Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penjelasan RPS, Penjelasan Konsep Manajemen Organisasi Dan Penjelasan Tugas


Kelompok Dan Individu
Kontrak perkuliahan Manajemen organisasi ini berupa penjelasan singkat tentang
mata kuliah ini dan apa-apa saja yang dibahas pada Manajemen oeganisasi ini, juga
dijelaskan tentang nilai-nilai yang harus dicapai peserta didik pada mata kuliah ini, seperti:
Quis 10%, Tugas 25%, Partisipasi pembelajaran 20%, Ujian tengan semester 20% dan Ujian
akhir semester 25%, dengan jumlah total keseluruhannya 100%. Pada awal pertemuan ini
juga dijelaskan tentang Rencana pembelajaran semester (RPS), ruang lingkup Manajemen
organisasi, ketentuan perkuliahan, dan segala tugas kelompok maupun individu. Dijelaskan
juga diawal pertemuan ini bahwa Manfaat dari Manajemen organisasi adalah untuk menata
seluruh hal disegala bidang pekerjaan.
Ruang lingkup dari Manajemen organisasi adalah perusahaan, lembaga-lembaga,
institusi-institusi, sarana, finansial, fartner kerja atau stake holder (siapa-siapa yang bisa
(penjualan/pemasaran), produk (pendidikan/ilmu). Pada pertemuan ini Mahasiswa juga
diajarkan tata cara pembuatan makalah yang benar mulai dari penulisan cover, kata
pengantar, daftar isi, bab 1, bab 2, bab 3 bahkan sampai daftar pustaka semua diajarkan cara
pembuatannya yang baik dan benar serta langsung digambarkan dipapan tulis.
B. Konsep Dasar Manajemen Organisasi
Konsep dasar Manajemen organisasi adalah meliputi POAC (planning, organizing,
actuating, and controlling). Hal-hal yang harus diselesaikan dalam Manajemen organisasi
adalah berupa perencanaan tugas, penetapan tugas, pelaksanaan tugas, pengawasan tugas,
evaluasi tugas, orientasi perusahaan (untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya).
Proses penyelesaian harus dilakukan bersama-sama, bertujuan untuk mempermudah
pekerjaan, untuk meningkatkan mutu kinerja, untuk meningkatkan wilayah produktivitas
perusahaan, orientasi untuk mencapai tujuan perusahaan, dan juga untuk perluasan bisnis.
Cara-cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia
2. Memberikan arahan kinerja sesuai dengan keahliannya
3. Menambah alat bantu berupa teknologi, computer dan lain sebagainya
4. Selalu melakukan pelatihan dan evaluasi disetiap akhir pertemuan atau akhir bulan.

1
Semua itu harus dilakukan agar terselesainya tugas sesuai dengan yang diharapkan
perusahaan. Marketting mix meliputi Product (produk), price (harga), place (tempat),
promotion (pemasaran) atau biasa disingkat dengan PPPP.
Manajer

T eoer p
L oi dwd l
M

Ada beberapa organisasi yang terstruktur tapi tidak dalam naungan lembaga hukum
yaitu seperti PT, CV, UD, BUMN dan lain-lain. Ada juga beberapa organisasi yang tidak
terstruktur tapi tidak dibawah naungan hukum seperti wirid yasin dan lain-lain. Ada juga
beberapa organisasi yang terstruktur dan dibawah naungan lembaga hukum seperti UIN, RS
Pringadi dan lain-lain.
C. Fungsi Dasar Manajemen Organisasi
1. Planning (Perencanaan) berfungsi sebagai berikut:
 Untuk menetapkan aktifitas yang ada didalam perusahaan
 Untuk menetapkan jenis produk yang dibidangi
 Untuk dijadikan contoh atau acuan kegiatan yang akan dilaksanakan
 Sebagai orientasi perusahaan secara jelas dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
2. Organizing (Pembagian tugas) berfungsi sebagai berikut:
 Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan
 Untuk memberikan peluang bagi kinerja yang memiliki kompetensi
 Untuk meminimalisir pekerjaan
 Untuk meminimalisir masalah pekerjaan
 Untuk meningkatkan mutu atau kualitas kinerja.
3. Actuating (Penggerakan/pelaksanaan) berfungsi sebagai berikut:
 Agar perencanaan dapat terlaksana dengan baik
 Untuk menjalankan sebuah sistem yang terstruktur
 Untuk menghasilkan produk yang direncanakan oleh perusahaan
 Untuk meningkatkan kualitas produk

2
 Untuk menghasilkan mutu produk, mutu kinerja dan mutu perencanaan
 Untuk meningkatkan hubungan sistem perusahaan terhadap fartner kerja,
SDM dan konsumen
 Sebagai orientasi perusahaan yang telah terlaksana dan mendapatkan hasil
yaitu profit.
4. Controlling (Pengawasan/evaluasi tugas/pekerjaan) berfungsi sebagai berikut:
 Agar pelaksanaan perencanaan tugas/pelaksanaan kerja benar-benar
dilaksanakan
 Untuk meninjau hasil produksi produk
 Untuk meninjau hasil pelaksanaan produk
 Untuk peningkatan kinerja yang dihasilkan
 Untuk menghasilkan produk yang bermutu
 Untuk menghasilkan kinerja yang berprestasi tinggi
 Orientasi perusahaan sesuai dengan pencapaian target untuk dimasa
mendatang.
D. Pemotivasian (Motivation)
Adapun beberapa fungsi dari pemotivasian adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan mutu kinerja yakni:
 Diberikan tunjangan tahunan
 Diberikan gaji yang sesuai
 Diberikan konpensasi berupa bonus (intensif)
 Diberikan asuransi kesehatan
2. Untuk memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kerja
3. Dapat dijadikan dorongan/semangat kerja, yakni:
 Karir
 Jabatan (naik pangkat)
 Disekolahkan
4. Untuk mencapai nilai kompetensi tinggi
5. Untuk mendeskripsikan kinerja yang memiliki keahlian khususn seperti:
 Skill (ilmu teknologi dan lain-lain)
 Seni lukis, seni suara dan lain-lain.
6. Meningkatkan produktivitas kinerja sumber daya manusia
7. Untuk mencapai orientasi perusahaan
8. Pencapaian target perusahaan dalam jangka panjang ataupun jangka pendek
3
9. Peningkatan pendapatan yang mengungguli yaitu profit.
E. Kepemimpinan (Leadership)
Beberapa gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
 Teori genetis yaitu keturunan contohnya kerajaan dan lain-lain
 Teori sosial yaitu kepemimpinan yang lebih mengutamakan sistem kepemimpinan
yang merangkul
 Teori ekologis yaitu gaya kepemimpinan yang memiliki bakat.
Jenis-jenis dari gaya kepemimpinan adalah:
 Otoriter yaitu jangka pendek
 Demokratis yaitu jangka panjang (5-25 tahun)
 Bebas yaitu kuantitas (uang).
Gaya kepemimpinan berdasarkan pribadi adalah sebagai berikut:
 Karismatis yaitu lebih mengutamakan karakter/daya tarik, pada umumnya lebih
mengutamakan penampilan dari pada IQ, biasanya digunakan oleh artis/penyanyi
 Diplomatis yaitu bersifat kritis, biasanya banyak terdapat diperkuliahan
 Otoriter yaitu pencapaian prestasi
 Moralis yaitu mengutamakan etika.
F. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia menurut Marihot tua adalah aktivitas yang dapat
dilakukan untuk merangsang, mengembangkan, memotivasi dan memelihara kinerja yang
tinggi dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia secara macro itu dilihat dari
kuantitasnya. Defenisi secara micro adalah bentuk perencanaan yang dibuat sesuai struktur
organisasi sesuai dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan.
1. Rancangan organisasi
HRD adalah mencatat segala yang bersangkutan dengan perusahaan. Adapun
beberapa hal yang termasuk tugas HRD adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan sumber daya manusia
 Recruitman (pencarian tenaga kerja)
 Training (diberi pelatihan)
 Pendelegasian yaitu pemberian tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
b. Analisis
c. Rancangan Pekerjaan yaitu mencatat segalanya sesuai dengan jabatan atau
kedudukannya.
2. Staffing (Pegawai tetap)
4
 Rekrut
 Pengarahan (Affirmative action)
 Promosi yaitu liniernya duduk dimana sesuai ijazah/kemampuannya, dan
biasanya akan ada pemindahan jabatan dalam jangka waktu 2 tahun untuk
SDM dipemerintahan yang bukan kepala-kepalanya, atau biasa disebut
separasi (pemindahan selevel)
 Pelayanan-pelayanan out placement yaitu memberikan pelayanan pokok
atau primer yang mutlak kepada siapa saja
 Pengangkatan, terbagi beberapa yaitu linear (sesuai aturan perusahaan),
dini (sesuai target dan bisa jadi karena buka cabang), pengangkatan yang
dilakukan karena staff awal meninggal dan lain-lain.
 Metode seleksi pekerja (diberi ujian).
3. Sistem reward (tunjangan) berupa:
 Program keamanan yaitu pematuhan peraturan, berupa security, ada
ruangan yang nyaman dan lain-lain
 Pelayanan kesehatan (medis), berupa Askes, BPJS, dan ada pemeriksaan
kesehatan gratis
 Prosedur pengaduan atau disiplin, seperti yang tidak tepat waktu atau tidak
mengikuti aturan maka diadukan ke pihak yang berwenang
 Administrasi (pembukuan)
 Kompensasi (gaji)
 Pengupahan (gaji kepada buruh harian, atau mingguan)
 Administrasi tunjangan asuransi semisal pembukuan berupa Jasa raharja
dan lain-lain
 Rencana-rencana pembagian keuntungan atau pensiun berupa bonus atau
biaya hidup pensiun
 Hubungan-hubungan kerja antara direksi kepada bawahan ataupun sesama
bawahan.
4. Manajemen performansi berupa:
 Penilaian melalui pengawasan HRD
 Program produktivitas (apakah aktif atau tidak)
 Penilaian yang fokus pada klient.
5. Pengembangan pekerja dan organisasi
6. Komunikasi dan relasi public.
5
Dalam hal ini digambarkan juga struktur organisasi dalam perusahaan sebagai berikut:

G. Manajemen Kinerja
Prinsip dasar manajemen kinerja adalah sebagai berikut:
 Strategis yaitu membahas masalah kinerja lebih luas, lebih urgent dengan tujuan
jangka panjang atau biasa diartikan cara-cara ataupun strategi.
 Holistik yaitu bersifat menyeluruh, semuanya menjadi satu-kesatuan.
 Terintegrasi yaitu satu arah/linier/sejalan.
 Umpan balik (keuntungan) yaitu segmen pasarnya jelas
 Pengukuran yaitu mengukur kemampuan kinerja sesuai dengan daya ukurnya.
Kalau daya ukur berupa produk, desain, harga dan lain-lain.
 Menciptakan budaya.
H. Ujian Tengah Semester
Ujian tengah semester adalah salah satu kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.
Evaluasi ini adalah pemberian nilai terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerima,
memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum dan
pelajaran yang sudah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dan keterampilannya. Adapun
beberapa soal Ujian tengah semester yang keluar adalah sebagai berikut:
a. Jelaskan bagaimana proses manajemen yang baik dilaksanakan oleh seorang manajer
menurut Schermanhorn!

6
b. Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga, jelaskan secara terperinci dan berikan
contohnya dari ketiga jenis perencanaan tersebut!
c. Sebutkan bagaimana sebuah perusahaan melakukan tahap proses pengawasan didalam
setiap pekerjaan!
d. Sebutkan apasaja yang menjadi syarat seorang pemimpin yang baik, jelaskan secara
terperinci!
e. Apa yang dimaksud dengan teori motivasi hierarki Abraham Maslow, jelaskan secara
terperinci dan berikan contohnya masing-masing!
f. Jelaskan dan sebutkan ruang lingkup dari manajemen sumber daya manusia!
g. Apa yang dimaksud dengan manajemen kinerja secara:
a) Holistik
b) Terintegrasi
c) Umpan balik
d) Pengukuran.
I. Organisasi, Perilaku Organisasional
Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu organon yang berarti alat.
Organisasi adalah sesuatu perencanaan yang dilakukan oleh orang ataupun sekelompok orang
sesuai dengan visi misi perusahaan untuk mencapai target yang ditentukan. Adapun beberapa
unsur dari organisasi adalah sebagai berikut:
 Sistem
 Pola aktivitas atau perencanaan
 Adanya sekelompok orang
 Orientasi atau tujuan harus jelas
Adapun cirri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:
 Saling mengenal
 Adanya kegiatan yang berbeda-beda
 Setiap orang memberikan kontribusi
 Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
 Adanya tujuan yang ingin dicapai yaitu berupa profit.
Beberapa prinsip organisasi adalah sebagai berikut:
 Harus mempunyai tujuan yang jelas
 Prinsip skala hierarki
 Prinsip pendelegasian wewenang
 Prinsip tanggung jawab
7
 Prinsip pembagian pekerjaan
 Prinsip rentang pengendalian
 Prinsip fungsional
 Prinsip pemisahan (memisahkan tugas sesuai bidang)
 Prinsip keseimbangan
 Prinsip fleksibilitas
 Prinsip kepemimpinan, syaratnya: sehat, memiliki kualitas kinerja, memiliki
visi misi dan lain-lain.
J. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan antar hubungan satuan-satuan organisasi yang
didalamnya terdapat pemimpin, tugas serta wewenang masing-masing yang mempunyai
peranan tertentu dalam kesatuan untuk mencapai tujuan organisasi. Kompleksitas adalah
gambaran tentang tingkat diferensiasi pada sebuah organisasi. Formalisasi adalah peraturan
yang tertulis maupun yang tidak tertulis,beberapa dimensi dalam formalisasi adalah sebagai
berikut:
 Peranan
 Hubungan kekuasaan (tingkatan atau struktur perusahaan)
 Proses komunikasi
 Prosedur-prosedur
 Norma dan sanksi (peraturan dan kebijaksanaan)
Sentralisasi merujuk pada tingkat dimana pengambilan keputusan disentralisasi pada
suatu pimpinan didalam organisasi. Ukuran organisasi adalah menentukan besarnya jumlah
anggota yang berhubungan dengan pemilihan cara pengendalian kegiatan dalam usaha
mencapai tujuan. 5 Dimensi utama adalah sebagai berikut:
 Tangibles berupa bukti langsung (fasilitas fisik)
 Reliability berupa kemampuan dalam memberi pelayanan
 Responsiveness berupa keinginan para staff untuk membantu
 Assurance berupa resiko dan keraguan
 Empathy berupa kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan
lain-lain.
Adapun struktur organisasi dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

8
K. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan sebuah sistem yang dijalankan oleh seorang pimpinan
atau sekelompok orang dalam perusahaan tersebut sesuai dengan visi misi dengan tujuan
mencapai profit diperusahaan. Budaya organisasi juga merupakan hasil/out put organisasi.
Bentuk atau unsur-unsur budaya adalah sebagai berikut:
 Monoculture yaitu individu atau kelompok berfikir sama sesuai dengan norma budaya
yang sama, dicirikan ekstrem (Fanatik dan fundamentalis). Contohnya otoriter,
kepemimpinan yang nepotisme.
 Superordinate culture merupakan subkultur terkoordinasi yakni setiap individu yang
bergerak dengan keyakinan dan nilai-nilai, gagasan dan sudut pandang sendiri, namun
bekerja dalam satu organisasi dan semua termotivasi. Contohnya arahan yang
dilakukan setiap hari.
 Divisive culture merupakan bentuk yang memecah belah karena setiap individu
memiliki agenda dan tujuan. Contohnya seorang pemimpin yang melakukan arahan
kepada bawahannya guna menghindari miss communication.
 Disjunctive culture yaitu yang diindikasikan dengan pemecahan organisasi secara
eksplosif atau menjadi unit budaya individual. Contohnya ada wibawa atau bakat
didalam dirinya untuk menjadi seorang pemimpin.
L. Perubahan Organisasi

9
Perubahan adalah sesuatu yang lama menjadi baru, yang ada menjadi tidak ada, dan yang
tidak ada menjadi hilang. Ada beberapa perubahan pada sebuah organisasi/perusahaan yang
bersifat positif, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Adanya peningkatan kualitas kinerja
 Adanya peningkatan karir
 Adanya peningkatan pendapatan
 Adanya peningkatan jabatan
 Adanya penambahan SDM
 Adanya perubahan sistem
 Adanya tambahan anak cabang perusahaan
 Dan lain-lain
Adapun beberapa perubahan pada perusahaan yang bersifat negatif adalah sebagai
berikut:
 Mengalami penurunan
 Target yang tidak tercapai
 Pekerjaan yang berantakan
 Sumber daya manusia yang tidak disiplin
 Timbulnya nepotisme yang bersifat tidak baik.
Adapun beberapa bahaya kalau perusahaan tidak melakukan adalah sebagai berikut:
 Data-data perusahaan bisa dicuri atau ditiru oleh perusahaan lain
 Konsumen akan lari
Perubahan ada yang terkait pada internal dan ada juga yang terkait pada eksternal.
Yang terkait pada internal adalah perubahan struktur organisasi, dan peningkatan kuantitas
dan kualitas pekerjaan. Perubahan yang terkait dengan eksternal adalah perusahaan itu
dengan perusahaan lainnya.
M. Pengambilan Keputusan
Pada pertemuan ini, dijelaskan tentang materi pengambilan keputusan. Yang mana
materi tentang bagaimana proses pengambilan keputusan, dan juga dasar pengambilan
keputusan. Rasional: pengambilan keputusan berdasarkan akal
1. Proses pengambilan Keputusan
Keputusan akhir ada di manajemen puncak atau CEO, berawal dari uunit manajer, kemudian
manajer fungsional, setelah disetujui manajer fungsional kemudian kupusan akhirnya berada
di manajer pncak. Jika keputusan sudah di ambil oleh manajer puncak, maka tidak dapat
diganggu gugat lagi. Contohnya: produk sabun lifeboy maka sebelum menyetujui produk
10
tersebut, diadakan pertimbangan-pertimbangan, baik itu dari bahan bakunya, dananya,
kemudian pemasarannya, peluang seberapa besar keuntungannya, dan jika setelah melalui
berbagai pertimbangan tapi produk terduga menguntungkan, maka produk sabun lifeboy akan
di produksi.
Adapun untuk mengatasi masalah perbedaan minat konsumen, maka diadakanlah solusi
alternatif, yang mana solusi alternatif ini ialah jalan lain untk mengatasi perbedaan minat
konsumen atau masyarakat. Contohnya: menu utama yang disediakan adalah ayam sambal,
tetapi juga harus menyediakan telur sambal, nah pada saat dihidangkan maka yang paling
utama adalah ayam sambal, jika setelah dihidangkan ada yang tidak menyukai ayam tersebut,
maka dihidangkanlah telur sambal. Yang mana posisi telur sambal disini ialah sebagi solusi
alternatif.
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry:
a. Intuisi: jika diterapkan perusahaan kurang baik, karena tidak menggunakan logika.
Hal positif dari intuisi: pengambilan keputusan lebih cepat, sementara dalam bisinis
tidak bleh mengambil keputusan secara mendadak.
b. Pengalaman: mengambil keputusan berdasarkan pengalaman termasuk cara yang baik
bagi perusahaan dalam memutuskan sesuatu.
c. Fakta: pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memeberi keputusan yang
sehat, dan solid, baik.
d. Wewenang: pengambilan keputusan berdasarkan tugas.
N. Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi bisa juga diartikan sebagai saluran komunikasi dalam organisasi,
misalnya komunikasi formal melalui rantai komando, komunikasi informal, kotak saran, atau
prosedur penyelesaian konflik. Sebenarnya kalau ditelusuri istilah komunikasi ini berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata communicare atau communis yang berarti sama (common) atau
menjadi milik bersama. Secara umum komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang
atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Ada 3 unsur utama dari defenisi komunikasi yang luas dan komperhensif yaitu:
1. Komunikasi harus dipandang sebagai suatu proses
2. Pengiriman informasi, arti dan pengertian
3. Mencakup aspek manusia dan bukan manusia.
Adapun beberapa unsur komunikasi adalah sebagai berikut:
11
1. Komunikator/pengirim/sender
2. Komunikan/penerima/receiver
3. Saluran/media/channel.
Adapun tahap-tahap berkomunikasi adalah sebagai berikut:
1. Tahap idea
2. Tahap encoding
3. Tahap pengiriman
4. Tahap penerimaan
5. Tahap decoding
6. Tahap tindakan.
Komunikasi dalam organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi, dan proses pengorganisasian, serta budaya
organisasi.
O. Persentase Makalah
Persentase adalah kegiatan berbicara didepan orang banyak atau salah satu bentuk
komunikasi. Persentase adalah topik pengajuan kegiatan, pendapat atau informasi kepada
oranglain. Pada pertemuan ke-15 ini Mahasiswa diminta untuk mempersentasekan
makalahnya didepan kelas,dengan menjelaskan nya secara terperinci.
P. Ujian Akhir Semester
Ujian akhir semester adalah salah satu kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.
Evaluasi ini adalah pemberian nilai terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerima,
memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum dan
pelajaran yang sudah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dan keterampilannya.

12
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penjelasan RPS Penjelasan Konsep Manajemen Organisasi Dan Penjelasan Tugas


Kelompok Dan Individu
Kontrak perkuliahan Manajemen organisasi ini berupa penjelasan singkat tentang
mata kuliah ini dan apa-apa saja yang dibahas pada Manajemen oeganisasi ini, juga
dijelaskan tentang nilai-nilai yang harus dicapai peserta didik pada mata kuliah ini, seperti:
Quis 10%, Tugas 25%, Partisipasi pembelajaran 20%, Ujian tengan semester 20% dan Ujian
akhir semester 25%, dengan jumlah total keseluruhannya 100%. Pada awal pertemuan ini
juga dijelaskan tentang Rencana pembelajaran semester (RPS), ruang lingkup Manajemen
organisasi, ketentuan perkuliahan, dan segala tugas kelompok maupun individu. Dijelaskan
juga diawal pertemuan ini bahwa Manfaat dari Manajemen organisasi adalah untuk menata
seluruh hal disegala bidang pekerjaan.
Ruang lingkup dari Manajemen organisasi adalah perusahaan, lembaga-lembaga,
institusi-institusi, sarana, finansial, fartner kerja atau stake holder (siapa-siapa yang bisa
(penjualan/pemasaran), produk (pendidikan/ilmu). Pada pertemuan ini Mahasiswa juga
diajarkan tata cara pembuatan makalah yang benar mulai dari penulisan cover, kata
pengantar, daftar isi, bab 1, bab 2, bab 3 bahkan sampai daftar pustaka semua diajarkan cara
pembuatannya yang baik dan benar serta langsung digambarkan dipapan tulis. Adapun
beberapa tujuan instruksional dalam penjelasan kontrak kuliah maupun RPS adalah sebagai
berikut: menjelaskan peranan dan fungsi kontrak perkuliahan dalam proses belajar mengajar
di kelas dan Menjelaskan pengertian kontrak perkuliahan dan hubungannya dengan prinsip
belajar mahasiswa serta Menjelaskan langkah-langkah penyusunan kontrak perkuliahan.
Beberapa manfaat/relevansi kontrak perkuliahan atau RPS adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan peranan dan tanggungjawab mahasiswa Salah satu kesulitan terbesar
yang dihadapi mahasiswa adalah membagi waktu dengan baik. Apabila mahasiswa
mengetahui apa yang diharapkan dilakukan olehnya dan dalam kerangka waktu yang
baik, kemungkinan besar mereka akan berusaha menyelesaikan tugas-tugas pada
waktunya dan mempersiapkan diri untuk ujian;
2. Meningkatkan efisiensi belajar Kontrak perkuliahan dalam bentuk yang lengkap berisi
penjelasan secara garis besar untuk setiap pertemuan. Dengan mengerti lebih dahulu
apa yang akan dibahas, mahasiswa mempunyai kerangka berpikir untuk mencerna dan
menanggapi apa yang akan dibahas dalam kuliah. Dalam kuliah, mahasiswa sering

13
sibuk menulis apa yang dikuliahkan dosen. Mereka cenderung menulis apa saja yang
dikatakan dosen, atau mencatat informasi yang justru kurang penting. Dengan
demikian, pokok-pokok utama kuliah justru tidak dimengerti dengan baik. Apabila
dosen menggunakan overhead transparency (OHT) atau LCD dalam mengajar dan
hard copy transparency tersebut dapat disertakan dalam kontrak perkuliahan, akan
membantu mahasiswa dalam membuat catatan kuliah dan menangkap pokok-pokok
penting dari konten perkuliahan.
3. Manfaat lainnya adalah pengayaan materi kuliah tidak hanya datang dari dosen, tetapi
juga akan datang dari mahasiswa dan akan bersifat saling mengisi yang bersifat
akumulatif. Inilah yang kemudian disebut touch of class.
B. Konsep Dasar Manajemen Organisasi
Menurut Syafaruddin dan Anzizhan dalam bukunya Psikologi organisasi dan
manajemen (2017) Organisasi merupakan sejumlah orang yang bekerja sama dalam mencapai
tujuan bersama, maka manajemen adalah usaha menggerakkan orang yang ada dalam
organisasi agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Roem Topatimasang dan Russ
Dilts dalam buku Manajemen Organisasi Nirlaba, (1988) menerangkan bahwa organisasi juga
dapat diartikan sebuah bagian dari suatu sistem yang lebih besar (masyarakat) yang akan
mempengaruhi sistem, dan organisasi itu merupakan salah satu bagian (sub-sistem) nya.
Organisasi menjadi wadah bagi berlangsungnya manajemen. Dikemukakan bahwa
“Management as a process of getting things done through and with people operating in
organize group”. Dari pendapat ini dipahami bahwa manajemen adalah proses melakukan
usaha memperoleh tindakan melalui pekerjaan orang dalam kesatuan kelompok. Menurut R
Wayne Mondy dan Shane R Premaux dalam buku Management: concepts, practices and
Skills, (1995) makna yang hampir sama juga dijelaskan bahwa “Management is the process
of getting things done through the efforts of other people”. Dapat dipahami bahwa
manajemen adalah proses memperoleh suatu tindakan memperoleh suatu tindakan melalui
usaha orang lain. Tegasnya, kegiatan manjemen selalu saja melibatkan alokasi dan
pengendalian uang, sumber daya manusia, dan fisik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sebagai ilmu, manajemen memiliki pendekatan distemik yang selalu digunakan dalam
memecahkan masalah. Pendekatan manjemen bertujuan untuk menganalisis proses,
membangun kerangka konseptual kerja, mengidentifikasi prinsip-prinsip yang mendasarinya
dan membangun teori manajemen dengan menggunakan pendekatan tersebut.
Karena itu, manajemen adalah proses universal berkenaan dengan adanya jenis
lembaga, berbagai posisi dalam lembaga, atau pengalaman pada lingkungan yang beragam
14
luasnya antara berbagai persoalan kehidupan. Teori manajemen adalah sebagai suatu cara
pengorganisasian pengalaman bahwa dalam praktiknya dapat dibuktikan melalui penelitian,
percobaan pengalaman, dan prinsip-prinsip serta pengajaran hal-hal fundamental dalam
proses manajemen. Dalam kajian ini manajemen adalah seluruh usaha dalam
mendayagunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien adalah muara
semua perilaku manajerial. Disini perilaku individu yang melakukan aktivitas secara efektif
akan menentukan efektivitas organisasi secara totalitas. Drucker menjelaskan bahwa
manajemen harus memfokuskan kegiatan atas hasil dan kinerja organisasi. Tugas pertama
manajemen adalah mendefenisikan hasil apa dan kinerja yang diberikan organisasi melalui
orang-orang yang bekerja. Tugas khusus manajemen untuk mengorganisasi sumber daya dari
berorganisasi bagi pencapaian hasil diluar organisasi.
Pada dasarnya suatu fungsi adalah jenis aktifitas kerja yang dapat diidentifikasi dan
dibedakan dari pekerjaan lain. Disini muara proses dan aktivitas manajemen adalah mencapai
efektivitas. Karena itu, fungsi manajemen yang melalui sejumlah proses dan aktivitas dalam
organisasi adalah mempertemukan efektifitas individu manajer dan pekerja, efektivitas
kelompok (unit tugas), dan efektivitas organisasi (totalitas sistem) yang bermuara kepada
pencapaian tujuan akhir organisasi. Setidaknya tujuan yang dicapai adalah produksi
berkualitas tinggi, pelayanan yang baik, dan kepuasan kerja pada pegawai. Jadi, berbagai
dimensi yang mendorong pencapaian efektivitas individu, kelompok dan organisasi saling
terkait sebagai suatu kesatuan yang bersifat sistemik. Apalagi konsep organisasi sebagai
sistem sosial memang telah memberikan kontribusi penting bagi kelangsungan hidup
organisasi dalam berbagai jenis dan aktivitas untuk kesejahteraan umat manusia.
Dengan demikian efektivitas individu dan kelompok akan menentukan derajat
efektivitas organisasi. Menurut Syafaruddin dan Anzizhan dalam bukunya Psikologi
organisasi dan manajemen (2017) Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Efektivitas Efektivitas Efektivitas


Individu Kelompok Organisasi

Penyebab:
Penyebab:
Penyebab:
 Lingkungan
 Kemampuan
 Kohesivitas  Teknologi
 Keterampilan
 Kepemimpinan  Pilihan
 Pengetahuan
 Struktur strategic
 Sikap
 Status peran  Struktur
 Motivasi  Norma  Proses
 Stress
 Budaya
15
Sasaran yang dicapai dalam proses manajemen adalah efektivitas individu, kelompok,
dan organisasi. Penjelasan diatas mengungkapkan bahwa pencapaian efektivitas individu
dipengaruhi oleh faktor kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap, motivasi dan stress.
Sementara efektivitas kelompok dipengaruhi oleh kohevitas, kepemimpinan, struktur, status
peran dan norma. Adapun efektivitas organisasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan
teknologi, pilihan strategic, struktur, proses dan budaya.
Proses manajerial berlangsung dalam proses perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan/pengendalian. Didalam proses ini, para manajer menjalankan
peran internasional, peran pengambilan keputusan, dan peran informasional. Disini
ditegaskan bahwa sifat dasar dari pekerjaan manajerial adalah mengordinasikan pekerjaan
individu, kelompok dan organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi manajemen, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan sehingga tercapai efektivitas
individu, kelompok dan organisasi. Kontribusi manajemen terhadap efektivitas organisasi
menurut Syafaruddin dan Anzizhan dalam bukunya Psikologi organisasi dan manajemen
(2017) digambarkan sebagai berikut:

Fungsi manajemen: Pengkoordinasian Untuk mencapai:


perilaku:
 Perencanaan  Efektivitas individu
 Pengorganisasian  Individu  Efektivitas kelompok
 Kepemimpinan  Kelompok  Efektifitas organisasi
 Pengendalian  Organisasi

Begitupun fungsi manajemen dapat saja berkembang sesuai dengan proses


pengambilan keputusan yang sebenarnya dapat dimasukkan kedalam perencanaan,
penempatan personel dapat masuk dalam pengorganisasian, koordinasi, dan pelaksanaan
kegiatan. Perbedaan fungsi manajemen yang dijalankan terkait dengan harapan sus orang-
orang yang melaksanakan manajemen pada setiap organisasi. Penekanan terhadap peran
utama pencapaian sasaran adalah sebagai kriteria bagi penilaian efektivitas. Maka aktivitas
organisasi terlihat dari kinerja yang dicapai personel organisasi, dan berbagai kelompok atau
unit yang ada dalam organisasi tertentu. Seluruh proses manajerial mencakup seluruh
aktivitas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan menjadi efektif
manakala para manajer staff dan pegawai menampilkan kinerja tinggi sehingga menghasilkan
produktivitas tinggi dan pelayanan yang prima bagi pelanggan atau stakeholders.
C. Fungsi Dasar Manajemen Organisasi
16
1. Perencanaan (Planing)
Menurut Sarina Mardalena dalam buku pengantar manajemen (2017) Perencanaan
adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan
di masa yang akan datang dan penentuan strategis dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi. Untuk mendesain perencanaan organisasi dilakukan beberapa
pendekatan perencanaan, yaitu:
a. Pendekatan social demond: perencanaan harus disesuaikan dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat (sosial). Untuk organisasi profit dapat dilakukan dengan
memperbaiki, menyempurnakan, menjaga dan meningkatkan kualitas produknya agar
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen/masyarakat
b. Pendekatan man power (SDM): perencanaan organisasi harus selaras dengan
kebutuhan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang difokuskan pada
peningkatan kualitas SDM. Jadi perencanaan disini didasarkan pada pertumbuhan
sektor perekonomian bangsa dan negara. Di masa depan diprediksi akan dibutuhkan
tenaga kerja terampil dan berkualitas seta berkeahlian, terbuka lapangan kerja yang
bernilai ekonomis (kompensasi tinggi).
c. Pendekatan rote of return atau cost benefit ratio: yaitu perencanaan yang mendasarkan
pada teori produktivitas dan konsep keseimbangan antara keluaran dengan masukan.
Terdapat pula beberapa jenis perencanaan yaitu:
1) Perencanaan menurut fungsinya, meliputi perencanaan strategis dan perencanaan
operasional
2) Perencanaan menurut bentuknya: perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja,
perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan
program kegiatan (rencana kegiatan beserta jadwal)
3) Menurut Sutadji dalam buku perencanaan dan pengembangan (2009) Perencanaaan
menurut lingkup wilayahnya adalah perencanaan nasional yang mencakup wilayah
negara secara keseluruhan dan perencanaan regional seperti wilayah Indonesia Barat,
Tengah, atau Timur.
Menurut m. anang firmansyah dan budi mahardhika dalam buku pengantar
manajemen (2018) perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang ingin dikerjakan.
Membuat rencana harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tujuan perusahaan
b. Politik perusahaan
c. Prosedur
17
d. Budget
e. Program.
Suatu rncana yang baik harus meiliki sifat-sifat sebgai berikut:
a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang
b. Fleksibel
c. Mempunyai stabilitas
d. Ada dalam pertimbangan
e. Meliputi semua tindakan yang diperlukan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Sarina Mardalena dalam buku pengantar manajemen (2017)
Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian
tujuan organisasi. Adapun proses dan kegiatan pengorganisasian meliputi:
a. Pembagian kerja (division of work)
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk mencapai tujuan tentunya
telah ditentukan. Keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan
tersebut tentunya perlu disederhankan guna mempermudah pengimplementasiannya.
Upaya untuk menyederhanakan dari seluruh kegiatan dan pekerjaan menjadi lebih
sederhana dan spesipik disebut pembagian kerja.
b. Pengelompokan pekerjaan
Upaya yang dilakukan setelah pekerjaan dispesialisasikan adalah mengelompokkan
pekerjaan tersebut berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.
c. Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi
d. Koordinasi
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari berbagai
departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif.
3. Pengarahan (Controlling)
Menurut Sarina Mardalena dalam buku pengantar manajemen (2017) Pengarahan
adalah Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung
jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian (Actuating)
18
Menurut Serian Wijatno dalam buku pengantar enterpreneurship (2009) Pengendalian
adalah proses mengevaluasikan kinerja suatu organisasi serta mengambil tindakan-tindakan
koreksi yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tujuan pergerkan dalam
suatu oranisasi adalah usaha atau tindakan dari pimpinan dalam rangka menimbulkan
kemauan dan membuat bawahan tau pekerjaannya, sehingga secara sadar menjalankan
tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
D. Pemotivasian (Motivation)
1. Pengertian motivasi
Istilah motivasi bersumber dari kata dalam bahasa latin movere yang berarti
menggerakkan. Schermerhorn menambahkan bahwa motivasi adalah digunakan dalam teori
manajemen untuk menjelaskan kekuatan dalam diri seseorang yang menentukan tingkatan,
arah dan usaha yang tekun dan dikembangkan dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut
Miftah Toha dalam bukunya Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (2011)
kadang-kadang istilah motivasi ini dipakai silih berganti dengan istilah-istilah lainnya,seperti
misalnya kebutuhan (need), keinginan (want), dorongan (drive), atau inpuls. Orang yang satu
berbeda dengan lainnya, selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga bergantung
pada keinginan mereka untuk bekerja atau tergantung pada motivasinya. Adapun motivasi
seseorang ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri. Dorongan ini yang
menyebabkan mengapa seseorang itu berusaha mencapai tujuan baik sadar maupun tidak
sadar. Dorongan ini pula yang menyebabkan orang itu berprilaku, yang dapat mengendalikan
dan memelihara kegiatan-kegiatan dan yang menetapkan arah umum yang harus ditempuh
oleh seseorang tersebut.
Dapat ditegaskan, bahwa jika motivasi seseorang tinggi, maka dia akan bekerja keras
dalam pekerjaannya. Sebaliknya, seseorang yang tidak termotivasi tidak akan bekerja keras
atau giat dalam bekerja. Karena itu, seorang manajer efektif selalu memimpin atau
mengarahkan melalui motivasi dengan menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga orang-
orang merasa secara konsisten diinspirasi untuk bekerja keras. Sejatinya diakui banyak pakar
bahwa kebutuhan-kebutuhan menyebabkan kecenderungan tersebut yang mempengaruhi
sikap dan perilaku. Para manajer selalu berusaha untuk membantu personelnya merasa puas
terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan penting melalui pekerjaannya dan mencoba
mengurangi berbagai haambatan yang mungkin dapat kepuasan atas kebutuhannya. Karena
itu ada beberapa pertanyaan pokok dalam kaitan dengan motivasi, yaitu:
1. Apa yang menjadi penggerak kekuatan perilaku manusia?
2. Apa yang mengarahkan atau jaringan perilaku manusia?
19
3. Bagaimana perilaku terpelihara atau berkelanjutan.
Penjelasan lebih lanjutnya bahwa kerangka konsep diatas mengantarkan kepada
pemahaman tentang perilaku kerja individu. Kekuatan yang menggerakkan individu manusia
untuk melakukan sesuatu dalam cara tertentu dan mengarah pada kekuatan lingkungan
sehingga sering dapat dengan cepat bertindak dengan daya penggerak tersebut. Menurut
Weisinger ada empat sumber motivasi, yaitu:
1. Diri sendiri (pemikiran, stimulasi, perilaku sendiri, semua hal ini sudah merupakan
konsep yang dikenal).
2. Teman, keluarga, rekan kerja yang mendukung.
3. Mentor emosi (nyata atau fiktif).
4. Lingkungan kerja (udara, suara, cahaya dan pesan-pesan dikantor anda).
Keempat sumber motivasi ini sangat penting bagi seseorang dalam perilaku kerjanya.
Motivasi ini yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan dan menyelesaikan
sebagaimana tugas dan tanggungjawabnya. Mencermati teori motivasi, ada empat kategori
umum yang dikenal, yaitu:
1. Teori berbasis kebutuhan, menjelaskan teorimotivasi kerja dalam istilah dari
pengembangan untuk mencapai kepuasan kerja pegawai merupakan kebutuhan
penting ditempat kerja.
2. Teori berbasis kerja, tempat sebagai sumber dari motivasi yang utamanya dalam isi
pekerjaan yang menggerakkan pegawai.
3. Teori proses kognitif, menekankan keputusan dan pilihan yang pegawai membuatnya
ketika mereka menyediakan usaha mereka.
4. Pendekatan perilaku, menekankan prinsip-prinsip pembelajaran.
2. Jenis Motivasi
Kajian motivasi memiliki cakupan yang luas. Apalagi dilihat dari jenis motivasi.
Maslow membagi jenjang motivasi yaitu:
Fisiologis (lapar-haus)
Ketenangan dan keamanan
Cinta dan perasaan
Memiliki harga diri (prestasi dan pengakuan)
Aktualisasi diri (self actualization).
Teori Maslow ini tampaknya membuat pemahaman terhadap situasi industry, yang
menempatkan pekerja level rendah tampak lebih termotivasi oleh uang (kebutuhan makanan
dan pakaian), dan tidak banyak motivasi bekerja secara kreatif dalam pekerjaannya.
20
Sementara pada level pekerja tinggi, yang menempatkan pendapatan yang mencukupi tidak
memikirkan lagi kebutuhan rumah, tampak mengutamakan aktualisasi diri lebih penting.
Demikian juga dengan pekerja yang berada dalam level kebutuhan cinta dan rasa memiliki,
ketika terpenuhi baru meningkat ke level berikutnya mengejar prestasi kerja dan pengakuan.
Namun kadang-kadang pada sebagian pekerja sebenarnya, jika berada dalam level rendah
motivasi fisiologis adalah sukar menemukan peluang baginya untuk mewujudkan motivasi
mengekspresikan diri sehingga kepuasan kerjanya lebih meningkat. Motivasi adalah faktor
yang menentukan perilaku, dapat dikemukakan sebagai berikut:

Individu
 Dorongan
 Kekuasaan
 Emosi
 Insting
 Kebutuhan
 Kemauan
 Hasrat
 Keinginan
 Perasaan
 Patah hati
 Perjuangan
Lingkungan peristiwa Usaha Perilaku
Intensif
 Tujuan Kinerja
 Minat
 Maksud Lingkungan
 Sasaran rencana
 Aspirasi
 Sikap
 Nilai
3. Motivasi Dalam Kepemimpinan

21
Locke menegaskan bahwa motif adalah keinginan yang menggerakkan seseorang
untuk bertindak. Menurut Gibson para Manajer yang ingin menjadi efektif, teori motivasi
menyarankan bahwa:
 Tentukan kebutuhan apa yang menjadi pemicu keinginan menampilkan kinerja
kelompok dan perilaku individu
 Mampu mengirim imbalan bermakna yang membantu kebutuhan pegawai sehingga
merasa puas
 Mengetahui kapan mengirimkan imbalan yang sesuai untuk mengoptimalkan perilaku
berkinerja tinggi
 Tidak mengasumsikan bahwa kekurangan kebutuhan individu akan berulang dalam
diri mereka dengan pola yang teratur. Orang akan berubah disebabkan
pengalamannya, peristiwa kehidupan, budaya, dan perubahan lingkungan dan faktor
lain.
Steers mengemukakan pendapat McClelland yang menyatakan ada beberapa motif
kepribadian yang mendorong seseorang menjalankan proses kepemimpinan, yaitu:
a. Motif kekuasaan pribadi
Kebutuhan terhadap kekuasaan adalah berupa keinginan, karena itu efektivitas
kepemimpinan bergantung pada hal yang mendorong untuk mengusahakan atau
mewujudkan dari belakang. Seorang pemimpin dengan motif kekuasaan pribadi
mengusahakan kekuasaan sebagai suatu tujuan dalam dirinya.
b. Motif kekuasaan sosial
Seorang pemimpin dengan motif kekuasaan sosial menggunakan kekuasaan sebagai
tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau suatu pengaruh yang berbasis pada
visi. Motif seperti ini berguna dalam mengarahkan kemampuan untuk membangun
jaringan dan koalisi, mencapai kerja sama dengan yang lain, memecahkan konflik dalam
keadaan yang konstruktif dan menggunakan peran keteladanan untuk memengaruhi orang
lain.
c. Kejujuran dan integritas
Kejujuran dan integritas adalah keahlian individu, tetapi memiliki signifikansi khusus
bagi pemimpin. Tanpa kualitas ini, kepemimpinan adalah kurang tepat dan lebih
mengarah kepada kegagalan. Integritas adalah suatu kekuatan yang menghubungkan
antara perkataan dan tindakan. Kejujuran bermuara kepada kebenaran dan bukan
kebohongan.

22
d. Percaya diri
Pemimpin memerlukan rasa percaya diri untuk menangani berbagai masalah yang
harus dipecahkan dan dalam membuat keputusan efektif.
e. Stabilitas emosi
Sifat stabilitas emosional sangat penting karena ingin memecahkan konflik
interpersonal bila muncul dalamorganisasi. Pimpinan puncak yang merasa terdorong
menangani tidak hanya dengan cepat tetapi mampu menggunakan tim kerja dengan baik,
sehingga dapat mengendalikan emosi. Disini ditemukan pemimpin yang lemah lembut,
percaya diri dan dapat memprediksi keadaan krisis.
f. Kemampuan kecerdasan
Pemimpin membutuhkan kecerdasan yang mencukupi untuk memformulasikan
strategi yang cocok. Bahkan juga dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan
yang cocok diperlukan kecerdasan yang memadai bahkan bagi pemimpin harus mumpuni.
g. Pengetahuan Bisnis
Kebanyakan manajer secara umum berhasil karenamenghabiskan waktunya
menguasai masalah-masalah organisasi, sehingga dapat memecahkan masalah dan
mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
h. Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional akan membekali seseorang dengan kompetensi-kompetensi
untuk menghadapi kemalangan dan mempertahankan semangat hidup. Demikian juga
kecerdasan emosional membuat perbedaan bagaimana seseorang memberi tanggapan
terhadap konflik dan ketidakpastian.
E. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan memainkan peranan vital dalam keberlangsungan sebuah organisasi.
Kepemimpinan sering kali didefinisikan sebagai proses memengaruhi sebuah tim atu
kelompok dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.pada dasarnya, kepemimpinan berkaitan
dengan visi dan memberikan definisi berikutnya serta menggambarkan tujuan baik
memperkuat keyakinan akan tujuan manupun memotivasi orang untuk melakukan tindakan
yang sesuai. Werren Bennis mengungkapkan bahwa kepemimpinan dapat dirasakn dalam
sebuah organisasi. Kepemimpinan dapat memberikan langkah dan energi tersendiri bagi para
pekerja. Menurut Jono M Munandar dkk, dalam buku Pengantar Manjemen (2018)
menerangkan bahwa kepemimpinan berbeda dengan manajemen. Pemimpin tidak selalu
didiskusikan dalm konteks formal atau legal. Sebaliknya manajer juga mempunyai konotasi
legalistik atau legitimasi formal dalam organisasi. Secara ringkas, dapat dikatakan, pemimpin
23
diawali dengan visi, sedangkan manajer dimulai dengan tugas. Kepemimpinan dan organisasi
merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Kepemimpinan merupakan syarat bagi berlangsungnya kehidupan kelompok atau organisasi
yang sehat, sesuai dengan tujuan organisasi.
Istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau
tuntun. Kata pimpin melahirkan kata kerja “memimpin” yang artinya memimbing atau
menuntun, dan kata benda “pemimpin”, yaitu orang yang befungsi memimpin, atau yang
membimbing atau yang menuntu.
Fungsi kepemimpinan terdapat dua macam, diantaranya:
1) Fungsi yang terkait dengan tugas pekerjaan. Fungsi ini mempokuskan fungsi dalam
menjalankan berbagai pekerjaan atau tugas yang telah direncanakan dalam suatu
organisasi.kepemimpinan yang efektif adalah ketika pemimpin mampu memengaruhi
orang orang untuk dapat melakukan tugas-tugas yang telah dipercayakan kepada orang
tersebut.
2) Fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok. fungsi ini
mempokuskan fungsi kepemimpinan dalam upaya untuk senantiasa memelihara kesatuan
diantara sesam karyawan. Pemimpin yang efektif adalah ketika pemimpin tersebut
mampu berkomunikasi dengan baik dengan tim kerja, mengajak tim kerja untuk
senantiasa memelihara kebersamaan dan saling pengertian sehingga tim kerja yang ada
senantiasa terpelihara dengan baik.
Veithzal Rivai (2006:3) mengatakan: “kepemimpinan adalah kemampuan untuk
memengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang diharapkan”. Kepemimpinan adalah proses pengarahan dan
memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas anggota kelompok. Tiga implikasi
penting yang terkandung dalam hal ini ialah:

a. Kepemimpinan melibatkan orang lain, yang berkedudukan sebagai bawahan atau


pengikut.
b. Perbedaan distribusi kekuasaan, misalnya kekuasaan legalitas untuk pemimpin formal
atau kekuasaan paksaan untuk manajer, dan sebagainya.
c. Kemampuan dalam menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk memengaruhi
perilaku bawahan, Syamsul Arifin (dalam Ahmad Saebani, 2014:41).
Menurut Sondang P. Siagian (dalam Sudaryono, 2014:9) mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan inti manajemen yakni sebagai motor penggerak bagi sumber-

24
sumber dan alat-alat dalam organisasi. Sukses tidaknya suatu prganisasi mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tergantung pada cara-cara memimpin yang dipraktikan orang-orang,
atasan, atau pemimpin-pemimpin itu. 
1. Unsur-Unsur Kepemimpinan
Unsur-unsur utama esensi kepemimpinan ialah: 
o Unsur pemimpin atau orang yang memengaruhi. 
o Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi. 
o Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses memengaruhi. 
o Unsur tujuan yang kehendak dicapai dalam proses memengaruhi. 
o Unsur perilaku atau kegiatan yang dilakukan sebagai hasil memengaruhi.
Pengertian kepemimpinan dengan unsur-unsurnya sebagaimana uraian-uraian
sebelumnya, bahwa kepemimpinan berlangsung di dalam sebuah organisasi yang
dalam arti statis merupakan wadah dalam bentuk suatu struktur organisasi. 
2. Syarat menjadi pemimpin
a. Problem solver Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan
penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Jika tak mau julukan
Miss No Solution tercetak di punggung, mulailah bertindak tegas dan hapus
kebiasaan Anda bersikap plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan
melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai "nakhoda", Anda-lah yang
berkewajiban mengemudikan "kapal" ke arah yang benar.
b. Besikap positif Setiap orang tak luput dari kesalahan Bila hal ini menimpa
anak buah Anda, jangan langsung mencecarnya dengan "segudang" omelan.
Selidiki latar belakang permasalahan sehingga Anda bisa bersikap
proporsional. Jika Anda yang melakukan kesalahan, tak perlu ragu
mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait. Jangan lupa
melakukan perbaikan untuk "menebus" kekeliruan Anda tersebut.
c. Komunikasi, komunikasi! Karyawan sebaik apapun akan kehilangan arah
bila dibiarkan "berjalan dalam gelap". Sebagai pemimpin, Anda perlu
menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih
dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap
hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas
dengan benar. Pelihara komunikasi dua arah dengan bawahan dan mintalah
feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru.

25
d. Menjadi inspirasi Seorang pemimpin harus mampu menetapkan standar dan
jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date
benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan
patuhi peraturan yang Anda buat sendiri-misalnya, selalu tiba di kantor on
time.
e. Tumbuhkan motivasi Berikan penghargaan terhadap prestasi-sekecil apapun
itu, yang dilakukan anak buah Anda. Bahkan karyawan yang paling hobi
telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya
ketika ia datang tepat waktu (apalagi bila pujian itu diberikan tanpa terkesan
menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan serta tantangan yang
mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah Anda. Misalnya meminta
pendapat mereka atas sebuah proyek kecil. Atau minta ide mereka untuk
mempercantik kantor.
f. Hubungan baik Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis
dengan seluruh anak buah. lngat, di batik statusnya sebagai bawahan,
karyawan adalah pribadi yang memiliki latar belakang unik dan
permasalahan tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara
personal sehingga Anda mampu melakukan coaching tepat sasaran.
g. Turun gunung Mentang-mentang kartu nama telah dihiasi title manajer,
lantas Anda merasa bebas dari kewajiban dan melakukan dirty job atau
pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila
ia bersedia terjun ke lapangan dan tak asal main perintah saja. Semakin hebat
lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa dilakukan dengan lancar. Turun
gunung, masuk lumpur, itu perlu karena akan menunjukkan kualitas Anda
kepada anak buah. Perempuan punya kualitas "lebih" Dalam seminar
bertajuk Leadership is a Woman's Art, Lois P. Frankel, PhD, penulis buku
See Jane Lead, yang juga pakar karier dan manajemen, menyatakan bahwa
perempuan memiliki ciri khas yang amat berguna dalam posisi sebagai
pemimpin. Perempuan juga disebutnya mendatangkan perspektif unik yang
memperkaya perbendaharaan makna dalam berbagai bidang. Berbeda dengan
pria yang cenderung memimpin dengan gaya top down; wanita memimpin
dengan gaya bottom up. Yaitu, berupaya membentuk koalisi dan
menciptakan konsensus. Gaya kepemimpinan yang disebut terakhir ini
menguntungkan karena memungkinkan atasan menerima berbagai masukan
26
yang berharga dari anak buah.Jika diterapkan secara proporsional bisa
menumbuhkan loyalitas yang tinggi pada diri karyawan. Untuk bisa menjadi
pemimpin, tantangan yang mesti dihadapi perempuan adalah keinginan untuk
menciptakan kesamarataan dalam berbagai hal. Padahal, mustahil untuk bisa
memperoleh dan memberikan perlakuan serupa pada diri setiap orang. Hal
ini yang biasanya menghambat langkah banyak perempuan untuk maju dan
memimpin. Selain itu, karena pengaruh nilai budaya dan pendidikan di masa
kecil, banyak pula perempuan yang merasa tidak nyaman untuk bersikap
asertif dan menonjolkan diri. Singkirkan hambatan tersebut dan tunjukkan
prestasi gemilang sebagai seorang pemimpin. (CHIC)
3. Peranan Seorang Pemimpin
Pandji Anoraga et al (dalam Pabundu Tika, 2006:65) menjelaskan sembilan
peranan seorang pemimpin, yaitu: 
a. Sebagai Perencana 
Dalam menghadapi dan mengatasi suatu masalah, guna endapatkan
penyelesaian dan pencapaian tujuan yang baik, diperlukan perencanaan tujuan
yang baik. 
b. Sebagai Pembuat Kebijakan 
Pengaruh dari luar maupun dari dalam sangat berperan dalam
pembuatan kebijakan. Pembuatan kebijakan dapat diperoleh dari tiga sumber,
yaitu dari pihak yang lebih berkuasa termasuk aturan-aturan, bawahan, dan
dari pimpinan sendiri. 
c. Sebagai Ahli 
Pemimpin dituntut sebagai sumber informasi, sumber keahlian,
keterampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan bidang yang
dibutuhkan. 
d. Sebagai Pelaksana 
Pemimpin berfungsi sebagai pelaksana satuan kerja untuk mencapai
tujuan bersama. 
e. Sebagai Pengendali 
Pemimpin bertugas memimpin dan mengendalikan hal-hal detail dan
spesifik termasuk hubungan internal kelompok. 
f. Sebagai Pemberi Hadiah dan Hukuman 

27
Sesuai dengan kedudukan, fungsi dan wewenangnya, pemberian
hadiah dan hukuman dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. 
g. Sebagai Teladan dan Lambang 
Kebaikan dan keburukan perilaku seorang pemimpin dapat menjadi
panutan bagi pengikutnya. Oleh karena itu, contoh atau teladan yang baik
diharapkan dapat ditiru dan diikuti oleh para pengikutnya. 
h. Sebagai Tempat Menimpakan Segala Kesalahan 
Tuntutan terhadap pemimpin selaku penanggungjawab keseluruhan,
serta sorotan dan pandangan yang terarah kepadanya, maka kesalahan-
kesalahan yang diperbuat oleh anggota kelompok sesuai dengan tingkatannya,
pada akhirnya merupakan tanggungjawab seorang pemimpin. 
i. Sebagai Penggati Peran Anggota Lain 
Sesuai dengan kekuasaan wewenang dan tanggungjawabnyam dalam
keadaan tertentu pemimpin dapar menempati dan menggantikan peran dari
kedudukan yang bersangkutan.
4. Faktor-Faktor Kepemimpinan
Berikut ini disajikan faktor-faktor utama dalam kepemimpinan menurut
Sudarwan (dalam Sudaryono, 2014:33): 
1) Pemimpin 
Pemimpin harus memiliki pemahaman yang jujur mengenai siapa
dirinya sendiri. Kesuksesan seorang pemimpin sejati berasal dari pengakuan
pengikut atau masyarakat, oleh karena itu untuk menjadi sukses, seorang
pemimpin harus meyakinkan pengikutnya dan dia harus mampu menampilkan
sosok yang layak untuk diikuti. 
2) Pengikut 
Berbeda pengikut, berbeda pula karakternya. Dengan demikian,
pengikut yang berbeda memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda pula.
Karenanya, seorang pemimpin harus mengenali orang-orang yang dipimpin
atau pengikutnya. Pemimpin harus “turun ke bawah” untuk mengetahu atribut
karyawannya, seperti; menemui, mengetahui, dan mengajak untuk melakukan
sesuatu. 
3) Situasi 
Kepemimpinan tidak berada pada situasi yang kosong. Dia selalu
berada dalam suatu situasi, meski hampir semua situasi berbeda. Apa yang
28
efektif dilakukan oleh pemimpin dalam satu situasi tidak akan selalu efektif
dalam situasi yang lain. Pimpinan harus menggunakan pertimbangan untuk
memutuskan tindakan terbaik seperti apa dan gaya kepemimpinan macam apa
yang diperlukan untuk setiap situasi. Di sinilah esensi seorang pemimpin
memerlukan kecerdasan edversitas, yaitu kemampuan diri untuk cepat keluar
dari situasi sulit dengan tindakan yang benar atau beresiko kecil. 
4) Komunikasi 
Pemimpin yang baik adalah komunikator yang handal. Sebagian besar
waktu yang terpakai untuk kerja kepemimpinan adalah berkomunikasi, baik
internal maupun eksternal. Aktivitas pemimpin dilakukan melalui komunikasi
dua arah, baik secara verbal maupun nonverbal. Cara pemimpin
berkomunikasi sangat menentukan apakah hal itu akan membangun atau
merusak hubungan antarsesama mereka.
5. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan
tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam
memimpin. Perwujudan tersebut biasanya suatu pola atau bentuk tertentu. Menurut
Rivai (2007:64), gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat
pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan oleh pemimpin. Flippo (dalam Sudaryono, 2014:201)
mendefinisakan gaya kepemimpinan sebagai suatu pola perilaku yang dirancang
untuk memadukan kepentingan-kepentingan organisasi dan personalia guna
mengejar beberapa sasaran.  Sehubungan dengan itu Agus Dharma (dalam
Sudaryono, 2014:201) mendefinisikan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku yang ditunjukkan seseorang pada saat ia mencoba memengaruhi orang
lain. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung, tentang
keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia
mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.
6. Macam-macam Tipe atau Gaya Kepemimpinan 
29
Menurut Rivai ada tiga macam gaya kepemimpinan yang memengaruhi
bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu: 
a) Gaya Kepemimpinan Otoriter 
Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.
Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus
dikerjakan, selanjutnya karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang
diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. 
b) Gaya Kepemimpinan Demokratis 
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan
bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral
tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan
diri sendiri. 
c) Gaya Kepemimpinan Bebas 
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan,
struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama
pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta
bawahan”.
7. Sifat-sifat Kepemimpinan
Menurut Stogdill (dalam Ahmad Saebani, 2014:131-131) kepemimpinan
ditandai dengan bermacam-macam sifat yang dikelompokkan sebagai berikut: 
o Capacity, meliputi kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan bicara, keaslian,
dan kemampuan nilai. 
o Achievement, meliputi gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan, dan
olahraga. 
o Responsibility, meliputi mandiri berinisiatif, tekun, agresif, percaya diri, dan
berkeinginan untuk maju. 
o Participation, meliputi aktif, kemampuan bergaul, dapat bekerja sama,
mudah menyesuaikan diri, dan humoris. 
o Status, meliputi kedudukan sosial ekonomi dan ketenaran. 

30
o Situation, meliputi mental dan status yang baik. 
Gaya kepemimpinan menurut Ari Yusuf Hamali dan Eka Sari Budihastuti dalam buku
Pemahaman praktis administrasi, dan manajemen strategi mengelola kelangsungan hidup
organisasi (2019) adalah sebagai berikut:
1) Gaya Pemimpin Otoriter
2) Gaya Pemimpin Demokrasi
3) Gaya Pemimpin Laissez Faire
4) Gaya bereaucratis-regulative
5) Gaya autocratic-directive
6) Gaya idioracctic-manipulative
7) Gaya demokratic-integrative.
F. Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Harsuko Riniwati dalam buku manajemen sumber daya manusia (2016)
Pengertian manajemen ditinjau sebagai ilmu adalah berusaha secara sistematis untuk
memahami mangapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Defenisi sumber daya
manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (personil, tenaga kerja,
pegawai atau karyawan), potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya, potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal di
dalam organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non
fisik dalam eksistensi organisasi. Ruang lingkup dari SDM meliputi semua aktivitas yang
berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan MSDM ini secara umum mencakup:
1. Rancangan organisasi
1) Perencanaan sumber daya manusia
2) Analisis pekerjaan
3) Rancangan pekerjaan
4) Tim kerja/sosioteknik
5) System informasi
2. Staffing
1) Rekrut/interview/mempekerjakan
2) Affirmative action
3) Promosi/pemindahan/sparasi

31
4) Pelayanan-pelayanan outplacement
5) Pengangkatan/orientasi
6) Metode-metode seleksi pekerja
3. Sistem Reward, Tunjanagan-tunjangan, dan Pematuhan
1) Pelayanan-pelayanan kesehatan/medis
2) Prosedur-prosedur pengaduan/disiplin
3) Administrasi kompensasi
4) Administrasi pengupahan/penggajian
5) Administrasi tunjangan asuransi
6) Rencana-rencana pembagian keuntungan/pensiun
7) Hubungan-hubungan kerja
4. Manajemen Formasi
1) Penilaian manajemen (MBO)
2) Program peningkatan/produktivitas
3) Penilaian performasi yang difokuskan pada klien
5. Pengembangan pekerjaan dan organisasi
1) Pengembangan dan pengawasan/manajemen
2) Perencanaan/pengembangan karier
3) Program-program pembinaan/asistensi pekerjaan
4) Pelatihan keterampilan, nonmanajemen
5) Program-program persiapan pensiun
6) Penelitian-penelitian terhadap sikap
6. Komunikasi dan Relasi Publik
1) Sistem informasi/laporan/catatan sumber daya manusia
2) Komunikasi/publikasi pekerja
3) Sistem penyaranan
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan mengenai ruang
lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia menjadi suatu proses sistematik untuk membawa
perubahan yang diinginkan dalam perilaku karyawan dengan melibatkan hal-hal berikut ini :
1. Perencanaan Sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Organisasi atau Perusahaan
(Human Resources Planning).
2. Menganalisis Jabatan dan Pekerjaan, yaitu menganalisa dan menjelaskan secara rinci
tentang masing-masing pekerjaan atau jabatan dalam perusahaan atau organisasi (Job
Analysis).
32
3. Perekrutan dan Penyeleksian Karyawan atau Sumber daya manusia yang dibutuhkan
tersebut sesuai dengan syarat, sistem, tata cara, prosedur dan proses yang ditentukan
agar memenuhi kebutuhan organisasi baik pada masa sekarang maupun untuk masa
akan datang (Recruitment and Selection).
4. Memperkenalkan Latar Belakang Perusahaan, Budaya Organisasi Perusahaan, Nilai-
nilai Perusahaan dan Etika Kerja kepada karyawan yang telah lulus seleksi serta
memperkenalkannya kepada karyawan-karyawan lainnya. (Orientation and
Induction).
5. Pelatihan dan Pengembangan Sumber daya Manusia dalam organisasi (Training and
Development).
6. Penilaian prestasi dan kinerja karyawan untuk Melakukan Promosi, Demosi, Transfer
dan Pemberhentian (PHK) terhadap Karyawan (Performance Appraisal).
7. Perencanaan dan Pemberian Kompensasi atau upah (Compensation planning and
remuneration).
8. Memotivasi Karyawan, Memperhatikan Kesejahteraan, Kesehatan dan Keselamatan
Karyawan (Motivation, Welfare, Healthy and Safety).
9. Menjaga Hubungan dan melakukan komunikasi dengan Serikat Pekerja (Industrial
relations).
G. Manajemen Kinerja
Konsep manajemen kinerja yang penting ialah yang mengatakan bahwa manajemen
manajemen kinerja adalah suatu proses terus-menerus seperti dikemukakan oleh Sluuyter,
dalam arti secara kontinu memperbaiki kemampuan organisasi untuk merespon kebutuhan
konsumen secara efektif. Performance management tidak hanya berhubungan dengan kinerja
para pegawai secara personal, namun juga terkait dengan kinerja suatu organisasi secara
keseluruhan. Dengan kata lain, MK sangat berhubungan dengan proses dan hasil kerja
berdasarkan tujuan strategis suatu organisasi, yaitu kepuasan konsumen dan berkontribusi
pada ekonomi. Manajemen kinerja sebaiknya dipandang sebagai suatu proses alami yang
diikuti oleh semua manajer, karena hal ini menyangkut tugas seluruh organisasi. Beberapa
pengertian Manajemen Kinerja Menurut Para Ahli, agar lebih memahami apa yang dimaksud
dengan performance management, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut
ini:
1. Bacal
Menurut Bacal (1999), pengertian manajemen kinerja adalah komunikasi yang
berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasa
33
langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta
pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Amstrong
Menurut Amstrong (2004), performance management adalah pendekatan strategis dan
terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi dengan memperbaiki
kinerja karyawan yang bekerja di dalamnya serta dengan mengembangkan kemampuan
tim dan kontributor individu.
3. Castello
Menurut Castello (1994), performance management adalah dasar dan kekuatan
pendorong yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan
alokasi sumber daya.
4. Schwarz
Menurut Schwarz (1999), performance management adalah gaya manajemen
berdasarkan komunikasi terbuka antara manajer dan pegawai menyangkut pencapaian
tujuan memberikan umpan balik dari manajer kepada karyawan dan sebaliknya,
demikian pula dengan penilaian kinerja.
5. Baird
Menurut Baird (1986), definisi manajemen kinerja adalah suatu proses kerja dari
sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana proses kerja ini
berlangsung secara berkelanjutan dan terus-menerus.
A. Proses Manajemen Kinerja
Karena manajemen kinerja merupakan proses yang kontinu, maka peningkatan kinerja
juga harus terus-menerus seperti yang dikemukakan Sluyter diatas, hal ini menyangkut
pengembangan keterampilan dan kompetensi yang menyeluruh dan terus-menerus.
Disamping itu, organisasi harus menjadikan dirinya organisasi pembelajar.yang dimaksud
dengan organisasi pembelajar ialah “organisasi yang memfasilitasi proses pembelajaran bagi
seluruh anggotanya dan secara berkesinambungan mengubah diri sendiri”. Untuk
mengarahkan proses itu sehingga mencapai kualaitas knerja yang dikehendaki organisasi,
diperlukan perencanaan strategik peningkatan kinerja organisasi.
B. Strategi meningkatkan kinerja
1) Seleksi tujuan: mengatasi masalah yang paling urgen terlebih dahulu, mengoreksi
biaya yang terlalu tinggi, spesifikasi kualitas yang rendah, dan target kerja yang tidak
tercapai. Memastikan masalah-masalah tersebut diatasi dengan tuntas.

34
2) Spesifikasi hasil yang diharapkan: sasaran harus SMART (spesific,
measurable,achievable, realistic, time-bound). Dengan demikian, organisasi dapat
memfokuskan sumber-sumber pada target yang benar-benar telah dipertibangkan.
3) Komunikasi yang jelas: tujuan, sasaran, strategi, alokasi tanggung jawab, dan jadwal
pencapaian harus dikomunikasikan dengan jelas dan tepat.
4) Alokasi tanggung jawab: organisasi perlu membagi atau mengalokasikan tanggung
jawab untuk mencapai tujuan setiap karyawan. Memastikan tanggung jawab manajer
untuk setiap tujuannya dibuat rencana kerja tertulis termasuk strategi dan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana itu harus memuat spesifikasi ,
bagaimana kemajuan akan dimonitor, dievaluasi dan diukur serta dilaporkan.
5) Luas proses: sukses dalam mencapai tujuan dapat digunakan untuk mengulangi proses
dengan tujuan yang baru atau perluasan tujuan yang terdahulu.
Organisasi dapat digunakan dan diadaptasi untuk meningkatkan kinerja pada tingkat
individu.
1) Seleksi tujuan: menentuka area prioritas bagi tindakan.
2) Spesifikasi hasil: menentukan target dan standar.
3) Penetapan ukuran kerja: menentukan dasar bagi kemajuan yang mengarah pada
tercapainya tujuan dapat dipantau
4) Pemantauan: mengakaji kemajuan dan menganalisis umpan balik untuk
memastikan target dan standar tercapai.
5) Luas proses: mengulangi proses dengan tujuan lain sesuai prioritas.
C. Tujuan Manajemen Kinerja
Pada dasarnya tujuan performance management atau manajemen kinerja dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Tujuan Strategik
Tujuan strategik berhubungan dengan kegiatan pegawai sesuai dengan tujuan
organisasi. Pelaksanaan suatu strategi memerlukan penjelasan mengenai hasil yang ingin
dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang diperlukan, pengembangan pengukuran,
dan sistem umpan balik bagi kinerja pegawai.
2. Tujuan Administratif
Tujuan administratif berhubungan dengan evaluasi kerja untuk keperluan keputusan
administratif, pengkajian, promosi, pemutusan hubungan kerja, dan lain-lain.
3. Tujuan Pengembangan

35
Perfomance management juga bertujuan untuk melakukan pengembangan kapasitas
pegawai yang berpotensi di bidang kerjanya, memberikan pelatihan bagi pegawai yang
kinerjanya kurang baik, serta penempatan pegawai pada posisi yang tepat.
Selain itu, terdapat beberapa tujuan khusus dari performance management, yaitu:
o Peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
o Peningkatan motivasi dan komitmen kerja pegawai.
o Pengembangan kemampuan pegawai, peningkatan kepuasan kerja, serta pencapaian
potensi diri yang bermanfaat bagi individu dan perusahaan.
o Peningkatan orientasi kerja kepada karyawan.
o Pengembangan interaksi yang terbuka dan konstruktif antara pekerja dan perusahaan.
o Persiapan kerangka kerja untuk kesepakatan sasaran kerja.
o Perhatian khusus pada atribut dan kompetensi yang diperlukan.
o Mempersiapkan kriteria untuk melaksanakan pengukuran kinerja.
o Menjadi dasar dalam memberikan imbalan.
o Pemberdayaan pegawai.
o Mempertahankan pegawai yang berkualitas.
o Mendukung inisiatif manajemen yang berkualitas secara komprehensif.
o Mendemonstrasikan cara saling menghargai sesama karyawan.
D. Manfaat Manajemen Kinerja
Menurut Wibowo (2010), perfomance management memberikan manfaat bagi
perusahaan secara keseluruhan, manajer, dan juga setiap individu di dalam organisasi
tersebut. Berikut penjelasannya;
1. Manfaat Bagi Perusahaan
o Sebagai acuan untuk penyesuaian tujuan organisasi dengan tujuan tim dan
individu dalam memperbaiki kinerja pegawai.
o Untuk meningkatkan komitmen kerja pegawai.
o Untuk memperbaiki proses training dan pengembangan.
o Untuk meningkatkan keterampilan pegawai.
o Sebagai upaya perbaikan dan pengembangan secara berkesinambungan.
o Sebagai upaya basis perencanaan karir karyawan.
o Sebagai upaya mempertahankan karyawan berkualitas.
o Untuk mendukung program perubahan budaya kerja.

36
o Untuk mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan konsumen.
2. Manfaat Bagi Manajer
o Untuk membantu upaya klasifikasi kinerja dan harapan perilaku.
o Untuk memperbaiki kinerja tim dan individu pekerja.
o Untuk menawarkan peluang memanfaatkan waktu secara berkualitas.
o Sebagai upaya memberikan penghargaan non-finansial bagi karyawan.
o Untuk membantu karyawan yang kinerjanya kurang baik.
o Untuk pengembangan diri karyawan.
o Sebagai pendukung kepemimpinan.
o Untuk memotivasi dan pengembangan kerjasama tim.
o Sebagai upaya membuat kerangka kerja untuk meninjau kembali tingkat
kompetensi dan kinerja.
3. Manfaat Bagi Seluruh Pegawai
o Sebagai informasi peran dan tujuan karyawan.
o Untuk mendorong dan mendukung kinerja karyawan.
o Untuk membantu mengembangkan kinerja dan kemampuan karyawan.
o Sebagai peluang untuk memanfaatkan waktu yang berkualitas.
o Sebagai dasar objektivitas dan kejujuran dalam mengukur kinerja.
o Untuk membantu agar pegawai fokus pada tujuan, rencana perbaikan, dan cara
bekerja.
E. Syarat Manajemen Kinerja
Terdapat beberapa alat dan syarat dalam menjalankan performance management.
Beberapa alat tersebut misalnya Manajemen Mutu ISO, MalcolmBaldridge (MBNQA), Lean
Six Sigma, Balanced Scorecard (BSC), Six Sigma, dan lain-lain. Namun apapun alat yang
digunakan, penerapan manajemen kinerja harus memenuhi syarat-syarat dasar berikut ini:
o Perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam upaya mewujudkan tujuannya.
o Perusahaan memiliki indikator kinerja utama (key perfomance indicator) yang terukur
secara kuantitatif, memiliki target yang ingin dicapai, dan jelas batas waktunya.
o Terdapat kontrak kinerja, dimana ukuran-ukuran kinerja dituangkan dalam bentuk
kesepakatan antara bawahan dan atasan.

37
o Terdapat siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi seluruh elemen
perusahaan, yaitu berupa perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi.
o Terdapat pemberian reward dan punishment yang sifatnya membangun dan konsisten
di dalam perusahaan.
o Adanya dedikasi kepemimpinan yang kuat di tingkat atas (top managers) sehingga
perusahaan memiliki kinerja yang tinggi demi terwujudnya tujuan perusahaan.
o Penerapan konsep manajemen berdasarkan kompetensi, “the right man in the right
place” demi mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik.
Prinsip Dasar Manajemen Kinerja Sebagai fondasi yang kuat bagi kinerja organisasi
untuk mencapai tujuan. Prinsip dasarnya adalah :
1. Strategis Membahas masalah kinerja secara lebih luas, lebih urgen dan dengan tujuan
jangka panjang.
2. Holistik Bersifat menyeluruh mencakup seluruh aspek dalam ruang lingkup, sejak
perumusan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, umpan balik, pengukuran, penilaian,
review, evaluasi dan perbaikan kinerja
3. Terintegrasi Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang merupakan sebuah
system sehingga menunjukkan hubungan antara masukan, proses, hasil dan manfaat.
Dengan demikian aspek yang terkandung didalamnya saling berkaitan sehingga
merupakan hubungan yang terintegrasi.
4. Perumusan Tujuan Tujuan yang sudah dirumuskan dirinci lebih lanjut menjadi tujuan
ditingkat yang lebih rendah, seperti tujuan divisi, departemen, tim, individu. Hal
tersebut dilakukan agar tujuan semua tingkatan manajemen yang lebih rendah
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan struktur di atasnya secara berjenjang.
5. Perencanaan Menyangkut pendefinisian tujuan dan sasaran organisasi, membangun
strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan dan mengembankan hierark perencanaan
secara komprehensif untuk mengintegrasikan dan mengordinasikan aktivitas
6. Umpan Balik Dipergunakan untuk meninjau kembali perencanaan kinerja
7. Pengukuran Dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dapat berjalan sesuai
rencana, apakah ada kesenjangan kinerja dan apakah hasil akhir diperkirakan dapat
dicapai
8. Perbaikan Kinerja Dilakukan agar tujuan organisasi dimasa depan dapat dicapai
dengan lebih baik

38
9. Berkelanjutan Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya berlangsung
secara terus menerus, berkelanjutan, bersifat evolusioner, dimana kinerja secara
bertahap selalu diperbaiki sehingga menjadi semakin baik
10. Menciptakan Budaya Budaya organisasi mempunyai dampak penting bagi kinerja
ekonomi jangka panjang. Karena menentukan keberhasilan dan kegagalan organisasi
11. Pengembangan Organisasi yang cerdas dan berkeinginan meningkatkan kinerjanya
harus berupaya mengembangkan SDM secara berkelanjutan baik berupa pelatihan
ditempat kerja atau diluar tempat kerjanya untuk memiliki ketrampilan beragam.
12. Kejujuran Mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta, memberikan
pertimbangan dan perasaan. Hal ini digunakan untuk menggali kebenaran secara luas
dan dalam untuk memperoleh manfaat terbesar guna keberhasilan organisasi.
13. Pelayanan Prinsip pelayanan merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran,
perencanaan dan coaching pekerja
14. Tanggung Jawab Memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang dikerjakan
untuk mencapai tujuan dan belajar tentang apa yang perlu diperbaiki.
15. Konsensus dan Kerjasama Menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab dan respek
terhadap atasan dan pekerjaan untuk mengomunikasikan harapan dan pekerjaan
dengan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.
H. Ujian Tengah Semester
Ujian tengah semester adalah salah satu kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.
Evaluasi ini adalah pemberian nilai terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerima,
memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum dan
pelajaran yang sudah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dan keterampilannya. Adapun
tujuan pelaksanaan UTS adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar mahasiswa yang meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kurun waktu studi tertentu;
2. Untuk mengetahui afektivitas proses pembelajaran;
3. Untuk menetapkan derajat hasil belajar dalam kategori cumlaude, sangat baik,
baik, cukup, kurang baik, sangat kurang dan gagal;
4. Ketentuan;
5. UTS dilaksanakan oleh dosen matakuliah;
6. UTS dilaksanakan setelah dosen menyajikan minimal 50% bahan matakuliah
7. Bentuk test untuk UTS ditentukan oleh dosen pengampu dengan memilih salah
satu dari 3 bentuk jenis tes yaitu: Tes, Non tes,atau gabungan dari keduanya;
39
8. Prosedur.
Adapun beberapa soal Ujian tengah semester yang keluar adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan bagaimana proses manajemen yang baik dilaksanakan oleh
seorang manajer menurut Schermanhorn!
2. Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga, jelaskan secara terperinci dan
berikan contohnya dari ketiga jenis perencanaan tersebut!
3. Sebutkan bagaimana sebuah perusahaan melakukan tahap proses
pengawasan didalam setiap pekerjaan!
4. Sebutkan apasaja yang menjadi syarat seorang pemimpin yang baik,
jelaskan secara terperinci!
5. Apa yang dimaksud dengan teori motivasi hierarki Abraham Maslow,
jelaskan secara terperinci dan berikan contohnya masing-masing!
6. Jelaskan dan sebutkan ruang lingkup dari manajemen sumber daya
manusia!
7. Apa yang dimaksud dengan manajemen kinerja secara:
a) Holistik
b) Terintegrasi
c) Umpan balik
d) Pengukuran.
Adapun jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Proses Manajemen Yang Baik Yang Dilaksanakan Oleh Manajer Menurut
Schermanhon: proses manajemen yang baik menurut Schermerhon yaitu meliputi:
a) Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta
langkah-langkah yang harus diambil untuk mecapainya.

b) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya
serta pengaturan kegiatan secara terkordinir kepada setiap individu atau kelompok
untuk menerapkan rencana.
c) Pengarahan
Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya
bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai
tujuan.

40
d) Pengedalian
Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, memandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan.
2. Pembagian perencanaan:
Perencanaan terbagi tiga, diantaranya:
1) Perncanaan Organisasi
Terdiri dari:
a) Perncanaan strategi: suatu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan
strategis. Tepatnya, rencana strategi adalah rencana umum yang mendasari
keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langka tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
b) Perencanaan taktis: adalah suatu rencana yang menitik beratkan pada
perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangka
ole manajer tingkat menengahdan tingkat bawah, rencana operasional memliki
fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif lebih sempit.masing-masing
rencana operasional berkaitan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas.
2) Perencanaan Dimensi Waktu
a) Rencana jangka panjang: meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa
dekade.
b) Rencana jangka menengah: suatu rencana yang agak bersifat sementara dan
lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka
panjang menengah biasanya meliputi periode satu hingga ima tahun dan
terutama penting bagi manajer manajer menengah dan manajer lini.
c) Rencana jangka pendek: seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana
jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang.
Rencana jangka pendek sangat memengaruhi aktivitas sehari-hari manajer.
3) Perencanaan Dari Dimensi Jenis
a) Perncanaan dari atas kebawah (top to down planning) :perencanaan ini dibuat
oleh pucuk pimpinan dalam suatu struktur organisasi, misalnya pemerintah
pusat yang selanjutnya perencanaan tersebut disampaikan ke tingkat
provinsi/kabupaten/kota untuk dilaksanakan.
b) Perncanaan dari bawah ke atas
3. Proses Pengawasan
41
Controlling menurut M. Anang Firmansyah bisa didefinisikan sebagai suatu
usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar,
rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah
kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan
yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan
seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan. Pengawasan merupakan
salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu
proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu pengawasan dikatakan
penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan
tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi
pekerjanya.
4. Syarat Menjadi Seorang Pemimpin
1. Problem solver Seorang pemimpin dituntut mampu membuat
keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Jika tak mau
julukan Miss No Solution tercetak di punggung, mulailah bertindak tegas dan
hapus kebiasaan Anda bersikap plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan
melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai "nakhoda", Anda-lah yang
berkewajiban mengemudikan "kapal" ke arah yang benar.
2. Besikap positif Setiap orang tak luput dari kesalahan Bila hal ini
menimpa anak buah Anda, jangan langsung mencecarnya dengan "segudang"
omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga Anda bisa bersikap
proporsional. Jika Anda yang melakukan kesalahan, tak perlu ragu mengakuinya
dan meminta maaf kepada orang-orang terkait. Jangan lupa melakukan perbaikan
untuk "menebus" kekeliruan Anda tersebut.
3. Komunikasi, komunikasi! Karyawan sebaik apapun akan kehilangan
arah bila dibiarkan "berjalan dalam gelap". Sebagai pemimpin, Anda perlu
menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan
strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil
kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan
benar. Pelihara komunikasi dua arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari
mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru.
4. Menjadi inspirasi Seorang pemimpin harus mampu menetapkan
standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up

42
date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan
patuhi peraturan yang Anda buat sendiri-misalnya, selalu tiba di kantor on time.
5. Tumbuhkan motivasi Berikan penghargaan terhadap prestasi-sekecil
apapun itu, yang dilakukan anak buah Anda. Bahkan karyawan yang paling hobi
telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia
datang tepat waktu (apalagi bila pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir).
Secara berkala, ajukan pula pertanyaan serta tantangan yang mampu merangsang
kreativitas berpikir anak buah Anda. Misalnya meminta pendapat mereka atas
sebuah proyek kecil. Atau minta ide mereka untuk mempercantik kantor.
6. Hubungan baik Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang
harmonis dengan seluruh anak buah. lngat, di batik statusnya sebagai bawahan,
karyawan adalah pribadi yang memiliki latar belakang unik dan permasalahan
tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga
Anda mampu melakukan coaching tepat sasaran.
7. Turun gunung Mentang-mentang kartu nama telah dihiasi title
manajer, lantas Anda merasa bebas dari kewajiban dan melakukan dirty job atau
pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia
bersedia terjun ke lapangan dan tak asal main perintah saja. Semakin hebat lagi
hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa dilakukan dengan lancar. Turun gunung,
masuk lumpur, itu perlu karena akan menunjukkan kualitas Anda kepada anak
buah. Perempuan punya kualitas "lebih" Dalam seminar bertajuk Leadership is a
Woman's Art, Lois P. Frankel, PhD, penulis buku See Jane Lead, yang juga pakar
karier dan manajemen, menyatakan bahwa perempuan memiliki ciri khas yang
amat berguna dalam posisi sebagai pemimpin. Perempuan juga disebutnya
mendatangkan perspektif unik yang memperkaya perbendaharaan makna dalam
berbagai bidang. Berbeda dengan pria yang cenderung memimpin dengan gaya
top down; wanita memimpin dengan gaya bottom up. Yaitu, berupaya
membentuk koalisi dan menciptakan konsensus. Gaya kepemimpinan yang
disebut terakhir ini menguntungkan karena memungkinkan atasan menerima
berbagai masukan yang berharga dari anak buah.Jika diterapkan secara
proporsional bisa menumbuhkan loyalitas yang tinggi pada diri karyawan. Untuk
bisa menjadi pemimpin, tantangan yang mesti dihadapi perempuan adalah
keinginan untuk menciptakan kesamarataan dalam berbagai hal. Padahal,
mustahil untuk bisa memperoleh dan memberikan perlakuan serupa pada diri
43
setiap orang. Hal ini yang biasanya menghambat langkah banyak perempuan
untuk maju dan memimpin. Selain itu, karena pengaruh nilai budaya dan
pendidikan di masa kecil, banyak pula perempuan yang merasa tidak nyaman
untuk bersikap asertif dan menonjolkan diri. Singkirkan hambatan tersebut dan
tunjukkan prestasi gemilang sebagai seorang pemimpin. (CHIC)
5. Teori Motivasi Hierarki menurut Abraham Maslow
Teori motivasi hierarki adalah teori motivasi yang sangat terkenal. Menurut
Maslow bahwa setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan. Yaitu:
o Fisik
o Rasa aman
o Kasih sayang
o Penghargaan
o Aktualisasi
6. Ruang Lingkup Sumber Daya Manusia
a) Perencanaan Sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Organisasi atau
Perusahaan (Human Resources Planning).
b) Menganalisis Jabatan dan Pekerjaan, yaitu menganalisa dan menjelaskan
secara rinci tentang masing-masing pekerjaan atau jabatan dalam perusahaan
atau organisasi (Job Analysis).
c) Perekrutan dan Penyeleksian Karyawan atau Sumber daya manusia yang
dibutuhkan tersebut sesuai dengan syarat, sistem, tata cara, prosedur dan
proses yang ditentukan agar memenuhi kebutuhan organisasi baik pada masa
sekarang maupun untuk masa akan datang (Recruitment and Selection).
d) Memperkenalkan Latar Belakang Perusahaan, Budaya Organisasi Perusahaan,
Nilai-nilai Perusahaan dan Etika Kerja kepada karyawan yang telah lulus
seleksi serta memperkenalkannya kepada karyawan-karyawan lainnya.
(Orientation and Induction).
e) Pelatihan dan Pengembangan Sumber daya Manusia dalam organisasi
(Training and Development).
f) Penilaian prestasi dan kinerja karyawan untuk Melakukan Promosi, Demosi,
Transfer dan Pemberhentian (PHK) terhadap Karyawan (Performance
Appraisal).

44
g) Perencanaan dan Pemberian Kompensasi atau upah (Compensation planning
and remuneration).
h) Memotivasi Karyawan, Memperhatikan Kesejahteraan, Kesehatan dan
Keselamatan Karyawan (Motivation, Welfare, Healthy and Safety).
i) Menjaga Hubungan dan melakukan komunikasi dengan Serikat Pekerja
(Industrial relations).
7. Pengertian Holistik, Terintegrasi, Umpan Balik, Dan Pengukuran
a) Holistik Bersifat menyeluruh mencakup seluruh aspek dalam ruang lingkup,
sejak perumusan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, umpan balik,
pengukuran, penilaian, review, evaluasi dan perbaikan kinerja
b) Terintegrasi Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang merupakan
sebuah system sehingga menunjukkan hubungan antara masukan, proses,
hasil dan manfaat. Dengan demikian aspek yang terkandung didalamnya
saling berkaitan sehingga merupakan hubungan yang terintegrasi.
c) Umpan Balik Dipergunakan untuk meninjau kembali perencanaan kinerja
d) Pengukuran Dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dapat berjalan
sesuai rencana, apakah ada kesenjangan kinerja dan apakah hasil akhir
diperkirakan dapat dicapai.
I. Organisasi, Perilaku Organisasional
Dalam kehidupan sehari-hari, kata organisasi sudah sering kita dengar bahkan
kemungkinan besar kita pernah terlibat di dalam kegiatan keorganisasian. Ada beberapa
istilah organisasi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:
James L Gibson, dkk “organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakat
mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan
Mulyadi “organisasi pada hakikatnya adalah sekelompok orang yang memiliki saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya, yang secara bersama-sama memfokuskan usaha
mereka untuk mencapai tujuan tertentu, atau menyelesaikan tugas tertentu
Tre Watha dan Newport dalam Winardi “sebuah organisasi dapat kita nyatakan sebagai
sebuah struktur social yang didesain guna mengoordinasi kegiatan dua orang atau lebih,
melalui suatu pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna melaksanakan pencapaian tujuan
umum tertentu. Berikut Ini Pengertian Perilaku Organisasi Menurut Para Ahli :
1. Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)

45
Organisasi adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam
organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku struktur dan proses
dalam organisasi.
2. Keith Davis dan John Newstrom (1985)
Organisasi adalah tentang telaah dan aplikasi pengetahuan mengenai bagaimana
orang-orang bertindak di dalam organisasi.
3. Gibson dan kawan-kawan (1996)
Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai
disiplin guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan saat
bekerja dalam kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat
lingkungan eksternal terhadap  organisasi studinya, misi dna sasaran serta strategi.
4. D. Stephen P.Robins (2001)
Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan
struktur terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan
pengetahuan yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Kesimpulannya yang dapat diambil dari uraian di muka adalah bahwa perilaku
keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-orang dalam
organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja
organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan, terhadap rekan
kerja, imbalan , kerjasama dan yang lainnya. Dalam kegiatannya, organisasi hendaknya
menjadi sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dimana tersaji dan berkembang dalam setiap
kegiatan yang dijalankannya untuk berjalan dengan baik. Apabila organisasi menjalankan
kegiatannya sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan sebelumnya, akan memberi
harapan dan manfaat yang baik bagi semua pihak. Yang menjadi ciri-ciri sebuah organisasi
dalam menjalankan kegiatannya antara lain sebagai berikut:
a. Sekurang-kurangnya terdiri dua orang, jumlah terbanyak tak terbatas
b. Setiap individu memiliki tugas, fungsi, wewenang masing-masing
c. Memilki struktur organisasi yang menguraikan posisi dan pembagian kerja
d. Ada kantor tempat bekerja atau sekadar ruang/lokasi/sekretariat untuk beraktivitas,
dan mengadukan pertemanan membahaskegiatan organisasi
e. Cakupan wilayah kegiatan operasional organisasi jelas
f. Organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai
Prinsip-prinsip Organisasi adalah sebagai berikut:

46
1. keterbukaan, yang dimaksud disini keterbukaan adalah bahwa organisasi
membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak manapun.
2. kebersamaan, pimpinan, bawahan, dan seluruh pemangku kepentingan wajib
sama-sama bekerja (tidak menaruh tanggung jawab kepada sebagian pihak saja,
dan sebagian pihak lain, tidak bekerja tetapi hanya menerima hasil). Dan bekerja
sama agar pekerjaan yang berat dengan cepat diselesaikan.
3. keberlangsungan, organisasi yang dibentuk, pada hakikatnya berkeinginan agar
terus-menerus dapat berjalan tanpa batas waktu tertentu. Namun, untuk
mempertahankan eksistensi organisasi ditengah-tengah masyarakat, organisasi
harus bersiap diri menghadapi berbagai ancaman yang dapat menggangu.
Menurut Stephan P.Robbins dan Timoty A. Judge dalam buku Perilaku organisasi
(2008) Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan
menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.
Defenisi lain bahwa perilaku organisasi adalah sebuah bidang keahlian khusus yang
mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum.
J. Struktur Organisasi
Efektivitas individu kelompok, dan organisasi selain dipengaruhi oleh perilaku dan proses
organisasi, juag dipengaruhi oleh struktur organisasi. Sementara struktur organisasi
mempengaruhi perilaku kelompok dan perilaku individu. Struktur organisasi adalah pola
tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal
struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara
berbagai komponen, sehingga dapt mencapai sasaran secara efektif. Sementara pada
organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang tidak direncanakan dan
timbul secara spontan akibat interaksi peserta. Pada umumnya orang menganggap struktur
sama dengan desain organisasi. Desain organisasi merupakan proses perkembangan
hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga struktur adalah
hasil dari proses desain. Proses desai merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan
dirancang oleh manajer.
a. Desain Organisasi
Desain dan struktur organisasi adalah sebuah proses yang meliuti enam elemen sebagai
berikut:
1) Spesialisasi kerja: adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberap bagian.

47
a) Tingkat dimana tugas-tugas organisa dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan
terpisah yang setiap tahapnya diselesaikan oleh individu yang berbeda
b) Over spesisalisasi dapat menimbulkan ketidak ekonomian manusia dari
kebosanan, kelelahan, tekana, mutu rendah, ketidakhadiran yang meningkat, dan
turnover yang lebih tinggi.
2) Pembagian departemen: berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis
customer.
a) Fungsi: pekerjaaan dikelompokkan berdasarkan kinerja fungsi.
b) Produksi: pekerjaan dikelompokkan berdasarkan lini produk.
c) Geografis pekerjaan dikelompokkan berdasarkan teoriti atau area geografis.
d) Proses pekerjaan dikelompokkan berdasar aliran produk atau pelanggan.
e) Pelanggan pekerjaan dikelompokkan berdasar tipe pelanggan dan kebutuhan.
3) Sentralisasi dan Desentralisasi
a) Sentralisasi: pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan.
b) Desentralisasi: pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langung
dengan dengan aksi.
4) Formalisasi: ada standarisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan
mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Adapun struktur organisasi
adalah sebagai berikut:

48
M
r
e
j
n
a
K
o
p
m
l
k
b
s
d
u
g
P
t
i
U
D
h
e
j
k
a
t
n
D
u
W
l
i
M
S
r
B
d
a
r
D
R
H
s
i

Pe
B
Dir
M
S
U M
W
r
r
Pe
K. Budaya Organisasi
e
Pe
M
ni
n
i
K
P
HR
P
ia
di
r
a
r
D
kr
a
a
r a
t
e M
m
rna
om
e
u
i
om
k
i
M a na j
nda
e
na
na
pi
guda
sa
r
s
e
t
lj
a

a
s
ektu
e
e
j
rkil
rr
na
a
nga
os
bus
i
ai D
os
er
na
i
i
n
je
ta
e
j
nr
nga
n
h
in
n
a

Menurut Hery dalam buku pengantar manajemen (2018) Budaya adalah sebuah sistem
makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh seluruh anggota organisasi, atau mewakili
persepsi bersama, yang menentukan bagaimana cara mereka bertindak dan berprilaku.
Budaya memiliki aturan dan larangan yang menentukan bagaimana para anggota akan
bertindak satu sama lain maupun orang lain yang ada di luar organisasi. Budaya organisasi
adalah nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi-tradisi, dan cara-cara melakukan hal-hal yang
memengaruhi cara anggota organisasi bertindak. Mempelajari budaya organisasi penting
karena dampaknya terhadap keputusan, perilaku, dan tindakan karyawan organisasi. Ada
beberapa ciri dan budaya organisasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Budaya bersifat dirasakan. Itu bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara
fisik, tetapi karyawan melihatnya berdasarkan apa yang mereka alami dalam
organisasi
2. Budaya bersifat menggambarkan. Ini berkaitan dengan bagaimana anggota
mempersepsikan atau mendekripsikan budaya, bukan dengan apakah mereka
menyukainya atau tidak
3. Budaya bersifat dibagikan. Meskipun individu mungkin memiliki latarbelakang yang
berbeda atau bekerja di berbagai tingkat organisasi,
mendeskripsikan budaya organisasi dalam istilah yang serupa.

49
mereka cenderung
Budaya organisasi dapat dibentuk oleh satu atau lebih dimensi budaya tertentu lebih dari
dimensi yang lain sehingga memengaruhi kepribadian organisasi dan cara anggota organisasi
dalam bekerja. Budaya organisasi juga mempengaruhi apa yang dapat dan harus dilakukan
oleh karyawan serta mementukan bagaimana mereka berinisiatif, mendefinisikan,
menganalisis, dan memecahkan masalah yang terjadi dalam organisasi. Individu-individu
yang bekerja di suatu organisasi akan mempersepsikan budaya organisasi berdasarkan apa
yang mereka lihat, dengar, atau alami di dalam organisasi tersebut. Budaya juga terkait
dengan bagaimana para anggota mempersepsikan organisasi tersebut, bukan terkait dengan
penilaian apakah mereka menyukainya atau tidak budaya tersebut.
L. Perubahan Organisasi
Perubahan dalam organisasi adalah setiap perubahan pada manusia, struktur, teknologi pada
suatu organisasi,. Perubahan akan selalu ada dalam organisasi dan tidak dapat dihilangkan.
Perubahan memiliki karakter sebagai berikut:
1) Tidak konstan, tetapi terdapat variasi derajat dan arah perubahan.
2) Menghasilkan ketidakpastian, tapi tidah sepenuh tak terduga.
3) Menciptakan adanya ancaman dan peluang.
Perubahan pada oranisasi terjadi karena dorongan beberap faktor, yaitu sebagai berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal yang mendorong terjadinya:
a) Perubahan strategi organisasi
b) Perubahan ketenagakerjaan
c) Adanya perlengkapan dan peralatan yang baru, serta
d) Sikap prilaku karyawan (atitude).
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mendrong terjadinya perubahan:
a) Pangsa pasar
b) Peraturan dan regulasi pemerintah
c) Perkembangan dan tekhnologi, dan,
d) Perubahan ekonomi.
Secara umum ada dua jenis perubahan di dalam organisasi, yaitu sebagai berikut:
1) Perubahan terencana
Perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu
sebagai antisipasi peristiwa dimasa depan.
2) Perubahan reaktif
50
Merupakan suatu respon terhadap peristiwa ketika muncul.
M. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses memilih diantara dua atau lebih alternatif untuk
memecahkan masalah (problem solving). Pengambilan keputusan yang baik merupakan
bagian penting dari manajemen yang baik, karena keputusan menentukan bagaimana
organisasi menyelesaikan masalah mereka, mengalokasikan sumber daya, dan mencapai
tujuannya.
Pembuat keputusan bisa perorangan atau kelompok. pembuatan keputusan oleh kelompok
menggunakan beberapa cara antara lain dengan musyawarah atau pengambilan suara
terbanyak (voting). Hasil keputusan dianggap mewakili lembaga. Pada hakikatnya yang
memimpin rapat adalah manajer yang mengarahkan rapat agar menghasilkan suatu
keputusan.
a. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan umumnya melalui 8 langkah, yaitu sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah
Masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang
dikehendaki. Misalkan manajer akan mengembangkan bisnis baru bidang irtel,
tetapi perusahaan tidak memiliki pengalaman dibidang ritel, sehingga diputuskan
untuk membeli waralaba.
2) Mengidentifikasi kriteria keputusan
Kriteria adalah faktor-faktor utama yang di pertimbangkan dalam mengambil
keputusan. Dalam hal ini manajer dan tim pengembang akan membuat kriteria
yang dapat diterima. Misalkan kriteria yang disepakati adanya biaya franchier,
modal, pasar, dan dukungan franchiser.
3) Memberi bobot kriteria
Seringkali kriteria itu tidak dianggap sama penting ada yang sangat penting,
sedang, atau kurang penting. Para pengambil keputusan dapat memberikan bobot
(nilai) pada masing-masing kriteria. Misalkan bobot untuk biaya franchier, modal,
pasar dan dukungan franchier berturut-turut adalah 7,4,10, dan 5.
4) Menyusun alternatif
Alternatif adalah sejumblah dafter pilihan atau kemungkinan yang terjadi.
Alternatif restoran yang ada antara lain adalah alfamart, indomart, yomart, dan
circle K.
5) Menganalisis alternatif
51
Pengambilan keputusan secara kritis perlu membandingkan alternatif dengan
kriteria. Evaluasi kelebihan dan kekurangan dapat melibatkan data/informasi,
rasio dan intuisi dari pengambilan keputusan.
6) Memilih sebuah alternatif
Setelah melakukan analisis dan penilaian masing-masing kriteria, dipilih total nilai
yang paling besar diantara semua alternatif. Misalkan antara alfamart dan
Indomart, dipilih Alfamart.
7) Implementasi alternatif yang terpilih
Implementasi sebagai tindakan pelaksanaan adalah penyampaian keputusan
kepada orang-orang yang terpengaruh dan mendapatkan komitmen atas keputusan
mereka.
8) Evaluasi efektivitas keputusan
Langkah terakhir adalah menilai hasil keputusan untuk melihat apakah
masalahnya telah terpecahkan. Jika masalahnya masih ada, manajer harus
memperkirakan hal apa yang keliru dan dapat kembali ke salah satu langkah
sebelumnya.
Adapun yang bertugas sebagi pengambil keputusan adalah seorang manajer. Herbert
A. Simon, ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam
proses pengambilan keputusan, yaitu:
1. Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan
2. Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah
3. Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-
memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
a. Komposisi kelompok. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi
kelompok, yaitu:
a) Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
b) Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
c) Komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling
mendominasi dalam kelompok
52
d) Ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini,
konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok
tersebut
b. Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila
anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
c. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat
kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena
adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena
itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang
tersebut.
Adapun beberapa model dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu
hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.
b. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan
bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan
hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan
atau dapat diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model
Stokastik.
c. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah
kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat
diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang
paling sulit untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian ini
relevan dengan apa yang dipelajari dalam Game Theory).
N. Komunikasi Dalam Organisasi
Komuikasi adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa kjomunikasi terjadi apabila informasi berhasil disampaikan. Jika ada
pembicara yang tidak di dengarkan oleh audiensi misalnya, maka itu berarti belum terjadi
komunikasi. Namun, hal itu saja belum cukup. Selain itu harus tersampaikan, komunikasi
juga harus dapat difahami. Saat kita menelpon layanan customer servis perusahaan seluler,
kita diberi pilihan apakah menginginkan layanan dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris.
Ternyata pilihan tersebut bukan tanpa maksud . layanan bahasa inggris ditujukanuntuk
pelanggan perusahaan yang lebih memahami bahasa inggris dibandingkan bahasa Indonesia
53
agar komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan berjalan dengan baik. Dalam
pengertian secara khusus mengenai komunikasi itu sendiri menurut Hovland Komunikasi
adalah “proses mengubah perilaku orang lain”. Banyak ahli di dunia juga memberikan
sumbangan pemikiran tentang komunikasi yaitu sebagai berikut:
a. Harorl D. Lasswell
Menurut Harorl D. Lasswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yg
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat
apa atau hasil apa.
b. Shannon & Weaver
Menurut Shannon & Weaver Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas
pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni, dan teknologi.
c. Raymond S. Ross
Menurut Raymond S. Ross Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan
komunikator.
d. Prof. Dr. Alo Liliweri
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu
sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
e. Bernard Berelson & Gary A. Steiner
Menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner Komunikasi adalah Transmisi
informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-
simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi
itulah yg disebut dengan komunikasi.
Dari beberapa pengertian komunikasi dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari
suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Dalam komunikasi organisasi terdapat komunikasi formal maupun informal.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando resmi atau bagian
dari komunikasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Sementara komunikasi
informal adalah komunikasi organisasi yang tidak didefinisikan oleh hierarki struktur
organisasi. Sistem komunikasi informal memenuhi dua tujuan organisasi, yaitu memberi
54
kesempatan pada karyawan untuk berinteraksi sosial dan meningkatkan kinerja organisasi
dengan menciptakan saluran komunikasi alternatif yang seringkali lebih cepat dan efisien.
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak
yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Komunikasi dalam
organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa
berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan
seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina
hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan
komunikasi secara lebih terperinci. Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi
harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi
yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi,
manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi
tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Adapun beberapa unsur-unsur dalam komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang
yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,
mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau
saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para
pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.
5. Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-
berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang
utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi.
Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan.
Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.
Biasanya Proses komunikasi dalam organisasi bisa meliputi beberapa hal berikut ini:
a. Proses ideasi
Tahap pertama dalam suatu proses komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses
penciptaan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
b. Proses encoding

55
Gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang
dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan
media komunikasi yang akan digunakan.
c. Proses pengiriman
Gagasan atau pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui
saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan
dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak.
d. Proses penerimaan
Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau
mengamati tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk
mengirimkannya.
e. Proses decoding
Pesan-pesan yang diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara
langsung atau tidak langsung melalui proses berfikir.
f. Proses tindakan
Respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta
informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain.
Adapun jenis-jenis komunikasi dalam organisasi terdiri dari:
1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu
sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan
dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran
gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan
berjalan [operasi dan manajemen]. Komunikasi internal terdiri dari dua dimensi
yakni komunikasi vertical, dan komunikasi horizontal.
2. Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara
timbal balik [two way traffic communication]. Komunikasi vertical ada dalam
bentuk komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. Fungsi komunikasi
kebawah antara lain :
1) Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi,
mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
2) Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.

56
3) Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-
kebijaksaan organisasi, insentif
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan
memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.Keberhasilan
organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang
memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan
organisasi yang dipimpinnya. Contoh : pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi,
penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.
Sedangkan fungsi komunikasi keatas antara lain :
1) Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini,
permohonan bantuan, dan keluhan.
2) Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan
bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya
dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. Contoh : staf
memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.
3. Komunikasi horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya.
Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal.
Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang
mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap
muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
4. Komunikasi Diagonal (Cross Communication)
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
5. Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak
umum di luar organisasi.
Beberapa hambatan komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/symbol.

57
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media
Adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e. Hambatan dari penerima pesan
Misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan,
sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan balikan
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi
memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
g. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya
orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
h. Hambatan Semantik.
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun
internasional), adanya istilah –istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu
saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.
i. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari
sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.
j. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
58
Adapun beberapa cara mengatasi hambatan dalam komunikasi adalah sebagai
berikut:
a. Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau
gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
b. Kenali si penerima berita, seperti:
a) bagaimana latar belakang pendidikannya
b) bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c) sejauh mana minat dan perasaanya
c. Rencanakan secara teliti, pertimbangkan baik-baik : apa, mengapa, siapa,
bagaimana, kapan
O. Persentase Makalah
Persentase adalah kegiatan berbicara didepan orang banyak atau salah satu bentuk
komunikasi. Persentase adalah topik pengajuan kegiatan, pendapat atau informasi kepada
oranglain. Tidak seperti pidato lebih sering dibawakan dalam acara resmi atau acara politik.
Tujuan dari Persentase adalah untuk membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk
memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya
dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu).Keahlian berbicara
dihadapan hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapapun yang ingin maju.
P. Ujian Akhir Semester
Ujian akhir semester adalah salah satu kegiatan evaluasi hasil belajar mahasiswa.
Evaluasi ini adalah pemberian nilai terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerima,
memahami, dan menguasai bahan studi yang disajikan sesuai dengan kurikulum dan
pelajaran yang sudah ditetapkan, dan menilai perubahan sikap dan keterampilannya. Adapun
tujuan pelaksanaan UAS adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar mahasiswa yang meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kurun waktu studi tertentu;
2. Untuk mengetahui afektivitas proses pembelajaran;
3. Untuk menetapkan derajat hasil belajar dalam kategori cumlaude, sangat baik,
baik, cukup, kurang baik, sangat kurang dan gagal;
4. Ketentuan;
5. UAS dilaksanakan oleh dosen matakuliah;

59
6. UAS dilaksanakan setelah dosen menyajikan 100% bahan matakuliah dengan
bobot pertemuan minimal 16 kali tatap muka bersama ujian;
7. Bentuk test untuk UAS ditentukan oleh dosen pengampu dengan memilih salah
satu dari 3 bentuk jenis tes yaitu: Tes, Non tes,atau gabungan dari keduanya;
8. Prosedur.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

60
Menurut Syafaruddin dan Anzizhan dalam bukunya Psikologi organisasi dan
manajemen (2017) Organisasi merupakan sejumlah orang yang bekerja sama dalam mencapai
tujuan bersama, maka manajemen adalah usaha menggerakkan orang yang ada dalam
organisasi agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Proses Manajemen Yang Baik
Yang Dilaksanakan Oleh Manajer Menurut Schermanhon: proses manajemen yang baik
menurut Schermerhon yaitu meliputi:
a) Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta
langkah-langkah yang harus diambil untuk mecapainya.
b) Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya
serta pengaturan kegiatan secara terkordinir kepada setiap individu atau
kelompok untuk menerapkan rencana.
c) Pengarahanadalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya
bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai
tujuan.
d) Pengedalian adalah proses pengukuran kinerja, memandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan.
B. Saran
Adapun saran dari Penulis untuk berlangsungnya proses kegiatan organisasi agar
dapat berjalan dengan lancar, efisien, dan efektif, maka diperlukanlah kerja sama dari
berbagai bidang didalam organisasi dengan cara menjalankan semua fungsi dari manajemen
dengan sebaik-baiknya dan meminimalisir kesalahan serta memperkirakan akibat yang
mungkin tim ul akibat dari keputusan atau tindakan yang diambil.

Daftar pustaka

Amirullah, dkk. 2004. Pengantar Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu

61
Anang Firmansyah, M. dan Budi Mahardhika, Pengantar Manajemen, Cet. I, Yogyakarta:
Grup Penerbitan Cv Budi Utama, 2018.
Hery, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Grasindo, 2018.
Mardalena, Sarina, Pengantar Manajemen, Cet. I, Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017.
M Munandar, Jono dkk, Pengantar Manjemen, Cet. I, Bogor: Percetakan IPB, 2018.
P.Robbins, Stephan dan Timoty A. Judge, Perilaku Organisasi, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2008
Riniwati, Harsuko, Manajemen Sumber Daya Manusia, Malang: UB Press, 2016.
Topatimasang, Roem dan Russ Dilts, Manajemen Organisasi Nirlaba, Jakarta: SEPMA,
1988.
Sutadji, Perencanaan dan Pengembangan ,Yogyakarta: DeePublish, 2009.
Syafaruddin dan Anzizhan, Psikologi Organisasi dan Manajemen, Depok: Kencana, 2017.
Toha, Miftah, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Press,
2011.
Wayne Mondy, R dan Shane R Premaux, Management: concepts, practices and Skills, New
Jersey: Prentice Hall, 1995.
Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Wijatno, Serian, Pengantar Entrepreneurship, Jakarta: Grasindo, 2009.
Yusuf, Hamali Ari dan Eka Sari Budihastuti, Pemahaman Praktis Administrasi, Dan
Manajemen Strategi mengelola kelangsungan hidup organisasi, Cet. I, Jakarta:
Kencana, 2019.

62

Anda mungkin juga menyukai