotor, yaitu gerakan yang
harus memiliki motor fitness yang berpindah dari satu titik ke titik yang
baik karena memiliki kemampuan lain (gerak meluncur) dan gerak
fisik melebihi dari tingkat kesegaran nonlokomotor yaitu gerakan
jasmani yang baik saja, akan tetapi bertumpu pada satu engsel atau
harus memiliki kemampuan fisik persendian (perputaran lengan &
yang menyeluruh yang biasa disebut ayunan tungkai). Kedua gerakan
general motor ability atau motor inilah yang merupakan gerak dasar
ability. untuk menunjang gerakan yang lebih
Komponen-komponen motor spesifik, seperti teori yang
ability terdiri dari kelentukan, dikemukakan oleh A. J. Harrow
kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan (1972: 243) dengan teori ranah gerak,
koordinasi, seperti yang dikatakan seperti pada gambar dibawah ini:
53
Perhatikan tangga gerak ke METODE PENELITIAN
dua yang berwarna merah Tujuan penelitian ini adalah
menunjukan gerak dasar yang harus untuk mengembangkan, atau
dilalui untuk menuju tangga gerak menyempurnakan produk yang telah
yang lebih tinggi hingga mencapai ada, kemudian menguji keefektifan
tangga gerak ke lima yaitu model. Pendekatan dan metode
penelitian adalah kualitatif, dengan
keterampilan motorik dan
analisis deskriptif, tahap ke dua kaji
keterampilan dalam cabang olahraga. tindak (action research) kuantitatif
Tangga ke dua akan menunjang serta uji statistik untuk melihat
tangga gerak ke tiga dan selanjutnya. keefektifan model jika diperlukan.
Jika gerak dasar pada tangga ke 2 ini Pada penelitian tahap pertama adalah
tidak baik, maka akan berpengaruh pengkajian kepustakaan dan
pada kualitas tangga gerak pengamatan kepada subjek, analisis
kebutuhan, dan menghasilkan
berikutnya. A. J. Harrow (1972:
rancangan model.
243).
Model 1
Model 7 Model 2
Model
Latihan Gerak
Multilateral
( MLGM )
Model 6 Model 3
Model 5 Model 4
54
dirancang dengan model yang telah KU IV, setelah melalui proses uji
direvisi. rancangan model, pengujian model
Pada Penelitian tahap ke tiga pada tahap pertama, dan tahap kedua.
adalah finalisasi pengujian Dan menghasilkan model yang
keefektifan model dengan kelompok disederhanakan.
uji coba 15 (lima belas) perenang
A.
Lifesaving
Dryland 1
D
Lifesaving
Model B.
Dryland 4
Djatos Lifesaving
Dryland 2
C.
Lifesaving
Dryland
55
atlet yang dibina ,dengan Spesialisasi dilakukan pada usia
berbagai kendala antara 15 tahun sampai 18 tahun.
b. Pelatihan lebih berbasis dan Bompa (2000: 6 ).
fokus pada spesialisasi teknik c. Penerapan pengembangan model
gaya renang, sering pelatihan pada cabang olahraga
mengabaikan karakteristik anak renang berbasis pada berbagai
pada saat itu (single unit) macam aktifitas fisik, seperti
c. Keterbatasan prasarana untuk bermain dengan mengenalkan
penerapan program yang sudah cabang olahraga tertentu yang
direncanakan. Dalam hal ini mengandung unsur-unsur gerak
tempat berlatih yang terbatas. dasar. Karena itu diberikan pada
d. Sistem latihan yang monoton atlet kelompok umur IV.
serta kurang bervariasi, sehingga Bahasan selanjutnya dalam
membuat anak sering bosan dan diskusi terfokus adalah menganalisis
jenuh. berbagai faktor yang dipakai dalam
e. Jumlah Altet yang berlatih mengamati proses uji coba
secara kontinyu kurang merata, penerapan pengembangan model.
kadang-kadang banyak, kadang- a. Pengamatan pengelolaan latihan
kadang sedikit, dengan berbagai diperlukan, bagaimana seorang
alasan. pelatih: (1) mempersiapkan
f. Pelatih sulit untuk menerapkan rencana latihan termasuk
program pelatihan yang frekuensi dan ulangan dalam
terencana dikarenakan kondisi gerak yang diberikan kepada
waktu dan tempat latihan yang atlet, (2) mengelola atlet dalam
terbatas. proses berlatih, dan (3)
Menelaah tentang gambaran memberikan umpan balik
konsep pengembangan Model kepada atlet.
Latihan tersebut di atas para pelatih b. Pengamatan pengelolaan waktu
dan orang tua menyampaikan latihan yang meliputi: (1)
beberapa masalah dan memberikan kesesuaian waktu dengan
pendapat, serta masukan, sebagai program pelatihan harian, (2).
berikut: pemberian giliran antar atlet
a. Keterlaksanaan program dengan istirahat.
pelatihan menjadi tolok ukur c. Pengamatan psikososial atlet
dari keberhasilan pencapaian yang meliputi: (1) suasana yang
tujuan pelatihan. Penerapan menyenangkan, (2) kerjasama
pengembangan model latihan antar atlet, (3) penanaman nilai-
yang beorientasi pada nilai disiplin, dan (4) penanaman
pengembangan yang berbasis nilai-nilai kejujuran, serta
gerak multilateral merupakan sportifitas atlet.
kelebihan dari model- model d. Pengamatan pengelolaan materi
yang lain. latihan yang meliputi; (1)
b. Penerapan pengembangan model ketepatan dan keterlaksanaan
pelatihan, menjadi salah satu materi latihan, (2) ketercapaian
solusi dari proses latihan dalam tujuan dan kemajuan atlet.
cabang olahraga renang, Dari hasil diskusi dapat
sebelum memasuki latihan yang diambil kesimpulan sebagai berikut;
spesifik dan spesialis.
56
a. Pelatih perlu mempersiapkan bermain sepak bola, lempar
sistem pengelolaan dan tangkap bola (futsal & basket),
pelaksanaan latihan yang sesuai senam, dll dengan tujuan
dengan program perencanaan menaikkan suhu badan serta
yang telah dibuat untuk saat itu kecakapan motorik untuk siap
(program harian). menerima beban latihan
b. Kreatifitas dan inovasi seorang selanjutnya dalam suasana yang
pelatih dalam menyusun materi menyenangkan, menarik, dan
pelatihan yang bervariasi yang menghindari cidera (latihan di
sesuai dengan karakteristik atlet darat).
secara mudah dan praktis c. Inti latihan, dibagi latihan di
merupakan faktor penting dalam darat, dan latihan di kolam. Di
pencapaian proses pelatihan. darat dengan (1) gerakan-
c. Pengembangan model pelatihan gerakan melompat rintangan
sebagai alternative dalam kedepan, kebelakang,
menciptakan proses latihan yang kesamping, keatas, dan posisi
variatif dan menarik agar atlet jongkok (lokomotor dan
tidak jenuh dan bosan dalam stability), (2) gerakan lengan
menghadapi latihan yang lama. berbagai macam gaya, dan
d. Pengembangan model pelatihan tungkai sambil berbaring dan
sebagai alternative sebuah bermain dalam suasana yang
konsep dalam satu sesi latihan menyenangkan. Di kolam; (1)
yang terdiri dari berbagai unit bermain lempar tangkap dengan
gerak yang berbasis pada gerak bola ukuran sedang, (2)
dasar (fundamental motor skill), mengambil benda di bawah
serta penyempurnaan dasar- permukaan air (manipulative
dasar gerak dalam cabang movement) adaptasi, (3) gerakan
olahraga renang. berbagai gerakan gaya renang
e. Pengembangan model pelatihan yang disesuaikan dengan
diharapkan tidak hanya dapat karakter atlet. Dilakukan diatas
terlaksana tetapi mampu permukaan air dan dibawah
mencapai tujuan latihan seperti permukaan air.
tercapainya pola gerak dasar d. Penenangan/Penutup diberikan
olahraga renang yang benar relaksasi dengan kegiatan
sesuai dengan mekanika gerak watertappen/mengambang di
yang kokoh dan peningkatan atas permukaan air sambil
kebugaran atlet. relaks, dan games atau
kompetisi, untuk
Pelaksanaan Pengembangan mengembalikan kondisi normal
Model atlet.
a. Penerapan pengembangan model e. Latihan yang terdiri dari latihan
latihan multilateral mengikuti di darat, dan latihan di kolam
alur latihan biasa, yaitu; lebih kearah pengembangan
pembuka/pemanasan, inti, dan gerak lokomotor, stability, dan
penenangan/penutup. gerak manipulative, termasuk
b. Pembukaan/pemanasan gerak-gerak dasar renang, yang
diberikan model-model terdiri dari; (1) gerakan
permainan di darat, seperti meluncur, (2) bernapas, (3)
57
gerakan tungkai, (4) gerakan urutan sebagai berikut: penjelasan
lengan, dan (5) koordinasi pelatih tentang program harian, yang
gerakan, yang dikembangkan didahului dengan pemanasan di
pada life saving models dan darat dan di kolam, dengan berbagai
Dryland Models atau kedua permainan (games). Inti latihan yang
model disebut dengan Model terdiri dari (1) latihan di
Djatos. darat/Dryland Models (2) latihan di
f. Urutan setiap unit latihan inti kolam/live saving models serta
dapat dilakukan selang seling, penutup.
agar tidak menimbulkan
kejenuhan bagi atlet. Hasil Pengujian kuantitatif
g. Pembagian waktu sesuai dengan Wawancara dengan atlet
ketersedian antara 1,5-2 jam untuk mengetahui sejauh mana
setiap kali latihan, latihan perasaan atlet terhadap model
dilakukan tiga kali seminggu pelatihan yang telah mereka lalui,
pada sore hari antara jam 16.00 dengan pertanyaan tertutup.
wib sampai dengan 18.00 wib Pelaksanaan wawancara ini
Secara struktur dalakukan sebagai kontrol atas
pengembangan model awal dari refleksi dari peneliti dan pelatih yang
produk Model latihan dapat dilihat telah melakukan tindakan. Hasil
pada program latihan harian, dalam wawancara dengan atlet.
satu sesi latihan dirancang dengan
Tabel 2. Hasil Wawancara Tertutup dengan Atlet
No Atlet 1 2 3 4 5 6 7
1. 1 1 1 1 1/0 1 1
2. 1 1 1 1 1/0 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1
4. 1 1 1 1 0 1 1
5. 1 1 1 1 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1 1
7. 1 1 1 1 1 1 1
8. 1 1 1 1 1 1 1
9. 1 1 1 1 1 1 1
10. 1 1 1 1 1/0 1 1
11. 1 1 1 1 1/0 1 1
12. 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
14. 1 1 1 1 1 1 1/0
15. 1 1 1 1 0 1 1
Total 15-0 15-0 15-0 15-0 8-4-3 15-0 14-1-0
58
Hasil Tes Gerak Dasar Renang awal minggu pertama dan akhir
Gaya Bebas minggu keenam.
Tes gerak dasar olahraga
renang dilakukan dua kali yaitu pada
59
Hasil tes dasar gerak olahraga awal menjadi 90% sangat baik pada
renang tersebut menunjukkan bahwa hasil tes akhir. Dari data tersebut
atlet KU IV putra mengalami dapat diinterpretasikan bahwa ada
peningkatan keterampilan dasar peningkatan keterampilan dasar
gerak. Untuk atlet KU IV putra yang gerak olahraga renang.
mengalami peningkatan adalah dari
kategori baik sekali 10 % pada tes
60
Hasil Tes Kecepatan Keterampilan awal minggu pertama dan akhir
Berenang Gaya Bebas pertemuan keenam.
Tes kecepatan keterampilan olahraga
renang dilakukan dua kali yaitu pada
Tabel 5. Perhitungan Uji t untuk Hasil Renang Gaya Bebas 50M KU IV
No Subjek X1 X2 D (X1-X2) d (D-MD) d²
1 45,62 45,52 0,10 –0,32 0,1024
2 48,80 47,02 1,78 1,37 1,88
3 39,34 38,80 0,54 0,13 0,017
4 46,59 45,76 0,83 0,42 0,176
5 45,28 45,16 0,12 –0,30 0,09
6 47,57 47,51 0,06 –0,36 0,13
7 45,04 44,59 0,45 0,04 0,002
8 40,05 39,56 0,49 0,08 0,006
9 36,81 36,56 0,25 –0,17 0,029
10 39,55 39,15 0,40 –0,02 0,004
11 38,98 38,55 0,43 0,02 0,004
12 37,58 37,45 0,13 –0,29 0,084
13 39,00 38,80 0,20 –0,22 0,548
14 39,11 39,91 0,20 –0,22 0,048
15 38,67 38,43 0,24 –0,18 0,032
∑ 632,99 ∑ 620,79 ∑ 6,22 ∑ –0,02 ∑ 2,643
61
tes akhir kesegaran jasmani dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Test Awal TKJI
Br.
L. 30 Mt Gt. Siku Lc.tegak L.600 Mt Nilai Klasifi-
Sbj Duduk
total kasi
Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil
1 6.45 3 45.10 5 27 5 36 4 5.20 1 18 Baik
2 6.17 4 59.47 5 28 5 31 4 5.54 1 19 Baik
3 7.47 2 1.07.63 5 26 5 30.5 4 5.21 1 17 Sedang
4 7.25. 2 43.27 5 22 5 29.8 3 5.23 1 16 Baik
5 6.72 3 1.04.33 5 21 5 34 4 5.09 1 18 Baik
6 6.47 3 1.02.32 5 28 5 39 4 5.01 1 18 Baik
7 6.91 3 52.34 5 26 5 25 3 5.43 1 17 Sedang
8 6.55 3 54.65 5 17 5 33 4 5.43 1 18 Baik
9 6.59 3 58.16 5 18 5 37 4 5.20 1 18 Baik
10 7.01 2 42,80 5 18 5 32 4 5.00 1 17 Sedang
11 7.06 2 54.86 5 22 5 33 4 5.39 1 17 Sedang
12 6.75 3 53.60 5 21 5 28 3 5.01 1 17 Sedang
13 6.52 3 42.68 5 19 5 26 3 4.59 1 17 Sedang
14 6.51 3 49.94 5 19 5 35 4 4.56 1 18 Baik
15 6.41 3 59.58 5 20 5 34 4 5.32 1 18 Baik
Tabel 7. Klasifikasi Hasil Tes Awal Kebugaran Jasmani Atlet Usia dibawah
10 Tahun
KLASIFIKASI JUMLAH Prosentase
BAIK SEKALI 0 0%
BAIK 9 60 %
SEDANG 6 40 %
KURANG 0 0%
KURANG SEKALI 0 0%
62
Br.
N a m a L. 30 Mt Gt. Siku Lc.tegak L.600 Mt Nilai
Duduk Klasifikasi
Subjek Total
Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil
7 6.23 3 55.33 5 28 5 30 4 5.22 1 18 Baik
8 6.31 3 60.65 5 20 5 35 4 5.21 1 18 Baik
9 6.35 3 61.53 5 19 5 37 4 4.56 1 18 Baik
10 6.50 3 50.00 5 21 5 35 4 4.50 1 18 Baik
11 6.59 3 58.08 5 24 5 39 5 5.20 1 19 Baik
12 6.35 3 59.67 5 24 5 31 4 4.49 1 18 Baik
13 6.21 3 50.00 5 21 5 32 4 4.35 2 19 Baik
14 6.49 3 54.65 5 19 5 37 4 4.30 2 19 Baik
15 6.27 3 62.51 5 21 5 38 5 4.59 1 19 Baik
Tabel 9. Klasifikasi Hasil Tes Akhir Kebugaran Jasmani Atlet Usia dibawah
10 Tahun
KLASIFIKASI JUMLAH Prosentase
BAIK SEKALI 15 100 %
BAIK 0 0%
SEDANG 0 0%
KURANG 0 0%
KURANG SEKALI 0 0%
63
No Subjek X X2 D(Xl-X2) d (D-MD) d2
14 18 19 -1 0.75 0.56
15 18 19 -1 -3.25 10.56
64
Namun, perlu diadakan IOC-Olympic Solidarity. 2010.
penelitian yang lebih merata yang Sports Administration
dilakukan pada perenang putri, dan Manual; Roger Jackson &
perlu diadakan peneltiian yang lebih Associates Ltd. Calgary.
lama untuk melihat perbedaan antara Canada.
atlet yang sudah lama berlatih dan
Jims Brown. 2001. Sport Talent,
yang baru berlatih. How to identify and Develop
Outstantes. USA: Human
DAFTAR PUSTAKA Kinetics.
Data dan Evaluasi tahun 2005-2014. Kementerian Negara Pemuda dan
Pengurus Besar Persatuan Olahraga Republik Indonesia,
Renang Seluruh Indonesia Penyajian Data dan
Jakarta: PB PRSI Informasi Kementerian
Departemen Pendidikan Nasional. Negara Pemuda dan Olahraga
1999. Tes Kesegaran Jasmani Tahun 2008. Jakarta:
Indonesia. Jakarta: Kemenegpora.
PUSKESJASREK. Tangkudung. James. 2006.
FINA Rule 2009 – 2013. Kepelatihan Olahraga,
Pembinaan Prestasi
Gall D. Meredith, Joice P. Gall,
Olahraga, Cetakan Pertama,
Walter R. Borg. 2003.
Jakarta: Cerdas Jaya.
Educational Research An
Introduction. New York: Tudor O. Bompa. 2000. Total
Allyn and Bacon. Training For Young
Champions. USA: Human
Gregory Payne V, Larry D. Isaacs,.
Kinetics.
2012. Human Motor
Development “A life span Tudor O. Bompa. G. Gregory Haff.
Approach”. New York: Mc 2009. Periodization Theory
Graw – Hill International and Methodology of
Edition Eighth Edition. Training.5th ed. USA:
Human Kinetic.
Harrow,.A. J. 1972 ,A Taxonomy of
the Psuchomotor Domain, A Widiastuti. 2010. Tes dan
Guide for Developing Pengukuran Olahraga,
Behavioral Objective. Jakarta: Bumi Timur Jaya.
(hardcover)
65