Penciptaan yang terjadi pada alam semesta adalah hasil dari sebab akibat
yang terjadi. Penciptaan tersebut merupakan kehendak Tuhan untuk menciptakan
sesuatu karena Allah adalah sang pencipta denan segala kehendaknya. Disini Al-
Ghazali menentang pemikiran-pemikiran yang di bawa oleh filsuf yang lainnya.
Yang mengatakan bahwa sebab akibat tersebut datang dari alam.
PENDAHULUAN
1
Zarkasyi, Hamid Fahmy, Kausalitas: Hukum Alam atau Tuhan, (UNIDA Gontor Press,
Ponorogo) cetakan 1, hal. 2
A. GAGASAN AL-QUR’AN ( WAHYU) TENTANG KAUSALITAS
Ahli tafsir atau mufassir mentafsirkan makna sebab-akibat sebagai
pengetahuan ( ‘ilm ) hal ini berdasarkan dari Qur’an surat al-Kahfi yang
menceritakan tentang Dhu al-Qarnayn: ” sesungguhnya kami mendirikan
kekuasaan di bumi dan kami telah memberikan kepadanya (pengetahuan tentang)
sebab dari segala sesuatu.” tetapi mereka memiliki interpretasi yang berbeda
tentang jenis pengetahuannya. Menurut Ibn Abbas, sebab adalah tentang cara dan
tempat.2 Mengacu pada penafsiran Ibn Kathir yang menegaskan bahwa sebab
adalah pengetahuan tentang Bahasa, karena Bahasa adalah sebab yang
memungkinkan penaklukkan setiap suku.3
Makna yang tersirat ialah bahwa tuhan memberikannya pengetahuan
tentang Sebab untuk memenuhi tujuannya ( maqshad ). Semua interpretasi ini bisa
dipahami dengan Tuhan menciptakan dalam pikiran dhul Qarnayn pengetahuan
atau sebab tentang bagaimana mendapatkan kekuatan atas timur dan barat. Hal ini
memiliki makna tersirat bahwa Tuhan adalah sebab langsung dari datangnya
pengetahuan yang ada pada Dhul Qarnayn. Oleh karena itu dijelaskan bahwa
Tuhan adalah sebab dari berbagai sebab dan Tuhan adalah sebab yang utama dari
berbagai kejadian.
Kausalitas dan Worldview Al-Qur’an
Mengacu pada konseptual yang ada pada al-qur’an gagasan kausalitas
menyatu pada pandangan atau worldview islam, terkait pada worldview sangat
penting untuk diingat bahwa konsep kausalitas pada Qur’an dapat ditelusuri pada
konsep bab ilahi. Dalam konsep tersebut terdapat konsep penciptaan. Karena
acuan yang datang dari tatanan adikodrati wujud dan tuhan. Berbeda diametral
dengan pandangan barat ataupun worldview jahiliyah pandangan mereka tentang
adanya kosmos dan lainnnya.
Bergeser dari pembentukan worldview kolaborasi konsep kausalitas dalam
al-Qur’an pada dua tema focus: sebab-akibat dalam pristiwa alam dan tindakan
manusia. Tema besar yang pertama pada peristiwa alam yang membawa konsep
realiatas dan tema yang kedua berkaitan pada hakikat manusia, takdirnya,
kebebasan manusia dan kemampuannya dalam menangkap realitas dan kebenaran4
5
Zarkasyi, Hamid Fahmy, Kausalitas: Hukum Alam atau Tuhan, hal. 169
KESIMPULAN
Kalangan falasafah menggunakan sisitem emtafisika tertentu. Berbeda
dengan al-Ghazali yang menerapkan penafsiran dirinya sendiri. Teori al-Ghazali
tentang hubungan sebab-akibat di dunia fenomenal itu berbasis dengan
worldview. Konsep al-Ghazali tentang kausalitas yang lebih luas dengan konsep
penciptaan. Keyakina sangan penting yang menjadi elemen penentu pada
pandaangan seseorang. Bahwa sumber nilai moral bukan hanya kesepakatan
manusia melainkan juga kehendak tuhan dan tuhan adalah nilai tertinggi. Pada
pembahasan ini menjelaskan bagaimana al-Ghazali berpendapat dan mengkritik
tentang konsep sebab-akibat. Dengan dasar pandangan islam, menjelaskan bahwa
konsep tuhan sebagai pelaku dalam konsep penciptaan menjadikan konsep sebab
yang dikatakan ikut serta dalam konsep al-Ghazali. Karena karakter tuhan begai
sebab tanpa sifat akan menegarkan kembali teori emnasi sehubung dengan sifat
dan kekuasaan tuhan yang begitu luas , karena konsep penciptaan (sebab-akibat)
menjadikan kebenaran niscaya yang mengungkapkan prinsip penciptaan yang
terus-menerus yang bergantung pada tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Fairuzzabadi, al-Shafi’i, Tanwir al-Miqbas min Tafsir ibn ‘Abbas, (Beirut: Dar al-
Ishraq, 1988) hal,291
Ibn Kathir, Tasir Al-Qur’an al-Azim, M. Ibrahim al-Banna ( Damaskus: Dar al-
Akhyar,1991) hal. 113
Zarkasyi, Hamid Fahmy, Kausalitas: Hukum Alam atau Tuhan, (UNIDA Gontor
Press, Ponorogo) cetakan 1, hal. 2