Anda di halaman 1dari 15

5.1.

MENDESAIN DAN MEMBUAT POLA JURNAL KHUSUS


PENJUALAN PADA HOTEL SEBAGAI LAPORAN YANG
DIHASILKAN

Proses akuntansi dimulai dari pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal


umum, kemudian posting ke dalam rekening buku besar. Proses tersebut berjalan
terus menerus sepanjang tahun buku. Kegiatan semacam itu dapat dilakukan
hanya untuk transaksi keuangan yang memiliki frekuensi tidak sering terjadi dan
jumlah bukti transaksinya pun tidak banyak. Apabila transaksi yang sejenis
memiliki frekuensi dalam kategori sering terjadi dan jumlah transaksinya banyak,
cara posting seperti dikemukakan pada pembahasan jurnal umum tidak lagi efisien
dan kurang praktis. Kondisi ini biasanya terjadi pada perusahaan besar ataupun
satuan usaha yang mulai berkembang pesat.
Oleh karena itu, bertolak dari jurnal umum yang biasanya digunakan untuk
mencatat transaksi sejenis dalam jumlah frekuensi yang cukup sering, dapat
dibuatkan jurnal yang mempunyai bentuk khusus. Jurnal tersebut sering
dinamakan jurnal khusus. Transaksi-transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal
khusus misalnya transaksi penerimaan kas, transaksi pengeluaran kas, transaksi
penjualan kredit, dan transaksi pembelian kredit. Setelah pencatatan dalam jurnal
khusus tersebut selanjutnya diposting ke dalam rekening buku yang dilakukan
secara periodik, biasanya setiap bulan sekali.
Secara umum jurnal khusus dalam akuntansi terdiri atas:
1. Jurnal penjualan barang dagangan, untuk mencatat transaksi penjualan
barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
2. Jurnal pembelian barang dagangan, untuk mencatat transaksi pembelian
barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
3. Jurnal penerimaan kas, untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas
atau uang tunai.
4. Jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas
atau uang tunai.
5. Jurnal umum, untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat ke
dalam keempat jurnal di atas.
Penggunaan jurnal khusus ini tentu mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1. Memungkinkan Pembagian Pekerjaan.
Jurnal khusus yang ditangani oleh satu orang sehingga terjadi spesialisasi
pekerjaan, yakni setiap transaksi yang sejenis dicatat oleh satu atau
sekelompok orang ke dalam satu buku jurnal khusus.
2. Memudahkan Pemindahbukuan Ke Buku Besar.
Pemindahbukuan dari jurnal khusus ke buku besar biasanya dilakukan
secara periodik misalnya tiap satu bulan, yaitu pada akhir bulan.
3. Memungkinkan Kontrol Internal Yang Lebih Baik.
Karena dikerjakan oleh petugas tertentu, setiap jurnal khusus menjadi
tanggung jawab bagi satu orang petugas, hal ini akan memudahkan kontrol
terhadap buku jurnal tersebut.
5.1.1. Jurnal Khusus Penjualan Pada Hotel
Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan
pencatatan transaksi berakhir dengan post-closing trial balance. Proses akuntansi
bisa dilakukan secara manual ataupun menggunakan aplikasi komputer. Beberapa
transaksi penting dalam operasi hotel, yaitu :
1. Penjualan produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan
bagian akuntansi, transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam
buku khusus penjualan, diakhir periode akuntansi baru dibuatkan jurnal
khusus penjualan.
2. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement), merupakan
transaksi dari penagihan dan penjualan tunai harian dimana hasil
penagiahn, penjualan tunai dan pengeluarankas harian dicatat dalam buku
khusus yang disebut dengan buku kas dan bank.
3. Pembelian produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan
bagian akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa dicatat buku
khusus pebelian, diakhir periode akuntansi dibuatkan jurnal khusus
pembelian.
4. Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian
personalia membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai
dengan departemen dimana karyawan tersebut bekerja.
Dasar akuntasi untuk usaha hotel menggunakan double-entry
bookkeeping, dimana setiap entry data harus ada yang sama dan yang berlawanan
sehingga hasilnya akan sama.
1. Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi
saldo debet dan kredit.
2. General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun
individual.
3. Trial balance, menunjukan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4. Financial Statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang
biasanya disiapkan pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau
tahunan.
Jurnal penjualan adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi
penjualan barang dagang secara kredit. Dengan demikian bila perusahaan menjual
barang dagang secara kredit maka pencatatan transaksinya dilakukan pada jurnal
penjualan. Transaksi keuangan yang dicatat dalam jurnal penjualan
merupakan semua transaksi keuangan penjualan barang dagang yang dilakukan
secara kredit dengan demikian dalam jurnal penjualan tidak menampung
pencatatan transaksi penjualan barang dagang tunai, pembelian dan sebagainya.
5.1.2. Jurnal Penjualan
Semua penjualan hotel setelah dirinci akan dibukukan pada jurnal penjualan.
Jurnal ini menjadi tanggung jawab fungsi yang menangani penjualan hotel atau
income auditor. Oleh karena itu, kebenaran dan penyampaiannya dilakukan oleh
income auditor. Pada jurnal penjualan yang merupakan transaksi kredit adalah:
1. Penjualan jasa/produk seperti kamar, makanan, minuman, spa dan jasa-
jasa lain.
2. Utang jasa layanan (service charge). Hotel sebagai usaha jasa memungut
jasa layanan sebesar 10% dari penjualan pada tamu. Jasa layanan ini
merupakan hak karyawan hotel yang dibebankan ke rekening tamu dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hotel dalam hal ini hanya bertugas
sebagai wajib pungut. Jasa layanan ini merupakan utang hotel kepada
karyawan yang pada gilirannya akan didistribusikan kepada karyawan.
3. Pajak pembangunan I (PpbI). Hotel membebankan pajak pembangunan I
yang merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah. Hotel
membebankan pajak pembangunan I ke rekening tamu sebesar 11% dari
penjualan jasa/produk hotel. Seperti halnya pada jasa layanan, hotel hanya
berfungsi sebagai wajib pungut pajak pembangunan I yang pada gilirannya
akan dibayarkan kepada pemerintah. Jadi, pajak pembangunan I
merupakan utang hotel kepada pemerintah sehingga dicatat pada bagian
kredit pada jurnal penjualan.
4. Penjualan yang diterima terlebih dahulu. Hotel juga menerima penjualan
yang diterima di lebih dahulu dari tamu. Lazimnya, tamu memberikan
uang muka untuk jasa kamar yang akan digunakan di masa yang akan
datang. Uang muka ini merupakan penjualan yang diterima lebih dahulu
karena jasa kamar belum dinikmati oleh tamu. Uang muka lazim pula
dibayarkan untuk pesta perjamuan sebagai tanda jaminan bahwa tamu
akan melaksanakan pesta yang dimaksud di masa yang akan datang.
Pada sisi debet jurnal penjualan, dibukukan transaksi berikut:
1. Piutang dagang. Ketika tamu meninggalkan hotel (check out) dan
menyelesaikan dengan kartu kredit atau dibebankan ke lembaga (kantor
tempat bekerja, agen perjalanan, dan lembaga lain), transaksi ini akan
dikelompokkan sebagai piutang dagang atau biasa juga disebut city ledger.
2. Rekening tamu. Semua transaksi yang dibebankan ke rekening tamu
merupakan piutang hotel. Usia piutang ini sangat pendek, tetapi harus
selalu dimonitor oleh manajemen hotel untuk tujuan pengendalian.
3. Piutang lain-lain seperti paid-out, piutang karyawan, dan lainnya. Khusus
untuk paid-out bila jumlah dan frekuensi yang terjadi signifikan, maka
harus dikendalikan oleh manajemen. Artinya pada jurnal penjualan harus
dicantumkan kolom khusus untuk paid-out.
Untuk mendapatkan visualisasi jurnal penjualan, gambar di bawah dapat dikaji
sebagai contoh isian jurnal penjualan. (angka yang disajikan hanya ilustrasi).
Jurnal penjualan seperti jurnal khusus yang lain dilengkapi secara
kronologis, dengan bukti transaksi yang utuh. Artinya, untuk penjualan kamar,
dokumen pendukung dari tiga sumber yang berlaku yaitu penjualan kamar dari
kantor depan, laporan kamar terhuni dari tata graha dan penjualan kamar dari D
card report oleh night auditor.
Pada setiap akhir periode jurnal penjualan ini ditutup dengan penyiapan
ringkasan melalui sistem voucher. Dengan kata lain, voucher jurnal penjualan
disiapkan tiap akhir periode untuk menutup dan meringkas jurnal penjualan.
Perputaran penjualan di hotel terjadi relatif cepat, walaupun dalam jumlah
nominal yang relatif kecil.
Secara sederhana, kaitan antara akun-akun dalam siklus penjualan hotel
digambarkan dalam bagan T-account berikut:

Penjualan Tunai Saldo Awal


Berbagai transaksi
Penjualan Kredit Penjualan Tunai Kas
Keluar
Penagihan Piutang

Piutang Usaha

Penjualan Tunai Penjualan Kredit Penagihan


Piutang
Penjualan Kredit Saldo Akhir

Penjualan Tunai
Penjualan Kredit

Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian penjualan yang memadai. Jurnal
penjualan merupakan salah satu dokumen akuntansi yang membantu menelusuri
penjualan harian hotel. Jurnal penjualan di hotel ditangani khusus oleh fungsi
yang menangani penjualan, yang biasanya disebut Income Auditor.
Sumber data atau dokumen pendukung untuk melengkapi jurnal penjualan
ini berasal dari kantor depan seperti rekapitulasi penjualan kamar, tata graham
seperti room count sheet dan turn down report, restoran dan bar seperti
rekapitulasi penjualan, kasir kantor depan seperti laporan penerimaan kas, dan
penjualan lain seperti laporan penjualan.
Seperti halnya pada jurnal khusus lainnya, pada jurnal penjualan prinsip
dasar akuntansi seperti debet = kredit berlaku. Pada jurnal penjualan debet adalah
piutang, sedangkan kredit adalah penjualan. Fungsi pengendalian internal dan
internal cek oleh fungsi Income Auditor biasanya dilakukan bila terjadi perbedaan
laporan antara fungsi kantor depan dengan tata graham, dan perbedaan laporan
antara kas yang seharusnya disetor dengan jumlah kas yang sebenarnya disetor
oleh kasir (kasir kantor depan dan kasir outlet).
Hal yang perlu dicatat dalam jurnal penjualan:
1) Catatlah tanggal transaksi
2) Catatlah nama debitur atau keterangan lainnya
3) Beri tanda check (v) yang menandakan bahwa transaksi dalam jurnal
tersebut telah dipindah bukukan ke buku besar pembantu
4) Catatkan syarat pembayaran
5) Catatlah jumlah transaksi sebagai penjualan dan piutang dagang
5.1.2.1. Format Jurnal Penjualan
Piutang Usaha (City ledger/Guest ledger)
Penjualan Kamar (Rooms revenue)
Hutang Jasa Pelayanan (Service charge)
Hutang PHR (Government Tax)
Dalam industri hotel akun piutang usaha biasanya dibedakan antara tamu yang
masih aktif dan tamu yang sudah keluar (check out), untuk tamu yang masih aktif
akan dicatat dalam akun Guest Legder, dan setelah tamu keluar dari hotel tetapi
tagihannya masih ada yang mana tagihan ini menjadi beban dari pihak agen
perjalanan, maka tagihan tersebut akan dipindahkan ke akun City Ledger.
Adapun prosedur yang harus dilakukan saat penjualan kamar, makanan dan
minuman dan outlet lainnya, antara lain :
1. Pada akhir hari, semua kasir outlet memasukkan hasil penjualan beserta
bukti pendukung dan laporannya ke dalam ROF, kemudian menitipkan
ROF pada front office yang selanjutnya akan dicek oleh night audit.
2. Keesokan harinya, semua ROF diserahkan ke income audit yang akan
melakukan pengecekan ulang, kemudian menyerahkan hasil penjualan
yang berupa tunai, seperti uang, slip kartu kredit, bank note, traveler
cheque pada general cashier.
3. General cashier akan mengecek kembali sesuai dengan laporan dari
masing-masing outlet, kemudian mencatat dalam buku kas, mengarsipkan
laporan masing-masing outlet sebagai bukti penerimaan kas dan
menyimpan atau menyetorkan uang ke bank.
5.1.3. Laporan Penjualan Harian Hotel
Laporan ini di siapkan oleh Income auditor. Laporan ini dapat dikatakan
meyatukan dan merangkum semua penjualan hotel dan didasarkan pada laporan
penjualan yang disiapkan oleh bagian yang menangani penjualan.
Income auditor berfungsi mengaudit semua pendapatan hotel agar sesuai dengan
kebijakan manajemen. Setelah proses audit semua penjualan hotel untuk harian
dan tanggal tertentu selesai, laporan penjualan harian disiapkan oleh income
auditor. Dalam laporan ini di cantumkan penjualan untuk
1. Penjualan jasa kamar. Penjualan jasa kamar dilaporkan pada laporan
penjualan harian setelah semua dokumen pendukung lengkap dan diisi
dengan benar. Lengkap berarti bahwa dokumen pendukung yang
diperlukan sudah ada. Sebagai ilustrasi untuk penjualan jasa kamar ,
dokumen yang harus ada adalah room count sheet, rekapitulasi penjualan
kamar, house keeper’s report dan D card Report. Benar berate bahwa data
yang dicantumkan pada room count sheet tidak bertentangan dengan
house keeper’s report, dan jumlah penjualan jasa kamar pada rekapitulasi
penjualan kamar sama dengan jumlah penjualan kamar pada D card
report.
2. Penjualan makanan dan minuman. Pada laporan harian penjualan hotel,
dicantumkan penjualan makanan dan minuman untuk seluruh waktu tugas
(shift) . Artinya penjualan makanan di coffee shop dilaporkan untuk
seluruh shift pada laporan harian penjualan hotel. Pada sisi dokumen
pendukung, laporan penjualan makanan untuk coffee shop dibuat
untuksetiap shift. Laporan penjualan makanan dan minuman dianggap
benar apabila jumlah penjualan yang dilaporkan oleh restoran sama
dengan yang dilaporkan oleh night audit pada D card report. Laporan yang
disampaikan lengkap apabila disertai dokumen pendukung, seperti nomor
voucher / check telah berurutan dan dokumen order makanan yang
diperlukan.
3. Penjualan dari departemen lain. (minor operated departments ). Penjualan
jasa dan produk hotel yang digolongkan sebagai penjualan lain lain dan
biasa di kategorikan sebagai penjualan minor antara lain cucian, telepon,
spa, taksi, dan sebagainya. Penjualan jasa jasa ini dilaporkan ke income
auditor melalui kasir kantor depan dan diteliti sebelumnya oleh night
auditor. Kebenaran dan keakuratan laporan penjualan ini harus diteliti lagi
oleh income auditor . Kebenaran di teliti lewat bukti transaksi pendukung
penjualan minor ini seperti voucher yang berurutan dan laporan disiapkan
oleh department minor yang disahkan oleh penyelia. Keakuratan laporan
penjualan minor ini diyakinkan dengan kesamaan antara jumlah yang
tercantum dengan jumlah yang dibebankan ke rekening tamu dan laporan
tunai night auditor dan kasir kantor depan untuk penjualan tunai.

Pada laporan ini dapat dikaji bahwa manajemen memerlukan informasi


penjualan antara yang dicapai periode (bulan) ini dibandingkan dengan bulan
lalu dan bulan yang sama tahun lalu. Data penjualan yang disajikan dalam
laporan penjualan harian ini akan memberikan gambaran runut waktu
pergerakan penjualan hotel. Dengan peyajian data penjualan haria secara runut
waktu, analisis dapat dilaksanakan di masa yang akan datang.
5.2. MENDESAIN DAN MEMBUAT POLA JURNAL KHUSUS
PENERIMAAN KAS PADA HOTEL SEBAGAI LAPORAN YANG
DIHASILKAN
5.2.1. Penerimaan Kas Dari Penjualan Jasa Hotel
Kas yang diterima dari penjualan jasa bersumber dari penjualan kamar,
makanan, minuman, dan jasa terkait lainnya. Penjualan kamar, makanan dan
minuman merupakan penjualan utama hotel (major revenue). Adapun
penjualan seperti komunikasi, kolam renang, laundry, dry cleaning, dan
penjualan jasa terkait lainnya merupakan penjualan tambahan (minor
revenue).
Penerimaan kas dari jasa hotel terjadi dan berlangsung di kantor depan
(front office) dan di outlet hotel. Penerimaan kas di kantor depan (front office)
dicatat dan dilaporkan oleh kasir kantor depan dan penerimaan kas di outlet
dicatat dan dilaporkan oleh kasir outlet yang bersangkutan.
1. Penerimaan Kas oleh Kasir Kantor Depan (Front Office)
Kas yang diterima oleh kantor depan (front office) bersumber dari:
1. Tamu yang meninggalkan hotel (check out)
2. Pembayaran di muka untuk pemesanan kamar (advance reservation
deposit)
3. Pembayaran di muka untuk pesta perjamuan/andrawina (banquet)
Semua kas yang diterima oleh kasir kantor depan (front office) dengan
sumber-sumber kas diatas dicatat pada laporan penerimaan kas yang
dikerjakan harian dan untuk setiap waktu tugas. Dasar pengisian laporan
kas ini adalah rekening tamu dan kuitansi penerimaan kas. Untuk tujuan
pengendalian kas, semua rekening tamu dan kuitansi diberi nomor urut.
2. Penerimaan Kas dari Kasir Outlet
Penjualan makanan dan minuman terjadi di outlet makanan dan minuman
(food and beverage outlet) seperti di restoran, coffee shop, layanan kamar
(room service), speciality restaurant, dan bar. Penjualan yang terdiri dari
penjualan tunai dan tidak tunai/kredit (charges). Semua penjualan yang terjadi
di outlet dilaporkan harian untuk setiap waktu tugas, disertai dengan semua
dokumen pendukung. Sementara itu, uang kas yang diterima disetorkan pula
setiap akhir tugas. Uang kas yang disetorkan ke manajemen hotel melalui
kasir umum (general chasier) dimasukkan ke dalam amplop yang khusus
untuk itu. Uang kas yang dimasukkan ke dalam amplop dilaporkan secara
rinci sesuai dengan jumlah uang kas yang diterima. Bila uang kas yang
diterima terdiri dari atas Rupiah dan mata uang asing maka dalam amplop
harus dilaporkan jumlah setiap mata uang yang diterima. Demikian pula,
apabila ada uang asing yang diterima dalam traveller’s cheque maka
traveller’s cheque ini harus dilaporkan di amplop setoran kas.

5.2.2. Jurnal Penerimaan Kas


Jurnal penerimaan kas merupakan salah satu jenis jurnal khusus. Jurnal ini
digunakan khusus untuk membukukan semua penerimaan kas hotel. Sumber-
sumber penerimaan kas hotel terdiri dari penjualan tunai untuk jasa-jasa yang
ditawarkan (kamar, makanan, minuman, cucian, dan komunikasi), pengutipan
piutang atau pembayaran rekening city ledger, dan penerimaan tunai dari
pendapatan lain-lain. Hal penting yang harus dilakukan dalam membukukan
transaksi pada jurnal khusus adalah bahwa jumlah transaksi debet sama dengan
kredit. Kondisi ini merupakan syarat ketepatan transaksi. Dari informasi pada
jurnal ini, manajemen dapat menganalisis perbandingan antara penerimaan kas
dari penjualan tunai dengan pengutipan piutang. Selain itu, manajemen dapat pula
menganalisis hasil penjualan tunai antara penjualan kamar, makanan, dan
minuman. Jurnal merupakan salah satu metode dalam mengendalikan operasional
pada bidang tertentu, dalam konteks ini penerimaan kas. Pengendalian yang harus
dilakukan oleh manajemen atas penerimaan kas melalui jurnal adalah bahwa
semua kas yang diterima harus disetor ke rekening bank hotel sesuai dengan
ketentuan atau standard operating procedures (SOP) hotel.
Pada jurnal penerimaan kas dibukukan penerimaan kas secara kronologis.
Artinya, sesuai dengan urutan penerimaan kas. Pada jurnal ini dapat dikaji bahwa
transaksi debet untuk kas atau rekening bank hotel, sedangkan transaksi kredit
untuk piutang tamu atau city ledger.
Sumber dan dokumen pendukung untuk membukukan penerimaan kas
adalah laporan kas dari Food and Beverage Outlet chasier (kasir bar, restoran,
room service, dan sebagainya) dan dari kas kantor depan (front office chasier).
Masing-masing laporan kas dari kasir harus dilengkapi pula dengan dokumen
pendukung yang andal. Untuk laporan kas kasir kantor depan, dokumen
pendukung yang andal adalah rekening tamu yang check out dan atau kuitansi
untuk tamu yang membayar uang muka. Untuk laporan kas kasir restoran,
dokumen pendukung yang andal adalah rekening restoran.

Contoh desain pola dan isi dari jurnal penerimaan kas adalah sebagai
berikut :
Bulan : Maret
Tahun : 2007

Penjualan Rekening Piutang/city Paid - Selisih Kas Setoran


Tanggal
tunai (kr) tamu (kr) ledger (kr) out kas bersih bank
1-3-07 1331000 2430800 - 50000 (1000) 3710800 3710800

Bagian yang ikut terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari pelunasan
piutang adalah sebagai berikut:
1.   Bagian Piutang
a. Membuat daftar piutang yang ditagih sebanyak tiga lembar, lembar
pertama diserahkan ke bagian penagihan sebagai dasar untuk melakukan
penagihan, lembar kedua diserahkan ke bagian kasa sebagai dasar untuk
membuat bukti setor, lembar ketiga diarsipkan secara permanen urut
nomor.
b. Menerima surat pemberitahuan dan daftar suratpemberitahuan lembar
kedua dari bagian penagihan untuk dicatat dalam kartu piutang dan
diarsipkan secara permanen urut nomor.
2.   Bagian Penagihan
a. Melakukan penagihan kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang
ditagih lembar pertama yang diterima bagian piutang.

b. Menerima cek dan surat pemberitahuan dari debitur.

c. Membuat daftar surat pemberitahuan berdasarkan cek dan surat


pemberitahuan sebagai bukti telah dilakukan penagihan kepada debitur.
Daftar surat pemberitahuan dibuat sebanyak dua lembar, lembar pertama
diserahkan ke bagian kasa bersama cek, lembar kedua diserahkan ke
bagian piutang bersama surat pemberitahuan.

d. Mengarsipkan daftar piutang yang tertagih lembar pertama secara


permanen sesuai dengan nomor urut.

3.   Bagian Kasa
Bagian Kasa berada dibawah Bagian keuangan.Dalam transaksi penjualan
tunai, Bagian Kasa berfungsi sebagai penerima pembayaran dari pembeli untuk
harga barang sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan tunai.
a. Menerima daftar piutang yang ditagih lembar kedua dari bagian piutang.

b. Menerima daftar surat pemberitahuan lembar pertama dan cek dari bagian


penagihan.

c. Membandingkan antara daftar piutang yang ditagih lembar kedua dengan


daftar surat pemberitahuan lembar pertama.

d. Membuat bukti setor bank dan menyerahkannya ke bagian jurnal bersama


dengan surat pemberitahuan lembar pertama dan daftar piutang yang
ditagih lembar kedua.

e. Menyetorkan cek ke bank.

4.   Bagian Jurnal
a. Menerima setor bukti bank, daftar suratpemberitahuan lembar pertama dan
daftar piutang yang ditagih lembar kedua dari bagian kasa untuk dicatat
dalam jurnal penerimaan kas.

b. Mengarsipkan dokumen-dokumen yang diterima dari bagian kas dan


diarsipkan secara permanen sesuai dengan nomor urut.

Suatu hotel dalam operasionalnya memerlukan dana yang tidak sedikit,


dimana dana tersebut akan digunakan untuk membiayai semua pengeluaran yang
disediakan sebagai fasilitas tamu setelah menginap, dan dana tersebut baru bisa
diperoleh kembali oleh perusahaan setelah tamu yang menginap atau
menggunakan fasilitas hotel sudah melakukan pembayaran. Hampir sebagian
besar tamu yang menggunakan agen akan menunda pembayaran sampai mereka
selesai menggunakan fasilitas yang ada kecuali tamu yang datang secara individu
biasanya memberikan pembayaran dimuka sebagai uang muka.

DAFTAR PUSTAKA
Widanaputra, AA. GP, dkk. 2018. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem
Informasi Berbasis USALI. Bali: FEB Udayana
Wiyasha, IBM .2010. Akuntansi Perhotelan- Penerapan Uniform System of
Accounts Lodging Industry. Yogyakarta: ANDI.
Awin. 2011. Akuntansi Hotel. Diakses pada 18 Pebruari 2018.
http://meweks.blogspot.com/2011/12/akuntansi-hotel.html

Anda mungkin juga menyukai