Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran
Jurnal Aplikasi Ketidak Pastian Dalam Pengukuran
disebabkan oleh pengukur atau alat ukurnya. Pengukuran tak langsung berulang, jika ingin
Dengan kata lain kita tidak mungkin memperoleh melakukan "pengukuran" (penghitungan) suatu
nilai benar (x0), melainkan selalu terdapat besaran fisika dengan mengukur besaran A dan B
ketidakpastian (Δx). Hasil pengukuran suatu keduanya secara berulang melalui fungsi (rumus)
besaran dituliskan dalam bentuk : C = C(A,B).
Dengan:
x=x 0 ± ∆ x
A = A0±A (A0 didapat dari rata-rata, A didapat
Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai dengan standar deviasi)
benar (x0) dan (Δx) adalah ketidakpastian.
B = B0±B (B0 didapat dari rata-rata, B didapat
dengan standar deviasi)
b) Analisa
Balok Tembaga SU SN SU SN SU SN
4,8 cm 0,09 cm 1,8 cm 0,08 cm 1,2 cm 0,055 cm
4,89 cm 1,88 cm 1,255 cm
b) Analisa
v= p0 .l 0 .t 0 ∂v
=l. t
∂p
v=( 4,89 ) ( 1,88 ) (1,255) ∂v
= p .t
∂l
v=¿11,537466 ∂v
= p .l
∂t
v=11,5cm 3
∂v ∂v ∂v
∆ v= ( ∆ p ) + ( ∆l ) + (∆ t )
∂p ∂l ∂t
∆ v=( l .t ) ( ∆ p ) + ( pt ) ( ∆ l ) + ( p . l ) ( ∆ t )
∆ v=( 1,88 x 1,255 ) ( 0,0025 ) + ( 4,89 x 1,255 )( 0,0025 ) + ( 4,89 x 1,88 ) ( 0,0025 )
∆ v=( 2,3594 )( 0,0025 ) + ( 6,13695 )( 0,0025 ) + ( 9,1932 ) ( 0,0025 )
∆ v=0,0058985+0,015342375+ 0,022983
∆ v=0,044223875
∆ v=0,042 cm3
v=v 0 ± ∆ v
v=11,5 ± 0,042 cm3
v=1,15 ±0,042 cm3 x 10
3. Pengukuran Langsung Berulang
a) Tabel
b) Analisa
t 0=0,681 t=t 0 ± ∆ t
t 0=0,7 s t=0,7 ± 0,05 s
t=7 ± 0,05 s x 10−¿¿
2
√
2
1 n ∑ t −( ∑ t )
∆ t=S´t=
n n−1
1 10 ( 4,8861 )−46,3761 ∆t
∆ t=
10 √ 10−1
1 48,861−46,3761
KTP=
t0
0,05
∆ t=
10 √
1 2,4849
9
KTP=
0,7
KTP=0,071428571
∆ t=
10
1
√ 9
KTP=0,07
∆ t= √0,2761
10
1
∆ t= ( 0,525452186 )
10
∆ t=0,052545219
∆ t=0,05 s
2 2 ∂ρ m
√ √
2 2
1 n ∑ m −( ∑ m ) 1 n ∑ v −( ∑ v ) =
∂m v
∆ m=S ḿ= ∆ v=S v́ =
n n−1 n n−1
1 10 ( 25867,49 )−258673,961 10 ( 674 )−6724 ∂ρ 1
∆ m=
10 √ 10−1
∆ v=
10
1 258674,6−258673,96 1 6740−6724
10−1 √ =
∂m v
∆ m=
10
1 0,64
√ 9
∆ v=
10
1 16
9 √ ∂ρ m
∆ m=
10
1
9√ ∆ v=
10 9
1
√ ∂ρ
=
∂v v
∆ m= √ 0,071 ∆ v= √ 1,777777778 =m. v −¿¿
10 10 ∂v
1 1 ∂ρ
∆ m= ( 0,266666667 ) ∆ v= ( 1,333 ) =m.−1 v−1−1
10 10 ∂v
∆ m=0,0266666667 ∆ v=0,1333 ∂ρ
=m.−v−2
∂v
∆ m=0,027 gr ∆ v=0,13 gr ∂ ρ −m
=
∂ v v2
m=m0 ± ∆ m v=v 0 ± ∆ v ∆ρ
KTP=
ρ0
m=50,86 ± 0,027 gr v=8,2 ±0,13 ml 0,10
KTP=
6,20
KTP=0,016129032
m0 KTP=0,016
ρ0 =
v0
50,86
ρ0 =
8,2
ρ0 =6,202439024
ρ0 =6,20 gr /cm3
∂ρ 2 ∂ρ 2
∆ ρ=
√( ∂m
1 2
)
. ( ∆ m )2 +
∂v
−m 2
( )
. ( ∆ v )2
∆ ρ=
√( ) v
1 2
v ( )
. ( ∆ m ) 2+ 2 . ( ∆ v ) 2
2
∆ ρ=
√( ) 8,2
2
. ( 0,027 ) +
( −50,86
8,2 )
−50,86 2
2
. ( 0,13 ) 2
√√ 2
∆ ρ= ( 0,12195122 ) . ( 0,027 ) +
2
67,24
2
2
(
. ( 0,13 )2
ρ=ρ0 ± ∆ ρ
ρ=6,20± 0,10 gr /cm3
E. Kesimpulan
Pada pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa
setiap pengukuran pasti memiliki nilai
ketidakpastian. Untuk pengukuran langsung nilai
ketidakpastian relatifnya bisa langsung diperoleh
1
dengan rumus xNST . Sedangkan untuk
2
pengukuran tak langsung bisa diperoleh dengan
∆x
rumus . Pada pengukuran langsung nilainya
x0
bisa langsung dicari dengan alat ukur, sedangkan
pada pengukuran tak langsung harus dengan
rumus sehingga terlebih dahulu melakukan
pengukuran langsung.
Pustaka
Djonoputro, B. Darmawan. Teori ketidakpastian.
Bandung: Penerbit ITB, 1984.
Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Tippler, P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik
jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.