Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN GERAK MULTILATERAL

CABANG OLAHRAGA RENANG

Sudradjat Wiradihardja

Universitas Negeri Jakarta


email : djatoid@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model. Model yang akan
dikembangkan adalah Model latihan Gerak Multilateral untuk cabang olahraga
Renang, Studi penengembangan dilakukan pada perenang yang berada pada
kelompok umur IV (dibawah 10 tahun). Pengembangan model latihan gerak
multilateral ini merupakan suatu pengembangan model latihan yang berbasis pada
keleluasaan gerak pada anak sebagai upaya penanaman gerak dasar yang luas
(broad base ). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( R & D ) mengacu
kepada model Borg dan Gall. Data instrument penelitian divalidasi oleh beberapa
pakar ahli dibidangnya yang kemudian diterapkan pada perenang yang berada
dikelompok umur IV, Analisis data hasil pengamatan dengan kualitatif deskriptif
menunjukkan keinginan anak untuk berlatih dengan suasana yang menyenangkan,
sedangkan uji keefektifan dengan menggunakan statistik uji t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan model latihan gerak multilateral untuk
perenang yang berada pada kelompok umur IV, efektif dan efisien. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkansesuai dengan
karakteristik anak, serta dapat meningkatkan kemampuan gerak umum, dan
keterampilan gerak dasar renang anak yang berada pada kelompok umur IV putra.

Kata-kata kunci : pengembangan model latihan multilateral, karakteristik anak,


kelompok umur IV, keterampilann renang.

PENDAHULUAN diberikan latihan-latihan yang


Dari hasil pengamatan dapat spesifik, dan bahkan overload,
diambil suatu asumsi bahwa sehingga anak sudah memperlihatkan
pemberian metode latihan belum keperkasaanya dan menunjukkan
memperhatikan perbedaan individu, prestasi maximal pada usia anak-
serta belum mencerminkan anak. Data dibawah ini adalah
perkembangan dan pertumbuhan catatan ilustrasi pemecahan rekor
anak, serta tidak melihat karakteristik baru, pada Kejuaraan Nasional
anak pada saat itu, seperti halnya Renang kelompok umur selama tujuh
bahwa pada usia kelompok umur IV tahun belakangan.
(di bawah 10 tahun) anak sudah

49
Tabel 1. Pemecahan Rekor dalam Kejurnas Renang Kelompok Umur Tahun
2005 – 2013

Rekor Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KU 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
I 4 4 4 5 3 4 3 1 2
II 5 5 6 6 4 5 4 4 4
III 6 6 6 4 5 6 4 3 2
IV 8 7 5 4 6 5 5 4 4
Sumber: Data Pribadi

9
8
7
6
Rekornas KU

5 KU - I
4 KU-II
3
KU-III
2
KU-IV
1
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Gambar 1. Histogram Pemecahan Rekor Kejuaraan Nasional Renang


Kelompok Umur Tahun 2005 - 2013.

Sangatlah memprihatinkan sport Administration Manual, IOC


atlet muda usia telah masuk pada (2010:95) diingatkan bahwa seorang
latihan seperti orang dewasa, dan atlet muda memiliki kebutuhan yang
telah menghasilkan penampilan sangat berbeda dengan mereka yang
prestasi yang sangat menakjubkan remaja atau dewasa muda, baik
dengan rekor baru yang diciptakan dalam melindungi kesehatan anak,
melebihi rekor baru yang dipecahkan maupun dalam memastikan
oleh perenang kelompok umur kemajuan latihan. Mengatur program
diatasnya. Anak telah diberikan latihan untuk anak diperlukan para
latihan-latihan yang mengarah pelatih yang dapat memberikan
kepada spesialisasi, yang terus masukan tentang karakteristik anak.
menerus, seperti berlatih dengan Rumusan masalah penelitian sebagai
waktu yang lama, monoton, tidak berikut: Bagaimana pengembangan
memperhatikan karakteristik model latihan gerak multilateral yang
perkembangan dan pertumbuhan dapat diterapkan dalam proses
anak, anak berlatih setiap minggu latihan yang sesuai dengan
lebih dari enam kali. Dalam buku karakteristik perenang pada

50
kelompok umur IV? Bagaimana Dewan Negara meluncurkan
menerapkan pengembangan model program kebugaran nasional. Meski
latihan gerak multilateral diuji tahun 1990 program kebugaran ini
cobakan dalam proses latihan yang sudah pernah diluncurkan bagi
dilakukan pada perenang kelompok semua lapisan masyarakat. Hasilnya,
umur IV dan bagaimana hasilnya para atlet China memenangkan 1123
terhadap keterampilan gerak dasar kejuaraan dunia, memecahkan rekor
renang? 880 kali dan menduduki ranking ke-1
dalam Asian Games, memecahkan
KAJIAN TEORI beberapa rekor pada Olympiade.
Menurut Bompa & Haff
Multilateral
(2010: 36) pembinaan multilateral
Istilah multilateral
yang juga disebut multi-skill adalah
sebenarnya sudah tidak asing lagi
pengembangan berbagai
dalam dunia olahraga. Bahkan lebih
keterampilan dan kemampuan
dari 25 tahun Rusia telah melakukan
motorik (motor ability Improvement)
penelitian tentang hal ini. Alhasil,
dengan adaptasi berbagai kebutuhan
lebih dari 90% atlet-atlet Rusia yang
beban latihan untuk mengembangkan
menjadi juara dunia baik pada multi
adaptasi menyeluruh. Artinya
even seperi Olympiade, maupun
seorang anak harus memiliki
single even, adalah produk dari
kemampuan gerak dasar yang baik
pembinaan multilateral. (Bompa,
dan harmonis.
2010:34)
Anak yang memiliki landasan
Pembinaan multilateral
multilateral yang kuat akan dapat
tersebut juga diterapkan pada
mencapai kinerja olahraganya
beberapa negara seperti; Cina,
dengan lebih baik jika dibandingkan
Jerman, Amerika, Australia dan
anak yang tidak memiliki fondasi ini.
beberapa negara maju lainnya. Pada
(Bompa & Haff, 2010:32).
tahun 1995 UU Olahraga Cina dan

Gambar 2. Model Tahapan untuk Latihan Jangka Panjang

Kenyataan, telah terjadi dalih pembinaan usia dini. Akibatnya


kesenjangan antara konsep di atas banyak korban pada atlet yang tidak
dengan aplikasi di lapangan, banyak mampu mencapai kinerja optimal
perkumpulan yang mengkhususkan pada usia emas. Praktik melatih
untuk satu cabang olahraga saja pada anak yang spartan, ambisius, dan
anak di bawah 12 tahun, dengan tidak mengacu pada penerapan ilmu

51
Pengetahuan teknologi keolahragaan, Aspek Fisiologis
serta kurang bertanggung jawab, Kerja maksimal dari fungsi
menghasilkan berbagai akibat yang organ tubuh seperti jantung, paru-
buruk yang disebabkan oleh berbagai paru, ginjal, pembuluh darah, yang
aspek seperti aspek psikologis, aspek secara langsung mempengaruhi
fisiologis dan aspek fisik. sistem hormon, beberapa kasus
menunjukan bahwa atlet yang terlalu
Aspek Psikologis. dini mendapatkan pembebanan
Anak pada umunya belum dalam latihan, akan mengalami
siap menerima kekalahan bahkan pembesaran (hyperthropy) tidak
tidak siap menerima kemenangan. normal pada otot jantung dengan
Sebaliknya, tidak mau bertanding ditandai penebalan. Kasus lain
karena dikalahkan oleh orang yang menyebutkan beberapa atlet
jauh lebih bagus, lebih besar postur mengalami gangguan ginjal karena
tubuhnya, lebih baik tekniknya. mengalami ekskresi yang berlebih
Dalam teori motivasi Harter tanpa diimbangi dengan intake air
mengatakan: Individual are yang cukup. Akibatnya kekeringan
motivated to be successful in various pada ginjal yang terus menerus,
achievement areas such as sports, mengakibatkan kerusakan pada
accademic, or human relation. When fungsi ginjal karena dehidrasi.
performance attempts are successful Pembesaran pada beberapa
in the individual experiences a pembuluh darah, beberapa lokasi
positive effect (Gregory Payne & ditubuh anak begitu terlihat
Larry D Isaacs, 1995: 300) mengalami gangguan hormonal.
Amerika Serikat Sukses
dalam setiap Olympic Games, Aspek Fisik
dimulai sejak Olympiade Atlanta Pada anatomis manusia,
1984, program yang direncanakan terdapat tulang-tulang sebagai
mulai pada tahun 1972 dengan penyangga tubuh yang lebih kurang
melakukan studi analisis kepada terdapat 150 bagian yang
anak-anak usia dini ( 7 – 14 tahun) dihubungkan oleh persendian dan
yang melakukan aktivitas olahraga di diikat oleh tendon yang elastis,
perkumpulan-perkumpulan olahraga, disetiap persendian dilapisi dengan
salah satunya adalah menganalisa tulang rawan atau epipisis pada anak
mengapa anak-anak tersebut “senang” yang sedang mengalami
berolahraga? Menurut Gregory pertumbuhan. Tulang rawan ini
Payne, dkk (2012:422) ternyata dari berfungsi sebagai bantalan sendi,
2000 respoden anak laki-laki, dan yang pada setiap masa berfungsi
1900 responden anak perempuan, pesat untuk pertumbuhan.
menyatakan bahwa dalam olahraga Spesialisasi kecabangan
yang penting; to have fun, to Improve olahraga yang terlalu dini pada anak,
my skill, to stay in shape, to do akan menuntut volume latihan dan
something I’m good at, to do intensitas yang tinggi. Pada
competition, to get exercises, to play spesialisasi kecabangan ini menuntut
as part in team, to lern a new anak melakukan gerakan sejenis
skill....etc). secara berulang, sehingga hanya otot
tertentu saja yang bergerak, tanpa
diimbangi perkembangan otot pada

52
bagian tubuh yang lain. Hal ini oleh James Tangkudung (2006: 68)
sering menjadi penyebab overuse untuk mencapai prestasi yang
syndrome serta kelelahan yang optimal atlet harus memiliki
berlebihan dan memudahkan anak kemampuan fisik seperti daya tahan,
rentan terhadap cedera. kekuatan, dan kecepatan yang baik
atau disebut juga dominant motor
Gerak Multilateral untuk Cabang ability, karenanya gerakan
Olahraga Renang multilateral inilah yang dapat
Cabang olahraga renang membentuk motor ability sebagai
adalah cabang olahraga yang paling fondasi yang dibutuhkan.
banyak melibatkan otot besar Apabila secara khusus cabang
maupun otot kecil. Sehingga cabang olahraga renang dispesialisasikan
olahraga ini menjadi salah satu terlalu dini maka kekhawatiran dan
cabang olahraga terbaik (the best of hal-hal yang telah disebutkan diatas
sport) yang dapat membantu akan menjadi lebih banyak
percepatan pertumbuhan dan korbannya pada usia lebih awal.
perkembangan baik secara fisik Adapun bentuk-bentuk latihan
maupun kemampuan intelegensi. multilateral yang dibutuhkan pada
Seperti yang dikemukakan oleh cabang olahraga renang diantaranya
Widiastuti (2011:14) bahwa atlet gerak lokomotor, yaitu gerakan yang
harus memiliki motor fitness yang berpindah dari satu titik ke titik yang
baik karena memiliki kemampuan lain (gerak meluncur) dan gerak
fisik melebihi dari tingkat kesegaran nonlokomotor yaitu gerakan
jasmani yang baik saja, akan tetapi bertumpu pada satu engsel atau
harus memiliki kemampuan fisik persendian (perputaran lengan &
yang menyeluruh yang biasa disebut ayunan tungkai). Kedua gerakan
general motor ability atau motor inilah yang merupakan gerak dasar
ability. untuk menunjang gerakan yang lebih
Komponen-komponen motor spesifik, seperti teori yang
ability terdiri dari kelentukan, dikemukakan oleh A. J. Harrow
kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan (1972: 243) dengan teori ranah gerak,
koordinasi, seperti yang dikatakan seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. Taxonomi Of Psycomotric

53
Perhatikan tangga gerak ke METODE PENELITIAN
dua yang berwarna merah Tujuan penelitian ini adalah
menunjukan gerak dasar yang harus untuk mengembangkan, atau
dilalui untuk menuju tangga gerak menyempurnakan produk yang telah
yang lebih tinggi hingga mencapai ada, kemudian menguji keefektifan
tangga gerak ke lima yaitu model. Pendekatan dan metode
penelitian adalah kualitatif, dengan
keterampilan motorik dan
analisis deskriptif, tahap ke dua kaji
keterampilan dalam cabang olahraga. tindak (action research) kuantitatif
Tangga ke dua akan menunjang serta uji statistik untuk melihat
tangga gerak ke tiga dan selanjutnya. keefektifan model jika diperlukan.
Jika gerak dasar pada tangga ke 2 ini Pada penelitian tahap pertama adalah
tidak baik, maka akan berpengaruh pengkajian kepustakaan dan
pada kualitas tangga gerak pengamatan kepada subjek, analisis
kebutuhan, dan menghasilkan
berikutnya. A. J. Harrow (1972:
rancangan model.
243).

Model 1

Model 7 Model 2

Model
Latihan Gerak
Multilateral
( MLGM )
Model 6 Model 3

Model 5 Model 4

Gambar 4. Rancangan Model Latihan

Kelompok uji coba dalam model, yang diambil dengan teknik


penelitian ini adalah sejumlah purposif random sampling.
perkumpulan yang berada di Pada penelitian tahap kedua,
wilayah sekitar Surabaya, Jawa Barat, subjek penelitian adalah
serta wilayah DKI Jakarta. Dengan perkumpulan renang yang berbeda,
uji model oleh Borg dan Gall yang tapi kelompok uji coba yang sama,
disederhanakan menjadi tiga langkah, yaitu perenang kelompok umur IV
dengan 10 perenang putra yang yang mengikuti program pelatihan di
berada pada kelompok umur IV pada perkumpulan masing-masing
uji pendahuluan dengan skala kecil seminggu 3 kali, sejumlah 10
untuk menentukan sebuah rancangan (sepuluh) atlet putra dengan jadwal
program kegiatan yang telah

54
dirancang dengan model yang telah KU IV, setelah melalui proses uji
direvisi. rancangan model, pengujian model
Pada Penelitian tahap ke tiga pada tahap pertama, dan tahap kedua.
adalah finalisasi pengujian Dan menghasilkan model yang
keefektifan model dengan kelompok disederhanakan.
uji coba 15 (lima belas) perenang

A.
Lifesaving
Dryland 1

D
Lifesaving
Model B.

Dryland 4
Djatos Lifesaving
Dryland 2

C.
Lifesaving
Dryland

Gambar 5. Model yang Sudah Direvisi

HASIL DAN PEMBAHASAN secara langsung proses pelaksanaan


latihan, dan kemudian melakukan
Hasil Penelitian (Hasil Pengujian
pengkajian kepustakaan. Selain itu
Kualitatif)
dilakukan pula pendekatan diskusi
Hasil pengembangan model
terfokus.
melalui dua tahap yaitu: 1)
Diskusi terfokus
mengidentifikasi berbagai
dilaksanakan dengan mendatangi
permasalahan dan keperluan yang
beberapa unsur terkait, antara lain: 1)
ada dalam preoses latihan pada
orang tua atlet, 2) pelatih, 3) ahli
perkumpulan (kualitatif) dan 2) hasil
dibidangnya, sebagai pihak yang
model latihan yang efektif, serta
terlibat langsung maupun tidak
menguji keefektifan model melalui
langsung dalam kegiatan olahraga
kaji tindak (action research)
renang, terutama yang menangani
kuantitatif.
atlet-atlet kelompok umur IV.
Hasil Analisis Kebutuhan Pada diskusi terfokus dengan
Rancangan untuk beberapa orang tua dan pelatih,
mempersiapkan pengembangan mengemukakan berbagai
model latihan berbasis gerak permasalahan yang terjadi dalam
multilateral untuk cabang olahraga proses pelatihan. Masalah yang
renang. Peneliti mengadakan muncul pada diskusi terfokus ini
pengamatan beberapa Perkumpulan adalah sebagai berikut:
Renang di beberapa daerah, seperti; a. Perencanaan program pelatihan
Surabaya, Jakarta, Bandung (Jawa serta aplikasinya belum berjalan
Barat) sebagai barometer Olahraga sebagaimana mestinya kepada
renang di Indonesia, untuk melihat

55
atlet yang dibina ,dengan Spesialisasi dilakukan pada usia
berbagai kendala antara 15 tahun sampai 18 tahun.
b. Pelatihan lebih berbasis dan Bompa (2000: 6 ).
fokus pada spesialisasi teknik c. Penerapan pengembangan model
gaya renang, sering pelatihan pada cabang olahraga
mengabaikan karakteristik anak renang berbasis pada berbagai
pada saat itu (single unit) macam aktifitas fisik, seperti
c. Keterbatasan prasarana untuk bermain dengan mengenalkan
penerapan program yang sudah cabang olahraga tertentu yang
direncanakan. Dalam hal ini mengandung unsur-unsur gerak
tempat berlatih yang terbatas. dasar. Karena itu diberikan pada
d. Sistem latihan yang monoton atlet kelompok umur IV.
serta kurang bervariasi, sehingga Bahasan selanjutnya dalam
membuat anak sering bosan dan diskusi terfokus adalah menganalisis
jenuh. berbagai faktor yang dipakai dalam
e. Jumlah Altet yang berlatih mengamati proses uji coba
secara kontinyu kurang merata, penerapan pengembangan model.
kadang-kadang banyak, kadang- a. Pengamatan pengelolaan latihan
kadang sedikit, dengan berbagai diperlukan, bagaimana seorang
alasan. pelatih: (1) mempersiapkan
f. Pelatih sulit untuk menerapkan rencana latihan termasuk
program pelatihan yang frekuensi dan ulangan dalam
terencana dikarenakan kondisi gerak yang diberikan kepada
waktu dan tempat latihan yang atlet, (2) mengelola atlet dalam
terbatas. proses berlatih, dan (3)
Menelaah tentang gambaran memberikan umpan balik
konsep pengembangan Model kepada atlet.
Latihan tersebut di atas para pelatih b. Pengamatan pengelolaan waktu
dan orang tua menyampaikan latihan yang meliputi: (1)
beberapa masalah dan memberikan kesesuaian waktu dengan
pendapat, serta masukan, sebagai program pelatihan harian, (2).
berikut: pemberian giliran antar atlet
a. Keterlaksanaan program dengan istirahat.
pelatihan menjadi tolok ukur c. Pengamatan psikososial atlet
dari keberhasilan pencapaian yang meliputi: (1) suasana yang
tujuan pelatihan. Penerapan menyenangkan, (2) kerjasama
pengembangan model latihan antar atlet, (3) penanaman nilai-
yang beorientasi pada nilai disiplin, dan (4) penanaman
pengembangan yang berbasis nilai-nilai kejujuran, serta
gerak multilateral merupakan sportifitas atlet.
kelebihan dari model- model d. Pengamatan pengelolaan materi
yang lain. latihan yang meliputi; (1)
b. Penerapan pengembangan model ketepatan dan keterlaksanaan
pelatihan, menjadi salah satu materi latihan, (2) ketercapaian
solusi dari proses latihan dalam tujuan dan kemajuan atlet.
cabang olahraga renang, Dari hasil diskusi dapat
sebelum memasuki latihan yang diambil kesimpulan sebagai berikut;
spesifik dan spesialis.

56
a. Pelatih perlu mempersiapkan bermain sepak bola, lempar
sistem pengelolaan dan tangkap bola (futsal & basket),
pelaksanaan latihan yang sesuai senam, dll dengan tujuan
dengan program perencanaan menaikkan suhu badan serta
yang telah dibuat untuk saat itu kecakapan motorik untuk siap
(program harian). menerima beban latihan
b. Kreatifitas dan inovasi seorang selanjutnya dalam suasana yang
pelatih dalam menyusun materi menyenangkan, menarik, dan
pelatihan yang bervariasi yang menghindari cidera (latihan di
sesuai dengan karakteristik atlet darat).
secara mudah dan praktis c. Inti latihan, dibagi latihan di
merupakan faktor penting dalam darat, dan latihan di kolam. Di
pencapaian proses pelatihan. darat dengan (1) gerakan-
c. Pengembangan model pelatihan gerakan melompat rintangan
sebagai alternative dalam kedepan, kebelakang,
menciptakan proses latihan yang kesamping, keatas, dan posisi
variatif dan menarik agar atlet jongkok (lokomotor dan
tidak jenuh dan bosan dalam stability), (2) gerakan lengan
menghadapi latihan yang lama. berbagai macam gaya, dan
d. Pengembangan model pelatihan tungkai sambil berbaring dan
sebagai alternative sebuah bermain dalam suasana yang
konsep dalam satu sesi latihan menyenangkan. Di kolam; (1)
yang terdiri dari berbagai unit bermain lempar tangkap dengan
gerak yang berbasis pada gerak bola ukuran sedang, (2)
dasar (fundamental motor skill), mengambil benda di bawah
serta penyempurnaan dasar- permukaan air (manipulative
dasar gerak dalam cabang movement) adaptasi, (3) gerakan
olahraga renang. berbagai gerakan gaya renang
e. Pengembangan model pelatihan yang disesuaikan dengan
diharapkan tidak hanya dapat karakter atlet. Dilakukan diatas
terlaksana tetapi mampu permukaan air dan dibawah
mencapai tujuan latihan seperti permukaan air.
tercapainya pola gerak dasar d. Penenangan/Penutup diberikan
olahraga renang yang benar relaksasi dengan kegiatan
sesuai dengan mekanika gerak watertappen/mengambang di
yang kokoh dan peningkatan atas permukaan air sambil
kebugaran atlet. relaks, dan games atau
kompetisi, untuk
Pelaksanaan Pengembangan mengembalikan kondisi normal
Model atlet.
a. Penerapan pengembangan model e. Latihan yang terdiri dari latihan
latihan multilateral mengikuti di darat, dan latihan di kolam
alur latihan biasa, yaitu; lebih kearah pengembangan
pembuka/pemanasan, inti, dan gerak lokomotor, stability, dan
penenangan/penutup. gerak manipulative, termasuk
b. Pembukaan/pemanasan gerak-gerak dasar renang, yang
diberikan model-model terdiri dari; (1) gerakan
permainan di darat, seperti meluncur, (2) bernapas, (3)

57
gerakan tungkai, (4) gerakan urutan sebagai berikut: penjelasan
lengan, dan (5) koordinasi pelatih tentang program harian, yang
gerakan, yang dikembangkan didahului dengan pemanasan di
pada life saving models dan darat dan di kolam, dengan berbagai
Dryland Models atau kedua permainan (games). Inti latihan yang
model disebut dengan Model terdiri dari (1) latihan di
Djatos. darat/Dryland Models (2) latihan di
f. Urutan setiap unit latihan inti kolam/live saving models serta
dapat dilakukan selang seling, penutup.
agar tidak menimbulkan
kejenuhan bagi atlet. Hasil Pengujian kuantitatif
g. Pembagian waktu sesuai dengan Wawancara dengan atlet
ketersedian antara 1,5-2 jam untuk mengetahui sejauh mana
setiap kali latihan, latihan perasaan atlet terhadap model
dilakukan tiga kali seminggu pelatihan yang telah mereka lalui,
pada sore hari antara jam 16.00 dengan pertanyaan tertutup.
wib sampai dengan 18.00 wib Pelaksanaan wawancara ini
Secara struktur dalakukan sebagai kontrol atas
pengembangan model awal dari refleksi dari peneliti dan pelatih yang
produk Model latihan dapat dilihat telah melakukan tindakan. Hasil
pada program latihan harian, dalam wawancara dengan atlet.
satu sesi latihan dirancang dengan
Tabel 2. Hasil Wawancara Tertutup dengan Atlet
No Atlet 1 2 3 4 5 6 7
1. 1 1 1 1 1/0 1 1
2. 1 1 1 1 1/0 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1
4. 1 1 1 1 0 1 1
5. 1 1 1 1 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1 1
7. 1 1 1 1 1 1 1
8. 1 1 1 1 1 1 1
9. 1 1 1 1 1 1 1
10. 1 1 1 1 1/0 1 1
11. 1 1 1 1 1/0 1 1
12. 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
14. 1 1 1 1 1 1 1/0
15. 1 1 1 1 0 1 1
Total 15-0 15-0 15-0 15-0 8-4-3 15-0 14-1-0

Hasil tabel ini menunjukkan perasaan senang (have fun), tidak


bahwa semua atlet secara umum bosan, segar, bersemangat, merasa
memiliki perasaan yang positif bertambah terampil, tidak mengalami
terhadap pengembangan model kelelahan yang berarti, tertarik dan
pelatihan yang berbasis gerak memiliki kemauan untuk
multilateral yang ditandai dengan meneruskan latihan.

58
Hasil Tes Gerak Dasar Renang awal minggu pertama dan akhir
Gaya Bebas minggu keenam.
Tes gerak dasar olahraga
renang dilakukan dua kali yaitu pada

Tabel 3. Hasil Tes Awal Gerak Dasar Renang Gaya Bebas


Nama
Start Napas Lengan Tungkai Koor Total Kategori
(subjek)
1 3 2 3 4 4 16 Baik
2 4 3 3 4 4 18 Baik
3 2 4 3 3 3 15 Cukup
4 3 4 3 5 4 19 Baik
5 2 2 3 3 3 13 Cukup
6 3 2 4 4 4 15 Cukup
7 3 2 3 3 3 14 Cukup
8 3 3 5 5 4 21 Sangat baik
9 2 2 4 4 2 14 Cukup
10 3 3 4 4 5 19 Baik
11 2 3 2 3 2 12 Cukup
12 5 3 4 3 4 19 Baik
13 4 4 3 4 2 17 Baik
14 4 4 5 4 4 21 Sangat Baik
15 4 3 3 4 4 18 Baik
Keterangan : Total 21-25 = Sangat baik, 16-20 = baik, 11-15 =cukup, 6-10 =
kurang, 1-5 = sangat kurang.

Tabel 3. Hasil Tes Akhir Gerak Dasar Renang Gaya Bebas


Nama
Start Napas Lengan Tungkai Koor Total Kategori
(Subjek)
1 5 4 5 5 4 23 Sangat baik
2 4 5 5 5 4 24 Sanagt baik
3 4 4 5 5 4 23 Sangat baik
4 3 4 4 5 4 20 Sangat baik
5 4 4 5 4 3 20 Sangat baik
6 5 4 5 4 4 22 Sangat baik
7 3 4 4 4 4 19 Baik
8 3 4 5 4 4 20 Sangat baik
9 5 4 5 5 3 22 Sangat baik
10 5 4 5 5 5 24 Sangat baik
11 4 5 5 5 3 22 Sangat baik
12 5 5 4 4 5 23 Sangat baik
13 4 5 4 5 5 23 Sangat baik
14 5 5 5 5 4 24 Sangat baik
15 5 4 5 4 4 22 Sangat baik
Keterangan : Total 21-25 = Sangat baik, 16-20 = baik, 11-15 =cukup, 6-10 =
kurang, 1-5 = sangat kurang.

59
Hasil tes dasar gerak olahraga awal menjadi 90% sangat baik pada
renang tersebut menunjukkan bahwa hasil tes akhir. Dari data tersebut
atlet KU IV putra mengalami dapat diinterpretasikan bahwa ada
peningkatan keterampilan dasar peningkatan keterampilan dasar
gerak. Untuk atlet KU IV putra yang gerak olahraga renang.
mengalami peningkatan adalah dari
kategori baik sekali 10 % pada tes

Tabel 4. Perhitungan Uji t untuk Gerak Dasar Renang Gaya Bebas


No Subjek X1 X2 D(X1-X2) d (D-MD) d2
1 16 23 -7 -1.85 3.4225
2 18 24 -6 -0.85 0.7225
3 15 23 -8 -2.85 8.1225
4 19 20 -1 4.15 17.2225
5 13 20 -7 -1.85 3.4225
6 15 22 -7 -1.85 3.4225
7 14 21 -7 -1.85 3.4225
8 21 20 1 6.15 37.8225
9 14 22 -8 -2.85 8.1225
10 19 24 -5 0.15 0.0225
11 12 22 - 10 -4.85 23.5225
12 19 23 -4 1.15 1.3225
13 17 23 -6 -0.85 0.7225
14 21 24 -3 2.15 4.6225
15 18 22 -4 1.15 1.3225
337 440 -103 0 158.55
Perhitungan Uji t, sebagai berikut :
∑X1 = 337
MD
∑X2 = 440
t = ____________
∑D = -103
√  d2/ N (n-1)
∑d =0
∑d2 = 158,55
-6.87
N = 15
= __________
MD = 5-D/N
√  158.55/380
= -103/15
-6.87
= -6.87
= __________
√  0.417237
-6.87
= ___________= +/- 7.972864
√  0.645941
Jika dibandingkan dengan t diinterpretasikan bahwa terdapat
tabel sebagai berikut. Untuk tingkat peningkatan keterampilan dasar
signifikansi 5% dengan N1 = 15-1 = gerak olahraga renang pada atlet
14 ditemukan t-tabel = 2.093 Kelompok Umur IV putra (usia<10
sedangkan t-hitung adalah = tahun)
7.972864 jadi t-hitung lebih besar
dari t-tabel. Dengan demikian dapat

60
Hasil Tes Kecepatan Keterampilan awal minggu pertama dan akhir
Berenang Gaya Bebas pertemuan keenam.
Tes kecepatan keterampilan olahraga
renang dilakukan dua kali yaitu pada
Tabel 5. Perhitungan Uji t untuk Hasil Renang Gaya Bebas 50M KU IV
No Subjek X1 X2 D (X1-X2) d (D-MD) d²
1 45,62 45,52 0,10 –0,32 0,1024
2 48,80 47,02 1,78 1,37 1,88
3 39,34 38,80 0,54 0,13 0,017
4 46,59 45,76 0,83 0,42 0,176
5 45,28 45,16 0,12 –0,30 0,09
6 47,57 47,51 0,06 –0,36 0,13
7 45,04 44,59 0,45 0,04 0,002
8 40,05 39,56 0,49 0,08 0,006
9 36,81 36,56 0,25 –0,17 0,029
10 39,55 39,15 0,40 –0,02 0,004
11 38,98 38,55 0,43 0,02 0,004
12 37,58 37,45 0,13 –0,29 0,084
13 39,00 38,80 0,20 –0,22 0,548
14 39,11 39,91 0,20 –0,22 0,048
15 38,67 38,43 0,24 –0,18 0,032
∑ 632,99 ∑ 620,79 ∑ 6,22 ∑ –0,02 ∑ 2,643

Dari table di atas diperoleh perhitungan sebagai berikut;


∑ X1 = 632,99
∑ X2 = 620,79 t = MD
∑D = 6,22 √ ∑ d²
∑ d² = 2,643 N (n-1)
N = 15 t = 0,415
MD = ∑ D/N
√2,643/210
= 6,22/15 = 0,415
t = 0,415
√0,01257
t = 3,7054

Perbandingan t-table sebagai Hasil Tes Kesegaran Jasmani.


berikut: untuk taraf signifikansi α = Tes awal Kesegaran Jasmani
0,05 (5 %) dengan N – 1 = 15 – 1 = dilakukan dua hari sebelum
14, ditemukan t table = 2,093. pelaksanaan minggu pertama,
Sedangkan t-hitung adalah 3,7054. dengan menggunakan instrumen
Jadi t-hitung lebih besar dari pada t- TKJI untuk kelompok umur dibawah
table. Dengan demikian dapat 10 tahun, yang telah disahkan oleh
diartikan bahwa terdapat peningkatan Pusat Kesegaran Jasmani
kecepatan renang gaya bebas 50 m Kementerian Pendidikan Nasional.
untuk Kelompok Umur IV. sedangkan tes akhir dilakukan dua
hari setelah pelaksanaan minggu
kedua berakhir. Hasil tes awal dan

61
tes akhir kesegaran jasmani dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Test Awal TKJI
Br.
L. 30 Mt Gt. Siku Lc.tegak L.600 Mt Nilai Klasifi-
Sbj Duduk
total kasi
Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil
1 6.45 3 45.10 5 27 5 36 4 5.20 1 18 Baik
2 6.17 4 59.47 5 28 5 31 4 5.54 1 19 Baik
3 7.47 2 1.07.63 5 26 5 30.5 4 5.21 1 17 Sedang
4 7.25. 2 43.27 5 22 5 29.8 3 5.23 1 16 Baik
5 6.72 3 1.04.33 5 21 5 34 4 5.09 1 18 Baik
6 6.47 3 1.02.32 5 28 5 39 4 5.01 1 18 Baik
7 6.91 3 52.34 5 26 5 25 3 5.43 1 17 Sedang
8 6.55 3 54.65 5 17 5 33 4 5.43 1 18 Baik
9 6.59 3 58.16 5 18 5 37 4 5.20 1 18 Baik
10 7.01 2 42,80 5 18 5 32 4 5.00 1 17 Sedang
11 7.06 2 54.86 5 22 5 33 4 5.39 1 17 Sedang
12 6.75 3 53.60 5 21 5 28 3 5.01 1 17 Sedang
13 6.52 3 42.68 5 19 5 26 3 4.59 1 17 Sedang
14 6.51 3 49.94 5 19 5 35 4 4.56 1 18 Baik
15 6.41 3 59.58 5 20 5 34 4 5.32 1 18 Baik

Adapun distribusi prosentase prosentase hasil tes awal dan tes


dari hasil klasifikasi pada tes awal akhir kesegaran jasmani atlet putra.
dan tes akhir dapat dilihat pada Dibawah ini adalah tabel jumlah atlet
grafik 1 dan grafik 2. Sedangkan dengan masing-masing klasifikasi
pada grafik 3 disajikan perbandingan kondisi kesegaan jasmani.

Tabel 7. Klasifikasi Hasil Tes Awal Kebugaran Jasmani Atlet Usia dibawah
10 Tahun
KLASIFIKASI JUMLAH Prosentase
BAIK SEKALI 0 0%
BAIK 9 60 %
SEDANG 6 40 %
KURANG 0 0%
KURANG SEKALI 0 0%

Tabel 8. Hasil Tes Akhir TKJI


Br.
N a m a L. 30 Mt Gt. Siku Lc.tegak L.600 Mt Nilai
Duduk Klasifikasi
Subjek Total
Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil
1 5.65 4 50.61 5 29 5 38 5 5.01 1 20 Baik
2 5.65 4 62.40 5 29 5 35 4 5.20 1 19 Baik
3 6.35 3 70.63 5 27 5 35 4 4.59 1 18 Baik
4 6.56 3 45.27 5 24 5 35 4 4.58 1 18 Baik
5 6.56 3 67.33 5 24 5 39 5 4.49 1 19 Baik
6 6.32 3 65.32 5 29 5 39 5 4.43 2 20 Baik

62
Br.
N a m a L. 30 Mt Gt. Siku Lc.tegak L.600 Mt Nilai
Duduk Klasifikasi
Subjek Total
Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil Hsl Nil
7 6.23 3 55.33 5 28 5 30 4 5.22 1 18 Baik
8 6.31 3 60.65 5 20 5 35 4 5.21 1 18 Baik
9 6.35 3 61.53 5 19 5 37 4 4.56 1 18 Baik
10 6.50 3 50.00 5 21 5 35 4 4.50 1 18 Baik
11 6.59 3 58.08 5 24 5 39 5 5.20 1 19 Baik
12 6.35 3 59.67 5 24 5 31 4 4.49 1 18 Baik
13 6.21 3 50.00 5 21 5 32 4 4.35 2 19 Baik
14 6.49 3 54.65 5 19 5 37 4 4.30 2 19 Baik
15 6.27 3 62.51 5 21 5 38 5 4.59 1 19 Baik

Hasil TKJI di atas ini menunjukkan bahwa program


menunjukkan bahwa prosentase model latihan gerak multilateral
kategori kesegaran jasmani atlet berpengaruh terhadap peningkatan
secara keseluruhan mengalami kesegaran jasmani atlet renang
peningkatan yang berkategori baik kelompok umur IV (dibawah 10
dari 9 orang menjadi 15 orang. Hasil tahun).

Tabel 9. Klasifikasi Hasil Tes Akhir Kebugaran Jasmani Atlet Usia dibawah
10 Tahun
KLASIFIKASI JUMLAH Prosentase
BAIK SEKALI 15 100 %
BAIK 0 0%
SEDANG 0 0%
KURANG 0 0%
KURANG SEKALI 0 0%

Selanjutnya untuk mengetahui apakah peningkatan kesegaran jasmani


tersebut signifikan, berikut hasil perhitungan statistik dengan perhitungan uji t.

Tabel 10. Perhitungan Uji t untuk Hasil Tes TKJI


No Subjek X X2 D(Xl-X2) d (D-MD) d2
1 18 20 -2 0.75 0.56
2 19 19 0 3.75 14.06
3 17 18 -1 1.75 3.06
4 16 18 -2 1.75 3.06
5 18 19 -1 -0.25 0.06
6 18 20 -2 0.75 0.56
7 17 18 -1 0.75 0.56
8 18 18 0 -0.25 0.06
9 18 18 0 1.75 3.06
10 17 18 -1 2.75 7.56
11 17 19 -2 -2.25 5.06
12 17 18 -1 -2.25 5.06
13 17 19 -2 -2.25 5.06

63
No Subjek X X2 D(Xl-X2) d (D-MD) d2
14 18 19 -1 0.75 0.56
15 18 19 -1 -3.25 10.56

Dari table di atas diperoleh perhitungan sebagai berikut :


 X1 = 263
MD
 X2 = 280
t = __________
 D = -17
√  d2/ N (n-1)
d =0
-1.13
 d2 = 63.7 = __________
N = 15 √  463.7/280
MD =  D/N -1.13
= -17/15 = __________
= -1,13 √  0.167632
-1.13
= ___________= +/- 4.274247
√  0.40942887
Untuk menyatakan bahwa telah diuji keefektifannya yang
pengembangan model latihan menghasilkan peningkatan yang
berbasis gerak multilateral berarti terhadap keterampilan dasar
memberikan hasil yang berarti gerak atlet. Serta peningkatan
terhadap tingkat kebugaran jasmani penguasaan kecepatan berenang gaya
atlet KU IV (dibawah 10 tahun) bebas dan tingkat kesegaran atlet
putra maka harus dibandingkan yang berada pada Kelompok Umur
dengan t tabel sebagai berikut. Untuk IV.
tingkat signifikansi 5% dengan N-1 = Pengembangan model latihan
15-1 = 14 ditemukan t tabel = 2.093 berbasis gerak multilateral atau
sedangkan t hitung adalah = dinamakan MODEL DJATOS, yang
4.274247 jadi t hitung lebih besar dihasilkan dalam penelitian
dari t tabel. Dengan demikian dapat pengembangan ini merupakan
diinterpretasikan bahwa terdapat strategi latihan yang dapat
peningkatan kebugaran jasmani atlet diaplikasikan pada perenang yang
renang yang berada pada kelompok berada pada Kelompok Umur IV
umur IV sebagai hasil dari latihan (usia <10 tahun). Hal tersebut
yang berbasis gerak multilateral. dikarenakan latihan gerak
multilateral yang diuji cobakan
SIMPULAN DAN SARAN menggunakan unit latihan
keterampilan gerak dasar olahraga
Dari hasil penelitian di atas
dengan bermain, gerak dasar
telah dihasilkan sebuah
olahraga renang melalui bermain
pengembangan model latihan
sesuai dengan karakter anak pada
berbasis gerak multilateral untuk
usia dibawah 10 tahun. Serta
latihan renang yang dinamakan
berbasis pada keterampilan gerak
dengan MODEL DJATOS. Model
dasar seperti gerak lokomotor, non
latihan berbasis gerak multilateral
lokomotor/stability dan gerak
memotivasi perenang untuk berlatih
manipulatif.
dengan senang dan gembira, juga

64
Namun, perlu diadakan IOC-Olympic Solidarity. 2010.
penelitian yang lebih merata yang Sports Administration
dilakukan pada perenang putri, dan Manual; Roger Jackson &
perlu diadakan peneltiian yang lebih Associates Ltd. Calgary.
lama untuk melihat perbedaan antara Canada.
atlet yang sudah lama berlatih dan
Jims Brown. 2001. Sport Talent,
yang baru berlatih. How to identify and Develop
Outstantes. USA: Human
DAFTAR PUSTAKA Kinetics.
Data dan Evaluasi tahun 2005-2014. Kementerian Negara Pemuda dan
Pengurus Besar Persatuan Olahraga Republik Indonesia,
Renang Seluruh Indonesia Penyajian Data dan
Jakarta: PB PRSI Informasi Kementerian
Departemen Pendidikan Nasional. Negara Pemuda dan Olahraga
1999. Tes Kesegaran Jasmani Tahun 2008. Jakarta:
Indonesia. Jakarta: Kemenegpora.
PUSKESJASREK. Tangkudung. James. 2006.
FINA Rule 2009 – 2013. Kepelatihan Olahraga,
Pembinaan Prestasi
Gall D. Meredith, Joice P. Gall,
Olahraga, Cetakan Pertama,
Walter R. Borg. 2003.
Jakarta: Cerdas Jaya.
Educational Research An
Introduction. New York: Tudor O. Bompa. 2000. Total
Allyn and Bacon. Training For Young
Champions. USA: Human
Gregory Payne V, Larry D. Isaacs,.
Kinetics.
2012. Human Motor
Development “A life span Tudor O. Bompa. G. Gregory Haff.
Approach”. New York: Mc 2009. Periodization Theory
Graw – Hill International and Methodology of
Edition Eighth Edition. Training.5th ed. USA:
Human Kinetic.
Harrow,.A. J. 1972 ,A Taxonomy of
the Psuchomotor Domain, A Widiastuti. 2010. Tes dan
Guide for Developing Pengukuran Olahraga,
Behavioral Objective. Jakarta: Bumi Timur Jaya.
(hardcover)

65

Anda mungkin juga menyukai