Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

KEARSIPAN
Loji jambi pada tahun 1707

Dosen pembimbing:

Apdelmi S.Pd.,M.Pd

Di susun oleh:

RESTU AMALIYAH PUTRI A1A218016

PRODI: PENDIDIKAN SEJARAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS UNJA

2019/2020

ABSTRAK
Pada tahun 1643 kontrak pertama dengan raja terjadi pada tahun 1687 I.O.C
berkewajiban memberi bantuan menangkis serangan raja johor Dan sultan
Palembang. Hubungan tidak selalu bersahabat dengan yang lain. Hal tersebut
nyata dengan pembunuhan kepala factory (loji) pada tahun 1690. Demikian juga
pada tahun 1617, serangan orang – orang portugis menghancurkan jambi dengan
api. Hal yang sama terjadi lagi di tahun 1636. Dan walau di tahun itu dibagun
yang baru lagi. Hal ini mungkin untuk sementara, karena pada resolusi 19 februari
1638 diterangkan, bahwa pedagang utama Dr. Vogel dikuasakan membuat loji
baru. Pada tahun 1643 loji mengalami pembangunan dalam bentuk lain took cina
yang berada dalam loji dijadikan “ dibuka pada tepi jalan” karena itu arus orang –
orang jawa dan lainnya masuk loji pada serangan – serangan.

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pada tahun 1643 kontrak pertama dengan raja terjadi pada tahun 1687
I.O.C berkewajiban memberi bantuan menangkis serangan raja johor Dan sultan
Palembang. Hubungan tidak selalu bersahabat dengan yang lain. Hal tersebut
nyata dengan pembunuhan kepala factory (loji) pada tahun 1690. Raja ingalaga
yang waktu itu menjadi raja pertama di jambi dengan menyandang dengan gelar
sultan ditangkap. Dan putra yang pertama Kiyai Gede diduduki di singgasana.
Dibawah Kiyai Gede keadaan menjadi begitu tegang sehingga I.O.C menutup
kantornya. Pada tahun 1707 sultan menyatakan akan mengadakan hubungan
kembali dengan utusan gubernur jenderal. Kantor diperbaiki dan di muaro
kumpeh didirikan suatu kekuatan.

Kehidupannya yang sangat singkat mempunyai hubungan tidak ramah


dengan I.O.C dan putera sulunya depati, Kiyai Gede sudah beberapa waktu
tinggal di pedalaman, menurut surat – surat kepala pedagang dari jambi, sybrant
swart dan cornelis couwenhoeven, tanggal 25 februari dan 31 maret 1688 dalam
bulan maret waktu itu dengan tipu daya yang dipikat ke ibukota, ditangkap dan di
bawah ke Batavia. Pemerintah tinggal disana mula – mula menawannya dalam
kapal yang membuang sauh di Teluk Batavia, dan didaratkannya dan akhirnya
diasingkan di banda.

Berlainan dari sabelaer yang disebut sebelunya resolir sebagai kepala


Palembang untuk menggantikan tempat coopman. Yang sekarang kepala di jambi
sybrandt swart, yang terakhir “comptoir” di bawah yang pertama, dan mula –
mulanya mudah dilakukan vaendrig selama di tempatnya sana, tidak ada atau
sedikit yang komisaris untuk mempertahankannya. Para vaandrig atau sersan
yang mewakili O.I.C. dijambi tetap menyebutkan dirinya “ Residen “ dan berhak
juga atas pendapatan ( gaji ) yang berhubungan dengan kedudukan tersebut.

PEMBAHASAN
Pada algemeen rijksarchief (Arsip umum kerajaan ) di s’Gravenhageckami
mendapat tiga catatan mengenai loji di jambi, pada tahun 1707 yang disebut
dalam katalogusvdengan nomor 1136 dan 1137, berisi penulisan sebagai berikut :

1136 : denah dasar loji kompeni 1707,

1136 : denah dasar pagar keliling loji. Skala 6 rynl roeden = 150 streepen, besar
051-0.745 EL,

1137 : gambar bangunan – bangunan dalam loji, baik dari depan maupun
belakang. Di ukur 18 oktober 1770. Besar 0.75 – 0.51 EL.

Satu – satu nya sumber yang masih dapat memberikan kejelasan tentang
loji jambi tahun 1707, adalah De Nieuwe Encyclopeadie Van Ned. Indie. Dengan
maksud agar dapat perdagangan tidak tergantung pada banten I.O.C., mendirikan
kantor yang di jambi pada tahun 1616. Kantor ini mengadakan penghentian
sementara pada tahun 1643, dari tanggal 20 september 1679 sampai mei 1680, dan
sampai tahun 1696 dipertahankan untuk perdagangan lada dan hasil hutan. Pada
tahun 1643 kontrak pertama dengan raja terjadi pada tahun 1687 I.O.C
berkewajiban memberi bantuan menangkis serangan raja johor Dan sultan
Palembang. Hubungan tidak selalu bersahabat dengan yang lain. Hal tersebut
nyata dengan pembunuhan kepala factory (loji) pada tahun 1690.

Raja ingalaga yang waktu itu menjadi raja pertama di jambi dengan
menyandang dengan gelar sultan ditangkap. Dan putra yang pertama Kiyai Gede
diduduki di singgasana. Dibawah Kiyai Gede keadaan menjadi begitu tegang
sehingga I.O.C menutup kantornya. Pada tahun 1707 sultan menyatakan akan
mengadakan hubungan kembali dengan utusan gubernur jenderal. Kantor
diperbaiki dan di muaro kumpeh didirikan suatu kekuatan. Mungkin sebagai
akibat pemberontakan terhadap orang – orang belanda. Kekuatan ini pada tahun
1724 ditinggalkan lagi. Sejauh diketahui, mereka tidak kembali lagi sebelum
tahun 1883. Mengenai peristiwa yang terjadi antara tahun 1724 dan 1833 tidak
ada berita yang pasti, dan sebagainya.
Sultan ingalaga dari jambi. yang kehidupannya singkat mempunyai
hubungan tidak ramah dengan I.O.C dan putera sulunya depati, Kiyai Gede sudah
beberapa waktu tinggal di pedalaman, menurut surat – surat kepala pedagang dari
jambi, sybrant swart dan cornelis couwenhoeven, tanggal 25 februari dan 31 maret
1688 dalam bulan maret waktu itu dengan tipu daya yang dipikat ke ibukota,
ditangkap dan di bawah ke Batavia. Pemerintah tinggal disana mula – mula
menawannya dalam kapal yang membuang sauh di Teluk Batavia, dan didaratkan
nya dan akhirnya diasingkan di banda.

Putra sulungya pada tahun 1687 oleh para pembesar kerajaan sudah dipilih
sebagai sultan baru, dan menyandang gelar sultan Kiyai Gede dan sesudah
pengasingan ingalaga juga diakui oleh raja jambi meskipun dalam surat – suratnya
kepada pemerintahan tinggi sering ditunjukan sebagai “ pangeran pemangku”.
Baru pada tahun 1710 di usulkan pengakuan resmi sebagai raja jambi. Kedua
saudara laki – laki yang lebih mudah, yaitu pangeran Ratu, Raden Culit, juga
dinamakan pangeran pringabaya, dan kiai singa patih tidak menyetujin
pengangkatan kyai gede sebagai penguasa jambi, dan sesudah ayah mereka
diasingkan mereka, mereka mundur kepedalaman. Ditempat tersebut mereka
memerangi pangeran pemangku dan kompeni. Raden culit di muara tebo
mengangkat dirinya sebagai sultan mangunjaya, dan menyandang gelar sultan sri
maharaja batu atau sultan abdul ranchman.

Sebagai akibat dari pertengkaran dalam negeri, kantor dijambi mengalami


begitu banyak kerugian, sehingga pada tanggal 15 september 1690 diputuskan
mengghentikan jambi sebagai pos tersendiri, dan menepatkannya dibawah
kekuasaan Palembang. Berlainan dari sabelaer yang disebut sebelunya resolir
sebagai kepala Palembang untuk menggantikan tempat coopman. Yang sekarang
kepala di jambi sybrandt swart, yang terakhir “comptoir” di bawah yang pertama,
dan mula – mulanya mudah dilakukan vaendrig selama di tempatnya sana, tidak
ada atau sedikit yang komisaris untuk mempertahankannya. Satu setengah bulan
kemudian, yaitu tanggal 31 oktober 1690, jadi sebelum teorganisasi dilakukan,
sybrandt swart yang di sebut bahwa pedagang utama dijambi dibunuh oleh
pembantu rumahnya secara kejam karena dendam. Mungkin sekali kematian
pedagang utama S. Stewart menjadi penyebab untuk mempercepat menyusutkan
kantor di jambi, karena sesudah itu semua urusan di jambi oleh residen Palembang
dilaporkan ke Batavia.

Para vaandrig atau sersan yang mewakili O.I.C. dijambi tetap


menyebutkan dirinya “ Residen “ dan berhak juga atas pendapatan ( gaji ) yang
berhubungan dengan kedudukan tersebut. Ternyata, juga di dalam sebuah surat
tertanggal 18 maret 1706 dari para kepala pedagang di Palembang, P.J. aouwer
dan R. leers yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal Joan Van hoorn dan tuan –
tuan yang mulia dari dewan Nederlands India, di dalamnya antara lain terdapat
catatan bahwa Pieter van Djamby, mohon di hormati seperti itu, dan mendapat
gaji sebesar f. 16,-.

Pada tahun 1705 komisaris P. Ronselaar – mantan gubernur dari direktur


Maluku, kemudian gubernur untuk malaka – dikirim ke jambi, dengan perintah
untuk meriksa keaadan yang menimbulkan adanya pemisahan kembali jambi dari
Palembang, dan mengangkat menjadi kantor sendiri, juga mengadakan hubungan
kembali dengan Kiai Gede. Disebabkan laporan yang dia keluarkan, pada resolusi
tanggal 28 juni 1707 . baru ditentukan bahwa seorang onder coopman ( pedagang
bawahan ) atau pemengang buku akan dikirim kesana sebagai residen, dan
selanjutnya pada resolusi 7 juli yang berikutnya, jambi menjadi suatu yang “
comploir ) berdiri sendiri dan dipisahkan kembali dari Palembang. Alasan - alasan
yang mengacu pada keputusan yang dimaksud terakhir, tertera di dalam surat
tanggal 9 november 1707 ke patria.

Patras pada tanggal 26 september 1707 sampai di jambi, segera sesudah


kedatangannya, dia mengirim corporal willem de la Garde Amsterdam dengan
surat dari Gubernur Jenderal ke pangerang pringabaya dan mangunjaya di muaro
tebo. Maksud nya agar dapat kembali ke jambi, dan berbaikan dengan saudaranya
Kiai Gede dan O.I.C. tetapiusaha ini tidak berhasil lalu dia di tahun 1710
ditangkap, dan menurut resolusi 26 september pada tahun itu di turunkanlah dari
tahta, dan kakak tertua sultan kiai Gede dipilih menjadi seorang raja jambi.
Pada tahun berikutnya, pangeran pringabaya bersama pengikutnya dari 99
kepala sebagai tawanan perang. Mula – mula dibawa ke pulau edan, kemudian di
asingkan ke banda. Di bawah perdagangan – perdagangan utama Simon
Hommelber benteng di jambi yang baru di bangun kembali, pada tanggal 20 maret
1768 pagi – pagi, kurang lebih jam 6 mendadak diserang orang jambi. sesudah
pertahanan yang berani oleh pendudukan, keletihan yang luar biasa dan kerugian
besar akan orang – orang, akhirnya terpaksa naik kapal dan meninggalkan jambi.

Pada resolusi 10 mei 1768 pangerang fiscal Mr. Wonter Rudolph van Senden
ditugaskan memeriksa sebab sederhana dari penyerangan, dan semua keadaan dari
serangan mendadak pada benteng di sana. Dia membawa laporan yang seluruhnya
dikutip dalam resolusi tanggal 22 juni. Gubernur jenderal dan dewan bergabung
dengan konklusi pengacara fiscal yan berbunyi, bahwa residen jambi dalam
kontrak harus ketat, tetapi mengikuti hokum, sehingga terjadi perbaikan, dapat
dipersalahkan padanya maupun pada pendudukan. Semua jadi di bebaskan dari
tahanan yang sebelunya diperlakukan saat datang dari Batavia. Gaji yang semula
ditahan harus dibayarkan, dan di beri tambahan gaji yang ditahan. Setelah serang
mendadak ini kompeni mengalami kerugian sejumplah f. 116.241,-. Oleh karena
itu, dianggap nya lebih baik jambi ditinggalkan bersama nasibnya.

A. Loji Pada Tahun 1707.

Loji yang menghadap ke sungai terdiri dari pagar bambu yang terlepas.
Dikanan dan kirinya atau samping – sampingnya “terbuka di belakang” (huruf Q),
tembok keliling dari tanah dan “ gedung “ yang sesungguhnya. Pada air tinggi
pagar bamboo kadang – kadang 1 sampai 2 kaki dalam air, dan pada musim
kering sejauh tembakan sebuah senapan musket. Di depan bagian dalam kira –
kira ditengah – tengahna terdapat pintu masuk utama, dan diatasnya terdapat
sebuah kamar yang ditutup dengan genting yang berdiri di atas tiang – tiang
sebagai pos observasi. Didalam pagar keliling pertama ini terletak penguatan yang
sebenarnya, panjang kurang lebih 75 dan lebar 38 meter. Terdiri dari dinding
keliling dari tanah yang tidak tempat empat persegi, dan ditutup oleh tiang – tiang
batu “palensaden” . lebar kurang lebih 2 meter dan tinggi 4 meter. Terdapat 2
pintu masuk kea rah sisi sungai, dan timur masih ada gerbang lepas. Bagian
terbesar dari bidang tembo keliling dipakai sebagai rumah tinggal, sekaligus
gudang panjang dan ebar kira – kira 50 × 20 meter. Seluruh lantai bawah
digunakan sebagai gudang penyimpanan.

Dengan sebuah tangga kayu dibagian muka dan satu sisi lagi dibagian
belakang, orang – orang dapat mencapai tempat tinggalnya. Juga ada masih satu
bagian untuk gudang pengaturan. para pedagang tinggal di tiga loteng pertama
pada kamar – kamar di sisi timur yang menghubungkan kantor – kantor. Kamar ke
arah sungai melalui pintu dihubungkan dengan sebuah lorong. Terdapat tangga
melingkar menuju kamar teratas, dimana sebuah tangga melingkar menuju sebuah
kamar teratas. Untuk sersan ada dua kamar di sisi barat bangunan yang kosong,
sedangkan lima kamar yang letak di belakang gedung dilewati “ serambi kecil “
untuk penghuni lainnya . Kamar – kamar lain untuk prajurit penjaga, untuk off
corps du guarde. Pada waktu itu pendudukan terdiri dari.

11 orang eropa, diketahui mereka adalah :


1 Pedagang bawahan dan kepala
1 sersan
1 asisten tempat
3 kopral
5 tamu – tamu penggambar
Jumlah : 11 kepala dan
12 orang bugis, terdiri dari:
1 kopral
11 umum
Jumlah: 12 kepala
Jadi jumlah keseluruhan nya 23 kepala ditambah, ditambah lagi kompi budak
yang juga orang bugis, yang kepalanya tidak di hitung sebagai “coppen”.
Demikian juga pada tahun 1617, serangan orang – orang portugis
menghancurkan jambi dengan api. Hal yang sama terjadi lagi di tahun 1636. Dan
walau di tahun itu dibagun yang baru lagi. Hal ini mungkin untuk sementara,
karena pada resolusi 19 februari 1638 diterangkan, bahwa pedagang utama Dr.
Vogel dikuasakan membuat loji baru. Pada tahun 1643 loji mengalami
pembangunan dalam bentuk lain took cina yang berada dalam loji dijadikan “
dibuka pada tepi jalan” karena itu arus orang – orang jawa dan lainnya masuk loji
pada serangan – serangan. Dalam tahun 1663 dirundingkan dengan raja jambi
mengenai tempat bangunan baru disana. Menurut keterangan – keterangan
pedagang dijambi dari tahun 1668 loji kompeni mendapat bahaya besar dari
beberapa orang jahat yang akan membakarnya sampai menjadi abu, sedangkan
dalam tahun 675 berbagai penjahat ( berarti orang – orang jambi ) pada jauh
malam melempari dan menyerang loji kompeni. Empat tahun kemudian jambi di
serang johor dan beberapa gerobolan tentara Makassar. Pos waktu itu
ditinggalkan, dan pada tahun 1680 kembali di rebut. Ketika kembali, ternyata loji
tidak terlalu dirugikan.
Perundingan ditahun 1663 dengan raja jambi mengenai pembangunan
tempat tinggal baru. Perundingan berhasil dan kira – kira pada waktu itu loji
dibangun, ada pada tahun 1707. Penerimaan – penerimaan sebagai sesuatu yang
betul hanya dapat terjadi kalau digunakan bahan yang baik, dan dapat bertahan
empat puluh tahun. Tetapi setelah itu juga habis. Itu cocok dengan penemuan –
penemuan A. Patras yang dalam surat nya yang pertama ke Batavia, tanggal 30
oktober 1707, ia sudah mengeluh karena harus menggunakan prajurit – prajurit
bugisnya untuk memperbaiki loji, dan sudah dalam keadaan reyot bersamaan
dengan pagar keliling.
Mungkin untuk memerkuat pemberian bukti tersebut, dia menyuruh
membuat gambar – gambar tersebut dan di kirim ke Batavia. Pada resolusi 15 juni
1708 diputuskan untuk membangun loji baru di jambi.
DAFTAR PUSTAKA

S. Hertini Adiwoso dan Budi Prihatna. 2007. PEMBERONTAKAN DI


JAMBI. kantor arsip daerah provinsi jambi.

Anda mungkin juga menyukai